You are on page 1of 2

LAPORAN PENDAHULUAN

Tanda Syok Kardiogenik :


SYOK KARDIOGENIK 1. Tensi turun < 80-90 mmHg.
2. Takipneu dan dalam.
Pathway : 3. Takikardi.
Definisi :
4. Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.
Syok kardiogenik adalah suatu sindrom Ventricular ischemia Struktural problems Disritmia 5. Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal
klinis dimana jantung tidak mampu
paru.
memompakan darah secara adekuat untuk
memenuhi kebutuhaan metabolisme
6. Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering
tubuh akibat disfungsi otot jantung terdengar.
(Tjokronegoro, A., dkk, 2003 Ketidakefektifan jantung memompa darah 7. Sianosis.
8. Diaforesis (mandi keringat).
9. Ekstremitas dingin.
Etiologi :
10. Perubahan mental.
Syok kardiogenik diakibatkan oleh kerusakan bermakna Volume sistemik Ketidakefektifan ventrikel
pada miokardium ventrikel kiri yang ditandai oleh memompa/mengosongkan Menurunnya tekanan sistol darah
gangguan fungsi ventrikel kiri, yang mengakibatkan ventrikel
gangguan berat pada perfusi jaringan dan penghantaran
oksigen ke jaringan Cardiac output

Tekanan pulmonary
Tanda dan gejala :
Tanda dan gejala syok kardiogenik mencerminkan sifat
sirkulasi patofisiologi gagal jantung. Kerusakan jantung Komplikasi :
mengakibatkan penurunan curah jantung, yang pada 1. Cardiopulmonary arrest Edema pulmonal Kebocoran cairan dari kapiler paru ke jaringan paru dan alveoli
gilirannya menurunkan tekanan darah arteria ke organ- 2. Disritmi
organ vital. Aliran darah ke arteri koroner berkurang, 3. Gagal multisistem organ
sehingga asupan oksigen ke jantung menurun, yang pada 4. Stroke
gilirannya meningkatkan iskemia dan penurunan lebih 5. Tromboemboli Penurunan oksigen Edema menghalangi pergerakan oksigen dari alveoli ke darah
lanjut kemampuan jantung untuk memompa, akhirnya
terjadilah lingkaran setan.
Tanda klasik syok kardiogenik adalah tekanan darah
Gangguan perfusi jaringan
rendah, nadi cepat dan lemah, hipoksia otak yang
termanifestasi dengan adanya konfusi dan agitasi,
penurunan haluaran urin, serta kulit yang dingin dan
lembab.
Pemeriksaan penunjang : Diagnosa keperawatan :
1. EKG : Mengetahui hipertrofi atrial atau ventrikuler, penyimpanan aksis, iskemia dan NOC :
kerusakan pola.  Efektifan pompa jantung
2. ECG : Mengetahui adanya sinus takikardi, iskemi, infark / fibrilasi atrium, ventrikel  Status pernafasan
hipertrofi, disfungsi pentyakit katub jantung.  Status tekanan darah
3. Rontgen dada : Menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan mencerminkan dilatasi Kriteria hasil :
atau hipertrofi bilik atau perubahan dalam pembuluh darah atau peningkatan tekanan  TTV dalam rentang normal Diagnosa :
pulmonal.  Dapat mentoletansi aktivitas, tidak ada Resiko Penurunan Perfusi Jaringan Jantung
4. Scan Jantung : Tindakan penyuntikan fraksi dan memperkirakan gerakan jantung. kelemahan NOC :
5. Kateterisasi jantung : Tekanan abnormal menunjukkan indikasi dan membantu  Tidak ada edema paru, perifer, dan tidak ada  Keefektifan pompa jantung; keadekuatan volume darah
membedakan gagal jantung sisi kanan dan kiri, stenosis katub atau insufisiensi serta asites yang dipompa dari ventrikel kiri untuk mendukung
mengkaji potensi arteri koroner.  Tidak ada penurunan kesadaran. tekanan perfusi sistemik
6. Elektrolit : Mungkin berubah karena perpindahan cairan atau penurunan fungsi ginjal, NIC :  Status sirkulasi; aliran darah yang tidak obstruksi dan
terapi diuretic.  Monitor TTV satu arah, pada tekanan yang sesuai melalui pembuluh
7. Oksimetri nadi : Saturasi Oksigen mungkin rendah terutama jika CHF memperburuk  Auskultasi bunya jantung dan irama jantung darah besar sirkulasi pulmonal dan sistemik
PPOM.  Monitor Pernafasan, beri oksigen sesuai  Status pernapasan: pertukaran gas; pertukaran
8. AGD : Gagal ventrikel kiri ditandai alkalosis respiratorik ringan atau hipoksemia kebutuhan karbondioksida dan oksigen dialveolus untuk
dengan peningkatan tekanan karbondioksida.  Manajemen Jalan Nafas. mempertahankan konsentrasi gas darah arteri
9. Enzim jantung : meningkat bila terjadi kerusakan jaringan-jaringan jantung,missal infark  Kolaboarasi dalam pemberian obat aritmia  Perfusi jaringan: jantung; keadekuatan aliran darah
miokard (Kreatinin fosfokinase/CPK, isoenzim CPK dan Dehidrogenase Laktat/LDH, melalui susunan pembuluh darah koroner untuk
isoenzim LDH). mempertahankan perfusi jantung
kriteria hasil :
 Menunjukkan keseimbangan cairan, integritas jaringan:
Penatalaksanaan : kulit dan membrane mukosa dan perfusi jaringan perifer.
1. Penatalaksanaan Medis Syok Kardiogenik :  Pasien akan mendeskripsikan rencana perawatan
a. Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak sadar sebaiknya dilakukan intubasi. dirumah
b. Berikan oksigen 8 – 15 liter/menit dengan menggunakan masker untuk mempertahankan PO2 70 – 120 mmHg.  Ekstremitas bebas dari lesi.
c. Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat memperbesar syok yang ada harus diatasi dengan pemberian morfin. NIC :
d. Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan keseimbangan asam basa yang terjadi.  Memoonitor TTV
e. Bila mungkin pasang CVP.  Memanajemen cairan
f. Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti hemodinamik.  Memberikan terapi oksigen
2. Medikamentosa :  Mengidentifikasi resiko
a. Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri, ansietas, cemas.
b. Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
c. Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.
d. Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik), bila perfusi jantung tidak adekuat.
e. Dosis dopamin 2-15 mikrogram/kg/m.
f. Dobutamin 2,5-10 mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan amrinon IV.
g. Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
h. Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru dan oksigenasi jaringan. Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi supraventrikel .

You might also like