You are on page 1of 112
“YJ s«DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH “ex DIREKTORAT JENDERAL SUMBER DAYA AIR Se Be 710 PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN BAGIAN 1 UMUM_. MARET 2003 Kantor Sekretariat KOMISI KEAMANAN BENDUNGAN (BALAI KEAMANAN BENDUNGAN) KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR NOMOR : 199/KPTS/D/2003 Tentang : PENGESAHAN PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN Direktur Jenderal Sumber Daya Air Menimbang 1. Bahwa bendungan sebagai bangunan yang mempunyai manfaat umum, perlu adanya upaya pengamanan dan pemeliharaan agar diperoleh manfaat yang sebesar- besamya dalam jangka waktu yang selama mungkin; 2. bahwa bendungan juga mempunyai potensi bahaya terhadap Keselamatan masyarakat, sebingga diperlukan upaya pengamanan mulai dari tahap desain, konstruksi sampai dengan tahap pemeliharaan dan pengelolaannya, dalam rangka melindungi mayarakat di sekitar dan di dacrah hilir bendungan terhadap kemungkinan bencana akibat runtuhnya bendungan; 3. bahwa upaya pengamanan dan pemeliharaan bendungan terscbut perlu ditindak lanjuti dengan penyvsunan Pedoman Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan; 4. babwa schubungan dengan hal tersebut diatas, perlu ditetapkan pengesahan Pedoman Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan dengan Keputusan Direktur Jenderal Sumber Daya Air. Mengingat 1. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974, tentang Pengairan; 2. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982, tentang Tata Pengaturan Air; Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991, tentang Sungai; 4, Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemeriniah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonomi; Menetapkan PERTAMA 5. Keputusan Presiden RI Nomor 44 Tahun 1974, tentang Pokok-Pokok Organisasi Departemen; 6. Keputusan Presiden RI Nomor 102 Tahun 2001, tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan Susunan Organisasi dan Tata Kerja Departemen; 7. Keputusan Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah Nomor O1/KPTS/M/2001, tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayeh: 8. Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 378 Tahun 1987, tentang Pengesahan 33. Standar Konstruksi Bangunan Indonesia; 9. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 72/PR 1/1997, tentang Keamanan Bendungan juncto SK. Menteri Permukiman dan Prasarana—Wilayah_— Nomor 296/KPTS/M/2001, tentang Perubahannya; 10. Keputusan Presiden RI Nomor 105/M/2002 Penunjukan dan Pengangkatan Direktur Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah; tentang, 11. SNI_ Nomor 1731-1989-F tentang Pedoman Keamanan Bendungan MEMUTUSKAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR TENTANG PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN DAN PENGAMATAN BENDUNGAN. Mengesahkan berlakunya Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan sebagaimana tercantum dalam Lampiran Surat Keputusan ini, yang terdiri dari Bagian 1: Umum Bagian 2 : Pengelolaan, Operasi dan Pemeliharaan Bagian 3. : Sistem Instrumentasi dan Pemantauan Bagian 4 : Inspeksi Keamanan Bendungan untuk Peralaten Hidromekanik dan Elektrik Bagian 5 : Operasi dan —_Pemeliharaan —_Peralaten Hidromekanik dan Elektrik KEDUA + Semua pihak yang melakukan kegiatan yang betkaitan dengan pembangunan dan pengelolaan bendungan, wajib memperhatikan Prinsip-prinsip, tata-cara_serta_ketentuan-ketentuan yang tercantum pada diktum PERTAMA. KETIGA Komisi Keamanan Bendungan melalui Balai Keamanan Bendungan serta Direktorat Pembina di lingkungan Direktorat Jenderal Sumber Daya Air bertugas memonitor pelaksanaan Surat Keputusan ini sertamenampung umpan bali guina penyempurmaan Pedoman seperti pada diktum PERTAMA di alas, agar selalu dapat digunakan sesuai dengan ‘kebutuhan den perkembangan teknologi yang ada KEEMPAT —: — Keputusan ini berlaku pada hari/anggal ditetapkan dengan ketentuan akan diadakan perubahan dan perbaikan seperlunya bilamana dikemudian hari temyata terdapat keKelirwan didalam penetapannya. DITETAPKAN DI: JAKARTA. PADA TANGGAL: ....7.. Mea.....2003 DIREKTUR JENDERAL SUMBER DAYA AIR. DEPARTEMEN KIMPRASWIL i T. Roestam Sjarief, MNRM ) fea TEMBUSAN : Surat Keputusan ini disampaikan kepada Yth.: 1, Bapak Menteri Permukiman dan Prasarana Wilayah 2. Sekretaris Jenderal Dep. Kimpraswil. 3. Inspektur Jenderal Dep. Kimpraswil 4. Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Dep. Kimpraswil 5. Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia, Dep. Kimpras 10. i. 12, Staf Abli Menteri Bidang Otonomi dan Keterpaduan Pembangunan Daerah Staf Ahli Menteri Bidang Pengembangan Keahlian dan Tenaga Kerja Sekretaris Direkiorat Jenderal Sumber Daya Air, Dep. Kimpraswil Para Direktur di lingkungan Direktorat Sumber Daya Air Kepala Biro Perencanaan & KLN, Dep. Kimpraswil Kepala Puslitbang Sumber Daya Air, Dep. Kimpraswil Para Kepala Dinas Kimpraswil/Sumber Daya Air/Pengairan Propinsi Anggota Komisi Keamanan Bendungan Arsip SAMBUTAN Dewasa ini masyarakat dunia mulai dinadapkan pada bayang-bayang krisis air yang pertu enanganan segera dengan tepat, salah satu upaya penanganan yang telah terbukti berhasil betk, adalah dengan menampung air di waduk-waduk atau bendungan. Saat ini di Indonesia telah dibangun lebih dari dua ratus bendungan besar dan Kecil, yang mempunyai andil cukup besar dalam membantu memenuhi kebutuhan masyarakat dan mengatasi kritis air tersebut. Bendungan juga dibangun untuk memenuhi kebutuhan lain seperti untuk pengisian Kembali air tanah, penampung limbah industri, penampung limbah tambang dan lain sebagainya, Bendungan disamping memiliki manfaat yang cukup besar, juga menyimpan potensi bahaya yang besar pula yang dapat mengancam kehidupan masyarakat luas dihilir bendungan, Keruntuhan bendungan dapat menimbuikan banjir besar yang mengakibatkan bencana dahsyat di daerah hilir bendungan. Tugas utama para abli bendungan adalah mengurangi ancaman tersebut, untuk itu perlu adanya program keamanan bendungan yang harus diberlakukan sejak tahan penyiapan disain, pelaksanaan konstruksi serta masa operasi dan pemeliharaan bendungan. Pembangunan bendungan, membutuhkan investasi yang sangat besar baik berupa dana maupun pengorbanan dari masyarakat di daerah genangan. Sudan seharusnya hasil pembangunan dengan investasi yang sangat besar tersebut, serta sangat bermanfaat bagi masyarakat luas, dioperasikan dan dipelinara dengan baik guna melestarikan fungsinya. Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, yang disiapkan atas kejasama antara Balai Keamanan Bendungan dan Direktorat Bina Teknik Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, adalah merupakan bagian dari program keamanan bendungan, yang dinarapkan dapat’ menjadi acuan bagi pata Pengelola bendungan dalam mengelola “bendungannya, sehingga fungsi bendungan dapat lestari sesual dengan rencana, serta tesiko kegagalan bendungan akibat kesalahan operasi dan lemahnya pemeliharaan dapat citekan sekecil mungkin. Melaiui proses yang cukup panjang, telah dilakukan pengumpulan, pengkajian dan penelitian terhadap : pedoman-pedoman operasi dan pemeliharaan bendungan yang telah ada, pedoman dan standar di bidang tain yang berlaku di Indonesia serta referensi-referensi dari juar Indonesia. Pendapat dan saran dari para ahli bendungan, telah ditampung melalui acara diskusi ddan lokakarya, kemudian dianalisis dan kesimpulannya dimasukkan dalam pedoman ini. Pedoman ini tidak bersifat statis, dimasa mendatang masih peru dikembangkan dan disempurakan sesuiai dengan kemajuan teknologi, namun apa yang termuat dalam pedoman ini sudah mencakup dan mencerminkan Konsep-konsep operasi dan pemeliharaan bendungan saat ini. Dengan terbitnya pedoman ini, diharapkan para Pengelola maupun pata Perencana ‘bendungan dapat mengambil manfaat sebesar-besamya, terutama dalam penyusunan panduan ‘maupun dalam melaksanakan operasipemeliharaan dan pengamatan bendungan yang dikelotanya. Jakarta, Maret 2003 KATA PENGANTAR Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan ini merupakan bagian ke-3 atau rangkaian tak terpisah dari Pedoman Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan yang secara keseluruhan terdiri atas 5 (lima) bagian, yakni: Bagian 1: Umum Bagian 2 : Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan Bagian 3 : Sistem instrumentasi dan Pemantauan Bendungan Bagian 4 : Inspeksi Keamanan untuk Peralatan Hidromekanikal dan Elektrikal Bagian 5 : Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal dan Elektrikal Penulisan Pedoman tersebut diprakesai dan dipersiapkan oleh Balai Keamanan Bendungan bekerja sama dengan Direktorat Bina Teknik, Ditjen. Sumber Daya Air, Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah, terutama untuk mereka yang bertanggung jawab di bidang Operasi dan Pemeliharaan suatu bendungan. Pedoman ini telah mengakomodasikan masukan-masukan serta saran dari berbagai pihak dan pakar yang ikut serta didalam Seminar yang diselenggarakan di Jakarta, termasuk pembahasan di dalam Tim Kecil yang dibentuk atas saran peserta Seminar. Namun demikian, kritik positip dan membangun tetap kami harapken demi penyempurnaannya. Kami ucapkan terima kasin kepada Tim Penyusun Pedoman ini serta semua pihak yang telah membantu di dalam penyelesaiannya. Semoga pedoman ini dapat bermanfaat sesudi dengan apa yang diharapkan. Jakarta, Maret 2003 << Kepaié-Balai Keamanan Bendungan i ir, Pudi Hastowo, DipLHE. errs ee PEDOMAN OPERASI, PEMELIHARAAN, PENGAMATAN DAN. BABI BABII PENDAHULUAN. ce 44 12 13 14 45 16 OPERAS! DAN PEMELIHARAAN........ 2A, 22, 23. Umum... Maksud dan Tujuan..... Ruang Lingkup... Hal-hal yang Perlu Diperhatikan.......... Validitas dan Keterbatasan PEMANTAUAN BENDUNGAN Pengertian 00. Umum Ketentuan dan Syarat-syarat 4 SNOARON Operasi Wadk...scesecnssesennnre eye enn Gambaran dan Manfaat 0. Revisi dan Distribusi Panduan O&P. Penetapan Tanggung Jawab 0... Peralatan Komunikasi econ Petunjuk Pelaksanaan dan Laporan Jalan Masuk Ke Lokasi Bendungan Hubungan dengan Instansi Lain Prosedur Peringatan UMUM ....ccccecccteninesei Kapasitas Tampungan Waduk.. Banjir Desain dan Penelusuran Baniji. Prakiraan Air Masuk «0.0. Jadwal Pengisian dan Prosedur Pengeluaran Ai... Petunjuk Operasi Operasi Bani. RONNN Ao BAB Ill BAB IV BABV 2.4, Pemeliharaan..... 4, Perawatan atau Pemeliharaan Rutin...cese 2. Pekerjaan Perbaikan 3. Evaluasi Pemeliharaan.... ORGANISASI OPERAS! & PEMELIHARAAN.......ccon escent er 3.2. Struktur Organisasi 2 3.3. Tenaga Persomil..... : 1. Personil Tetap 2. Personil Tidak Tetap.. 3.4 Pelatihan....cc 3.5 Laporan dan Alur Laporan.. 1. Laporan Umum. 2. Laporan Khusus BIAYA OPERASI DAN PEMELIHARAAN.. 44 Umum....... 4.2. Perencanaan Biaya O & P Bendungan ...ccncnnnnnnennennensen 1, Biaya Langsung... 2. Biaya Tak Langsung 3. Biaya Tak Terduga . 4.3. Penyiapan Dana dan Sumber EVALUASI PELAKSANAAN 0 & P......- BA UMUM cere 5.2 Kegunaan Sistem POP .. 5.3. Manual Sistem POP 4. Program Pengelolaan OP. 2, Jadwal Pelaksanaan POP....... 3. Daftar Simak POP 4, Kartu Catatan POP 5, Pekerjaan Khusus. 16 17 18 18 19 19 19 28 28 28 29 34 34 34 35 35 38 40 40 4 At a at 42 42 5.4 Evaluasi Pelaksanaan OP. 42 1. Evaluasi Tahunan : 42 2, Evaluasi §-Tahunan sc 44 5.5 Dokumentasi dan Rekomendasi 44 iti BABI PENDAHULUAN 4.4 Umum Dalam rangka kegiatan program keamanan bendungan, ada 3 (tiga) unsur pokok yang perlu dipethatikan oleh Pemili/Pengelola Bendungan. Disamping faktor keamanan struktur dan kondisi fisik bendungan (disain dan konstruksi) serta Rencana Tindak Darurat yang perlu dipersiapkan, unsur-unsur pokok lain yang perlu diperhatixan adalah kegiatan Operasi, Pemeliharaan, Pemantauan dan Pengamatan Bendungan. Pada keadaan yang sangat ekstrem, kesalahan dalam pengoperasian bendungan/waduk bisa berakibat fatal. Bendungan bisa runtuh atau jebol dan menimbulkan banjir besar yang dapat merusak prasarana dan sarana, bahkan korban jiwa yang terdapat di daerah hilir bendungan. Lebih-lebih bila bendungan tersebut tanpa pemantauan, pengamatan dan perawatan/pemeliharaan Oleh karena itu dalam rangka upaya mencegah terjadinya bencana tersebut di atas, untuk setiap bendungan diperlukan suatu panduan mengenai Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan bendungan yang bersangkutan. Selanjutnya, untuk menyamakan persepsi menuju standarisasi pembuatan pedoman tersebut, periu dibuat pedoman penyusunannya. Sesuai dengan sasaran yang hendak dicapai, maka Pedoman Operasi Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan secara keseluruhan terdiri dari § lima) bagian, yakni: Bagian 1, Umum; merupakan petunjuk umum tentang penyusunan Panduan Operasi, Pemeliharaan dan Pengamatan Bendungan, mencakup ketentuan umum, prosedur atau tata cara operasi, pemelinaraan dan pengaaamatan bendungan. Bagian 2, Pengelolaan Operast dan Pemeliharaan; memuat uraian inci mengenai pelaksanaan pengelotaan kegiatan pemeliharaanioperasi dan pemeliharaan bendunganiwaduk beserta fasilitasnya, termasuk uraian mengenai kebutuhan dananye. Bagian 3, Sistem Instrumentasi dan Pemantauan menguraikan dasar pengertian sistem dan jenis-jenis instrumentasi yang sesuai untuk bendungan urugan dan bendungan beton berikut tata cara pelaksanaan pemantauannya. Bagian 4, Inspeksi Keamanan Peralatan Hidromekanikal & Elektrikal, mengenai pokok-pokok dan sasaran inspeksi dan tata caranya. Bagian 5, Operasi dan Pemeliharaan Peralatan Hidromekanikal & Elektrikal Bendungan. 1.2. MAKSUD DAN TUJUAN Pedoman ini dapat digunakan sebagai acuan umum bagi Pemiliki Pengelola Bendungan di dalam menyiapkan panduan untuk pelaksanaan kegiatan Operasi, Pemeliharaan, Pengamatan dan Pemantauan Bendungan dalam rangka menghindari atau memperkecil risiko terjadinya kegagalan bendungan sehingga fungsi bendungan dapat lestari dan berkelanjutan sesuai yang diharapkan. 4.3. RUANG LINGKUP Pedoman ini menguraikan tentang tata cara pengelolaan (manajemen) operasi dan pemeliharaan bendungan, mencakup penyusunan program, organisasi dan pelaksanaannya, metoda perhitungan biaya operasi dan pemelinaraan (pendanaan) serta sistem pengendalian operasi, pengelolean dan pemeliharaannya, 4.4 HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN 1. Panduan Operasi dan Pemeliharaan Pemilik/Pengelola bendungan wajib menyiapkan Panduan Operasi dan Pemeliharaan secara rinci bagi setiap bendungan yang dikelolanya. 2. Dokumen Bendungan Dokumen bendungan lengkap mencakup disain bendungan dengan segala perubahannya beserta bangunan pelengkapnya, pelaksanaan konstruksi dan perilaku bendungan/waduk selama konstruksi dan sesudahnya berikut segala kejadian yang mempengaruhi atau dapat mempengaruhi keamanan bendungan dan atau waduk, harus disimpan dan diarsipkan/didokumentasikan dengan api selama umur layanan bendungan. Catatan ini antara lain meliput: a) Dokumen Desain Dokumen disain setidaknya terdiri atas kriteria disain berikut data- data atau acuan yang digunakan, laporan penyelidikan lapangan, model, cara dan hasil analisa/perhitungan, gambar-gambar dan spesifikasi teknik. b) Dokumen Pelaksanaan Konstruksi Dokumen Pelaksanaan Konstruksi terdiri dari: buku kontrak pelaksanaan konstruksi, metode konstruksi, bahan bangunan, catatan pengendalian mutu, metode dan hasil uji laboratorium maupun insitu, inspeksi selama pelaksanaan konstruksi, hasil observasi/pengamatan perilaku struktural, satu set lengkap gambar pelaksanaan konstruksi (as built drawing) serta dokumen-dokumen teknis lainnya. 15 ©) Dokumen 0 &P Dokumen © & P paling tidak mencakup semua petunjuk/panduan mengenai OP bendungan, catatan mengenai_perilaku struktural selama pelaksanaan konstruksi_dan operasional_bendungan (meliputi_ pembacaan instrumentasi/peralatan berikut_perhitungan beserta interpretasinya, catatan hasil inspeksi serta evaluasi tentang keamanannya), segala jenis catatan mengenai perubahan, pekerjaan perbaikan, perluasan, dan atau rehabilitasinya, catatan mengenai keadaan luar biasa atau segala kejadian yang berhubungan dengan keamanan bendungan dan catatan mengenai musibah dan peristiwa (incident dan accident), termasuk Buku Bendungan dan Dokumen Rencana Tindak Darurat (RTD). 4) Penyimpanan Dokumen Sekurang-kurangnya 4 set dokumen bendungan lengkap harus tetap tersedia, masing-masing 1 set berada di: (i) Kantor Lapangan (lokasi bendungan), (i) Kantor Pengelola bendungan (ii) Pemilik Bendungan (iv) Komisi/Balai Keamanan Bendungan. e) Kewajiban Pemilik dan atau Pengelola bendungan berkaitan dengan perihal di atas adalah sebagai berikut: (i) Pemilik dan atau Pengelola Bendungan berkewajiban atas tersedianya satu set dokumen bendungan lengkap di kantornya dan bertanggung jawab atas pelaksaan/pengoperasiannya. (i) Menyampaikan satu set _dokumen _bendungan lengkap kepada Komisi/Balai Keamanan Bendungan. (ii) Metakukan pemutakhiran dokumen bendungan dan menyampaikan catatan pemutakhiran kepada Komisi/ Balai Keamanan Bendungan, VALIDITAS DAN KETERBATASAN Pedoman ini merupakan petunjuk umum mengenai pengelolaan, operasi dan pemeliharaan suatu_bendungan. Oleh karena itu, untuk setiap bendungan harus tersedia Panduan Operasi & Pemeliharaan tersendiri yang sesuai dengan karakteristika masing-masing bendungan. Pedoman OP tersebut hendaknya disusun oleh Pendesain bendungan bersama-sama dengan| ahli yang berpengalaman di bidang Operasi dan Pemeliharaan Bendungan. 16 3) 4) 5) 6) 7) 8) PENGERTIAN Banjir Disain adalah banjir yang digunakan untuk mendisain bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya, terutama untuk menentukan ukuran bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran, serta untuk menentukan volume tampungan maksimum air waduk dan tinggi bendungan, Bangunan Pengeluaran yaitu segala fasilitas bangunan perlengkap yang digunakan untuk mengendalikan pengeluaran/pengaliran air dari waduk. Banjir Maksimum Boleh Jadi (BMB) / (Probable Maximum Flood, PMF) adalah debit banjir terbesar yang mungkin terjadi dengan mengandaikan semua faktor yang secara kebetulan menghasilkan curah hujan dan limpasan terbesar dan tidak akan terlampaui. (SNI 03-3432. 1994), Lapisan Pelindung adalah suatu lapisan yang biasanya diletakkan pada lereng-lereng hulu suatu urugan (bendungan) atau sepanjang saluran air sebagai pelindung terhadap hantaman gelombang, erosi atau gerusan air. Lapisan peiindung dapat terdiri atas bongkah-bongkah batuan besar tak beraturan (Rip Rap), blok atau beton pracetak, atau bahan lain yang dapat difungsikan sebagai pelindung lereng. Bukit Tumpuan (Abutment) adalah kedua bagian sisi lembah/lereng tempat bendungan ditumpukan, Dalam hal tertentu, bila bukit tumpuan yang memenuhi syarat untuk bendungan besar tidak dijumpai secara lami, kadang-kadang dibuat bukit tumpuan buatan dari beton graviti. Daerah Pengaliran Sungai (DPS) yaitu suatu kesatuan wilayah tata air yang terbentuk secara alami dimana air meresap dan / atau mengalir (dalam suatu sistem pengaliran) melalui lahan, anak sungai dan induk sungai. a. DPS langsung adalah DPS yang tata aimya berasal dalam tuasan DPS itu sendiri, b. DPS tak fangsung adalah DPS yang tata aimnya berasal dari DPS lain yang dibawa ke DPS tersebut menggunakan suatu sistem saluran. Daerah Sabuk Hujau (Green Belt) adalah areal di sekeliling atau di ‘sepanjang tepian waduk dengan lebar tertentu, yakni antara elevasi banjir (flood water level) dengan elevasi banjir terbesar (extra ordinary flood level) yang secara teknis beda elevasinya setara dengan tinggi jagaan (free board) bendungan. Enjiner adalah seorang ahli/profesional yang diakui dan berpengalaman dalam aspek yang berhubungan dengan tehnik rekayasa bendungan sehingga diperbolehkan untuk ikut serta dalam sebagian atau seluruh 10) 11) 412) 13) 14) 15) 16) 17) 18) kegiatan yang berkaitan dengan penyelidikan, perencanaan, konstruksi, rehabilitasi, perbaikan, operasi, pemelinaraan dan pengamatan, serta penghapusan bendungan, Fetch yaitu jarak lurus (di atas permukaan air waduk) terhadap lereng hulu bendungan yang dipengaruhi langsung oleh gaya angin. Fetch adalah suatu faktor yang digunakan untuk menghitung tinggi ombak yang terjadi dalam waduk Galeri (gallery) adalah suatu lorong di dalamidasar tubuh bendungan yang digunakan untuk pemeriksaan/inspeksi, injeksi semen pondasi dan atau sebagai drainase. Gorong-goreng (Conduit) adalah saluran tertutup untuk mengalirkan air waduk di sekitar atau dibawah bendungan. Instruksi Operasi (Operation Instruction) yaitu informasi kepada personil yang berlanggung jawab dalam pengoperasian _waduk/ bendungan agar sesuai dengan prosedur yang telah disetujui/ditetapkan. Instrumentasi (Instrumentation) adalah segala jenis peralatan yang dipasang di dalam fondasi, tubuh bendungan dan di sekitarnya yang digunakan untuk pemantauan perilaku bendungan. Inti Bendungan (Core) adalah bagian tubuh bendungan urugan yang tersusun dari material kedap air atau angka yang kelulusan-airnya rendah. Sesuai dengan posisi dan lokasinya di dalam tubuh bendungan, inti bendungan bisa distiahkan sebagai Inti Tegak, Inti Miring, atau sesuai dengan materialnya disebut Inti Pudel Lempung, Inti Lempung Padat, inti Lempung Basah atau zona tak tembus air. Katup adalah peralatan mekanik yang digunakan untuk mengatur aliran air yang masuk dan keluar melalui pipa (terowongan) sehingga bagian pengatur (daun pintu, dil) tetap berada dalam aliran air pada saat dibuka penuh. Kegagalan Bendungan yaitu kondisi bendungan, dimana pengeluaran air waduk tidak dapat dikendalikan lagi atau tidak berfungsinya bendungan secara normal akibat kejadian diluar perkiraan parameter desain atau sebab-sebab teknis lainnya, sehingga fungsi utama bendungan sebagai penyimpan air dinyatakan gagal. Kolam Olak (Stilling Basin) adalah suatu kolam yang dibangun untuk meredam tenaga aliran air yang relatif cepat, misalnya dari bangunan pelimpah atau bangunan pengeluaran, sekaligus untuk melindungi dasar sungai terhadap erosi. Kolam Terjunan (Piunge Pool) adalah suatu kolam alami atau buatan yang berfungsi untuk meredam tenaga air yang terjun bebas. 19) 20) 21) 22) 23) 24) 25) 26) 27) 28) Kolam Loneat (Flip Bucket) yaitu suatu tive peredam tenaga air yang terletak diujung pelimpah dengan bentuk sedemikian rupa, sehingga air yang lewat dengan kecepatan tinggi meloncat ke atas dan jatuh jauh di luar pondasi pelimpah. Operasi Waduk (Reservoir Operation) adalah prosedur operasi yang mengatur volume pengeluaran/pengaliran/penggunaan air waduk. Penelusuran Banjir (Flood Routing) adalah suatu proses dalam rangka mendapatkan besaran debit banjir kaitannya dengan pertambahan waktu, yang diasumsikan akan mengalir melewati bendungan (lewat pelimpah) dan pada setiap penampang sungai berurutan sepanjang aliran sungai. Peredam Enerji (Energy Dissipator) adalah perlengkapan bangunan yang dikonstruksi pada lokasi aliran guna mengurangi/meredam tenaga Kinetik yang berasal dari aliran air yang cepat. Bangunan Pelimpah (Spillway) yaitu suatu bangunan yang berfungsi untuk menyalurkan air limpahan atau dikeluarkan dari waduk. Bangunan pelimpah yang dikendalikan secara mekanik oleh pintu-pintu air disebut pelimpah berpintu. Bangunan pelimpah tanpa pintu, disebut pelimpah bebas. Pintu Radial (Radial Gate) adalah pintu air yang bentuknya melengkung ke arah hulu dengan lengan pintu radialnya bertumpu pada pilar-pitar atau konstruksi penopang lainnya. Pemeliharaan (Maintenance) yaitu kegiatan rutin dan berkala yang diperlukan untuk memelihara/merawat bangunan-bangunan seria peralatan yang ada (mekanik, elektrik, hidrolik dan bangunan sipil) agar tetap dalam kondisi baik, berfungsi dan aman pengoperasiannya. Rencana Tindak Darurat (RTD) adalah suatu rencana tindakan yang harus diambil untuk mengurangi besamya potensi kerugian harta benda atau jiwa manusia dalam suatu daerah akibat kegagalan bendungan atau banjir besar. Saluran Peluncur Pelimpah (Spillway Chute) ialan bagian dari bangunan pelimpah yang berupa saluran dengan kemiringan terjaltajam hingga dapat mengalirkan air dengan kecepatan super krit. Volume Bendungan adalah keseluruhan tubuh bendungan yang terisi oleh material pembentuk bendungan, dihitung dari puncak sampai ke dasar bendungan dan di antara kedua bukit tumpuannya. Termasuk volume bendungan adalah ruang bukaan seperti galeri, terowongan, dan ruang operasional dalam tubuh bendungan. Bagian-bagian lain yang termasuk pada perhitungan kestabilan bendungan seperti bangunan pembangkit tenaga listrik, pintu air, pelimpah, dan lain-lainnya, dapat dimasukkan ke dalam volume bendungan. BABII OPERAS! DAN PEMELIHARAAN 24 UMUM Tujuan utama pembangunan bendungan adalah untuk menjamin tersedianya air guna menunjang dan memenuhi kebutuhan sesuai dengan prioritasnya, apakah untuk keperluan irigasi, pemenuhan kebutuhan air baku ataukah untuk pembangkit tenaga listrik, dan lain-lainnya. Oleh Karena itu perlu dibuat deftar urutan prioritas pemenuhan kebutuhan air sesuai dengan yang lirencanakan. Akan tetapi, dengan adanya perkembangan di daerah hilir bendungan misalnya, urutan prioritas tersebut kemungkinan bisa bergeser dan berubah, sehingga Pola Penyusunan Operasional waduk perlu disesualkan dengan kebutuhan dan pemanfaatannya yang baru. ‘Sehubungan dengan hal tersebut diatas, maka setiap bendungan harus mempunyai Panduan Operasi dan Pemeliharaan (Panduan © & P Bendungan) tersendiri, sesuai dengan karakteristika bandungan masing-masing yang dapat tahui sejak survai dan investigasi, pembuatan desain sampai pelaksanaan konstruksinya. Oleh karena itu, catatan-catatan penting selama periode tersebut harus didokumentasikan. Maksud dari Pedoman O & P Bendungan itu sendiri adalah sebagai panduan kegiatan didalam memelihara, mengendalikan atau mengoperasikan serta meman-faatkan sumber daya air berikut sarana dan prasarananya, agar dapat berfungsi secara optimal dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan umur layanan yang diharapkan. Secara umum, Panduan O & P Bendungan sekurang-kurangnya harus mencakup hal-hal sebagai berikut 1. Ketentuan atau syarat-syarat umum 2. Operasi waduk dan petunjuk operasi, termasuk peralatan hidromekanikal dalam keadaan normal dan keadaan darurat 3. Organisasi dan Prosedur Pemeliharaan 4. Sistem instrumentasi dan Pemantauan 5, Sistem Pelaporan 6. Perkiraan biaya 7. Lampiran-lampiran meliputi grafik, tabel/format, laporan, gambar puma konstruksi pekerjaan sipil, hidromekanikal dan instrumentasi. 2.2 KETENTUAN dan SYARAT-SYARAT Panduan © & P Bendungan hendaknya mencakup uraian mengenai keter-sediaan dan kebutuhan air serta rincian kegiatan O & P dan unsur-unsur pendukungnya, baik teknis maupun non teknis. Disamping itu, hendaknya juga harus memperhatikan dan atau dilengkapi uraian mengenai hal-hal sebagai berikut Gambaran dan Manfaat Gambaran dan manfaat bendungan yang harus dijelaskan dan dicantumkan di dalam Panduan O & P tersebut, yakni : a) Kegunaan dan besamya manfaat dari bendungan, misalnya untuk irigasi termasuk areal dan luas oncorannya, penyediaan air bakulair bersih, pembangkit tenaga listrik termasuk daya yang dihasilkan, pengendalian banjir, pariwisata atau untuk Konservasi sumber alam lainnya. b) Gambaran sejarah/kronologi pembangunan bendungan serta perubahan- perubahan desain sekiranya ada. Bagaimana keterkaitanya dengan bendungan-bendungan lain yang lokasinya terletak di dalam satu sistem aliran sungai, terutama bila debit pemasukan/pengeluaran airnya saling tergantung satu dengan tainnya. ©) Data teknis bendungan beserta bangunan-bangunan _pelengkapnya, termasuk dimensi dan konfigurasinya, antara lain meliputi_: = Bendungan Utama, Bendungan Pengelak, Bendungan Sadel, + Bangunan Pelimpah, Pelimpah Darurat, * Bangunan-bangunan Pengambilan dan bangunan Pengeluaran Bawah (Bottom Outlet), = Pembangkit Tenaga Listrik, *« Pipa Pesat, + Pelepas Tekanan, «= Instrumentasi, © Pintu-pintu Air, d) Kategori kelas bahaya bendungan yang telah dikaji sesuai dengan pedoman- pedoman yang berlaku a) b) °) 3. Revisi dan Distribusi Panduan O&P Panduan O&P harus dikaji ulang dan direvisi secara periodik, paling tidak setiap 5 tahun sekali, atau setiap kali terjadi perubahan-perubahan yang mendasar.. Revisi atau kaji ulang hendaknya dilakukan oleh abil yang diakui atau oleh Unit Monitoring Bendungan, bersama-sama dengan personil O&P bendungan yang bersangkutan. Revisi harus disetujui oleh Pemilik/ Pengelola Bendungan. Panduan O&P asli maupun revisinya, harus segera didistribusikan kepada pihak-pihak yang terkait dengan O&P Bendungan, antara lain kepada Pemiliki Pengelola Bendungan, Unit Monitoring Bendungan (UMB), serta Pelaksana O&P bendungan yang bersangkutan Unutuk keperluan di atas, terlebih dahulu harus ditentukan dan ditetapkan personil yang harus menangani dan bertanggung jawab terhadap revisi, distribusi serta penyimpanan dokumen Panduan O&P tersebut. Revisi O&P harus disetujul dan ditanda tangani oleh Pemilik/Pengelola Bendungan untuk keabsahannya. Penetapan Tanggung Jawab Panduan © & P Bendungan harus menetapkan pula struktur dan unit-unit organisasi berikut jabatan personil menyangkut uraian mengenai lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing dan seyogyanya dalam _bentuk perintah/komando yang jelas. Dalam hal ini, perintah atau komando tersebut hendaknya dipisahkan dengan Buku panduan: © & P atau dibuat tersendiri dalam bentuk Manual Kerja atau Petunjuk Operasional Lapangan. Penetapan tanggung jawab tersebut antara lain menyangkut hal-hal dibawah ini : a) b) Tanggung jawab operasional, antara lain: © Operasional waduk dan bangunan-bangunan pelengkap_ berikut peralatannya serta fasilitas pembangkit tenaga listrik, al + Perhitungan/prakiraan jumlah air yang masuk ke dalam waduk. + Petunjuk tentang pengendalian banji. + Dan lain-lain, termasuk sekuriti bendungan Tanggung jawab pemeliharaan/perawatan, diantaranya adalah: = Segala jenis pekerjaan perawatan/pemeliharaan bangunan dan peralatan. = Pencatatan data, kronologi permasalahan dan perbaikan, termasuk dokumentasi cc) Tanggung jawab pemantauan dan pengamatan, misalnya: * Pencatatan data yang berkaitan dengan pemantauan dan pengamatan bendungan dan waduk. + Dan lain-lain. Di datam panduan © & P Bendungan hendaknya dijelaskan pula rincian mengenai tugas-tugas personil untuk periode waktu-waktu tertentu, misalnya tugas-tugas harian, mingguan, bulanan, 3 dan 6 6 bulanan, 3 dan § tahunan, dan seterusnya. 4, Peralatan komunikasi Peralatan komunikasi merupakan sarana yang sangat penting dalam pelaksanaan program O&P Bendungan. Terutama di dalam mengantisipasi keadaan darurat yang memerlukan komunikasi dan pelaporan secara cepat mengenai kondisi bendungan dan hal-hal lain yang berkaitan dengan keamanan bendungan. Sarana komunikasi yang harus disediakan antara lain: +" Fasilitas telepon. « Fasilitas radio gelombang pendek dan walky talky, termasuk lokasi serta jangkauannya. = Lokasi fasilitas radio umum. Termasuk yang perlu dicatat adalah lokasi-lokasi terdekat yang memiliki fasilitas komunikasi seperti diatas, termasuk fasilitas radio kepolisian. Hal ini penting dalam rangka mengantisipasi kondisi darurat yang sewaktu-waktu bisa terjadi. Oleh karena itu, Panduan O & P Bendungan seyogyanya dilengkapi pula dengan uraian khusus tentang “Petunjuk Komuntikasi” yang antara lain memuat data lengkap mengenai nama, nomor telepon, frekuensi radio perorangan maupun yang tergabung dalam organisasi (ORAR)). 5. Petunjuk Pelaksanaan dan Laporan Hal-hal penting yang perlu mendapatkan laporan harus dicantumkan di dalam Panduan © & P Bendungan dalam bentuk petunjuk pelaksanaan yang jelas dan rinci, antara lain mengenai : tipe dan format laporan, frekuensi laporan, siapa yang membuat laporan dan untuk siapa laporan tersebut ditujukan. Agar lebih jelas, seyogyanya dilampirkan pula contoh-contoh bentuk laporan berikut format salinannya (lihat lampirannya). Khusus mengenai laporan Hidrometeorologi, hendaknya dilengkapi informasi mengenai : + Lokasi dan nomor stasiun-stasiun pengamatan. + Peralatan yang digunakan serta jenis data yang dilaporakan. + Cara-cara pengoperasiannya, manual atau otomatik, + Kondisi peralatan dan keandalan/keakurasian pembacaan. + Frekuensi pembacaan / pengumpulan data. ‘Sedangkan laporan data hidrologi hendaknya mencakup data-data + Elevasi muka air waduk + Kapasitas tampungan waduk. * Debit air yang keluar dan masuk ke waduk + Keadaan cuaca / Iklim + Kualitas air waduk Dalam rangka operasi pengendalian banjir tahunan (normal) di daerah hilir, perlu diperhatikan pula “Pedoman Siaga banjir” yang sudah ada dan berlaku pada sistem sungai yang bersangkutan mencakup jadual piket banjir harian. Dalam kondisi darurat, pedoman siaga ini biasanya sudah dicantumkan di dalam pedoman Reneana Tindak Darurat (RTD). Dalam hal ini perlu berkoordinasi dengan Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana Alam (SPBA) Daerah Tingkat - | (SATKORLAK) dan Daerah Tingkat - II (SATLAK). 6. Jalan masuk ke lokasi bendungan Panduan O&P Bendungan hendaknya dilengkapi pula Peta Situasi yang menunjukkan jalan masuk ke lokasi bendungan disertai petunjuk yang jelas cara~ cara pencapaian dari lokasi yang mudah dikenal, misalnya dari Kantor Pusat Operasi Bendungan. Peta Situasi seyogyanya dilengkapi pula dengan uraian mengenai : > Kondisi jalur jalan menuju ke lokasi-lokasi penting, antara lain mencakup batas muatan, lebar jalan serta jenis dan Kondisi jembatan kalau ada, diperkeras atau diaspal, dan lain-lainnya termasuk jalur jalan altematif yangbisa ditempuh. Keterangan lainnya seperti ada tidaknya lokasi untuk pendaratan helikopter (Helipad). 7. Hubungan dengan Instansi lain Kegiatan pengelolaan bendungan seringkali terkait dengan instansi lain, pemerintah maupun swasta, dan terutama dengan masyarakat pengguna air Hubungan ini bisa bersifat informal ataupun formal melalui kontrak kerjasama. Hubungan yang paling erat adalah hubungan antara pengelola dengan masyarakat pengguna air, termasuk dengan pengguna tenaga listrik yang biasanya tergabung di dalam badan koordinasi yang disebt PPTPA (Panitia Pelaksana Tata Pengaturan Air). Tabel berikut ini adalah salah satu contoh bentuk kerjasama antar instansi beserta kegiatan-kegiatan / persetujuan uang mungkin dapat dilakukan > => Dinas Pengairan Propinsi atau| => Dinas Pariwisata Kabupaten. Antara lain adalah: | | | Bentuk kesepakatanikegiatan, a: | (i) Pengelolaan Lahan Pariwisata (0 Pola Pengoperasian Waduk (i) Rekreasi (i) Waktu dan pola tanam => Kepolisian (ii) Penyediaan air irigasi (i) Sekuriti (iv) Pengendalian banjir = Lingkungan Hidup = PT.PLN @ Kualitas air (i) Pola Pengoperasi Waduk (i) jin pembuangen limbah (il) Produksi Tenaga Listrik (ii) Bahan-bahan berbahayalberacun = Lain-lain, (il) Elevasi minimum air waduk => Dinas Perikanan (i) Kualitas air waduk (i) Elevasi minimum muka air waduk 2 8 Prosedur Peringatan Umum Program keamanan bendungan pada umumnya mencakup pula perencanaan dan pengaturan mengenai pengamanan atau sekuriti dalam rangka melindungimenjaga bendungan beserta bangunan fasilitasnya terhadap gangguan yang dapat mengancam keamanan bendungan, seperti sabolase, peperangan, vandalisme dan atau kondisi darurat lainnya. Segala jenis kondisi dan bentuk ganggunan yang dapat mengancam keamanan bendungan di atas harus diantisipasi dan dimasukkan kedalam Rencana Tindak Darurat (RTD) yang pada hakekatnya adalah bagian dari kegiatan O & P Bendungan juga. Oleh kerena itu, seluruh prosedur Peringatan Umum tersebut harus dicantumkan pula di datam Panduan O & P Bendungan. Program keamanan bendungan yang tercantum di dalam RTD tersebut biasanya didukung dengan pemasangan sistem peralatan Telemetri untuk prakiraan banjir dan peringatan dini atau Flood Forcasting and Warning System (FFWS). Sistem ini digunakan untuk untuk memantau kemungkinan datengnya banjir dan sekaligus memberitahukannya kepada masyarakat secara cepat. 2.3 OPERAS! WADUK Sebelum pengoperasian waduk, pada umumnya telah dihitung dan diketahui kapasitas tampungan atau alokasi air waduk serta grafik hubungan antara elevasi muka air waduk, luas genangan dan volume air yang tertampung. Namun korelasi tersebut dipengaruhi oleh variasi laju penampungan air maupun laju pengendapan/sedimentasi di dasar waduk. Faktor-faktor inilah yang harus diperhatikan di dalam Panduan © & P Bendungan yang terkait dengan pengoperasian waduk, yakni: 1. Kapasitas Tampungan Waduk Kapasitas tampungan waduk akan selalu berubah/berkurang seiring dengan sedimentasi yang terjadi di dasar waduk. Oleh Karena itu, O & P Bendungan harus memuat instruksi yang jelas mengenai perlu dan pentingnya dilakukan pengukuran laju sedimentasi di kolam waduk secara periodik untuk menentukan pengendalian operasinya. Pengukuran ini antara lain bisa dilakukan dengan menggunakan peralatan “echo sounding” 2. Banjir Desain dan Penelusuran Banjir a) Panduan © & P Bendungan hendaknya memuat pula uraian mengenai banjir desain, tipe dan debit banjir yang dugunakan di dalam merekayasa bendungan, bangunan pelimpah dan bangunan pengeluaran lainnya. b) Apabila bendungan didesain dengan menggunakan persyaratan PMF, maka besarnya banjir PMF perlu ditampilkan pula di dalam panduan. 9 4) a) d) Demikian pula catatan mengenai besarnya banjir maksimum yag pernah terjadi guna mengantisipasi pengoperasian waduk selama waktu banjir berikutnya, Data yan perlu untuk penelusuran banjir yang masuk, antara lain adalah: => Debit banjir pada setiap sungai yang masuk ke dalam waduk = Elevasi muka air waduk pada saat mulai banjir dan selama banjir => Operasi pelimpah berpintu, termasuk debit air yang melewati pelimpah = Waktu dan debit pengeluaran dari bangunan pengeluaran => Operasi saluran pemasok air ke dalam waduk (jika ada) Penduan O & P Bendungan perlu mencantumkan pula hidrograf penelusuran banjir desain, desain pengendalian banjir berikut data-data banjir besar yang perah terjadi. Prakiraan Air Masuk Panduan © & P Bendungan harus memuat perintah mengenai pentingnya menghitung prakiraan besamya air yang masuk ke dalam waduk pada bulan-bulan sebelum dan selama musim penghijan/banjir, mencakup persiapan instruksi berikut prosedumya. Prakiraan ini dapat digunakan sebagai dasar perencanaan operasi waduk sebelum dan selama periode banjir, pembuatan prosedur perencanaan operasi dan kriteria operasi. Prakiraan hendaknya mencakup waktu dan besarnya banjir yang akan datang, yang antara lain dapt dipantau dengan menggunakan sistem pealatan telemetri, Untuk keperluan butir a) di atas, diperlukan prosedur administrasi dan data teknik termasuk pembentukan organisasi yang bertanggung jawab terhadap perhi-tungannya, pengumpulan data terkait serta pembuatan perencanaan operasi waduk. Data dan prosedur teknik yang dimaksud dalam butir c) di atas adalah : ‘+ Data hasil pemantauan hidrometeorologi ‘+ Korelasi, persamaan-persamaan, grafik dan prosedur analisis prakiraan air masuk, termasuk sistem peringatan dini, dan sebagainya. ‘+ Instruksi_mengenai frekuensi ramalan yang harus dibuat dalam berbagai Kondisi yang bervariasi 4. 5. Jadual Pengisian dan Prosedur Pengeluaran Air Panduan O & P harus berisikan pula rencana atau jadual pengisian waduk dan pengeluarannya, secara berkesinambungan setiap tahun. Rencana tersebut hendaknya juga mencakup larangan atau batasan pengeluaran air, termasuk jumlah dan waktu kapan air harus dikeluarkan dari waduk. Petunjuk Operasi Panduan O & P Bendungan harus memuat petunjuk operasi berupa informasi dan perintah yang jelas kepada personil yang bertanggung jawab terhadap pengoperasian waduk agar sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Pembuatan Petunjuk Operasi dapat merujuk kepada dokuman-dokumen peralatan yang digunakan, desain bendungan dan bangunan pelengkapnya serta instruksi/manual dari pabrik pembuatnya. Petunjuk operasi hendaknya dibuat tersendiri, terpisah dari panduan mengenai kebijaksanaan operasi secara umum (lihat butir 2.2.3 diatas). Bangunan dan atau peralatan yang perlu dibuat petunjuk operasinya hendaknya mencakup: => Petunjuk operasi bangunan-bangunan sipil, = Petunjuk operasi peralatan hidromekanikal. => Petunjuk operasi instrumentasi bendungan. = Petunjuk operasi jaringan hidrometeorologi dan sistem peringatan dini. Beberapa hal penting yang perlu ditekankan di dalam Panduan O & P Bendungan berkaitan dengan petunjuk operasinya, antara lain adalah = Petunjuk operasi mengenai urut-urutan pembukaan dan penutupan pintu- pintu dan katup-katup. => Petunjuk operasi mengenai larangan air waduk melimpah di sepanjang tepi atas pintu radial pada bangunan pelimpah berpintu radial. => Petunjuk operasi bangunan pelimpah berpintu ganda dalam rangka mendapatkan aliran seragam (uniform flow) atau debit aliran maksimum. Dalam hal ini hendaknya pintu-pintu dibuka secara bersamaan. Bila hal ini tidak bisa dilakukan, maka pintu-pintu yang letaknya simetris terhadap as saluran pelimpah ager dibuka terlebih dahulu. >) °) 24 menjamin kelestarian pemanfaatan sumber daya = Petunjuk operasi pada pintu-pintu bertekanan tinggi, yaitu mengenai bukaan pintu minimum yang dijinkan serta larangan pengoperasian untuk jangka waktu relatif lama pada bukaan yang sempit. Seandainya tidak ada ketentuan mengenai hal ini, maka bukaan pintu minimum yang diperbolehkan harus melebihi ketebalan pintu yang bersangkutan untuk mencegah terjadinya kavitasi dan erosi. => Petunjuk operasi mengenai bukaan pintu pada bangunan pengambilan dengan sistem drop inlet, yaitu peringatan tentang kemungkinan terjadinya kerusakan = bila dioperasikan dengan bukaan pintu yang relatif sempit sebagai akibat pukulan udara dan air yang relatif keras yang terperangkap di dalam menara dan gorong-gorong. = Petunjuk operasi mengenai pengecekan sistem ventilasi di dalam terowongan, gorong-gorong, galeri dan ruang-ruang terisolasi lainnya, yakni sebelum operator diperbolehkan masuk ke dalamnya. => Petunjuk mengenai pembersihan batu-batu dan sejenisnya pada saluran miring dan peredam enerji pada bangunan pelimpah. Batuan yan relatif besar/berat dikhawatirkan tidak bisa hanyut dan cenderung hanya berputar-putar sehingga merusak Konstruksi beton pada bangunan pelimpah. Operasi Banjir Panduan © & P harus mencantumkan operasi banjir serta kriteria penyimpanan air berikut jadual pengeluarannya sebelum dan selama terjadinya banjir. Hal ini penting dalam rangka pembuatan kriteria dan pola opersional waduk yang antara lain dimaksudkan untuk keperluan keamanan bendungan dan keselamatan penduduk di daerah hilir bendungan. Disamping itu Panduan O & P hendaknya juga merinci jenis-jenis kegiatan pengendalian banjir di hilir bendungan. Panduan O & P hendaknya juga mencantumkan kapasitas saluran/sungai pada penampang-penampang tertentu di hilir bendungan. Untuk pelimpah berpintu diperlukan juga instruksi operasi darurat pintu pelimpah selama banjir, terutama jika kegiatan operasi normal tidak dapat dilakukan. PEMELIHARAAN Pemeliharaan adalah segala upaya atau tindakan yang bertujuan untuk ir dan fungsi bendungan berikut bangunan-bangunan pelengkap dan prasarana pengairan lainnya, termasuk lingkungannya, sesuai dengan rencana umur layanannya. 16 Dua kegiatan pokok pemeliharaan adalah perawatan atau pemeliharaan rutin dan pekerjaan perbaikan. Panduan O & P bendungan harus menegaskan bahwa kedua kegiatan tersebut perlu direncanakan dengan baik mancakup sistem pemeliharaan/ perbaikan, kebutuhan biaya, ketersediaan personil dan kebutuhan peralatannya. Hasil pelaksanaan pemeliahraan/perbaikan hendaknya selalu dievaluasi, dicatat dan didokumentasikan secara berurutan/kronologis. 4. Perawatan atau Pemeliharaan Rutin Panduan O & P bendungan harus merinci jenis-jenis dan cara-cara perawatan atau pemeliharaan rutin, yakni pemeliharaan yang harus dilakukan secara rutin dengan selang waktu kurang dari 1 tahun. Untuk itu harus dibuat rencana pemeliharaan berikut permasalahannya, Kemudian dibuat jadual serta frekuensi kegiatan masing-masing. Identifikasi dan penjadualan tersebut antera lain dapat dilakukan berdasarkan hal-hal berikut i + Catatan dan dokumentasi O & P yang lalu + Pengalaman operasional + Instruksi dan manual (buku petunjuk perawatan) peralatan. + Pedoman-pedoman formal dari institusi yang berwenang. ‘Adapun jenis-jenis pemeliharaan rutin tersebut antara lain meliputi a) Pembabatan rumput b) Perawatan jalan dan drainase. ¢) Pemelinaraan sabuk hijau dan daerah pasang suru. ) Pemantauan, pengamatan dan perawatan fisik tubuh-bendungan, bukit tumpuan, bangunan pelengkap berikut peralatannya dan presarana lainnya termasuk pembacaan/pengukuran instrumentasi, €) Pelumasan dan pembersihan pintu-pintu air, katup, kerekan, stop log, dil f) Perawatan bangunan pelimpah, bangunan pengambilan dan bangunan fasilitas, g) Pembersihan dan perawatan kantor. h) Perawatan waduk seperti pembersinan sampah, gulma, perawatan trash rack dan atau trash boom, pengukuran dan pengerukan sedimen, pengukuran penampang-penampang waduk. ” i) Lain-lain mencakup perbaikan dan pengecatan patok-patok, perawatan segala jenis peralatan sesuai dengan petunjuknya, penghijauan, pengendalian sedimentasi termasuk pembuatan check dam kalau perlu. 2. Pekerjaan Perbaikan Panduan © & P Bendungan harus menginstruksikan secara jelas, tindakan perbaikan yang harus dilakukan segera setelah diketemukannya atau adanya indikasi kerusakan. Hasil kegiatan tersebut harus dicatat_ dan didokumentasikan dengan baik. Sistem atau cara-cara perbaikannya tergantung kepada situasi, kondisi dan jenis kerusakannya. Dalam hal ini perlu dibuat skala prioritas, berturut-turut sebagai berikut : a) Kerusakan pada tubuh-bendungan dan kedua bukit tumpuannya. b) Kerusakan pada bangunan-pelimpah, bangunan-pengambilan, dan bangunan-pelengkap, termasuk pengecatan pada pintu-pintu, sfop fog dan kerekan. c) Kerusakan di kawasan/daerah sabuk hijau dan daerah pengaliran waduk. d) Dan lain-lain. 3. Evaluasi Pemeliharaan Evaluasi pemeliharaan adalah kajian terhadap efektif tidaknya pekerjaan pemeliharaan yang telah dilaksanakan, baik secara partial maupun keseluruhan. Hasil dari kajian dapat digunakan sebagai pengalaman dan atau acuan di dalam pembuatan program pemeliharaan yang akan datang, termasuk perbaikan sistem dan cara pelaksanaannya, Evaluasi pemeliharaan antara lain dapat dilakukan dengan melakukan pemantauan dan pengamatan rutin, termasuk informasi- informasi lain dari petugas operasional (Evaluasi ini dibahas secara rinci pada Bab-V) BAB It ORGANISASI OPERAS! & PEMELIHARAAN 3.1 UMUM Syarat utama agar operasi dan pemeliharaan suatu bendungan dapat dilaksanakan secara layak, efektif dan efisien adalah adanya wadah berupa ‘organisasi yang dapat mengatur pemberian tugas dan tanggung jawab yang jelas, seria prosedur pelaporan yang teratur. Organisasi O&P juga harus didukung oleh staf pelaksana yang memadai secara kuantitas maupun kualitas. Untuk itu diperiukan suatu program pelatihan berikut pelaksanaannya serta didukung dengan sarana dan peralatan yang dibutuhkan guna menunjang pelaksanaan tugas personil O&P di lapangan. Jenis dan periode pelatihan yang sesuai perlu dijadualkan dalam rangka menjaga dan meningkatkan kemampuan personil yang bersangkulan. 3.2. STRUKTUR ORGANISAS! ‘Struktur dan kebutuhan minimal serta kualitas personil yang dibutuhkan, merupakan hal penting yang perlu diperhatikan dalam menyusun organisasi O&P yang efektif dan efisien. Kebutuhan minimal personil pada umumnya merujuk kepada bendungen tipikal, sehingga bendungan yang lebih kompleks mungkin membutuhkan staf yang lebih banyak, terutama untuk pekerjaan khusus yang dalam setiap halnya memerlukan pertimbangan yang seksama. Mengingat 0&P bendungan merupakan bagian dari kegiatan pengelolaan bendungan di dalam menunjang keandalan keamanannya, maka setiap kegiatan O&P harus mencakup pula kegiatan keamanan bendungan lainnya seperti pemantauan dan pengamatan. Data/laporan kegiatan O&P tersebut hendaknya segera dikirimkan ke kantor atau unit yang menangani pemantauan bendungan (Unit Monitoring Bendungan), Daerah maupun Pusat serta ke Balai Kemanan Bendungan (BKB) sebagai bahan analisa untuk kegiatan inspeksi yang akan datang. Cakupan kegiatan, jenis dan alur laporan O&P bendungan secara rinci digambarkan pada bagan atau Gambar: 3-1. Di lingkungan KIMPRASWIL saat ini dikenal 2 bentuk struktur organisasi (0&P bendungan, yakni yang dikelola oleh Jasa Tirta dan yang beriaku dilingkungan Dinas Pekerjaan Umum. Sedangkan struktur organisasi O&P bendungan di luar KIMPRASWIL (swasta) diatur/dibentuk oleh masing-masing pengelolanya. Gambar: 3.2 adalah contoh tipikal struktur organisasi O&P bendungan dilingkungan Dinas PU saat ini, sedangkan struktur umum yang menunjukkan interkoneksi antar instansi berikut bagan alir laporan/informasi kaitannya dengan keamanan bendungan di lingkungan KIMPRASWIL tersebut ditunjukkan pada Gambar: 3.3. ueGunpuag 490 ueye|Gey uerode7 anqy uep suer ‘ueyeBoy UedNyeD Peseques = “yu vieooBes wep dries ep freuen Teeueuee "jou nse usoe owe nun wonpvod weaved “pan se Fu USN We unm veepens weep ueereyjoungueetoyed reins ypu. ee UeyenBip ep ewegiog veeioyea uesunpueg ‘Deteyeuod vp Uejeuesued yodusjea To UeePOyed reepuod eben oq mye ‘ueEunpug eustuew dem Ue oueweoy vege dz owe woos ous ep vena eesb00. gesow Unit yang menangani pemantauan bendungan (Unit Monitoring Bendungan Pusat) + SUPERVISOR ¥ Balai Pengelotaan ‘Sumber Daya Air (BPSDA) i t PENGAMAT i (| suru Bendungan Juru Bendungan [uu Bendungan | | Gambar: 3-2 Tipikal struktur organisasi O&P bendungan di lingkungan Dinas PU Pengairan Di setiap propinsi atau proyek khusus, seorang enjiner senior yang ber- pengalaman dalam teknik rekayasa bendungan dapat ditunjuk sebagai Enjiner ‘Supervisi (Supervisor) yang lingkup tugasnya antara lain mengkoordinasikan seluruh pelaksanaan kegiatan O&P bendungan yang ada di wilayahnya, Bagian - bagian yang terlibat dan terkait di dalam organisasi O & P Ben- dungan tersebut antara lain adalah: 2 Bagian Operasional (termasuk Sekuriti Bendungan) a Bagian Pemeliharean Bangunan dan Peralatan © Bagian Pemantauan dan Pengamatan Bendungan dan Bangunan. 3.3. TENAGAPERSONIL Kebutuhan tenaga personil O&P bendungan tergantung kepada jenis, dimensi dan karakteristika masing-masing bendungan. Gambar: 34 adalah contoh tipikal organisasi dan kebutuhan personil O&P bendungan sesuai dengan kegiatan yang akan dilaksanakan. 21 aw uvBunpueg ueuewesy wesBodg UeBuep eXuUeyey ‘ueBUNpUIg dBO UeJOdejag Sniy Uep |syauoyJ9}U “IMYMIIS ee sequieg, wondersay g¢—— rein yop uep weet Tennis eve Sy@UOHOIUL TEE yernieg ss1pu0y ‘ueseyequiod Avanave isis (eds) NVONAONaa AVANVWS vfs LINA NYONNONS d80 NVIOVS NVONNONaE VNOTEONSAMMINEE TMS Wed BINS @ ueBunpueg do [!uosieg UeYNANqey Uep Jses}UEBIO |e ye 1 Jequieg tweBunpuad eysuo}yexey Uep |suSWp eped BumuebLey yUosied YEUNG : UEIEIeD CH ISO (ee aaa Tae dea, quoaied ¢-z uosiad gz osiad 6-2 Jisewounnsu ep quosieg aja ywosiog yse1ado uns. verejeauad nyud-myes vas 1se10do 6u ep uoesequiod ieeqwownasy Usp dnjex ‘vedunpuog uee.ewjowed uewejesuod wep ys / NHS Buepi ip snsnuy veunered ‘ns 1d UEP INSININS ies000) englueWey Suepig uetunpuag mine g uebunpueg nunp 821600 Suepig ueGunpuag Rane ETS eT do vewejebued ‘ueSunpueq JO lvep esekeyos ueyjojad yoyo yet "pois HAE eDMH eueLES [eLILIN LYONS Or OFS ‘vebunpuag Jo usp eseAeyo BuepIg ‘ueWejedvad ‘dis mUyeL PUElIES NOSIANANS Secara umum, personil O&P bendungan dapat dikelompokkan menjadi 2 kelompok personil sebagai berikut @ Personil tetap : untuk melaksanakan kegiatan rutin operasi, pemeliharaan, pemantauan dan pengelolaan bendungan, termasuk di dalamnya petugas sekuriti bendungan. @ Personil tidak tetap : adalah “‘pekerfa_lepas’ atau sebagai kontraktor dan atau sub-kontraktor_ yang melaksanakan sejumish kegiatan yang berhubungan dengan pekerjaan pemeliha- raan/perbaikan Bendungan yang berkategori sama pada umumnya mempunyai/ ‘membutuhkan jumiah personil O&P yang kurang lebih sama, Namun jumlah tersebut pada hakekatnya sangat tergantung kepada kompleksitas permasalahan yang ada, disamping pengalamen operasional dan pemelinaraan masing-masing. Berbeda dengan bendungan kecil, pada bendungan besar seyogyanya ditunjuk seorang enjiner senior yang bertindak sebagai Enjiner Supervisi (Supervisor). Namun bila secara geografis terdapat bendungan-bendungan kecil yang lokasinya berdekatan, dapat pula ditunjuk seorang Supervisor yang bertugas ‘sebagai koordinator yang membawahi/mengawasi para Pengamat bendungan- bendungen kecil tersebut. Tugas dan syarat-syarat umum pada setiap tingkatan personil adalah sebagai berikut: 4. Personil Tetap a) Persyaratan dan Kualifikasi Personil tetap yang dibutuhkan untuk pengelolaan dan pengawasan Operasi dan Pemeliharaan Bendungan, hendaknya memenuhi persyaratan dan kualifkasi sebagai berikut: a1 Enjiner Senior (Enjiner Supervisi / Supervisor) Berpengalaman di bidang O&P di berbagai jenis dan ukuran bendungan serta berpengalaman cukup di bidang desain, konstruksi dan rekayasa bendungan sekurang-kurangnya selama 5 ~ 10 tahun, Diutamakan seorang sarjana teknik sipil, terutama yang mempunyal pengetahuan/pengalaman di bidang geoteknik, khususnya evaluasi dan interpretasi data instrumentasi. Bila enjiner senior ini merangkap ‘sebagai supervisor di beberapa buah bendungan, seyogyanya dibantu oleh beberapa tenaga enjiner yunior yang bertindak sebagai Pengamal. 4 b) a2 Pengamat Minimal Sarjana Muda (Sarmud) Teknik Sipit dan telah mengikuti pelatihan khusus mengenai tekayasa bendungan dan O&P bendungan, serta diutamakan yang telah berpengalaman di bidang O&P bendungan sekurang- kurangnya 5 tahun a3 Juru Bendungan Juru bendungan dikelompokkan menjadi 3 bidang, sesuai dengan lingkup tugas dan tanggung jawab masing-masing, yaitu: (i) Juru bendungan bidang Operasi (Operator); Paling tidak lulusan Sekolah Menengah, Umum (SMU) dan atau Kejuruan (SMk), terutama yang telah mendapatkan pelatihan khusus di bidang pengoperasian katup-katup hidrolik dan pintu-pintu air. (i) Juru bendungan bidang Pemeliharaan; Minimal lulusan SMU atau SMK seperti di atas, terutama yang telah berpengalaman di bidang pemeliharaan bendungan, termasuk pemeliharaan katup-katup hidrolik dan pintu-pintu air. Juru bendungan bidang Pemantauan; Paling rendah tulusan SMU yng telah mendapatkan pelatinan khusus di bidang instrumentasi bendungan, pembacaan dan pencatatan, pemantauan dan pengamatan bendungan. Khusus untuk bendungan-besar, juru bendungan tersebut diutamakan lulusan Sarjana Muda (Sarmud), ferutama yang telah ber-pengalaman sekurang-kurangnya 5 tahun di bidangnya masing-masing. Juru bendungan di bidang Operasi dan Pemeliharean diutamakan Sarmud di bidang teknik Sipil dan atau Elektromekanik, sedangkan bidang Pemantauan pemantauan seyogyanya dipimpin paling rendah oleh seorang sarjana muda Geologi yang telah berpengalaman di bidang geoteknik dan instrumentasi, mencakup instalasi, pembacaan dan analisa data, ad Penjaga Paling rendah tamatan SLTP dan diutamakan yang telah Derpeng- alaman di bidang pengamanan lingkungan, dari Kepolisian maupun dari kalangan Sipil (SATPAM). Tugas dan Tanggung Jawab b.1__Enjiner Senior (Enjiner Supervisi/Supervisor) Enjiner Senior atau Supervisor yang ditunjuk/diangkat sebagai 25 “Pimpinan” mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut : 0 iy ii) b2 0 ii) (ii) (iv) ) (vi) b3 w (ii) Bertanggung jawab dalam penyusunan biaya O&P bendungan berdasarkan masukan atau informasi dari Pengamat. Memberikan pengarahan teknis kepada Pengamat dan Juru Bendungan dan sekaligus bertanggung jawab mengenai program, koordinasi dan evaluasi pelaksanaan program O&P bendungan. Melakukan pemeriksaan berkala 1 tahunan dan pemeriksaan besar 5 tahunan terhadep perilaku dan kinerja bendungan, kaitannya dengan penyelenggaraan O&P dan keamanan bendungan. Pengamat Tugas dan tanggung jawab Pengamat antara lain adalah; Bertanggung jewab terhadap program dan pelaksanaan O&P Bendungan, berikut revisinya, sesuai aturan dan kebutuhan yang telah ditentukan di dalam Panduan O&P Bendungan. Bertanggung jawab terhadap program dan pelaksanaan pemantauan dan pengamatan perilaku bendungan, termasuk interpretasi dan atau evaluasi awalnya. Bertanggung jawab terhadap pengarsipan, dokumentasi dan distribusi laporan hasil pemantauan, pengamatan dan O&P Bendungan kepada instansi-instansi terkait. Memberikan masukan atau informasi kepada Enjiner Supervisi mengenai Komponen atau bagian-bagian yang memerlukan pemeliharaan dan atau perbaikan untuk pethitungan biaya O&P-nya,.. Bertindak dan bertanggung jawab didalam mengkoordinasikan kegiatan O&P bendungan-bendungan yang berada di bawah pengawasannya. Mengkoordinasikan personil yang bertanggung jawab terhadap sekuriti bendungan dan bangunan-bangunan pelengkap/fasilitas, Juru Operasi ‘Tugas dan tanggung jewab juru bidang operasi antera lain adalah: Mengatur pengeluaran air waduk lewat pintu-pintu air atau katup-katup ‘sesuai dengan kebutuhan pengguna air dan pola pengoperasian waduk yang tertuang di dalam Panduan O&P Bendungan. Mengendalikan dan mengatur pengoperasian waduk dalam rangka mengurangi risiko kerusakan akibat banjir di daerah hilir bendungan. Untuk itu perlu adanya suatu sistem peringatan banjir bagi penduduk di (ii) (wv) b3 (i) (iv) ba w (ii) (ii) (iv) () daerah hilir bendungan. Mencatat elevasi muka air waduk setiap hari, kaitannya dengan kondisi cuaca/hujan, prakiraan kondisi hidroklimatologi serta debit aliran air yang masuk ke / keluar dari waduk. Bertanggung jawab terhadap pengoperasian sehari-hari pintu/ katup dan bangunan pengatur lainnya gune mengalirkan air waduk sesuai dengan pola pengoperasian waduk serta kebutuhan air di daerah hilir. Juru Pemeliharaan ‘Tugas dan tanggung jawab juru bidang pemeliharaan antara lain adalah: Bertanggung jawab megenai pemeliharaan sehari-hari terhadap bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya, jalan masuk, jalan kerja, sistem drainase, sabuk hijau dan lain-lainnya sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan di dalam Panduan O&P Bendungan, Menyimpan seluruh catatan pekerjaan pemeliharaan (perawatan dan perbaikan) yang telah dilaksanakan. Bertanggung jawab terhadap pemeliharaan peralatan hidro-mekanikal sesuai dengan yang ditetapkan di dalam Panduan 0&P Bendungan. Membuat daftar komponen-komponen yang memerlukan perawatan/ pemeliharan/perbaikan/penggantian, disb. Juru Pantau Bendungan ‘Tugas dan tanggung jawab juru bidang pemantauan, antara lain : Melaksanakan pemeriksaan visual bendungan beserla bangunan pelengkapnya secara rutin; harian, mingguan dan bulanan serta mempersiapkan laporan-taporan yang perlu untuk cikirimkan kepada unit yang menangani monitoring bendungan (UMB), Membantu pemeriksaan rutin 3 bulanan yang dilakukan oleh Enginer Supervisi. Membuat daftar kebutuhan komponen-komponen atau peralatan pemantauan dan atau perbaikannya dan dilaporkan kepada Enjiner ‘Supervisi untuk perhitungan pembiayaanye. Melakukan pembscaan instrumentasi_bendungan serta meng- akomodasikan ke dalam catatan data bendungen. ‘Mempersiapkan kurva (plotting) hasil pengukuran dan pembacaan, segera setelah pembacaan instrumen, sebagai dasar dan bahan analisa, untuk menetapkan tindak lanjut selanjutnya (vi) Mempersiapkan laporan hasil pembacaan instrumentasi/ pemantauan untuk segera dikirimkan kepada Unit Monitoring Bendungan (UMB) untuk Keperluan penafsiran. (vii) Memelinara sistem pemantauan/intrumentasi dan bertanggung jaweb tethadap hasil pembacaan, pencatatan dan plotting data. Untuk bendungan-bendungan besar, dibutuhkan satu team/ organisasi O&P lengkap yang selalu siap dilokasi bendungan serta bertanggung jawab terhadap pemantauan dan O&P suatu bendungan atau beberapa bendungan 2. Personil Tidak Tetap Personil tidak tetap terdiri atas sejumlah pekerja tidak tetap atau pekerja lepas yang setiap seat dapat dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan pemeliharaan berat dan atau perbaikan kecil dari waktu kewaklu sesuai dengan kebutuhan. Oleh Karena itu jumlah maupun kualifikasinya sangat tergantung kepada jenis perbaikan atau pekerjaan pemeliharaan yang diperiukan 3.4 PELATIHAN Pelatihan bagi tenaga atau personil O&P merupakan kebutuhan mutlak yang harus diprogramkan dan dilaksanakan secara konsekwen. Selain untuk ingkatkan kemampuannya, sekaligus dapat merupaken sarana penyegaran bagi personil O&P yang bersangkutan. Program pelatihan dengan materi yang “up to date” akan menambah wawasan sesuai_ perkembangan teknologi yang mutakhir, untuk itu materi pelatihan hendaknya selalu diperbaharui mencakup berbagai aspek mengenai rekayasa pembangunan bendungan berikut kegiatan operasi dan pemeltharaannya. Contoh materi program pelatian disajikan pada Tabel: Il - 4. 3.5 LAPORAN DAN ARUS LAPORAN Efektifitas dan efisiensi kegiatan O&P bendungan yang telah berjalan serta kinerja dan perilaku bendungan antara lain bisa diketahui dengan cara pengamatan vusual dan pemantauan melalui pembacaan instrumen yang dipasang pada tubuh dan atau fondasi bendungan serta pengamatan fisik bendungan secara visual. Pemantauan harus dilakukan secara rutin dan berkala sesuai dengan jadual yang telah ditetapkan (lihat Bagian: 3 mengenai Sistem Instrumentasi dan Pemantauan Bendungan). Data penting hasil pengamatan dan pemantauan (instrumentasi dan visual), kegiatan operasi dan pemeliharaan harus dicatat di dalam format yang telah ditentukan, Dokumen tersebut selain harus disimpan dan tersedia di lokasi bendungan, khususnya untuk keperiuan analisa dan pemeriksaan oleh personil resmi pemilik bendungan, juga harus segera didistribusikan ke Unit Monitoring Bendungan (UMB) Daerah. Setelah diseleksi atau diperiksa, UMB Daerah mengirimkan data tersebut ke UMB Pusat dan selanjutnya dari UMB Pusat didistribusikan ke Balai Keamanan Bendungan (linat Gambar: 3.3) sebagai bahan rujukan Tim Inspeksi Keamanan Bendungan pada saat inspeksi berikutnya. Catalan 28 data tersebut dapat disimpan dalam bentuk “hard copy” atau di dalam komputer dengan salinan terakhir selalu tersedia di kantor bendungan dan di Enjiner Supervisi/Pengamat. Jadual pengamatan visual bendungan dibuat berdasarken kondisi atau tahap konstruksi/operasional bendungan seperti diuraikan di dalam Bagian: 3 Pedoman PPOP Bendungan (Sistem Instrumentasi dan Pemantauan), dimana pada tahap pertama dilakukan tiap hari/mingguan oleh staf O&P Bendungan. Hasil pemeriksaan atau pengamatan visual juga harus segera dilaporkan kepada instansi-instansi seperti tersebut di atas dan diarsipken sebagai catatan. Demikian pula hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh unit yang menangani pemantauan bendungan (UMB). 4. Laporan Umum a) Format Pencatatan Data Data pemantauan dan pengamatan bendungan, hendaknya format pencatatan data yang sudah ditetapkan. Format pencatatan data tersebut minimal mencakup data utama mengenal: + Elevasi muka air dan kedalaman air. + Bocoran, penurunan dan perbaikan. + Fungsi personil yang berhubungan dengan bendungan. «Sertifikasi dan Laporan. * Penghapusan, Penghentian sementara fungsifoperasi waduk dan Pengoperasian kembali. = Daerah Pengaliran Sungai dan Hujan Rata-rata Tahunan pada Daerah Pengaliran Sungai Langsung dan Tidak Langsung. * Jalan Masuk dan Kapasitas Muatan Jalan, "= Bendungan/Dinding Waduk dan Dinding Timbunan/Urugan. * Bangunan Pelimpah. + Pengukuran, kaitannya dengan Keamanan Bendungan. * Kejadian luar biasa. Contoh format pencatatan data di atas dapat dilihat pada Lampiran: A yang terdiri atas Format 1 sid 11. oe weve vue wey, sett poreH4 iil “snsany HOIeW aye p aE DOWd VSG STS. yuu tad snsum HYuDOUL b) —_Catatan Pemantauan Elevasi muka air harian, curah hujan harian, rembesan dan atau bocoran, elevasi muka air tanah, defomasi ke arah vertikal dan atau horizontal serta pemantauan instrumentasi lainnya, hendaknya di data sesuai dengan jadual dan dicatat_ke dalam format yang telah ditentukan dan salinannya segera dikirim dicatat ke dalam format yang telah ditentukan dan salinannya segera dikirim kepada unit yang memantau bendungan (Unit Monitoring Bendungan) yang bersangkutan. Contoh format pencatatan data pemantauan (instrumentasi) tersebut dapat dillhat pada Lampiran: B. Data hendaknya segera diplot ke dalam grafik untuk mengetahul kualitas dan akurasi data termasuk ada tidaknya penyimpangan-penyimpangan yang acapkali dapat merupakan indikasi awal dari suatu kejadian luar biasa. ¢) Catatan Pengamatan Pemeriksaan visual harian dan mingguan harus dilakukan oleh staf O&P Bendungan, sedangkan pemeriksaan bulanan/kuartalan hendaknya dilaksanakan oleh Pengamat dibantu oleh staf O&P yang bersangkutan. Hasil pemeriksaan segere dilaporkan dan diarsipkan pada format yang telah ditentukan. Contoh format tersebut dapat di lihat pada Lampiran: C.1 dan C.2. d) _ Catatan Operasi dan Pemeliharaan Semua pekerjaan/kegiatan pemeliharaan harus dicatat secara rinci dan diarsipkan, mencakup pekerjaan perbaikan maupun perawatan/pemeliharaan rutin yang telah dilakukan. Contoh format catatan untuk rincian berbagai kegiatan rutin kegiatan O&P yang akan dilakukan berikut pencatatannya dapat dilihat pada Lampiran: D. Format ini menggunakan sistem penilaian kondisi secara bertingkat (‘condition grading system’), dimana pemeriksaan dilakukan dengan cara ‘menelusuri/mengkaji kondisi setiap peralatan yang diperiksa, kemudian diberikan penilaian secara bertingkat dari 1s/d 5 sesuai dengan kondisi seperti dicantumkan pada Tabel: Ill - 2. Selanjutnya berdasarken tingkat kondisi peralatan tersebut, perkiraan biaya untuk peningkatan/perbaikannya bisa dihitung/diperkiraken dan_hasilnya dimasukkan ke dalam format catatan/data pemeriksaan, Data ini dapat digunakan sebagai masukan dalam penyusunan anggaran untuk O&P Bendungan secara keseluruhan, 2. Laporan Khusus Laporan PPOP Bendungan hendaknya dilengkapi dengan leporan khusus perinal pemeriksaan tahunan operasi dan pemeliharaan serta laporan inspeksi 5 tahunan. Laporan asii disimpan di lokasi bendungan, sedangkan kopinya dikirimkan ke Unit Monitoring Bendungan (UMB) Daerah. 31 Segala penyimpangan yang dijumpai selama pemeriksaan harus dicatat pada format data laporan dan segera dianalisa untuk mengetahisi penyebab terjadinya penyimpangan tersebut. Hal ini sangat penting dalam rangka menyusun program pemeriksaan dan perbaikan (program O&P) berikutnya dan dapat digunakan sebagai pengalamanipelajaran untuk bendungan-bendungan lainnya. Tingkat Kondisi Pengertian Umum Kondisi bangunan masih/seperti baru, bagus dan terawat baik, instalasi_ dan peralatan _mekanikallelektrikal-nya tergolong mutakhir dengan komponen-komponen yang dapat dioperasikan dengan sempuma. ‘Seperti pada 1, tetapi dijumpai tanda-tanda kerusakan kecil yang memerlukan perbaikan relatif ringan untuk merekondisikan seperti pada kondisi tingkat-1 Pada umumnya berfungsi baik, namun dijumpai indikasi yang nyeta akibat adanya kerusakan, seperti penurunan efisiensi bangunan, penahan bocoran, instalasi mekanikallelektrikal dan komponen-komponen kecillainnya. Diperlukan perbaikan agak berat untuk merekondisikan seperti kondisi tingkat-1. Kerusakan lebih parah dan sangat berpengaruh terhadap kinerja peralatan berikut komponen-komponennya, terdapat masalah bocoran atau masalah struktur, mekanikal dan instalasi listrik, dan lainJainnya, sehingga memerlukan pemeliharaan/perbaikan cukup berat, bahkan beberapa di antaranya memeriukan “mayor ‘over haul” dalam mempertahankan operasionainya. Kerusakan tergolong sangat berat dan dijumpai permasalahan struktural yang serius hingga dapat merusak kinerja aset secara keseluruhan. Masa guna efektif mekanikal dan instalasi listrik serta komponen-komponenya sudah teriampaui sehingga biaya pemeliharaan tidak sebanding dengan biaya penggantiannya. ‘Secara umum memertukan “major over haul SS Tabel: tll -2 Klasifikasi Umum, Sistem Penilaian Kondisi Aset (Asset Condition Grading System) Setiap informasi hakekatnya merupakan umpan balik yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan di dalam proses pembuatan desain bendungan dan pelaksanaan konstruksinya. Oleh Karena itu, format pemeriksaan seyogyenya mencakup pula perihal kegiatan dan pelaksanaan O&P Bendungan, terutama sejarah/kronologi berikut rekomendasi-rekomendasi perbaikan berikut pelak- sanaannya. BABIV BIAYA OPERAS! DAN PEMELIHARAAN 4.4 UMUM Kegagalan atau keruntuhan suatu bendungan tidak hanya menimbulkan bencena di daerah hilir bendungan, namun dapat merupakan kerugian besar atas hilangnya aset yang telah dibangun dengan dana investasi yang relatif besar. Kegagalan atau keruntuhan bendungan tersebut seringkall sebagai akibat dari tidak memadainya bahkan tidak adanya kegiatan O&P bendungan Karena terbatasnya atau tidak tersedianya dana. Dalam rangka menghindari musibah di atas, selain operasi bendungan harus mengikuti prosedur dan standar operasionalnya, pemeliharaan yang layak dan berkesinambungan harus dilakukan terhadap bendungan beserta bangunan pelengkap dan sarana penunjang lainnya. Untuk itu dibutuhkan biaya operasional dan pemeliharaan yang harus dihitung dan diprogramkan secara layak dan rasionall sesuai dengan kebutuhannya. 4.2. PERENCANAAN BIAYA O&P BENDUNGAN Biaya O&P Bendungan adalah segala biaya yang dibutuhkan/dikelvarkan untuk membiayai kegiatan O&P bendungan dalam rangka mengoptimalkan fungsi dan manfaat bendungan berikut bangunan prasarananya sesuai dengan umur fayanan yang telah direncanakan serta menjaga kondisi keamanannya. Besamya biaya pokok O&P Bendungan tergantung kepada dimensi, kondisi dan umur bendungan beserta bangunan pelengkap dan prasarana lainnya. Dalam rangka menunjang program keamanen bendungan secara berkesinambungan dan sekaligus menjaga konsistensi layanan operasionalnya, maka perencanaan biaya (0&P bendungan perlu disiapkan untuk jangka panjang, paling tidak untuk 20 tahun ke depan. Bieya O&P bendungan biasanya dihitung berdasarkan komponen-komponen yang secara teknik memang memeriukan pemeliharaan. Pada periode-periode tertentu, biaya O&P tahunan bendungan biasanya meningkat sebagai akibat dari adanya penyusutan, keausan atau kerusakan yang terjadi seiring dengan bertambahnya umur layanannya. Oleh karena itu, biaya pokok tersebut harus ditinjau dan dievaluasi lagi, biasanya setiap tahun oleh personil O&P dan atau setiap periode 5 tahunan yang dilaksanakan oleh unit yang memonitor keamanan bendungan. Perhitungan dan perencanaan biaya O&P bendungan untuk setiap tahunnya dapat dilakuan dengan cara membuat daftar atau melakukan inventarisasi terhadap komponen-komponen pokok yang perlu mendapatkan perbaikan, pemeliharaan dan 4 perawatan secara kontinyu, termasuk jenis dan metode pemeliharaan dan atau perbaikan yang akan dilakukan. Contoh daftar Komponen dan Kegiatan O&P tersebut dapat dilihat pada Tabel: IV-1, dimana setiap jenis kegiatan hendaknya diberi nomor kode tersendiri di dalam dokumen kegiatan O&P. Nomor kode ini ‘seyogyanya diberlakukan secara kontinyu dan Konsisten untuk jenis kegiatan yang sama di sepanjang kegiatan O&P bendungan guna mencegah terjadinya kesimpang-siuran di dalam evaluasinya Sedangkan evaluasi biaya yang dibutuhkan mencakup biaya langsung dan tak langsung serta biaya tak terduga, sebagai berikut: 4, Blaya Langsung Biaya langsung adalah segala biaya yang disediakan dan akan digunakan langsung untuk keperluan operasi dan pemeliharaan bendungan, antara lain untuk: © Biaya perawatan/pemeliharaan rutin bendungan serla bangunan pe- lengkap dan prasarana lainnya @ Biaya untuk Operasi dan Pemeliharaan Peralatan @ Blaya untuk kegiatan pemantauan dan pengamatan, termasuk pem- bacaan dan perawatan sistem instrumentasi @._ Biaya untuk Upah dan Gaji karyawan, termasuk biaya untuk pengawasan 2. Biaya pembelian/penggantian peralatan dan bahan-bahan @_Biaya untuk pekerjaan perbaikan dan atau rehabilitasi ©. Biaya untuk program pelatihan personil O&P Dan laintain seperti diuratkan pada Sub Bab 2.4.1. 2. Biaya Tak Langsung ‘Adalah segala biaya yang disediakan untuk menunjang kelancaran pekerjaan dan atau kegiatan yang berkaitan dengan penyelenggaraan O&P- bendungan, yang antara lain terdiri dari: © Biaya Umum 2. Biaya Perjalanan Dinas si, dl a. Baya untuk cadangan/rencana pengembanganirehabili 0 Depresiasi 3. Biaya Tak Terduga Biaya tak terduga adalah dana yang dialokasikan khusus untuk mengantisipasi segala kejadian diluar perhitungan yang dapat menimbutkan kerusakan sehingga mengganggu kelancaran kegiatan O&P bendungan baik sebagian (partial) maupun secara keseluruhan. Kejadian diluar perhitungan tersebut diantaranya adalah bencana alam dan vandalisme. Antisipasi besar-kecilnya biaya tak terduga ini antara lain bisa diperkirakan dari berbagai faktor, antara lain seperti: * Tingkat permasalahan yang dijumpai pada saat penyusunan desain dan pelaksanaan konstruksinya + Kondisi geoteknik di lokasi bendungan dan di sekitar genangan waduk + Kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat setempat. * Kecanggihan teknologi dan kualitas peralatan yang digunakan Perencanaan biaya O&P untuk jangka panjang dapat disusun berdasarkan alas data base serta asumsi-asumsi program pelayanan dan pengembangan untuk jangka panjang serta prakiraan tingkat inflasi . Data base tersebut dapat dibuat berdasarkan pengalaman operasional tahunan serta data aktual biaya pokok rutin O&P bendungan yang sudah berjalan ditambah pengalaman dari bendungan- bendungan lain yang sejenis. Metode perhitungan atau perencanaan biaya O&P untuk jangka panjang (misainya untuk jangka waktu 20 tahun kedepan) dapat diperkirakan secara cepat dengan menggunakan metode pendekatan menurut Modem Equivalent Asset Velue (MEAV) atau Present Replacement Value (PRV). Di dalam cara ini, biaya O&P bendungan dihitung berdasarkan kebutuhan dana yang diperlukan guna meningkatkan kualitas bendungan menjadi kondisi tingkat-1 seperti pada Tabel: Ill 2, atau seperti membangun bendungan baru dengan tingkat kemampuan pelayanan yang sama seperti semula. Dalam hal ini, nilai potensial sisa sarana serta biaya pembongkaran (sekiranya ada) tidak diperhitungkan. Bahkan lokasi bendungan dianggap masih baru atau dianggap belum pemah dibangun bendungan sama sekali. Analisa terhadap sejumiah bendungan di Indonesia menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang baik antara biaya pokok rutin yang sudah berjalan dengan analisa perkiraan dengan metode pendekatan MEAV di atas. Korelasi tersebut ditunjukkan seperti pada Tabel: IV-2. Gambaran_korelasi tersebut ternyata ada kemiripan dengan sejumlah bendungan dinegara-negara lain. Berdasarkan angka-angka korelasi diatas, maka biaya O&P rutin rata-rata tahunan untuk bendungan di Indonesia pada awal-awal 36 KOMPONEN UTAMA, KODE ‘SUB - KOMPONEN] Nomor KEGIATAN 01. Bendungan ott. | Pemetinaraan rutin 012, | Drainase Bendungan 013. _| Siaran pasangan baty kal 014, | Longsoran / penurunan 015. _| Dinding penahan getombang 016. | Jalan dipuncak bendungan 017, _| Perbaikan Rip-Rp, batu kosong 018. | Penanggulangan bencana (gempe, dani, ai) o19, | Laireain 02, Jalan Masuk Bendungan 021, | Pemetharean jalan masuk 022, | Jalan masuk baru 03, Bengunan Pengeluaran 031, | Pemotinaraan rutin 032, | Memperbaherui (Refurbishment) 033. | Ponutup bocoran (Seal leakage) 034. | Penyetctkan 04, Pipa-pipa Pengeluaran dan Katup o4t. | Pemetinaraan rutin 042, | Memperoanarui Refurbishment) 043, | Bangunan baru (New) 044, | Penyelcikan fanjutan 045. | Katup otomatis 05. Petimpah 051. | Studi banjr 082, | Pemotinaraan rutin 053. | Pemivaruan 058. | Upah pekerjaan perbatkan 068, Bangunan-bangunan Gedung ost, | Pemetitaraan 062, | Peningkatan 063. | Pembongkeren 07. Pemelharaan Waduk dan Tebing Waduic ort, | Pemettnaraan rutin 072, | Perbaikan saluran pembawa ke bendungan {By wash repair) 073, _ | Pembersinan bekas-bekas buangan 078, | Penyetdican tanjutan 075, | Pembaruan dinding_penaherdpagarjalan setapak 076, | Inteke/pengambilan 077. | Pengendalan tumbuh-tumbuhan air 08, Operasidan Pemetharsan Reservoir/Waduk | 081. | Pemetiharaan rutin 082, | Pengadaan instrumen baru 09, Pemariksaan dan Inspeksi 091. | Pemorikeaan tahunan dan Stahunan (besar) 092, | Kegiatan inspeksi Tabel: IV-1 analisa biaya O&P bendungan : Contoh nomor kode, daftar komponen dan kegiatan untuk 37 Kegiatan O&P Persentase thd, MEAV Biaya rata-rala tahunan O&P untuk jangka waktu 20 tahun | 0,25 —0,35% Pemeliharaan Hidromekanikal 0,08 % ‘Tabel: IV-2: Korelasi Perkiraan Biaya bendungan di Indonesia terhadap MEAV permulzan O&P-nya (kondisi tingkat-1) adalah sebesar 0,25% terhadap MEAV. Biaya O&P tersebut semakin bertambah seiring dengan bertambahnya umur bendungan yang bersangkutan dan mencapai sampai rata-rata sebesar 0,35%-nya. ‘Angka yang didapatkan kemudian dijabarkan dan diuraikan secara rinci berdasarkan komponen-komponen kebutuhan pemeliharaan rutin sesuai dengan kebutuhan nyata di lapangan, keouali untuk biaya tak terduga (lihat sub-bab 2.4 dan 4.2 serta Tabel: 1V-1). Uraian hendaknya menyangkut dimensi atau volume obyek pemelinaraan, periode pelaksanaan atau durasinya serta frekuensi pemeliharaan yang diperlukan. 4.3. PENYIAPAN DANA dan SUMBER DANA ‘Sumber dana O&P bendungan antara lain dapat digali dengan mengacu kepada peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, terutama yang mengatur tentang kewajiban pihak-pihak yang menerima manfaat langsung dari jasa penyediaan air untuk ikut serta memiku! biaya operasi dan pemeliharaan prasarana pengairan yang disebut dengan iuran jasa air. Penerima manfaat langsung jasa penyediaaan air waduk yang wajib membayar iuran jesa tirta tersebut antara lain adalah: a Jasa Kelistrikan a Jasa Air Minum © Industri © Perkebunan 0 Perikanan a Kelompok pengguna iainnya yang berorientasikan profit, Untuk bendungan-bendungan milk Pemerintah, disamping iuran jasa tirta tersebut diatas, dana O&P bendungan dapat pula dianggarkan dari dana APED dan atau APBN serta sumber-sumber dana lainnya. Program kegiatan O&P yang telah tersedia alokasi dananya hendaknya dibuatkan jadual pelaksanaannya sesuai dengan alokasi dana yang tersedia 38 Kecuali untuk pekerjaan tak terduga yang pelaksanaan atau penggunaan dananya tergantung kepada rekomendasi yang diajukan oleh unit organisasi O8P yang terkait (ihat butir 3.2 perihal struktur organisasi OP) dan atau berdasarkan laporan Inspeksi Keamanan Bendungan atau Laporan Tahunan Pengamatan dan Pemantauan dari Unit Monitoring Bendungan. Untuk mencegah penumpukan alokasi dana yang terlalu besar dalam satu tahun anggaran, seyogyanya dibuat dafter urutan prioritas pekerjaan sesuai dengan kepentingannya (lihat butir 2.4.2 tentang Pekerjaan Perbaikan). Rencana biaya tahunan hendaknya disusun di dalam format tertentu dan selanjutnya diproyeksikan untuk kebutuhan 5 tahun mendatang. Format tersebut antara lain memuat rincian pekerjaan, nomor skema, tipe dan rincian komponen biaya, tambahan biaya lump sum serta biaya total seluruh kegiatan (linat contoh format pada Lampiran: E). Di dalam Lampiran E terlihat bahwa kebutuhan biaya O8P tersebut dibuat/dihitung untuk jangka waktu setahun (tahunan), Kemudian untuk kurun waktu (periode) 20 tahunan dibagi dalam 4 periode, masing-masing untuk jangka waktu 5 tahunan, Untuk jenis pekerjaan khusus harus dibuatkan format tersendiri dengan perkiraan biaya yang terpisah. BABV EVALUASI PELAKSANAAN O&P BENDUNGAN 51 UMUM Seperti diuraikan pada bab-bab sebelumnya, bendungan berikut sarana dan prasarananya merupakan aset berharga yang haus dipelihara dan dikelola secara baik dan berkesinambungan guna melestarikan dan memaksimalkan fungsi dan manfaatnya selama mungkin sesuai dengan umur layanan yang telah direncanakan. ‘Agar supaya kegiatan operasi dan pemeliharaan tersebut dapat berjalan balk dan berkelanjutan, diperiukan suatu Sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan (Sistem POP) guna mengevaluasi kinerja organisasi, ofektifitas dan efisiensi pelaksanaan O&P, sistem pelaporan dan dokumentasinya serta perencanaan berikut pembiayaannya. Baik buruknya sistem yang telah diterapkan dapat dievaluasi dengan cara melakukan pengamatan, yakni pemeriksaan secara terus menerus terhadap kondis! bendungan beserta bangunan-bangunan pelengkapnya, termasuk evaluasi tethadap sistem yang telah berjalan serta prosedur pemantauannya (monitoring) sehingge kecenderungan kondisi kritis yang mungkin terjadi dapat diketahui secara ini. 5.2 KEGUNAAN SISTEM POP Dengan adanya Sistem Pengelolaan Operasi dan Pemeliharaan di atas, diharepkan kinerja organisasi dan pelaksanaan O&P dapat ditingkatkan, antara lain mencakup hal-hal sebagai berikut: + Terbentuknya organisasi O&P bendungan yang mantap, efektif, efisien dan berkelanjutan. * Biaya pemeliharaan secara keseluruhan dapat ditekan lebih murah karena berkurangnya jenis kegiatan perbaikan akibat kerusakan. + Keamanan bendungan lebih terjamin sehingga kondisi darurat dan kecelakaan jarang terjadi atau dapat dihindari * Rencana kerja dan pembiayaan dapat disusun secara realistik, sistematik dan berkesinambungan. * Distriousi penggunaan air dapat dijadualkan dengan baik sesuai waktu. + Pemeliharaan, perawatan dan pengelolaan dapat dilakukan secara efektif dan efisien. 40 * Dapatdigunakan sebagai acuen atau informasi dalam rangka peningkatan mutu desain, pelaksanaan konstruksi, dan terutama pelaksanaan O&P bendungan dan fasilitas lainnya dimasa yang akan datang 5.3. MANUAL SISTEM POP Agar sistem POP dapat dilaksanakan secara baik dan berkesinambungan, diperlukan suatu Manual Sistem POP yang antara lain memuat_hal-hal sebagai berikut: 1. Program Pengelolaan O&P (POP) a) Program POP adalah perpaduan program antara program pengamatan dan pemeriksaan dengan program pemeliharaan, perawatan dan perbaikan yang harus dilaksanakan secara konsekuen, teratur dan berkelanjutan dengan dukungan personil yang berfanggung jawab serta dana yang memadai. b) Untuk maksud tersebut, diperlukan suatu Format Rencana Tugas dan Analisa Keamanan sepertidicontohkan pada Lampiran: F. Dengan demikian, program ini diharapkan dapat mencegah terjadinya kerusakan yang semakin parah seiring dengan bertambahnya umur layanan atau pengoperasian bendungan dan sekaligus dapat menekan biaya pemeliaharaan/perawatan namun dengan keamanan yang dapat diandalkan, karena kerusakan yang kecil dapat diketahui bahkan dapat dicegeh secara dini c) Manual hendaknya berisikan program pengamatan secara seksama terhadap komponen-komponen, seperti pemeriksaen baut-baut yang longgar akibat getaran, bocoran atau rembesan pada sumbat (seal), timbulnya suara-suara atau bau yang tidak lazim, dan lain sebagainya. d) Seandainya diperlukan perbaikan atau penggantian, hendaknya diganti dengan suku cadang yang kualitasnya sama dengan aslinya. 2, Jadual Pelaksanaan POP Jadual pelaksanaan program POP hendaknya dibuat sesuai dengan ketersediaan personil, dana yang tersedia, urutan prioritas, keadaan cuaca, toleransi masa guna peraiatan, dll, 3. Daftar Simak POP Agar supaya program POP dapat dlilaksanakan sesuai jadual yang telah ditentukan, diperlukan Daftar Simak yang contoh urutannya dapat dilihat pada Lampiran: G. Daftar Simak tersebut selain memuat simbo-simbol komponen peralatan, frekuensi pemeriksaan dan nomor pemeriksaan, juga indeks referensi yang merupakan instruksi mengenai ape yang harus dilakukan terhadap komponen- komponen yang diperiksa. 4 4. Kartu Catatan POP. a) Catatan hasil pemeriksaan dan data pemeliharaan hendaknya disimpan dengan menggunakan sistem kartu yang memuat tentang kapan pemerksaan ») —dilakukan, uraian tertulis tentang jenis pekerjaan yang sudah dilaksanakan, nama-nama pemeriksa, referensi mengenai pemeriksaan lengkap dan laporan perbaikan serte waktu yang dibutuhkan. ¢) Kartu Catatan POP ini khusus untuk pemeriksaan setengah tahunan dan tahunan serta pekerjaan perbaikan. Sedangkan pekerjaan harian rutin dan pemeriksaan mingguan tidak di catat di sini. d) Untuk mengontrol terlaksananya pemeriksaan dan pemeliharaan secara periodik sesuai jaduel, pengarsipan dapat dilakukan dengan menggunakan ‘sistem rotasi kartu seperti docontohkan pada Gambar: 5-1. Di dalam sistem ini, kartu-kartu yang mewakili seluruh arsip pekerjaan termasuk label indeks disusun berurutan dari depan ke belakang sesuai dengan jadualnya. Setiap kali selesai pekerjaan, kartu kemudian ditem-patkan/dipindahkan ke belakang, demikian seterusnya sehingga setiap tahun atau selang waktu tertentu, kartu tersebut akan muncul lagi pada urutan yang sama. Setiap kali selesai pekerjaan harus diisikan ke dalam Kartu dan ditanda tangani oleh jury pemeliharaan/perbaikan yang bersangkutan. 5. Pekerjaan Khusus Pekerjaan khusus adalah pekerjaan pemeliharaan tambahan atau penggantian peralatan yang tidak dijadualkan sebagai pekerjaan rutin sehingga diperlukan permintaan khusus. Sebagai kontrol dan bahan evaluasi dikemudian hari, pekerjaan tersebut harus dicatat dan didokumentasikan dengan menggunakan format perintah kerja seperti dicontohkan pada Lampiran: H. 5.4 EVALUASI PELAKSANAAN OP. Dengan adanya sistem POP yang baik, diharapkan evaluasi_tehadap pelaksanaan kegiatan O&P dapat dilaksanakan secara rasional, efektif, efisien dan konsisten. Oleh karena itu, Panduan O&P bendungan harus mengisyaratkan secara jelas mengenai perlunya evaluasi secara rutin terhadap perilaku bendungan berikut sarana penunjangnya. Evaluasi dapat dilakukan secara internal setiap tahun oleh personil O&P sendiri maupun secara formal oleh Unit Monitoring Bendungan (UMB) Pusat atau Tim Panel Bebas yang telah diakui, guna mendapatkan gambaran yang lebih obyekti. 4. EVALUASI TAHUNAN Evaluasi tahunan adalah evaluasi yang dilakukan setiap tahun terhadap kinerja dan kondisi komponen-komponen setelah pelaksanaan O&P bendungan. Hal-hal yang perlu diperhatikan di dalam evaluasi tahunan ini adalah : a2 Kartu peneriksaan dan peneliharaast Indeks label Kartu-kertu dipindahkan dari depan setelah pekerjaan selesai dan Gitempatkan pada lokasi yang tepat kearah belakang arsip. Nomorarsip : PUU P2d-12- 4 Keterangan : PUU = Kode peralatan (Lihat lampiran G ) P= menunjukkan lokesi (mis : pelimpah) 2 d= kode kegiatan (mis : dudukan pintu, 12 =bulen ke - 12 (Desember) 1 = minggu ke = 4 Gambar: 5-1 Pengarsipan Dengan Sistem Rotasi Kartu 43 a) _Evaluasi Tahunan harus mencakup rangkuman hasil inspeksi 3-bulanan atau selengah tahunan yang dileksanakan oleh Supervisor dan dibantu oleh Tim yang terdiri dari personil operasi bendungan (operator, staf pemeliharaan dan pemantauan). b) —_Evaluasi dilskukan dengan cara pemantauan dan pengamatan rutin terhadap bangunan dan peralatan yang ada, kemudian dilakukan identifikasi komponen-komponen atau bagian-bagian mana yang memerlukan pemeliharaan/ perawatan/perbaikan. c) _ Hasil evaluasi tahunan hendaknya dibahas bersama di dalam rapat yang harus dihadiri olen seluruh personil O&P yang terlibat langsung di dalam pengoperasian fasilitas, termasuk Enjiner Senior atau Supervisor, Pengamat dan Operator bendungan, dalam rangka diskusi guna menyamakan persepsi dan saling pengertian mengenai kebutuhan pemeliharaan, rencana dan metode perbaikan/pemelinaraan/perawatan, strategi pendanaannya berikut permasalahan yang ada. 2. EVALUASI 5-TAHUNAN Evaluasi 5-tahunan sering disebut evaluasi formal dan dimaksudkan untuk meninjau dan mengevaluasi keamanan bendungan secara menyeluruh, termasuk gambaran umum mengenai efektifitas dan efisiensi program dan pelaksanaan O&P bendungan serta sistem yang telah diterapkan selama ini a) Evaluasi S-tahunan pelaksaneannya dilakukan bersemaan dengan pemeriksaan besar, minimal sekali dalam tahun. b) _Pengelola bendungan mengirimkan hasil inspeksi dan evaluasinya kepada Komisi dan Balai Keamanan Bendungan, sekaligus mengajukan permintaan untuk dapat dilakukan inspeksi besar oleh Balai Kemanan Bendungan. ¢) Pokok-pokok pemeriksaan di dalam evaluasi 5-tahunan pada dasarnya mengikuti Pedoman inspeksi Bendungan yang dikeluarkan oleh Komisi, terutama guna menjamin kelengkapan atau rincian pemeriksaan. d) Tim Evaluasi terdiri dari seorang ahli bendungan umum (generalis) sebagai Kepala Tim, dibantu 2 atau 3 personil yang merupakan gabungan dari perencana bendungan, ahii geoteknik serta ahii elektrik dan mekanik. Personil lain dari kanter lapangan dan atau dari instansi pemerintah dapat diikut sertakan di dalam Tim Evaluasi/Pemeriksa sebagai peninjau. 5.5 DOKUMENTASI DAN REKOMENDASI. ‘Semua hasil pemeriksaan harus dibuat laporannya dan didokumentasikan, mencakup kondisi umum sarana/fasilitas, efektiftas prosedur dan pelaksanaan O&P termasuk penyimpangan-penyimpangan yang ada berikut rekomendasi 44 perbaikannya. Isi format laporan tersebut sekurang-kurangnya mencakup hal-hal berikut + Referensi data (gambar-gambar dan informasi penting lainnya). + Data kinerja bangunan. + Data hasil seluruh pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya. ¢ Tanggal pemeriksaan dan nama-nama team pemeriksa. + Sarana/Fasilitas yang diperiksa, seperti Bendungan, Pelimpeh, Bangunan Pengeluaran, dan bangunan-bangunan fasilitas lainnya. + Operasional seperti Prosedur Operasi Tetap (POT/SOP), Sarana Komunikasi, Buku Harian, Jalan masuk ke lokasi, program dan pelaksanaan Pelatihan, dil. “Status rekomendasi sebelumnya. 4 Rekomendasi yang baru. ” Foto-foto dan atau sketsa yang memperlihatkan kondisi temuan. Rekomendasi harus berdasarkan kepada prosedur standar’ yang {elah ditetapkan. Hal-hal yang dianggap berfawanan atau terdapat kontroversi hendaknya dibicarakan dengan pengelola yang lebih tinggi, walaupun independensi dan fleksibilitas para pemeriksa harus tetap ditekankan. Bentuk rekomendasi biasanya dibuat dalam salah satu dari 4 Kategori dibawah ini (lihat Tabel V-1) : Kategori A (Memuaskan) Kondisinya sama dengan tingkat-1 Tabel: Ill-2, secara umum bagus dan terawat baik, aman untuk kondisi beban biasa (normal) maupun luar biasa, sehingga tidak ‘memerlukan tindak lanjut. Kategori B (Cukup) Kondisinya sama dengan tingkat 2-3 Tabel: II-2, secara umum layak operasi dan aman pada konsisi beban biasa. Namun pada kondisi beban luar kemungkinan tidak atau kurang aman sehingga diperlukan analisis teknis memastikannya Kategori C (Kurang memuaskan) Kondisinya sama dengan tingkat4 Tabel: I!I-2, secara umum memerlukan 45 pemeliharaan/perbaikan cukup berat. Pada kondisi beban biasa, bendungan masih dapat dioperasikan secara aman, akan tetapi kurang aman pada kondisi luar biasa. Dipertukan studi dan investigasi tersendiri guna menetapken parameter desain yang cocok untuk perbaikannya, dl. Kategori D (Tidak Memuaskan) Kondisinya sama dengan tingkat-5 Tabel:II-2, djumpai permasalahan struktural dan atau peralatan elektro-mekanikal yang serius sehingga dapat merusak kinerja aset secara keseluruhan. Kondisi bendungan tidak aman untuk kondisi biasa maupun luar biasa. Diperlukan perbaikan segera untuk mengamankan bendungan, dan operasi waduk dihentikan sementara atau dibatasi. ‘Semua rekomendasi harus dilengkapi dengan tahun, kapan rekomendasi tersebut dibuat/diusulkan, termasuk kategori dan identifikasi khusus yang ada. Deraikian pula rekomendasi-rekomendasi sebelumnya juga harus dicantumkan di dalam laporan sesuai dengan kategorinya masing-masing. w UeBunpueg G20 UeeuESyelag lISBH ISepUaWOYeY Uep UOBS!ey{:}- A teqeL wnusyeu eda neye wep We Is}puoy YeMegID UegoG ‘eseIg 4en7 UEGoR ‘uesoooqiueseques 1eqye Ueje6e60¥ Lep INpINIS UEIeBEBAY "wJOUPIY UE}eBeGay ‘depeyla} LEW WeIOg UewY TEDTETTE ynpem jseiodo ueseyequied eye uep eieywawas uenuayBued efuseniisey vep ueSunpUEG ueuewedued ynun e1abos | ueweqad ueyepun UeyAUedia - uewe ven, | uewe ¥en | veysenutaus xepuL a ueepedsenay uetvep unueu ‘eseig vedas isesedoueg yedeq - tsebunpuca net -ed uep uejejevad 'Ujesep Jajawier -ed usydeyouaw ynyun jn{ue} Yigey uewe Bueuny sse6)'Senul uep pms Uenuadia - ewe Bueim) | ueupunwey usysenwew Buen 9 224 mradas serodor0q yedeq ~ efwuennsewous mun suysiseue ueynuedia,- tpee, Buevef Bued ywusies nee (ueyeunbyp Buek \Goouply euswousy neye ueIpeley | —ulessp eum BunueBse)) depewiey uewe 6ueiny uebunoveg - | vee Bueiny ueuBunwoy uewy ing 8 ueyeu | eseiq uedas sevedoseq jedeq -| —_-nbip Buek uesop even, tnfuel Yepun aued yeou, =| BumueBre) ehuuevewees, vewy ueysenwon v ISVONSWOMSY VSVI8 UVM NVESE WSvid NV83d ISVHISISWTH WOORLYH VIAL Pedoman Pengelolaan Qperasi & Pemelinarasn Bendungan LAMPIRAN Pedoman Pengelolaan Operasi & Pemeliharaan Bendungen Lampiran A Format Pencatatan 1 s/d 11 Yeduijed neye Buenquied JeULO} Ue|siGued Welep qemel BunBBueyeq Sunpueq Suequie nemojow Buek jjuosied neye Is]ujo} Ueyege! uep UeGUE} epues | —_styeGueW UeBUeNg “ew /BBUL, ynpeM |p ew ISenES BL lu) yemeqip }euuo} UeBUEp Jenses eyep UBIsiBUed ‘ueyeup ueyedwiy neye Buequie nemejow yeduljow BueA ueBueNd sje Lede ynseUNiO} Je UELUElepeY Uep e'WISeAd|a UBIE}EOUed + iiep) uejeule6ued uep Uenejeuled ‘Ue|e\eoUed e1eo Uep NpjeM Buejes depeyloy Joulfuy ueyereBUEd |u yeUOy eped yeyeoIp suey Suek ede {sewoju! uep npyem Buejas ‘e1e9 eye} UeBUSP lenses esyLewiod JeulfUy neye 1SynysuCy JoUl[Uy Yolo UeYLEGIP UBYeIeBUed UelOULY + yeduuiod exsIIed ueded 1SeAoly Suequiy jsenoig ueBuep ueBungniyeg Ueydejaya “oped uerpedwod / 197sI19q uedeg uebuag yedwijed Buequie neye yne} Je eynw e\es-2ye4 IseAdja epedoy UEYEYIP ISeAaIg WN}E © (ew) 42 eynw ueyeyeouad apojayy diy uewelepay ueg sly eyNy Isee|y “| yeuIO4 yoag uewe}eY yey / yeulloy versioued depeyiay UeyUEyp [eBBue} UEXLOS gemef BunbGueueg Bues jjuosied ueununued | -ueun6ueq neye Bulpulp weununued ‘xnpem neye |sluxe} Ueyeqef Uep UEBUE} epUe | | Neve UeJOJOg UeNUIA} YeqNIe UEYepU UEIEIN ep ues00q Mens UB\eyBujued $2407 Jul emeqip sdes yuo} ueBuep lenses ueIsiGued yenquiow UeBUep Uey!eqied Uep ule] VeUNBUeG ne\e Bulpulp UeUNunUed ‘ueIO0q UET\eOUa « “Hep ) ‘uejeueBued ‘uenequeulod ‘uejeyeoued Bied UEP Npjem Buejas depeyso; soulfug UeyereBUed “ju yew eped ye}eoIp smuey Suek ede 1seuojul uep myem Buejas UEP e1e9 UBBUEP Jenses esyLOUISe JOUI[UR NEVE [SYNA|SUOY JoUN[UZ Yo|o UeyEQIp UeYeLeBUEd UEIOURY « ueyieqieg uep ule] UeuNbueg neje Bulpuig UeuNinuad ‘Ue1000g *z JeUOy Geuiny uodea| “ON soquey) uodejes “oN, jeureiy weg) eweN epe / epe yepy / UeIN|RIOg uep uelBeq nyens wep ueeuesyejed ueBuep enses yenglp ueyn{unued euewip venuedey, xnjuN, ane yewely epeepe yep eweN ueunjesod euesyejed seyJoj0 Yyalo UeANyeJed Hep uej6eq njens fenses ynfunyip Buek soulfuy + “ps peg . pps weg . ueinjeleg wep * renses ynfunyp soufua eq neye jsynqsuoy souluy jewely BWeN :ueypinfunueg jeBGuey, + (semeBuod soul[ug Isepuewoyas ueBuep jenseg * ue|Geq Jey) esyuewed seulluy ueynfunued sueimesed: yewely ewen ueunjeieg ep uejGeq ueeuesyejad nyens ynjun yn{unyp Buek sourfug neye |synysuoy souyfuy + yeouely eweN esyjowed/syodsu anfulsul «© ejojaBuegpiiied + ueinzesed ueBusp lenses s10Asosey / ynpepy UeBUap UBBUNGNUJag IsbuNy eAUNdWwaeuw Burd j1UOSsiad “¢ JeWIO4 */ pe HepLL uenimasieg leBBUe | eweNn uenimosiag |eB5ue | BUEN TSM Bena UEnINNEsIed = mjeyieq Buek ue 'N 4ed wesnyesed Tmjejieq BUeA Ue TY Jed UeINeIed Tene Suek Ue A Jog Ueimjeied UeBLEP Jenses Jenalp UeI0de) jeb6ueL verde] = ua 'Ied UeP Weeiado wenknasied JANES UB Jad HED Tepsibuag weninasiecf JH ES “uae Hep” Poynjsuoy UeNIpassed FEHES * UaYy ad HED” wejbeg ujeseg ueninjasied E4Y/HES L “nyeneg Buek ue “pen seq ueinjeleg uernUayeY UeSUEP lenses LENLOGP HUMES nyeped Sues ue-ppied ueinjes9, je66ue) (eweed yexyques “s)w) adL yeumes 1 yemeaip fades Bues y2WH0} 1sjSuaw ueBUOP eveoIp SEY senses ynfumyp Buek ioeunique neye ‘uelode| ueyenquied "Ue WectP Sued jeyyos UBUIIES isemiqiy Uep UeLodey TexWHES “y }UUOS more fyeyedip YBPLL souifug ueynfunued je66ue | ueimjeieg ueeuesyejed ymjun ueysefinyp BueX ueBUNpUeg JUfUZ yewWe)e UeP EWEN meieq Suek UE TTA Jed eivjustieg uenuayBueg + nyeyeq Buek ue" 7/7) Jeg URINje1Eg lenses S)19/Ey lgweip BueA ueyepuy uejoury soulfug ueyn{unued je66ue |, ue leg wep""""~“ue|Beq lenses seGnueg Buek soullug snAuIsu) yeweye UeP BWEN, uesndeyBueg + /ieyedip yep nyeHeq Buek ue yf) Jeq UeINeleg lenses ee/a>y !qweip Bues ueyepuy ueloury, seulfug uerpnfunuad jebBue, myeneg Buek ue'7'7 Jed lenses seBnyeq Suef ueBunpueg Joulluy yewuele uep eLIEN yequiey ueeunBBueq + yNPeM |seiedo elejUeules UeNUSybUeY Uep UeSsNdeybueg ‘equiey UeeuNBbued “s }eWOS ww (Bojo10a}aui Jouey ueyeqe9 UeBUEp lenses ynpem wep Bunsbue] eI uep BunsBue| gqq eped eyes-ey2 ueunye) uelnY UeFoUTY fepy / epe yeplL ynpem seysedey uReyBuued ueeqnebuoW Sued Buns6ue} Yeph Sad Uep BunsBuE| Seq ¥ISI) JONIELe>} wnwiISeu ueuyje seysedey uep edwod neye unjebued ueunbueq ueyeunsip epe ey|{ uelouls ueBuep ‘Bunsbue| yea Sd hep ynpem oy JJe UeyuHjeGuEW ynjUN Jeyedip Buek aporeyi 4 z “7 BPe / BPE YEP, wy (wy neye jw) BunsBuel yepn S4d (juni nee ,) Gunsbue7 saa 6Bunsbue] yepi, / Bunsbue7 Sdq eped eyes-eyey ueunyey uefny uep jebung uewjebued YeseEg ‘9 UG + upUNqUY NDI YPM Bulpuip “uoBuNpusg oy ,YIDe, AIF _—_-9 DuDA BOWNSS WO[OP Io UDaDTSTSy jooGss IsoAgjo UDP yNPoA UDSUED UDBuIdLUEpIeEq BUDA YNSOULO} Is YOUD} DYN DIDJUD SOAS —« up) 0°" YOsY [O40 906 - eIIADS epOfeWy) Jo; ew JOWON “p'W UDP ;NPOM UDBUSp JOUUOU JID DyNW OpEd + UDBUIdWOp18q BUDA |jso YOUD! DYNW DIOJUD ISOABIO. + “6 JING WIDJOP ISOYYISeds JONSES SDASIZ OPE + ou |DWION D'WISOABIZOPOY zw NDYO| aw aly uppynuued son] “Gg yApOM soyIsodDy “+ alluog 4p Bu0Ue616} BUDA YASUO} YOP! nyoued BUDA uD‘N'N Jeg UDINJD1Eq 1ONSEs UDAUEqP up6u0u99 ynpom BUDA IsDyYI}IAS JIU UddO|a}ex [OBDg~es “1[uDq, dup, Z* | juo6unueg upBupue6 : sonip Bupuebie} uxBunw Suk o"w spreg “| :uo62}0y yaseus upjpf |syqujsUOY UDIOUY Up ‘UDD:OPUEY {BBL UDP Joga] 'UODIOPUEY UBJONW UESOJDG UDWiNlUNUEW sruDY AASB UOIP[ UDI“ ynsew uejer ueyen; seysedey ‘ynseW UeleP “2 JeUIOS !QEp WAWISyOW UOUAINUEd jOxBUL, ?DPD/DPO YOPI] “Dw |SOAa|s UDYUNINUAUI yaqun pAupnsyow BUDA nyonseg + “YGEp WiNWIS}OW UDUAUNUEd 4oySulL yomog uDION|eBued + * HQSP WNWIS¥OW UOUAUNUE JoyBULL upionjeBueg uounBupg + : Hop 1O}eq) ‘Supquio|e6 Sulpuip yoound ynsouusey) HOP ‘(uDUNqUIE NEY Bu|pUID ‘uDBuNpUEG| seyous ppo/ope yopuy, Bupquioje6 Bulpulp yoound + hioound ‘jpBuns sosop ynsowwal) pox OpEd Jefe“ UDBrun NE} YAPEm Bulpulp ‘UDBunpueg YOUN [OP + ljso YOUD} DYAW [sDAs|a HOP UBUNGUIY no}0| hinpom Burpuip ‘upBunpu|q wnuwilsyow /66ul Wyo “dpoUsE} 1sOAeIg D4yisedis yong) UIOFUIOT ISOIADI (jut apy UDqUIOLL upBuoue = [J youn, upy'spxy)socis) dun, upungqu IS{AUJsUOY JOsaIas UNYOL/JOSBu0, (ipnsas BUDA yOj0x Dpod pun} Yag) edi, ueBninjueunquiy neye ynpem Bulpulg ‘uebunpuag -g yews0y ppp/opp xp - Ag punjs uDinjoBued Bundy edi _pp/OPD %OPIL - pBpuejsequing + Dpp/Dpd AOPIL - so1edQ uDjuN SOWOLO 7 jonuow : Dpe/Opo »PPIL - soledg epojeW (jonses BUDA yO}OY PDA OPUD} Yea) dnyDy ADYO YOI86 NU O}0q_— (9) ppp/DpP YOPIL “ ppo/OPO AOPIL qouniog yoduiyjeg = + yu UDIBOg Opod UDYSO[e! YOPY BUDA dnyDy NEO NyuId Ut a * PO/OPP YOPIL Dpb/OPO YOPIL {igep soysodoy yruoBuedwew BUDA ul] JOY ND} UDBuoMO!s, —««_—(UOGIs SuNBBund pod yOpH NOY H1OPN IN}OGued Hp yDyPdo uDysoJ9l} UOGIS + ppp/Opo AOPLL O18 NIG + doje} Guoquio uBuep noe + Op J9}9wW WDJop Bublund UDP NoieW IsDASIE DIG (q) puDjn UEBUNPUSG UP Ypsidia} Ox! Is00] UDP ad (1) yeduijag ueunBueg °6 }euO4 opp/ppp yopI, | Ip Isppuswi0ye1 nyO"aq BuDA UD'N'N eg UOIN|DIEg yonses aYa/ayy YaWUOIP Bud uoxXOpUY UD!OULY updoy joSSup) TOYOUSSHO}) AyDLSq BuO, UD'N'N Jeg UDIN|OsEg WO|DP nyons uoy!sopUaWOYAulp BUDA UDINYNBued UD!OULY ueueweay uebuap ueBungnuiag nied Bue uesnynBued-uesnynbueg “OL yeuog emystied deges ue|pefey je66ue | neye yexep ipefie; Buek edwoB seyyyye odes ‘eselq Jen] ueIpefey UBIOUIY pseig sen] ueipefay “Lp yeui04 Pedoman Pengelolaan Operasi & Pemeliharaan Bendungan Lampiran B Format Data Pemantauan instiumentasi (8 lembar) Pengukuran Rembesan Bendungan : Tipe Bangunan Ukur : V notch / Flume Tanggal Pengukur Elevasi Kedalaman Debit pagi/sore No. Waduk Aliran ay oy Q) (a) @ tOaayueenPPOP Buon. 8 (0) Pengukuran Rembesan 1, Frekuensi Pembacaan Pembacaan pengukuran rembesan diambil setiap bulan kecuali ditentukan Iain oleh UMB bersangkutan. Pengukuran tambahan harus dilakukan apabila aliran rembesan meningkat lebin dari 25 %. Pada kasus ini pengukuran harus dilakukan setiap minggu atau sesuai pelunjuk UMB. Pengukuran dilanjutkan sesuai frekuensiini sampai dengan UMB bersangkuian merubahnya. 2. Masukan Tipe alat ukur : Coret fipe yang tidak dipakai Kolom Isian 1 Isi tanggal pagi/sore 2 |si nomor ID dari alat ukur rembesan 3 \sikan m.a. waduk waktu pembacaan pengukuran 4 iskkan dalam air yang melewati “V-Noich Weir” atau “melalui flume" 5 Hitung jumiah aliran sesuai dengan instruksi pada panduan O&P untuk finggi air terukur 3. Penyelesaian Format Format lengkap bersama dengan lainnya disatukan dan harus dikirimkan ke UMB bersangkutan selengkapnya. Data Hidro-meteorologi Bendungan + Tanggal Elovasi Muka Air Curah Hujan ‘Suhu Udara pagilsore Waduk Hille Hari Sebolumnya (Pagi) () @ 3) (a) (3) cxbaayuarePor-o1ame. 6 (af Pengukuran Hidrometeorologi 1, Frekuensi Pembacaan Pembacaan m.a. reservoir/waduk, m.a. dihilir (elevasi air di bendungnan di hilir kaki atau elevasi air pada sungai di bendungan ai hilir kaki atay yang sesuai lainnya), curah hujan (hari sebelumnya) dan suhu udara di pagi hari harus dilakuakn fiap hari kecuali di tentukan lain oleh UMB bersangkutan. 2. Masukan Kolom 1 \si tanggal pagi/sore 2 isi elevasi m.a. waduk pada pagi hari 3 Ikan m.a. waduk di hilir bendungan atau m.a. sungai yang sesuai pada pagi hari 4 \sikan curah hujan pada hari sebelumnya 5 \sikan suhu udara pada hati ity waktu pagi 3. Penyelesaian Format Format lengkap bersama dengan lainnya disatukan dan harus dikirimkan ke UMB bersangkutan selengkapnya. (2) e-cuana cosewssaerearo amjued vewerey eped yedepue) jews04 versiBued isyn7SU} @ 7) 7 w a i) w sejewozetg wielep seyoutozeld peoH any ueeynuued Bunge ejedoy INP N IY seyouoze}g ‘ON, suog)Bed ysenoia | serewozaig | ueimynBueq uewelepey | Isene1g eynyy seacia | exnypyseros | Suni iseaota | seewozeig | ye65uey 1 Jeyuozelg edi] T uRBURBLBG ToyAOR|g UEMITB UO Lae Pengukuran Piezometer & Tekanan Pori 1. Frekvensi Pembacaan Pembacaan piezometer dilakukan bulanan kecuali ditentukan Jain oleh UMB- bersangkutan. Pembacaan tambahan harus dilakukan apabila pembacaan suatu piezometer naik lebih dari 25 %. Pada kasus ini pembacaan dilakukan mingguan atau sesuai pengorahan UMB bersangkutan. Pengukuran dilanjutkan pada frekvens' ini sampal dengan ditentukan oleh UMB bersangkutan diganti. 4, Masukan Kolom anon sian \si tanggal pagi/sore \si nomor ID dari piezometer isikan elevasi piezometer tip waktu dipasang \sikan m.c. waduk saat pembacaan dilakukan Isikan elevasi m.a. di hilir kaki bendungan. elevas ini harus elv. sualu genangan di hilir kaki atau elv. m.a. sungai di hil. \sikan elavasi puncak piezometer sebagaimana diukur Isikan kedalaman aktual dari puncak tabung piezometer ke permukaan air dalam piezometer. hitung “piezometer head” dalam piezometer = {kolom 6 — kolom 7) - kolom 3 Hitung elevasi piezometer = [kolom 6 ~ kolom 7) 5. Penyelesaian Format Format lengkap bersama dengan lainnya disatukan dan harus dikirimkan ke UMB bersangkutan selengkapnya. sdumocouaisntineary nyeq uewejey eped jedepiey yeussos weysjGued 's9n2}SU) eo co) ey @ wl ‘ekuuinjoqas ‘uesnynBuag ekuuinjeqes ueunsnued “ON sneinwoy | sneinwor, ekuwinjeqes ueunsnuod exney uesmynBued m ucuninuag | siognBed veununuog | ueununuag ueununueg 1seA913 [senor AML reB6uey, Teuninileg WeanNBLeG) THRBUnpIS Pengukuran Penurunan 1, Frekuensi Pembacaan Pembacaan pengukuran penurunan difakukan tahunan kecuali ditentukan fain oleh UMB bersangkutan. Pengukuran fambahan harus dilakukan jika penurunan lebih besar dari 50 mm pada suatu tempat di puncak bendungan, yang dapat dilhat. Pada kasus ini pengukuran harus dilakukan bulanan sesuai yang ditentukan oleh UMB bersangkutan. Pengukuran dilanjutkan pada frekuensi ini sampai dengan UMB bersangkutan menentukan supaya diganti 2. Masukan Kolom 1 Noasn won som sian isi tanggal pagi/sore 'si nomor ID dari titik pengukuran penurunan Isikan lokasitifik pengukur penurunan pada bendungan (misal:: puncak, sisi hulu/hilr, lereng hulu/hilir dan sebagainya) Isikan elevas' fifi pada waktu pengukuran sebelumnya Isikan elevasi aktual fifk diukur saat itu Hitung penurunan = kolom 4 —kolom 5 ‘sikan nilai dihilung penurunan pada waktu pengukuran sebelumnya \sikan penurunan komulatif sebelumnya Hitung penurunan komulafit= penurunan komulatif sebelumnya ditambah pengukuran penurunan saat ini 3. Penyelesaian Format Format lengkap bersama dengan lainnya disatukan dan harus dikrimkan ke UMB bersangkutan selengkapnya. Pedoman Pengelolean Operas! & Pemeliharaan Bendungan Lampiran C1 Format Data Pemeriksaan (Pengamatan) Visual Harian/Mingguan (3 lembar) IBENDUNGAN TIMBUNAN - LAPORAN INSPEKSI VISUAL [akhic minggu = [Perubahan dari Inspeksi sebelumnya : ‘SEN | Set | RAB | Kam | jum | saB [ranggal JINSPEKSI VISUAL |PUNCAK BENDUNGAN IRETAK JPenurunan |LERENG HULU DAN HIUR. Penurunan PELIMPAH IRetak pada Beton (Gerusan pada jung Hilir |REMBESAN PAD/ lBendung ukur Rembesan Utama. [Bendung ukur Tumpuan Kiri {Bendung ukur Tumpuan Kanan. IELEVASL WADUK m) Elma. bani IHujan Rincian perubahan yang berarti, perubahan wama air rembesan, kejadian baru atau hel-hal yang ‘memperingatkan perhatian lebih fanjut Pengamat Bendungan kepada UMB ( Catatan : Instruksi untuk mengisi laporan ini diberikan disebelah [BENDUNGAN BETON - LAPORAN INSPEKSI VISUAL [Akhir minagu = IPerubahan dari pemeriksaan sebelumnya = sen | set | ras | Kam | 3um | sas | mInG Tanggal| Pemeriksaan Luar ermukaan dan Puncak Bendungan Retak baru, kemerosotan mutu beton a | emunculan Rembesan llar-pitar Retak ary, kerusakan beton peer [binging Spiway lRembesan muncutimbat |Pemeriksaan Dalam sallery/Serambi eta (ecial sambngen kesh) Rembesan (ari Lobang aap, reakan, sambungan Iapakah dipengaruhi oleh debit spiiway [nam _| am _| vox | rom | mom | rae | rom ar lanai dan cinding, lobang, retaken i 1 ] jsamoungen JRembesan meiwati V' Notch” [Penurjuk Tekonan keates [Penunjuk Tekanen keatas Jevasi ma. Waduk (ay Hujan mm indian perubahan yang berart, rembesan tanpa udare kejadian baru dan masalah, memperingatkan perhatin lebih lanjut Pengamat Sendungan Kepada UMB ( ) Di periksa : UMB ( CCatatan : Pl Penunjuk pada lokas!krits. Jnstrukst untuk melengkapi laporan ini diberikan cihalaman benikut Frekuensi Frekuensi_pemerikscan visual ditentukan oleh: Pemeriksaan lanjutan harus dilakukan, jika: * Terdapat pembangunan yang memerlukan tindak lanjut * Bendungan mengalami gaya / beban ekstrem misainya terjadi muka air waduk yang sangat tinggi. * Ada permintaan khusus. Masukan: Hasil pemeriksaan ditunjukkan sebagai berikut: + Kenaikan cukup berarti atau perubahan kondisi_ |_KNK / CB * Kenaikan kecil alau perubahan kondisi KNK + Tidak ada perubahan konaisi ° * Penurunan kecil atau perubahan kondisi PNR Perubahan Berarti: Suatu perubahan yang menurut pendapat Pemeriksa adalah lebih besar dari perubahan kecil, harus ada saran dari UMB. Tingkat kepentingan saran dari UMB bervariasi sesuai dengan persoalan naturalnya Penting, segera disampaikan ke UMB melalui telepon / radio, diperlukan jika: © Rembesan meningkat sampai 25% dari pemeriksaan sebelumnya, tanpa bercampur air hujan. Rembesan menjadi kotor atau keruh kecuali karena bercampur air hujan. Retakan lama fibc-tiba ferbuka makin besar 2X ukuran semula. Refakan baru yang lebar ferlihat pada beton Suatu masalah lain yang jelas menunjukkan beberapa perubahan kondisi bendungan. Saran rutin dari kejadian kepada UMB pada waktu yang tepat dengan telepon/pesan radio diperiukan sekali untuk semua persoalan, apabila perubahan cukup berarfi telah terjadi Podoman Pengelolaan Operasi & Pemelinaraan Bendungan Lampiran C2 Format Data Pemeriksaan (Pengamatan) Bulanan/Kwartalan (7 lembar) Format Pencatatan Pemeriksaan Bendungan Lembar | dari 7 LAMPIRAN B_ FORMAT CATATAN PEMERIKSAAN BENDUNGAN Bendungan : No. Registrasi : Tanggal : Pemilik/Pengelola Bendungan: Elevasi Muka Air: Kondisi Cuaca = Bendungan (embankment / urugan): Tinggi: Panjang : Puncak : Kondisi Jalan Puncak (Retak dan icin sebagainya)? Ada tanda penurunan. Y/T Di mana? Tanda-tanda pergeseran (displacement} ¥/T. Di hulu atau hilir Kondisi Drainasi Kondisi Pagar Pengaman (Guard Rail) Lereng Hulu (Upstream face) : Permukaan Tanah Tanda-tanda gerakan? Tonjolan? Lubang perosokan {sink holes)? Retakan? Erosi? Penurunan? Di mana? Kedalaman, lebar dan Panjang retakan Plat Beton/Permukaan Beton Tanda-tanda retak? Dimana? Kedalaman, lebar dan panjang retak Kelling sambungan terbuka? Kondisi Beton? Pengelupasan? Erosi? Format Pencatatan Pemeriksaon Bendungan Lembor 2 dari 7 Bendungan : Tanggal : Permukaan Bitumen Kondisi permukaan Erosi? Pengelupasan? Batu lapis Lindung (Rip- rap) Tando-tanda gerakan? Pelapukan 2 Erosi? Longsor di bawah muka air tinggi? Lereng Hilir Permukaan Tanah : Tanda-tanda gerakan? Tonjolan? Lubang benam (Sinkholes)? Retakan? Erosi? Penurunan? Terkelupas Di mana? Kedalaman, lebar dan panjang retakan, Longsor di bawah muka air but? Tanda-tanda Rembesan? Di mana? Kuantitas? Warna? Kondisi Tumbuh- tumbuhan? Jenis Perlindungan Lereng? Instrumentasi Piezometers Di mana? Jumlah? Jenis? Kondisi? Format Pencataian Pemeriksaan Bendungan Lembar 3 dari 7 Bendungan : Tanggal : Alat Ukur Penurunan Di mana? Jumlah? Jenis? Kondisi? Pengukur Rembesan/Kebocoran Di mana? Jumiah? Jenis? Kondisi? inklinometer Di mana? Jurmiah? Jenis? Kondisi? Lain- lain? Daerah Hilir Bendungan Tanda-tanda rembesan? Di mana? Kuantitas? dan Warna? Pada Kaki Bendungan Tanda-tanda Erosi? Gelembung Luap (Boiling) Daerah basah? Di mana? Saluran Pengeluaran Ada endapan? Ada penggerusan 2 Kondisi lereng? Elevasi Muka air? Format Pencatatan Pemeriksaan Bendungan Lembar 4 dori 7 Bendungan : Tanggal : Tebing Tumpuan Waduk Lantai Hulu Terlihat lubang benam atau penurunan? Ada longsoran? Terlihat tanda-tanda bobol? Ada retak? Lereng Terlinat lubang benam atau penurunan? Ada longsoran? Terlihat tanda-tanda bobolan? Ada retakan? Bangunan Pelimpah Saluran Penghantar Kondisi? Lantai dasar? Lereng/Tebing? Bendung Jenis? Pintu? Jumlah? Jenis? Pengoperasion? Manual? Tenaga listik? Operasi darurat bagaimana? Ada saluran pelimpah-darurat? Jenis? Bendung Pelimpah Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Di mona? Dinding Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Dimana 2 Kondisi Sambungan? Kondisi saluran drainase? Terhalang? Format Pencatatan Pemeriksaan Bendungan, Lembar § dari 7 Bendungan : Tanggal : Saluran Luncur (chute) Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Retakan? Daerah basah? Di mana? Kolam Olak Jenis? Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Retakan? Daerah basah? Di mana? Kinerja Pengoperasian Kelidakwajaran? Daerah sekitar Tanda-tanda longsor? Tanda-tanda rembesan? Jenis tumbuh-tumbuhan? Kondisi? Gangguan pada bangunan? Sadap Utama (intake) Lokasi? Jenis? Akses?/jalan mask Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Di mana? Kondisi Sambungan ? Kondisi drainase? Terhalang @ Format Pencatatan Pemeriksaan Bendungan Lembor 6 dari 7 Bendungan : Tanggal : Bangunan Hidromekanikal Kisi Sampah ? Pintu? Katup? Jenis? Metode operasi? Manual? Tenaga listrik? Operasi darurat bagaimana? Kondisi? Pengeluaran Lokasi? Jenis? ‘Akses / jalan masuk? Kondisi? Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Daerah basah? Di mana? Konaisi Sambungan 2 Kondisi drainase? Terhalang Endapan? Gorong-gorong (culvert) Ukuran? Kondisi 2 Pengelupasan? Erosi? Kavitasi? Lapisan basah? Dimana? Kondisi Sambungan @ Kondisi drainase? Terhalang? Endapan? Kolam Waduk Endapan? Format Pencatatan Pemeriksaan Bendungon Lembar? dari 7 Bendungan : Tanggal : Tebing Waduk Longsor ? Sudah terjadi? Potensial? Ukuran? Dimana @ Daerah Hilir Tebing Sungai Erosi? Gerusan? Endapan? Pengaruh tumbuh- tumbuhan/semak-semak terhadap pengaliran dan elevasi muka air buri? Penduduk terdekat? Industri Perkiraan jumlah penduduk? rumah? dan lain-lain. Pedoman Pengololaan Operasi & Pemeliharaan_Bendungan Lampiran D Format Data Pemeriksaan O & P Bendungan (4 lembar) FORMAT LAPORAN INSPEKSI OPERASI & PEMELIHARAAN Nama Bendungan Tranagal [Registrasi No |Tipe Bendungan Tenah Batu Beton —_|Lain-lain (tentukan) {egunaan Irigast ‘Air Minum ——}Pengendalian—_Lain-tain lbantir Ieentukan) Klasifikasi Bahay rahun Selesai_Konstruksi Volume efektip levasi maa. normal Luas m.a.EL.normal [Elevasi puncak Bendungan [Kedalaman maksimum I) volume bruto, [Tal Inspeksi Keamanan Terakir rl. inspek Keamanan selanjutnya — gl. Inspeksi O&P Terakhir [ral inspek O8P selanjutnye Biaya O8P id. seat ink 96/97. 97/98. 98/99. 99/00. on/ot. ‘0/07. Balans ‘Total Komentar [Apakah studi banjr sudah dilakukan sebelumnya vil [Apakah feaaan waduk sudah ditlusuri sebelumnya Yr [Apakety puncak inti tanah lat sudah dibangun dalam hubungan dengan elevasi - Yr impah iKeterangan = fintrumentast [Apatah hakhal dibaweh hi dtemul 2) Ait ukur Pengeluaran/Meteran Air Bersih Wi b), Alat ukur Pengeluaran/Meteran Air Kompensasi/ Pengganti ve, [). Instrumentasi dalam ai Wr [d). Pezometer vir |e) Titk-ttik pengukur Penurunan vir 1) Instrumentasi Lain-aionya Yr [Tingkat KondislInstrumentasi (elektro-mekanika) 1 2 3 5 Korusakan Instrumentasi ~ erkiraan blaya perbaikan menjadi Kondisi Tinglat 1 survey Sendimentast Perkiraan Elevasi Sendimentasi dalam Reservoir/Waduk Kapasias Sencimentasi Permulzan % Ikopasitas Sendimentasl sesudah dleurval [apakah survey tanah (eros! sudah dlakuian encone darurat keemanan wadulc ah rencana tersebut ada untuk bendungan dan waduk wr Biaya rencana jka pers Keterangan (termasuk kondisi kemampuan pelayanan) rl A 3 5 td [Tingkat Kondisi Bangunan Pelimpah 1 2 3 Kerusakan Pelimpah JPerkiraan biaya perbalkan menjadi Kondisi Tingkat 1 [eangunan yang berhubungan dengan Bendungan dan Waduk 1 2 3 KKerusokan Bangunan Gedung Perkiaraan biaya perbaikan menjadi kondisi Tingkat 1 [Tingkat kondisi Daerah Pengaliran Sungai (DPS) 1 2 3 Ikerusakan DPS Perkiraan biaya perbeiken DPS menjadi kondisi Tingkat 1 ingkat Kondisi Peralatan Elektro Mekanikal dalam DPS 1 2 3 iKerusakan peralatan Elektra Mekanikal Perkiraan biaya perbaikan Elektro Mekanikal menjaci Tingkat 1 [Fingkat Kondisi Bendungan 1 2z 3 4 5 IKerusakan Bendungan Perkirean biaya perbaikan menjadi Kondisi Tingkat 1 [Tingkat Kondisi Jalan Masuk (Pek Sipil 1 2 3 4 5 Kerusakan Jalan Masuk Perkiraan blaya perbaikan menjadi Kondisi Tingkat 1 ingkat Kondisi Bangunan Pengeluaran 1 2 3 4 5 cerusakan Bangunan Pengeluaran Perkrean Biaya Perbakan Menjodi Kondisi Tingkat 1 [Tingkat KondsiPekerjaan Pipa Pengsivaran dan Katup Pekerjaan Pipa datas tanah). 1 z 3 4 5 Kerusekan pekerzan pipa dan katub-Katub isi Struktur Pokok atau Perkiraan Biaya Menjadi Kondisi Tingkat_1 i Pedoman Pengelolaan Operasi & Pemeliharaan Bendungan Lampiran E Biaya 0 &P (2 lembar) TOL (on) e 8) 2) 9) G © @ 1) wing dwn | Buns6ueq POW yodwojay, [e301 ueyequeL ede [suaL9Joy ‘ON, uauodwoy edu | devas. OL ‘ON Tem ed] | TIDEM UBELDiTOd yequiel Guyed jesajes jebouey | jeooueL Tyslo esyuedia ie66ueL pio Yenaia ae z/Z0 20/20 20/46 ueunyen s 7 BONSBaU ON) =poved #80 VAVIG LVWUOI TueBunpueG eUeN) (oy © (8) @ (9) ts) @) © (2) (1) wng dwn | 6unsbueq (POW Sunpeo/zews/itdis yodwojax io. | veyequer | eAeig | suasoyoy | ‘on | _uaucdwoy eetiered ady_| deve Gon Tk impem ede) =NDOM UREA TEqUIE] UTED 1esBySs [eBBUEL| TBI eSHHodig ede Buled + yajo yenqia TOO) 0/66 6/86 ueunyes, = (sens|6ey “On| epoyied #80 VAVIG LVWUOS {ueBunpueg eWwen| Pedoman Pengeloiaan Operasi & Pemeliharaan Bendungan Lampiran F Format Rencana Tugas & Analisa Keamanan Bendungan (2 lembar) FORMAT RENCANA TUGAS DAN ANALISA KEAMANAN BENDUNGAN Kegiatan Dibuat oleh : Tanggal Dibuat : 1 Diserahkan oleh 2 Diperiksa oleh : 3 Disetujui oleh Personil dan Ketrampitan Perkakas dan Peralatan Peralatan dan Pemasok Peralatan Keamanan Pertimbangan Lingkungan Koordinasi Tugas Urutan Langkah-Langkaht Tugas Pokok Potensi Kecelakaan dan Bahaya Rekomendasi Keselamatan| Prosedur Tugas Pedoman Pengelolaan Qperasi & Pemeliharaan Bendungan Lampiran G Daftar Simak Pemeliharaan (6 lembar) ‘SIMBOL - SIMBOL PENANDAAN PERALATAN ALAT - ALAT/ BANGUNAN KODE ‘Bangunan Beton BAB Bangunan Perlksa BAP Baterai BAT Bendungan BEN Bendungan Pengelak BEP Bangunan Pengeluaran BAPL Bangunan Tesjun BATS Crane CRA Elevator ELV Flume FLU Gedung GED Generator GEN Hydraulic Actuactor HOA Instrumentasi INS Instalasi Pompa IPom Jalan JAL, Jembatan JEA Keamanan dan Barang Pengaman KBP Kendaraan KEN Katup Kerucut Tetap KKT ‘SIMBOL - SIMBOL PENANDAAN PERALATAN ALAT - ALAT/ BANGUNAN KODE Komunikasi KOM Kotup Kupu-Kupu KUK Katup Pipa Pesat KaAPIP Motor MoT Motor Diesel MoTD Motor Gas MoTG Motor Listrik MOTL Pompa Hidrolik PAH Peralatan Berat PEB Peralatan Ringan PER Pipa Pesat PIP Pelimpah PLP Pompa POM Pintu Angkat PUA Pintu Pelimpah Put Pintu Radiat PUR Pinty Utama PUU Pintu Bangunan Pengeluaran PUBP Saluran SAL ‘Saluran Pembuang SAP SIMBOL - SIMBOL PENANDAAN PERALATAN. ALAT - ALAT/ BANGUNAN KODE ISipon sip |sumur SUM [Tatang TAL [ranggut TAN Komposor Udara UDR Unit Pompa Hidrotik UPAH Ventitasi VEN IWaduk WAD Proyek Bendungan Daftar Simak Pemeriksaan Peralatan (Tipikal) Hal-hal di periksa Kartu Kode Frekuensi Pemeriksaan Pemeriksaal Pemeliharaan No. Pintu Angkat (Inspeksi Umum) PUAt#a-12-7 Tahunan 4,01 Pintu Radial (Inspeksi Umum) PUR*#a-12-? Tehunan 1,02 Pelumasan semua bagian PUA*#a-12-7 Tahunan 1,03 bergerak mekanikal PUR*#a-12-? Tehunan 1,03 Katup Kerucut Tetap KKT##a-6-7 Tahunan 1,04 ddan katup kupu-kupu - (test operasi ) KUK*#e-6-? Tahunan 1,04 Hydraulic Actuator untuk HOAM#A-6-? Tahunan 4,05 Katup (Inspeksi Umum) PAH*#a-6-? Tahunan 1,05 MOTL*#a-6-? ‘Tahunan 4,05 UPAH*#2-6- Tebunan 1,05 General Deisel. (fier) MOTD*#-2/4/6/8-2 1,06 Referensi Prosedur 1.01. Pintu Angkat 1.02 Pintu Radial 1.03, Pelumasan semua bagian bergerak dari mekanikal 1.04. Katup kerucut Tetap ddan Katup Kupu-kupu (test operasi) Inspeksi Tahunan : (i) Inspeksi visual dari perapat (seal), stang pintu, Pintu, rangka pinta dan pengantar pintu terhadap tanda-tanda retak, karatan, kerusakan dsb. (A) Inspeksitelti terhadap stang pint, bantalan neoprene ddan seluruh bagian bergerak mekanikal terhadap tanda-tanda karatan, pengelasen rusak, baut-baut hilang, retakan kerusakan dsb, Inspoksi Tahunan (i) Inspeksi visual dari perapat (seal), pintu-pintu penguat/penahan pintu dan pengantar pintu terhadap tanda-tanda retakan, karatan, kerusakan dsb. Gi Inspeksi teti penopang alat pengangkat (kerekan), drum ddan semua bagian bergerak mekanikal terhadap tanda-tanda karat, pengelasan rusak, baut-baut lepas/hilang retakan, erusokanykemerasotan. (i) Inspeksi tlt tethadap kabel-kabelterhadep abrasi, obek, kelelahan, Karat, kerusatan dan terjept, Perksa, lina jika semua kabel sudah pada urutan yang betul dan penempatan penjpit kabel dan tudung/sarang. Inspeks! Tatwnan : Pelumasan seluruh betang-batang pintu, pemberian gemuk, tali/ kabel dan seluruh peralatan bergerak mekanikal dengan pelumas yang sesuai. Ingpoksi Tehunan () Operasikan seluruh katup kerucut tetap dan katup kupu-kupss pada kondlsi normal operasi (dengan rate-reta tinggi tekan normal) dari possi terbuka penuh dan kembali posisi tereutup penuh (i) Periksa perapat (seal) terhadap bocoran (ii) Periksa badan katup terhadap tanda-tanda karat (iv) periksa mur-mur yang longgar/hilang. 1.05. Hydaraulic Actuator untuk katup-katup (Inspeksi Umum) 1.06. Generator Diesel (filter) Inspoksi Tahunan : () Periksa dan bersihkan seluruh motor-motor dan pompa~ ‘pompa, pekerjzan pipa dan saringan (fiter) dan pengukur tekanan dan perikse terhadap bocoren. (i) Periksa Kualitas minyak dan bandingkan dengan contoh ‘minyak baru, jika perlu ganti minyak pada sistem alat tersebut. (ii) Perksa tank pengendap dan bersihkan jka perlu (Gv) Periksa terhadap robek abrast pada selang-selang dan ganti jika perlu, Inspeksi 2 Tahunan Periksa dan bersihkan semua saringan dan ganti minyak pada pada mangkok filter. Pedoman Pengoloiaan Operasi & Pemeliharaan Bendungan Lampiran H Perintah Kerja (4 lembar) PERINTAH KERJA Tat Tea enc w lon Fe earne LLLLIT ILA Ett t itty ULL ITIL Iti tii free s0Cuut —pmtnghone DRI «OFeogtin sass macnn ea ovetow epee sergge aren | he] eA | pear | corres] com LLL LITLE t itt i tii evan asia sea loarteas! Ferionyng Sri om specie fr Jest [eon be an. fe ci fais ome len Tan oe See fs Pon [as een on Tess Sante Par fsa Potaen e re. ro ls porary fo Fagen le. fronton fn DAFTAR NAMA DAN LEMBAGA 1) Pemrakarsa 1. Balai Keamanan Bendungan 2. Direktorat Bina Teknik, Ditjen. Sumber Daya Air 2) Pengarah 4. It. Pudji Hastowo, Dip HE, Balai Keamanan Bendungan 2. Ir, Bambang Hargono, Dipl. HE, Direktorat Bina Teknik 3) Penyusun Pedoman No. | Nama Lembaga 14. [ir Zainuddin, ME Balai Keamanan Bendungan 2. | ir. Bambang Pinudji Oetomo Balai Keamanan Bendungan 3. | Ir. M. Rizal Dit. Bintek, Ditjen SDA 4. Ir. Yusril Zubir Ft Konsultan: | 5. |. Soedaryanto HS, MSc | Konsultan te 1 op

You might also like