You are on page 1of 7

HUBUNGAN PERUBAHAN PERAN DIRI DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA

LANSIA YANG TINGGAL DI UPT PSLU PASURUAN BABAT LAMONGAN


CORRELATION BETWEEN THE CHANGING ROLE OF ELDERLY WITH THE LEVELS
OF DEPRESSION IN UPT PSLU PASURUAN BABAT LAMONGAN
Titik Nuryanti, Retno Indarwati, Setho Hadisuyatmana
* Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya
Telp. 081230066799, Email : titikkitti06@gmail.com

ABSTRACT
Introduction: Elderlywho live inpanti wredhawillhave a newenvironment exposurethatmake
them have toadaptin a positiveor negative responses. The failure ofthe adaptiveresponsecouldlead to
anover-anxiety which may cause depression. Therefore, further investigation of this particular case will
be discussed in this paper is urgent to be explored. The objective of this study was to explain the
correlation between the elderly changing role with the levels of depression. Method: This research
used a cross sectional design. The population was elderly who stay at UPT PSLU Pasuruan Babat
Lamongan, 17 residents were recruited by means of purposive sampling. The independent variable
was the changing role of elderly while the dependent variable was the level of depression. The data
were collected by using quetitionaires and were then analyzed using Spearman Rho with level of
significance of p<0,05. Result and Analysis: The result showed that there was a significant correlation
between the changing role of elderly with the levels of depression with value of p = 0,017 and r =
0,517. The risk of depression will be showed by elderly who have maladaptive
response.Increasinglymaladaptivechanges inthe role ofthe elderlywho livein panti wredhahigherlevel
ofdepression. Discussion and Recommendation: Elderlywho livein panti wredhaare expected
toadaptthe changing role to avoid theanxietythatwill cause adepression. Further studies should
providean appropriate intervention in this particular situation to prevent the occurrence of depression
and promote the elderly life quality.
Keywords : Elderlywho live inpanti wredha, role, the level of depression

PENDAHULUAN aturan-aturan yang ada di panti tersebut serta


Orang yang telah lanjut usia (lansia) harus tetap memainkan peran orang tua bagi
memiliki peran sebagai orang yang dituakan, anak dan cucunya dimana perubahan peran ini
seperti ayah/ibu, kakek/nenek, buyut, dan sangatlah penting bagi lansia yang tinggal di
sebagainya. Hal ini sesuai dengan nilai-nilai panti wredha.
sosial budaya Indonesia, bahwa orang yang Perbedaan jenis tempat tinggal disebutkan
telah berusia lanjut akan dijadikan penasehat sebagai faktor prediktor independen untuk
bagi anak-anak ataupun cucu-cucunya karena terjadinya depresi pada lanjut usia sehingga
dianggap lebih banyak makan asam garam hubungan secara tidak langsung yang
kehidupan (lebih berpengalaman) atau lebih mengakibatkan perubahan peran dalam
bijaksana dalam realitasnya ada lanjut usia menyesuaikan diri di panti wredha akan
yang harus tinggal di panti werdha, jauh dari mengalami masalah serius khususnya dalam
keluarga yang tempat tinggal ini juga kejiwaan maupun fisik (Bilgin SC, 2009).
memunculkan perbedaan lingkungan fisik, Berdasarkan studi pendahuluan dengan
sosial, ekonomi, psikologis dan spiritual wawancara dan observasi dari 10 lansia di UPT
religius dari lingkungan sebelumnya. Peran PSLU Pasuruan Babat Lamongan ada sekitar 7
yang dimainkan oleh lansia ini adalah peran lansia menunjukkan gejala yang mengarah
lansia sebagai penghuni panti werdha yang pada depresi diantaranya mereka nampak
harus sepenuhnya patuh serta mengikuti murung, sedih, letih, tidak bergairah, kadang
1
nafsu makan menurun, tidak dapat tidur panti wredha dapat menyesuaikan perubahan
nyenyak dan lebih sering menyendiri. Adanya peran yang dialaminya sehingga tidah
permasalahan tersebut maka peneliti tertarik menimbulkan depresi.
untuk meneliti perubahan peran diri
berhubungan dengan terjadinya depresi pada BAHAN DAN METODE
lansia yang tinggal di panti wredha. Penelitian ini dilakukan dengan
Lansia mengalami perubahan peran dalam
menggunakan rancangan penelitian non-
keluarga, sosial ekonomi maupun sosial
masyarakat yang mengakibatkan kemunduran experiment dengan Desain penelitian yang
dalam beradaptasi dengan lingkungan baru digunakan adalah deskriptif korelasional yaitu
dan berinteraksi dengan lingkungan sosialnya. metode penelitian untuk mencari hubungan
Lansia yang tinggal di panti wredha akan antara dua variabel atau lebih (Sastro Asmoro,
mengalami paparan terhadap lingkungan dan 1995). Berdasarkan waktu, penelitian ini
teman baru yang mengharuskan lansia
bersifat cross sectional dimana peneliti
beradaptasi secara positif ataupun negatif.
Kegagalan respon adaptif yang ditandai dengan mengukur variabel dalam jangka waktu
kegagalan dalam berinteraksi, kurang tertentu. Populasi dalam penelitian ini
pedulinya keluarga, dan aset maupun tabungan adalah lansia di UPT PSLU Pasuruan
yang tidak memenuhi kebutuhan menyebabkan Babat Lamongan sebanyak 55 lansia. Besar
kekhawatiran serta disentegrasi pada lansia.
Kekhawatiran yang berlebih merupakan satu sampel pada penelitian ini didapatkan 17
gejala psikologis yang menunjukan adanya lansia dilakukan dengan menggunakan
kecemasan. Kecemasan yang terjadi di luar metode purposive sampling berdasarkan
kendali dan berlangsung lama serta menganggu kriteria inklusi yaitu lansia berusia 60-74
aktivitas sehari-hari, maka dapat berkembang
menjadi suatu kondisi klinis yang disebut tahun, lansia yang mempunyai keluarga
Generalized Anxiety Disorder dan sangat baik anak, suami maupun cucu dan
mempengaruhi kehidupan penderita sehingga pendidikan SD. Kriteria eksklusi dalam
terjadi depresi (Fairrida, 2007). Depresi penelitian ini adalah lansia yang menolak
merupakan bagian dari gangguan alam
perasaan yang dapat mengakibatkan dan dalam keadaan sakit baik jasmani
penderitanya jatuh kedalam ketergantungan maupun rohani. Penelitian ini dilaksanakan
terhadap orang lain, penelantaran diri dan pada tanggal 12-15 Juni 2012.
kemungkinan bunuh diri (Stuart, 2007).
Variabel independen dalam penelitian
Melihat masalah diatas, lansia harus
berusaha untuk menerima perubahan peran ini adalah perubahan peran diri lansia yang
yang dialami sehingga terhindar dari tinggal di UPT PSLU Pasuruan Babat
kecemasan yang dapat menyebabkan depresi. Lamongan. Variabel dependen dalam
Lansia juga bisa memanfaatkan masa tua
penelitian ini adalah tingkat depresi lansia.
sebagai sarana untuk mengembangkan bakat
atau minat yang sebelumnya tidak bisa Instrumen yang digunakan untuk
dikembangkan karena tersita untuk peran pengumpulan data pada penelitian ini
semasa muda. Hal ini akan meningkatkan menggunakan kuesioner. Dalam penelitian
kesejahteraan hidup lansia. Penelitian ini
ini menggunakan kuesioner untuk
bertujuan untuk mengetahui hubungan
perubahan peran dengan tingkat depresi pada mengetahui perubahan peran diri dan
lansia yang tinggal di panti wredha diharapkan tingkat depresi. Kuesioner untuk perubahan
setelah penelitian ini lansia yang tinggal di peran diri terdiri dari 12 pertanyaan dengan
2
pernyataan selalu, sering, jarang dan tidak berkolerasi. Dengan tingkat kemaknaan α ≤
pernah dengan selalu maka skor nya 4, 0,05.
sering 3, jarang 2 dan tidak pernah 1 untuk
pertanyaan positif. Untuk pertanyaan HASIL PENELITIAN
negatif yang bila dijawab dengan selalu Distribusi data demografi responden
maka skor nya 1, sering 2, jarang 3 dan pada penelitian ini, dari 17 responden yang
tidak pernah 4. Kuisoner GDS untuk sebagian besar responden berjenis kelamin
tingkat depresi dengan jawaban ya skor 1 perempuan (59%), riwayat perkawinan
dan tidak skor 0. Peneliti menggunakan duda/janda (59%), lama menghuni di panti
lembar kuesioner yang didapatkan peneliti 0-5 tahun (88%) serta mayoritas pekerjaan
dari penelitian yang sudah ada dan sedikit sebelum menghuni di panti sebagai
modifikasi dari konsep yang sudah ada. wiraswasta.
Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis Perubahan peran responden didapatkan
dengan menggunakan teknik statistik sebagian besar responden mengalami
Spearman rho untuk untuk mengetahui ada perubahan peran positif (53%). Tingkat
tidaknya hubungan dan mengetahui sampai depresi lansia yang tinggal di UPT PSLU
sejauh mana kedua variabel perubahan peran Pasuruan Babat Lamongan mayoritas
diri lansia yang tinggal di UPT PSLU Pasuruan mengalami depresi ringan sebanyak (47%)
Babat Lamongan dengan tingkat depresi lansia

Tabel 1. Hubungan Perubahan Peran dengan Tingkat Depresi pada Lansia yang Tinggal di
UPT PSLU Pasuruan Babat Lamongan
Perubahan GDS Total
Peran
Normal Ringan Sedang Berat
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Positif 4 23,5 4 23,5 1 6 0 0 9 53
Negatif 0 0 4 23,5 4 23,5 0 0 8 47
Total 4 23,5 8 47 5 29,5 0 0 17 100
Uji Spearmen Rho p =0,017
r = 0,517

PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini didapatkan lansia yang peran adaptif, berbeda dengan perubahan peran
mempunyai perubahan peran positif sebanyak negatif pada lansia dikarenakan lansia
52,9% lansia dan yang mengalami perubahan mengalami perubahan yang sangat berbeda
peran negatif 47,1% lansia. Perubahan peran atau malfungsinya salah satu peran atau
positif lansia yaitu masih berfungsinya peran maladaptif. Ralph Linton (2010) yang
dalam keluarga, status ekonomi maupun sosial menyebutkan bahwa peran merupakan sebuah
masyarakat walaupun berada di UPT PSLU rangkaian konsep yang berkaitan dengan apa
Pasuruan Babat Lamongan atau bisa disebut yang dapat dilakukan oleh individu di dalam
3
masyarakat ataupun di panti sehingga dapat perasaan yang tidak menunjang proses
menghasilkan suatu perubahan sikap. penyesuaian sosial seseorang.
Perubahan sikap ini menimbulkan suatu respon Hasil penelitian di UPT PSLU Babat
baik respon adaptif maupun respon maladaptif. Lamongan didapatkan bahwa wanita lebih
Respon adaptif yang muncul bervariasi, respon banyak mengalami perubahan peran kearah
seseorang berhubungan dengan metode adaptif dibandingkan laki-laki sebanyak 2:1.
adaptasi. Koping yang tidak konstruktif atau Berbeda dengan perubahan peran maladaptif,
tidak efektif berdampak terhadap respon sakit wanita dibandingkan laki-laki sebanyak 1:1.
(maladaptif). Jika lansia masuk pada zona Perubahan peran lansia yang tinggal di panti
maladaptif maka lansia mempunyai masalah tidak memiliki hubungan dengan jenis kelamin
keperawatan adaptasi lingkungan. Lansia yang tetapi menurut Hurlock (1999) yang lebih
tinggal di UPT PSLU Pasuruan Babat mempengaruhi perubahan peran yaitu umur
Lamongan mengalami perubahan peran pada seseorang. Hal ini dimungkinkan jumlah
diantaranya perubahan peran adaptif, yaitu pola responden wanita lebih banyak dari pada laki-
perilaku atau sikap yang berfungsi dengan laki.
efektif terlihat dari kemampuan interpersonal Lansia yang tinggal di panti 0-5 tahun
dan penguasaan lingkungan. Dibandingkan banyak yang mengalami perubahan peran
lansia yang mengalami perubahan peran yang adaptif daripada maladaptif berbeda dengan 6-
maladaptif dapat dilihat hubungan 10 tahun yang mempunyai perbandingan sama
interpersonal dan sosial yang kurang baik. antara perubahan peran adaptif dan maladaptif.
Sebaran jawaban dari kuisoner yang diisi Menurut Nursalam (2001) semua yang ada
lansia tentang peran dalam sosial masyarakat disekitar kita dapat mempengaruhi
menyatakan bahwa sebagaian besar dapat perkembangan dan perilaku orang atau
menyesuaikan diri di lingkungan panti. kelompok lingkungan yang merupakan bagian
Berbeda dengan peran lansia dalam keluarga dari diri seseorang yaitu bagian sosial adaptif
dan sosial ekonomi yang diisi oleh lansia yang yang melibatkan baik sosial internal maupun
sebagian besar maladptif. Perubahan peran eksternal. Hal ini sesuai dengan teori tersebut
lansia dalam keluarga dimungkinkan banyak bahwa lansia yang tinggal di panti juga
keluarga dari lansia yang jarang menjenguk mengalami proses adaptif karena adanya
ataupun berdiskusi masalah perkembangan stimulus lingkungan yang berbeda dari tempat
keluarga, padahal lansia seharusnya dianggap tinggal lansia yang sebelumnya.
sebagai orang yang menjadi contoh bagi Hasil penelitian di UPT PSLU Pasuruan
keluarga, sehingga adanya kegagalan peran Babat Lamongan didapatkan prosentasi tingkat
lansia yang tinggal di panti. Hal ini sama depresi ringan sebesar 47,1% lebih banyak dari
dengan peran sosial ekonomi lansia, tidak pada tingkat depresi sedang 29,4% dan tidak
adanya pekerjaan dan jarangnya keluarga ada responden yang depresi berat. Perubahan
memberikan uang pada lansia sehingga terjadi kondisi emosional mempengaruhi perubahan
perubahan peran yang berbeda dengan lansia dalam motivasi, yaitu salah satu gejala
yang tinggal di luar panti yang mungkin masih depresi.Hal ini dapat dilihat dari jawaban
mempunyai pekerjaan, sehingga kehidupan kuisoner GDS lansia yang mayoritas menjawab
sosial ekonomi sangatlah tidak membebani bahwa lansia yang tinggal di panti
keluarga dan masih bisa memberikan uang kehidupannya kurang memuaskan dan tidak
pada anak cucu lansia. Peran lansia dalam ada harapan dalam kehidupannya. Banyak
sosial masyarakat yang terganggu akan stressor yang mempengaruhi perubahan dalam
mengakibatkan sikap sosial yang kadang tidak kehidupan lansia terutamayang tinggal di panti
menyenangkan bagi lansia. Perasaan tidak sehingga jauh dari keluarga dan lemahnya
berguna bagi lansia menumbuhkan perasaan kondisi sosial ekonomi. Sesuai dengan
rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu pendapat Kaplan depresi merupakan salah satu

4
gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya panti sehingga lansia merasa bosansesuai
perasaan kendali dan pengalaman subjektif dengan kuisoner yang diisi oleh lansia di poin
adanya penderitaan berat. Mood adalah 4 GDS. Roy mengemukakan bahwa manusia
keadaan emosional internal yang meresap dari sebagai sebuah sistem yang dapat
seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari menyesuaikan diri (adaptive system). Sebagai
isi emosional saat itu. sistem yang dapat menyesuaikan diri manusia
Hasil penelitian di UPT PSLU Pasuruan dapat digambarkan secara holistik (bio, psiko,
Babat Lamongan didapatkan wanita lebih sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai
banyak mengalami depresi dibandingkan laki- input (masukan), control, feedback processes
laki. Laki-laki dibandingkan wanita 4:9. dan output (keluaran/hasil). Tingkat depresi
Menurut Schimeilpfering (2009) faktor yang yang berbeda disebabkan adanya adaptasi yang
dapat menyebabkan risiko wanita untuk depresi berbeda pada lansia diantaranya dari kondisi
adalah perbedaan jenis kelamin berhubungan fisik maupun mental pada lansia. Lansia yang
dengan hypothalmic-hipofisis-adrenal (HPA) tidak dapat beradaptasi dengan petugas
axis dan untuk tiroid berfungsi. Perbedaan maupun lansia lainnya dapat mengakibatkan
jenis kelamin dalam perkembangan gangguan perubahan emosional pada diri lansia tersebut.
emosional sangat dipengaruhi oleh persepsi Hal ini dapat memicu kecemasan. Kecemasan
mengenai ketidakmampuan untuk mengontrol. yang terus-menerusakan menimbulkan depresi.
Sumber perbedaan ini bersifat kultural, karena Woodruff-Park (1998) mengatakan bahwa
peran jenis yang berbeda untuk laki-laki dan orang yang depresi memiliki hubungan sosial
perempuan di masyarakat. Laki-laki sangat yang lebih kecil, mengalami masalah dalam
didorong untuk mandiri, masterful, dan asertif, berinteraksi dengan jaringan sosial yang
sedangkan perempuan sebaliknya, diharapkan mereka miliki dan sering mengalami
lebih pasif, sensitif terhadap orang lain, dan kehilangan dalam kehidupannya. Hal tersebut
mungkin lebih banyak tergantung pada orang karena kehidupan bermasyarakat di lingkungan
lain diibanding laki-laki. panti yang berbeda dengan di luar panti yang
Hasil penelitian didapatkan status terkondisikan bebas. Kehidupan panti yang
perkawinan janda/duda lebih banyak dibatasi oleh kewajiban dan hak setiap
mengalami depresi, perbandingan tidak penghuni serta peraturan panti membuat ruang
depresi, depresi ringan dan depresi sedang gerak individu terbatas. Data penelitian
yaitu 3:10:4. Berlangsungnya pernikahan menunjukkan perbandingan perubahan peran
membawa manfaat yang baik bagi kesehatan adaptif dan peran maladaptif dengan tidak
mental laki-laki dan perempuan. Pernikahan depresi sebesar 4:0 membuktikan bahwa peran
tidak hanya melegalkan hubungan asmara maladaptif banyak yang mengalami depresi
antara laki-laki dan perempuan, karena ikatan dibandingkan tidak depresi. Berbeda dengan
suami-istri ini juga dipercaya dapat perbandingan perubahan peran adaptif dan
mengurangi risiko mengalami depresi dan peran maladaptif dengan depresi ringan yaitu
kecemasan. Namun, bagi pasangan suami-istri 1:1 membuktikan bahwa perubahan peran
yang gagal membina hubungan pernikahan adaptif maupun maladaptif dapat
atau ditinggalkan pasangan karena meninggal, mengakibatkan depresi ringan ataupun
justru akan menimbulkan depresi. perbandingan dari perubahan peran adaptif dan
Lansia yang tinggal di panti selama 0-5 maladaptif dengan depresi sedang yaitu 1:4
tahun mengalami depresi ringan sebanyak 8 membuktikan bahwa perubahan peran
lansia sedangkan depresi sedang 3 lansia maladaptif yang lebih dominan mengalami
berbeda dengan lansia yang menghuni selama depresi dibandingkan perubahan peran adaptif.
6-10 tahun yang mengalami depresi sedang Lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebanyak 2 lansia. Hal ini dimungkinkan diantaranya kesehatan tubuh, psikologi dan
adanya faktor yang terlalu lama menghuni di sosial lingkungan. Dalam sosial lingkungan

5
lansia yang tinggal di panti baik atas bagian sosial adaptif yang melibatkan baik
keterpaksaan oleh keluarga ataupun insiatif sosial internal maupun eksternal. Hal ini akan
lansia itu sendiri akan menimbulkan peran menyebabkan lansia mengalami perubahan
lansia pada panti berbeda dengan di lingkungan peran di panti wredha baik perubahan peran
sebelumnya. Input ini akan dipengaruhi oleh adaptif maupun maladaptif.Terjadinya proses
stimulus residual diantaranya faktor internal adaptasi dengan perubahan peran pada lansia
dan eksternal yaitu semakin cukup umur yang tinggal di panti maka lansia dapat
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang memberikan respon adaptif maupun
maka akan lebih matang seseorang untuk maladaptif. Jika lansia memberikan respon
berfikir dan berkarya. Faktor eksternal maladaptif, maka dapat menimbulkan
diantaranya lingkungan yang ada disekitar kekhawatiran yang berlebihan mengakibatkan
yaitu panti dapat mempengaruhi perkembangan stress yang menimbulkan kecemasan dan
dan perilaku orang atau kelompok panti yang terjadi gangguan depresi pada lansia baik
merupakan bagian dari diri seseorang yaitu depresi berat, sedang maupun ringan.

SIMPULAN DAN SARAN Penuaan dan Kesehatan Mental, vol


Simpulan : 22, no. 3, Hal 63-70
Perubahan peran pada lansia yang tinggal di Abikusno, N, 2002. The Future Of
Gerontology In Medical Education In
UPT PSLU Pasuruan Babat Lamongan
Indonesia. s.l.:Maj kedok indon.
berhubungan dengan depresi yang dialami oleh Arikunto, S, 2002. Prosedur penelitian suatu
lansia. Semakin maladaptif perubahan peran pendekatan praktek.Jakarta: Rineka
lansia yang tinggal di panti semakin tinggi Cipta
tingkat depresi yang dialami lansia BPS, 2011. BPS Telah Merilis Hasil Sensus
Saran : Penduduk 2010. diakses tanggal 5
1. Bagi institusi/Panti mei 2012,
Pihak panti diharapkan dapat <http://sp2010.bps.go.id/index.php>
meminimalisir depresi pada lansia melalui Departemen Sosial RI, 2008. Data Jumlah
tes deteksi dini. Lansia di
2. Instanti Pendidikan Indonesia.Jakarta:Departemen Sosial
Memberikan inovasikegiatan keterampilan RI,
atau hobi yang tidak ada sebelumnya Evy, 2008. Referensi Kesehatan. Jakarta,
untuk depresi pada lansia yang tinggal di Kompas.
panti sehingga lansia dapat hidup sejahtera Evy, 2008. Waspadai Depresi pada Lansia.
di panti. Jakarta, Kompas.
3. Peneliti selanjutnya Fairrida, 2007. Uji Analisis Psikometri Alat
Penelitian lebih lanjut tentang intervensi Ukur “The Abbreviated Penn State
yang cocok untuk mencegah terjadinya Worry Questionnaire (Pswq-A)” Pada
perubahan peran yang maladaptif dan Lansia Yang Tinggal Di Panti
lama menghuni di panti dapat WerdhaPropinsi Dki Jakarta’, thesis
mempengaruhi tingkat depresi pada lansia. diterbitkan, Fakultas Psikologi Unika
Atma Jaya, Jakarta diakses 15 maret
2012, <http://lib.atmajaya.ac.id>
KEPUSTAKAAN Hawari, D, 2008. Manajemen Stress, Cemas
Aikman, Grace G & Mary, E Oehlet, dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
2001.Geriatric Depression Scale FKUI.
Long Form Versus Short Form.Jurnal Herawati, N, 1999. Kumpulan Proses
Keperawatan Masalah Keperawatan
6
Jiwa. Jakarta: Bagian keperawatan jiwa Nugroho, 2000. Keperawatan Gerontik Ed 2.
komunitas FIK UI. Jakarta: EGC.
Hodkinson, F, 1982. Teori dan praktek Nursalam, 2008. Metodologi riset keperawatan
keperawatan. Jakarta : EGC edisi 2. Jakarta: Salemba Medika.
Hurlock, 1999. Psikologi Perkembangan. Oswari, E, 1997. Menyongsong Usia Lanjut
Jakarta: Erlangga. dengan Bugar dan Sehat. Jakarta: Sinar
Keliat, B. A, 1992. Gangguan Konsep Diri. Harapan.
Jakarta: EGC. Penninx, BWJH, Guralnik, J M , Ferrucci L,
Keliat, B. A, 1998. Pusat Keperawatan Simonsick, Daeg, & Wallace 1998,
Kesehatan Jiwa. Jakarta: EGC. ‘Depressive Symptoms and Physical
Kuswardhani, T, 2006. Penatalaksanaan Decline in Community-Dwelling Older
Hipertensi Pada Lanjut Usia, pp. 45-50. Persons’,JAMA, vol 21, Hal 123-125
Lenze, E J, Rogers, J C , Martire, L M , S Dharmono dan Narun, M. W. S, 2000.
Mulsant, B H, Rollman, B L , Dew, Pedoman Pengelolaan Kesehatan
M A , Schulz, R, & Reynolds III, C Pasien Geriatri Ed 2. jakarta: balai
F, 2001. The Association of Late-Life penerbit FKUI.
Depression and Anxiety With Sadock, K. d, 1997. Sinopsis Psikiatri Edisi 7
Physical Disability A Review of the Jilid 1. Jakarta: Bina rupa aksar.
Literature and Prospectus for Future Siti, 2004. Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Research. Am J Geriatr Depresi pada Lanjut Usia di Jakarta.
Psychiatry.Jurnal Depression, vol. 9, Jakarta:Majalah Kedokteran Damianus.
hal 135-137 Shotton, Leila, 2003. The Role of Older People
Lubis, 2009. Depresi:Tinjauan Psikologis in Our Communities. Jurnal SAGE
Edisi 1. Jakarta: Kencana. diakses 18 maret 2012
Lueckenotte, A G, 2000. Gerontologic <http.http://nej.sagepub.com/content/10/
Nursing. Philadelphia, St Louis : 1/4.full.pdf+html>
Mosby-Year Book Inc Stanley, M, 2007. Ilmu Keperawatan
Mary, G. G. A. &. E, 2000. Geriatric Gerontik.Jakarta: EGC
Depression Scale Long Rorm Versus Stuart G W, 2007. Buku Saku Keperawatan
Short Form. GDS, pp. 67-70. Jiwa Edisi 5. Jakarta:EGC
McDougall FA, Matthews FE, Kvaal K, Syamsuddin, 2006.Depresi pada
Dewey ME & Brayne C, 2007. Lansia.Departemen Sosial, diakses 17
Prevalence and symptomatology of maret 2012 <http://www.depsos.go.id>
depression in older people living in Watson, R, 2003. Perawatan pada Lansia Ed
institutions in England and Wale. 4. Callifornia: Wesley.
Jurnal Penuaan, vol 19, Hal 36-38 WHO,2002. Health & Aging, A discussion
paper. Jurnal Departement of health
Mckenzie, F J, 2007.Suatu pengantar promotion, WHO
kesehatan masyarakat edisi empat.
Jakarta : EGC

You might also like