You are on page 1of 9

MODEL PENELUSURAN BANJIR MENGGUNAKAN

PENDEKATAN ADAPTIVE NEURO FUZZY INFERENCE SYSTEM (ANFIS)


(Studi Kasus : Sub DAS Siak)
Anggi Febrian1), Manyuk Fauzi2), Imam Suprayogi2)
1)
Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
2)
Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Riau
Kampus Bina Widya Jln. HR Soebrantas KM 12,5 Pekanbaru, Kode Pos 28293
Email : anggifebrian99@gmail.com

Abstract

The purpose of this research is predict the height of water level of the Siak Sub-
watershed Pantai Cermin Station in 2012 by using water level data recorded by Tandun
Station and Pantai Cermin Station in the same year. The approach itself uses softcomputing
method. Softcomputing method has been widely used as hydrological analysis model, one of
them for flood routing forecasting. ANFIS model is one of the softcomputing method that can
predict the height of water level. ANFIS models need to be tested reliability of the Siak sub-
watershed given the importance of streamflow information to generate management,
planning, and early warning system of flood. In this research, ANFIS model which built using
AWLR water level data Station Tandun and Station Pantai Cermin for 4 years (2009-2012).
ANFIS model was conducted by network model configuration is 2 input and 1 output. The
result of water level forecasting by using ANFIS models show that the results of the training,
testing and validation that excellent results with value the test statistic parameters of the
correlation coefficient (R) is 0,9314 that is in category of very strong correlation, statistic
parameters of RMSE (root mean square error) 0,4866 meter, and the test parameters of the
average valuation relative error by 14,1439 %.

Keywords: Flood Routing, Water Level, Softcomputing, ANFIS.

A. PENDAHULUAN karena fluidanya didominasi hanya satu


Banjir biasanya dianggap sebagai jenis saja (Kodoatie, 2002).
kenaikan tinggi muka air sungai yang Sungai Siak merupakan salah satu
melebihi keadaan normalnya atau dalam sungai besar yang memiliki potensi sumber
pengertian umum meluapnya air melewati daya air yang cukup baik dan peranan yang
batas kapasitas saluran yang normal sangat penting dalam perkembangan
sehingga banjir dapat menimbulkan wilayah dan ekonomi khususnya di Provinsi
kerusakan/kerugian. Kerugian akibat banjir Riau. Sungai Siak secara keseluruhan dari
seperti kehilangan harta benda bahkan jiwa hulu hingga hilirnya melewati beberapa
seseorang seringkali sulit dihindari karena kabupaten/kota, yaitu Kabupaten Rokan
peristiwa terjadinya begitu cepat sehingga Hulu, Kabupaten Kampar, Kota Pekanbaru,
perlu adanya peringatan dini sebagai Kabupaten Bengkalis dan Kabupaten Siak.
prediksi akan timbulnya banjir. Banjir Mengingat rawannya kawasan DAS Siak
disebabkan oleh berbagai macam faktor terhadap bencana banjir dan longsor
yaitu kondisi daerah tangkapan hujan, disebabkan oleh pencemaran, erosi, land
durasi dan intensitas hujan, land cover, cover serta intensitas hujan yang tinggi
kondisi topografi dan kapasitas jaringan maka perlu adanya model penelusuran
drainase. Banjir dapat dikatakan merupakan banjir pada DAS Siak agar dapat
fenomena alam yang relatif lebih sederhana, menghasilkan manajemen, perencanaan,

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 1


dan sistem peringatan dini (early warning Salah satu bentuk pemodelan hybrid
system) bahaya banjir. softcomputing yang sedang berkembang
Penelusuran banjir baik berupa dan patut di ujicoba keandalannya adalah
ketinggian muka air maupun besarnya debit metode Adaptive Neuro Fuzzy Inference
dapat dilakukan dengan beberapa metode System (ANFIS). ANFIS merupakan sistem
dan pendekatan. Salah satu cara untuk hybrid dalam softcomputing yaitu gabungan
mempelajari perilaku banjir tersebut adalah antara logika fuzzy dengan jaringan syaraf
dengan membangun suatu pemodelan tiruan.
hidrologi. Dalam hal ini metode Beberapa penelitian terdahulu telah
softcomputing lebih sering dilakukan membuktikan bahwa model ANFIS
dengan pertimbangan biaya yang memiliki performa hasil ramalan yang baik
diperlukan tidak terlalu besar, mudah untuk untuk meramalkan fenomena hidrologi
dianalisis dan masih memiliki akurasi yang seperti yang telah diteliti oleh Suprayogi
baik. Implementasi penelusuran banjir stage (2009) tentang intrusi air laut di Sungai
hydrograph menggunakan metode Bengawan Solo yang memiliki error value
softcomputing yang sudah pernah dilakukan pada peramalan satu hari kedepan sebesar ±
peneliti sebelumnya adalah menggunakan 0% dan error value pada hasil peramalan
model Jaringan Saraf Tiruan (JST) pada lima hari kedepan sebesar ±5%. Utami
kasus DAS Siak Stasiun Tandun dan (2014) menggunakan ANFIS sebagai model
Stasiun Pantai Cermin yang dilakukan oleh peramalan inflow waduk untuk
Ardiansyah (2014) menggunakan 2 input memprediksi inflow rata-rata harian pada
(Stasiun Tandun dan Stasiun Pantai Waduk PLTA Koto Panjang dengan hasil
Cermin) dengan nilai korelasi (R) cukup penelitian memiliki nilai error sebesar
kuat yaitu 0,543 dan Archieles (2013) 8,09x10-5. Dan Sari (2015) menggunakan
menggunakan 1 input (Stasiun Tandun) ANFIS untuk meramalkan pasang surut
dengan nilai korelasi (R) yaitu 0,528. pada pelabuhan Tanjung Buton Siak dengan
Namun penggunaan metode jaringan syaraf hasil nilai korelasi (R) sangat kuat sebesar
tiruan dalam hal peramalan tinggi muka air 0,87208 dan nilai Root Mean Square Error
banjir memiliki beberapa kelemahan yaitu (RMSE) sebesar 0,44506.
dibutuhkan iterasi yang banyak dalam Merujuk pada keberhasilan
proses training untuk memproses neural beberapa peneliti dalam menggunakan
network yang besar, sehingga terkadang pendekatan ANFIS sebagai model
hasil yang diperoleh menjadi kurang akurat. peramalan fenomena hidrologi, maka dirasa
Selain dengan jaringan syaraf tiruan, perlu untuk menguji keandalan model
penelitian mengenai prediksi banjir telah ANFIS untuk memprediksi tinggi muka air
pula dilakukan menggunakan metode banjir menggunakan 2 input data yang telah
Logika Fuzzy yakni prediksi kejadian hujan dilakukan oleh Ardiansyah (2014) pada
menggunakan metode Fuzzy Inference stasiun yang sama mengingat pentingnya
System (FIS) pada DAS Siak oleh informasi mengenai masalah banjir
Hafidzilhaj Harys (2013). Namun metode khususnya yang terjadi di Provinsi Riau.
ini memiliki kelemahan yaitu dibutuhkan
waktu yang lama dalam menentukan fungsi B. TINJAUAN PUSTAKA
keanggotaannya untuk memperoleh fungsi ANFIS (Adaptive Neuro Fuzzy
keanggotaan yang optimal. Sehingga untuk Inference Systems) merupakan salah satu
mengurangi kelemahan dari kedua model sistem dalam kelompok neuro-fuzzy yaitu
penelitian tersebut maka dirasa perlu untuk sistem hybrid dalam softcomputing. Sistem
mencoba menggunakan metode hybrid hybrid merupakan padu padan atau
(gabungan) dalam meramalkan penelusuran gabungan dari setidaknya dua metode
banjir. softcomputing dengan tujuan untuk

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 2


memperoleh algoritma yang lebih 1
sempurna. (Eliyani, 2005) x 2b
x c
Jadi, Pemodelan ANFIS adalah 1
suatu bentuk pemodelan softcomputing a
yang merupakan gabungan dari logika fuzzy Lapisan 2
(logika matematika) dan jaringan saraf Tiap-tiap node pada layer akan mengalirkan
tiruan. ANFIS merupakan pendekatan sinyal yang datang dan mengeluarkan hasil
dimana dalam melakukan pengaturan aturan perkalian tersebut sebagai output. Sehingga
digunakan algoritma pembelajaran terhadap node function-nya dirumuskan sebagai
sekumpulan data sehingga pada ANFIS berikut:
juga memungkinkan aturan-aturan untuk Ai ( x) Bi ( y ), i 1,2
beradaptasi (Utami, 2014).
Menurut Jang, dkk (1997), misalkan Lapisan 3
ada 2 input x, y dan satu output z. Ada 2 Tiap-tiap node pada layer ini merupakan
aturan pada basis aturan model Sugeno: node lingkaran berlabel N. Node i
Aturan 1: jika x adalah A1 dan y adalah B1 menghitung rasio firing strength rule i
Maka, f1 = p1x + q1y + r1 dengan jumlah semua firing strength rule.
Aturan 2: jika x adalah A2 dan y adalah B2 Hasil ini dikenal dengna nama normalized
Maka, f2 = p2x + q2y + r2 firing strength.
Jika w predikat untuk kedua aturan
adalah w1 dan w2, maka dapat dihitung rata- wi
wi , i 1,2
rata terbobot adalah; w1 w2
w1 f1 w2 f 2
f w1 f1 w2 f 2 Lapisan 4
w1 w2
Tiap-tiap node ke- i pada layer ini
merupakan node kotak dengan node
function sebagai berikut:

Oi4 wfi wi ( pi x qi y ri )

variabel wi adalah output layer 3, dan (pi,


qi, ri) adalah himpunan parameter.
Parameter-parameter pada layer disebut
dengan parameter konsekuen.
Gambar 1. Arsitektur Jaringan ANFIS
(Sumber: Jang dkk, 1997) Lapisan 5
Tiap-tiap node pada layer merupakan node
Menurut Jang, dkk (1997), arsitektur lingkaran yang berlabel S yang menghitung
jaringan ANFIS terdiri dari lapisan-lapisan total output sebagai jumlah dari semua
sebagai berikut: sinyal yang masuk sebagai berikut:
Lapisan 1 i wi f i
Tiap-tiap neuron i pada lapisan pertama Oi5 Overall output i wi f i
i wi
adaptif terhadap parameter suatu fungsi
aktivasi. Output dari tiap neuron berupa Menurut Arun Goel (2011), ada dua
derajat keanggotaan yang diberikan oleh kriteria tingkat kesalahan yaitu:
fungsi keanggotaan input, yaitu μA1[u1],
μA2[u2] atau μB1[u1] atau μB2[u2]. Sebagai 1. Root Mean Square Error (RMSE)
contoh, misalkan fungsi keanggotaan Root Mean Square Error (RMSE) adalah
diberikan sebagai berikut. besarnya tingkat kesalahan hasil prediksi,

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 3


dimana semakin kecil (mendekati 0) nilai menggunakan persamaan Makridakis, dkk
RMSE maka hasil prediksi akan semakin (1993) sebagai berikut:
akurat.
Er Xi Xc x 100%
Xc
( I di I mi ) 2
RMSE
n Keterangan:
Er = kesalahan relatif (%),
2. Correlation Coefficient (R) Xi = data ramalan,
Correlation Coefficient (R) merupakan Xc = data pengukuran.
nilai perbandingan antara prediksi dengan
nilai sebenarnya. C. METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi penelitian adalah DAS Siak
i n
Id Im yaitu Sungai Sub Tapung Kiri Pantai
i 1
R Cermin Kecamatan Tapung Kabupaten
1
i n 2 i n 2 2 Kampar (00o 35’ 24” LS 101o 11’ 46” BT)
Id Im
i 1 i 1 dan Sungai Sub Tandun Kecamatan Tandun
Dengan: Kabupaten Rokan Hulu (00° 35' 41" LU
i n i n
I I ( I di I dr )( I mi I mr ) 100° 28' 31" BT) Provinsi Riau.
i 1 d m i 1
i n 2 i n
i 1 d I (I
i 1 di
I dr )2 1. Pengumpulan dan Pengelompokan
i n 2 i n Data
i 1
Im (I
i 1 mi
I mr )2 Data yang digunakan dalam
i n i n penelitian ini adalah data AWLR Stasiun
i 1
( I di I dr ) 2 i 1
( I mi I mr ) 2 Tandun dan Stasiun Pantai Cermin berupa
data tinggi muka air dari tahun 2009–2012
Keterangan: yang dapat dilihat pada Lampiran 1.
Idi = tinggi muka air pengukuran pada Sumber data diambil dari Balai Wilayah
hari ke-i (m), Sungai Sumatera III Provinsi Riau Jl. Cut
Imi = tinggi muka air prediksi pada hari ke-i Nyak Dien 01, Pekanbaru. Adapun
(m), distribusi pengelompokan data yaitu
Idr = tinggi muka air pengukuran rata-rata sebagai berikut:
(m), 1. 70% data tinggi muka air (Stasiun
Imr = tinggi muka air prediksi rata-rata (m), Tandun dan Stasiun Pantai Cermin)
n = jumlah data tinggi muka air yang tahun 2009–2011 digunakan sebagai data
diramalkan. kalibrasi (training),
2. Sisa 30% data tinggi muka air (Stasiun
Menurut Suwarno (2008), nilai
Tandun dan Stasiun Pantai Cermin)
korelasi dikelompokkan dalam beberapa
tahun 2009-2011 digunakan sebagai data
kategori yaitu:
verifikasi (testing),
R=0 : tidak ada korelasi
3. Seluruh data tinggi muka air tahun 2009-
antara dua variabel,
2011 (Stasiun Tandun dan Stasiun Pantai
0 < R ≤ 0,25 : korelasi sangat lemah,
Cermin) digunakan sebagai data validasi
0,25 < R ≤ 0,50 : korelasi cukup,
(checking).
0,50 < R ≤ 0,75 : korelasi kuat,
4. Data tinggi muka air tahun 2012 (Stasiun
0,75 < R ≤ 0,99 : korelasi sangat kuat,
Tandun dan Stasiun Pantai Cermin)
R = 1,00 : korelasi sempurna.
digunakan sebagai data pengujian hasil
peramalan (simulasi).
Untuk kesalahan relatif dihitung
dalam menggunakan satuan persentase

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 4


2. Pembangunan Model ANFIS Tabel 1. Hasil Running Data Kalibrasi
Model yang dibangun adalah sistem Error
Korelasi RMSE
No ROI Epoch rerata
gabungan (hybrid system) dari mekanisme (R) (m)
(%)
Fuzzy Inference System yang digambarkan 1 0,1 1 0,9765 0,2626 8,8005
2 0,1 3 0,9765 0,2625 8,8005
dalam sistem Jaringan Syaraf Tiruan atau 3 0,1 10 0,9766 0,2622 8,7996
yang disebut dengan Adaptive Neuro Fuzzy 4 0,1 50 0,9767 0,2614 8,7767
5 0,1 100 0,9769 0,2606 8,7471
Inference System (ANFIS). Secara 6 0,1 200 0,9770 0,2597 8,7219
sederhana skema konfigurasi model ANFIS 7 0,1 500 0,9774 0,2575 8,6926
dapat dilihat pada Gambar 2 berikut. 8 0,1 1000 0,9780 0,2542 8,6436
9 0,1 2000 0,9783 0,2522 8,6016
10 0,1 3000 0,9783 0,2522 8,6016
(Sumber: Hasil Perhitungan)
hTndun (t) A
N
F Tahap Verifikasi
hP.Cermin (t+1)
I Hasil running data untuk proses
S verifikasi dapat dilihat pada Tabel 2. Hasil
hP. Ccermin
(t) running berhenti sampai menemukan nilai
kolerasi (R) terbaik dari setiap kombinasi
ROI dan Epoch.
Gambar 2. Konfigurasi Model ANFIS

Dari gambar di atas dijelaskan Tabel 2. Hasil Running Data Verifikasi


Error
dimana 2 input data yaitu data tinggi muka Korelasi RMSE
No ROI Epoch rerata
(R) (m)
air Stasiun Tandun (hTandun(t)) dan Stasiun (%)
1 0,1 1 0,9648 0,3054 10,9032
Pantai Cermin (hP.Cermin(t)) dijalankan 2 0,1 3 0,9648 0,3053 10,9042
kedalam model ANFIS untuk mendapatkan 3 0,1 10 0,9649 0,3051 10,9081
4 0,1 50 0,9649 0,3052 10,9641
hasil output berupa data tinggi muka air 5 0,1 100 0,9649 0,3051 10,9693
Stasiun Pantai Cermin satu hari kedepan 6 0,1 200 0,9651 0,3041 10,8977
7 0,1 500 0,9651 0,3044 10,8977
(hP.Cermin(t+1)) menggunakan model ANFIS 8 0,1 1000 0,9647 0,3056 10,9098
yang terdapat pada software MATLAB. 9 0,1 2000 0,9645 0,3062 10,8382
Caranya dengan membuat suatu model 10 0,1 3000 0,9645 0,3062 10,8382

untuk mensimulasikan sistem di atas. (Sumber: Hasil Perhitungan)


Adapun tahapan dalam membangun model
ANFIS tersebut yaitu kalibrasi (training), Tahap Validasi
verifikasi (testing), dan validasi (checking). Hasil running data untuk proses
Proses prediksi dilakukan dengan validasi yang dibuat dapat dilihat pada
menggunakan model hasil validasi yang Tabel 3. Hasil running berhenti sampai
dimasukkan kedalam excel dalam bentuk menemukan nilai kolerasi (R) terbaik dari
grafik hubungan tinggi muka air prediksi setiap kombinasi ROI dan Epoch.
dan tinggi muka air aktual. Data tinggi
muka air aktual diperoleh dari data existing Tabel 3. Hasil Running Data Validasi
Error
yang tersedia dari data AWLR Stasiun Korelasi RMSE
No ROI Epoch rerata
(R) (m)
Pantai Cermin tahun 2012. (%)
1 0,1 1 0,9732 0,2761 9,4290
2 0,1 3 0,9733 0,2760 9,4293
C. HASIL DAN PEMBAHASAN 3 0,1 10 0,9733 0,2757 9,4298
4 0,1 50 0,9734 0,2752 9,4305
1. Hasil Running Data Model ANFIS 5 0,1 100 0,9735 0,2747 9,4113
Tahap Kalibrasi 6 0,1 200 0,9737 0,2737 9,3723
7 0,1 500 0,9740 0,2723 9,3517
Hasil running data untuk proses 8 0,1 1000 0,9743 0,2706 9,3210
kalibrasi dapat dilihat pada Tabel 1. Hasil 9 0,1 2000 0,9745 0,2695 9,2701
running berhenti sampai menemukan nilai 10 0,1 3000 0,9745 0,2695 9,2701
(Sumber: Hasil Perhitungan)
kolerasi (R) terbaik dari setiap kombinasi
ROI dan Epoch.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 5


Hasil running data untuk validasi
dengan perbandingan data training dan data 273,0809 278
testing adalah 70:30 menghasilkan nilai Er3 100% 1,7695%
278
korelasi (R) terbaik 0,9745 dengan kategori
korelasi sangat kuat menurut Suwarno
Setiap hari kesalahan relatif
(2008). Nilai kombinasi ROI dan Epoch
dihitung, maka untuk rata-rata kesalahan
yang dihasilkan untuk validasi adalah ROI
relatif simulasi ROI 0,1 dan Epoch 2000
0,1 dan Epoch 2000. Dari kombinasi nilai
dihitung dengan menjumlahkan seluruh
ROI dan Epoch tersebut juga menghasilkan
kesalahan relatif setiap hari dan dibagi
nilai RMSE (Root Mean Square Error)
dengan jumlah data (1094 data). Hasil
sebesar 0,2695 m dan nilai rata-rata
kesalahan relatif rata-rata untuk simulasi
kesalahan relatif sebesar 9,2701 %.
ROI 0,1 dan Epoch 2000 didapatkan
Nilai korelasi (R) didapat dengan
sebesar 9,2701 %.
menggunakan Persamaan 2.21 pada Bab II
dengan contoh rincian perhitungan untuk
2. Pengujian Hasil Peramalan (Simulasi)
simulasi ROI 0,1 dan Epoch 2000, sebagai
Setelah mendapatkan model-model
berikut:
yang maksimum pada model yang
i n
dibangun, maka model tersebut siap untuk
i 1
Id Im melakukan peramalan (forecasting). Data
R 1 input yang digunakan adalah data tahun
i n 2 i n 2 2
i 1
Id i 1
Im 2012 pada Stasiun Tandun dan Stasiun
Pantai Cermin untuk meramalkan tinggi
muka air Stasiun Pantai Cermin tahun 2012
1491,0594
R 1
0,9745 dengan menggunakan model ANFIS yang
1577 ,2122 1484,2998 2 telah dibangun sebelumnya.
Dengan bantuan Program Microsoft
Nilai RMSE didapat dengan Excel didapat hasil perhitungan RMSE
menggunakan Persamaan 2.20 pada Bab II. antara tinggi muka air hasil prediksi (Imodel)
Berikut salah satu rincian perhitungan ROI 0,1 dan Epoch 2000 dengan tinggi
untuk simulasi ROI 0,1 dan Epoch 2000. muka air pengamatan (Idata) Stasiun Pantai
Cermin tahun 2012 sebagai berikut.
( I di I mi ) 2 i n
RMSE i 1
Id Im
n R 1
i n 2 i n 2 2
i 1
Id i 1
Im
79,4473
RMSE 0,2695
1094 574 ,3715
R 1
0,9314
Nilai kesalahan relatif rata-rata 656 ,6520 579 ,1422 2

didapatkan dari rata-rata kesalahan setiap


jam hasil ramalan dalam satuan persen (%). Nilai RMSE berdasrkan simulasi
Perhitungan kesalahan relatif menggunakan ROI 0,1 dan Epoch 2000 adalah sebagai
rumus pada Persamaan 2.22 di Bab II. berikut.
Berikut salah satu perhitungan kesalahan
relatif untuk simulasi ROI 0,1 dan Epoch ( I di I mi ) 2
2000. RMSE
n
Er Xi Xc 100%
Xc

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 6


87 ,1389
RMSE 0,4866 6
365

Tinggi Muka Air (m)


5
4 Data
Nilai kesalahan relatif rata-rata 3 Aktual
didapatkan dari rata-rata kesalahan setiap 2 Data
Prediksi
jam hasil ramalan dalam satuan persen (%). 1
(ANFIS)
Berikut adalah contoh perhitungan pada 0

125
156
187
218
249
280
311
342
94
32
63
1
data ramalan ke-6.
Waktu (hari)

Er Xi Xc 100%
Xc
Gambar 3. Data Aktual vs Data ANFIS 2012

158,4190 161 Gambar 3. menampilkan hasil grafik


Er6 100% 1,6030% yang dibentuk dari data pengukuran dengan
161
data hasil model ANFIS tahun 2012. Grafik
ramalan yang terbentuk dengan data
Setiap hari kesalahan relatif
pengukuran yang terjadi hampir sama. Pola
dihitung, maka untuk rata-rata kesalahan
yang terbentuk dan tinggi muka air yang
relatif simulasi ROI 0,1 dan Epoch 2000
terjadi antara data pengukuran dengan data
dihitung dengan menjumlahkan seluruh
model ANFIS memiliki nilai yang hampir
kesalahan relatif setiap hari dan dibagi
sama.
dengan jumlah data (365 data). Hasil
kesalahan relatif rata-rata untuk simulasi
6
ROI 0,1 dan Epoch 2000 didapatkan
Tinggi Muka Air (m)

5
sebesar 14,1439 %. 4
Data
3 Aktual
2
3. Hasil Model ANFIS dengan Model 1
ANN 0
117
146
175
204
233
262
291
320
349
30
59
88
1

Tujuan dari membandingkan model


ANFIS dengan model ANN adalah untuk Waktu (hari)

mengetahui keandalan kedua metode


tersebut dalam meramalkan tinggi muka air
khususnya untuk data yang digunakan yaitu Gambar 4. Data Aktual vs Data ANN 2012
menggunakan 2 input data tinggi muka air.
Hasil grafik yang terbentuk dari data
Tabel 4. Perbandingan ANFIS dan ANN pengukuran dengan data hasil ramalan
dengan metode ANN tahun 2012 pada
Kesalahan
RMSE Gambar 4. menampilkan perbedaan yang
Metode Korelasi (R) Relatif
(m) cukup signifikan antara grafik data
(%)
ANFIS 0,9314 0,4866 14,1439 pengukuran dengan grafik metode ANN.
ANN 0,543 192,014 21,1773 Data hasil ramalan dengan menggunakan
(Sumber: Hasil Perhitungan dan Ardiansyah, 2014) metode ANN ini didapatkan dari hasil
ramalan yang teliti oleh peneliti
Model ANN pada Tabel 4. sebelumnya (Ardiansyah, 2014). Besarnya
menghasilkan nilai korelasi (R) sebesar perbedaan grafik antara data pengukuran
0,543 sedangkan model ANFIS dengan data ramalan metode ANN inilah
menghasilkan nilai korelasi sebesar 0,9314. yang membuat peneliti ingin menguji
Hasil ini cukup jauh berbeda, dimana model keandalan metode ANN dengan model
ANFIS lebih baik dari metode ANN. ANFIS.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 7


6 Berdasarkan klasifikasi nilai R,
Tinggi Muka Air (m) 5 menurut Suwarno (2008) model
4 Data tersebut mempunyai tingkat korelasi
3 Aktual
sangat kuat dengan nilai koefisien
2
1
Prediksi
ANFIS
korelasi berada pada 0,75 < R ≤
0
0,99.
Prediksi
3. Berdasarkan hasil analisa
117
146
175
204
233
262
291
320
349
30
59
88
1

ANN
Waktu (hari) perbandingan model Jaringan
Syaraf Tiruan (ANN) dengan model
ANFIS, model ANFIS
Gambar 5. Data Aktual vs Data ANFIS vs Data menghasilkan prediksi tinggi muka
ANN 2012 air jauh lebih baik dibandingkan
model ANN dengan perbandingan
Gambar 5. merupakan grafik tinggi hasil penilaian rata-rata kesalahan
muka air yang terbentuk dari data relatif model ANFIS hanya sebesar
pengukuran, model ANFIS dan metode 14,1439% sedangkan rata-rata
ANN. Grafik hasil ramalan tinggi muka air kesalahan model ANN mencapai
dengan menggunakan metode ANN selisih 21,1773%, penilaian RMSE (root
cukup jauh dari data pengukuran mean square error) model ANFIS
dilapangan. Tetapi jika dibandingkan menghasilkan nilai 0,4866 m
dengan model ANFIS, grafik hasil ramalan sedangkan model ANN
tinggi muka air yang terbentuk jauh lebih menghasilkan nilai jauh lebih besar
baik karena hasil grafik yang terbentuk dari yaitu 192,014 m, dan hasil penilaian
model ANFIS hampir sama dengan grafik korelasi (R) model ANFIS sebesar
data pengukuran. Hal ini membuktikan 0,9314 sedangkan model ANN
bahwa model ANFIS lebih baik dalam menghasilkan nilai 0,543.
proses peramalan tinggi muka air jika 4. Model ANFIS yang dibangun untuk
dibandingkan dengan metode ANN. memprediksi tinggi muka air pada
Stasiun Tandun dan Stasiun Pantai
D. KESIMPULAN DAN SARAN Cermin tahun 2012 mempunyai
Kesimpulan tingkat keandalan yang sangat kuat
1. Proses pembangunan model ANFIS dibandingkan dengan model ANN
menghasilkan nilai koefisien pada tinjauan kasus yang sama.
korelasi (R) dan RMSE pada tahap
pelatihan adalah 0,9783 dan 0,2522 SARAN
dan pengujian adalah 0,9645 dan 1. Penelitian berikutnya bisa dilakukan
0,3062 serta validasi adalah 0,9745 dengan menggunakan bantuan
dan 0,2695. Berdasarkan klasifikasi transformasi wavelet untuk
nilai R, menurut Suwarno (2008) menghilangkan noise pada data
model tersebut mempunyai tingkat tinggi muka air yang akan
korelasi sangat kuat dengan nilai digunakan sebagai input peramalan
koefisien korelasi berada pada 0,75 sehingga hasil ramalan bisa menjadi
< R ≤ 0,99. lebih akurat dan presisi.
2. Proses simulasi prediksi tinggi 2. Penelitian berikutnya bisa mencoba
muka air Stasiun Pantai Cermin untuk meramalkan penelusuran
tahun 2012 menghasilkan nilai tinggi muka air dua hari kedepan,
koefisien korelasi (R) adalah tiga hari kedepan dan selanjutnya
0,9314, tingkat kesalahan (RMSE) dengan menggunakan dua input, tiga
adalah 0,4866 dan rata-rata input dan selanjutnya pada model
kesalahan relatif adalah 14,1439 %. ANFIS.

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 8


E. DAFTAR PUSTAKA Utami, Ria. 2014. Model Peramalan Inflow
Ardiansyah, Rico. 2014. Penelusuran Waduk PLTA Koto Panjang
Banjir (flood routing) Tinggi Muka Menggunakan Pendekatan Adaptive
dengan Metode Jaringan Saraf Neuro Fuzzy Inference System. Tugas
Tiruan (JST). Tugas Akhir Akhir Jurusan Teknik Sipil.
Jurusan Teknik Sipil. Pekanbaru: Pekanbaru: Universitas Riau.
Universitas Riau.
Archieles, Asral. 2013. Penelusuran Banjir
Stage Hydrograph menggunakan
Metode Jaringan Saraf Tiruan (JST).
Tugas Akhir Jurusan Teknik Sipil.
Pekanbaru: Universitas Riau.
Eliyani. 2005. Pengantar Jaringan Syaraf
Tiruan. Materi Kuliah.com
Goel, Arun. 2011. ANN-Based Approach
for Predicting Rating Curve of an
Indian River. National Institute of
Technology, Kurukshetra, India: I.
Raftoyiannis.
Jang, R & Shing, J. 1997. ANFIS: Adaptive-
network-based fuzzy inference system.
IEEE Transaction on System: Man
and Cybernetics 23, 665-684.
Kusumadewi, S. 2006. Neuro Fuzzy
Integrasi Sistem Fuzzy dan Jaringan
Syaraf. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Makridakis, Spyros. 1999. Metode dan
Aplikasi Peramalan. Jakarta:
Airlangga.
Robert J. Kodoatie & Sugiyanto. 2002.
Banjir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sari, Fitria. 2015. Model Peramalan
Pasang Surut Menggunakan
Pendekatan Adaptive Neuro Fuzzy
Inference System (ANFIS). Tugas
Akhir Jurusan Teknik Sipil.
Pekanbaru: Universitas Riau.
Suprayogi, Imam. 2009. Model Peramalan
Instrusi Air Laut di Estuari
Menggunakan Pendekatan
Softcomputing. Disertasi. Semarang:
Fakultas Teknik Institut Teknologi
Sepuluh November.
Suwarno. 2008. Anaisis Korelasi. Available
at: <URL:
http://suwarnostatistik.wordpress.com
/2008/10/12/analisa-korelasi/>
[Accessed 15 Maret 2014].

Jom FTEKNIK Volume 2 No. 2 Oktober 2015 9

You might also like