You are on page 1of 13

TUGAS REKAYASA PONDASI 2

SPESIFIKASI ALAT PEMANCANG

Disusun Oleh:
HENDRIX SB PANGGABEAN (1007135703)
ROZI YUSUF (0907114246)
FARIZKI AFDALINDRA IHSAN (1007113578)

15
Penyusunan tiang pancang di lapangan
Pengangkatan dan penyusunan tiang pancang yang disimpan di lapangan harus memperhatikan titik
angkat dan titik tumpu untuk penyimpanan material, sesuai dengan petunjuk teknis dari produsen tiang
pancang.

Pemeriksaan material tiang pancang


Pada waktu kedatangan material, harus dipastikan dilampiri mill sheet untuk pemantauan
kesesuaian material yang diterima dengan spesifikasi teknis pekerjaan.
Harus dipastikan kode dan tanggal produksi sesuai dengan mill sheet yang dilampirkan pada
surat pengiriman barang.

Sebelum digunakan, material tiang pancang harus diperiksa kembali :

 Tidak ada yang retak, cacat dan pecah – jika ada yang retak, cacat atau pecah maka
harus dipisahkan untuk direpair oleh produsen tiang pancang sebelum digunakan
 Ukuran penampang dan panjang harus sesuai dengan spesifikasi dan penempatannya
pada gambar konstruksi
 Umur beton harus sudah memadai untuk dipancang – jika masih belum cukup umur
maka dipisahkan dulu dan ditunggu sebelum dipakai
Persiapan tiang untuk pemancangan
Tiang pancang harus diberi marking atau tanda
dengan cat merah, untuk keperluan pemantauan
pada saat pemancangan dilakukan :

 tiap jarak 0,5 m’ dari ujung tiang pancang


sampai ke pangkalnya
 diberi angka pada tiap meternya dari ujung
bawah ke pangkal tiang
 untuk tiang sambungan, angka harus
melanjutkan angka dari tiang yang disambung
 tiang sambungan harus selalu diposisikan di
dekat titik pancang yang sedang dikerjakan – supaya
tidak terlalu lama mengambil tiang sambungan jika
diperlukan penyambungan

Pemantauan pelaksanaan pemancangan


Pada saat pekerjaan pemancangan harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut:

 Tiang pancang telah ditempatkan pada titik rencana dan diperiksa vertikalitasnya dari 2
arah (X-Y penampang tiang pancang), toleransi kemiringan mengikuti ketentuan
spesifikasi alat dan spesifikasi teknis – pemeriksaan boleh dilakukan dengan
pendulum/bandul, selama kondisi angin tidak terlalu besar dan tidak mengganggu posisi
bandul (harus bisa diam/stabil)
 Tiang pancang harus sejajar dengan sumbu hammer dan ladder alat pancang – jika tidak
sejajar, berpotensi tiang akan pecah atau patah – dipantau berkala oleh operator alat
pancang dan helper
 Counter harus mencatat jumlah pukulan per 0,5 m’ atau per 1 m’
 Kelurusan/vertikalitas tiang pancang selama pemancangan harus selalu dipantau oleh
helper operator dan jika terjadi pergeseran vertikalitas atau tiang menjadi miring, maka
harus dihentikan dulu pemancangannya :
- jika masih memungkinkan, tiang pancang diatur supaya vertikal kembali
- jika sudah tidak memungkinkan penyesuaian tiang pancang, dilakukan
penyesuaian sumbu jatuh hammer supaya sejajar dengan kemiringan sumbu
tiang dan jika kemiringan bertambah semakin parah di luar toleransi,
pemancangan dihentikan
 Selama pelaksanaan pemancangan, tinggi jatuh hammer dipantau tidak boleh lebih dari
2,5 m' kecuali atas persetujuan khusus Konsultan Pengawas -- namun tidak boleh lebih
dari 3 m' dalam segala kondisi pelaksanaan
 Jika diperlukan penyambungan diusahakan tidak melebihi 3 sambungan tiang
 Jika terdapat lapisan lensa/lapis tipis tanah keras, diusahakan untuk ditembus dengan
tidak mengakibatkan tegangan internal melebihi spesifikasi material
 Tinggi jatuh hammer harus dipantau pada saat pengambilan final set
- harus sesuai dengan syarat dari Konsultan Desain (untuk drop hammer)
- dicatat sesuai dengan ram stroke yang terjadi untuk diesel hammer dan
hydraulic hammer
 Pengambilan final set harus dilakukan :
- menggunakan kertas milimeter yang masih baru (tidak boleh berupa fotocopy)
- dengan pulpen supaya garis yang dihasilkan tidak terlalu tebal dan tidak luntur
jika terkena air dan oli, tidak boleh dengan spidol atau pensil yang memberikan garis
yang tebal sehingga menyulitkan pembacaan garis grafik
- pulpen harus dialasi acuan yang stabil dan tidak terpengaruh penurunan tiang
saat dipukul
- arah penarikan pulpen harus sejajar dengan garis milimeter pada kertas
record/milimeter
- grafik yang diambil harus jelas, tidak terlalu rapat garis rebound-nya dan tidak
miring
- diambil pencatatan final set untuk minimal 10 kali pukulan
- jika tidak tercapai nilai final set yang ditetapkan, maka pemancangan harus
dilanjutkan dan diambil lagi final setnya pada lembar yang sama, sampai tercapai final
set yang ditetapkan

Pemeriksaan terhadap heaving (pengangkatan)


Pile heaving adalah kondisi terangkatnya kembali tiang pancang yang sudah selesai dipancang,
akibat tekanan tanah yang terjadi pada saat pemancangan titik pondasi berikutnya yang
berdekatan, yang radiusnya tergantung dari sifat tanah di lokasi pekerjaan.

Untuk pemancangan tiang dalam kelompok (2 atau lebih), harus diperiksa secara berkala
apakah terjadi pile heaving atau tidak :

 Untuk kelompok tiang yang terdiri dari 2-4 tiang pancang, tetap harus diperiksa pile
heaving pada pemancangan awal sebagai data awal – jika tidak terjadi pile heaving
setelah 5 kelompok tiang pertama diperiksa, maka pemeriksaan berikutnya dapat
dilakukan secara random, namun jika terjadi pile heaving, maka harus diperiksa setiap
kelompok tiang berikutnya
 Setiap titik pancang yang telah selesai dipancang dalam satu kelompok harus dicatat
level top of pile nya sebelum dilakukan pemancangan berikutnya (level yang dicatat
boleh merupakan pinjaman level setempat dan tidak diikat ke BM, karena surveyor juga
harus melakukan tugas yang lain dan mungkin hanya dapat melakukan pengukuran
optik dari posisi yang tidak memungkinkan memindahkan acuan BM level ke tiang
yang diukur)
 Setiap selesainya pemancangan 2-4 tiang berikutnya dalam satu kelompok tiang,
dilakukan pengukuran ulang level tiang pancang yang telah terpancang sebelumnya dan
dipastikan tidak terjadi pile heaving
 Jika terjadi pile heaving, maka tiang pancang yang terangkat harus dipukul
ulang/redrive untuk mengembalikan level top of pile ke posisi semula atau sedikit lebih
rendah dari level awal – untuk pekerjaan re-drive harus dicatat pada piling record yang
ada dan tidak perlu dilakukan pengambilan grafik final set lagi
 Proses pengukuran dan pengecekan harus dilakukan terus sampai seluruh tiang pancang
dalam satu kelompok tiang selesai dipancang

Penetapan nilai pengangkatan (heaving) yang disyaratkan untuk dilakukan re-drive harus
mengikuti ketentuan spesifikasi teknis atau persetujuan Konsultan Pengawas --
direkomendasikan nilai 5 mm untuk end-bearing pile dan 3 cm untuk friction pile

Untuk menghindari atau mengurangi resiko pile heaving dapat dilakukan langkah sebagai
berikut :

 Jarak bersih antar tiang pancang tidak kurang dari 2 diameter atau diagonal penampang
tiang – ditentukan oleh konsultan desain, jika terjadi pile heaving dalam 5 kelompok
tiang berturut-turut, maka diinformasikan kepada PM untuk diputuskan apakah akan
diubah jarak antar tiang pancang atau tidak
 Jika terdapat kelompok tiang pancang, pemancangan dimulai dari posisi terdalam lalu
melingkar keluar

Penghentian pekerjaan pemancangan


Penghentian pemancangan dilakukan jika salah satu kondisi berikut terjadi atau tercapai :

 final set sudah dicapai (end-bearing pile) atau kedalaman pemancangan yang
disyaratkan sudah dicapai (friction pile)
 sudah mencapai maksimal 2.000 pukulan hammer/palu pancang
 telah mencapai batas kelangsingan tiang pancang sesuai spesifikasi material atau
ketentuan Konsultan : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang jika diperlukan
 terjadi kerusakan pada tiang (pecah, retak, patah, dsb) : harus dilakukan penambahan
titik pondasi tiang
 terjadi kemiringan di luar toleransi : harus dilakukan penambahan titik pondasi tiang
Pencatatan data pelaksanaan
Pencatatan data pelaksanaan yang harus dilakukan, minimal meliputi :

 Data jenis dan spesifikasi alat pancang yang dipakai


 Data jenis, ukuran dan kapasitas material tiang pancang yang dipakai
 Data pelaksanaan (Pile Driving Record dan Grafik Final Set)
 Data panjang tertanam termasuk konfigurasi sambungan tiang dan tanggal
pemancangan, yang ditabelkan sesuai dengan penomoran titik pancang pada gambar
konstruksi
 Data pergeseran titik pancang yang diplotkan pada gambar dan ditabelkan, sesuai
penomoran titik pancang
 Data titik pancang yang berubah vertikalitas tiang pancangnya selama pemancangan,
dicatat dan ditabelkan sesuai nomor titik pancang pada gambar konstruksi
 Tabel nilai kapasitas ultimate dan ijin tiap titik pancang sesuai nomor pada gambar
konstruksi, dengan menggunakan rumus dinamik yang telah diverifikasi dengan
pengujian PDA Test atau Static Loading Test

.
Fungsi dan spesifikasi
DROP HAMMER

Drop Hammer merupakan palu berat yang


diletakan pada ketinggian tertentu di atas
tiang palu tersebut kemudian dilepaskan dan
jatuh mengenai bagian atas tiang. Untuk
menghindari menjadi rusak akibat tumbukan
ini, pada kepala tiang dipasangkan semacam
topi atau cap sebagai penahan energi atau
shock absorber. Biasanya cap dibuat dari
kayu.
Pemancangan tiang biasanya dilakukan secara
perlahan. Jumlah jatuhnya palu permenit
dibatasi pada empat sampai delapan kali.

Keuntungan dari alat ini adalah :


a. investasi yang rendah
b. mudah dalam pengoperasian
c. mudah dalam mengatur energi per blow
dengan mengatur tinggi

Kekurangan dari alat ini adalah :


a. kecepatan pemancangan yang kecil
b. besar kemungkinan rusaknya tiang akibat jatuh yang tinggi
c. kemungkinan rusaknya bangunan disekitar lokasi akibat getaran pada permukaan
tanah
d. tidak dapat digunakan untuk pekerjaan dibawah air

DIESEL HAMMER

Alat pemancang tiang tipe ini


berbentuk lebih sederhana dibandingkan dengan hammer lainnya. Diesel hammer
memiliki satu silinder dengan dua mesin diesel, piston, atau ram, tangki bahan baker,
tengki pelumas, pompa bahan baker, injector, dan mesin pelumas.
Kelebihan diesel :
a. ekonomis dalam pemakaian
b. mudah dalam pemakaian di daerah terpencil
c. berfungsi dengan baik pada daerah dingin
d. mudah dalam perawatannya
Kekurangan alat ini adalah :
a. kesulitan dalam menentukan energi per blow
b. sulit dipakai pada tanah lunak

Bagian-bagian penting alat pancang :


 Pemukul (Hammer)Bagian ini biasanya terbuat dari baja masif/pejal yang berfungsi
sebagai palu untuk pemukul tiang pancang agar masuk ke dalam tanah.
 LeaderBagian ini merupakan jalan (truck) untuk bergeraknya pemukul (hammer) ke
atas dan ke bawah. Macam-macam Leader : - Fixed Leader (leader Tetap)
- Hanging Leader (Leader Gantung)
- Swinging Leader (Leader yang dapat berputar dalam bidang vertikal).
 Mesin uap untuk menggerakkan pemukul (hammer) pada single atau double acting
steam hammer.

Ikhtisar diesel hammer


Tubular diesel Hammer sebagian besar digunakan untuk pekerjaan beton menengah
sampai berat dan untuk tiang baja. Kapasitas mengemudi tinggi Tubular Diesel
Hammer diperoleh karena rasio kompresi yang relatif kecil (CR=15) dan tinggi pukulan
(s=3000-3300mm) dicomparaison dengan rod type Diesel Hammer (CR=25-28) dan
(s=2000-2500mm). Tubular Diesel Hammer sebagai palu diesel paling terbaik.
Bagian-bagian Tubular Diesel Hammer SP-79

1. Silinder atas
2. Piston
3. Tangki bahan bakar
4. Pompa bahan bakar
5. Silinder lebih rendah
6. Blok landasan
7. Selang minyak anvil blok
8. Tangki air
9. Pompa minyak
10. Tangki minyak
11. Crab
12. Kendali crab
13. Selang minyak cincin Ram
14. Mengisi batang pengisian
15. Pipa batang pengisian
Pengoperasian

Tabung Diesel Hammer beroperasi sebagai berikut: Piston dengan bantuan dari crab dan
pekerja ahli katrol mengemudi tumpukan khusus, kemudian dinaikkan ke posisi atas dengan
crab dan dijatuhkan ke bawah. Sebelum bawah Ram melewati exhaust port piston mendorong
tuas pompa bahan bakar dan bahan bakar dari pompa dipasok ke landasan. Dampak energi
dibagi antara penguapan bahan bakar dan pencampuran udara panas dan mengemudi
tumpukkan. Setelah singkat waktu, campuran udara – bahan bakar dinyalakan dan tekanan dari
gas buang memperluas piston dibangkitkan dan impuls mengemudi tambahan ditransmisikan
ke tumpukan.

HYDRAULIC HAMMER
Cara kerja hammer ini adalah berdasarkan
perbedaan tekanan pada cairan hidrolis.
Salah satu hammer tipe ini dimanfaatkan
untuk memancang fondasi tiang baja H dan
fondasi lempengan baja dengan cara
dicengkeram, didorong, dan ditarik. Alat
ini baik digunakan jika ada keterbatasan
daerah operasi karena tiang pancang yang
dimasukan cukup pendek. Untuk
memperpanjang tiang maka dilakukan
penyambungan pada ujung-ujungnya.
VIBRATORY PILE DRIVER
Alat ini sangat baik dimanfaatkan pada tanah
lembab. Jika material dilokasi berupa pasir
kering maka pekerjaan menjadi lebih sulit
karena material tidak terpengaruh dengan
adanya getaran yang dihasilkan oleh alat.
Efektifitas penggunaan alat ini tergantung
pada beberapa factor yaitu amplitude, momen
eksentrisitas, frekuensi, berat bagian bergetar
dan berat lain tidak bergetar.

You might also like