Professional Documents
Culture Documents
ORTHODONTI (BLOK 1)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG
DATA PASIEN
TENAGA PENGAJAR
1. drg. Shella, Sp. Orth
ORTHODONTI
RSIGM. Islam Sultan Agung
GIGI PERMANEN
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 23 33 34 35 36
X 37 38
GIGI DECIDUI
X55 X X 52
54 53 X 51
X X 62
61 XX X 65
63 64 XXX
X85 V X 82
84 83 X 81
X X
71 X
72 X X 75
73 74 X
Tanggal gigi dicabut
................................................. ......................................................
................................................. ..................................................................
............................................................. ..................................................................
1. RIWAYAT KASUS / ANAMNESA
1.1. RIWAYAT INDIVIDU
Keluhan pertama penderita : Pasien mengeluh gigi depan renggang, ingin dirapikan
agar rapat.
Lahir : Normal Komplikasi Kembar
Anak ke : 2 ( dari 3 bersaudara )
Nutrisi : ASI Lamanya 2 tahun 0 bulan
Susu botol lamanya 1 tahun 0 bulan
Keadaan Umum : √ baik sedang buruk
Penyakit infeksi berat pada masa anak-anak : Tidak ada Kelainan
Kebiasaan jelek : - mengisap - umur : -
- menggigit bibir - umur : -
2. PEMERIKSAAN KLINIS
2.1. EKSTRA ORAL
Bentuk wajah dari depan :
√ Simetris / Asimetris kanan / kiri
Dolichocepali √
Mesocepali Brachicepali
Bentuk wajah dari samping :
√ Cembung Lurus / normal Cekung
Bimaksilar protusif
Bibir ukuran : Sedang Tebal Tipis
Kesimpulan :
Maloklusi kelas II tipe skeletal disertai profil wajah cembung, pertumbuhan
mandibula vertikal, relasi insisivus RA dan insisivus RB Protusif, relasi I RA
dengan basis cranii Protusif, relasi I RB dengan mandibular plane Protusif,
bibir atas sedang, dan bibir bawah sedang
2.3.2. Intra Oral + Panex
Dari analisa foto profil tampak depan pasien memiliki wajah simetris, serta tampak
samping pasien memiliki wajah cembung (Titik pertemuan LS – LI berada di depan garis GL –
Pog).
2.4.2. Sesudah Perawatan
DEPAN SAMPING
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. PEMERIKSAAN MODEL
Apel Gigi
k : karies : 21, 22, 36 - v : Tidak ada
t : tambalan : Tidak ada - n : non vital : Tidak ada
x : ekstraksi : Tidak ada - @ : sedang erupsi : Gigi 47
s : supernumerary : Tidak ada
8
7
6
5
4
3 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss
2 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss
1 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss
1
2
3 Mesio Lingguo torsi versi Kemungkinan Karena Prematur Loss
4
5
6
7
8 Belum erupsi
4. ANOMALI DALAM OKLUSI
Sagital
Overjet 21
= 3,3mm
31
Relasi Kaninus :
Kanan : Klas I Kiri : Klas I
Klas II Klas II
Klas III Klas III
Klasifikasi Angle :
Klas I
Klas II
Klas III
Transversal
Garis median :
Rahang Atas - normal Rahang bawah - normal
- ke kiri :0 mm - ke kiri :0 mm
- ke kanan :0 mm - ke kanan : mm
Vertikal
Over bite 11
= 2,4mm
41
A. Analisis Howes
1. Indeks Howes
Selisih = 2.1 mm
B. Analisis Pont
Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah lateral pada
region P1 mengalami kontraksi sebesar 2,2 mm dan pada region M1 mengalami
kontraksi sebesar 2,5 mm.
6. DETERMINASI LENGKUNG
RA :
Kelebihan = 0,8mm
Keterangan:
Pengukuran lengkung rahang atas dilakukan dari distal gigi 15 – distal gigi 25. Lengkung
berwarna hijau adalah lengkung individual dengan panjang 76,3 mm. sedangkan lengkung
berwarna merah adalah lengkung ideal dengan panjang 75,5 mm yang didapatkan dari
memundurkan lengkung individual 0,4 mm.
Pada rencana perawatan rahang atas, gigi anterior rahang atas dimundurkan 0,4 mm.
RB :
Kelebihan = 0,5mm
Keterangan:
Pengukuran lengkung rahang atas dilakukan dari distal gigi 35 – distal gigi 45. Lengkung
berwarna hijau adalah lengkung individual dengan panjang 74,2 mm. sedangkan lengkung
berwarna merah adalah lengkung ideal dengan panjang 73,7 mm.
DIAGNOSA ORTHODONTI
7. ETIOLOGI MALOKLUSI
Riwayat keluarga : Ayah normal, Ibu normal.
Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
Decidui : tidak diketahui
Permanen : Molar 3 rahang atas,bawah,kanan,kiri belum tumbuh, tetapi pada
penampakan foto rontgen panoramic didapatkan benih gigi 18,28,38,48.
Kemungkinan Maloklusi disebabkan oleh persistensi dan premature loss
8. PROGNOSA : Baik / Sedang / Kurang Baik / Buruk
Alasan :
9. RETAINER : Perlu
Alasan : Mempertahankan lengkung gigi yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan
dalam lengkung gigi yang baru.
Rahang Atas :
Memperbaiki fungsi pengunyahan dengan memposisikan gigi- gigi kelengkung ideal
yaitu gigi – gigi 11 dan 21
11. PERAWATAN ORTHODONTI SKETSA PESAWAT
Design alat
Rahang atas
1. Labial arch sebagai alat aktif dengan diameter kawat 0,7 untuk gigi rahang atas.
2. Adam klamer sebagai alat retentif dengan diameter kawat 0,7 mm.
3. Maxillary bite plane untuk mengintrusikan gigi rahang bawah sebanyak 0,5 mm
Pada kasus ini, gigi anterior rahang atas dimajukan 0,5 mm karena didapatkan overjet
awal 2,2mm disertai crowded. Pada metode Korkhaus menggalami distraksi, dan dengan
metode Pont pertumbuhan dan perkembangan pada region P dan M kearah lateral.
1. Labial arch aktif 0,8 mm dengan lengan pada distal gigi 13 dan distal gigi 23.
2. Adam klamer 0,7 mm pada gigi 16 dan gigi 26 sebagai alat retentif.
3. Maxillary bite plane untuk mengintrusikan gigi rahang bawah sebanyak 0,5 mm
Prosedur perawatan
1. DHE kepada pasien bahwa keberhasilan perawatan tergantung dari sering atau tidaknya
alat tersebut dipakai oleh pasien.
2. Mengintrusikan gigi anterior rahang bawah sebanyak 1mm secara bertahap (0,5 mm)
dengan menggunakan maxillary bite plane yang dipasang pada rahang atas.
3. Meretrak gigi anterior rahang atas sebanyak 0,4mm dengan menggunakan labial arch.
4. Pemakaian retainer
Mencegah terjadinya relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi
maka untuk RA digunakan retainer yang berupa labial arch 0,8 mm dengan U loop, dan
adam klamer
Desain Retainer
Keterangan :
1. Labial arch dengan diameter kawat 0,7mm .
2. Adam klamer dengan diameter kawat 0,7mm.
Rahang Bawah.
1. Labial arch aktif 0,8 mm dengan lengan pada distal gigi 34 dan distal gigi 44.
2. Adam klamer 0,7 mm pada gigi 37 dan gigi 47 sebagai alat retentif.
3. Simple spring 0,7 mm pada gigi 33 dan gigi 43
Prosedur perawatan
5. DHE kepada pasien bahwa keberhasilan perawatan tergantung dari sering atau tidaknya
alat tersebut dipakai oleh pasien.
6. Mengintrusikan gigi anterior rahang bawah sebanyak 1mm secara bertahap (0,5 mm)
dengan menggunakan maxillary bite plane yang dipasang pada rahang atas.
7. Meretrak gigi anterior rahang atas sebanyak 0,4mm dengan menggunakan labial arch.
8. Pemakaian retainer
Mencegah terjadinya relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi
maka untuk RA digunakan retainer yang berupa labial arch 0,8 mm dengan U loop, dan
adam klamer.
Desain Retainer
Keterangan :
4. Labial arch dengan diameter kawat 0,7mm .
5. Adam klamer dengan diameter kawat 0,7mm.
Semarang,