Professional Documents
Culture Documents
Pengertian
Secara alami, mikroba di alam ditemukan dalam populasi campuran. Untuk memperoleh
biakan murni dapat dilakukan isolasi yang diawali dengan pengenceran bertingkat. Proses
isolasi mikroba adalah memisahkan mikroba satu dengan mikroba lain yang berasal dari
campuran berbagai mikroba untuk dapat mempelajari sifat biakan, morfologi dan sifat
mikroba lainnya (Puspitasari dkk., 2012).
Metode
Menurut Tauro dkk. (2004), terdapat beberapa metode dalam islasi bakteri yang dijelaskan sebagai
berikut:
Teknik pencairan bertingkat: kultur bakteri dimurnika dengan pengencern berseri terhadap
sampel kultur campuran didalam medium cair yang steril, dimana pada pengenceran final
akan mengandung satu atau tanpa mikroorganisme. Pertumbuhan bakteri (growth) yang
ditemui pada tabung terakhir dapat dianggap berasal dari satu sel.
Teknik pour plate: melibatkan plating terhadap kultur bakteri yang telah diencerkan dimana
dicampur dengan medium agar cair. Inokulum ditambahkan pada medium agar pada 40 –
45oC dalam petridisk steril. Setelah medium memadat, selanjutnya dilakukan inkubasi.
Metode ini akan memperliatkan pertumbuhan di permukaan maupun dibawah permukaan.
Meski metode ini tidak ideal untuk mengisolasi kultur murni, namun cocok untuk
mengisolasi dan memurnikan bakteri anaerob.
Streak plate dan spread plate: dalam metode streak plate, sampel (yang terencerkan)
berjumlah kecil ditransfer ke permukaan medium padat yang sesuai dengan bantuan wire
loop (jarum ose) dan dilakukan streak (penggoresan) pada arah yang tepat. Growtth akan
berkuran di sepanjang goresan dan pada akhirnya hanya koloni-koloni terisolasi yang muncul.
Pada metode spread plate, beberapa (aliquot) sampel yang diencerkan, ditransfer ke
permukaan agar dan disebar secara seragam dengan logam bengkok atau batang gelas
(trigaski) yang steril. Coloni-koloni akan tuuh pada permukaan medium setelah beberapa
lama periode inkubasi. Dalam kedua metode, koloni-koloni terseebut dapat dianggap berasal
dari sel tunggal dan oeh karenanya, dapat dipertimbangkan sebagai kultur murni. Namun,
adalah perlu unuk dilakukan streak / spread ulang beberapa kali hingga semua koloni yang
dikembangkan bersifat identik secara morfologi.
Micromanipulation: beberapa tahun belakangan ini, berbagai ahli mikromanipulator telah
mengembangkan suatu teknik sehingga dapat digunkan untuk mengisolasi kultur murni.
Dalam teknik ini, suspensi yang telah diencerkan kemudian di apuskan (smeared) diatas
permukaan medium agar dan sel tunggal kemudian diisolasi dengan dimanipulasi dibawah
mikroskop kemudian ditumbuhkan. Setelah koloni terlihat, maka dilakukan pemurnian
(purifikasi). Teknik ini bersifat praktis dan berguna dalam pemisahan bakteri berukuran besar
dari bakteri-bakteri lain yang lebih kecil.
5. Jelaskan bahan dan fungsi perlakuan (tujuan, alasan, fungsi), kaitkan dengan teori).
6. Pembahasan hasil (kaitkan dengan teori).
Semangat !!
Dafpust
Afrianto, E., Liviawaty, E., Jamaris, Z dan Hendri. 2015. Penyakit Ikan. Penebar Swadaya,
Jakarta.
Bahagiawati. 2002. Penggunaan Bacillus thuringiensis sebagai bioinsektisida. Jurnal AgroBio
5 (1): 21 – 28.
Boyd, C.E. 1995. Bottom Soils, Sediment, and Pond Aquaculture. Chapman and Hall, New
Bucher, G. E. 1981. Identification of Bacteria Found in Insect. Academic Press, London.
Campinera, J. 2008. Encyclopedia of Entomology Second Edition. Springer Science and
Business Media, Leipzig.
Djarijah, A. S. 2011. Pembenihan Ikan Mas. Penerbit Kanisius, Yogyakarta.
Khudra, I. A. 2011. Isolasi bakteri Bacillus thuringiensis dari tanah dan pengujian
toksisitasnya terhadap ulat grayak (Spodoptera litura). Naskas Skripsi S1. Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Novizan. 2005. Petunjuk Pemupukan yang Efektif. AgroMedia Pustaka, Jakarta.
Puspitasari, F. D., Shovitri, M dan Kuswytasari, N. D. 2012. Isolasi dan karakterisasi bakteri
aerob proteolitik dari tangki septik. Jurnal Sains Dan Seni ITS 1 (1): 1 – 4.
Rajamuddin, U. A. 2009. Kajian tingkat perkembangan tanah pada lahan persawahan di desa
kaluku tinggu kabupaten donggala sulawesi tengah. Jurnal Agroland 16 (1) : 45 – 52.
Tauro, P., Kapoor, K. K dan Yadav, K. S. 2004. An Introduction to Microbiology. New Age
International Ltd, New Delhi.
Watanabe, I. 1979. Biological Nitrogen Fixation in Rice Soils. IRRI, Los Banos.
York.
Yuhana, N., Irianto, A dan Hendro Pramono. Rekayasa mikroorganisme inisiator perifiton
pada kolam budidaya Ikan tilapia dengan pemberian konsorsia mikroorganisme
unggul. Jurnal Perikanan 8 (1): 13-21.
Zeigler, D. R. 1999. Bacillus Genetic Stock Center of Strains, Part 2:Bacillus thuringiensis
dan Bacillus Cereus. The Ohio State University Press. Columbus.