Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
tetap tidak dapat dipungkiri, bahwa sejarah telah memberikan sumbangan yang
sangat besar dalam perkembangan tidak hanya pengetahuan (knowledge) tapi juga
dalam ilmu (sains) yang terealisasikan dalam wujud kemajuan teknologi saat ini.
sejarah merupakan deskripsi atau narasi dari fenomena atau kejadian yang telah
atau hasil-hasil produk sejarah dengan simpel dan singkat, sering menjadikan
Kejadian ironis dalam penulisan sejarah ini, bisa dikatakan hampir terjadi
dalam semua dimensi keilmuan. Tidak luput dari itu, juga terjadi dalam sejarah
ilmu (history of science). Faktor-faktor kesalahan dalam filsafat ilmu ini, yang
dianggap fatal adalah tidak adanya spesialisasi dan profesionalitas dalam bidang
tersebut. Sehingga secara singkat dan mengarah pada solusi yang mungkin
tersebut.
dalam setiap generasi. Tingginya urgenitas dalam penulisan ini, setidaknya bisa
dikembalikan pada dua poin penting dalam pembahasan sejarah ilmu. Pertama,
untuk menentukan siapa penemu atau yang menyingkap teori-teori atau hukum
sains; kedua, menjelaskan beberapa kesalahan, hal mistikal dan legenda yang
masuk dalam akselerasi akumulasi sains. (Dalam hal ini, para filsuf logika empiris
berpendapat bahwa peran dan fungsi sejarah ilmu adalah menepis segala bentuk
pula sub-sub ilmu pengetahuan baru kearah ilmu pengetahuan yang lebih khusus
sebagai suatu sistem yang jalin-menjalin dan taat asas (konsisten) dari ungkapan-
2010).
Upaya manusia manusia untuk mengetahui tentang apa saja yang terjadi di
dunia ini biasanya dilakukan dalam tiga bentuk metode, yakni baik secara
nilai yang lebih tinggi dari makhluk lain. Kemampuan ini menurut Soetriono
Pencipta. Kreativitas inilah yang merupakan pemula di segala bidang, nalar, ilmu,
2
Perkembangannya, metode ilmiah tidak lepas dari filsafat ilmu. Berfilsafat
berarti berfikir. Metode dalam berfikir yakni secara deduktif, induktif maupun
1.3 Tujuan
3
BAB II
PEMBAHASAN
berasal dari bahasa Yunani, philosophia, yang terdiri atas dua kata: philos
Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran. Plato
dilakukan oleh para filosof. Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata filsafat
dengan akal budi mengenai hakikat segala yang ada, sebab asal dan hukumnya.
Manusia filosofis adalah manusia yang memiliki kesadaran diri dan akal
Sebelum Socrates ada satu kelompok yang menyebut diri mereka sophist (kaum
mereka.
4
politik, dan estetika. Sedangkan filosof lainnya Cicero (106–043 SM) menyatakan
filsafat ialah ibu dari semua ilmu pengetahuan lainnya. Filsafat ialah ilmu
1804) berpendapat filsafat ialah ilmu pengetahuan yang menjadi pokok dan
metafisika.
etika.
antropologi.
Pada mulanya kata filsafat berarti segala ilmu pengetahuan yang dimiliki
manusia. Mereka membagi filsafat kepada dua bagian yakni, filsafat teoretis dan
filsafat praktis. Filsafat teoretis mencakup: (1) ilmu pengetahuan alam, seperti:
fisika, biologi, ilmu pertambangan, dan astronomi; (2) ilmu eksakta dan
mencakup: (1) norma-norma (akhlak); (2) urusan rumah tangga; (3) sosial dan
politik.
adalah:
5
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda
1. Sifat menyeluruh: seseorang ilmuwan tidak akan pernah puas jika hanya
mengenal ilmu hanya dari segi pandang ilmu itu sendiri. Dia ingin tahu
hakikat ilmu dari sudut pandang lain, kaitannya dengan moralitas, serta ingin
yakin apakah ilmu ini akan membawa kebahagian dirinya. Hal ini akan
membuat ilmuwan tidak merasa sombong dan paling hebat. Di atas langit
masih ada langit. contoh: Socrates menyatakan dia tidak tahu apa-apa.
2. Sifat mendasar: yaitu sifat yang tidak saja begitu percaya bahwa ilmu itu
Apakah kriteria itu sendiri benar? Lalu benar sendiri itu apa? Seperti sebuah
pertanyaan yang melingkar yang harus dimulai dengan menentukan titik yang
benar.
6
3. Spekulatif: dalam menyusun sebuah lingkaran dan menentukan titik awal
Pertama, periode filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M). Pada masa ini ahli
filsafatnya adalah Thales yang ahli filsafat, astronomi dan geometri, dalam
geometrinya. Plato sebagai orang yang ahli ilmu rasional dan filsafat
menggunakan pendekatan deduktif. Periode ini para filosof dan intelek pada masa
itu menggunakan dua metode yaitu metode filosofis deduktif dan filosofis induktif
dan empiris.
Kedua, periode kelahiran Nabi Isa (Abad 0-6 M). Pada masa ini
pertentangan antara gereja yang diwakili oleh para pastur dan para raja yang pro
kepada gereja, Sehingga pada masa ini filsafat mengalami kemunduran. Para raja
Ketiga, Periode kebangkitan Islam (Abad 6-13 M). Pada masa ini dunia
Kristen Eropa mengalami kegelapan, ada juga yang menyatkan periode ini
7
sebagai periode pertengahan. Masa keemasan atau kebangkitan Islam ditandai
adalah Hanafi, Maliki, Syafii, dan Hanbali yang ahli dalam hokum Islam, Al-
farabi ahli astronomi dan matematika, Ibnu Sina ahli kedokteran dengan buku
Kristen yang alam berkauasa dan menjadi sumber otoritas kebenaran mengalami
alur pemikiran yang mereka anut adalah empirisrme dan rasionalitas. Peradaban
Eropa bangkit melampaui dunai islam. Pada masa itu juga muncul intelektual
Gerard Van Cromona yang menyalin buku Ibnu Sina The canon of medicine,
waktu itu. Galileo dan Copernicus juga mengalami penindasan dari penguasa,
masa ini juga menyebabkan perpecahan dalam agama Kristen, yaitu Kristen
katolik dan protestan. Perlawanan terhadap gereja dan raja yang menindas terus
8
berlangsung, revolusi ilmu pengetahuan makin gencar dan meningkat, apakah
revolusoi dalam bidang teknik maupun intelektul. Pada masa ini banyak muncul
para ilmuwan seperti Newton dengan teori gravitasinya, John Locke yang
bahwa manusia bebas untuk berbicara, bebas mengeluarkan pendapat, hak untuk
Contak. Hal berbeda terjadi didunai Islam, pada masa ini umat Islam tertatih
untuk bangkit dari keterpurukan spiritual. Intelektual Islam yang gigih menyeru
umat Islam untuk kembali pada ajaran al-Quran dan Hadis. Pada masa krisis
akalnya. Dia berusaha mengikis habis taklid. Hal tersebut dilakukan oleh
Muhammad Abduh agara\ umat Islam menemukan ilmu yang berasal dari al-
Ilmu merupakan kata yang berasal dari bahasa Arab, masdar dari ‘alima –
ya’lamu yang berarti tahu atau mengetahui, sementara itu secara istilah ilmu
Dalam bahasa Inggeris ilmu biasanya dipadankan dengan kata science, sedang
science(berasal dari bahasa lati dari kata Scio, Scire yang berarti tahu)
9
umumnya diartikan Ilmu tapi sering juga diartikan dengan Ilmu Pengetahuan,
2004)
Ilmu bertujuan menjelaskan segala yang ada di alam semesta ini, untuk
menjelaskan itu ilmu memiliki sifat dan asumsi dasar. Perkembangan ilmu
didasarkan atas sifat dan asumsi dasar tersebut. Ada tiga sifat dasar yang melekat
pada ilmu. Soetriono dan Rita Hanafie (2007: 140) mengemukakan bahwa ada
tiga sifat dasar ilmu: (1) ilmu menjelajah dunia empirik tanpa batas sejauh dapat
ditangkap oleh panca indera (dan indera yang lain), (2) tingkat kebenarannya
relatif dan tidak sampai kepada tingkat kebenaran yang mutlak, (3) ilmu
empirik.
asumsi dasar ilmu. Ketiga asumsi itu adalah (1) dunia ini ada (manipulable), (2)
fenomena yang ditangkap oleh indera manusia berhubungan satu sama lain, (3)
percaya akan kemampuan indera yang menangkap fenomena itu, dan (4) ilmu
ciri, yaitu ilmu harus merupakan suatu pengetahuan yang didasarkan pada logika,
10
Secara umum dari pengertian ilmu dapat diketahui apa sebenarnya yang
menjadi ciri dari ilmu pengetahuan, secara lebih khusus disebutkan ciri-ciri ilmu
penerapan Ilmu dalam bentuk Teknologi yang telah menjadikan manusia lebih
mampu memahami berbagai gejala serta mengatur Kehidupan secara lebih efektif
dan efisien. Hal itu berarti bahwa ilmu mempunyai dampak yang besar bagi
kehidupan manusia, dan ini tidak terlepas dari fungsi dan tujuan ilmu itu sendiri
sudut pandang tentang ilmu yaitu pandangan statis dan pandangan dinamis. Pada
sistimatisasi informasi bagi dunia, tugas ilmuwan adalah menemukan fakta baru
dan menambahkannya pada kumpulan informasi yang sudah ada, oleh karena itu
ilmu dianggap sebagai sekumpulan fakta, serta merupakan suatu cara menjelaskan
11
gejala-gejala yang diobservasi, berarti bahwa dalam pandangan ini penekanannya
fungsi ilmu lebih bersifat praktis yakni sebagai disiplin atau aktivitas untuk
heuristik (arti heuristik adalah menemukan), dalam pandangan ini ilmu dilihat
lebih dari sekedar aktivitas, penekanannya terutama pada teori dan skema
konseptual yang saling berkaitan yang sangat penting bagi penelitian. Pada
pandangan ini fungsi ilmu adalah untuk membentuk hukum-hukum umum yang
generalisasi, dan teori yang menjadi ciri khas bagi ilmu yang bersangkutan
12
A mode of inquiry. Atau cara pengkajian/penelitian yang mengandung
Kerangka ilmu terdiri dari unsur-unsur yang berhubungan, dari mulai yang
konkrit yaitu fakta sampai level yang abstrak yaitu teori, makin ke fakta makin
spesifik, sementara makin mengarah ke teori makin abstrak karena lebih bersifat
umum.
sebagai keseluruhan.
tumbuh dari sikap refleksif, ingin tahu, dan dilandasi kecintaan pada
13
kebenaran
Filsafat itu tidak salah satu ilmu di antara ilmu-ilmu lain. "Filsafat itu
pemeriksaan('survey') dari ilmu- ilmu, dan tujuan khusus dari filsafat itu
menyeluruh.
suatu perubahan besar dalam hasil dan metode ilmu tercermin dalam filsafat.
Ilmu merupakan masalah yang hidup bagi filsafat. Ilmu membekali filsafat
pandangan ilmiah di periode itu. Ilmu melakukan cek terhadap filsafat dengan
menguasai suatu wilayah sempit dan hampir tidak tahu menahu apa
14
yangdikerjakan di wilayah ilmu lainnya. Filsafat bertugas untuk tetap
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. Sejarah perkembangan filsafat terbagi menjadi beberapa Periode yaitu:
a) Periode filsafat Yunani (Abad 6 SM-0 M). Pada masa ini ahli filsafatnya
b) Periode kelahiran Nabi Isa (Abad 0-6 M). Pada masa ini pertentangan antara
gereja yang diwakili oleh para pastur dan para raja yang pro kepada gereja,
c) Periode kebangkitan Islam (Abad 6-13 M). Pada masa ini dunia Kristen
Eropa mengalami kegelapan, ada juga yang menyatkan periode ini sebagai
d) Periode kebangkitan Eropa (Abad 14-20). Pada masa ini Kristen yang alam
2. Mengacu kepada tiga sifat-sifat dasar, dapat dikemukakan tiga asumsi dasar
ilmu. Ketiga asumsi itu adalah (1) dunia ini ada (manipulable), (2) fenomena
yang ditangkap oleh indera manusia berhubungan satu sama lain, (3) percaya
akan kemampuan indera yang menangkap fenomena itu, dan (4) ilmu adalah
16
DAFTAR PUSTAKA
Ihsan M Ghozi, 2011. Thomas S. Kuhn: Kesadaran Sejarah & Filsafat Sains.
Online Tersedia :http://mizanis.wordpress.com/kajian/ke-arah-filsafat-ilmu-
islam/thomas-s-kuhn-kesadaran-sejarah-filsafat-sains.html. [10 September
2014]
Muhlisin. 2010. Filsafat dan Filsafat Ilmu. Surabaya: IAIN Sunan Ampel.
Soetriono dan Rita Hanafie. 2007. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian.
Yogyakarta: Andi
17