You are on page 1of 6

JURNAL ILMU KEFARMASIAN INDONESIA, April 2008, hal. 29-34 Vol. 6, No.

1
ISSN 1693-1831

Penetapan Simultan Kadar


Fenilpropanolamin Hidroklorida dan Klorfeniramin Maleat
dalam Tablet secara Spektrofotometri
FARIDAH*, NOVI YANTIH, NETTY HERAWATI

Fakultas Farmasi Universitas Pancasila


Srengseng Sawah, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12640.

Diterima 17 Januari 2008, Disetujui 14 April 2008

Abstract: Simultaneous determination of phenylpropanolamine hydrochloride and chlorpheniramine


maleate in tablets by spectrophotometry was carried out. The method is based upon total absorption of
the two compounds in a mixture which can be applied to quantify each of the component. The absorption
of phenylpropanolamine hydrochloride and chlorpheniramine maleate in 0.1 N hydrochloric acid were
measured at the maximum wavelength of phenylpropanolamine hydrochloride (256.7 nm) and that of
chlorpheniramine maleate (262.6 nm), with a correlation coefficient of 0.999. A high precision could be
obtained as shown by the CV of 0.2139–0.4962% for phenylpropanolamine hydrochloride and 0.3182–
0.5289% for chlorpheniramine maleate, while the recoveries of phenylpropanolamine hydrochloride and
chlorpheniramine maleate were 99.93% ± 0.43% and 99.76% ± 0.39%, respectively. The proposed method
is simple, with a high accuracy and suitable for the simultaneous determination of phenylpropanolamine
hydrochloride and chlorpheniramine maleate in tablets, without prior separation.

Key words: phenylpropanolamine hydrochloride, chlorpheniramine maleate, tablet, simultaneous


spectrophotometry determination.

PENDAHULUAN baku maupun dalam sediaan tablet masing-


masing dapat ditentukan kadarnya secara titrasi
Influenza merupakan suatu penyakit yang bebas air, sedangkan penetapan kadar campuran
disebabkan oleh virus yang dapat hidup dalam tubuh fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin
manusia. Obat antiinfluenza sering dikombinasi maleat dalam sediaan kapsul dilakukan secara
dengan antihistamin untuk meningkatkan potensi kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT )(3,4,5,6).
dan kegunaannya. Salah satu contohnya adalah Fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin
kombinasi fenilpropanolamin hidroklorida dan maleat dalam struktur kimianya memiliki gugus
klorfeniramin maleat. kromofor (Gambar 1), sehingga keduanya memiliki
Fenilpropanolamin hidroklorida adalah golongan serapan pada daerah ultraviolet (UV). Penetapan
obat adrenergik yang jika dibandingkan denan serapan maksimum fenilpropanolamin hidroklorida
efedrin, durasi kerjanya lebih panjang, efek sentral
dan efek terhadap jantung jauh lebih rendah. H
Fenilpropanolamin hidroklorida digunakan sebagai N OH Cl

dekongestan hidung. Sementara itu, klorfeniramin H

maleat adalah senyawa antihistamin, yaitu zat-zat


(a)
yang dapat mengurangi atau menghalangi efek
O
histamin(1,2).
N H
Dalam rangka pengawasan mutu, baik terhadap C Cl OH
bahan baku maupun sediaan obat, perlu adanya H2C O
CH3
kontrol kualitatif dan kuantitatif zat berkhasiat
H 2C N OH
dalam sediaan obat. Fenilpropanolamin hidroklorida
CH3
dan klorfeniramin maleat dalam bentuk bahan
(b)
* Penulis korespondensi, Hp. 08121315178, Gambar 1. Struktur kimia fenilpropanolamin
e-mail: novi_yantih@yahoo.com. hidroklorida (a) dan klorfeniramin maleat (b).

faridah 29-34.indd 49 5/21/2008 3:35:38 PM


30 FARIDAH ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

dalam pelarut asam adalah pada panjang gelombang sebagai pelarut.


251, 257, dan 263 nm(7), sementara itu serapan Adisi baku fenilpropanolamin hidroklorida.
maksimum klorfeniramin maleat terjadi pada panjang Metode adisi baku dilakukan dengan cara penambahan
gelombang 265 nm(7). Dengan demikian, diperkirakan baku pembanding yang bertujuan untuk mendapatkan
spektrum serapan kedua zat tersebut saling serapan cahaya yang lebih besar. Dalam pelarut
tumpang-tindih dan bila dianalisis dengan metode asam klorida 0,1 N, serapan fenilpropanolamin
spektrofotometri secara simultan serapan total yang hidroklorida pada konsentrasi 240 mg/ml masih
diukur merupakan penjumlahan dari serapan masing- lebih rendah dibandingkan klorfeniramin maleat
masing komponen. Pada penelitian ini diharapkan (konsentrasi 32 mg/ml) sehingga dilakukan metode
dapat dikembangkan suatu metode spektrofotometri adisi baku fenilpropanolamin hidroklorida. Pada
penentuan simultan dua komponen tersebut secara percobaan ini ditambahkan baku pembanding
langsung tanpa pemisahan, meski serapan masing- fenilpropanolamin hidroklorida sejumlah 500 mg/ml
masing komponen saling mempengaruhi. ke dalam larutan fenilpropanolamin hidroklorida dan
Penetapan kadar fenilpropanolamin hidroklorida, klorfeniramin maleat dalam bentuk tunggal maupun
bromheksin hidroklorida, dan klorfeniramin maleat campuran.
dalam sirup secara simultan tanpa pemisahan Pembuatan spektrum serapan dan penetapan
dengan metode spektrofotometri UV pada panjang panjang gelombang maksimum. Tahap ini
gelombang 257, 305, dan 272 nm telah dilakukan dilakukan untuk menentukan dua panjang gelombang
oleh Panda SK dan Sharma AK(8). (l1 dan l2) yang akan digunakan pada pengukuran
Penelitian ini diharapkan menghasilkan metode serapan fenilpropanolamin hidroklorida dan
yang akurat dan teliti, namun lebih sederhana dan klorfeniramin maleat maupun campurannya. Panjang
lebih murah dibandingkan metode KCKT untuk gelombang yang dipilih adalah panjang gelombang
penentuan kadar campuran fenilpropanolamin yang menghasilkan serapan maksimum dari masing-
hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam sediaan masing komponen.
tablet, sehingga dapat diaplikasikan pada analisis Larutan induk fenilpropanolamin hidroklorida
rutin pengujian mutu sediaan obat tersebut. 1500 mg/ml dibuat dari fenilpropanolamin hidroklorida
baku pembanding yang dilarutkan dalam asam
BAHAN DAN METODE klorida 0,1 N. Larutan tunggal fenilpropanolamin
hidroklorida yang diadisi fenilpropanolamin
BAHAN. Penelitian ini menggunakan bahan hidroklorida 500 µg/ml dibuat dengan mengencerkan
baku dan baku pembanding fenilpropanolamin larutan induk fenilpropanolamin hidroklorida dalam
hidroklorida (Merck) dan klorfeniramin maleat asam klorida 0,1 N hingga konsentrasi 740 mg/ml.
(Merck), serta sediaan tablet yang mengandung Larutan induk klorfeniramin maleat 200 mg/ml
15 mg fenilpropanolamin hidroklorida dan 2 mg dibuat dari baku pembanding yang dilarutkan dalam
klorfeniramin maleat komersial dalam bets 1, 2, asam klorida 0,1 N.
dan 3. Asam klorida 0,1 N digunakan sebagai Larutan tunggal klorfeniramin maleat dibuat
pelarut, spektrofotometer UV-Vis dalam analisis ini dengan mengencerkan larutan induk klorfeniramin
digunakan model Shimadzu UV-1601. maleat dalam asam klorida 0,1 N hingga konsentrasi
METODE. Pemilihan pelarut. Spektrum 32 mg/ml. Larutan campuran fenilpropanolamin
serapan fenilpropanolamin hidroklorida dan hidroklorida dan klorfeniramin maleat dengan
klorfeniramin maleat serta campurannya ditetapkan adisi fenilpropanolamin hidroklorida 500 mg/
dalam 4 macam pelarut, yaitu: etanol, asam klorida ml dibuat dengan memipet 8 ml larutan induk
0,1 N–etanol (1:1), asam klorida 0,1 N dalam fenilpropanolamin hidroklorida dan 4 ml larutan
etanol, dan asam klorida 0,1 N. Fenilpropanolamin induk klorfeniramin maleat ke dalam labu tentukur
hidroklorida dan klorfeniramin maleat dibuat dalam 25 ml, diencerkan dengan asam klorida 0,1 N hingga
bentuk tunggal maupun campuran dalam setiap tanda, dan dikocok homogen.
pelarut tersebut dengan konsentrasi masing-masing Serapan masing-masing larutan fenilpropanolamin
240 dan 32 mg/ml. Setiap larutan dibuat spektrum hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam
serapannya pada panjang gelombang antara 220 bentuk tunggal dan campuran diukur dengan
sampai 280 nm dengan menggunakan pelarut sebagai spektrofotometer UV-Vis pada daerah panjang
blangko. Spektrum serapan kedua senyawa, baik gelombang 220 sampai 280 nm guna menentukan
tunggal maupun campurannya, bila dibandingkan panjang gelombang yang memberikan serapan
menunjukkan bahwa spektrum serapan yang paling maksimum untuk fenilpropanolamin hidroklorida
baik adalah yang menggunakan asam klorida 0,1 N dan klorfeniramin maleat.

faridah 29-34.indd 50 5/21/2008 3:35:38 PM


Vol 6, 2008 Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia 31

Uji stabilitas serapan larutan fenilpropanola- Penetapan harga daya serap fenilpropanolamin
min hidroklorida dan klorfeniramin maleat hidroklorida dan klorfeniramin maleat. Larut-
pada panjang gelombang 256,7 dan 262,6 nm. an baku fenilpropanolamin hidroklorida dan
Larutan tunggal fenilpropanolamin hidroklorida klorfeniramin maleat yang masing-masing dibuat
dan klorfeniramin maleat, masing-masing pada konsentrasi 740 mg/ml dan 32 mg/ml diukur
diukur serapannya pada panjang gelombang (l) serapannya pada l1 dan l2 dengan menggunakan
maksimum masing-masing, yaitu 256,7 nm (l untuk asam klorida 0,1 N sebagai blangko. Diukur pula
fenilpropanolamin hidroklorida = l1) dan 262,6 serapan dari larutan baku fenilpropanolamin
nm (l untuk klorfeniramin maleat = l2) selama 60 hidroklorida pada konsentrasi 500 mg/ml untuk
menit dengan selang waktu 5 menit. Larutan baku menentukan daya serap dari adisi fenilpropanolamin
campuran fenilpropanolamin hidroklorida dan hidroklorida. Daya serap fenilpropanolamin
klorfeniramin maleat dengan adisi fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat pada l1 dan
hidroklorida 500 mg/ml juga diukur pada kedua l2 dihitung dengan rumus Lambert-Beer.
panjang gelombang maksimum tersebut selama 60 Penetapan simultan kadar fenilpropanolamin
menit dengan selang waktu 5 menit. Asam klorida hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam
0,1 N disiapkan sebagai blangko. serbuk tablet secara spektrofotometri. Penetapan
Uji linearitas metode. Untuk mengetahui kadar fenilpropanolamin hidroklorida dan
hubungan seberapa linear antara konsentrasi dan klorfeniramin maleat dalam campuran dilakukan
serapan, dilakukan uji linearitas. Pada tahap ini, pada serbuk tablet buatan sendiri dan tablet
disiapkan larutan induk campuran fenilpropanolamin komersial.
hidroklorida dan klorfeniramin maleat yang Pada setiap tablet komersial dalam bets 1, 2, dan
mengandung fenilpropanolamin hidroklorida 2000 3 terkandung 15 mg fenilpropanolamin hidroklorida
mg/ml dan 240 mg/ml dibuat dari baku pembanding dan 2 mg klorfeniramin maleat, sehingga pada tablet
fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin buatan sendiri dibuat komposisi fenilpropanolamin
maleat yang dilarutkan dalam asam klorida 0,1 hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam jumlah
N. Masing-masing larutan induk dipipet 1 ml; 2 yang sama dengan kandungan tablet komersial dan
ml; 3 ml; 4 ml; dan 5 ml dan diencerkan dengan ditambahkan pula bahan tambahan pembentuk tablet,
asam klorida 0,1 N hingga volume 25 ml. Untuk yaitu talk 3%, magnesium stearat 3%, amilum 3%,
fenilpropanolamin hidroklorida, dilakukan dengan dan laktosa hingga 80 mg.
cara yang sama tetapi dengan penambahan baku Pada tahap ini, sejumlah 20 tablet diserbukkan,
pembanding fenilpropanolamin hidroklorida 500 lalu ditimbang saksama serbuk tablet yang setara
mg/ml (adisi) ke dalam setiap pemipetan. Masing- dengan 15 mg fenilpropanolamin hidroklorida dan 2
masing larutan diukur serapannya pada l1 dan l2 mg klorfeniramin maleat. Serbuk tablet selanjutnya
menggunakan asam klorida 0,1 N sebagai blangko. dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 ml, dilarutkan,
Dari data yang diperoleh dibuat kurva hubungan dan diencerkan dengan asam klorida 0,1 N hingga
antara serapan dengan konsentrasi dan ditentukan garis tanda, dikocok homogen, kemudian disaring.
persamaan garis regresi (y=a +bx) serta koefisien Filtrat dipipet 4 ml ke dalam labu tentukur 10 ml dan
korelasinya (r). ditambahkan 1 ml larutan baku fenilpropanolamin
Uji pengaruh bahan pembantu tablet hidroklorida dengan konsentrasi 5 mg/ml, kemudian
terhadap serapan. Pengujian ini dilakukan untuk diencerkan dengan asam klorida 0,1 N hingga tanda,
mengetahui pengaruh bahan pembantu tablet pada dan dikocok homogen.
penetapan kadar fenilpropanolamin hidroklorida Larutan diukur serapannya pada l1 dan l2
dan klofeniramin maleat dalam tablet. Sejumlah dengan menggunakan asam klorida 0,1 N sebagai
amilum, talk, magnesium stearat, dan laktosa yang blangko. Diukur pula larutan baku fenilpropanolamin
setara dengan bobot yang terkandung dalam satu hidroklorida dengan konsentrasi 500 mg/ml.
tablet ditimbang saksama, lalu dimasukkan ke dalam Kemudian dihitung kadar fenilpropanolamin
labu tentukur 25 ml, ditambahkan asam klorida hidroklorida dan klorfeniramin maleat menggunakan
0,1 N hingga garis tanda, dan dikocok homogen. persamaan di bawah ini(9):
Larutan kemudian disaring. Filtrat dipipet 4 ml
dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 10 ml, A1 = ax1 . b . cx + ay1 . b . cy (Persamaan 1)
diencerkan dengan asam klorida 0,1 N hingga A2 = ax2 . b . cx + ay2 . b . cy (Persamaan 2)
garis tanda, dan dikocok homogen. Larutan diukur
serapannya pada l1 dan l2 menggunakan asam Keterangan : A1 dan A2 = serapan total dari campuran
klorida 0,1 N sebagai blangko. fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin

faridah 29-34.indd 51 5/21/2008 3:35:38 PM


32 FARIDAH ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

maleat pada l1 dan l2; ax1 dan ax2 = daya serap serapan maksimum untuk fenilpropanolamin
fenilpropanolamin hidroklorida pada l1 dan l2; ay1 hidroklorida dan klorfeniramin maleat berturut-turut
dan ay2 = daya serap klorfeniramin maleat pada terjadi pada panjang gelombang 256,7 nm (l1) dan
l 1 dan l 2; cx = konsentrasi fenilpropanolamin
hidroklorida (mg/ml); cy = konsentrasi klorfeniramin
maleat (mg/ml); b = tebal larutan (1 cm).
Uji perolehan kembali. Uji perolehan kembali
3
digunakan untuk menilai ketepatan metode. Tahap

Serapan
ini dilakukan dengan cara penambahan 25% dan 2

Serapan
50% serbuk baku pembanding fenilpropanolamin
hidroklorida dan klorfeniramin maleat yang
ditambahkan saksama ke dalam zat uji. Pada 1
penambahan 25%, ditimbang saksama sejumlah
serbuk tablet yang mengandung setara dengan lebih
kurang 11,25 mg fenilpropanolamin hidroklorida dan PanjangPanjang
gelombang
setara dengan lebih kurang 1,5 mg klorfeniramin gelombang
Gambar 2. Spektrum serapan ultraviolet fenilpropanola-
maleat dan dimasukkan ke dalam labu tentukur 25 min hidroklorida, klorfeniramin maleat, dan campurannya
ml. Kemudian ditambahkan lebih kurang 3,75 mg dalam pelarut asam klorida 0,1 N, (1) spektrum serapan fe-
baku pembanding fenilpropanolamin hidroklorida nilpropanolamin hidroklorida, (2) spektrum serapan klor-
dan 0,5 mg baku pembanding klorfeniramin maleat. feniramin maleat, dan (3) spektrum serapan campur-an
fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat.
Pengerjaan selanjutnya sama seperti pada penetapan
kadar. Pada penambahan 50%, ditimbang saksama
sejumlah serbuk tablet yang mengandung setara 262,6 nm (l2). Hasil ini tidak terlalu berbeda dengan
dengan lebih kurang 7,5 mg fenilpropanolamin panjang gelombang yang digunakan oleh Panda SK
hidroklorida dan setara dengan lebih kurang 1 mg dan Sharma AK untuk menentukan kedua analit
klorfeniramin maleat dan dimasukkan ke dalam labu dalam sirup, yaitu pada 257 nm dan 272 nm(8).
tentukur 25 ml, ditambahkan lebih kurang 7,5 mg Pada awal percobaan, diamati bahwa serapan
baku pembanding fenilpropanolamin hidroklorida fenilpropanolamin hidroklorida lebih rendah
dan 1 mg baku pembanding klorfeniramin maleat. dibandingkan klorfeniramin maleat, meskipun
Pengerjaan selanjutnya sama seperti pada penetapan konsentrasinya lebih tinggi dari klorfeniramin
kadar. maleat. Dengan demikian, selanjutnya digunakan
metode adisi baku pembanding fenilpropanolamin
HASIL DAN PEMBAHASAN hidroklorida dengan konsentrasi 500 mg/ml terhadap
setiap larutan yang akan diukur.
Pelarut merupakan salah satu faktor yang harus Dari hasil percobaan dengan metode adisi baku
diperhatikan dalam analisis dengan metode diperoleh spektrum yang baik, yaitu spektrumnya
spektrofotometri simultan, sehingga perlu dipilih tidak terlalu tajam, sehingga jika terjadi sedikit
pelarut yang cocok untuk semua komponen yang pergeseran panjang gelombang tidak akan
dianalisis. Pemilihan pelarut bertujuan untuk menyebabkan kesalahan yang berarti. Penentuan
mendapatkan pelarut yang dapat melarutkan kedua stabilitas dimaksudkan untuk memperoleh operating
komponen karena pada penetapan kadar secara time, yaitu rentang waktu analisis di mana respon
spektrofotometri simultan tidak dilakukan pemisahan analit masih stabil pada kondisi yang digunakan.
terlebih dahulu. Pada Gambar 3 terlihat bahwa dalam waktu 60
Empat komposisi pelarut yang dicoba adalah menit, serapan kedua analit masih stabil. Dari hasil
asam klorida 0,1 N dalam etanol, asam klorida–etanol uji linearitas ditunjukkan bahwa hubungan antara
(1:1), etanol, dan asam klorida 0,1 N. Pelarut yang serapan dengan konsentrasi masing-masing analit
dipilih adalah yang menghasilkan spektrum serapan adalah linear dengan nilai r mendekati 1 (Tabel 1).
yang tidak terlalu landai dan juga tidak terlalu tajam. Rentang konsentrasi analit yang masih linear
Menggunakan kriteria ini, terlihat bahwa spektrum dengan serapan, menurut Panda SK dan Sharma AK,
serapan paling baik didapat dengan menggunakan berturut-turut 0–1000 mg/ml dan 0–60 mg/ml masing-
asam klorida 0,1 N sebagai pelarut. Profil masing untuk fenilpropanolamin hidroklorida
spektrum serapan fenilpropanolamin hidroklorida, dan klorfeniramin maleat dalam sirup (8). Hasil
klorfeniramin maleat, dan campurannya disajikan yang diperoleh dari percobaan ini juga linear
pada Gambar 2. Dari spektrum tersebut diperoleh dalam rentang konsentrasi 0–1248,8 mg/ml untuk

faridah 29-34.indd 52 5/21/2008 3:35:38 PM


Serap
Vol 6, 2008 Jurnal IlmuWaktu
Kefarmasian Indonesia 33

(a)

Serapan
Serapan

Waktu Waktu
(a) (b)
Gambar 3. Kurva stabilitas serapan ultraviolet fenilpropanolamin hidroklorida dengan adisi baku fenilpropanolamin
hidroklorida 500 mg/ml pada panjang gelombang 256,7 nm (a) dan klorfeniramin maleat pada panjang gelombang 262,6
nm (b).
Serapan

Tabel 1. Persamaan garis regresi dan koefisien korelasi analit.

l (nm) Fenilpropanolamin hidroklorida (adisi baku) Klorfeniramin maleat


-3 -3
y = 8,4382.10 + 1,6473. 10 x y = -2,2880.10-3 + 0,0389 x
256,7
r = 0,9999 r = 0,9999
-3
y = 0,0277 + 1,5569.10
Waktu x y = 0,0281 + 0,0366 x
262,6
r = 0,9998 (b) r = 0,9997

fenilpropanolamin hidroklorida dan 0–53,2 mg/ml dalam serbuk tablet buatan sendiri diperoleh kadar
untuk klorfeniramin maleat. rata-rata 100,36% dengan koefisien variasi (KV)
Diamati pula pengaruh bahan tambahan yang 0,4603% dan kadar rata-rata klorfeniramin maleat
biasanya digunakan dalam formulasi tablet (10), 99,04% dengan KV 0,2519% (persyaratan KV ≤
seperti magnesium stearat, talk, amilum, dan 2%). Hasil penetapan kadar kedua analit dalam
laktosa terhadap serapan analit. Hasil percobaan sediaan tablet komersial dalam bets 1, 2, dan 3
menunjukkan bahwa bahan-bahan tersebut dalam disajikan pada Tabel 2.
pelarut asam klorida 0,1 N tidak memberikan serapan Uji perolehan kembali dilakukan terhadap
sehingga tidak akan mengganggu serapan analit. sampel tablet komersial dalam bets 1 dengan
Dari penetapan daya serap kedua analit pada l1 penambahan 25% dan 50% baku pembanding
dan l2 diperoleh harga daya serap fenilpropanolamin fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin
hidroklorida dan klorfeniramin maleat pada 256,7 maleat. Hasil percobaan menunjukkan, persentase
nm dan 262,6 nm berturut-turut adalah 0,9024; perolehan kembali untuk fenilpropanolamin
0,7136; dan 15,6082; 17,4061. Dari hasil tersebut hidroklorida dan klorfeniramin maleat berturut-
dapat dirumuskan persamaan simultan berdasarkan turut adalah 99,93±0,43% dan 99,76±0,39%. Presisi
persamaan 1 dan 2 untuk penentuan konsentrasi metode spektrofotometri UV untuk penentuan kadar
analit, yaitu: kedua analit ditunjukkan dengan nilai KV kurang
A1 – Ad1 = 0,9024 cx + 15,6082 cy dari 2%.
A2 – Ad2 = 0,7136 cx + 17,4061 cy Nilai t hitung dari populasi data pada adisi 25%
Keterangan : A1 dan A2 = serapan total dari campuran dan 50% diketahui 0,5129 dan 1,9090, masing-
fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin masing untuk fenilpropanolamin hidroklorida dan
maleat dalam sampel pada l1 dan l2; Ad1 dan Ad2 klorfeniramin maleat. Nilai tersebut lebih kecil
= serapan adisi baku pembanding fenilproanolamin dari nilai t tabel pada derajat kebebasan 9 dan
hidroklorida pada l 1 dan l 2; cx = konsentrasi probabilitas 0,05 (n=10)(11), yang menunjukkan tidak
fenilpropanolamin hidroklorida (mg/ml); cy = ada perbedaan nyata antara bobot baku pembanding
konsentrasi klorfeniramin maleat (µg/ml). yang ditambahkan dengan bobot baku pembanding
Pada penetapan fenilpropanolamin hidroklorida yang diperoleh kembali.

faridah 29-34.indd 53 5/21/2008 3:35:39 PM


34 FARIDAH ET AL. Jurnal Ilmu Kefarmasian Indonesia

Tabel 2. Kadar dan KV fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin maleat yang ditentukan secara simultan
menggunakan metode spektrofotometri.

Fenilpropanolamin hidroklorida Klorfeniramin maleat


Bets
Kadar (%) KV (%) Kadar (%) KV (%)
1 100,23 0,2383 99,84 0,5289
2 100,21 0,2139 99,59 0,3182
3 99,87 0,4962 99,67 0,3250

SIMPULAN 5. United States Pharmacopeia Convention.


The United States pharmacopeias 28. The
Penetapan simultan kadar fenilpropanolamin National Formulary 23. Rockville: United
hidroklorida dan klorfeniramin maleat dalam sediaan States Pharmacopeial Convention Inc; 2005. p.
tablet secara spektrofotometri UV dengan pelarut 448,1545-56.
asam klorida 0,1 N pada panjang gelombang 256,7 6. British Pharmacopeias Commision. British
nm dan 262,6 nm memberikan rentang konsentrasi pharmacopoeia Vol I and II. London: Her
yang masih linear terhadap serapan berturut- Majesty’s Stationery Office; 2003. p. 454-
turut 0–1248,8 µg/ml dan 0–53,2 µg/ml masing- 5,1471-2.
masing untuk fenilpropanolamin hidroklorida 7. Moffat AC. Clarke’s isolation and identification
dan klorfeniramin maleat. Persentase perolehan of drug. 2nd ed. London: The Pharmaceutical
kembali untuk fenilpropanolamin hidroklorida dan Press; p. 456-7, 895-6.
klorfeniramin maleat berturut-turut, 99,93% ± 0,43% 8. Roth HJ, Blaschke G. Analisis farmasi.
dan 99,76%±0,39%, dengan KV masing-masing Diterjemahkan oleh Kisman S, Ibrahim S.
yang kurang dari 2%, serta nilai t hitung untuk Yogyakarta: Gajah Mada University Press;
fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin 1988. hal. 373-9.
maleat dari populasi data pada adisi 25% dan 9. P a n d a S K , S h a r m a A K . S i m u t a n e o u s
50% yang lebih kecil dari nilai t tabel pada derajat spectrophotometric estimation of
kebebasan 9 dan probabilitas 0,05 (n=10). Hal ini phenylpropanolamine HCl, bromhexine HCl,
menunjukkan metode yang dikembangkan memiliki and chlorpheniramine maleate. Indian J of
akurasi dan presisi yang memadai, sehingga dapat Pharm Sci. 1999.61(2):116-8.
digunakan untuk menetapkan kadar campuran 10. Wade A, Weller PJ. Handbook of pharmaceutical
fenilpropanolamin hidroklorida dan klorfeniramin excipients. 2nd ed. London: The Pharmaceutical
maleat dalam sediaan tablet. Press; 1994. p. 84, 280, 424, 483.
11. Schefler WC. Statistik untuk biologi,
DAFTAR RUJUKAN farmasi, kedokteran dan ilmu yang bertautan.
Diterjemahkan oleh Suroso. Bandung: Penerbit
1. Sulistia GG, Rianto S, Frans DS, Purwatyastuti, ITB Press; 1987. hal. 71-103.
Nafrialdi. Farmakologi dan terapi. Edisi IV.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 1995. hal. 252, 487-93.
2. Tan HT, Rahardja K. Obat-obat penting. Edisi
V. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengawasan Obat
dan Makanan; 2002. hal. 115, 773, 765.
3. Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Farmakope Indonesia. Edisi IV. Jakarta:
Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan
Makanan; 1995. hal. 135-36, 293.
4. United States Pharmacopeia Convention.
The United States pharmacopeias 29. The
National Formulary 24. Rockville: United
States Pharmacopeial Convention Inc; 2006.
p. 486,782.

faridah 29-34.indd 54 5/21/2008 3:35:39 PM

You might also like