Professional Documents
Culture Documents
SIM-Electronic Monitoring Case
SIM-Electronic Monitoring Case
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER MANAJEMEN
Nama mahasiswa :Ida Bagus Gede Roma Harsana Putra Nomor mahasiswa : 175002666
Nama mahasiswa :Lorentius Danang Aji Prasetya Nomor mahasiswa : 175002736
Dosen : Samiaji Sarosa, S.E., M.Sc., Ph.D. Kode Mata Kuliah : MAN 710
Sebelum tugas anda serahkan, silakan periksa sekali lagi apakah beberapa ketentuan berikut
ini sudah anda penuhi dengan cara memberi tanda centang (√) pada masing-masing kotak
yang tersedia.
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tugas yang saya serahkan semuanya merupakan hasil
karya sendiri kecuali beberapa bagian yang saya sebutkan sebagai hasil karya orang lain.
DAFTAR ISI 1
LAPORAN REKOMENDASI 2
PENDAHULUAN 2
Landasan Teori 2
LATAR BELAKANG 6
PERMASALAHAN 7
REKOMENDASI 14
DAFTAR PUSTAKA 16
1
LAPORAN REKOMENDASI
I. PENDAHULUAN
Sebagai pendahuluan untuk meninjau apakah Electronic Monitoring layak untuk
diterapkan dalam perusahan software Bapak/Ibu, berikut kami jelaskan beberapa teori
mengenai Electronic Monitoring, kemudian penjelasan mengenai apa itu Electronic
Monitoring, dan apa dampaknya terhadap lingkungan kerja sebuah perusahaan software.
a. Landasan Teori
2
fungsional, sistem upah terpotong diferensial, prinsip pengecualian, kartu instruksi,
pembelian dengan spesifikasi, standardisasi pekerjaan, peralatan serta tenaga kerja.
Konsep teori X dan Y dikemukakan oleh Douglas McGregor dalam buku The Human
Side Enterprise di mana para manajer / pemimpin organisasi perusahaan memiliki dua jenis
pandangan terhadap para karyawan yaitu teori x atau teori y.
Teori X
Teori ini menyatakan bahwa pada dasarnya manusia adalah makhluk pemalas yang
tidak suka bekerja serta senang menghindar dari pekerjaan dan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Pekerja memiliki ambisi yang kecil untuk mencapai tujuan perusahaan
namun menginginkan balas jasa serta jaminan hidup yang tinggi. Dalam bekerja para pekerja
harus terus diawasi, diancam serta diarahkan agar dapat bekerja sesuai dengan yang
diinginkan perusahaan.
Teori Y
Teori ini memiliki anggapan bahwa kerja adalah kodrat manusia seperti halnya
kegiatan sehari-hari lainnya. Pekerja tidak perlu terlalu diawasi dan diancam secara ketat
karena mereka memiliki pengendalian serta pengerahan diri untuk bekerja sesuai tujuan
perusahaan. Pekerja memiliki kemampuan kreativitas, imajinasi, kepandaian serta memahami
tanggung jawab dan prestasi atas pencapaian tujuan kerja. Pekerja juga tidak harus
mengerahkan segala potensi diri yang dimiliki dalam bekerja.
Penelitian Teori X dan Y menghasilkan teori gaya kepemimpinan Ohio State yang
membagi kepemimpinan berdasarkan skala pertimbangan dan penciptaan struktur.
3
b. Definisi Elektronik Monitoring
Monitoring adalah mekanisme yang sudah menyatu untuk memeriksa yang sudah
untuk memeriksa bahwa semua berjalan untuk direncanakan dan memberi kesempatan agar
penyesuaian dapat dilakukan secara metodologi. Elektronik adalah alat yang dibuat
berdasarkan prinsip elektronika; hal atau benda yang menggunakan alat-alat yang dibentuk
atau bekerja atas dasar elektronika.
4
software yang bersifat umum seperti aplikasi toko, supermarket, rental dan lain
sebagainya. Contoh software house besar yang kita kenal seperti Microsoft, Apple
Inc, Oracle Corporation dan lain-lain.
Sebuah software house biasanya terdiri atas beberapa tim, diantaranya yaitu:
● Bisnis Analis
○ Bisnis Analis bertugas untuk menganalisa software seperti apakah
yang dibutuhkan oleh pasar.
● Programmer
○ Programmer bertugas untuk membuat program, software atau aplikasi
yang dibutuhkan.
● Tester
○ Tester bertugas untuk menguji coba suatu software apakah berjalan
sesuai dengan yang diharapkan atau tidak
5
● Memberi Jasa Multimedia
○ Salah satu jasa atau service yang ditawarkan oleh software house di Indonesia
adalah membuatkan sesuatu yang berbau multimedia, seperti animasi.
● Memberi Jasa Desain Grafis
○ Jasa desain grafis juga salah satu yang umum ditawarkan oleh usaha software
house, karena banyak perusahaan yang membutuhkan jasa tersebut. Biasanya
jasa ini di sewa untuk membuat suatu perusahaan agar lebih dikenal, salah satu
caranya adalah dengan membuat logo perusahaan
6
2. Adanya kerentanan terhadap data penting perusahaan yang sangat penting dan bernilai
cukup mahal bagi sebuah perusahaan. Aktivitas seperti electronic monitoring dapat
juga dilatarbelakangi oleh kecurigaan perusahaan terhadap beberapa aktivitas
karyawan dalam menggunakan aset dan mengolah dokumen perusahaan. Hal ini juga
dapat dikaitkan dengan tingginya tingkat turnover karyawan, dalam beberapa kasus
justru yang sering terjadi adalah intensi turnover. Intensi turnover adalah
kecenderungan atau niat karyawan untuk berhenti bekerja dari pekerjaannya secara
sukarela menurut pilihannya sendiri. Namun dalam beberapa kasus karyawan justru
berpindah ke perusahaan pesaing yang membayar mereka dengan upah/gaji lebih
tinggi. Di sini terletak logika berpikir tentang dimana letak kerentanan dari data
penting tersebut ketika seorang karyawan tidak sengaja atau dengan disengaja
membagikan atau membawa data penting tersebut. Meskipun kesimpulannya ini
adalah tindak pencurian namun diharapkan electronic monitoring dapat mencegah
kejadian seperti ini sebelum data tersebut sampai jatuh pada perusahaan pesaing.
III. PERMASALAHAN
Kemajuan teknologi saat ini mampu melacak dan memantau data menyebabkan
pemantauan lain yang disebut surveilans karyawan. Perusahan memutuskan untuk memantau
karyawan mereka untuk meningkatkan angkatan kerja mereka sehingga dalam beberapa
tahun terakhir pengawasan karyawan meningkat. Kami memiliki dua sisi dari cerita ini,
Pemilik perusahaan mencoba meningkatkan produktivitas mereka dan di sisi lain para
karyawan melihat ini sebagai pelanggaran terhadap privasi mereka. karena itu kami ingin
mengeksplorasi situasi saat ini dari sudut pandang perusahaan dan juga sudut pandang
karyawan.
a. Sudut Pandang Perusahaan
Menurut sebuah penelitian yang dilakukan oleh perusahaan Dataquest
dan IDC "sekitar 22,8 juta karyawan A.S. (40 persen dari tenaga kerja yang
berkemampuan internet) menghabiskan satu atau lebih jam di internet setiap
hari", ini kira-kira sama dengan $ 63 miliar per tahun. Ini adalah sejumlah
besar uang, jadi atasan berusaha memastikan bahwa karyawan benar-benar
bertugas dan melakukan apa yang harus mereka lakukan. Banyak perusahaan
7
memantau dan menyimpan e-mail, merekam entri textbox, mencatat seberapa
cepat dan seberapa relevan penekanan tombol, melacak panggilan telepon,
situs web yang dikunjungi, login dan logoff dan bahkan mengambil snapshot
layar karyawan pada waktu-waktu tertentu.
Beberapa perusahaan menggunakan kartu RFID atau sinyal ponsel
untuk melacak karyawan mereka saat makan siang, istirahat minum kopi, atau
karyawan yang bekerja di luar batas kantor sebagai hasil deskripsi pekerjaan
mereka
Perusahaan juga ingin melindungi data intelektual mereka. Berbagi
informasi keuangan penting, penelitian terbaru yang dilakukan, informasi dari
dalam, dokumen legal mungkin bernilai jutaan dolar dan pengusaha ingin
memantau kegiatan ini.
Hal lain yang perusahaan angkat adalah bahwa peralatan, mesin,
perangkat lunak dan akses ke jaringan disediakan oleh pengusaha sehingga
mereka berhak memantau penggunaan peralatan ini dengan benar untuk
melindungi perusahaan.
Perusahaan juga menyebutkan tentang melindungi pihak ketiga seperti
konsumen, pemangku kepentingan, pemasok, distributor, kreditor, dan
lain-lain. Perusahaan bertanggung jawab atas semua pihak yang disebutkan di
sini.
b. Sudut Pandang Karyawan
Karyawan di sisi lain beranggapan bahwa pemantauan elektronik
sebagai pelanggaran privasi mereka semakin melanggar hak konstitusional
mereka. Klaim karyawan yang dipantau secara elektronik bahwa mereka
bekerja di bawah tekanan. Mereka juga percaya bahwa pengawasan elektronik
secara serius mengurangi moral karyawan dan membahayakan hubungan
kepercayaan yang dibangun antara pengusaha dan karyawan. Miller (2000)
menggambarkan hal ini sebagai berikut:
"Ada hal penting lainnya dalam hidup selain efisiensi dan profitabilitas.
Secara khusus, ada hak untuk privasi. Keberadaan hak atas privasi, dan
hak terkait seperti kerahasiaan dan otonomi, cukup untuk melemahkan
8
pandangan ekstrem seperti pandangan bahwa karyawan harus diawasi
setiap menit sepanjang hari. "
IV. ANALISA
a. Memahami kodrat manusia
Dalam menentukkan apakah electronic monitoring layak untuk diterapkan,
kami mempertimbangkan kodrat manusia itu sendiri. Karyawan sebagai pribadi
manusia tentu memiliki banyak aspek yang bisa ditinjau. Berikut kami berikan
gambaran mengenai sisi-sisi kemanusiaan yang dapat menunjang produktivitas
seorang karyawan:
1. Bakat
Manusia mempunyai kemampuan. Kemampuan tersebut harus dihargai dan
dihormati sehingga apa yang dimilikinya akan berbuat yang terbaik bagi dirinya
sendiri dan sesama. Mari kita melihat manusia dari sisi positifnya. Pekerjaan yang
diberikan kepada karyawan harus sesuai dengan bakat atau minat dari pekerja itu
sendiri.
2. Berpikir
Berpikir adalah aktualisasi otak sebagai sumber penggerak yang tidak terbatas
dengan menggambarkan dan membayangkan sesuatu dalam pikiran. Setiap hari dalam
kehidupan kita akan berpikir, sudah tentu bila kita menghadapi suatu masalah, dalam
suatu pekerjaan pasti kita akan berpikir bagaimana solusi untuk memecahkan
persoalan tersebut.
3. Minat
9
Minat merupakan sebuah motivasi intrinsik sebagai kekuatan pembelajaran
yang menjadi daya penggerak seeorang dalam melakukan aktivitas dengan penuh
ketetapan dan cenderung menetap, dimana aktivitas tersebut merupakan proses
pengalaman belajar yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan mendatangkan
perasaan senang, suka, dan gembira.
4. Motivasi
Motivasi adalah suatu perubahan energi dalam diri (pribadi) seseorang yang
ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk mencapai tujuan.
5. Sikap
Sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan
perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.
10
kemajuan. Panggilan merupakan sumber kebahagiaan dan pemenuhan hidup yang
didapatkan saat melakukan pekerjaan yang berdampak secara sosial. Ketika seorang
karyawan telah berhasil mencapai titik panggilan maka tidak perlu lagi ada
pengawasan elektronik. Karyawan akan dengan sukacita melakukan yang terbaik dari
dirinya untuk perusahaan karena pekerjaan itu sendiri merupakan sumber kebahagiaan
bagi karyawan tersebut.
Menurut Lazlo Bock (dalam The Work Rules, 2015:53) “My personal and
profesional experience is that if you give people freedom, they will surprise, delight,
and amaze you.” Berdasarkan pengalaman sekian tahun di Google Lazlo Bock
menyimpulkan bahwa memberikan kebebasan kepada karyawan akan memberikan
kejutan dan kekaguman sendiri bagi pihak pemberi kerja. Karyawan dalam posisi
pengontrolan yang ketat akan menyelesaikan pekerjaan seperti spesifikasi yang
diminta. Namun karyawan yang diberikan kebebasan dan bekerja sesuai dengan
hasrat dan panggilannya akan menghasilkan nilai yang jauh di atas spesifikasi dan
seringkali memberikan banyak kreativitas yang tidak terduga.
11
7. Lakukan evaluasi setiap hari, minggu, bulan dan tahunan.
8. Berikan reward and punishment kepada karyawan.
12
dilakukan pada sebuah proses bisnis untuk melakukan kontrol dan
peningkatan proses kerja.
Proses PDCA dimulai dengan melakukan identifikasi dari suatu
masalah dan membuat suatu perencanaan. Setelah perencanaan dilakukan,
rencana dilaksanakan. Pada tahap waktu tertentu dilakukan pengecekan
sebagai evaluasi apakah pelaksanaan ini tepat. Ketika masukan dari evaluasi
didapatkan, maka tahap selanjutnya adalah menerapakan solusi dan masukan
pada pelaksanaan. Proses ini berlaku sebagai suatu siklus. Ketika karyawan
diminta secara rutin misal sebulan sekali melakukan PDCA terhadap tugas
mereka masing-masing, maka sedikit kemungkinan ada pekerjaan yang tidak
dilakukan atau tertunda.
Dengan menggunakan PDCA karyawan akan terpacu untuk memiliki
pola pikir yang baru dan perencanaan yang kuat. Pengukuran target juga dapat
dimasukkan dalam proses PDCA ini. Setiap karyawan memiliki target yang
harus mereka capai. Pada PDCA ini mereka melakukan perencanaan
bagaimana mereka mencapai target tersebut. Jika target tidak tercapai dalam 1
bulan tentunya atasan akan mengetahuinya dan mendorong karyawan untuk
memikirkan solusi dan pemecahan masalah agar target tercapai pada bulan
kedua.
KPI
Pada setiap organisasi, perusahaan, atau industri tertentu, ukuran
kinerja harus diciptakan untuk mengukur kemajuan yang sudah dicapai.
Pengukuran kinerja bertujuan untuk meningkatkan kemajuan organisasi
kearah yang lebih baik. Identifikasi hasil (outcome) yang diinginkan dan
proses yang dilakukan untuk mencapainya, dapat menghasilkan pengukuran
kinerja yang bermanfaat bagi organisasi.
Key Performance Indicator (KPI) atau disebut juga sebagai Key
Success Indicator (KSI) adalah satu set ukuran kuantitatif yang digunakan
perusahaan atau industri untuk mengukur atau membandingkan kinerja dalam
hal memenuhi tujuan strategis dan operasional mereka. KPI bervariasi antar
13
perusahaan atau industri, tergantung pada prioritas atau kriteria kinerja
(www.investopedia.com).
V. REKOMENDASI
Kontrol secara elektronik akan memberikan kepatuhan karyawan terhadap
peraturan perusahaan tetapi juga sekaligus menurunkan kreatifitas seorang karyawan.
Karyawan yang patuh hanya akan mencapai standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
Karyawan yang terganggu oleh kontrol bisa jadi tidak mencapai standar namun justru
tidak bisa berpikir dengan jernih dan justru menurunkan produktivitas. Karyawan
pada sebuah software house berbeda dengan karyawan biasa. Sebuah software house
identik dengan desain perusahaan organik yang memungkinkan setiap karyawannya
untuk berkreasi dan berinovasi dalam menghadapi tantangan-tantangan pekerjaan.
Diberlakukannya pengawasan elektronik akan mematikan kreativitas karyawan,
membuat karyawan bersikap kaku,dan merasa tidak aman. Sehingga menurut
14
pertimbangan kami, penerapan pengawasan elektronik terhadap karyawan di
perusahaan Bapak/Ibu tidak perlu dilakukan.
Sebagai konsultan, kami sadar bahwa dengan adanya banyak distraksi di
sekitar lingkungan kerja karyawan akan membuat Bapak/Ibu sebagai dewan merasa
tidak aman akan produktivitas karyawan. Kami menyarankan Bapak/Ibu untuk
mengadakan suatu program bagi karyawan untuk mengenali minat dan motivasi setiap
dari mereka. Kemudian karyawan harus ditempatkan di posisi yang paling sesuai
dengan potensi mereka. Ketika karyawan mencintai pekerjaan mereka sendiri, mereka
akan bekerja semaksimal mungkin tanpa beban.
Selain itu, kami juga menyarankan Bapak/Ibu mengambil pengontrolan
alternatif berupa PDCA dan KPI. Alat-alat ini dapat mengontrol kinerja karyawan
secara lebih manusiawi dan efektif. Dengan memanusiakan manusia, maka
pendekatan ini akan berdampak lebih efektif dibandingkan pengawasan elektronik.
Dengan adanya pengontrolan alternatif ini, karyawan akan semakin mengenali potensi
dan hasrat diri untuk memunculkan ide kreatif yang lebih lagi bagi perusahaan
software Bapak/Ibu.
15
DAFTAR PUSTAKA
Bock, Lazlo (2015). Insights From Inside Google WORK RULES!. New York:Twelve
Books.
English, Shaun; Wagner, Brian; and Cook, Jack. (2001) "Electronic monitoring in the
workplace". Accessed from http://scholarworks.rit.edu/article/507.
Laudon, Kenneth C., Laudon, Jane P. (2016). Management Information Systems:
Managing the Digital Firm 14th Edition. New York:Pearson.
https://kbbi.web.id/elektronik
http://www.investopedia.com/
Black, Matt and Smith, Russell G.(2003). Electronic monitoring in the criminal
justice system. Accessed from http://www.aic.gov.au/publications/
16