You are on page 1of 20

KEPANITERAAN KLINIK

ORTHODONTI (BLOK 1)
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG
SEMARANG

Nama Lengkap : Faizal Reza


NPM : 112100130
Jenis Kelamin : Laki Laki
Alamat : Perum. Genuk indah Jl.padi raya Blok. J no.57
Semarang
Dosen Pembimbing : drg. Shella, Sp.Orth
ORTHODONTI

DATA PASIEN

Nama Penderita : Andhinda Pramudya


Tanggal Lahir : Umur ................ : 22 thn
Alamat : Katiasa Baru No.26, Cirebon
Telp : 081946944144
Kelamin : Laki-Laki
Pekerjaan : Mahasiswa
Nama Ayah : Agus
Suku : Jawa
Nama Ibu : Adina
Suku : Jawa
Tanggal Datang Pasien : 1 Januari 2017

TENAGA PENGAJAR
1. drg. Shella, Sp. Orth
ORTHODONTI
RSIGM. Islam Sultan Agung

Mencetak Tanggal : 5 Januari 2017


Foto Profil : 25 Januari 2017
Foto Rontgen : 25 Januari 2017
Jenis Alat Orthodonti : Removable .......................................................
Mulai Perawatan : ..........................................................................
Retainer : ..........................................................................
Selesai Perawatan : ..........................................................................

GIGI PERMANEN
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 23 33 34 35 36
X 37 38

GIGI DECIDUI
X55 X X 52
54 53 X 51
X X 62
61 XX X 65
63 64 XXX
X85 V X 82
84 83 X 81
X X
71 X
72 X X 75
73 74 X
Tanggal gigi dicabut

................................................. ......................................................
................................................. ..................................................................
............................................................. ..................................................................
1. RIWAYAT KASUS / ANAMNESA
1.1. RIWAYAT INDIVIDU
Keluhan pertama penderita : Pasien mengeluh gigi depan renggang, ingin dirapikan
agar rapat.
Lahir :  Normal  Komplikasi  Kembar
Anak ke : 2 ( dari 3 bersaudara )
Nutrisi : ASI Lamanya 2 tahun 0 bulan
Susu botol lamanya 1 tahun 0 bulan
Keadaan Umum :  √ baik  sedang  buruk
Penyakit infeksi berat pada masa anak-anak : Tidak ada Kelainan
Kebiasaan jelek : - mengisap - umur : -
- menggigit bibir - umur : -

- bernafas melalui mulut - umur : -


- meletakkan lidah antara gigi dan gigi bawah
- umur : -
1.2. RIWAYAT KELUARGA
Kelainan rahang dan gigi pada : Ayah ( tidak )
Ibu ( tidak )
Saudara / keluarga lain (tidak)

Anomali : Tidak ada kelainan

2. PEMERIKSAAN KLINIS
2.1. EKSTRA ORAL
 Bentuk wajah dari depan :
√ Simetris / Asimetris kanan / kiri

 Dolichocepali √
Mesocepali  Brachicepali
 Bentuk wajah dari samping :
√ Cembung  Lurus / normal  Cekung
  Bimaksilar protusif
 Bibir ukuran :  Sedang  Tebal  Tipis

Kedudukan Bibir terhadap gigi depan


 Gigi Atas :  Normal
 Menutupi 1/4 mahkota incisivus atas
Menutupi 1/3 mahkota incisivus atas
 Menutupi 1/2 mahkota incisivus atas
 Menutupi 2/3 mahkota incisivus atas
 Gigi Bawah :  Normal
 Menyentuh permukaan palatina incisivus atas
 Menutupi seluruh permukaan incisivus bawah
 Menutupi ½ permukaan incisivus bawah
2.2. INTRA ORAL
 Ginggiva :  Normal  Meradang region  Hipertropi regio

 Frenulum Labii :  Normal  Tinggi  Rendah

 Palatum : Normal  Tinggi  Rendah

 Kedudukan lidah waktu menelan :


 Normal √ Diantara gigi posterior  Diantara gigi anterior
 Mendorong gigi anterior
 Kedudukan lidah waktu istirahat :

 Normal  Terjulur ke depan
2.3. FOTO RONTGEN
2.3.1. Foto Sefalometri
Analisa Foto Sefalometri
Nomor :
Nama : Andhinda Pramudya
Suku : Jawa
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Umur : 24 tahun
Hasil
Perempuan Keterangan
Jenis Pengukuran Ukuran
Nilai Normal
SNA0 81 81 Maksila Normal
SNB0 79 78 Mandibular
Retrognatik
ANB0 2 3 Klas II Skeletal
NAPog 5 5 Normal
NSGN0 66 70 Mandibular Vertikal
MP : SN0 32 26 Tulang Wajah Horizontal
1 : 10 130 120 Relasi Insisivus Protusif
1 : SN0 102 108 Inklinasi I Atas Protusif
1 : MP0 101 110 Inklinasi Bawah
Protusif
1 : APog mm 9 7 Protusif
1 : NB mm 8 5 Protusif
Pog : NB Pog mm 1 - -
Bidang E : LS mm 0 +2,4 Sedang
Bidang E : LI mm 2 +2,9 Sedang
Sumber : Thomas Rakosi

Kesimpulan :
 Maloklusi kelas II tipe skeletal disertai profil wajah cembung, pertumbuhan
mandibula vertikal, relasi insisivus RA dan insisivus RB Protusif, relasi I RA
dengan basis cranii Protusif, relasi I RB dengan mandibular plane Protusif,
bibir atas sedang, dan bibir bawah sedang
2.3.2. Intra Oral + Panex

Implikasi : Gigi : tidak ada


Lokasi : tidak ada
Fraktur : Tidak ada
Supernumerary : Tidak ada
Agenesis : Tidak ada
Non Vital : Tidak ada
Lain-lain : Terdapat Benih Gigi Molar 3 ( 18, 28,38), missing gigi 46
2.4. FOTO PROFIL
2.4.1. Sebelum Perawatan
DEPAN SAMPING

Analisa foto profil:

Dari analisa foto profil tampak depan pasien memiliki wajah simetris, serta tampak
samping pasien memiliki wajah cembung (Titik pertemuan LS – LI berada di depan garis GL –
Pog).
2.4.2. Sesudah Perawatan

DEPAN SAMPING

Analisa foto profil

...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
3. PEMERIKSAAN MODEL
Apel Gigi
 k : karies : 21, 22, 36 - v : Tidak ada
 t : tambalan : Tidak ada - n : non vital : Tidak ada
 x : ekstraksi : Tidak ada - @ : sedang erupsi : Gigi 47
 s : supernumerary : Tidak ada

3.1. ANOMALI GIGI TIAP RAHANG BESERTA ETIOLOGINYA


ANOMALI GIGI ETIOLOGI
8 Belum erupsi
7
6
5
4
3
2 Mesio palate torsi versi  Kemungkinan Karena Prematur Loss
1

8
7
6
5
4
3 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss
2 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss
1 Labioversi Kemungkinan Karena Prematur Loss

1 Disto labio torsi versi ........ Kemungkinan Karena Prematur Loss


2 Disto labio torsi versi  Kemungkinan Karena Prematur Loss
3 Disto labio torsi versi  Kemungkinan Karena Prematur Loss
4
5 Infraklusi  Kemungkinan Karena Prematur Loss
6
7
8 Belum erupsi

1
2
3 Mesio Lingguo torsi versi  Kemungkinan Karena Prematur Loss
4
5
6
7
8 Belum erupsi
4. ANOMALI DALAM OKLUSI

Sagital
 Overjet 21
= 3,3mm
31

 Relasi molar pertama permanen :


Kanan :  Klas I Kiri :  Klas I
Klas II  Klas II
Klas III Klas III

 Relasi Kaninus :
Kanan :  Klas I Kiri :  Klas I
 Klas II  Klas II
Klas III  Klas III

 Klasifikasi Angle :
 Klas I
 Klas II
 Klas III

 Gigitan terbalik anterior : Tidak Ada


............................................................................................................................................

Transversal
 Garis median :
Rahang Atas - normal Rahang bawah - normal
- ke kiri :0 mm - ke kiri :0 mm
- ke kanan :0 mm - ke kanan : mm

 Gigitan terbalik posterior : Tidak ada


 Gigitan silang : ada

Vertikal
 Over bite 11
= 2,4mm
41

 Gigitan terbuka : Tidak ada


 Gigitan dalam : Tidak ada
Lebar Mesiodistal gigi-gigi (mm)
Rahang atas
Gigi Kanan Kiri Normal Ket
1 8,4 8,3 7.40 – 9.75 Normal
2 6,7 7,1 6.05 – 8.10 Normal
3 7,9 8,5 7.05 – 9.32 Normal
4 8,1 7,1 6.75 – 9.00 Normal
5 6,7 6,7 6.00 – 8.10 Normal
6 9,6 10,0 9.95 – 12.10 Normal
JUMLAH 47,4 47,7
Rahang Bawah
Gigi Kanan Kiri Normal Ket
1 5,5 5,6 4.97 – 6.60 Normal
2 5,8 5,8 5.45 – 6.85 Normal
3 8,0 7,3 6.15 – 8.15 Normal
4 7,4 7,6 6.35 – 8.75 Normal
5 7,4 7,1 6.80 – 9.55 Normal
6 11,1 10,5 10.62 – 13.05 Normal
JUMLAH 45,2 43,9
Kesimpulan : Keseluruhan gigi sesuai ukuran gigi normal
5. ANALISA UKURAN MESIODISTAL GIGI-GIGI DAN LENGKUNG
GIGI PERMANEN DAN DECIDUI
( Analisa gigi permanen, Probability, Moyer dan Barendonk

A. Analisis Howes

PMD X 100 PMBAW X 100 BAL X 100

TTM TTM TTM

1. Indeks Howes

Basis Apikal X 100 = 100 X 43,8 mm = 44 %


Mesiodistal 16  26 98.7 mm
2. Lebar Lengkung gigi (puncak tonjol bukal 14 – 24 ) = 41,7 mm
Lebar lengkung rahang (basis apikal) = 43.8 mm

Selisih = 2.1 mm

B. Analisis Pont

1. Lebar Mesiodistal 12 11 21 22 = 30,5 mm


Jarak distal plt 14 – 24 (pasien) = 40,2 mm
Jarak sentral fossa 16 – 26 (pasien) = 50,1 mm

2. Indeks Pont 14 – 24 = jml MD 12 11 21 22 X100 = 30,5 X 100 = 38,1 mm


80 80

3. Indeks Pont 16 -26 = jml MD 12 11 21 22 X 100 = 30,5 X 100 = 47,6 mm


64 64

Penderita Pont Selisih


14 – 24 40, 2 mm 38 mm + 2,2 mm
16  26 50, 1 mm 47,6 mm + 2,5 mm

 Kesimpulan :
Pertumbuhan dan perkembangan lengkung gigi pasien kearah lateral pada
region P1 mengalami kontraksi sebesar 2,2 mm dan pada region M1 mengalami
kontraksi sebesar 2,5 mm.
6. DETERMINASI LENGKUNG

RA :

Lengkung individual (15-25) = 76,3 mm

Lengkung ideal (15-25) = 75,5 mm -

Kelebihan = 0,8mm

Berdasarkan determinasi lengkung: Pada rahang atas didapatkan dari


memundurkan overjetnya sebesar 0,4 mm.

Penapakan Lengkung Rahang Atas

Keterangan:

Hijau : Lengkung Individual


Merah : Lengkung Ideal

Pengukuran lengkung rahang atas dilakukan dari distal gigi 15 – distal gigi 25. Lengkung
berwarna hijau adalah lengkung individual dengan panjang 76,3 mm. sedangkan lengkung
berwarna merah adalah lengkung ideal dengan panjang 75,5 mm yang didapatkan dari
memundurkan lengkung individual 0,4 mm.
Pada rencana perawatan rahang atas, gigi anterior rahang atas dimundurkan 0,4 mm.
RB :

Lengkung individual (37-47) = 74,2 mm

Lengkung ideal (37-47) = 73,7 mm -

Kelebihan = 0,5mm

Penapakan Lengkung Rahang Bawah

Keterangan:

Hijau : Lengkung Individual


Merah : Lengkung Ideal

Pengukuran lengkung rahang atas dilakukan dari distal gigi 35 – distal gigi 45. Lengkung
berwarna hijau adalah lengkung individual dengan panjang 74,2 mm. sedangkan lengkung
berwarna merah adalah lengkung ideal dengan panjang 73,7 mm.

DIAGNOSA ORTHODONTI

Pasien memiliki maloklusi angel klas II dengan tipe skeletal

7. ETIOLOGI MALOKLUSI
 Riwayat keluarga : Ayah normal, Ibu normal.
 Riwayat pertumbuhan dan perkembangan
 Decidui : tidak diketahui
 Permanen : Molar 3 rahang atas,bawah,kanan,kiri belum tumbuh, tetapi pada
penampakan foto rontgen panoramic didapatkan benih gigi 18,28,38,48.
 Kemungkinan Maloklusi disebabkan oleh persistensi dan premature loss
8. PROGNOSA : Baik / Sedang / Kurang Baik / Buruk
Alasan :

 Pasien kooperatif terhadap perawatan


 Riwayat kesehatan baik
 Usia pasien lebih muda
 Keadaan sosial ekonomi menengah ke atas
 Perawatan didukung dan disetujui oleh pasien dan keluarga

9. RETAINER : Perlu
Alasan : Mempertahankan lengkung gigi yang telah terkoreksi sampai terjadi kestabilan
dalam lengkung gigi yang baru.

10. TUJUAN PERAWATAN

Rahang Atas :
 Memperbaiki fungsi pengunyahan dengan memposisikan gigi- gigi kelengkung ideal
yaitu gigi – gigi 11 dan 21
11. PERAWATAN ORTHODONTI SKETSA PESAWAT

O Observasi O Preventif O Interseptif O Korektif

Design alat

Rahang atas

1. Labial arch sebagai alat aktif dengan diameter kawat 0,7 untuk gigi rahang atas.
2. Adam klamer sebagai alat retentif dengan diameter kawat 0,7 mm.
3. Maxillary bite plane untuk mengintrusikan gigi rahang bawah sebanyak 0,5 mm

12. RENCANA PERAWATAN


Rahang Atas

Pada kasus ini, gigi anterior rahang atas dimajukan 0,5 mm karena didapatkan overjet
awal 2,2mm disertai crowded. Pada metode Korkhaus menggalami distraksi, dan dengan
metode Pont pertumbuhan dan perkembangan pada region P dan M kearah lateral.

Alat untuk Rahang Atas :

1. Labial arch aktif 0,8 mm dengan lengan pada distal gigi 13 dan distal gigi 23.
2. Adam klamer 0,7 mm pada gigi 16 dan gigi 26 sebagai alat retentif.
3. Maxillary bite plane untuk mengintrusikan gigi rahang bawah sebanyak 0,5 mm

Prosedur perawatan
1. DHE kepada pasien bahwa keberhasilan perawatan tergantung dari sering atau tidaknya
alat tersebut dipakai oleh pasien.
2. Mengintrusikan gigi anterior rahang bawah sebanyak 1mm secara bertahap (0,5 mm)
dengan menggunakan maxillary bite plane yang dipasang pada rahang atas.
3. Meretrak gigi anterior rahang atas sebanyak 0,4mm dengan menggunakan labial arch.
4. Pemakaian retainer
Mencegah terjadinya relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi
maka untuk RA digunakan retainer yang berupa labial arch 0,8 mm dengan U loop, dan
adam klamer

Desain Retainer

Keterangan :
1. Labial arch dengan diameter kawat 0,7mm .
2. Adam klamer dengan diameter kawat 0,7mm.

Rahang Bawah.

Alat untuk Rahang Bawah :

1. Labial arch aktif 0,8 mm dengan lengan pada distal gigi 34 dan distal gigi 44.
2. Adam klamer 0,7 mm pada gigi 37 dan gigi 47 sebagai alat retentif.
3. Simple spring 0,7 mm pada gigi 33 dan gigi 43

Prosedur perawatan
5. DHE kepada pasien bahwa keberhasilan perawatan tergantung dari sering atau tidaknya
alat tersebut dipakai oleh pasien.
6. Mengintrusikan gigi anterior rahang bawah sebanyak 1mm secara bertahap (0,5 mm)
dengan menggunakan maxillary bite plane yang dipasang pada rahang atas.
7. Meretrak gigi anterior rahang atas sebanyak 0,4mm dengan menggunakan labial arch.
8. Pemakaian retainer
Mencegah terjadinya relaps atau untuk mempertahankan lengkung yang telah dikoreksi
maka untuk RA digunakan retainer yang berupa labial arch 0,8 mm dengan U loop, dan
adam klamer.

Desain Retainer

Keterangan :
4. Labial arch dengan diameter kawat 0,7mm .
5. Adam klamer dengan diameter kawat 0,7mm.

Semarang,

( drg. Shella, Sp.Orth)

You might also like