You are on page 1of 10

Uji Beban Lateral Pada Tiang Spunpile

Pada Pembangunan PLTU II Tanjung Gundul

Ahmad Sadri 1), Abubakar Alwi 2), Eka Priadi 2)

Abstrak

Suatu perencanaan pondasi dikatakan benar apabila beban yang diteruskan oleh pondasi ke tanah tidak
melampaui kekuatan tanah yang bersangkutan. Dalam skripsi ini akan dibahas tentang analisa daya
dukung tiang spunpile dengan metode lateral loading test. Daya dukung yang akan dipelajari adalah
daya dukung lateral pondasi tiang pancang spunpile untuk kondisi tiang tunggal. Dalam penelitian ini
akan ditentukan defleksi lateral pondasi tiang pancang spunpile dengan analisis perhitungan
menggunakan metode broms. Kemudian mengetahui defleksi lateral pondasi tiang pancang spunpile
dari hasil analisis daya dukung tiang uji pembebanan statik (loading test). Dari hasil analisis kemudian
membandingkan daya dukung yang didapat terhadap hasil analisis daya dukung tiang uji pembebanan
statik (loading test). Lokasi tempat pengujian dalam hal ini akan dilaksanakan di PLTU II Tanjung
Gundul Kabupaten Bengkayang Kalimantan Barat, lokasi yang akan dilakukan pengujian yaitu Boiler,
Turbin, dan Chimney.

Penelitian ini juga dapat digolongkan sebagai penelitian studi literatur karena dalam pembahasannya
digunakan literatur-literatur yang berisikan teori-teori yang mendukung penelitian dan bahasan tentang
analisa daya dukung tiang spunpile dengan metode Broms dan metode lateral loading test yang
digunakan pada proyek PLTU II Tanjung Gundul Kalimantan Barat.

Pengujian ini dilakukan pada tiga lokasi di proyek pembangunan PLTU 2 x 27,5 MW yaitu Boiler,
Turbine, dan Chimney. Berdasarkan hasil analisis metode broms didapat defleksi ijin (yo) pada lokasi
Boiler sebesar 0,034 m, dan lokasi Turbine sebesar 0,034 m, nilai defleksi ijin ini didapat ketika
pembebanan 200 %, sedangkan untuk lokasi Chimney sudah mengalami keruntuhan sebesar 0,027 m
pada pembebanan 75% jadi pada lokasi Chimney dianggap tidak baik. Sedangkan menurut hasil
analisis lapangan loading test setelah pembebanan 200% didapat yo pada lokasi Boiler sebesar 0,014
m, lokasi Turbine sebesar 0,019 m, Perbandingan nilai defleksi ijin menggunakan metode Broms
dengan loading test terhadap defleksi dari static loading test menghasilkan perkiraan nilai defleksi
lateral yang lebih kecil dari kenyataan yang dapat dipikul oleh tiang. Untuk besar perpindahan tiang
terjadi pada setiap lokasi berdasarkan hasil analisis metode broms dan loading test, secara keseluruhan
perpindahan yang didapat masih dalam toleransi yang wajar terkecuali untuk lokasi Chimney yang
mengalami keruntuhan karna faktor sifat fisik tanah yang kurang mendukung.

Kata kunci: daya dukung lateral, spunpile, Metode Broms, Lateral Loading Test

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
1. PENDAHULUAN tiang spunpile. Daya dukung
Indonesia, khususnya Kalimantan pembebanan statik yang akan
Barat merupakan daerah yang sedang didiskusikan adalah daya dukung
berkembang di bidang ekonomi yang lateral aksial pondasi tiang pancang
ditandainya dengan pembangunan. untuk kondisi tiang tunggal. Tiang
Bangunan-bangunan sipil seperti pancang tersebut digunakan sebagai
rumah, hotel, pabrik, gedung pondasi pada proyek pembangunan
perkantoran dan lainnya harus PLTU 2 x 27,5 MW yang berlokasi di
mempunyai konstruksi yang kuat agar Tanjung Gundul, Kalimantan Barat.
dapat memberikan keamanan dan
kenyaman bagi penggunanya. Bagian 2. TINJAUAN PUSTAKA
paling bawah dari suatu konstruksi 2.1 Pondasi Tiang
dinamakan pondasi, fungsi pondasi ini Pondasi adalah suatu konstruksi bagian
adalah meneruskan beban konstruksi dasar bangunan yang berfungsi
ke lapisan tanah yang berada di bawah meneruskan beban dari struktur atas ke
pondasi. lapisan tanah di bawahnya. Secara umum,
Suatu perencanaan pondasi dikatakan pondasi tiang adalah elemen struktur yang
benar apabila beban yang diteruskan berfungsi meneruskan beban kepada tanah,
oleh pondasi ke tanah tidak baik beban dalam arah vertikal maupun
melampaui kekuatan tanah yang horizontal. Pondasi tiang memperoleh daya
bersangkutan. Apabila kekuatan tanah dukungnya dari gesekan antara selimut
dilampaui, maka penurunan, tiang dengan tanah dan dari tahanan
pergeseran, serta terangkat keatas ujungnya. Berdasarkan metode
yang berlebihan atau keruntuhan dari instalasinya, pondasi tiang dapat
tanah akan terjadi, hal tersebut akan diklasifikasi menjadi:
menyebabkan kerusakan konstruksi 1. Tiang Pancang
yang berada di atas pondasi tadi. Pondasi tiang pancang merupakan pondasi
Struktur bawah sebagai pondasi juga tiang yang dibuat terlebih dahulu sebelum
secara umum dapat dibagi dalam dua dimasukan ke dalam tanah hingga
jenis yaitu pondasi dangkal dan mencapai kedalaman tertentu dimana dapat
pondasi dalam. Pemilihan pondasi ini dicapai daya dukung yang lebih baik. Besar
tergantung kepada jenis struktur atas, kapasitas tahanan ujung dan tahanan
apakah termasuk konstruksi beban selimut akan bergantung dari:
ringan atau beban berat, dan juga jenis a. Kondisi pelapisan tanah dasar
tanahnya. pendukung tempat pondasi bertumpu
Dalam tugas akhir ini akan dibahas beserta parameter tiap lapisan
tentang analisis daya dukung lateral tanahnya masing-masing.

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
b. Bentuk geometri pondasi: bentuk, tanah pada saat pemancangan. Jenis
dimensi, dan elevasi hammer yang biasa digunakan diantaranya:
c. Beban Pondasi a. Drop Hammer
2. Tiang Bor b. Diesel Hammer
Tiang bor biasanya digunakan sebagai c. Vibratory Hammer
pondasi yang memikul beban struktur yang 2. Properti hammer, hammer cushion,
berat seperti bangunan yang sangat tinggi helmet dan pile cushion
dan jembatan dengan pertimbangan Dalam proses pemancangan, hammer cap
pelaksanaan: seperti rendah getaran, dipasang pada kepala tiang. Pile cushion
kebisingan dan fleksibilitas ukuran yang digunakan diantara tiang dan cap. Pile
cocok dengan kondisi pembebanan dan cushion ini mempunyai kegunaan untuk
kondisi lapisan tanah. Sebuah tiang bor mereduksi beban tumbukan dan
dikonstruksikan dengan cara membuat menyebarkannya. Sedangkan hammer
sebuah lubang bor dengan diameter cushion diletakkan di pile cap. Untuk lebih
tertentu hingga kedalaman yang jelas dapat dilihat pada gambar berikut:
diinginkan.
2.2 Klasifikasi Tiang Berdasarkan
Pergerakan Pada Tanah (Displacement)
Di dalam rekayasa pondasi juga dipelajari
mengenai beberapa klasifikasi pondasi
tiang. Berikut klasifikasi tiang berdasarkan
pergerakan pada tanah:
1. Tiang perpindahan besar (Large
displacement piles)
2. Tiang perpindahan kecil (Small
displacement piles)
3. Tiang tanpa perpindahan (Non
displacement piles)
2.3 Pemancangan Tiang
Pada pemancangan tiang hal-hal yang
sangat penting untuk diketahui adalah Gambar 2.1 Properti hammer,
sebagai berikut: hammer cushion, helmet dan pile
1. Jenis alat pemancangan yang cushion
dilakukan Sumber: Braja M. Das (2007)
Jenis hammer sangat menentukan energi
yang akan diterima oleh tiang dan juga 2.4 Rekaman Pemancangan

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Rekaman pemancangan (driving record) angin, tekanan tanah lateral, beban
sering digunakan sebagai bagian dari gelombang air, benturan kapal dan lain -
pengendalian mutu (quality control). lain. Perancangan pondasi tiang yang
2.5 Daya Dukung Lateral Pondasi menahan gaya lateral, harus
Tiang memperhatikan dua kriteria, yaitu :

a. Faktor aman terhadap


keruntuhan ultimit harus
memenuhi.

b. Defleksi yang terjadi akibat


beban yang bekerja harus masih
dalam batas – batas toleransi.

2.5.1 Menghitung perlawanan utama


untuk beban latera
(a) (b)

Gambar 2.2. Tiang ujung bebas pada Dalam kasus tanah liat terlalu keras dan
tanah granuler tiang pendek, (a) tiang kaku, modulus tanah umumnya
pendek, (b) tiang panjang ( Broms, 1964a). diasumsikan konstan dengan kedalaman.
Untuk kasus ini.

Kekakuan Faktor (dalam satuan panjang)

di mana

Modulus reaksi subgrade ditentukan dari


kN
Berlaku di piring (dalam m 2 atauton ft 2
k1 =
Perpindahan Horizontal dalam m atau ft

(a) (b) uji beban plat yang berbentuk bujur


sangkar dengan lebar 1 ft.
Gambar 2.3. Tiang ujung jepit dalam
tanah kohesif tiang panjang (a) tiang
pendek (b) tiang panjang ( Broms, 1964a)

Pondasi tiang sering harus dirancang


dengan memperhitungkan beban – beban
horizontal atau fertikal, seperti : beban

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Untuk sebagian besar lempung normal-kuat ƒ = Hu/(9Cud)
dan untuk tanah granular modulus tanah
diasumsikan meningkat secara linear
dengan kedalaman, faktor kekakuan untuk
modulus tanah yang tidak konstan (T)ini
dinyatakan oleh persamaan:

5 EI
Faktor kekakuan T = ( dalam satuan
nh

2.6 Metode Broms


Metode Broms (1964a) dapat digunakan
untuk menghitung defleksi lateral tiang
yang berada pada lapisan tanah homogen
dan murni berupa tanah kohesif (lempung
jenuh, φ = 0) atau granuler (pasir, c = 0).
a. Tiang Dalam Tanah Kohesif
Tahanan tanah ultimit tiang yang terletak
pada tanah kohesif atau lempung (φ=0)
bertambah dengan kedalamannya, yaitu Gambar 2.4. Mekanisme keruntuhan tiang
dari 2 Cu dipermukaan tanah sampai 8 – pendek dan tiang panjang pada tiang ujung
12Cu pada kedalamn kira – kira 3 kali bebas dalam tanah kohesif (Broms 1946).
diameter tiang.
Dengan mengambil momen terhadap titik
a.1. Tiang ujung bebas di mana momen pada tiang mencapai
Mekanisme keruntuhan tiang ujung bebas maksimum, dapat diperoleh.
untuk tiang panjang (tiang tidak kaku) dan Mmak = Hu (e + 3d/2 + ƒ) – ½ ƒ (9Cudƒ)
tiang pendek (tiang kaku). Untuk tiang
= Hu (e + 3d/2 + ƒ) – ½ ƒHu
panjang, tahanan tiang terhadap gaya
lateral akan ditentukan oleh momen = Hu (e + 3d/2 + ½ ƒ)
maksimum yang dapat ditahan tiangnya Momen maksimum dapat pula dinyatakan
sendiri (My), untuk tiang pendek, tahanan oleh persamaan :
tiang terhadap gaya lateral lebih ditentukan
oleh tahanan tanah disekitar tiang. Dalam b. Tiang dalam tanah granuler
gambar 2.4. ƒ mendefinisikan letak Untuk tiang dalam tanah granuler (c = 0),
momen maksimum, dimana pada titik ini Broms (1964) menganggap sebagai berikut
gaya lintang pada tiang sama dengan nol.

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
1
1. Tekanan tanah aktif yang bekerja 𝛾𝑑 𝐿3 𝐾𝑝
2
dibelakang tiang, diabaikan. Hu =
𝑒+𝐿

2. Distribusi tekanan tanah pasif 2.6.1 Defleksi Tiang Vertikal Dengan


disepanjang tiang bagian depan Metode Broms
sama dengan 3 kali tekanan tanah Untuk tiang dalam tanah granuler (pasir,
pasif Rankine. kerikil), defleksi tiang akibat beban lateral,
3. Bentuk penampang tiang tidak dikaitkan dengan besaran tak berdimensi.
berpengarug terhadap tekanan Untuk tiang ujung bebas dan ujung jepit di
tanah ultimit atau tahanan lateral anggap sebagai tiang panjang (tidak kaku),
ultimit. bila αL > 4.
4. Tahanan tanah lateral sepenuhnya Defleksi lateral tiang ujung bebas (Poulos
termobilisasi pada gerakan tiang dan Davis, 1980)
yang diperhitungkan.
2,4H 1,6H
Tahanan tanah ultimit (Pu) sama dengan 3 Yo = +
(n h )3/5 (E p Ip )2/5 (n h )2/5 (E p Ip )
3/5
kali tekanan pasif Rankine adalah di
dasarkan pada bukti empiris yang diperoleh 3. METODOLOGI PENELITIAN
dari hasil pengamatan dan hitungan beben Penelitian yang penulis lakukan ini
ultimit. Dengan angapan tersebut distribusi menggunakan penelitian deskriptif yaitu
tekanan tanah dapat dinyatakan oleh metode penelitian yang berusaha
persamaan ; menggambarkan dan menginterpretasi
Pu = 3 Po ‘ Kp objek sesuai dengan apa adanya. Penelitian
ini juga sering disebut noneksperimen,
Di mana :
karena pada penelitian ini penelitian tidak
Po = tekanan pverburden efektif melakukan kontrol dan manipulasi variabel
Kp = ( 1 + sin φ”)/(1 – sin φ’) = tg2(45° + φ/2) penelitian dimana data-data yang
digunakan diperoleh langsung di lapangan
Φ’ = sudut gesek dalam efektif maupun dari hasil penelitian di
b.1. Tiang ujung bebas laboratorium.
Dalam kasus tiang pendek tiang diangap 4. PENGUJIAN LAPANGAN
berotasi di dekat ujung bawah tiang. 4.1 Uji Beban Lateral
Tekanan yang terjadi ditempat dianggap
dapat digantikan oleh gaya terpusat yang Uji beban lateral (horizontal) biasanya
bekerja pada ujung bawah tiang. Dengan digunakan untuk mengetahui kelakuan
mengambil momen terhadap ujung bawah. defleksi tiang pada waktu beban telah
bekerja. Beban lateral yang diijinkan dapat

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
ditentukan dari nilai beban pada defleksi 2. Pressure Gauge,
tiang tertentu (misalnya 0,025 inchi) yang Untuk mengukur besarnya beban
dibagi dengan faktor aman (McNulty, yang diberikan pada tiang uji.
1956).

4.2 Gambaran Umum Pengujian


Lapangan
Pengujian lapangan dilaksanakan untuk
menguji objek yang akan diteliti, dalam
tugas akhir ini dilakukan pengujian
pembebanan statis (static loading test)
pada pondasi tiang pancang berdasarkan
ASTM D3966-90, yaitu Cyclic Loading Gambar 4.2. Pressure gauge
(Pembebanan Siklik). Pengujian dilakukan
sebanyak 4 siklus pembebanan dimana 3. Dial Gauge
beban puncak terjadi pada siklus ke-4 Terdiri dari 4 (empat) unit dengan
sebesar 200% dari beban rencana. ketelitian pembacaan paling sedikit
4.3 Peralatan Pengujian sampai dengan 0.01 mm, untuk
Peralatan yang diperlukan pada uji mengukur besarnya pergerakan
pembebanan ini adalah sebagai berikut: yang terjadi.
1. Hydraulic Jack,
Untuk yang lateral diletakkan tepat
disamping permukaan tiang uji
sedangkan untuk

Gambar 4.3. Dial gauge

Gambar 4.1. Hydraulic jack

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Tabel 4.2. Cara pembebanan perlapisan tanah dan parameter-
Jadwal Pembebanan Siklik parameternya.
Pembebanan Standar
5.2 Menghitung Defleksi Daya Dukung
Durasi Persentase Durasi Lateral Metode Broms
Persentase
Beban Desain
Beban, Beban Beban, Metode Broms (1964a) dapat digunakan
menit Desain menit
0 ...
untuk menghitung defleksi lateral tiang
75 10
25 10 yang berada pada lapisan tanah homogen
0 10
50 10 dan murni berupa tanah kohesif (lempung
50 10
25 10 jenuh, φ = 0) atau granuler (pasir, c = 0).
0 10 100 10
50 10 Untuk tiang dalam tanah granuler untuk
150 10
75 10
175 20
tiang ujung bebas dan ujung jepit di anggap
100 15
200 30 sebagai tiang panjang (tidak kaku), bila αL
50 10
0 10 100 10 > 4.
50 10 50 10
100 10 Defleksi lateral tiang ujung bebas (Poulos
0 ...
125 15 dan Davis, 1980)
150 20
2,4𝐻 1,6𝐻𝑒
𝑌𝑜 = +
5. ANALISIS DAN PERHITUNGAN (𝑛ℎ )3/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 )2/5 (𝑛ℎ )2/5 (𝐸𝑝 𝐼𝑝 )3/5
5.1 Umum
Dalam bab analisis dan 5.3 . Analisis Perbandingan Daya
perhitungan ini data yang akan digunakan Dukung Tiang
untuk keperluan analisis adalah data bor Setelah didapat hasil analisis daya dukung
log lapisan tanah, data properties tiang, lateral tiang pancang tunggal dengan
data hammer, dan data hasil pengujian menggunakan metode broms, selanjutnya
pembebanan statis (loading test) Materi akan dibandingkan daya dukung lateral
khusus yang akan dibahas dalam bab ini yang didapat terhadap hasil analisis daya
meliputi : dukung tiang uji pembebanan static
1. Menganalisis daya dukung lateral (loading test).
tiang pancang tunggal menggunakan
metode Broms.
2. Membandingkan hasil analisis daya
dukung yang didapat terhadap hasil
analisis daya dukung tiang uji
pembebanan statik (loading test).
3. Data untuk setiap lokasi yang
ditinjau berdasarkan pada data-data

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
Tabel 5.9. Perbandingan Perpindahan Nil
Tiang ai
yo (m)
Diam (Hu
Metode `N Lokas eter )
Lokasi Broms Loading Test o i Meto
Defleksi (m) de Loadi
kN
Boiler 0,034 Tiang Bro ng
0,014 (mm) ms Test
Turbine 0,034 0,019 1 28,
Chimney 0,016 0,027 Boiler ø 400 0,03 0,014 26

2 Turbi 27,
ne ø 400 0,03 0,019 43
6 KESIMPULAN 3 Chim 9,0
Setelah melakukan analisis perbandingan ney ø 300 0,01 0,027 02
daya dukung lateral didapat nilai Hu dan yo
(defleksi) lateral tiang pada tiga lokasi 3. Perbandingan nilai defleksi ijin
proyek PLTU 2 x 27,5 MW Kalimantan menggunakan metode broms
Barat, yaitu pada lokasi Boiler, Turbine, terhadap hasil daya dukung dari
dan Chimney maka penulis menarik static loading test menghasilkan
kesimpulan sebagai berikut: perkiraan nilai defleksi lateral yang
1. Perhitungan daya dukung tiang lebih besar dari kenyataan yang
menggunakan metode Broms dapat dipikul oleh tiang. Hal ini
tersebut didapatkan hasil analisis dipengaruhi dari parameter data
defleksi lateral tiang dari metode properties tanah yang digunakan.
Broms tersebut didapat hasil yang 4. Berdasarkan hasil perbandingan
mendekati kondisi di lapangan defleksi ijin (yo) diatas dapat
(berdasarkan hasil loading test). disimpulkan bahwa tiang untuk
2. Dari hasil analisis didapat nilai daya lokasi Boiler,dan Turbine memiliki
dukung tiang lateral (Hu) dan kinerja yang baik dalam memikul
perbandingan hasil defleksi ijin (y o) beban rencana. Sedangkan untuk
untuk setiap lokasi sebagai berikut: lokasi chimney, tiang memiliki
kinerja yang kurang baik dalam
memikul beban rencana.

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.
5. Untuk besar perpindahan tiang pada Pontianak: Fakultas Teknik
setiap lokasi ditampilkan dalam tabel Untan.
perbandingan penurunan tiang
berikut ini: Bowles, Joseph E. 1992. Analisis dan
Metode Desain Pondasi Jilid 1. Jakarta:
Erlangga.
Lokasi Broms Loading Hary Cristandy Hardiyatmo. 2010. Analisis
Test dan Perancangan Fondasi Jilid
Defleksi (m) 1. Yogyakarta: Gadjah Mada
Boiler 0,034 University Prees
0,014 Hary Cristandy Hardiyatmo. 2011. Analisis
Turbine 0,034 dan Perancangan Fondasi Jilid
0,019 2. Yogyakarta: Gadjah Mada
Chimney 0,016 0,027 University Prees
Das, Braja M. 1988. Mekanika Tanah
(Prinsip-prinsip Rekayasa
6. Berdasarkan hasil perbandingan Geoteknis) Jilid 2. Jakarta:
tabel tersebut, Secara keseluruhan, Erlangga.
besar perpindahan yang didapat dari N.N. SOM. S.C.DAS. 2006. Theory and
metode Broms dan loading test Practice of Foundation design.
masih dalam toleransi yang wajar Prantice Hall of India Private
terkecuali untuk lokasi chimney Limited. New Delhi.
yang mengalami keruntuhan Prakash, S., and Sharma, H.D. 1990. Pile
sebelum mencapai beban rencana Foundation in Engineering
maka diangap tidak baik untuk Practice. Canada: John Wiley &
dilakukan pembangunan konstruksi Sons, Inc.
dilokasi tersebut.
Tomlinson, M.J. 1994. Pile Design and
Daftar Pustaka Construction Practice. London,
American Society for Testing and UK: E & FN Spon.
Materials (ASTM). Piles Under UU RI No.7 Tahun 2004 dan Keputusan
Static Lateral Compressive Menteri Kesehatan Nomor 907
Load. (Standard Method of Tahun 2002
Testing) D 3966 – 90.
Aziz, Aswandi A. dan Ishan, Miki. 2009.
Perencanaan Pondasi Tiang.

1) Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.


2) Dosen Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Tanjungpura.

You might also like