You are on page 1of 15

PENGARUH SEDIAAN GEL EKSTRAK DAUN SIRIH MERAH (Piper crocatum

Ruiz & Pav) TERHADAP PENYEMBUHAN LUKA BAKAR DERAJAT II PADA


TIKUS PUTIH JANTAN (Rattus norvegicus)

Leonnora Vern SN1, Eman Sutrisna2, Mustofa3


1,2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
2
Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
3
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
vernleonnora@gmail.com

ABSTRAK

Latar belakang: Luka bakar merupakan masalah kulit yang disebabkan oleh api, listrik,
maupun bahan kimia. Luka bakar derajat II merupakan jenis luka bakar yang paing sering
dengan presentase 73%. Gel merupakan salah satu jenis obat yang digunakan sebagai
pengobatan luka bakar. HPMC adalah basis gel yang sering digunakan dalam produksi
kosmetik dan ibat obatan karena mudah larut dalam air, jernih, dan memiliki toksisitas yang
rendah. Tanaman daun sirih merah dapat digunakan untuk pengobatan luka bakar karena
mengandung senyawa seperti flavonoid, saponin, terpenoid, tannin, vitamin A dan vitamin
C.

Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian gel
ekstrak daun sirih merah (Piper crocatum Ruiz & Pav) dan konsentrasi efektif yang dapat
mempercepat penyembuhan luka bakar derajat II pada tikus putih jantan (Rattus
norvegicus).

Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan pre and post
test with control group design. Penelitian dilakukan dengan penginduksian luka bakar pada
punggung tikus menggunakan logam dengan diameter ± 1,50 cm yang sudah dipanaskan
terlebih dahulu dan diinduksi pada bagian punggung selama 5 detik, kemudian diberikan
perlakuan 30 menit setelahnya.

Hasil: Pada hari ke-21 rerata penurunan luas luka bakar setelah diberikan gel ekstrak daun
sirih merah 1% yaitu 7,6 mm, gel ekstrak daun sirih merah 0,25% yaitu 33,7 mm, gel
ekstrak daun sirih merah 0,25% yaitu 41,6 mm, dan gel basis HPMC yaitu 130,3 mm.
Berdasarkan hasil uji statistik didapatkan pengaruh konsentrasi dan waktu pengamatan
terhadap penyembuhan luka bakar dengan nilai p=0,000, dan konsentrasi 1% p pada
pengamatan ke-21 adalah perlakuan terbaik dengan nilai rata-rata terkecil.

Kesimpulan: Gel ekstrak daun sirih merah dapat mempercepat penyembuhan luka bakar
derajat II dengan konsentrasi 1% sebagai konsentrasi efektif dengan efek penyembuhan
lebih cepat.

Kata kunci: Gel, Sirih Merah (Piper crocatum Ruiz & Pav), Luka Bakar Derajat II, Rattus
norvegicus
THE EFFECT OF RED BETEL LEAF GEL EXTRACT (Piper crocatum Ruiz & Pav)
FOR WOUND HEALING OF SECOND DEGREE BURNS IN MALE WHITE RATS
(Rattus norvegicus)

Leonnora Vern SN1, Eman Sutrisna2, Mustofa3


1,2,3
Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
2
Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
3
Departemen Fisiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman
vernleonnora@gmail.com

ABSTRACT

Background: Burns are skin problem caused by fire, electricity, and chemicals. Second-
degree burns are the most common type of burn with a 73% percentage. Gel is one type
drug used as a treatment of burns. HPMC is a gel base that is commonly used in the
production of cosmetics and medicines because it is water soluble, clear, and has low
toxicity. Red betel leaf plants can be used for the treatment of burns because the contain
compounds such as flavonoids, saponins, terpenoids, tannins, vitamin A, and vitamin C.

Purpose: The purpose of this study wa to determine the effect of red betel leaf gel extract
(Piper crocatum Ruiz & Pav) and the effective concentration that can accelerate the
healing of second degree burns in male white rats (Rattus norvegicus).

Method: This research is an experimental research with pre and post test control group
design. The study wa conducted by induction of burns on the rats using a metal with a ±
1,50 cm diameter that had been heated first and induced on the back for 5 second, then
given treatment 30 minutes later.

Result: On the 21st day the average area of burns after the gel was given 1% red betel leaf
gel was 7.6 mm, 0.25% red betel leaf gel was 33.7 mm, 0.25% red betel leaf gel was 41 , 6
mm, and HPMC base gel of 130.3 mm. Based on the statistical test, the effect of
concentration and observation time on wound healing with p= 0,000, and 1% p
concentration on the 21st observation is the best treatment with the smallest average value.

Conclusion: Red betel leaf gel extract can accelerate the healing of second degree burns
with 1% concentration with faster healing effect.

Keywords: Gel, Red Betel (Piper crocatum Ruiz & Pav), Second Degree Burns, Rattus
norvegicus
PENDAHULUAN hidrasi pada stratum corneum

Luka bakar merupakan yang akan memudahkan penetrasi

salah satu masalah kulit yang obat melalui kulit3.

cukup sering terjadi. Luka bakar Basis gel Hydroxy


biasanya disebabkan oleh Propyl Methylcellulos
pengalihan termis yang berasal merupakan basis gel yang
dari api, listrik, atau benda panas sering digunakan dalam
lainnya kedalam tubuh. Luka produksi kosmetik dan obat
bakar diklasifikasikan menjadi karena menghasilkan gel yang
derajat I, derajat II, dan derajat bening, mudah larut sir, serta
III1. Di Indonesia, prevalensi luka memiliki ketoksikan yang
bakar lebih dari 250 jiwa rendah4.
meninggal akibat luka bakar Indonesia merupakan
dengan presentase kejadian negara dengan beragam jenis
ddominasi oleh luka bakar derajat tumbuhan yang dapat
II sebesar 73%, derajat I 17%, memberikan manfaat. Salah
dan derajat III sebesar 20%2. satu tanaman yang biasa
dimanfaatkan sebagai salah
Tubuh secara alami
obat salah satunya adalah
mengalami proses penyembuhan
daun sirih merah. Daun sirih
luka, namun pemberian obat-
merah secara empirik
obatan dapat membantu
digunakan sebagai pengobatan
mempercepat proses
untuk penyakit seperti
penyembuhan luka. Penanganan
diabetes, batuk, asma, dan
luka bakar yang cepat tidak akan
radang. Daun sirih merah
menimbulkan dampak berbahaya.
memiliki kandungan zat aktif
Sediaan topikal yang digunakan
berupa flavonoid, tannin,
sebagai pengobatan luka bakar
terpenoid, vitamin a, dan
salah satunya adalah gel. Gel
vitamin c yang dapat
digunakan karena kandungan air
mempercepat penyembuhan
yang tinggi dibandingkan dengan
luka, serta daun ini lebih
sediaan yang lain sehingga dapat
mudah didapatkan dan
memudahkan terjadinya proses
ditanam di lingkungan rumah ini yaitu logam diameter 1,50 cm,
sehingga tidak sulit untuk jangka sorong, gunting cukur.
mendapatkannya5. Bahan yang digunakan dalam
Berdasarkan uraian di penelitian ini yaitu daun sirih
atas, maka peneliti ingin merah (Piper crocatum Ruiz &
mencari formula gel ekstrak Pav), akuades, etanol 96%,
daun sirih merah (Piper gelling agent HPMC,
crocatum Ruiz & Pav) dengan Propilenglikol, Metilparaben, dan
menggunakan basis gel Propilparaben.
HPMC sebagai penyembuhan
Ekstraksi Daun Sirih Merah
luka bakar derajat II pada
Daun sirih merah diambil
tikus putih jantan (Rattus
di daerah Baturraden, Purwokerto
norvegicus).
yang diambil secara manual.
METODE PENELITIAN Daun yang diambil merupakan
Metode penelitian yang daun yang segar, tidak cacat
digunakan dalam penelitian ini kemudian disortasi basah untuk
adalah studi eksperimental pre dilakukan proses ekstraksi.
and post test with control group Pembuatan ekstrak dilakukan di
design. Penelitian dilakukan pada Laboratorim Biologi Farmasi
hewan coba tikus putih jantan Jurusan Farmasi Fakultas Ilmi
(Rattus norvegicus) yang dibagi Kesehatan Universitas Jenderal
kedalam 2 kelompok yaitu Soedirman.
kelompok kontrol dan kelompok
Formulasi Gel
perlakuan yang dipilih secara
Proses pembuatan gel
acak.
dilakukan di Laboratorium
Alat dan Bahan Farmasetika Jurusan Farmasi
Alat yang digunakan dalam Fakultas Ilmu Kesehatan
pembuatan gel yaitu beker pH Universitas Jenderal Soedirman.
meter, Brookfield DV-E, kaca Formulasi gel dapat dilihat pada
transparan, alat timbangan. Alat tabel dibawah ini:
yang digunakan dalam penelitian
Tabel 1. Formula Gel
No. Komponen K P1 P2 P3
1. HPMC 7% 7% 7% 7%
2. Ekstrak Daun - 0,25% 0,5% 1%
Sirih Merah
3. Propilenglikol 15 15 15 15
4. Metilparaben 0,075 0,075 0,075 0,075
5. Propilparaben 0,025 0,025 0,025 0,025
6. Aquades 100 100 100 100
sebanyak 100 mg gel dengan
Cara Pembuatan Gel
menggunakan viskometer
HPMC sebagai gelling
Brookfield DV-E. Pengujian
agent didispersikan dalam air
dilakukan pengulangan
yang akan mengembang dan
sebanyak 3 kali.
diaduk hingga terbentuk gel.
Dalam pembuatannya, HPMC 2. Uji Daya Sebar
dikembangkan di dalam air yang Pengujian dilakukan dengan
telah dipanaskan terlebih mengoleskan gel sebanyak
sehingga terbentuk gel yang 0,5 mg ditengah titik
6
diinginkan , kemudian kemudian ditambahkan beban
tambahkan propilengliko, berat 150 gr, diamkan selama
metilparaben, dan propilparaben, 1 menit dan catat hasil
untuk kelompok P ditambahkan penyebarannya. Daya sebar
ekstrak daun sirih merah dan gel yang baik yaituj 5-7 cm.
aduk sampai gel berubah warna pengamatan diulang sebanyak
menjadi hijau. 3 kali.

Evaluasi Sediaan 3. Uji Daya Lekat


1. Uji Viskositas
Pengujian dilakukan dengan
Pengujian bertujuan mengoleskan gel sebanyak 1
mengetahui konsistensi mg pada plat kaca, kemudian
sediaan dengam mengamati plat kaca tersebut ditempelkan
perubahan konsistensi sediaan satu sama lain dan diberi
beban tekanan seberat 1 kg perlakuan, pengobatan diberikan
selama 5 menit. Catat hasil secara topikal 2 kali sehari (pagi
waktu berapa lama plat dan sore) selama 21 hari.
tersebut terlepas setelah beban
Data perhitungan luas luka
diangkat. Nilai daya lekat
dihitung dengan menggunakan
yang baik adalah lebih dari 1
rumus sebagai berikut:
detik. Pengujian dilakukan
pengulangan sebanyak 3 kali. 𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝜋𝑟 2

4. Uji pH Atau jika permukaan luka

Pengujian dilakukan dengan tidak berbentuk bulat sempurna

melarutkan 1 gram gel maka digunakan rumus sebagai

didalam aquades, kemudian berikut:

aduk sampai gel tersebut larut


𝐿𝑢𝑎𝑠 = 𝜋 𝑥 𝐴 𝑥 𝐵
dalam air. Pengukuran
dilakukan dengan Setelah diketahui masing-

menggunakan pH meter, nilai masing jumlah luas, maka

pH yang baik sesuai dengan dihitung penurunan luas luka

pH kulit yaitu 4,5-6,5. dengan rumus sebagai berikut:

Penurunan Luas Luka = c - n


Perlakuan
Keterangan:
Pembuatan luka bakar
r : Radian
dilakukan dengan menginduksi A : Jari-jari terpendek
bagian punggung tikus dengan B : Jari-jari terpanjang
Pi (𝜋) : 3,14
menggunakan alat penginduksi c : Jumlah luas luka awal
berupa lempeng logam diamater n : Jumlah luas hari ke-

1.50 cm yang dipanaskan terlebih Analisis Data


dahulu selama 20 detik. Data yang dianalisis yaitu
Punggung tikus dicukur dengan penurunan luas penyembuhan
jarak 5 cm, kemudian diberikan luka pada hari ke-1, 7, 14, dan 21.
anastesi berupa injeksi ketamin. Uji normalitas distribusi data
dilakukan dengan menggunakan
Setiap kelompok diberikan
uji Saphiro-Wilk, kemudian
terapi 30 menit setelah diberikan
pengujian dilakukan dengan simplisia sebanyak 700 gr.
menggunakan uji Repeated Two Simplisia diesktrak dengan
Way Anova dan dilanjutkan metode maserasi dengan pelarut
dengan menggunakan uji LSD etanol 96% selama 3x24 jam,
(Least Significant Different). kemudia etanol dihilangkan
dengan rotary evaporator dan
HASIL
diperkatkan dalam waterbath.
Ekstraksi Daun Sirih Merah
Hasil ekstrak etanol daun
Daun sirih merah sebanyak
sirih merah yang diperoleh
2 kg basah dibersihan terlebih
digunakan untuk menghitung
dahulu dengan menggunakan air
rendemen. Didapatkan ekstrak
mengalir, kemudia dilakukan
daun sirih merah (Piper crocatum
proses penjemuran dibawah sinar
Ruiz & Pav) sebanyak 40 gram
matahari secara langsung dan
dengan nilai rendemen sebesar
ditutupi oleh kain. Daun yang
0,02%.
kering diblender sampai
berbentuk serbuk dan didapatkan

Hasil Evaluasi Sediaan Gel


Tabel 2. Data Hasil Uji Daya Sebar
Luas (cm)
No. Jenis Gel
I II II Rerata
1. Gel Placebo basis HPMC 6 7,3 7,75 7,01
2. Gel ekstrak daun sirih merah
6,5 7,05 6,75 6,76
0,25%
3. Gel ekstrak daun sirih merah
6,55 6,7 6,7 6,65
0,5%
4. Gel ekstrak daun sirih merah
6,55 6,5 7,1 6,71
1%
Sumber: Data Primer, 2017
Pengujian daya sebar konsentrasi 0,25%, 0,5%, dan 1%

bertujuan untuk mengetahui secara berturut turut adalah 6.

seberapa baik sediaan dapat Penurunan daya sebar jika

menyebar di permukaan kulit. dibandingkan dengan gel plavebo

Daya sebar gel yang baik yaitu 5- basis HPMC disebabkan karena

7 cm4. Hasil rerata yang diperoleh adanya penambahan ekstrak.

untuk gel ekstrak daun sirih merah


Tabel 3. Data Hasil Uji Daya Lekat
Waktu (detik)
No. Jenis Gel
I II II Rerata
1. Basis Gel HPMC 15 19 10 14,6
2. Gel ekstrak daun sirih merah
9 9 7 8,3
0,25%
3. Gel ekstrak daun sirih merah
17 15 12 14,6
0,5%
4. Gel ekstrak daun sirih merah
14 9 8 10,3
1%
Sumber: Data Primer, 2017
Nilai daya lekat yang baik Semakin tinggi konsentrasi dari

untuk gel adalah lebih dari 1 gelling agent akan meningkatkan

detik. Berdasarkan hasil Tabel 3. konsistensi gel yang akan

menunjukan bahwa setiap formula berdampak pada semakin besar

gel yang sudah dibuat memenuhi daya lekat yang dihasilkan4.

standar nilai untuk uji daya lekat.

Tabel 4. Data Hasil Uji Viskositas


Viskositas (cps)
No. Jenis Gel
I II II Rerata
1. Gel placebo basis HPMC 26.900 31.400 31.350 29.883
2. Gel ekstrak daun sirih merah
21.350 21.100 22.400 21.616
0,25%
3. Gel ekstrak daun sirih merah
31,900 27.300 23.750 27.650
0,5%
4. Gel ekstrak daun sirih merah
1% 33.600 23.300 25.400 27.433

Sumber: Data Primer, 2017

Uji viskositas dilakukan untuk sesuai dengan rentang 20.000-40.000

mengetahui konsistensi dari sediaan cps7.

gel yang sudah dibuat, semakin besar

viskositas maka perlekatan yang

terjadi akan semakin lama dan daya

sebar semakin menurun. Berdasarkan

Tabel 5. menunjukan bahwa keempat

gel memiliki viskositas yang baik


Tabel 5. Data Hasil Uji pH
pH
No. Jenis Gel
I II II
1. Gel Placebo basis HPMC 4,4 4,4 4,4
2. Gel ekstrak daun sirih merah
4,5 4,5 4,5
0,25%
3. Gel ekstrak daun sirih merah
4,6 4,7 4,6
0,5%
4. Gel ekstrak daun sirih merah 1% 4,6 4,6 4,7
Sumber: Data Primer, 2017

Pengujian pH dilakukan mendapatkan perlakuan, yaitu


untuk mengetahui nilai pH dari kelompok kontrol menggunakan
sediaan yang sudah dibuat. Dari gel placebo basis HPMC,
keempat sediaan, pH gel placebo kelompok perlakuan 1 (P1)
secara berturut-turut menunjukan menggunakan gel ekstrak daun
hasil nilai pH 4. Sedangkan pada sirih merah 0,25%, kelompok
sediaan dengan penambahan perlakuan 2 (P2) menggunakan
ekstrak menunjukan adanya gel ekstrak daun sirih merah
kenaikan dan penurunan pH 0,5%, dan kelompok perlakuan 3
sediaan. pH yang baik pada kulit (P3) menggunakan gel ekstrak
adalah 4,5-6,5. pH yang terlalu daun sirih merah 1%. Seluruh
asam dapat menyebabkan kulit hewan dipelihara dalam kandang
menjadi teriritasi dan jika pH dengan bentuk, bahan, dan ukuran
terlalu basa maka akan yang sama, serta diberikan
menyebabkan kulit menjadi makanan dan minuman dengan
bersisik dan kasar4. jenis, jumlah, dan komposisi yang
sama. Selama penelitian
Hasil Penelitian
didapatkan 1 ekor hewan coba
Penelitian ini menggunakan
yang mengalami drop out pada
28 ekor tikus Sprague Dawley
kelompok kontrol karena mati 1
jantan berumur 3-4 bulan
hari setelah penelitian, hal ini
kemudian dibagikan kedalam 4
dimungkinkan karena adanya
kelompok. Masing-masing
kesalahan operator saat
kelompok terdiri dari 7 ekor tikus
melakukan injeksi anastesi pada
dan dilakukan penomoran secara
tikus tersebut.
acak. setiap kelompok
Tabel 6. Rerata Luas Luka Bakar Pada Tikus Putih Jantan Selama Perlakuan
Rerata Luas Luka Bakar (mm2)
No.
Hari Ke-1 Hari Ke-7 Hari Ke-14 Hari Ke-21
1. K (n:7) 176,6 ± 0,0 120,5 ± 58,2 121 ± 59,2 130,3 ± 72,8
2. P1 (n:7) 176,6 ± 0,0 80,6 ± 7,4 65,9 ± 10,4 41,6 ± 9,6
3. P2 (n:7) 176,6 ± 0,0 82,3 ± 5,9 56,3 ± 19,3 33,7 ± 20,3
4. P3 (n:7) 176,6 ± 0,0 89,2 ± 7,5 26,3 ± 12,6 7,6 ± 5,5
Sumber: Data Primer, 2017

Persentase Penurunan Luas Luka Bakar (%)


95.7
100
85.9
80.1
76.4
80 68.1
62.7 K
53.853.2
60 49.4 P1

40 31.7 31.5 P2
26.2
P3
20
0 0 0 0
0
hari ke-1 hari ke-7 hari ke-14 hari ke-21

Gambar 1. Grafik Persentase Penurunan Luas Luka Pada Tikus Putih Jantan Selama
Perlakuan

Setiap kelompok perlakuan secara visual, kecuali untuk


menunjukan penurunan nilai luas kelompok K tepi luka tidak
luka bakar yang cukup signifikan menunjukan adanya penurunan
yang dimulai pada hari ke-7 signifikan yang berarti proses
dibandingkan dengan hari ke-1 peyembuhan tidak cukup baik
dan kemudian berlanjut pada hari dibandingkan dengan kelompok
ke-14 dan hari ke-21, kecuali lain. formula gel dengan ekstrak
untuk kelompok kontrol (K) daun sirih merah memiliki efek
karena mengalami kenaikan pada mengobati luka dengan presentasi
hari ke-14 dan hari ke-21. Pada kesembuhan lebih baik
hari ke-21, luas luka semakin dibandingkan dengan kelompok
mengecil yang ditandai dengan K, hal ini berkaitan dengan sifat
mengecilnya tepi luka dan luka fisik gel yang mempengaruhi
tampak menghilang yang dilihat pelepasan zat aktif dari ekstrak
daun sirih merah yang berkhasiat mengalami peningkatan yang
menyembuhkan luka bakar. cukup signifikan dengan
Berdasarkan ketiga formula gel presentase penyembuhan yang
ekstrak daun sirih, gel ekstrak lebih besar yaitu 85,9%,
daun sirih dengan dosis 1% kemudian diikuti oleh P2 sebesar
memiliki persentase luas luka 68,1%, dan P1 sebesar 62,7%, dan
bakar yang lebih tinggi berlanjut pada hari ke-21.
dibandingkan dengan kelompok Data hasil pengamatan
lain yang berarti formulasi gel ini dilakukan uji normalitas dengan
memberikan efek menyembuhkan menggunakan Shapiro-Wilk dan
paling baik. Hal ini menunjukan didapatkan data tersebar normal
semakin tinggi konsentrasi ekstrak (p>0,05). Hasil uji Repeated
daun sirih merah maka semakin Measure Two Way Anova
besar presentase penyembuhan menunjukat terdapat pengaruh
luka bakarnya. honsentrasi (K, P1, P2, P3) yang
Gambar 1 menunjukan berbeda sangat nyata terhadap
waktu penyembuhan pada hari ke- luas luka dengan nilai p=0,000.
7 kelompok P1 (gel ekstrak daun Terdapat pengaruh waktu
sirih merah 0,25%) menjadi pengamatan (Hari ke-1, hari ke-7,
kelompok yang menunjukan hari ke-14, dan hari ke-21) yang
penyembuhan lebih baik dengan berbeda sangat nyata terhadap
presentase penyembuhan sebesar luas luka dengan nilai p=0,000
53,8%, diikuti oleh P2 (gel (p<0,05). Terdapat pengaruh
esktrak daun sirih merah 0,5%) konsentrasi dan waktu
presentase penyembuhan sebesar pengamatan yang berbeda sangat
53,2%, dan P3 (gel esktrak daun nyata terhadap luas luka dengan
sirih merah 1%) presentase nilai p=0,000 (p<0,05).
penyembuhan sebesar 49,4%.
Pada hari ke-14 menunjukan hasil
yang berbanding sebaliknya
dengan hari ke-7 yang
menunjukan bahwa kelompok P3
Pembahasan
maksimal dalam proses
Penyembuhan luka penyembuhan.
merupakan suatu bentuk proses Waktu kesembuhan luka
usaha untuk memperbaiki pada kelompok K, P1, P2, dan P3
kerusakan yang terjadi pada kulit. menunjukan hasil yang didapat
Pengamatan luka bakar yang memiliki perbedaan waktu
diberikan pada punggung tikus kesembuhan luka bakar pada
menunjukan adanya perubahan tikus. Hal ini membuktikan bahwa
yang berarti, dimana luka pada setiap konsentrasi ekstrak
tertutupi terlebih dahulu pada daun sirih merah memiliki
bagian atas oleh darah yang kandungan senyawa yang berguna
membeku yang membentuk untuk mempercepat kesembuhan
lapisan kerak/scab. Lapisan ini luka dengan terdapatnya
bertujuan untuk mencegah kandungan flavonoid yang
mikroorganisme atau kuman bersifat sebagai antiinflamasi,
bakteri yang ada disekitar luka saponin yang dapat memacu
berkembang. pembentukan kolagen dan vitamin
Berdasarkan hasil data A yang dapat mempercepat fase
penelitian yang telah dilakukan, inflamasi ke fase proliferasi. Hal
kelompok yang diberikan ini juga menunjukan bahwa,
pengobatan berupa gel ekstrak dalam pengobatan dibutuhkan
daun sirih merah memiliki hasil waktu untuk obat bereaksi dan
yang lebih baik dibandingan mempengaruhi proses
dengan kelompok kontrol yang penyembuhan luka, selain itu
hanya diberikan gel placebo basis semakin tinggi konsentrasi
HPMC. Pengamatan secara visual ekstrak dapat mempertahankan
terlihat luas luka mengecil terjadi kualitas dan meningkatkan efek
pada hari ke-14 dan hari ke-21 dari sediaan.
dibandingkan dengan Kandungan saponin dapat
sebelumnya, hal ini menunjukan menstimulasi pembentukan
bahwa obat membutuhkan waktu kolagen, antiinflamasi, antiseptik,
untuk memberikan pengaruh meningkatkan jumlah makrofag,
memicu proliferasi fibroblas, dan antibakteri yang baik, hasil uji
merangsang pembentukan antimikroba menunjukan bahwa
kolagen8. Saponin merangsang enstrak etanol 80% dapat
terjadinya angiogenesis yang menghambat pertumbuhan bakteri
merupakan bagian dalam proses Escherchia coli, Staphylococcus
penyembuhan luka, memacu aureus, dan jamur Candida
pembentukan kolagen dalam albicans. Tannin berfungsi
proses penyembuhan luka sebagai astringen yang dapat
Saponin akan meningkatkan menyebabkan pori-pori kulit
proliferasi monosit yang pada mengecil, mengehentikan eksudat
akhirnya akan meningkatkan dan perdarahan ringan, serta
jumlah makrofag. Saponin juga mempercepat penutupan luka
mempercepat proses migrasi (Ashok & Upadhyaya, 2012).
keratinosit yang memiliki peran Pada proses penyembuhan
dalam proses reepitelisasi9. luka, vitamin A dan vitamin C
Flavonoid akan membatasi berperan meningkatkan
pelepasan mediator inflamasi. pembentukan kolagen,
Mekanisme flavonoid dalam diferensiasi sel epitel, dan
menghambat proses terjadinya meningkatkan imunitas. Selain
inflamasi yaitu dengan itu, vitamin A mempercepat fase
menghambat permeabilitas inflamasi ke fase proliferasi
kapiler, metabolisme asam dengan meningkatkan monosit
arakidonat8. dan makrofag ke daerah luka.
Tannin yang terkadung Vitamin C merupakan komponen
dalam daun sirih merah penting yang diperlukan untuk
membantu proses penyembuhan proses hidroksilasi prolin dan lisin
luka dengan meningkatkan jumlah menjadi prokolagen yang penting
pembentukan pembuluh darah untuk sintesis kolagen
kapiler dan sel-sel fibroblas8. (Manigauha et al., 2009).
Tannin dan flavonoid yang Hasil penelitian
terdapat dalam ekstrak daun sirih menunjukan bahwa setiap
merah mempunyai aktivitas kelompok menunjukan penurunan
luas luka setelah diberikan
perlakuan. Diantara keempat
konsentrasi, gel ekstrak daun sirih
merah dengan konsentrasi 1%
memiliki efek penyembuhan baik
dan paling tinggi untuk mengobati
luka bakar dengan penurunan luas
luka sebesar 95,7% pada hari ke-
21, sedangkan pada hari ke-21
penurunan luas luka yang diberi
gel esktrak daun sirih merah
dengan konsentrasi 0,5% sebesar
80,1%, yang diberi gel ekstrak
daun sirih merah dengan
konsentrasi 0.25% sebesar 76,4%,
dan yang diberi gel placebo basis
HPMC sebesar 26,2%. Variasi
konsentrasi esktrak memberikan
pengarung terhadap kecepatan
penyembuhan luka dan
kemampuan mempertahankan
kualitas sediaan. Semakin tinggi
konsentrasi ekstrak daun sirih
merah yang terkadung didalam
gel, maka semakin kecil luas luka.
5. Sudewo, B. 2010. Basmi
KESIMPULAN Penyakit dengan Sirih
Pemberian gel ekstrak daun Merah. Pp 37-47.
6. Huichao, W., Shouying, D.,
sirih merah (Piper crocatum Ruiz Yang, L., Di, W. 2014. The
& Pav) dapat memengaruhi Application of Biomedical
Polymer Material Hydroxy
penyembuhan luka bakar derajat II Propyl Methylcellulose
dengan konsentrasi 1% sebagai (HPMC) in Pharmaceutical
Preparation. Journal of
konsentrasi paling efektif yang Chemical and
mempercepat proses penyembuhan. Pharmaceutical Research.
6(5): 155-160.
7. Nurlaela, F., Nining, S.,
Ikhsanudin, A. 2012.
DAFTAR PUSTAKA Optimasi Penggunaan
Tween 80 dan Span 80
1. Smeltzer, S.C., Bare, B.G. Sebagai Emulgator Dalam
2002. Buku Ajar Keperawatan Repelan Minyak Atsiri
Medikal Bedah. Edisi 8. Daun Sere (Cymbopogon
Jakarta:EGC. Pp 280. ciratus(D.C) Stapf)
2. Badan Penelitian dan Terhadap Nyamuk Aedes
Pengembangan Kesehatan Aegypti Brtina pada Basis
Sepkes RI. 2013. Riset Vanishing Cream Dengan
Kesehatan Dasar Metode Simplex Lattice
(RISKESDAS). Kementrian Design. Jurnal Ilmu
Kesehatan Republik Indonesia. Kefarmasian. 2(4).
3. Kibbe, A.H. 2004. 8. Yaman, I., Juliantina, R.,
Handbook of Farida, D.A. 2010. Manfaat
Pharmaceutical Exipients. Sirih Merah (Piper
Edisi 3. London: crocatum) Sebagai
Pharmaceutical Press. Pp Antiinflamasi. Journal
18-19, 462-469, 629-6321. Kedokteran dan Kesehatan
4. Ardana, M., Aeyni, V., Indonesia. 1 (1): 12-13.
Ibrahim, A. 2015. 9. Kimura, Y., Sumiyoshi, M.,
Formulasi dan Optimasi Kawahira, K., Sakanaka, M.
Gel HPMC (Hydroxy 2006. Effect of Gingseng
Propyl Methylcellulose) Saponins Isolated from Red
dengan Berbagai Varian Gingseng Roots on Burn
Konsentrasi. Journal Wound Healing in Mice.
Tropical Pharmacy British Journal
Chemistry. 3(2). 101-108. Pharmacology. 148:860-870.

You might also like