Professional Documents
Culture Documents
DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
I: Tinjauan sistematis dalam pemberian Constraint Induced Aphasia Therapy (CIAT) yang
digunakan dalam rehabilitasi afasia pasca stroke.
O: Studi uji coba membandingkan CIAT dan program terapi wicara konvensial lainnya dan
tidak menemukan bukti untuk mendukung CIAT lebih unggul program terapi intensif
lainnya, dalam hal meningkatkan kinerja bahasa. Perbandingan anatara Constraint dengan
unconstraint, bagaimanapun, hasil menjelajahi efek khusus dari “Constraint” dalam berbagai
aspek bahasa masih layak dalam studi lebih lanjut. Dan dalam perbandingan interaksi social
dengan menambahkan komunikasi sehari-hari dan keterlibatan keluarga dalam protokol
CIAT memperoleh lebih banyak manfaat dalam meningkatkan kinerja bahasa pasien.
JBI Critical Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trials
yes No Unclear NA
1. Was true randomization used for assignment of participants to treatment groups? √
2. Was allocation to treatment groups concealed? √
3. Were treatment groups similar at the baseline? √
4. Were participants blind to treatment assignment? √
5. Were those delivering treatment blind to treatment assignment? √
6. Were outcomes assessors blind to treatment assignment? √
7. Were treatment groups treated identically other than the intervention of interest? √
8. Was follow up complete and if not, were differences between groups in terms of
their follow up adequately described and analyzed? √
9. Were participants analyzed in the groups to which they were randomized? √
10.Were outcomes measured in the same way for treatment groups? √
11.Were outcomes measured in a reliable way? √
12.Was appropriate statistical analysis used? √
13.Was the trial design appropriate, and any deviations from the standard RCT
design (individual randomization, parallel groups) accounted for in the conduct √
and analysis of the trial?
Title : A comparison of aphasia therapy outcomes before and after a Very Early Rehabilitation
programme following stroke
P : Peserta dalam penelitian ini ada 2 bagian yaitu VER Cohort sejumlah 20 orang : Peserta
yang diidentifikasi dari pasien yang dirawat Rumah Sakit Royal Perth (RPH) atau
Rumah Sakit Sir Charles Gairdner (SCGH) di Perth metropolitan, Australia Barat
antara bulan Desember 2008 dan September 2009. Kedua fasilitas tersebut adalah
rumah sakit perawatan akut dengan penerimaan di atas 400 kasus stroke setiap
tahunnya. Rehabilitasi subakut spesifik Stroke disediakan oleh RPH- RS Rehabilitasi
Rumah Sakit Shenton dan Unit Rehabilitasi Stroke Stroke Osborne Park (OPH), sesuai
kebutuhan. Control Cohort: Participants were recruited from RPH, SCGH and
Fremantle Hospital (FH) between 2000 and 2003 sejumlah 27 orang.
I : VER (intervension cohort ) : Peserta dalam penelitian ini menerima terapi kelompok.
Terapi kelompok terdiri dari Constraint Induced Aphasia Therapy (CIAT)
(Pulvermuller et al., 2001) dalam dosis yang dimodifikasi. Terapi Individu terdiri dari
Semantic Feature Therapy (SFT) (Boyle & Coelho 1995), Cued Naming therapy
(Nettleton & Lesser 1991), Lexical-semantic (BOX) therapy (Visch-Brink, Bajema &
vande Sandt-Koenderman (1997), Mapping therapy (Schwartz et al. 1994) and/or
Phonological Feature Therapy (Raymer et al. 1993).
Not
No. Item Yes No Unclear
aplicable
1 Were the two groups similar and recruited from the
same population?
Were the exposures measured similarly to assign people to both
2 exposed and unexposed groups?
3 Was the exposure measured in a valid and reliable way?
4 Were confounding factors identified?
5 Were strategies to deal with confounding factors stated?
6
Were the groups/participants free of the outcome at the start of the
study (or at the moment of exposure)?
7 Were the outcomes measured in a valid and reliable way?
8
Was the follow up time reported and sufficient to be long enough
for outcomes to occur?
9
Was follow up complete, and if not, were the reasons to loss to
follow up described and explored?
10 Were strategies to address incomplete follow up utilized?
11 Was appropriate statistical analysis used?
Overall appraisal : include exclude seek further info
Comments (Including reason for exclusion) : Penelitian menunjukan bahwa Hasil yang lebih
baik pada aspek Aphasia Quotient & a measure of communicative efficiency pada
pasien aphasia ketika di rehabitasi secara dini daripada perawatan seperti biasanya.
Selain itu saya menemukan bahwa peneliti tidak menjelaskan atau strategi untuk
mengurahi efek faktor-faktor pengganggu yang kemungkinan bisa mempengaruhi hasil.
Ukuran sampel masih terlalu kecil serta rentang follow up di naikkan dari waktu follow
up yang ada. Rekrutmen partisipan antara kohort kontrol(2000-2003) dan kohort
intervensi(2008-2009) rentangnya sangat jauh sehingga memungkinkan adanya data
yang bias.
JURNAL 3
Title : Experiences of participation in goal setting for people with stroke-induced aphasia in
Norwey. A qualitative study
P : Jumlah sample dalam penelitian ini adalah 15 orang dengan aphasia mulai dari segi :
jenis kelamin umur, kerasnya aphsia, dan waktu setelah serangan diambil untuk
penelitian ini berdasarkan dalam kriteria inklusi aphasia disebabkan oleh stroke,
minimal 6 bulan setelah serangan yang diterima oleh ahli phatoogi bahasa pada waktu
wawancara atau tidak lebih dari 6 bulan setelah dari ahli phatologi bahasa.
I : -
C :-
O : Hasil anslisis terdapat 4 pokok tema yaitu: (1) Senang dengan layanan; kesan secara
keseluruhan bahwa pasien dengan aphasia akibat stroke senang dengan pelayanan yang
disampaikan dari ahli phatologi bahasa. Walaupun demikian, bahwa pesertaberjuang
untuk mengartikulasika perbedaan tujuan umum diri sendiri dari ahli phatologi bahasa
dan apakah mereka melakukan selama sesi therapy. (2) ketidakjelasan dalam
rehabilitasi bahasa; sebagian besar dari peserta menjelaskan kontek dan kerangka
waktu dari therapy sebagai ketidakjelasan. (3) ada tujuan pribadi; sebagian besar orang
dengan aphasia akibat stroke dalam penelitian ini adalah mampu mengekpresikan
tujuan sendiri untuk rehabilitasi. Tujuan ini harus dikelompokan sebagai tujuan bahasa
dan tujuan hidup. (4) tingkat partisipasi yang diinginkan; peserta dalam penelitian ini
di bagi menjadi 2 kelompok tentang keinginan mereka untuk kolaborasi bersama ahli
phatologi bahasa. Orang-orang yang ingin berpartisipasi dalam peraturan tujuan dan
perencanaan perakuan serta orang-orang yang ingin percaya pada ahlinya. Kutipan dari
data disajikan untuk menggambrkan hasil penyelidikan.
JBI Critical Appraisal Checklist for Qualitative Research
Not
No. Item Yes No Unclear
aplicable
Is there congruity between the stated philosophical perspective
1
and the research methodology?
Is there congruity between the research methodology and the
2 research question or objectives?
3
Is there congruity between the research methodology and the
methods used to collect data?
4
Is there congruity between the research methodology and the
representation and analysis of data?
5
Is there congruity between the research methodology and the
interpretation of results?
Is there a statement locating the researcher culturally or
6 theoretically?
7
Is the influence of the researcher on the research, and vice- versa,
addressed?
8 Are participants, and their voices, adequately represented?
Is the research ethical according to current criteria or, for recent
9 studies, and is there evidence of ethical approval by an appropriate
body?
10
Do the conclusions drawn in the research report flow from the
analysis, or interpretation, of the data?
Comments (Including reason for exclusion) : penelitian ini menggambarkan pengalaman pasien
dengan aphasia dalam mengikuti terapi, dan saya menilai cukup bagus hanya saja ada
beberapa item/ruang yang bisa ditingkatkan misalnya jumlah sample yang digunakan.
namun peneliti cukup cakap untuk menjelaskan keterbatasan mereka, ini terlihat di
bagian limitition of study.
JURNAL 4
ANALISIS JURNAL
A. Judul
Speech pathologists’ experience of involving people with stroke-induced aphasia in clinical
decision making during rehabilitation
B. Resume Jurnal Nama Peneliti
Karianne Berg, Marit By Rise, Susan Balandin, Elizabeth Armstrong, and Torunn Askim
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui bagaimana pengalaman para ahli patologi berbicara mengenai partisipasi
klien selama proses penetapan tujuan dan pengambilan keputusan klinis untuk orang dengan
aphasia.
D. Waktu dan Tempat Penelitia
Penelitian diakukan dari bulan Januari sampai Mei 2013 di Norwegia
E. Design Penelitian
Penelitian menggunakan penelitian kualitatif. Sampel dengan total 20 ahli patologi aphasia.
F. PICO
1. Person :
Penelitian ini dilakukan oleh 20 ahli patologi aphasia di kota besar Norwegia yang mana
mempunyai pengalaman yang melibatkan pasien aphasia dengan penyebab stroke.
2. Intervention :
Menganalisis 3 pendekatan yang berbeda yang digunakan untuk klien dengan aphasia.
Pendekatan tersebut mencakup 3 sumber partisipasi yaitu partisipasi yang berfokus pada
klien, keluarga dan ahli dengan menggunakan prosedur analisis Systematic Text
Condensation (STC) yang terdiri dari empat tahap:
Tahap I
Kelompok penelitian membaca keempat transkrip untuk mendapatkan
keseluruhan data, mencari tema pendahuluan yang terkait dengan partisipasi dan
kolaborasi klien dalam penetapan tujuan dan perencanaan perawatan.
Tahap II
Penulis membaca transkrip lagi, secara sistematis meninjau secara
langsung, mengidentifikasi satuan makna yang mewakili pengalaman peserta
dengan partisipasi klien. Satuan makna dituliskan dan pengkodean awal dimulai.
Tahap III
Kelompok penelitian menyepakati isi kode dan mengkondensasikan
menjadi beberapa kelompok.
Tahap IV
Pada tahap terakhir analisis, para peneliti memperbaiki dan melengkapi
deskripsi temuan ini dengan memeriksa silang di dalam dan di seluruh data dari
empat kelompok fokus.
Setiap kelompok mempunyai durasi waktu 60 sampai 90 menit.
3. Comparison :
Tidak ada pembandingan dalam jurnal ini hanya saja ada beberapa pendapat dengan 3
pendekatan yang berbeda :
a. Pendapat 1 dengan cara berorientasi pada klien
Hasil : Menurut responden, partisipasi berorientasi klien mengungkapkan bahwa klien
adalah peserta aktif dalam menetapkan tujuan dan membuat rencana bekerja sama
dengan ahli patologi. Sehingga orientasi pada klien sangat mendukung.
b. Pendapat 2 dengan cara berorientasi pada keluarga
Hasil : Keikutsertaan yang berorientasi pada keluarga, melibatkan keluarga terdekat
yang berbicara atas nama klien. Jadi lebih ketumpang tindih dengan pendapat
pertama.
c. Pendapat 3 dengan cara berorientasi pada para ahli
Hasil : Partisipasi berorientasi profesional, termasuk situasi di mana ahli patologi
berbicara tujuan dan saran yang tugas untuk bekerja dengan dan bertanya kepada
klien apakah dia senang dengan ini. Untuk pendapat ini juga lebih ke tumpang tindih
dengan pendapat pertama.
4. Outcome :
Hasil dari penelitian ini menjunjukkan bahwa dalam penentuan tujuan akhir dan
pemecahan masalah kesehatan klien, partisipasi dari keluargalah yang berperan penting
dalam merawat klien dengan aphasia. Akan tetapi dalam penetapan tujuan ini lebih
dianjurkan untuk kolaborasi antara alat dan teknik yang digunakan, sehingga dapat
mendukung keterlibatan semua tingakatan keparahan kelompok.
G. Kesimpulan dan Saran
Ketiga pendekatan tersebut digambarkan sebagai tumpang tindih, masing-masing
memiliki karakteristik individu yang menggabungkan berbagai fasilitator dan hambatan. Ada
kebutuhan untuk penekanan lebih besar pada bagaimana melibatkan orang-orang dengan
afasia parah dalam penentuan tujuan dan perencanaan perawatan, dan kerangka kerja yang
dibuat untuk meningkatkan kolaborasi dapat digunakan dengan lebih baik. Peserta
melaporkan penggunaan keluarga terdekat sebagai penetapan tujuan dan pengambilan
keputusan klinis untuk orang-orang dengan aphasia sedang sampai sedang, yang
menunjukkan perlunya kesadaran untuk mempertahankan otonomi klien dan menangani
tujuan keluarga berikutnya.
Saran : lebih baik menggunakan dengan mempertimbangkan kolaborasi antara alat dan
teknik yang mungkin dilakukan dengan alasan dapat diterapkan pada klien dengan berbagai
tingkatan aphasia.
Overall appraisal:
P : opulation/Problem :
Participants were allocated by computer
generated block randomisation method to either the CIAT(n= 12) or individual, impairment
based intervention group (n= 8)
I : ntervention :
C:omparasion :
Individual Therapy
O :utcomes :
Within groups analyses comparing performance at baseline, therapy
completion and 12 weeks post stroke revealed a statistically significant treatment effect for
the AQ (p <.001), DA (p =.002) and SAQoL (p <.001). Between groups analysis found there
was no significant difference between the CIAT and individual therapy groups on any
outcome measure.
JBI Critical Appraisal Checklist for Randomized Controlled Trials
yes No Unclear NA
1. Was true randomization used for assignment of participants to treatment
√
groups?
2. Was allocation to treatment groups concealed? √
3. Were treatment groups similar at the baseline? √