You are on page 1of 14
PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V [ATH JAKARTA, OKTOBER 1997 “HIGH DENSITY MUD” SEBAGAI ALTERNATIF PADA PEMBORAN REAKTIF “CLAY” Alfi Rusin (Pertamina Operas! E dan P Karangampel) ABSTRACT j Jenis clay yang sangal sensilif terhadap alr 2 ditemuken pada pemboran Formasi Cisubuhl Struktur Subang Wilayah Kerja Portamina OEP Karangampel, Jawa Bargt yang dibordengan lumpur figno SG. 1,08- 1,24, Anaiisls.laboratoriuiy (Cray) menunjukkan bahwe kandungan montmori- lonite mencapai 90% dan hasil Methylen Blue Test: menunjukkan angka 43 yang merupakan incltasi bahwa jenis clay yang ada mefupakan jenis cay’ yang sangat reaktif terhadp air, Hambatan bawah tanah yang ditimbulkan sebagal akibat swelling clay (SBG-2, SAG-03 dan SBG:04) berupa stuck pipe, hilang lubang, gambo, mud ring dan peningkatan viskosita§ lumpur yang iar Biase. Hal ini terjadi bevulang kell sehingga menyebabkan hari operasi yang lama dan biaya operasi tinggi. Pemboran Formasi Cisubvh dengan metor bor + 1300 m iselesaikan dalarn 98 har Penggunaan Oil Base Mud yang merypakan solus|_. yang tepat, sulit dilakukal mengingat Jingkungan kerja yang berade di pempkiman dan pgfsawwahan penduduk, serta peralatap yang tidak memadai, sedangkan lumpur Lime, KCI-dan Xaanacch tidak. memberikan hasil yang diharapkan, Berdasarkan pemikiran bahwa unstable hole disebabkan oleh internalpotensial pressure seba- gai akibat pengembangan clay (swelling) maka fekenan yang muncul tersebut harus diimbang! dengan hidrostetik kolom fumpur untuk menjaga kestabilan lubang. Alas dasar tersebut pemboran selanjutnya (SBG-05 sid SBG-11) dilaksanakan dengan mengguna-kan high density mud SG. 1,48, Dengan kondisi ini Pemboran Formasi Cisubuh dapat dilaksanakan dengan lancar dan diselesaikan dalarn waktu 9 hari dengan kedalaman yang sama. PENDAHULUAN Latar Belakang Dalam operasi pemboran, sering terjadi ketidak A ae Jubang yang disebabkan oleh dua faktor. riaftia, adalah terjadinya pengembangan batuan shale/olay teaktit Karena bereaksi dengan filtrat llimpur yang ‘disebut sebagai swelling clay/shale, dan Ketiua adahya zona overpressure yang dise- a faktor. | swelling clay, terjadi proses kimiawi ion pada batuan clay/shale dengan ion st lUmpur, maka solusinya adalah dengan i kinia ivmpur| yang cocok, sehingga “Kimia pada batlian yang menyebabkan pengembai dapat dihindari “Sedangkan dalam hal adanya suatu zona “overpressure maka, saldh satu solusinya adalah dengan menaikkan Bnsitas lumpur. TyvemPenuligan | ‘Okaji permasalahan Gan solusi dalam operasi pemboran pada Formasi Cisubuh Struktur Subang, erta_ mencari hubungan antara penyebab perma- “™Salaian dérigan SolusT yang dilakukan dan studi banding lteratur dengan kasus yang sama. Permasalanan Terjadinya unstable hole pada pemboran Formasi Cisubuh yang menyebabkan sering teriepitnya rangkaian dan hilang luang, Metoda Analisis Untuk mengetahui penyebab permasalahan sebe- arnya, serta mencari hubungen antara solusi dan penyebab permasalahan dilakukan analisis labora- torium, studi literatur dan analisis matematis. ‘Al Rosin TATMIS7-008 1 PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATMI JAKARTA, OKTOBER 1997 1. Analisis Laboratorins, Analisis laboratoriurn dilakukan untuk mengeta- hui karakteristik baluan terhadap kernungkinan terjadinya swelling clay, yang meliputi: XRD + Untuk mengetahui kandung- an fraksi mineral batuan MBT : Untuk mengetahui kemampu- an pertukaran cation batuan CST: Untuk mengetahui kemampu an absorsi batuan tethadap fitrat lumpur. Untuk uji coba XRD dan MBT dilakukan oleh perusahaan lumpur international di Singapore, sedangkan uji CST dilgkuken_di_lahoratoriym. milk swasta asing di Jakarta 2, Studi Literatur Untuk mengetahui Kemungkinan adanya over-4@ pressure dilakukan analisis tekanan tormasi dengan menggunakan: y + DC-Exponent y + Plot Log Gamma Raj. 4 + Plot Log Sonic. a «Plot Log Resistivity. 3. Analisi Si Analisis ini digunakan htt of cpenigkal hubtingé antara penyebab masalth df 0s PELAKSANAAN vaxeobu 1 Litelogi Formasi Cisubut} Formasi ini didominasi bersisipan dengan batu ppsir dan batu gamping. Bagian bawan didominas{ aleh perselingan bait lempung, batu serpin dan tptu pasir. } Program Pemboran | Pemboran Struktur Secara garis besar progi SegenTaIperPaIRaT ‘Subang melingkupi_hal-hal dalam Tabel-1 Masalah Pemboran Yang Muncut Selarra menembus Formasi Gisubuh telah terjadi unstable hole yang menyebabkan terjadinya penu- tupav/penyempitan lubang berulang-ulang sehing- ga menghabiskan waktu dan biaya operasi yang tinggi. Hambatan-hambatan yang terjadi selama copesasi pemboran dapat dijelaskan berikut Ii Rangkaian Terjepit Terjepitnya rangkaian pemboran sangat sering terjadi terutama saat cabut rangkaian, meskipun h balu lempung yeng A dalam pelaksanaannya selalu menggunakan kelly ‘sambil sikulasi per joint. Namun terjepitnya rangrkaian sering tidak dapat dihindari. Terjepitnya rangkaian biasanya didahuiui dengan kenaikan tekanan pompa dan pada kasus tertentu dimana cilakukan turun nak rangkaian sambll reaming terjach penghentian mendadak dari putaran meja Usaha membebaskan rangkaian dengan overpull tinggi kadang kala tidak memberikan hasil, dan pada kasus tertentu dilakukan back off dan pemotongan rangkaian pipa dengan severing too __.Akibat. dati_kasus ini..disamping banyaknya waktu yang cihabiskan untuk memancing rangkaian, juga banyaknya peralatan pemboran yang tertinggal, seperti DC, KMC, HWDP Han OP Hilang Lubang plstilah hilang lubang adalah tidak masuknya rang- ‘kala da kedalaman flubang terakhir setelah dicabut untuk ganti BHA gtau ganti pahal. Masalah wifisangat sefing terjadi.fusaha untuk kemball ke ang telah dibor Hengan cara wash down, gr, sar BHA, jarang yang berhasil, th bor ubno den oe neck Yang DapatiDitihat Secara Visual | pemboran terdabat tanda-tanda spesifik 1h lee da pemboran lainnya di eningkalan Viscositas Lmpur Viscositas lumpur yang Keluar dari formasi sangat fiogal sehingga tidak Bapat dipompakan lagi mM SuMUF, Oleh karena iu harus dibuang dan sarah dengan lumpur baru. Hal ini terjadi berulang-ulang dalam wktu yang relaif singkal, engan..viscasilas..lumebr yang masuk 40 MF, viscositas yang keluar sudah tidak dapat diten- tukan viscositas MF nya. ‘Mud Cake al Kelly dan Tangki Lumpur Tebalnya mud cake yang menempel pada dinding tangki maupun pada kelly dan DP kemungkinan disebabkan oleh clay yang terdispersi pada sistem lumpur seperti halnya terjadi peningkatan viscositas sangat tinggi Rangkaian Terbungkus Clay Setigp cabut rangkaian, semua OC dan sebagian HWDP terbungkus oleh clay. Hal ini sangat 2 TaTWI97-008 ‘Alf usin PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATiI JAKARTA, OKTOBER 1997 berpengaruh pada pengangketan cutting seta terjadinya kenaikan tekanan pompa. Gumbo / Mud ring Masalah ini selalu terjadi hamnpir setiap saat dan setiap interval kedalaman (tiap joint), yang mana membutuhkan waktu yang cukup lama. untuk mengatasi terjadinya kebuntuan di flowline, salur- an-saluran antar tangki, sand trap dsb. Bit Baling Hal yang juga sering terjadi yang ditandai dengan kecepatan pemboran yang sangat lambet. Kebuntuan Anulus siibinbi Hal ini ditandai dengan kénaikan tekenan pompa, ering terjadi pada saat cabut rangkaian walsupun dengan menggunakan kelly. Teriadinya kenaikan, tekanan pompa merupakan _indikasi_ bahia rangkaian akan segera teijepit dalam waktucélalit singkat dan diikuti dengan kebuntuan enpulis total, / oleh kombinasi antara perivempitan dbang dengah terbungkusnya rangkaian atau pahat oleh clay. Guguran i é Guguran yang terjadi mempunyai ukuran yang ccukup besar rata-rata 3 x 41x 10 cm, dengan uklitan, terbesar berbentuk balok sabesar 20 c7 x 15 Gm 100m. Usaha-Usaha Yang Dilakykan Dalam menghadapi perasalahan-permasalahan yang ada, langkah-langkah yang telah diambil adalah Perubahan Sifat Lumpur nme Perubahan yang dilakukah terhadap sifat-limpur ‘menyangkut sifat kimia atalpun sifatsikanya.* Dasar Pemikiran Dengan beracumsi bahwa tetjadnya masalah- masalah tersebut di atas disebabkan oleh tidak cocoknya sistem lumpur yarg digunakan sehing- ga menimbulkan swelling clay, maka pada sistem lumpur yang ada dilakukan perubahan sift kimia umpur balk dengan menambahkan bahan Kirria tertentu ataupun dengan mengganti_ sistem keseluruhan. Penambahan KCI Dasar Pemikiran Pada prinsipnya ada dua hal yang mendasari penggunaannya dalam sistem lumpur. Pertama adalah untuk memberikan tingkat salinitas yang sama atau lebih besar dari formasi. Hal ini bertu- cay vag juan untuk menghidari terjadinya proses osmosa, yang menimbulkan tambahan tekanan_akibat terjadinya penambahan volume olay reat, sehingga lubang menjadi tidak stabil. Yang kedua adalah untuk mensuplat ion potasium (K°) untuk. menstabilkan pertukaran ation sehingga mencegah fidrasi clay. lon potasium dalam jumlah yang cukup terbukti sangat efektit dalam mengurangi pengembangan clay. Dalam pelak-sanaannya penambahan KCI sampai dengan kadar cloride sebesat 35.000 ppm tidak mampu mengatasi masalah. Ketidak- berhasilan penggunaan KCI ini mungkin disebab- kan oleh rendahnya kadar ion K’ yang terlarut dala wutuhan K° untuk mengatasi dilwiencapai 50 ppb KCI, sedang- kan yang dilakukan hanya 8 ppb KCI. Penggunaan Lumpur Lime Dasar Pemikiran __.Penggunaan lumpur Life ini secata prinsip sama perhitungan tekarian Formasi Cisubuh dila- Yukea, dengan mengambil data kick pada lapisafiy"a" sebesar SG 1.20 pada keda- Jains 697 m sebagai base line pada DC- ae Berdasarkan trend plot yang ee Pdilhat bahwa tekanan Formesi = Cist buh ciel laiean°a" yang mempunyai Kk Kanan, EqaSG. 4,20, akan tetapi berkisar tara SG 1 08-1,16 yang merupakan kanan formasi nprrnal (Gambar-2). PEMBAHASAN } ‘Hubungan Solusi & Penyebab Masalah sarkan kedua analisis di atas, maka dapat disitipulkan bahwa penyebab permasalahan pada Fotmas: Cisubuh adalat tetjadinya swelling clay pada formasi tersebut. Secara umum permasa- laharsterjadinyen'swelling clay merupakan proses kimiawi, oleh karena itu solusi yang diberikan biasanya dengan mervbah sifat-sifat kimia lumpur, atau dengan merubah sistem lumpur agar proses kimia yang menyebabkan swelling clay tidak terjadi, seperti penggunaan KCI, lumpur lime dan peng- gunaan oil base mud. Akan tetapi yang dilakukan adalah dengan merubah sifat fisika dari iumpur, yaitu dengan menaikkan densitas lumpur. Untuk meneari hubungan antara penggunaan den- sitas tinggi dengan permasalahan swelling clay di- terangkan sebagai berikut Berdasarkan hasil uji coba pengembangan clay yang dilakukan oleh Lembaga Penelitian ITB ‘All Rusin TATMIO7-008 5 PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATHI JAKARTA, OKTOBER 1997, tentang sumur KRN-A, kemampuan pengem- bangan clay atau yang disebut juga “Potensial Pengembangan” dinyatakan dengan Ton/m’, yang dapat diterjemahkan sebagal berat per satuan luas yang bisa dinyatakan dalam bentuk lbs/incht. Bentuk satuan ini merupakan satuan tekanan yang disebut sebagai psi (Psi = lbs/inch’). Penjelasan dari ini adalah bahwa pengembangan clay akan menimbulkan tekanan sebesar X Psi, yang disebut sebagai Potensiel (Internal) Pressure yang dideft- nisikan sebagai tekanan yang muncul akibat proses pengembangan clay. Dengan demikian untuk men- jaga stabilitas lubang, maka tekanan potensial yang ‘muncul akibat pengembangan clay periu diimbangi dengan menaikkan tekanan hidrostatik lumpur yaitu dengan menaikkan densitaé. “ ‘Studi Literatur (Over Pressure di North Sea) Zona over pressure yang terjadi di North Sed fetdapat pada kedalaman 4000-7500 ft. For terdid dari expandable clay yang berasosies! dengan episode North Sea Tertiary. Fatuan clay dikembangkan oleh volcanic origin yang monmori= Jonite and ilite, Batuan clay terditl dani clay mud, density rendah dan merupakan tahep pertama dari proses dewatering Permasalahan yang’ terjad) adalah unstable hole dan terjadinya guinboindd ring, bit baling, block flow fine, peningkatan vis kositas lumpur. Untuk metijaga Kestabjan iutang, erat lumpur dinaikkan menjadi SG, 1,43 Satna kedalaman 9500 ft Dari uraian di alas terdapat persamean derigarss yang terjadi ci Struktur Subang yaity kandungan mineral clay yang sama dah Kondisi-kondisi operas) yang ada seta SG. lumput yang diguna-kan, Akan tetapi permasalahan yang ada di North Sea dinyatakan sebagai problein over prassures:Hal ini akan menjadi menarik untuk mengetahui kandungan mineral clay dengan adanya suatu zona over pressure. Sebagai gambaran akan dijelaskan hubungan an-tara pressure sebagai berikut Clay jenis montmorilionite lebih poros dan lebih tidak permeable dari kebanyakan jenis clay yang lain, Peningkatan jumlah clay _monimoriionite akan berarti mempunyai density ringan yang ‘akan menginpretasikan undercompacted shale. Beberapa penulis mengasosiasikan montmorrilo- nite dengan shale laut dalam dimana sand juga terdapat, yang mana air tidak bisa terbebas melewati sand, Mereka juga berspekulasi bahwa, jika montmorrilinite berasosiasi dengan shale laut dalam, peningkatan kadar montmorilonite cen- derung berasosiasi dengan abnormal pressure. ‘monmorilanitemdengan-=rover——~ Evaluasi Aplikasi Solusi Penggunaan lumpur berat (SG 1,44) mulai lang sung digunakan pada pemboran SBG-05 dengan hasil yang memuaskan. Waktu yang diperiukan untuk menyelesaikan Formasi Cisubuh adalah 26 hari tanpa ada hambatan tawah tanah seperti sebelumnya, Alas dasar ini, pemboran SBG-04 yang sempat terhenti karena menunggu perbaikan fig dilanjutkan dengan SG 1,44 dan memberikan hasil yang sama. Pemboran sumur SBG-06 membutuhkan waktu 18 hari, hasil lebih lengkap dapat dilihat pada Tabel-1 Untuk mendapatkan hasil yang lebih balk dilakukan _..oplimasi dengan petubahan susunan casing, peng- gunaan stearable motor, penggunaan. PDC bit, yang dimulai pada pembgran SBG-07, Optimasi ini memberikan hasil yang Mmemuaskan, yang mana pemboran pada Formasi Cisubuh dapat diselesai- kan dalam waktu 9 hari. | éngecualian operasional dilakukan pada sumur SBG-10. Pada sumur ini dilakukan uji coba dengan ‘SMengaunaken, lumpur Xannarch dengan SG. 1,25 pee a Pade peaksansanya ‘A Permasaihan yang] terjadi pada _pemboran Formasi Cisubuh Stibktur Subang disebabkan “dleh swelling clay. ‘Tekgnan Faarmasi Cislibuh adalah eq. SG.1.08- "Wi6 yang|erupakan tekanan formasi normal, ‘dengan tékanan maksimum sebesar eq. SG 4,20 pada lapisan "a" “E*SITENNIG™BLEY"ARaHT meyebabkan_munculnya Potensial Pressure sebagai akibat terjadiaya penambahan volume batuan clay. 4. Munculnya Potensial Pressure yang menye- babkan lerjadinya "Unstable Hole" dapat diatasi dengan menaikken tekanan hidrostatik lumpur (menaikkan SG. lumpur} DAFTAR PUSTAKA, 1. J.P. Mouchet, A. Michell, Abnormal Pressure While Driling, Origin-Prediction. Detection Eva- lwation, U.K. London, ELF Aquitane, Boussen, 1989. . TATMI97-005 ‘Alf usin sera PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V ATM JAKARTA, OKTOBER 1997 2. Abnormal Formation Pressure, Implication to Exploration, Drilling, and Production of Oil and Gas Resources, Elsevier Scientific Publishing ‘Company, W.H. Fert 3. Technical Report for Pertamina Unit Ill on Analysis of Caving Samples from Well Karangnangka (KRN)-A, IDF. Schlumberger. 4. Laporan Akhir Studi Upaya Mengaiasi Problam Bawah Tanah pada Pemboran Sumur KBN-01, Lembaga Penelitian ITB. Tabel-1 Program Pemboran Struktur Subang [Tresget Lap. Prospek > Fonasi Pang 1] Tuluen Pengembangen gas | Kedsleman ANhir £1180 met / = 1500 mi ‘Jens Pemboran ‘Sumur berarah, suul 45° - 55°, Hor. Displacement 500-600 m. ik Batok 260m. Rene. Han Keqa ‘3a hark Lumpur Lighosufenate, SG_1,08- 1.24 ‘Susunan Casing 20° @ 50m 13.878" @ 500 mku. 95/8" @ 1350 mk Liner 7" @'1500,mku, Tabel -2 Perbandingan Potensial Pengembangan Clay ‘Sumur Karangnangka (KRN)-A Akibat Berbagai Jenis Filtrat Lumpur Tabel-3 Kronologis Penggunaan Lumpur soaea | Une rtm a Une fe socae | Une Prete 6 Une Prose ne eae secos | toro fae soses | Ure ake seco7 | Uno Bae Pengguna Peninan Susan Cag, | seccce | ums | t4e | Bactoom ® Se60r 00-00 | ume | nao | eae idom = 0610 | xammaen | 28 | Petan a are | 1.30 | ain Ue | tae | Bae ssn | ups | 140 | Gab cen a seen seer | Une | 140 | Sax eon ° seoar "ahs 09 conga Pre Font Path Tabel-4 HASIL ANALISA KANDUNGAN MINERAL CLAY (Sampel Serbuk Bor) 7 Air 70 toni? Smecite 7m | 7% | 60 gro (Sumur A) 5.251 ton C1 (20 p96) + PHPA (1 pe) 4.04 ton mnsetayer | 10 10 0} 10 130 poe) 4.010 on Lime (90590) 2,080 toni? Keotnte 2 | 2 20 | 20 Tabel-5 DENGAN FILTRAT LUMPUR LIME SMECTITE 90% 2s 98 1590 50 96 1482 KAOUNITE 10% 60 96 1237 80 98 1108 130 9s 980 150 95 933 50 2s 76°) “1 = Sampo batuan shale an. ‘Al usin TATMIG7-005 7 PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATB JAKARTA, OKTOBER 1987, (uy) wowssyrpo% Gambar-t PENDETEKSIAN ZONA OVERPRESSURED DG-Exponent, Resistivity, Gamma Ray, Sonic STRUKTUR SUBANG, (Ref. SBG-1) 7 ir. a Gambar-2 DC-EXPONENT SUMUR SUBANG (SBG-1) TATMIB7-005 "ain Rusia PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATMI SAKARTA, OKTOBER 1997 severe reduction in well productivity resuits (see Figure-1). A foam diverted acid job was therefore performed on the horizontal sidetrack to remove formation damage and to ensure that the entire lateral section of the horizontal well is producing, FoamMAT* PRINCIPLES AND PROCESS The FoamMAT* diversion technique is used to divert treating fluids during matrix stimulation treatments. Diversion is achieved by generating and maintaining a stable foam in the higher perme- ability zones during the entire treatment so that ail sections could be covered by treating fluids and effective damage could be reriovedrFoanris ‘generated in the rock mati, not on the surface or in the tubular. Prior to injecting the acid, a shut in Period or momentum change is very important (either cease pumping operations for a brief peril of time or slow the injection rate}, This alles a Dressure diferential to be crested (foal builds ‘maximum viscosity) FoamMAT* process consists of fivd sleps: ‘+ Clean the near wellbore region. The purpose! st) ) this step is to remove' all cit (oi! can destroy foam) from the near wellbore matrix. + Saturate the near wellbore region with’.the foaming agent. The purposes of this step are to, displace the mutual blvent from tho criveal wellbore area (solvents|are detrimental to foain}, to minimize the absorption of the foaming agent fromthe foam that will folow and to assure that a stable toar is generated in the matrix. + Foam injection. A $5 t6 75 quality foam fluid is injected into the matrk to generate a, stable, ’ hey for viscous foam, which will cause gf inofegse in Pressure when later fuigs are injected,” + Shut in period. This is Optional depending upon *iffereased the wand eThe higher viscosity foam into the rock matrix should help to direct the following lower viscosity acid to damaged zones. Third, the CT transported acid bypasses the welhbore, thereby keeping the wellbore fluids and debris, which could damage the formation, from being injected before the acid. The basic procedure used on a foam diverted acid job in Minas is as tollows: 1. Run in hole with open-ended 1-1/2" CT to the toe section of the lateral section to be treated while circulating nitrogen at 150 scfm. 2. Pump nitriied FoamMat” at 0.45 BPM 3. Pump 15% HCL with additive through the CT at 0.75 BPM and nitrogen at 150 scfm while sunning OT-to.she.toe.section for every 75 feet. 4. Pull back the CT for 25 feet and pump 15% HCL with additive through the CT at 0.75 BPM without nitrogen, | 5. Repeat steps 3 and 4 as stages while running the CT to the toe section. 8. Displace the acid ino the formation with Titrogen. } The voume, of the foain stages was gradually jh out the treatment in order to provid civersion, over increasing interval lengths “Teplevish the deggnerating foam pumped diufing prion, stages. Upch completion of the acid “jab; the Well Was backlloweed to remove spent acid anslsueponded parieuaté mater. foam was created with water, ‘and aeliing er and the in-situ foam suriactan iy vat vas to lieous acid slage 5 percent. The 15% KCI tained. typical chemicat "actives which include inhibitors, chelating agents, friction reducers and surfactants. Surfactants in the Sioous acid tage are fomally used to ensure jon is water wet and to suspend oe partfulate material during backflow. In ign It Was also infended to increase in-situ Soncerration which wil in turn increase the local conditions. The plirmose. ofthis SER, iS LO....0--Stabilily.of thefoamudiveder in the rock matrix, allow the injected foam to develop the highest diversion properties. 4+ Inject the main treating fluids. COILED TUBING PLACED NITROGEN FOAM DIVERTED STIMULATION Three horizontal sidetrack wells in Minas were stimulated by using Dowell's foam diverted acid technique to remove driling fluid damage with coiled tubing (CT). This technique offers three advantages over the conventional tealment. First, coiled tubing placement ensures that acid contacts the entire formation face. Second, pumping the PERFORMANCE OF FOAM DIVERTED ACID IN HORIZONTAL SIDETRACK WELL The first foam diverted acid job was conducted at 9E-22 (#0500). This well has 795 feet of lateral horizontal section and average permeability of 9,200 millidarcies. Structurally the well location is on the crest of a fault block created by the main Minas fault. A horizontal hole, which is parallel with the fault, is designed to recover more oil from the southern area. The wellbore configuration is ilustrated in Figure-2, Swab test after sidetrack re- driling indicated that this well was dry and the 2 TATWIO7-008 Erwin Sinisuka productivity index (P1} was zero. Stimulation was therefore needed on this well. A foam diverted acid job was performed on May 13, 1996 with 2,759 gallons of 15% HCl. The CT could only enter the liner after several attempts since the top hydraulic tool packer was plugged. During acid and FoamiMai" treatment the annulus pressure was increased ftom 400 psig to 725 psig. The increasing pressure indicated that diversion was occurring during treatment. The tluid return after trealments was Unstable. Retumed fluid strongly indicated oi, After treatment, this well was able to produce 1409 BFPD, 703 BOPD at 50.1% water cut (see Figure- 3). Working fluid level (WFL) was at 1473 feet from surface and fluid above pump (FAP) at 587 feet (cee Figure-4). Pl was 5.2 BFPO Ips! =< The second foam diverted acid job was at 7F-95 (#0501). This well is located near the crest of a fault. The horizontal section is designed to recover mor® oil from the higher stuicture. This well has feet of lateral horizontal Section and angdverage permeability of 3,600 milidarcies. Thé: welFbare configuration is itustrated'!in Figures. Swab test after sidetrack re-criling indicated tat this Well was also dry and Pi was zerof Suspicish was tall the same problem which existed! | pi “the “revigus! horizontal sidetrack well (SE-22} was alse piesent in this well, Stimulation ltreatmant with a foam diverted acid job was conducted on May 15, 1986 with 3,379 gallons of 15% HCl. The CT could ener the liner after using a centializer on the bottom hole” assembly ané pumping foam. During ack and FoamMat" treatment the; annulus. preseute was increased from 300 psig tg 850 psig. There was a good return after treatments. The returned uid was almost all water (spent |acid) and no oll. The increasing annulus presfure during treatments indicated restriction to the fluid to enter formation easily. This is indication that the los ciradlation or {tid loss material might be plugging’ the-formation, Atter treatment, this well still indicated dry with no fluid production. This meantthat~tS%rHebdid* not remove the plugging material. This well may still need to use stronger acid, The third well in which @ foam diverted acid job Conducted, is 5B-74 (#0461). This weli has 425 feet of lateral horizontal section and average permea- bility of 5,000 milidarcies. The wellbore configur ation is Wustrated in Figure-6. This well had been Produced before the acid job. Praduction test before stimulation treatment indicated that this well was producing 2476 BFPD, 104 BOPD and 95.5% water Cut. WFL was at 1101 feet from surface and FAP at 865 feet. Pl was 17.6 BFPOY psi PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATRI JAKARTA, OKTOBER 1997 A foam diverted acid job was conducted on May 22, 1996 with 1,293 gallons of 15% HCL.. The CT could enter the liner after several attempts. During acid and FoamMat* treatment the annulus pressure was only increased from 50 psig to 100 psig. The low annulus pressure (annulus closed) during treatment indicated fluid could enter the formation easily. This meant that the Suid might be lost into the igh permeability part of the horizontal section, The fluid return atter treatments was small. After treatment this well was able to produce 2,430 BFPD, 224 BOPO at 90.8% water cut (see Figure-7). WFL was at 992 feet from sudace and fluid above pump (FAP) at 976 fest (see Figure-8). Pl was at 91.2 BFPDIpsi CONCLUSIONS | 1. Stimulation method with foam diverted acid using colled tubing was successfully tested in Minas horizontal sidetrack wells. "Results of treatments with foam diverted acid = (1B% O&HCI) gave algood results in improving = productivity index (PI) and oil gain for the A-1 ‘sahid of the Sihapas Formation. 3, Mowtdata gathered to get a better ‘The aulhors would tke to|thank the management of PT. Callex Pacific Indonsia (CPI) and Peramina for permission to publish this paper. Special thanks go fo Faisal Asmadi rom CPi and Mateus Tjahjosambodo from Doflell Schlumberger for his, __ aggistange to complete ths paper. a by REFERENCES: ISNA GIRESYAYA"ANG! Al-Gamber: “Field Evalu- ation of Acid Stimulation Diverter Materials and Placement Methods in Arab-D Injection Wells with Open Hole Completion’, SPE , April 1882 2. Kristian Brekke and S.C. Lien: “New, Simple Completion Methods for Horizontal Wells, Improve Production Performance in High- Permeability Thin Oil Zones", SPE Drilling & Completion, September 1994. 3. Amold and H.H. Djauhari: "Review of Early Horizontal Well Applications in Central Suma- tia’, SPE Asia Pacific Oil & Gas Conferences, March 1985. Erwin Siniauks TATIIO7-008 2 PROCEEDINGS SIMPOSHIN AN KONGRES V IATII JAKARTA, OKTOBER 1997 Contact —— Pecorated tines Diatencs tram Heel Reservoir pressure Pressure oss 10 Heel ‘Typical Intx Imax Pte Distance. Hoe! Figure-1 Typical pressure and influx profile along a completed horizontal well. | pan cig 72006 ‘yéraulc Disconnected Taal (HDT packer, O17", 102.550" ) set at 2142” MD (Open Hole 5-7/8" with Istral section at 798 Sits. of S-172" Blank tubing 9s of 3-1/2" of Perforated tung Guide shoe (O0=5", 1023") at 2780" MO PBTO al 2049 MD {Ils of 3-1/2" Perforated tubing 6s. of 172" Blank tublng AQ SAND (Cement Plug 232 AT Figure-2 Wellbore configuration of Minas 9E-22, « TATMIB7-008 Erwin Sinisuke PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IAT JAKARTA, OKTOBER 1997, Total Rate and Oil Production of Minas 9-22 Figure-3 Production Data of 9E+22 with Total Rate (BFPD) and Total Oil (BOPD). Figure-4 Working Fluid Level (WFL) and Fluid Above Pump (FAP) of Minas 9£-22 Erwin Sinisuka TAT MI97-006 6 PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATM JAKARTA, OKTOBER 1997, Y Production casing (7", 28 PPF). ESP packer (OD27" I tS (Open Hole $718" with ateral sacuon at 804! ry 7'ts. of 9-1/2" Blank tubing 10s. of 8-1/2" of Perforated tubing ALSAND 2378 RT we Guide shoe (O85¢, 1022") at 275° MD RTD at3205 MO S50" ) setat 2282 MD a2Sano + cement Pug bee RT Figure-S Wellbore configuration of Minas 7F-85. Prodiyction casing (7, 28 PPF) Hyoratsle Dleconnected Too! (HDT packer, OD=7" 1D=2,550") set at 2040' MO ‘Open Hole 5-7/8" with lateral section at 425: Gis. of 9-172" Blank whing 7 ts of 91/2" of Perforated tubing ALSAND 2195 AT RTO at 2685' MD |i——_— Cement Plug Figure-6 Wellbore configuration of Minas 58-74, 6 warWiar-o08 Erwin Sinisuks PROCEEDINGS SIMPOSIUM DAN KONGRES V IATM JAKARTA, OKTOBER 1997 Total Rate and Olt Production of Minas S8-74 g 3 Figure-7 Production Data of 58-74 with Total Rate (BFPD) and Total Oil (BOPD). . WFL and FAP of Minas 58-74 Figure-8 Working Fluid Level (WFL) and Fluid Above Pump (FAP) of Minas 58-74 Erwin Siniavka

You might also like