Professional Documents
Culture Documents
Peran Diri Dan Depresi Lansia
Peran Diri Dan Depresi Lansia
ABSTRACT
Introduction: Elderlywho live inpanti wredhawillhave a newenvironment exposurethatmake
them have toadaptin a positiveor negative responses. The failure ofthe adaptiveresponsecouldlead to
anover-anxiety which may cause depression. Therefore, further investigation of this particular case will
be discussed in this paper is urgent to be explored. The objective of this study was to explain the
correlation between the elderly changing role with the levels of depression. Method: This research
used a cross sectional design. The population was elderly who stay at UPT PSLU Pasuruan Babat
Lamongan, 17 residents were recruited by means of purposive sampling. The independent variable
was the changing role of elderly while the dependent variable was the level of depression. The data
were collected by using quetitionaires and were then analyzed using Spearman Rho with level of
significance of p<0,05. Result and Analysis: The result showed that there was a significant correlation
between the changing role of elderly with the levels of depression with value of p = 0,017 and r =
0,517. The risk of depression will be showed by elderly who have maladaptive
response.Increasinglymaladaptivechanges inthe role ofthe elderlywho livein panti wredhahigherlevel
ofdepression. Discussion and Recommendation: Elderlywho livein panti wredhaare expected
toadaptthe changing role to avoid theanxietythatwill cause adepression. Further studies should
providean appropriate intervention in this particular situation to prevent the occurrence of depression
and promote the elderly life quality.
Keywords : Elderlywho live inpanti wredha, role, the level of depression
Tabel 1. Hubungan Perubahan Peran dengan Tingkat Depresi pada Lansia yang Tinggal di
UPT PSLU Pasuruan Babat Lamongan
Perubahan GDS Total
Peran
Normal Ringan Sedang Berat
∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %
Positif 4 23,5 4 23,5 1 6 0 0 9 53
Negatif 0 0 4 23,5 4 23,5 0 0 8 47
Total 4 23,5 8 47 5 29,5 0 0 17 100
Uji Spearmen Rho p =0,017
r = 0,517
PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini didapatkan lansia yang peran adaptif, berbeda dengan perubahan peran
mempunyai perubahan peran positif sebanyak negatif pada lansia dikarenakan lansia
52,9% lansia dan yang mengalami perubahan mengalami perubahan yang sangat berbeda
peran negatif 47,1% lansia. Perubahan peran atau malfungsinya salah satu peran atau
positif lansia yaitu masih berfungsinya peran maladaptif. Ralph Linton (2010) yang
dalam keluarga, status ekonomi maupun sosial menyebutkan bahwa peran merupakan sebuah
masyarakat walaupun berada di UPT PSLU rangkaian konsep yang berkaitan dengan apa
Pasuruan Babat Lamongan atau bisa disebut yang dapat dilakukan oleh individu di dalam
3
masyarakat ataupun di panti sehingga dapat perasaan yang tidak menunjang proses
menghasilkan suatu perubahan sikap. penyesuaian sosial seseorang.
Perubahan sikap ini menimbulkan suatu respon Hasil penelitian di UPT PSLU Babat
baik respon adaptif maupun respon maladaptif. Lamongan didapatkan bahwa wanita lebih
Respon adaptif yang muncul bervariasi, respon banyak mengalami perubahan peran kearah
seseorang berhubungan dengan metode adaptif dibandingkan laki-laki sebanyak 2:1.
adaptasi. Koping yang tidak konstruktif atau Berbeda dengan perubahan peran maladaptif,
tidak efektif berdampak terhadap respon sakit wanita dibandingkan laki-laki sebanyak 1:1.
(maladaptif). Jika lansia masuk pada zona Perubahan peran lansia yang tinggal di panti
maladaptif maka lansia mempunyai masalah tidak memiliki hubungan dengan jenis kelamin
keperawatan adaptasi lingkungan. Lansia yang tetapi menurut Hurlock (1999) yang lebih
tinggal di UPT PSLU Pasuruan Babat mempengaruhi perubahan peran yaitu umur
Lamongan mengalami perubahan peran pada seseorang. Hal ini dimungkinkan jumlah
diantaranya perubahan peran adaptif, yaitu pola responden wanita lebih banyak dari pada laki-
perilaku atau sikap yang berfungsi dengan laki.
efektif terlihat dari kemampuan interpersonal Lansia yang tinggal di panti 0-5 tahun
dan penguasaan lingkungan. Dibandingkan banyak yang mengalami perubahan peran
lansia yang mengalami perubahan peran yang adaptif daripada maladaptif berbeda dengan 6-
maladaptif dapat dilihat hubungan 10 tahun yang mempunyai perbandingan sama
interpersonal dan sosial yang kurang baik. antara perubahan peran adaptif dan maladaptif.
Sebaran jawaban dari kuisoner yang diisi Menurut Nursalam (2001) semua yang ada
lansia tentang peran dalam sosial masyarakat disekitar kita dapat mempengaruhi
menyatakan bahwa sebagaian besar dapat perkembangan dan perilaku orang atau
menyesuaikan diri di lingkungan panti. kelompok lingkungan yang merupakan bagian
Berbeda dengan peran lansia dalam keluarga dari diri seseorang yaitu bagian sosial adaptif
dan sosial ekonomi yang diisi oleh lansia yang yang melibatkan baik sosial internal maupun
sebagian besar maladptif. Perubahan peran eksternal. Hal ini sesuai dengan teori tersebut
lansia dalam keluarga dimungkinkan banyak bahwa lansia yang tinggal di panti juga
keluarga dari lansia yang jarang menjenguk mengalami proses adaptif karena adanya
ataupun berdiskusi masalah perkembangan stimulus lingkungan yang berbeda dari tempat
keluarga, padahal lansia seharusnya dianggap tinggal lansia yang sebelumnya.
sebagai orang yang menjadi contoh bagi Hasil penelitian di UPT PSLU Pasuruan
keluarga, sehingga adanya kegagalan peran Babat Lamongan didapatkan prosentasi tingkat
lansia yang tinggal di panti. Hal ini sama depresi ringan sebesar 47,1% lebih banyak dari
dengan peran sosial ekonomi lansia, tidak pada tingkat depresi sedang 29,4% dan tidak
adanya pekerjaan dan jarangnya keluarga ada responden yang depresi berat. Perubahan
memberikan uang pada lansia sehingga terjadi kondisi emosional mempengaruhi perubahan
perubahan peran yang berbeda dengan lansia dalam motivasi, yaitu salah satu gejala
yang tinggal di luar panti yang mungkin masih depresi.Hal ini dapat dilihat dari jawaban
mempunyai pekerjaan, sehingga kehidupan kuisoner GDS lansia yang mayoritas menjawab
sosial ekonomi sangatlah tidak membebani bahwa lansia yang tinggal di panti
keluarga dan masih bisa memberikan uang kehidupannya kurang memuaskan dan tidak
pada anak cucu lansia. Peran lansia dalam ada harapan dalam kehidupannya. Banyak
sosial masyarakat yang terganggu akan stressor yang mempengaruhi perubahan dalam
mengakibatkan sikap sosial yang kadang tidak kehidupan lansia terutamayang tinggal di panti
menyenangkan bagi lansia. Perasaan tidak sehingga jauh dari keluarga dan lemahnya
berguna bagi lansia menumbuhkan perasaan kondisi sosial ekonomi. Sesuai dengan
rendah diri dan kemarahan, yaitu suatu pendapat Kaplan depresi merupakan salah satu
4
gangguan mood yang ditandai oleh hilangnya panti sehingga lansia merasa bosansesuai
perasaan kendali dan pengalaman subjektif dengan kuisoner yang diisi oleh lansia di poin
adanya penderitaan berat. Mood adalah 4 GDS. Roy mengemukakan bahwa manusia
keadaan emosional internal yang meresap dari sebagai sebuah sistem yang dapat
seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari menyesuaikan diri (adaptive system). Sebagai
isi emosional saat itu. sistem yang dapat menyesuaikan diri manusia
Hasil penelitian di UPT PSLU Pasuruan dapat digambarkan secara holistik (bio, psiko,
Babat Lamongan didapatkan wanita lebih sosial) sebagai satu kesatuan yang mempunyai
banyak mengalami depresi dibandingkan laki- input (masukan), control, feedback processes
laki. Laki-laki dibandingkan wanita 4:9. dan output (keluaran/hasil). Tingkat depresi
Menurut Schimeilpfering (2009) faktor yang yang berbeda disebabkan adanya adaptasi yang
dapat menyebabkan risiko wanita untuk depresi berbeda pada lansia diantaranya dari kondisi
adalah perbedaan jenis kelamin berhubungan fisik maupun mental pada lansia. Lansia yang
dengan hypothalmic-hipofisis-adrenal (HPA) tidak dapat beradaptasi dengan petugas
axis dan untuk tiroid berfungsi. Perbedaan maupun lansia lainnya dapat mengakibatkan
jenis kelamin dalam perkembangan gangguan perubahan emosional pada diri lansia tersebut.
emosional sangat dipengaruhi oleh persepsi Hal ini dapat memicu kecemasan. Kecemasan
mengenai ketidakmampuan untuk mengontrol. yang terus-menerusakan menimbulkan depresi.
Sumber perbedaan ini bersifat kultural, karena Woodruff-Park (1998) mengatakan bahwa
peran jenis yang berbeda untuk laki-laki dan orang yang depresi memiliki hubungan sosial
perempuan di masyarakat. Laki-laki sangat yang lebih kecil, mengalami masalah dalam
didorong untuk mandiri, masterful, dan asertif, berinteraksi dengan jaringan sosial yang
sedangkan perempuan sebaliknya, diharapkan mereka miliki dan sering mengalami
lebih pasif, sensitif terhadap orang lain, dan kehilangan dalam kehidupannya. Hal tersebut
mungkin lebih banyak tergantung pada orang karena kehidupan bermasyarakat di lingkungan
lain diibanding laki-laki. panti yang berbeda dengan di luar panti yang
Hasil penelitian didapatkan status terkondisikan bebas. Kehidupan panti yang
perkawinan janda/duda lebih banyak dibatasi oleh kewajiban dan hak setiap
mengalami depresi, perbandingan tidak penghuni serta peraturan panti membuat ruang
depresi, depresi ringan dan depresi sedang gerak individu terbatas. Data penelitian
yaitu 3:10:4. Berlangsungnya pernikahan menunjukkan perbandingan perubahan peran
membawa manfaat yang baik bagi kesehatan adaptif dan peran maladaptif dengan tidak
mental laki-laki dan perempuan. Pernikahan depresi sebesar 4:0 membuktikan bahwa peran
tidak hanya melegalkan hubungan asmara maladaptif banyak yang mengalami depresi
antara laki-laki dan perempuan, karena ikatan dibandingkan tidak depresi. Berbeda dengan
suami-istri ini juga dipercaya dapat perbandingan perubahan peran adaptif dan
mengurangi risiko mengalami depresi dan peran maladaptif dengan depresi ringan yaitu
kecemasan. Namun, bagi pasangan suami-istri 1:1 membuktikan bahwa perubahan peran
yang gagal membina hubungan pernikahan adaptif maupun maladaptif dapat
atau ditinggalkan pasangan karena meninggal, mengakibatkan depresi ringan ataupun
justru akan menimbulkan depresi. perbandingan dari perubahan peran adaptif dan
Lansia yang tinggal di panti selama 0-5 maladaptif dengan depresi sedang yaitu 1:4
tahun mengalami depresi ringan sebanyak 8 membuktikan bahwa perubahan peran
lansia sedangkan depresi sedang 3 lansia maladaptif yang lebih dominan mengalami
berbeda dengan lansia yang menghuni selama depresi dibandingkan perubahan peran adaptif.
6-10 tahun yang mengalami depresi sedang Lansia dipengaruhi oleh beberapa faktor
sebanyak 2 lansia. Hal ini dimungkinkan diantaranya kesehatan tubuh, psikologi dan
adanya faktor yang terlalu lama menghuni di sosial lingkungan. Dalam sosial lingkungan
5
lansia yang tinggal di panti baik atas bagian sosial adaptif yang melibatkan baik
keterpaksaan oleh keluarga ataupun insiatif sosial internal maupun eksternal. Hal ini akan
lansia itu sendiri akan menimbulkan peran menyebabkan lansia mengalami perubahan
lansia pada panti berbeda dengan di lingkungan peran di panti wredha baik perubahan peran
sebelumnya. Input ini akan dipengaruhi oleh adaptif maupun maladaptif.Terjadinya proses
stimulus residual diantaranya faktor internal adaptasi dengan perubahan peran pada lansia
dan eksternal yaitu semakin cukup umur yang tinggal di panti maka lansia dapat
tingkat kematangan dan kekuatan seseorang memberikan respon adaptif maupun
maka akan lebih matang seseorang untuk maladaptif. Jika lansia memberikan respon
berfikir dan berkarya. Faktor eksternal maladaptif, maka dapat menimbulkan
diantaranya lingkungan yang ada disekitar kekhawatiran yang berlebihan mengakibatkan
yaitu panti dapat mempengaruhi perkembangan stress yang menimbulkan kecemasan dan
dan perilaku orang atau kelompok panti yang terjadi gangguan depresi pada lansia baik
merupakan bagian dari diri seseorang yaitu depresi berat, sedang maupun ringan.