You are on page 1of 19

2014

A. Pengertian
Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupaka spectrum akut
dan berat yang merupakan
keadaan kegawatdaruratan
dari coroner akibat
ketidakseimbangan antara
kebutuhan
oksigen miokardium dan
aliran darah (Kumar, 2007).
SKA merupakan istilah yang
digunakan untuk
menunjukkan salah satu dari
tiga
manifestasi klinis dari
penyakit arteri coroner:
(Jones & Fix, 2009)

 Angina
IM tak
tanpa stabil
elevasi
 IM dengan elevasi STST
Angina tak stabil dan
NSTEMI mempunyai
patogenesis dan presentasi
klinik yang
sama, hanya berbeda dalam
derajatnya. Bila ditemui
penanda biokimia nekrosis
miokard
(peningkatan troponin I,
troponin T, atau CK-MB)
maka diagnosis adalah
NSTEMI;
sedangkan bila penanda
biokimia ini tidak meninggi,
maka diagnosis adalah APT
B. Etiologi plak
1. Rupture
Rupture plak dapat
menyebabkan terjadinya
oklusi subtotal atau total dari
pembuluh
coroner yang sebelumnya
mempunyai penyempitan
yang minimal. Terjadinya
rupture
menyebabkan aktivasi,
adhesi dan agregasi
platelet dan menyebabkan
aktivasi
terbentuknya thrombus. Bila
thrombus menutup
pembuluh darah 100% akan
terjadi
infark sedangkan bila
thrombus tidak menyumbat
100% dan hanya
menimbulkan
stenosis berat akan terjadi
angina tak stabil (Trisnohadi,
2006)

2014
A. Pengertian
Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupaka spectrum akut
dan berat yang merupakan
keadaan kegawatdaruratan
dari coroner akibat
ketidakseimbangan antara
kebutuhan
oksigen miokardium dan
aliran darah (Kumar, 2007).
SKA merupakan istilah yang
digunakan untuk
menunjukkan salah satu dari
tiga
manifestasi klinis dari
penyakit arteri coroner:
(Jones & Fix, 2009)

 Angina
IM tak
tanpa stabil
elevasi
 IM dengan elevasi STST
Angina tak stabil dan
NSTEMI mempunyai
patogenesis dan presentasi
klinik yang
sama, hanya berbeda dalam
derajatnya. Bila ditemui
penanda biokimia nekrosis
miokard
(peningkatan troponin I,
troponin T, atau CK-MB)
maka diagnosis adalah
NSTEMI;
sedangkan bila penanda
biokimia ini tidak meninggi,
maka diagnosis adalah APTS.
Gambar 1. Spektrum dan
Definis SKA
B. Etiologi plak
1. Rupture
Rupture plak dapat
menyebabkan terjadinya
oklusi subtotal atau total dari
pembuluh
coroner yang sebelumnya
mempunyai penyempitan
yang minimal. Terjadinya
rupture
menyebabkan aktivasi,
adhesi dan agregasi
platelet dan menyebabkan
aktivasi
terbentuknya thrombus. Bila
thrombus menutup
pembuluh darah 100% akan
terjadi
infark sedangkan bila
thrombus tidak menyumbat
100% dan hanya
menimbulkan
stenosis berat akan terjadi
angina tak stabil (Trisnohadi,
2006)
trombosit
2. Thrombosis dan agregasi
Terjadinya thrombosis
setelah plak tergaggu
disebabkan karena interaksi
yang terjadi
antara lemak, sel otot polos
dan sel busa yang dalam plak
berhubungan dengan
ekspresi faktor jaringan
dalam plak tak stabil.
3. Vasospasme
Diperkirakan ada disfungsi
endotel dan bahan vasoaktif
yang diproduksi oleh platelet
berperan dalam perubahan
dalam tonus pembuluh
darah dan menyebabkan
spasme.
Adanya spasme sering kali
terjadi pada plak yang tak
stabil dan mempunyai peran
dalam pembentukan
trombus
rupture
4. Erosi pada plak tanpa
Terjadi proliferasi dan
migrasi dari otot polos
sebagai reaksi terhadap
kerusakan
endotel. Adanya perubahan
bentuk dari lesi karena
bertambahnya sel otot polos
dapat
menimbulkan penyempitan
pembuluh darah

2014
A. Pengertian
Sindrom Koroner Akut (SKA)
merupaka spectrum akut
dan berat yang merupakan
keadaan kegawatdaruratan
dari coroner akibat
ketidakseimbangan antara
kebutuhan
oksigen miokardium dan
aliran darah (Kumar, 2007).
SKA merupakan istilah yang
digunakan untuk
menunjukkan salah satu dari
tiga
manifestasi klinis dari
penyakit arteri coroner:
(Jones & Fix, 2009)

 Angina
IM tak
tanpa stabil
elevasi
 IM dengan elevasi STST
Angina tak stabil dan
NSTEMI mempunyai
patogenesis dan presentasi
klinik yang
sama, hanya berbeda dalam
derajatnya. Bila ditemui
penanda biokimia nekrosis
miokard
(peningkatan troponin I,
troponin T, atau CK-MB)
maka diagnosis adalah
NSTEMI;
sedangkan bila penanda
biokimia ini tidak meninggi,
maka diagnosis adalah APTS.
Gambar 1. Spektrum dan
Definis SKA
B. Etiologi plak
1. Rupture
Rupture plak dapat
menyebabkan terjadinya
oklusi subtotal atau total dari
pembuluh
coroner yang sebelumnya
mempunyai penyempitan
yang minimal. Terjadinya
rupture
menyebabkan aktivasi,
adhesi dan agregasi
platelet dan menyebabkan
aktivasi
terbentuknya thrombus. Bila
thrombus menutup
pembuluh darah 100% akan
terjadi
infark sedangkan bila
thrombus tidak menyumbat
100% dan hanya
menimbulkan
stenosis berat akan terjadi
angina tak stabil (Trisnohadi,
2006)
trombosit
2. Thrombosis dan agregasi
Terjadinya thrombosis
setelah plak tergaggu
disebabkan karena interaksi
yang terjadi
antara lemak, sel otot polos
dan sel busa yang dalam plak
berhubungan dengan
ekspresi faktor jaringan
dalam plak tak stabil.
3. Vasospasme
Diperkirakan ada disfungsi
endotel dan bahan vasoaktif
yang diproduksi oleh platelet
berperan dalam perubahan
dalam tonus pembuluh
darah dan menyebabkan
spasme.
Adanya spasme sering kali
terjadi pada plak yang tak
stabil dan mempunyai peran
dalam pembentukan
trombus
rupture
4. Erosi pada plak tanpa
Terjadi proliferasi dan
migrasi dari otot polos
sebagai reaksi terhadap
kerusakan
endotel. Adanya perubahan
bentuk dari lesi karena
bertambahnya sel otot polos
dapat
menimbulkan penyempitan
pembuluh darah

You might also like