PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V [ATH
JAKARTA, OKTOBER 1997
“HIGH DENSITY MUD” SEBAGAI ALTERNATIF PADA
PEMBORAN REAKTIF “CLAY”
Alfi Rusin
(Pertamina Operas! E dan P Karangampel)
ABSTRACT j
Jenis clay yang sangal sensilif terhadap alr 2
ditemuken pada pemboran Formasi Cisubuhl
Struktur Subang Wilayah Kerja Portamina OEP
Karangampel, Jawa Bargt yang dibordengan
lumpur figno SG. 1,08- 1,24, Anaiisls.laboratoriuiy
(Cray) menunjukkan bahwe kandungan montmori-
lonite mencapai 90% dan hasil Methylen Blue Test:
menunjukkan angka 43 yang merupakan incltasi
bahwa jenis clay yang ada mefupakan jenis cay’
yang sangat reaktif terhadp air,
Hambatan bawah tanah yang ditimbulkan sebagal
akibat swelling clay (SBG-2, SAG-03 dan SBG:04)
berupa stuck pipe, hilang lubang, gambo, mud ring
dan peningkatan viskosita§ lumpur yang iar Biase.
Hal ini terjadi bevulang kell sehingga menyebabkan
hari operasi yang lama dan biaya operasi tinggi.
Pemboran Formasi Cisubvh dengan metor bor +
1300 m iselesaikan dalarn 98 har
Penggunaan Oil Base Mud yang merypakan solus|_.
yang tepat, sulit dilakukal mengingat Jingkungan
kerja yang berade di pempkiman dan pgfsawwahan
penduduk, serta peralatap yang tidak memadai,
sedangkan lumpur Lime, KCI-dan Xaanacch tidak.
memberikan hasil yang diharapkan,
Berdasarkan pemikiran bahwa unstable hole
disebabkan oleh internalpotensial pressure seba-
gai akibat pengembangan clay (swelling) maka
fekenan yang muncul tersebut harus diimbang!
dengan hidrostetik kolom fumpur untuk menjaga
kestabilan lubang.
Alas dasar tersebut pemboran selanjutnya (SBG-05
sid SBG-11) dilaksanakan dengan mengguna-kan
high density mud SG. 1,48, Dengan kondisi ini
Pemboran Formasi Cisubuh dapat dilaksanakan
dengan lancar dan diselesaikan dalarn waktu 9 hari
dengan kedalaman yang sama.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam operasi pemboran, sering terjadi ketidak
A ae Jubang yang disebabkan oleh dua faktor.
riaftia, adalah terjadinya pengembangan batuan
shale/olay teaktit Karena bereaksi dengan filtrat
llimpur yang ‘disebut sebagai swelling clay/shale,
dan Ketiua adahya zona overpressure yang dise-
a faktor.
| swelling clay, terjadi proses kimiawi
ion pada batuan clay/shale dengan ion
st lUmpur, maka solusinya adalah dengan
i kinia ivmpur| yang cocok, sehingga
“Kimia pada batlian yang menyebabkan
pengembai dapat dihindari
“Sedangkan dalam hal adanya suatu zona
“overpressure maka, saldh satu solusinya adalah
dengan menaikkan Bnsitas lumpur.
TyvemPenuligan |
‘Okaji permasalahan Gan solusi dalam operasi
pemboran pada Formasi Cisubuh Struktur Subang,
erta_ mencari hubungan antara penyebab perma-
“™Salaian dérigan SolusT yang dilakukan dan studi
banding lteratur dengan kasus yang sama.
Permasalanan
Terjadinya unstable hole pada pemboran Formasi
Cisubuh yang menyebabkan sering teriepitnya
rangkaian dan hilang luang,
Metoda Analisis
Untuk mengetahui penyebab permasalahan sebe-
arnya, serta mencari hubungen antara solusi dan
penyebab permasalahan dilakukan analisis labora-
torium, studi literatur dan analisis matematis.
‘Al Rosin
TATMIS7-008 1PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATMI
JAKARTA, OKTOBER 1997
1. Analisis Laboratorins,
Analisis laboratoriurn dilakukan untuk mengeta-
hui karakteristik baluan terhadap kernungkinan
terjadinya swelling clay, yang meliputi:
XRD + Untuk mengetahui kandung-
an fraksi mineral batuan
MBT : Untuk mengetahui kemampu-
an pertukaran cation batuan
CST: Untuk mengetahui kemampu
an absorsi batuan tethadap
fitrat lumpur.
Untuk uji coba XRD dan MBT dilakukan oleh
perusahaan lumpur international di Singapore,
sedangkan uji CST dilgkuken_di_lahoratoriym.
milk swasta asing di Jakarta
2, Studi Literatur
Untuk mengetahui Kemungkinan adanya over-4@
pressure dilakukan analisis tekanan tormasi
dengan menggunakan: y
+ DC-Exponent y
+ Plot Log Gamma Raj. 4
+ Plot Log Sonic. a
«Plot Log Resistivity.
3. Analisi Si
Analisis ini digunakan htt of cpenigkal hubtingé
antara penyebab masalth df 0s
PELAKSANAAN vaxeobu
1
Litelogi Formasi Cisubut}
Formasi ini didominasi
bersisipan dengan batu ppsir dan batu gamping.
Bagian bawan didominas{ aleh perselingan bait
lempung, batu serpin dan tptu pasir.
}
Program Pemboran |
Pemboran Struktur
Secara garis besar progi
SegenTaIperPaIRaT
‘Subang melingkupi_hal-hal
dalam Tabel-1
Masalah Pemboran Yang Muncut
Selarra menembus Formasi Gisubuh telah terjadi
unstable hole yang menyebabkan terjadinya penu-
tupav/penyempitan lubang berulang-ulang sehing-
ga menghabiskan waktu dan biaya operasi yang
tinggi. Hambatan-hambatan yang terjadi selama
copesasi pemboran dapat dijelaskan berikut Ii
Rangkaian Terjepit
Terjepitnya rangkaian pemboran sangat sering
terjadi terutama saat cabut rangkaian, meskipun
h balu lempung yeng
A
dalam pelaksanaannya selalu menggunakan kelly
‘sambil sikulasi per joint.
Namun terjepitnya rangrkaian sering tidak dapat
dihindari. Terjepitnya rangkaian biasanya didahuiui
dengan kenaikan tekanan pompa dan pada kasus
tertentu dimana cilakukan turun nak rangkaian
sambll reaming terjach penghentian mendadak dari
putaran meja
Usaha membebaskan rangkaian dengan overpull
tinggi kadang kala tidak memberikan hasil, dan
pada kasus tertentu dilakukan back off dan
pemotongan rangkaian pipa dengan severing too
__.Akibat. dati_kasus ini..disamping banyaknya waktu
yang cihabiskan untuk memancing rangkaian, juga
banyaknya peralatan pemboran yang tertinggal,
seperti DC, KMC, HWDP Han OP
Hilang Lubang
plstilah hilang lubang adalah tidak masuknya rang-
‘kala da kedalaman flubang terakhir setelah
dicabut untuk ganti BHA gtau ganti pahal. Masalah
wifisangat sefing terjadi.fusaha untuk kemball ke
ang telah dibor Hengan cara wash down,
gr, sar BHA, jarang yang berhasil,
th bor ubno den oe neck
Yang DapatiDitihat Secara Visual
| pemboran terdabat tanda-tanda spesifik
1h lee da pemboran lainnya di
eningkalan Viscositas Lmpur
Viscositas lumpur yang Keluar dari formasi sangat
fiogal sehingga tidak Bapat dipompakan lagi
mM SuMUF, Oleh karena iu harus dibuang dan
sarah dengan lumpur baru. Hal ini terjadi
berulang-ulang dalam wktu yang relaif singkal,
engan..viscasilas..lumebr yang masuk 40 MF,
viscositas yang keluar sudah tidak dapat diten-
tukan viscositas MF nya.
‘Mud Cake al Kelly dan Tangki Lumpur
Tebalnya mud cake yang menempel pada dinding
tangki maupun pada kelly dan DP kemungkinan
disebabkan oleh clay yang terdispersi pada sistem
lumpur seperti halnya terjadi peningkatan viscositas
sangat tinggi
Rangkaian Terbungkus Clay
Setigp cabut rangkaian, semua OC dan sebagian
HWDP terbungkus oleh clay. Hal ini sangat
2 TaTWI97-008
‘Alf usinPROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATiI
JAKARTA, OKTOBER 1997
berpengaruh pada pengangketan cutting seta
terjadinya kenaikan tekanan pompa.
Gumbo / Mud ring
Masalah ini selalu terjadi hamnpir setiap saat dan
setiap interval kedalaman (tiap joint), yang mana
membutuhkan waktu yang cukup lama. untuk
mengatasi terjadinya kebuntuan di flowline, salur-
an-saluran antar tangki, sand trap dsb.
Bit Baling
Hal yang juga sering terjadi yang ditandai dengan
kecepatan pemboran yang sangat lambet.
Kebuntuan Anulus siibinbi
Hal ini ditandai dengan kénaikan tekenan pompa,
ering terjadi pada saat cabut rangkaian walsupun
dengan menggunakan kelly. Teriadinya kenaikan,
tekanan pompa merupakan _indikasi_ bahia
rangkaian akan segera teijepit dalam waktucélalit
singkat dan diikuti dengan kebuntuan enpulis total, /
oleh kombinasi antara perivempitan dbang dengah
terbungkusnya rangkaian atau pahat oleh clay.
Guguran i é
Guguran yang terjadi mempunyai ukuran yang
ccukup besar rata-rata 3 x 41x 10 cm, dengan uklitan,
terbesar berbentuk balok sabesar 20 c7 x 15 Gm
100m.
Usaha-Usaha Yang Dilakykan
Dalam menghadapi perasalahan-permasalahan
yang ada, langkah-langkah yang telah diambil
adalah
Perubahan Sifat Lumpur nme
Perubahan yang dilakukah terhadap sifat-limpur
‘menyangkut sifat kimia atalpun sifatsikanya.*
Dasar Pemikiran
Dengan beracumsi bahwa tetjadnya masalah-
masalah tersebut di atas disebabkan oleh tidak
cocoknya sistem lumpur yarg digunakan sehing-
ga menimbulkan swelling clay, maka pada sistem
lumpur yang ada dilakukan perubahan sift kimia
umpur balk dengan menambahkan bahan Kirria
tertentu ataupun dengan mengganti_ sistem
keseluruhan.
Penambahan KCI
Dasar Pemikiran
Pada prinsipnya ada dua hal yang mendasari
penggunaannya dalam sistem lumpur. Pertama
adalah untuk memberikan tingkat salinitas yang
sama atau lebih besar dari formasi. Hal ini bertu-
cay vag
juan untuk menghidari terjadinya proses osmosa,
yang menimbulkan tambahan tekanan_akibat
terjadinya penambahan volume olay reat,
sehingga lubang menjadi tidak stabil. Yang kedua
adalah untuk mensuplat ion potasium (K°) untuk.
menstabilkan pertukaran ation sehingga
mencegah fidrasi clay. lon potasium dalam
jumlah yang cukup terbukti sangat efektit dalam
mengurangi pengembangan clay.
Dalam pelak-sanaannya penambahan KCI
sampai dengan kadar cloride sebesat 35.000
ppm tidak mampu mengatasi masalah. Ketidak-
berhasilan penggunaan KCI ini mungkin disebab-
kan oleh rendahnya kadar ion K’ yang terlarut
dala wutuhan K° untuk mengatasi
dilwiencapai 50 ppb KCI, sedang-
kan yang dilakukan hanya 8 ppb KCI.
Penggunaan Lumpur Lime
Dasar Pemikiran
__.Penggunaan lumpur Life ini secata prinsip sama
perhitungan tekarian Formasi Cisubuh dila-
Yukea, dengan mengambil data kick pada
lapisafiy"a" sebesar SG 1.20 pada keda-
Jains 697 m sebagai base line pada DC-
ae Berdasarkan trend plot yang
ee Pdilhat bahwa tekanan Formesi
= Cist buh ciel laiean°a" yang mempunyai
Kk Kanan, EqaSG. 4,20, akan tetapi berkisar
tara SG 1 08-1,16 yang merupakan
kanan formasi nprrnal (Gambar-2).
PEMBAHASAN
}
‘Hubungan Solusi & Penyebab Masalah
sarkan kedua analisis di atas, maka dapat
disitipulkan bahwa penyebab permasalahan pada
Fotmas: Cisubuh adalat tetjadinya swelling clay
pada formasi tersebut. Secara umum permasa-
laharsterjadinyen'swelling clay merupakan proses
kimiawi, oleh karena itu solusi yang diberikan
biasanya dengan mervbah sifat-sifat kimia lumpur,
atau dengan merubah sistem lumpur agar proses
kimia yang menyebabkan swelling clay tidak terjadi,
seperti penggunaan KCI, lumpur lime dan peng-
gunaan oil base mud. Akan tetapi yang dilakukan
adalah dengan merubah sifat fisika dari iumpur,
yaitu dengan menaikkan densitas lumpur.
Untuk meneari hubungan antara penggunaan den-
sitas tinggi dengan permasalahan swelling clay di-
terangkan sebagai berikut
Berdasarkan hasil uji coba pengembangan clay
yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian ITB
‘All Rusin
TATMIO7-008 5PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATHI
JAKARTA, OKTOBER 1997,
tentang sumur KRN-A, kemampuan pengem-
bangan clay atau yang disebut juga “Potensial
Pengembangan” dinyatakan dengan Ton/m’, yang
dapat diterjemahkan sebagal berat per satuan luas
yang bisa dinyatakan dalam bentuk lbs/incht.
Bentuk satuan ini merupakan satuan tekanan yang
disebut sebagai psi (Psi = lbs/inch’). Penjelasan
dari ini adalah bahwa pengembangan clay akan
menimbulkan tekanan sebesar X Psi, yang disebut
sebagai Potensiel (Internal) Pressure yang dideft-
nisikan sebagai tekanan yang muncul akibat proses
pengembangan clay. Dengan demikian untuk men-
jaga stabilitas lubang, maka tekanan potensial yang
‘muncul akibat pengembangan clay periu diimbangi
dengan menaikkan tekanan hidrostatik lumpur yaitu
dengan menaikkan densitaé. “
‘Studi Literatur (Over Pressure di North Sea)
Zona over pressure yang terjadi di North Sed
fetdapat pada kedalaman 4000-7500 ft. For
terdid dari expandable clay yang berasosies!
dengan episode North Sea Tertiary. Fatuan clay
dikembangkan oleh volcanic origin yang monmori=
Jonite and ilite, Batuan clay terditl dani clay mud,
density rendah dan merupakan tahep pertama dari
proses dewatering Permasalahan yang’ terjad)
adalah unstable hole dan terjadinya guinboindd
ring, bit baling, block flow fine, peningkatan vis
kositas lumpur. Untuk metijaga Kestabjan iutang,
erat lumpur dinaikkan menjadi SG, 1,43 Satna
kedalaman 9500 ft
Dari uraian di alas terdapat persamean derigarss
yang terjadi ci Struktur Subang yaity kandungan
mineral clay yang sama dah Kondisi-kondisi operas)
yang ada seta SG. lumput yang diguna-kan, Akan
tetapi permasalahan yang ada di North Sea
dinyatakan sebagai problein over prassures:Hal ini
akan menjadi menarik untuk mengetahui
kandungan mineral clay dengan adanya suatu zona
over pressure. Sebagai gambaran akan dijelaskan
hubungan an-tara
pressure sebagai berikut
Clay jenis montmorilionite lebih poros dan lebih
tidak permeable dari kebanyakan jenis clay yang
lain, Peningkatan jumlah clay _monimoriionite
akan berarti mempunyai density ringan yang
‘akan menginpretasikan undercompacted shale.
Beberapa penulis mengasosiasikan montmorrilo-
nite dengan shale laut dalam dimana sand juga
terdapat, yang mana air tidak bisa terbebas
melewati sand, Mereka juga berspekulasi bahwa,
jika montmorrilinite berasosiasi dengan shale laut
dalam, peningkatan kadar montmorilonite cen-
derung berasosiasi dengan abnormal pressure.
‘monmorilanitemdengan-=rover——~
Evaluasi Aplikasi Solusi
Penggunaan lumpur berat (SG 1,44) mulai lang
sung digunakan pada pemboran SBG-05 dengan
hasil yang memuaskan. Waktu yang diperiukan
untuk menyelesaikan Formasi Cisubuh adalah 26
hari tanpa ada hambatan tawah tanah seperti
sebelumnya, Alas dasar ini, pemboran SBG-04
yang sempat terhenti karena menunggu perbaikan
fig dilanjutkan dengan SG 1,44 dan memberikan
hasil yang sama. Pemboran sumur SBG-06
membutuhkan waktu 18 hari, hasil lebih lengkap
dapat dilihat pada Tabel-1
Untuk mendapatkan hasil yang lebih balk dilakukan
_..oplimasi dengan petubahan susunan casing, peng-
gunaan stearable motor, penggunaan. PDC bit,
yang dimulai pada pembgran SBG-07, Optimasi ini
memberikan hasil yang Mmemuaskan, yang mana
pemboran pada Formasi Cisubuh dapat diselesai-
kan dalam waktu 9 hari. |
éngecualian operasional dilakukan pada sumur
SBG-10. Pada sumur ini dilakukan uji coba dengan
‘SMengaunaken, lumpur Xannarch dengan SG. 1,25
pee a Pade peaksansanya
‘A
Permasaihan yang] terjadi pada _pemboran
Formasi Cisubuh Stibktur Subang disebabkan
“dleh swelling clay.
‘Tekgnan Faarmasi Cislibuh adalah eq. SG.1.08-
"Wi6 yang|erupakan tekanan formasi normal,
‘dengan tékanan maksimum sebesar eq. SG
4,20 pada lapisan "a"
“E*SITENNIG™BLEY"ARaHT meyebabkan_munculnya
Potensial Pressure sebagai akibat terjadiaya
penambahan volume batuan clay.
4. Munculnya Potensial Pressure yang menye-
babkan lerjadinya "Unstable Hole" dapat diatasi
dengan menaikken tekanan hidrostatik lumpur
(menaikkan SG. lumpur}
DAFTAR PUSTAKA,
1. J.P. Mouchet, A. Michell, Abnormal Pressure
While Driling, Origin-Prediction. Detection Eva-
lwation, U.K. London, ELF Aquitane, Boussen,
1989.
. TATMI97-005
‘Alf usin
seraPROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V ATM
JAKARTA, OKTOBER 1997
2. Abnormal Formation Pressure, Implication to
Exploration, Drilling, and Production of Oil and
Gas Resources, Elsevier Scientific Publishing
‘Company, W.H. Fert
3. Technical Report for Pertamina Unit Ill on
Analysis of Caving Samples from Well
Karangnangka (KRN)-A, IDF. Schlumberger.
4. Laporan Akhir Studi Upaya Mengaiasi Problam
Bawah Tanah pada Pemboran Sumur KBN-01,
Lembaga Penelitian ITB.
Tabel-1
Program Pemboran
Struktur Subang
[Tresget Lap. Prospek > Fonasi Pang 1]
Tuluen Pengembangen gas |
Kedsleman ANhir £1180 met / = 1500 mi
‘Jens Pemboran ‘Sumur berarah, suul 45° - 55°,
Hor. Displacement 500-600 m.
ik Batok 260m.
Rene. Han Keqa ‘3a hark
Lumpur Lighosufenate, SG_1,08- 1.24
‘Susunan Casing 20° @ 50m
13.878" @ 500 mku.
95/8" @ 1350 mk
Liner 7" @'1500,mku,
Tabel -2
Perbandingan Potensial Pengembangan Clay
‘Sumur Karangnangka (KRN)-A
Akibat Berbagai Jenis Filtrat Lumpur
Tabel-3
Kronologis Penggunaan Lumpur
soaea | Une rtm a
Une fe
socae | Une Prete 6
Une Prose
ne eae
secos | toro fae
soses | Ure ake
seco7 | Uno Bae Pengguna
Peninan Susan Cag, |
seccce | ums | t4e | Bactoom ®
Se60r
00-00 | ume | nao | eae idom =
0610 | xammaen | 28 | Petan a
are | 1.30 | ain
Ue | tae | Bae
ssn | ups | 140 | Gab cen a
seen
seer | Une | 140 | Sax eon °
seoar
"ahs 09 conga Pre Font Path
Tabel-4
HASIL ANALISA KANDUNGAN MINERAL CLAY
(Sampel Serbuk Bor)
7
Air 70 toni? Smecite 7m | 7% | 60
gro (Sumur A) 5.251 ton
C1 (20 p96) + PHPA (1 pe) 4.04 ton mnsetayer | 10 10 0} 10
130 poe) 4.010 on
Lime (90590) 2,080 toni? Keotnte 2 | 2 20 | 20
Tabel-5
DENGAN FILTRAT LUMPUR LIME
SMECTITE 90%
2s 98 1590
50 96 1482
KAOUNITE 10%
60 96 1237
80 98 1108
130 9s 980
150 95 933
50 2s 76°)
“1 = Sampo batuan shale an.
‘Al usin TATMIG7-005 7PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATB
JAKARTA, OKTOBER 1987,
(uy) wowssyrpo%
Gambar-t
PENDETEKSIAN ZONA OVERPRESSURED
DG-Exponent, Resistivity, Gamma Ray, Sonic
STRUKTUR SUBANG, (Ref. SBG-1)
7
ir.
a
Gambar-2
DC-EXPONENT SUMUR SUBANG (SBG-1)
TATMIB7-005 "ain RusiaPROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATMI
SAKARTA, OKTOBER 1997
severe reduction in well productivity resuits (see
Figure-1). A foam diverted acid job was therefore
performed on the horizontal sidetrack to remove
formation damage and to ensure that the entire
lateral section of the horizontal well is producing,
FoamMAT* PRINCIPLES AND PROCESS
The FoamMAT* diversion technique is used to
divert treating fluids during matrix stimulation
treatments. Diversion is achieved by generating and
maintaining a stable foam in the higher perme-
ability zones during the entire treatment so that ail
sections could be covered by treating fluids and
effective damage could be reriovedrFoanris
‘generated in the rock mati, not on the surface or
in the tubular. Prior to injecting the acid, a shut in
Period or momentum change is very important
(either cease pumping operations for a brief peril
of time or slow the injection rate}, This alles a
Dressure diferential to be crested (foal builds
‘maximum viscosity)
FoamMAT* process consists of fivd sleps:
‘+ Clean the near wellbore region. The purpose! st) )
this step is to remove' all cit (oi! can destroy
foam) from the near wellbore matrix.
+ Saturate the near wellbore region with’.the
foaming agent. The purposes of this step are to,
displace the mutual blvent from tho criveal
wellbore area (solvents|are detrimental to foain},
to minimize the absorption of the foaming agent
fromthe foam that will folow and to assure that
a stable toar is generated in the matrix.
+ Foam injection. A $5 t6 75 quality foam fluid is
injected into the matrk to generate a, stable, ’ hey for
viscous foam, which will cause gf inofegse in
Pressure when later fuigs are injected,”
+ Shut in period. This is Optional depending upon
*iffereased the
wand
eThe
higher viscosity foam into the rock matrix should
help to direct the following lower viscosity acid to
damaged zones. Third, the CT transported acid
bypasses the welhbore, thereby keeping the
wellbore fluids and debris, which could damage the
formation, from being injected before the acid. The
basic procedure used on a foam diverted acid job in
Minas is as tollows:
1. Run in hole with open-ended 1-1/2" CT to the
toe section of the lateral section to be treated
while circulating nitrogen at 150 scfm.
2. Pump nitriied FoamMat” at 0.45 BPM
3. Pump 15% HCL with additive through the CT at
0.75 BPM and nitrogen at 150 scfm while
sunning OT-to.she.toe.section for every 75 feet.
4. Pull back the CT for 25 feet and pump 15%
HCL with additive through the CT at 0.75 BPM
without nitrogen, |
5. Repeat steps 3 and 4 as stages while running
the CT to the toe section.
8. Displace the acid ino the formation with
Titrogen. }
The voume, of the foain stages was gradually
jh out the treatment in order to
provid civersion, over increasing interval lengths
“Teplevish the deggnerating foam pumped
diufing prion, stages. Upch completion of the acid
“jab; the Well Was backlloweed to remove spent acid
anslsueponded parieuaté mater.
foam was created with water,
‘and aeliing er and the in-situ foam
suriactan
iy vat vas to
lieous acid slage
5 percent. The 15% KCI
tained. typical chemicat
"actives which include inhibitors, chelating agents,
friction reducers and surfactants. Surfactants in the
Sioous acid tage are fomally used to ensure
jon is water wet and to suspend
oe partfulate material during backflow. In
ign It Was also infended to increase in-situ
Soncerration which wil in turn increase the
local conditions. The plirmose. ofthis SER, iS LO....0--Stabilily.of thefoamudiveder in the rock matrix,
allow the injected foam to develop the highest
diversion properties.
4+ Inject the main treating fluids.
COILED TUBING PLACED NITROGEN FOAM
DIVERTED STIMULATION
Three horizontal sidetrack wells in Minas were
stimulated by using Dowell's foam diverted acid
technique to remove driling fluid damage with
coiled tubing (CT). This technique offers three
advantages over the conventional tealment. First,
coiled tubing placement ensures that acid contacts
the entire formation face. Second, pumping the
PERFORMANCE OF FOAM DIVERTED ACID IN
HORIZONTAL SIDETRACK WELL
The first foam diverted acid job was conducted at
9E-22 (#0500). This well has 795 feet of lateral
horizontal section and average permeability of
9,200 millidarcies. Structurally the well location is on
the crest of a fault block created by the main Minas
fault. A horizontal hole, which is parallel with the
fault, is designed to recover more oil from the
southern area. The wellbore configuration is
ilustrated in Figure-2, Swab test after sidetrack re-
driling indicated that this well was dry and the
2 TATWIO7-008
Erwin Sinisukaproductivity index (P1} was zero. Stimulation was
therefore needed on this well. A foam diverted acid
job was performed on May 13, 1996 with 2,759
gallons of 15% HCl. The CT could only enter the
liner after several attempts since the top hydraulic
tool packer was plugged. During acid and
FoamiMai" treatment the annulus pressure was
increased ftom 400 psig to 725 psig. The increasing
pressure indicated that diversion was occurring
during treatment. The tluid return after trealments
was Unstable. Retumed fluid strongly indicated oi,
After treatment, this well was able to produce 1409
BFPD, 703 BOPD at 50.1% water cut (see Figure-
3). Working fluid level (WFL) was at 1473 feet from
surface and fluid above pump (FAP) at 587 feet
(cee Figure-4). Pl was 5.2 BFPO Ips! =<
The second foam diverted acid job was at 7F-95
(#0501). This well is located near the crest of a
fault. The horizontal section is designed to recover
mor® oil from the higher stuicture. This well has
feet of lateral horizontal Section and angdverage
permeability of 3,600 milidarcies. Thé: welFbare
configuration is itustrated'!in Figures. Swab test
after sidetrack re-criling indicated tat this Well was
also dry and Pi was zerof Suspicish was tall the
same problem which existed! | pi
“the “revigus!
horizontal sidetrack well (SE-22} was alse piesent
in this well, Stimulation ltreatmant with a foam
diverted acid job was conducted on May 15, 1986
with 3,379 gallons of 15% HCl. The CT could ener
the liner after using a centializer on the bottom hole”
assembly ané pumping foam. During ack and
FoamMat" treatment the; annulus. preseute was
increased from 300 psig tg 850 psig. There was a
good return after treatments. The returned uid was
almost all water (spent |acid) and no oll. The
increasing annulus presfure during treatments
indicated restriction to the fluid to enter formation
easily. This is indication that the los ciradlation or
{tid loss material might be plugging’ the-formation,
Atter treatment, this well still indicated dry with no
fluid production. This meantthat~tS%rHebdid* not
remove the plugging material. This well may still
need to use stronger acid,
The third well in which @ foam diverted acid job
Conducted, is 5B-74 (#0461). This weli has 425 feet
of lateral horizontal section and average permea-
bility of 5,000 milidarcies. The wellbore configur
ation is Wustrated in Figure-6. This well had been
Produced before the acid job. Praduction test before
stimulation treatment indicated that this well was
producing 2476 BFPD, 104 BOPD and 95.5% water
Cut. WFL was at 1101 feet from surface and FAP at
865 feet. Pl was 17.6 BFPOY psi
PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATRI
JAKARTA, OKTOBER 1997
A foam diverted acid job was conducted on May 22,
1996 with 1,293 gallons of 15% HCL.. The CT could
enter the liner after several attempts. During acid
and FoamMat* treatment the annulus pressure was
only increased from 50 psig to 100 psig. The low
annulus pressure (annulus closed) during treatment
indicated fluid could enter the formation easily. This
meant that the Suid might be lost into the igh
permeability part of the horizontal section, The fluid
return atter treatments was small. After treatment
this well was able to produce 2,430 BFPD, 224
BOPO at 90.8% water cut (see Figure-7). WFL was
at 992 feet from sudace and fluid above pump
(FAP) at 976 fest (see Figure-8). Pl was at 91.2
BFPDIpsi
CONCLUSIONS
|
1. Stimulation method with foam diverted acid
using colled tubing was successfully tested in
Minas horizontal sidetrack wells.
"Results of treatments with foam diverted acid
= (1B% O&HCI) gave algood results in improving
= productivity index (PI) and oil gain for the A-1
‘sahid of the Sihapas Formation.
3, Mowtdata gathered to get a better
‘The aulhors would tke to|thank the management of
PT. Callex Pacific Indonsia (CPI) and Peramina
for permission to publish this paper. Special thanks
go fo Faisal Asmadi rom CPi and Mateus
Tjahjosambodo from Doflell Schlumberger for his,
__ aggistange to complete ths paper.
a
by
REFERENCES:
ISNA GIRESYAYA"ANG! Al-Gamber: “Field Evalu-
ation of Acid Stimulation Diverter Materials and
Placement Methods in Arab-D Injection Wells
with Open Hole Completion’, SPE , April 1882
2. Kristian Brekke and S.C. Lien: “New, Simple
Completion Methods for Horizontal Wells,
Improve Production Performance in High-
Permeability Thin Oil Zones", SPE Drilling &
Completion, September 1994.
3. Amold and H.H. Djauhari: "Review of Early
Horizontal Well Applications in Central Suma-
tia’, SPE Asia Pacific Oil & Gas Conferences,
March 1985.
Erwin Siniauks
TATIIO7-008 2PROCEEDINGS SIMPOSHIN AN KONGRES V IATII
JAKARTA, OKTOBER 1997
Contact ——
Pecorated tines
Diatencs tram Heel
Reservoir pressure
Pressure oss 10
Heel
‘Typical Intx Imax
Pte
Distance. Hoe!
Figure-1
Typical pressure and influx profile along a completed horizontal well.
| pan cig 72006
‘yéraulc Disconnected Taal (HDT packer, O17", 102.550" ) set at 2142” MD
(Open Hole 5-7/8" with Istral section at 798
Sits. of S-172" Blank tubing 9s of 3-1/2" of Perforated tung
Guide shoe (O0=5", 1023") at 2780" MO
PBTO al 2049 MD
{Ils of 3-1/2" Perforated tubing
6s. of 172" Blank tublng
AQ SAND (Cement Plug
232 AT
Figure-2
Wellbore configuration of Minas 9E-22,
« TATMIB7-008 Erwin SinisukePROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IAT
JAKARTA, OKTOBER 1997,
Total Rate and Oil Production of Minas 9-22
Figure-3
Production Data of 9E+22 with Total Rate (BFPD) and Total Oil (BOPD).
Figure-4
Working Fluid Level (WFL) and Fluid Above Pump (FAP) of Minas 9£-22
Erwin Sinisuka
TAT MI97-006 6PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATM
JAKARTA, OKTOBER 1997,
Y
Production casing (7", 28 PPF).
ESP packer (OD27" I
tS (Open Hole $718" with ateral sacuon at 804!
ry 7'ts. of 9-1/2" Blank tubing 10s. of 8-1/2" of Perforated tubing
ALSAND
2378 RT we Guide shoe (O85¢, 1022") at 275° MD
RTD at3205 MO
S50" ) setat 2282 MD
a2Sano + cement Pug
bee RT
Figure-S
Wellbore configuration of Minas 7F-85.
Prodiyction casing (7, 28 PPF)
Hyoratsle Dleconnected Too! (HDT packer, OD=7" 1D=2,550") set at 2040' MO
‘Open Hole 5-7/8" with lateral section at 425:
Gis. of 9-172" Blank whing 7 ts of 91/2" of Perforated tubing
ALSAND
2195 AT
RTO at 2685' MD
|i——_—
Cement Plug
Figure-6
Wellbore configuration of Minas 58-74,
6 warWiar-o08 Erwin SinisuksPROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATM
JAKARTA, OKTOBER 1997
Total Rate and Olt Production of Minas S8-74
g
3
Figure-7
Production Data of 58-74 with Total Rate (BFPD) and Total Oil (BOPD). .
WFL and FAP of Minas 58-74
Figure-8
Working Fluid Level (WFL) and Fluid Above Pump (FAP) of Minas 58-74
Erwin Siniavka