Professional Documents
Culture Documents
Kharisma Putri Sulistiani, Tanti Azizah Sujono dan Ari fah Sri Wahyuni
Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Surakarta
Jl. A. Yani Tromol Pos I, Pabelan, Kartasura
ABSTRACT
This study used an experimental research design, using 10 male rats weighing 200-300 g,
aged 2-3 months who were divided into 2 groups: control and treatment. Each group
contains 5 rats that weight more than 200 g. Glibenclamide control group rats given a
dose of 5 mg / kg orally, while for the treatment group was given glibenclamide at a dose
of 5 mg / kg concomitant with black rice bran extract 200mg / kg orally. At 0; 0.5; 1; 1.5;
2; 2.5; 3; 4; 6; 8; 10; and 12 hours, blood drawn each rat of 0.5 mL through lateral tail
veins of rats. Pharmacokinetic parameters for each group were tested using independent
sample t test with a value of 95%. Results of this study showed that the pharmacokinetic
profile glibenclamide did not change with the concurrent use between glibenclamide with
black rice bran extract (P>0,05). The primary pharmacokinetic parameters of concurrent
use between glibenclamide with black rice bran extracts show the result, the value Ka =
0,630 ± 0,207 hours, Vd = 0,134 ± 0,097 L / kg and CLt = 0,052 ± 0,035 L / h.
625
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
tentang interaksi antara obat sintetik dan dinetralkan dengan antioksidan alami (Na m et
herbal. Obat herbal yang sering digunakan al., 2004). Pigmen antosianin merupakan
oleh masyarakat untuk antidiabetes ialah kandungan dalam ekstrak bekatul beras hitam
bekatul beras hitam. yang mendukung adanya sifat antioksidan yang
sinergis, sifat antioksidan yang terdapat pada
Ekstrak bekatul beras hitam
ekstrak bekatul beras hitam dapat menurunkan
memiliki kandungan antosianin yang kerusa kan oksidatif dalam tubuh dan
merupakan senyawa flavonoid, terdapat mengurangi kadar gula darah dengan
pada lapisan aleuron gabah (Wahyuni melindungi se l β pankreas (Kaneda et al.,
&Munawaroh, 2014), asam amino (Ryan, 2006). Setiawan (2010) menyatakan bahwa
2011), polifenol, gamma oryzanol, Mn kandungan pigmen antosianin dapat
(Nursalim & Razali, 2007), serta Fe menurunkan kadar gula darah. Penelitian lain
(Kaneda et al., 2006). Menurut (Ibrahium & yang dilakukan (Utaminingsih, 2015) juga
Hegazy, 2009), asam amino dapat mengatakan bahwa ekstrak bekatul beras hitam
meningkatkan bioavailabilitas besi yang dapat menurunkan kadar glukosa darah dengan
memungkinkan terjadinya efek cara meningkatkan kadar insulin dalam darah.
Ekstrak bekatul beras hitam memiliki
penghambatan asam tanat pada motilitas
kandungan flavonoid seperti antosianin (Goufo
usus, efek tersebut dapat menyebabkan & Trindade, 2014), polifenol, gamma oryzanol,
peningkatkan penyerapan glibenklamid. Mn (Nursalim & Razali, 2007), serta Fe
Telah dilakukan percobaan oleh (Kaneda et al., 2006). Diharapkan flavonoid
(Wahyuni & Munawaroh, 2014) dan yang terdapat dalam bekatul beras hitam dapat
didapatkan hasil bahwa ekstrak etanol meningkatkan kadar glibenklamid. Karena
bekatul beras hitam pada hari kesepuluh flavonoid yang bers ifat asam lemah akan
dapat menurunkan Gula Darah Puasa berkompetisi dan menggeser glibenklamid dari
(GDP) dengan rincian sebagai berikut, pada ikatan protein albumin sehingga akan terjadi
dosis 50 mg/kgBB penurunan GDP sebesar peningkatan kadar obat bebas dalam darah (Al-
178,75 ± 43,67 mg/dL, pada dosis 100 ajmi, 2011).
mg/kgBB penurunan sebesar 174,25 ±
Hipotesis
44,26 mg/dL dan pada dosis 200 mg/kgBB Pemberian ekstrak bekatul beras hitam
GDP turun sebanyak 156,75 ± 44,81 bersamaan dengan glibenklamid mempengaruhi
mg/dL. Penelitian lain yang dilakukan oleh beberapa para meter farmakokinetika
(Utaminingsih, 2015) juga menyatakan glibenklamid.
bahwa ekstrak bekatul beras hitam dapat
menurunkan kadar glukosa darah dengan 2. METODE PENELITIAN
meningkatkan kadar insulin darah. Jenis Penelitian
Berdasar pada uraian di atas, 1. Definisi Operasional Penelitian
penelitian ini penting dilakukan untuk Penelitian ini menggunakan desain
memberi informasi tentang pengaruh penelitian eksperimental, dengan menggunakan
penggunaan obat kimia (Glibenklamid) jika metode RAL (Rancangan Acak Lengkap) yang,
digunakan bersamaan dengan obat herbal melibatkan perlakuan dan kontrol. Kontrol
(bekatul beras hitam), dengan melihat dilakukan dengan mengukur kadar
perubahan profil farmakokinetik dari glibenklamid dalam dara h tikus, sedangkan
perlakuan dilakukan dengan mengukur kadar
glibenklamid. glibenklamid yang diberikan bersama dengan
bekatul beras hitam. Perubahan profil
Landasan Te ori
farmakokinetik glibenklamid dapat ditetapkan
Reactive Oxidative Species(ROS)
dengan membandingkan has il pengukuran
adalah oksidan berbahaya yang dapat
kadar glibenklamid pada kelompok kontrol.
menimbulkan bermacam penyakit, namun dapat
626
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
627
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
pemberian ekstrak bekatul beras hitam secara kembali dengan syarat keberterimaan 85-115%
bersamaan. (FDA, 2001).
4. Preparasi Sampel c. Limited of detection (LOD)
Preparasi sampel diawali dengan Range konsentras i yang dibuat ialah
mengambil darah tikus sebanyak 0,5 mL, 0,05 sampai 0,02µg/ml, dicari kadar terkecil
ditampung dalam tabung ependorf lalu glibenklamid dalam darah yang mas ih dapat
didiamkan se lama 20 menit. Kemudian terdeteksi oleh spektrofotometri UV.
disentrifus selama 30 menit dengan kecepatan
6000 rpm. Serum yang didapat dapat disimpan Analisis Data
dalam freezer untuk dianalisis. Sampel dibuat Analisis data untuk menentukan
dengan menca mpurkan 250 µL serum dengan parameter presisi, akuras i dan LOD
kloroform (Eapen, Prasanth, & Rai, 2012) ke menggunakan persen RSD dan nilai perolehan
dalam labu takar 5 mL, larutan yang dihasilkan kembali. Syarat keberterimaan untuk parameter
kemudian diekstraksi 1 menit. Bagian bening presisi ialah persen RSD ≤ 15 %, sedangkan
dari hasil ekstraksi yang merupakan fase untuk parameter akuras i 85-115%.
kloroform diambil sebanyak 3 mL kemudian Kadar glibenklamid dalam darah yang
ditambahkan kloroform sa mpai 5 mL, sa mpel didapat kemudian dibandingkan, hasil yang
siap untuk pembacaan absorbansi. terukur pada kelompok kontrol dan kadar
5. Penetapan Parameter Validasi kombinas i glibenklamid bersama BBH pada
a. Presisi kelompok perlakuan. Metode res idual
Pada parameter presisi dibuat 3 seri digunakan untuk analisis nilai dari tiap
kadar yakni 1 µg/ml, 10 µg/ml dan 20 µg/ml parameter farmakokinetik. Perhitungan
dengan lima kali replikas i pada setiap kadar, parameter farmakokinetik yang dihas ilkan tiap
dilanjutkan dengan analisis menggunakan kelompok diuji menggunakan independent
spektrofotometri UV pada 242nm. Kadar sample T test dengan nilai kepercayaa n 95%.
yang didapat kemudian dihitung nila i Relative
Standard Deviation (RSD) dengan syarat 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
keberterimaan RSD ≤ 15% (FDA, 2001). Parameter Validasi
b. Akuras i Validas i merupakan metode yang
Pada parameter akuras i dibuat 3 seri digunakan untuk menilai apakah parameter
kadar yakni 1 µg/ml, 10 µg/ml dan 20 µg/ml. yang digunakan memenuhi syarat untuk
Larutan stok glibenklamid 0,1 mg/ml diambil digunakan, berdasarkan has il laboratorium
sesuai dengan seri konsentras i yang diinginkan, (Harmita, 2004). Parameter validas i yang
lalu ditambahkan serum 250 µL dan kloroform digunakan ialah pres isi, akuras i dan LOD
pada labu takar 5 mL, ekstraksi se lama 1 menit (Limited of Detection).
sampai menghasilkan dua lapisa n lalu 1. Presisi
didiamkan. Pada bagian bawah terdapat larutan Presisi merupakan parameter yang
bening yang merupakan fase kloroform, dapat menunjukkan hasil kedekatan antara
diambil 3mL dan ditambahkan kloroform lagi analisis satu dengan yang lainnya, melalui
sampai 5mL, replikas i dilakukan se banyak 5 beberapa pengulangan. Parameter presisi
kali. Analisis dilakukan dengan digunakan agar dapat mengetahui kesalahan
spektrofotometri UV pada 242nm. Kadar acak pada metode yang dipakai baik yang
yang didapat kemudian dihitung nilai perolehan diakibatkan oleh personal maupun instrumen
(Harmita, 2004).
628
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
0,95
0,68
0,74
9,84
10,42
10 9,16 9,89±0,63 6,37 %
8,79
10,63
20,21
19,68
20 19,53 19,52±0,48 2,46 %
19,21
18,95
Syarat keberterimaan dari parameter has il analit dengan kadar analit yang
presisi ialah RSD ≤ 15% (FDA, 2001). Nilai sebenarnya, sehingga dapat diketahui kesalahan
RSD yang didapat dari kadar 1 µg/mL, 10 sistematik yang terjadi. Hasil yang didapat dari
µg/mL dan 20 µg/mL ialah 17,65% , 6,37% dan parameter akurasi ialah persen recovery
2,46%. Dilihat dari has il (table 1) dapat ditarik (Harmita, 2004).
kesimpulan bahwa pada kadar 1 µg/mL terjadi Langkah pertama untuk mendapatkan
kesalahan acak pada saat preparasi sa mpel yang data akuras i ialah dengan membuat larutan
dapat disebabkan oleh personal ataupun dengan 3 level konsentras i (1 µg/mL, 10
instrument. Sedangkan untuk kadar 10 µg/mL µg/mL, dan 20 µg/mL) yang mas ing-mas ing
dan 20 µg/mL has il yang didapatkan telah konsentrasi tersebut direplikas i se banyak 5 kali.
memenuhi syarat keberterimaan yakni nilai Untuk parameter akuras i syarat keberterimaan
RSD ≤ 15% (FDA, 2001). ialah persen recovery sebesar 85–115% (FDA,
2. Akuras i 2001).
Akuras i merupakan para meter yang
digunakan untuk mengetahui derajat kedekatan
Tabel 2. Harga perolehan kembali dan kesalahan acak pada penetapan kadar
glibenklamid dalam darah (Replikasi 5 kali)
Kadar yang Kadar Terukur %Recove Rata-rata ±
RSD
ditambahkan(µg/mL) (mg/mL) ry SD
1,05 105 %
17,71
1 0,84 84 % 85,2±15,09
%
0,95 95 %
0,68 68 %
0,74 74 %
9,84 98,4 %
10 10,42 104,2 % 98,94±6,29 6,36 %
9,16 91,6 %
9,42 94,2 %
10,63 106, 3 %
20,21 101,05 %
20 97,58±2,40 2,46 %
19,68 98,42 %
629
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
19,53 97,63 %
19,21 96,05 %
18,95 94,75 %
Berdasarkan hasil (tabel 2) didapat rata kadar 0,03 µg/mL didapat hasil 0,021. Kadar
– rata % recovery sebesar 85,20% pada kadar 1 0,04µg/mL hasil absorbansi 0,027. Dan pada
µg/mL, 98,94% pada kadar 10 µg/mL dan kadar 0,05 µg/mL didapatkan hasil absorbansi
97,58% pada kadar 20 µg/mL. Dari data yang sebesar 0,029. Kesimpulan yang dapat diambil
disebutkan diatas dapat ditarik kes impulan ialah nilai LOD untuk glibenklamid dalam
bahwa hasil dapat diterima karena sudah sesuai darah ialah kadar 0,03 µg/mL.
dengan syarat keberterimaan dari parameter Penetapan Kurva Baku
akuras i yaitu nilai % recovery 85–115% (FDA, Tujuan pembuata n kurva baku ialah
2001). untuk mengeta hui hubungan antara absorbansi
3. LOD (Limit of Detections) dan konsentras i. Sebelumnya disiapkan larutan
LOD ialah kadar terkec il suatu analit standar glibenklamid dengan konsentrasi 0,1
dalam sampel yang mas ih memberikan respon mg/mL. Range konse ntrasi larutan baku yang
signifikan dan mas ih dapat terdeteksi (Harmita, digunakan antara 0,9- 22,78 µg/mL. Varias i
2004). Langkah yang dilakukan untuk konsentrasi larutan standar glibenklamid dan
mendapatkan data LOD ialah dengan hasil absorbansinya dapat dilihat pada tabel 3.
melakukan uji sensistivitas dengan Setelah nilai konsentrasi dimasukkan sebagai X
spektrofotometer, pada range kadar 0,02 dan nilai absorbansi dimasukkan se bagai Y
µg/mL-0,05 µg/mL. Pada kadar 0,02 µg/mL dalam persamaan regresi linier diperoleh hasil
didapatkan hasil absorbansi sebesar -0,017, berupa persamaan berikut y = 0,045x – 0,019
sehingga dianggap tidak terdeteksi. Untuk dengan nilai r = 0,997
630
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
631
ISSN 2407-9189 The 3rd Universty Research Colloquium 2016
5. DAFTAR PUSTAKA
Kaneda, I., Kubo, F., & Sakurai, H. (2006).
DepkesRI. (2005). Pharmaceutical Care Untuk Antioxidative Compounds in the Extracts
Penyakit Diabetes Mellitus. jakarta: of Black Rice Brans. Journal of Health
Departemen Kesehatan RI. science,52(5) 495-511 (2006)), 52(5),
495–511.
Eapen, C., Prasanth, V. G., & Rai, A. (2012). Nursalim, y, & Razali, Z. (2007). Bek atul
Development of UV Spectrometric Makanan yang Menyehatkan. Jakarta:
Method of Glibenclamide (Glyburide) in Argo Media PustakA.
Bulk and Pharmaceutica l Formulations,
4(1), 356–360. Rashid, A., Ahmad, M., Minhas, M. U.,
Hassan, I. J., & Malik, M. Z. (2014).
Food and Drug Administration (FDA), 2001, Pharmacokinetic Studies of Metformin
Guidance for Industry Bioanalitica l and Glibenclamide in Normal Human
Method Validation, Center for Drug Volunteers, 27, 153– 159.
Evalution and Research, 4-6.
Theresia, R. (2012). Potensi Ekstrak Etanol
Gohil, K., & Pate l, J. (2007). Herb-drug Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L.)
interactions: A review and study based on Griff) pada Tikus Sprague- Dawley
assessment of clinica l case reports in Diabetes yang Diinduksi Aloksan. Institut
literature. Indian Journal of Pertanian Bogor.
Pharmacology, 39(3), 129–139. Utaminingsih, E. (2015). Pengaruh Pemberian
doi:10.4103/0253-7613.33432 Ekstrak Bekatul Beras Hitam (Black Rice
Bran) Terhadap Kadar Insulin Darah
Harmita, 2004,Petunjuk Pelaksanaan Validasi Pada Tikus Hiperglikemik. Univers itas
Metode dan Cara Penggunaanya, I (3), Muhammadiyah Surakarta, Surakarta.
117–135.
Ibrahium, M. I., & He gazy, A. I. (2009). Iron Wahyuni, A. S., & Munawaroh, R. (2014).
Bioavailability of Wheat Biscuit Peningkatan Nilai Ekonomi Bekatul Beras
Supplemented by Fenugreek Seed Flour. Hitam Sebagai Obat Antidiabetes: Kajian
World Journal of Agricultural Sciences, Farmak ologi dan Fitokimia. Surakarta.
5(6), 769–776.
632