You are on page 1of 79

1

Merry Nina
Modul 1 Skenario 3
IKGK 4 NINA MERRY


Hal-hal yang akan dibahas (sesuai sasbel dosen) o Human papillomavirus
• Picornaviruses/enteroviruses
Infeksi Spesifik (Virus pada anak dan dewasa) o Coxackievirus A dan B (Hand, foot, and
-Definisi mouth disease, herpangina)
-Klasifikasi virus yg dpt menginfeksi manusia terutama di rongga o Echovirus
mulut o Enterovirus
• Herpesviruses • Reteroviruses
o Herpes simplex virus 1 (HSV-1) o Human immunodeficiency virus-1 (HIV 1)
o Herpes simplex virus 2 (HSV-2) o Human immunodeficiency virus-2 (HIV 2)
o Varicella-zoster virus (VZV) (Herpes • Influenza viruses
zoster, chickenpox or primary varicella • Respiratory syncytical viruses
zoster infection) - Obat-obatan antiviral
o Epstein Barr virus (HHV-4) - Infeksi HIV
o Human cytomegalovirus (HHV-5)
o HHV-6 Kontrol Infeksi
o HHV-7 A. Kontrol Infeksi
o HHV-8 B. Kewaspadaan Baku
• Rubulaviruses C. Strategi Kontrol Infeksi
o Paramyxovirus (mumps/epidemic D. Pemrosesan Ulang Instrumen
parotitis; measles/rubeola)
• Papilomaviruses





2

Merry Nina





INFEKSI VIRUS
Terminologi
Sebelum membahas klasifikasi virus dan gambaran klinisnya, kita perlu memahami istilah jenis-jenis lesi yang biasa timbul di kulit dan mucosa mulut.
Definisi dari setiap jenis lesi dapat dilihat pada tabel:


3

Merry Nina


DEFINISI INFEKSI SPESIFIK Infeksi virus dapat terjadi ketika ada interaksi antara virus dan host.
Invasi virus ke dalam tubuh dapat melalui inokulasi kulit atau mukosa,
Nah mulai SK ini udah mulai masuk kasus infeksi spesifik nih.
inhalasi, dan ingesti. Virus tersebut ditransmisikan melalui saliva dan
Apa sih definisinya? Pokoknya infeksi yang disebabkan oleh
cairan tubuh lainnya, kondisi dengan hygiene yang rendah, dan kontak
mikroorganisme yang spesifik, misalnya penyakit TBC ya cuma
yang dekat dengan orang lain atau sekresi infeksinya. Kemudian virus
disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.


4

Merry Nina
akan menyebar secara lokal melalui limfa, darah, hingga sistem saraf Herpesviridae.
pusat maupun perifer.
Jenis-jenis virus herpes yaitu :

KLASIFIKASI INFEKSI VIRUS


A. HERPESVIRUSES

Virus herpes adalah DNA virus yang ditransmisikan


umumnya melalui saliva atau cairan tubuh lainnya. Virus herpes
adalah golongan virus yang dikarakteristikkan dengan DNA yang
diselubungi oleh kapsid dan envelope. Membran mukosa oral dapat
diinfeksi oleh berbagai virus, dengan gejala patologis klinis yang
berbeda-beda. Dari lebih dari 100 virus herpes, terdapat 8 jenis yang
paling sering menyerang manusia, maka dari itu disebut Human
Herpesvirus (HHV) yaitu Herpes simplex virus 1 (HSV-1), Herpes
Simplex Virus 2 (HSV-2), Varicella Zoster virus (VZV), Eipstein-
Barr virus (EBV), Cytomegalovirus (CMV), HHV 6, HHV 7, HHV 8
(Kaposi sarcoma herpesvirus. Familia dari virus ini bernama


5

Merry Nina

siklus replikasi yang singkat, menginduksi sitopatologi dalam sel


dengan menginduksi destruksi sel host, dan range host yang luas. Ciri
khasnya menimbulkan infeksi laten pada ganglia saraf sensorik.

2. Virus herpes beta: terdiri dari CMV, HHV-6, HHV-7. Memiliki


siklus replikasi yang panjang dan range host yang terbatas, dengan
infeksi berlanjut dengan lambat dalam sistem kultur sel. Ciri khasnya
memiliki kemampuan untuk membentuk sel yang lebih besar. Dapat
membentuk infeksi laten di kelenjar sekretoris, sel-sel sistem
retikuloendotel, dan ginjal.

3. Virus herpes gamma: terdiri dari EBV dan HHV-8 dengan range
host yang sangat terbatas. Mereka bereplikasi di sel-sel limfoblastoid
in vitro dan dapat menyebabkan infeksi lisis di sel-sel target.

Kedelapan HHV tersebut menyebabkan infeksi primer dan tetap laten


pada sel-sel spesifik pada tubuh manusia. Pada saat reaktivasi, virus
akan membuat infeksi rekuren yang dapat bersifat simtomatik dan
asimtomatik.

Virus herpes juga dibagi dalam 3 kelompok:

1. Virus herpes alfa: terdiri dari HSV-1, HSV-2, VZV. Memiliki


6

Merry Nina

PATOGENESIS HSV early (IE) dan early (E) yang merupakan kode untuk pengaturan protein
dan replikasi DNA. Selain itu, terdapat gen late (L) yang merupakan
kode untuk protein structural.

Selama infeksi primer, hanya sedikit individu yang menunjukkan gejala


klinis dan symptom dari penyakit sistemik. Gejala yang timbul pada
individu tersebut biasanya hanya gejala subklinis. Pendeteksian pada
individu ini dapat dilakukan dengan tes laboratorium untuk memeriksa
antibody HSV. Masa inkubasi setelah terpapar virus ini adalah 2-20
hari.
Gejala yang timbul adalah gingivostomatitis awal yang terdapat di
jaringan oral dan perioral. Erupsi ini biasa terjadi di tempat terjadinya
Primary HSV Infection kontak.

Terjadi pada pasien yang yang belum memiliki kekebalan terhadap Latency
virus (biasanya pada anak-anak atau remaja yang sebelumnya belum
Setelah memasuki periode resolusi (penyembuhan) dari herpetic
pernah terinfeksi).
gingivostomatitis, virus bermigrasi ke sepanjang selubung periaxon dari
Infeksi primer terjadi akibat inokulasi pertama kali mukosa, kulit, dan saraf trigeminal menuju ganglion trigeminal. Di ganglion inilah, virus
mata. Virus ini terikat ke permukaan sel epitel melalui heparin sulfat memasuki fase laten dimana virus menjadi non aktif à hanya terjadi
kemudian diikuti dengan insersi transmembran sitoplasmik dan aktivasi
gen spesifik selama fase litik dari infeksi. Gen ini adalah immediate


7

Merry Nina

HSV yang tetap laten pada sel lain selain sel saraf seperti epithelium sitokin yang memicu inflamasi. Sitokin-sitokin ini kemudian
disebut extraneuronal latency. mempengaruhi dendrit yang mengirim sinyal balik ke saraf
dimana virus DNA berada.
Secondary HSV Infection
- HSV-1 yang aktif kembali akan bereplikasi dan berjalan dari
Pada fase ini, virus laten teraktivasi kembali karena faktor tertentu, nervus trigeminal ke epitel awal yang terinfeksi (mukosa
seperti: paparan sinar matahari, paparan dingin, trauma, stress, atau kulit), menyebabkan infeksi rekuren à biasanya
menstruasi, penurunan system imun, dan segala perawatan lain manifestasi berupa vesikel atau ulser lokalis pada bibir.
(kemoterapi, bedah) yang dapat menyebabkan imunosupresi.
- Setelah infeksi sekunder selesai, virus kembali ke ganglia
**Faktor-faktor tersebut dapat menstimulasi reaktivasi HSV melalui 2 trigeminal dan menetap laten.
mekanisme:
o Induksi langsung gen virus ICP4 dan VP16. - HERPES SIMPLEX VIRUS TIPE 1 dan 2 (HSV-1, HSV-2)
-
Paparan sinar dan panas mengaktivasi produk gen virus dan HSV-1 HSV-2
menghambat efek latensi dari virus à menyebabkan aktivasi Cara penyebaran Kontak oral Kontak seksual
virus. Saliva terinfeksi
o Induksi tidak langsung Lesi perioral aktif

Sinar UV bersifat immunosupresif dan dapat menginduksi Paling banyak Mulut Daerah anogenital


8

Merry Nina

menimbulkan • Gingivitis menyeluruh à gingival kemerahan dan sangat nyeri.


infeksi di: Wajah
Daerah okuler (sekitar • Erupsi vesikular di kulit, vermillion border dan membran oral
mata) mukosa.
Dapat juga • Vesikel oral dan perioral ruptur à membentuk ulcers
menimbulkan Faring Genitalia
Kulit di bawah • Gejala sistemik à demam, malaise, anorexia, sakit kepala, arthralgia,
infeksi di: Intraoral pinggang chervical lymphadenopathy
Bibir • Pasien immunocompromised dapat mengalami penyakit yang lebih
Mata parah dan menyebar lebih luas.
Kulit di atas pinggang Contohnya : : Gingivostomatitis Herpes Primer, genital lesion.
GEJALA KLINIS
Infeksi Primer HSV
• Biasanya terjadi pada anak-anak / remaja yang baru pertama
terinfeksi virus

• Munculnya erythema, kelompok vesikel, dan/atau ulser


pada mukosa terkeratinasi di palatum durum, attached
gingiva, dorsum lidah, dan mukosa non-terkeratinasi pada
mukosa bukal dan labial, ventral lidah, dan palatum mole. Secondary herpes simplex à INFEKSI SEKUNDER/REKUREN
Lesi hampir ditemukan di semua mukosa. · Etiologi : reaktivasi virus laten.


9

Merry Nina

· Recurrent Intraoral HSV


· Temuan klinis : mempengaruhi perioral, bibir, attached gingiva,
dorsum lidah, dan palatum durum. Infeksi rekuren terjadi di mukosa terkeratinasi seperti
attached gingival, dorsum lidah, dan palatum durum.
· Gejala : gatal, sensasi terbakar, dan sakit pada area
infeksi. Gejala klinis : ulser tunggal atau berkelompok yang
sangat nyeri berukuran 1-5 mm dengan tepi erythematous
a. Herpes Labialis Rekuren
terang, keluhan nyeri pada gingival 1-2 hari setelah
- Reaktivasi virus laten akibat faktor pemicu seperti paparan perawatan dental, contoh: scaling.
sinar matahari, mesnstruasi, emosional stress, pilek/infeksi
demam, iritasi lokal seperti perawatan gigi.

- Gejala klinis :
ü
Gatal-gatal, parastesi, kesemutan atau terbakar.
ü
Diikuti dengan eritema di area infeksi
ü
Dalam 1-2 jam terbentuk vesikel di sepanjang
mukokutan bibir à vesikel membesar à bergabung à
mengeluarkan eksudat HSV-2

Setelah 2-3 hari vesikel rupture à ulser à timbul krusta (keropeng) à Gejala klinis untuk infeksi HSV tipe II biasanya ditemukan di genital
penyembuhan lesi (tidak meninggalkan bekas luka, kecuali ada infeksi berupa blister (lepuhan). Blister yang pecah akan meninggalkan ulserasi
bakteri sekunder). Nyeri umumnya hanya dalam 2 hari pertama. yang sulit disembuhkan (butuh 2-4 minggu untuk sembuh).


10

Merry Nina

HSV pada Pasien Immunocompromised DIFERENSIAL DIAGNOSIS


Pasien yang termasuk kategori immunocompromised adalah pasien Beberapa penyakit yang memiliki gejala klinis dan sistemik
yang sedang menjalani kemoterapi, transplantasi organ, AIDS, menyerupai gingivostomatitis herpes primer :
leukemia).
• Faringitis streptokokal : secara klinis tdk melibatkan bibir
Karakteristik khas dari Recurrent Intraoral HSV pada pasien ini ialah:
dan jaringan perioral dan tdk ada vesikel yg mendahului
- Ukuran lesi lebih besar, tampak sedikit lebih cekung dengan tepi ulser
timbul. Ciri khas : ada vesikel atau ulser satelit berukuran 1-2 mm • Erythema multiformae : lesi ulsernya lebih besar,
pada tepi ulser utama. biasanya tanpa melalui tahap vesicular, dan jarang
- Ulserasi lebih dalam (lebih cekung) ditemukan di gingival
- Healing lebih lama • Stomatitis Apthae : lesi hanya ditemukan di mukosa non
- Lokasi tidak khas keratinasi seperti dasar mulut, mukosa buccal, dan muosal
- HSV ditemukan di saliva.
alveolar.
Dokter gigi atau asisten operator yang terkena saliva penderita herpes • ANUG: lesi oralnya hanya terbatas di gingiva dan dan
dapat terjangkit herpetic whitlows à abses pada kuku dan ibu jari,
terasa sangat nyeri. tidak didahului oleh vesikel, sering juga ditemukan rasa
sakit dan bau mulut.

• Herpangina: hanya pada bagian posterior mulut dan lebih


menyebar, tidak ada gingivitis.

• Zoster: mirip, karena sama-sama herpes, namun zoster


sifatnya unilateral dan segmentasi.


11

Merry Nina

• Coxsackievirus infections (terutama HFM disease) Dosis acyclovir pada dewasa 200-400 mg 5 kali sehari
selama 5-7 hari. Bila dosis tersebut tidak mempan berarti pasien
Dapat berupa ulserasi yang luas pada rongga mulut menyerupai
primary herpetic gingivostomatitis, namun ulcer pada infeksi ini imunodefisiensi.
umumnya tidak berkelompok dan gingiva tidak terlibat à tidak ada 2. Infeksi HSV Rekuren
gingivitis!
RHL sering ditekan dengan mengurangi faktor pemicu, seperti
REMINDER! penggunaan sunscreen. Selain itu, diberikan pula obat antiviral
Herpes simplex : lesi banyak,
berkelompok, terdapat topical seperti krim acyclovir 50%, krim penciclovir 3%, dan krim
vesikel yang mendahului doconasol 100% sangat efektif jika digunakan 3-6 kali sehari pada
ulser, menyebabkan
gejala awal lesi. Terapi sistemik dengan valacyclovir atau
gingivitis.
famciclovir (500-1000 mg 3 kali sehari) efektif dalam merawat
lesi aktif atau untuk menekan infeksi HSV pada pasien yang
MANAJEMEN PERAWATAN mengalami episode sering, lesi besar, atau EM.
1. Infeksi Primer HSV 3. Infeksi HSV pada Pasien Immunocompromised
Perawatan untuk infeksi primer HSV adalah pemberian Umumnya, pasien dirawat dengan antiviral sistemik yaitu
antiviral Acyclovir atau famciclovir. Penggunaan acyclovir 15 acyclovir intravena untuk mencegah penyebaran virus ke lokasi
mg/kg 5 kali sehari pada anak dapat menurunkan durasi demam, lain (misalnya HSV esophagitis). Untuk pasien alergi acyclovir,
mengurangi HSV shedding, menghentikan progress lesi, alternatifnya ialah foscarnet.
meningkatkan nafsu makan, dan mengurangi kunjungan rumah 4. Terapi Supportif
sakit.


12

Merry Nina

Perawatan pendukung yang diberikan berupa kontrol intake cairan makrofag, masuk ke aliran darah, dan menyebar ke kulit atau organ lain.
yang adekuat, pemberian analgesic : acetaminophen, menjaga oral Hal tersebut memicu aktifnya respon imun non spesifik interferon dan
hygiene dengan mouth cleansing dan kumur-kumur menggunakan respon imun spesifik humoral dan selular. Pada host normal, respon
CHX. imun mampu membatasi replikasi virus dan memungkinkan
penyembuhan dalam 2-3 minggu. Kemudian, virus berjalan menuju
ganglia sensory untuk menetap dalam fase laten.

b. Herpesvirus 3 (Varicella dan Zoster)


CHICKENPOX/CACAR AIR (Varicella) TEMUAN KLINIS
GEJALA : demam, malaise, pharyngitis, dan rhinitis.
Varicella/chickenpox atau cacar air merupakan penyakit infeksius
menular yang disebabkan olehh varicella zoster virus. Penyebaran GAMBARAN KLINIS : gejala sistemik diatas berlanjut dengan
virus terjadi melalui udara (rute pernapasan) dan cairan tubuh. Bentuk munculnya ruam pada wajah dan badan dan dilanjutkan ke anggota
gerak yang ditandai dengan prurits exhantema. Ruam terdiri dari papul
infeksi primernya berupa varicella, sedangkan infeksi sekunder/rekuren
kecil di seluruh badan yang cepat berubah menjadi vesikel, pustular dan
berupa zoster. Secara struktur, VZV mirip dengan HSV karena memiliki
pecah sehingga mengalami ulserasi. Biasanya, seluruh lesi akan penuh
inti DNA dan sama-sama mengalami masa laten di ganglia sensory ditutupi krusta dalam waktu 10 hari
dalam waktu tertentu hingga adanya reaktivasi virus.
(ruam popularà vesicularà pustularà pecahà ulserasià krusta)
PATOGENESIS Infeksi ini jarang menyebabkan luka jaringan parut permanen,
Penularan varicella umumnya melalui udara à inhalasi droplet yang kecuali infeksi sekunder berkembang.
terkontaminasi. Setelah inkubasi 2 minggu, VZV berproliferasi dalam MANIFESTASI ORAL : Berupa ulser yang melibatkan vermillion


13

Merry Nina

border, palatum, dan mucosa buccal. Lesi awal berupa vesikel (3-4 bayi neonatus yang lahir dari penderita varicella, bayi tersebut dapat
mm)àpustular putih opakàrupture menjadi ulser (1-3 mm). terjangkit syndrome varicella congenital disertai microcephaly, katarak,
pertumbuhan terhambat, dan hipoplasia anggota tubuh.
MANAJEMEN PERAWATAN
• Pencegahan : Vaksinasi varicella zoster 3-5 hari setelah terpapar.

• Penanganan : Pemberian varicella-zoster immunoglobulin dan obat


antivirus seperti acidoclovir, valaciclovir, atau famciclovir.

ZOSTER/CACAR API/CACAR ULAR


PATOGENESIS
Zoster merupakan infeksi sekunder karena reaktivasi virus varicella
zoster yang menetap laten di dorsal spinal ganglia. Faktor pemicu
reaktivasi virus diantaranya immunosupression, perawatan dengan
obat – obatan cytotoxic, radiasi, adanya malingansi, usia tua,
pengguna alcohol, dan manipulasi dental. Insidensi herpes zoster
meningkat seiring dengan meningkatnya usia dan derajat
imunosupresi.
KOMPLIKASI à pada pasien immunocompromised, keparahan dapat
TEMUAN KLINIS
meningkat menjadi varicella menular dan hemorrhagic, pneumonia,
gangguan gastrointestinal (muntah, diare, dehidrasi). Pada janin dan GEJALA :


14

Merry Nina

Rasa sakit yang dalam/ seperti terbakar. Sakit berasal dari infeksi
pada dermatome (area epithelium yang diinervasi oleh saraf spinal)
disertai demam, malaise, sakit kepala, terdapat sedikit
lymphadenopathy 1-4 hari sebelum muncul lesi kutan.

MANIFESTASI KLINIS :
Lesi awal berupa sekelompok vesikel dengan pola dermatom (bisa
unilateral, linear, atau terdistribusi dalam dermatom yang disuplai Infeksi zoster pada divisi opthalmic N.Trigeminal à ruam wajah,
oleh satu saraf). Dalam 3-4 hari, vesikel berkembang menjadi nyeri, lesi pada dahi dan kelopak mata serta ulserasi kornea (bisa
pustular. Setelah 7-10 hari terjadi rupture dan ulserasi yang diakhiri menyebabkan kebutaan).
dengan krusta. Lesi mereda dalam 2-3 minggu. Selama
penyembuhan, dapat terbentuk scar disertai
hipopigmentasi/hiperpigmentasi.
Bila sakit tidak hilang sampai 3 bulan à masuk fase kronis :
postherpetic neuralgia. Sakitnya dideskripsikan sebagai sakit
terbakar, tertusuk, gatal, ngilu, dan sering dipicu hanya dengan
sentuhan ringan oleh pakaian. Keadaan kronis ini bahkan bisa
berlangsung hingga 20 tahun. Infeksi zoster pada divisi maxillaris N.Trigeminal à lesi pada bibir
MANIFESTASI ORAL: atas dan wajah tengah, sakit seperti terbakar pada palatum unilateral.


15

Merry Nina

Beberapa hari kemudian, terbentuk ulser (1-5 mm) di palatum MANAJEMEN PERAWATAN
dengan distribusi unilateral. • Pencegahan: imunisasi varicella zoster sejak kecil untuk mencegah
risiko terjangkit cacar di kemudian hari.

• Perawatan : pemberian antivirus acyclovir, valaciclovir, atau


famciclovir per oral 3 hari setelah timbulnya ruam. Pemberian secara
intravena dikhususkan pada pasien imunodefisiensi, terutama
penderita HIV/AIDS karena dapat mengancam nyawa.

Infeksi zoster pada divisi mandibularis N.Trigeminal à lesi wajah


bawah, bibir bawah, gingival rahang bawah, dan lidah.
Pada pasien HIV, herpes zoster dilaporkan dapat menyebabkan resorpsi
dan tanggalnya gigi serta osteonekrosis tulang rahang.

KOMPLIKASI à Ramsay Hunt Syndrome (keterlibatan ganglion


geniculate); pasien akan menderita Bells Palsy, lesi vesikel pada telinga
luar, dan parestesis 2/3 anterior lidah.
• Nyeri postherpetic neuralgia tidak merespon baik terhadap


16

Merry Nina

analgesic. Pemberian tricylic antidepressants, carbamazepine, infeksi paling simptomatik pada dewasa muda.
atau capsaicin lebih dianjurkan.
Disamping infectious mononucleosis, EBV telah
• Perawatan postherpetic neuralgia dapat dilakukan dengan
menunjukkan lesi oral hairy leukoplakia (OHL) dan berhubungan
stimulasi kulit di area yang sakit dengan cara menggosok area
dengan beberapa kelainan lymphoproliferative, nasopharyngeal
kulit dengan kain secara lembut; menekan kulit dengan ibu jari;
carcinoma, beberapa gastric carcinoma, dan kadang tumor otot
massage; acupuncture; local heat; cold spray; atau stimulasi
polos.
saraf dengan elektrik melalui transkutan (TENS).
Gambaran Klinis
c. Epstein-Barr virus (HHV-4) Sebagian besar infeksi EBV pada anak asimptomatik. Pada
anak yang berusia kurang dari 4 tahun dengan gejala demam,
Infeksi mononucleus adalah penyakit simptomatis yang
lymphadenophaty, pharyngitis, hepatosplenomegaly, dan rhinitis
berasal dari paparan terhadap virus Epstein-Bar (EBV, HHV-4).
atau cough (batuk). Anak berusia 4 tahun terafeksi ssama namun
Infeksi biasanya terjadi oleh kontak intim. Penyebaran umumnya
menunjukkan prevalensi hepatosplenomegaly, rhinitis dan cough
intrafamilial, dan sekali seorang terpapar, EBV tetap pada host
yang lebih rendah.
seumur hidup. Anak-anak umumnya terinfeksi melalui saliva pada
jari yang terkontaminasi, mainan, atau benda lain. Pada dewasa, Sebagian besar dewasa muda mengalami demam,
kontak virus melalui transfer saliva langsung, seperti berciuman, lymphadenophaty, pharyngitis dan tonsillitis. Hepatosplenomegaly
oleh karena itu nama lain dari infeksi virus ini adalah kissing dan rash tidak terlalu sering terlihat. Komplikasi yang mungkin
meliputi splenic rupture, trombositopenia, autoimmune hemolytic
disease. Paparan selama anak-anak biasanya asimptomatik, dan
anemia, dan masalah neurologic. pada infeksi mononucleus yang


17

Merry Nina

klasik pada dewasa muda, prodromal fatigue, malaise, dan anorexia banyak pasien memiliki splenomegaly. Limfositosis merupakan
terjadi sampai 2 pekan sebelum perkembangan pyrexia. Suhu gambaran khas.
mencapai 104’F dan bertahan selama 2-4 hari. b. Infeksi EBV kronis, persisten atau tereaktivasi

Lymphadenopathy terlihat pada 90% kasus dan tampak membesar, Gejalanya adalah fatigue persistent, dengan atau tanpa temuan
simetris, dan tender nodes, sering dengan keterlibatan posterior dan fisik atau laboratorium.

anterior cervicak chains. Lebih dari 80% kasus pada dewasa muda c. Persebaran EBV melalui sekresi respirasi, terutama melalui
memiliki pembesaran tonsilar oropharyngeal, kadang dengan eksudat kontak oral Pada pasien dengan sosioekonomi rendah, terpapar
permukaan difus dan abses tonsil sekunder. Lesi oral selain pembesaran EBV pada usia awal, sedangkan pada pasien dengan
lymphadenophaty adalah petechiae pada palatum durum atau mole. sosioekonomi tinggi, infeksi primer biasanya tertunda sampai
Biasanya hilang dalam 24-49 jam. NUG juga sering terjadi remaja atau dewasa muda.
d. Burkitt’s lymphoma
a. Infectious mononucleosis
Merupakan tumor sangat ganas yang cepat menyebar dengan
Infeksi akut yang mempengaruhi jaringan limfoid ke seluruh
metastasis yang luas. Penyakit ini sering terjadi di Afrika dengan
tubuh, infectious mononucleosis terlihat pada remaja dengan
endemic malaria. Efek parasit malaria pada sistem
insidensi puncak usia 15-20 tahun. Organisme ada pada saliva
reticuloendotalial dapat menyebabkan respons abnormal terhadap
dan dapat menyebar melalui ciuman. Inkubasi selama 4-7 pekan,
infeksi EBV. EBV lalu menghasilkan perubahan ganas pada
bisa lebih singkat pada anak-anak 10-40 hari. Gejala meliputi
jaringan limfoid (limfoma) bukannya proliferasi jinak.
demam ringan dengan lymphadenopathy generalis dan limfosit
e. Nasopharyngeal carcinoma
abnormal pada darah. Demam, tonsillitis dan fatigue umum, dan


18

Merry Nina

f. Hairy leukoplakia
Perawatan dan Diagnosis
Merupakan area putih dan timbul.
Infectious mononucleosis sembuh dalam 4-6 pekan (ringan dan
self-limiting). Antipiretik tanpa mengandung aspirin dan NSAID
Diagnosis
dapat digunakan untuk meminimalkan sebagian besar gejala.
Diagnosis berdasarkan gambaran klinis dan sebaiknya
Komplikasi yang jarang meliputi splenic rupture, hepatitis yang
dikonfirmasikan melalui prosedur laboratorium. Hitung sel leukosit
berhubungan dengan EBV, dan Bell’s palsy. Pasien dengan
meningkat dengan differential count menunjukkan limfositosis
pembesaran limpa sebaiknya menghindari olahraga kontak untuk
relatif yang dapat terjadi menjadi 70%-90% selama minggu kedua.
mencegah splenic rupture. Kadang, fatigue dapat menjadi kronik.
Atypical limfositosis biasanya muncul pada daerah perifer. Temuan
Pada pasien immunokompromis, poliferasi polyclonal B-
serologi pada EBV adalah adanya Paul-Bunnel heterophil antibody,
lymphocyte dapat terjadi dan mungkin menyebabkan kematian.
tes cepat untuk antibody. Lebih dari 90% pasien dewasa muda
memiliki temuan positif heterophil antibody, namun pasien yang Keterlibatan tonsilar menyerupai streptococcal pharyngitis
berusia kurang dari 4 tahun sering mendapatkan hasil negatif. dan myocarditis terlihat pada pasien yang memiliki infectious
Indirect immunofluorescent testing untuk mendeteksi antibody mononucleosis dan dirawat dengan steroid. Penggunaan
spesifik EBV (IgM) sebaiknya digunakan pada pasien yang diduga kortikosteroid menghasilkan durasi demam yang lebih singkat dan

memiliki infeksi EBV yang negatif pada tes Paul-Bunnel. ELISA penyusutan pembesaran jaringan limfiod, namun penggunaannya

dan recombinant DNA-derived antigen dapat menggantikan indirect harus dibatasi pada kasus yang mengancam nyawa (seperti pada

immunofluorescent test. pasien dengan gangguan pernafasan atas karena lymphadenopathy


19

Merry Nina

yang besar). Gambaran Klinis


Infeksi primer nya mirip dengan infectious mononucleosis
d. Cytomegalovirus (CMV) dengan limfositosis namun sedikit lymphadenopathy (penyakit nodus
Cytomegalovirus merupakan jenis β-herpesvirus. Infeksi primer dapat limfe) atau splenomegaly (pembesaran limpa). Komplikasinya berupa
asimtomatis atau menyebabkan penyakit infeksi yang mirip meningoencephalitis, myocarditis, thrombocytopenia (berkurangnya
mononukleosis. Setelah tubuh terekspos dengan CMV, virus akan laten trombosit). 90% dari pasien AIDS biasanya memiliki antibodi CMV dan
pada sel-sel jaringan ikat (seperti endotel pembuluh darah dan sel biasanya CMV melibatkan mata (CMV retinitis), saluran pencernaan
epitel). CMV pada sel endotel akan berkontribusi terhadap inflamasi (CMV enteritis) dan di tempat-tempat mukokutan seperti perianal dan
vaskuler, oklusi vaskuler, dan kerusakan organ. Virus ini dapat perigenital.
menjalar/transmisi melalui transer langsung dari sel-sel darah putih
yang terinfeksi melalui kontak intimate, melalui produk darah, dan Manifestasi Oral
melalui organ transplan donor ke resipien. Pada pasien imunokompromis: ulser nekrotik tunggal yang besar
dan jarang berupa lesi jamak, sakit, ada selama minggu-bulanan, dan
CMV berhubungan dengan sindrom Guillain-Barré (menyebabkan bisa terjadi di berbagai tempat. Terdapat juga osteomyelitis
lemahnya otot secara progresif dan paralisis). Infeksi CMV di mandibularis dan eksfoliasi gigi yang berhubungan dengan infeksi
mukokutan biasanya merupakan infeksi polimikroba dengan HSV atau CMV dan VZV, mungkin karena kedua virus tersebut menyebabkan
VZV (keduanya merupakan virus herpes α). vaskulopati (kelainan pembuluh darah) dan trombosis.


20

Merry Nina

Infectious Mononucleosis HHV6 dapat menyebabkan demam glandula, limfadenopati, mudah


Etiologi lelah, atau hepatitis di kemudian hari.
Penyakit turunan CMV yang dapat tinggal secara laten di sel
kelenjar air liur, endothelium, makrofag, dan limfosit. 90% dari kasus f. Human Herpes Virus 7 (HHV7)
infeksi CMV bersifat asimptomatik . Infeksi akut pada orang dewasa HHV7 adalah T limfotropik, tidak diketahui kaitannya dengan
menunjukkan pola yang sama dengan infeksi mononucleosis. CMV penyakit manusia, namun dicurigai bisa menjadi kofaktor penyakit
sering terjadi pada pasien AIDS. Kebanyakan pasien memiliki lesi terkait HHV6 dan bisa menyebabkan ruam.
kronis di mukosa oral. Neonatal CMV dapat mengakibatkan defek
tumbuh kembang gigi geligi. Pemeriksaan histopatologis menunjukkan g. Human Herpes Virus 8 (HHV8)
perubahan pada sel endothelial vaskuler. Sel yang terinfeksi biasanya HHV 8 atau virus herpes Kaposi Sarkoma (KSHV) adalah virus
membengkak dan disebut “owl eye” cell. DNA B-limfotropik yang ditransmisikan terutama dari hubungan
seksual. HHV8 sangat berkaitan dengan Kaposi sarkoma dan limfoma
e. Human Herpes Virus 6 (HHV6) rongga tubuh.
HHV 6 merupakan virus herpes sel T limfotropik yang
berkontraksi melalui sekresi orofaringeal dalam 2 tahun pertama. HHV6
menyebabkan demam terkadang disertai ruam makula atau papula pada
wajah dan/atau badan, diare, batuk-batuk, edema, meningitis. Infeksi 2. RUBULAVIRUSES


21

Merry Nina

a. Rubeolla (Campak Jerman) infeksi intrauterin terjadi selama trisemster pertama kehamilan.
Etiologi dan Patogenesis
Campak merupakan infeksi virus menular yang disebabkan virus dari Gambaran Klinis
famili paramyxo-virus. Virusnya dikenal sebagai virus campak, Campak merupakan penyakit yang menyerang anak-anak biasanya
merupakan virus RNA- enveloped yang terkait secara struktural dan
pada musim semi setelah periode inkubasi 7 hingga 10 hari, gejala
biological terhadap famili virus orthomyxovirus, yang dapat
prodromal seperti demam, tidak enak badan, coryza, konjungtivitis,
menyebabkan mumps dan influenza. Virus tersebut tersebar melalui
photophobia, dan batuk. Dalam 1 – 2 hari, makula eritema
droplet udara melalui epitel respirasi nasopharynx. Periode inkubasi
antara 10 – 11 hari dengan periode prodromal 1 – 7 hari. Exaanthem pathognomonic yang kecil dengan nekrosis berwarna putih di tengah
terdiri dari elevasi pinpoint awal pada palatum lunak yang menyatu tampak pada mukosa bukal.
dengan keterlibatan faring dengan eritema terang, tonsil menunjukkan Bintik lesi, yang dikenal sebagai bintik Koplik. Bintik Koplik
daerah keabu – abuan biru yang disebut dengan Herman spots. umumnya diawali dengan kulit kemerahan dalam 1 – 2 hari. Lesi serupa
dapat dilihat pada konjungtiva di canthus medial. Kemerahan awalnya
Penyakit ini menunjukkan gambaran klinis campak berupa mempengaruhi kepala dan leher, diikuti dengan saluran pernafasan, dan
demam, gejala respirasi, dan kemerahan.Tetapi, gambaran ini sangat anggota gerak. Komplikasi yang terkait dengan virus campak adalah
ringan dan singkat. Bintik Koplik tidak tampak pada campak Jerman. ensefalitis dan trombositopenia purpura. Infeksi sekunder dapat
Hal yang signifikan dari campak Jerman, virusnya menyebabkan cacat berkembang sebgai otitis media atau pneumonia.
bawaan dalam perkembangan janin. Pada kondisi yang abnormal
menghasilkan variasi dan mungkin berupa keparahan, khususnya jika Diagnosis


22

Merry Nina

Diagnosis campak biasanya dibuat berdasarkan tanda klinis dan atau pembesaran parotis merupakan iodide mumps.Hal ini
gejala yang terjadi pada individu yang belum divaksin. Gejala menunjukkan bahwa sebagian besar berhubungan dengan
prodromal, bintik Koplik, dan kemerahan memberikan bukti adanya kandungan material kontras radiografik – yodium.Kondisinya
campak.Jika dibutuhkan, uji laboratori dapat dilkukan melalui kultur terbatas dan jinak dengan rekurensi paparan berulang terhadap
virus atau tes serologi untuk antibodi terhadap virus campak material kontras yodium
Etiologi dan Patogenesis
Perawatan Agen penyebab infeksi mumps adalah paramyxovirus.
Tidak ada perawatan tertentu untuk campak. Terapi pendukung Periode inkubasinya yakni 2 – 3 minggu dengan memberikan gejala
istirahat penuh, cairan, diet cukup dan analgesik umumnya dibutuhkan. klinis. Transmisi terjadi secara kontak langsung dengan percikan
Vaksin efektif untuk mencegah campak dan diberikan kepada balita saliva.
dalam bentuk imunisasi untuk mencegah mumps dan rubella. Vaksinnya Gambaran Klinis
disebut dengan MMR (measles, mumps, rubella) Paien menjadi demam, tidak enak badan, sakit kepala, dan
panas dingin, sakit pada preauricular. Kelenjar saliva, parotis, terjadi
b. Mumps infeksi bilateral. Pembengkakan parotis cenderung asimetri,
Mumps merupakan infeksi virus sialadenitis primer akut mencapai proporsi maksimal 2-3 hari. Sakit lokal lanjut terjadi pada
yang menyerang kelenjar parotis. Sebelum adanya imunisasi rutin, saat rahang bergerak untuk berbicara dan menelan. Duktus stensen
mumps meruoakan endemik dalam setahun walaupun biasanya menjadi tersumbat sebagian karena pembengkakan kelenjar, dengan
terjadi pada akhir musim dingin dan semi.Bentuk noninfeksi mumps nyeri yang tajam akibat stimulasi mekanisme sekresi oleh makanan


23

Merry Nina

dan minuman. terbalik dan amplifikasi gen isothermal-lingkaran membantu dalam


Pembengkakan mengecil secara jelas sekitar 10 hari setelah perhitungan jumlah virus yang dapat membantu dalam penilaian
timbulnya gejala. Penyakit ini mempengaruhi pria dan wanita, terutama pathogenesis penyakit
dewasa muda dan anak – anak. Perawatan
Komplikasi yang berpotensi serius (orkitis atau ooforitis) dapat Perawatannya bersifat simtomatik dan membutuhkan istirahat
terjadi pada orang dewasa. total. Analgesik yang diberikan dan kortikosteroid dapat digunakan
Gondong merupakan infeksi sistemik, hal ini dibuktikan dengan pada kasus yang berat.
keterlibatan penyebaran yang luas jaringan glandular dan lainnya dalam Pencegahan penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan
tubuh, termasuk hati, pancreas, ginjal, dan saraf. vaksin yang menginduksi infeksi subklinis menular. Konversi antibodi
Diagnosis terjadi pada sekitar 90% dari individu yang rentan dan kekebalan
Diagnosis dibuat dengan mendemonstrasikan antibody terhadap seumur hidup. Meskipun gondong merupakan bentuk paling umum dari
mumps S dan antigen V dan antigen hemaglutinasi. Diagnosis gondok virus sialadenitis, parotitis mungkin juga disebabkan oleh agen virus
pada orang dewasa dapat lebih sulit. Uji cepat juga tersedia yakni lain, termasuk virus CoxsackieA, echovirus, viruschoriomeningitis,
dengan menggunakan cairan rongga mulut (mumps-imunoglobulin m cytomegalovirus, dan jenis virus parainfluenza1dan2.
(IgM) spesifik yang menangkap immunoassay) menunjukkan sesitivitas
yang baik dan spesifitas sebagai alternatif untuk tes serologi 3. PAPILLOMAVIRUSES
konvensional. a. Human Papillomavirus

Uji saliva menggunakan rangkaian reaksi transkripsi polimerasi 1) Papilloma Skuamous Oral


24

Merry Nina

Etiologi namun predileksi gingiva dan alveolar ridge yang memiliki tekstur
HPV adalah virus yang dikenal merupakan penyebab dari oral lembut (xanthoma / foamy) di jaringan papilla penghubung. Papillary
papilloma dan dari organ – organ upper aerodigestive (bibir, lidah, Hyperplasia biasanya ada di palatal keras dikarenakan prostodonthinc
hidung, tenggorokan pita suara, esofagus, dan trakea). HPV yang tidak sesuai. Ukuran papilloma untuk kondiloma lebih besar
menginfeksi khusus di daerah sel epitel basal dan menghasilkan dibandingkan papilloma skuamosa, memiliki basis yang lebih lebar dan
infeksi yang produktif hanya pada dasar epitel skuamous pada kulit
akan berwarna merah jingga hingga merah diakibatkan oleh kurangnya
dan mukosa.
zat keratin.

Manifestasi Klinis
Terdapat pada bagian bibir, daerah mukosa intraoral, daerah palatum
Perawatan dan Prognosis
keras dan lembut dan uvula. Lesi biasa berukuran kurang lebih 1 cm,
Eksisi atau dengan laser namun apabila menggunakan laser, tidak
berwarna merah jingga hingga putih, granular dengan sifat exophytic
(berthumbuh keluar dari permukaan sumber epitel yang terinfeksi). dapat melihat mikororganisme dari lesi untuk menegakkan diagnosis.

Asimptomatik dan soliter namun bisa ada di beberapa tempat (multi Jarang untuk timbul kembali kecuali apabila menjadi dysplasia akibat
terinfeksi HIV.
lesi).

Differential Diagnosis · Hiperplasia Epitel Fokal


Verruciform xanthoma, papillary hyperplasia, and condyloma
Etiologi
acuminatum.Verruciform Xanthoma bisa menjadi papilloma skuamosa
Belum jelas namun ada hubungannya dengan iritasi lokal ringan,


25

Merry Nina

defisiensi vitamin, genetik dan adanya infeksi HPV 13 dan 32. pada lesi ini adalah permukaan epitel skuamosa yang lunak.
Etiologi
Tampilan Klinis
Adanya nodular jaringan lunak yang banyak yang terdistribusi di HPV subtype 6 dan 11 yang ditularkan melalui kontak kulit dengan
permukaan mukosa terlebih di mukosa buccal, labial, gingiva dan kulit atau kulit dengan mukosa ketika sedang melakukan hubungan
lidah. Lesi berupa papul yang berkelompok dengan warna yang sex dengan orang yang terinfeksi.
sama dengan warna mukosa. Apabila lesi berada di daerah trauma
oklusal maka akan berwarana keputihan karena ada kreatin. Lesi Tampilan Klinis
asimptomatik dan sering dijumpai secara tidak sengaja. Karakteristik dari awalnya terinfeksi virus sub tipe ini adalah adanya
sekolmpok nodul yang banyak berwarna merah muda yang tumbuh
Differential Diagnosis
dan berkoalase. Akhirnya menjadi pertumbuhan papilar secara
Verruca vulgaris dan multiple squamous papillomas. exphytic yang lembut, berbasis lebar, dan dapat terkreatinasi atau
tidak. Setelah 1 sampai dengan 3 bulan terpapar oleh virus maka lesi
Perawatan
akan menyebar namun tidak tersebar jauh.
Dengan pembedahan namun sering terjadi regresi secara tiba
tiba yang sering dilibatkan dengan perlawanan sistem tubuh
terhadap virus HPV. Perawatan
Eksisi yang meliputi cryosurgery, eksisi skalpel, laser atau
Condyloma Acuminatum à Lesi yang terletak di daerah anogenital
elektrodesisasi. Umunya bisa rekuren dikarenakan masih adanya
namun juga dapat dijumpai di mukosa oral.Infeksi ini merupakan
infeksi opurtunistik terhadap infeksi HIV.Hal yang sering dijumpai jaringan yang terlihat normal disekitranya yang sebenernya sudah
terinfeksi.


26

Merry Nina

Hand-foot- mouth disease (HFMD) merupakan penyakit infeksi


4. ENTEROVIRUSES/PICORNAVIRUSES akibat virus yang biasanya menyerang bayi dan anak-anak <5 tahun
Genus enterovirus meliputi poliovirus, coxsackievirus A dan S, (<10 tahun pada musim panas), namun juga dapat terjadi pada orang
echovirus, dan grup enterovirus.Kebanyakan enterovirus bersifat dewasa.
asimptomatik atau subklinis dan dapat menyerang usia berapapun, HFMD disebabkan oleh CVA 16 dan EV 71 (walaupun CVA 4-
namun paling sering terjadi pada bayi dan anak-anak. Kebanyakan 7, CVA 9, CVA 10, CVA 24, CVB 2 DAN CVB 5 juga
kasus terjadi pada musim panas atau awal musim gugur di daerah mempengaruhi. Dibandingkan dengan CV 16, EV 71 lebih dapat
non-tropis dengan tingkat kebersihan yang buruk. Rute fecal-oral menyebabkan komplikasi seperti meningitis, brainstem encephalitis,
merupakan jalur transmisi utama. paralysis pulmonary edema, dan kematian.

a. Hand, Foot, Mouth Disease Manifestasi, Gejala Klinis, Histopatologi


Definisi dan Etiologi Dimulai dari demam, tidak nafsu makan, malaise dan sakit
tenggorokan. 1 atau 2 hari setelah demam, mulut mulai terasa sakit.Pada
mulut, awalnya terdapat lesi makula bereritem lalu menjadi vesikel dan
secara cepat rupture menjadi ulser yang ditutupi oleh membrane fibrin
kuning dimana di sekitarnya dibatasi oleh eritem berbentuk
lingkaran.Lesi ulser berdiameter 2-4 mm, lesi biasanya multiple dan
berada pada lidah, palatum durum dan mole, bukal, tapi dapat mengenai


27

Merry Nina

mukosa oral lainnya. Setelah 1-2 hari kemudian, muncul ruam-ruam namun jarang sekali terjadi.
pada kulit.Ruam-ruam tersebut awalnya merah, berbentuk
makulopapular, dan menjadi vesicular.Ruam-ruam tersebut khususnya Diagnosis
berada kaki dan tangan (telapak tangan dan kaki, lutut, siku) juga dapat Diagnosis biasanya didapat dari gejala klinis. Biopsi dan kultur
berada di bokong.Vesikel pada kondisi ini ditemukan dalam epithelium jaringan dapat dilakukan, namun jarang dilakukan.
karena replikasi viral obligat dalam keratinosis.Inklusi eosinophilic
dapat terlihat pada Perawatan dan Pencegahan
Untuk anak-anak, jika anak tersebut merengek atau menolak makan
atau minum, disarankan datang ke dokter.Biasanya dokter menyarankan
beberapa sel epitel yang terinfeksi.Selama keratinosis dihancurkan oleh
untuk istirahat di rumah selama diberi obat.Untuk demam dan rasa sakit
virus, vesikel membesar sehingga di dalam vesikel tersebut
3
mengandung debris proteinaceous dan sel-sel inflamasi. di mulut dengan menggunakan obat antipiretik non aspirin. .Untuk
keluhan kesulitan menelan, dapat diberikan obat kumur beruba larutan
Pada anak-anak, gejalanya dapat disertai dengan demam, pegal-pegal
sodium bikarbonat dicampur dengan air hangat.
atau symptom flu lainnya, sensitive (mudah marah dan menangis),
mengeces (karena rasa sakit menelan), dan dehidrasi karena tidak dapat Blister atau lesi lepuh di tangan dan kaki harus dijaga kebersihannya
menelan cairan dengan baik (karena sakit tenggorokan). (cuci dengan sabun dan air hangat, lalu keringkan) dan jangan ditutup
dengan apapun. Oleskan salep antibiotic untuk mencegah infeksi dan
Komplikasi menutupinya dengan perban kecil.

Komplikasi yang dapat terjadi yaitu meningitis dan encephalitis, Jaga asupan cairan pada anak-anak, jangan sampai dehidrasi.Jika ada


28

Merry Nina

tanda-tanda dehidrasi parah, hubungi dokter. Setelah masa inkubasi sakit tenggorokan setelah masa inkubasi. Secara intraoral, erupsi
yang singkat, penyakit ini secara spontan akan sembuh dengan vesikel terlihat di palatum mole , faucial pillars, dan tonsil à
sendirinya dalam 1-2 minggu. Pencegahan yang dapat dilakukan, bertahan selama 4-6 hari. Diffuse Eritematus faringitis juga terlihat.
diantaranya : (1) Cuci tangan sebelum dan sesudah makan, pada saat di Tanda-tanda dan gejala yang timbul mulai dari ringan-sedang
toilet, sebelum dan sesudah mengganti popok anak, (2) Disinfeksi dan selama min 1 minggu.
bersihkan mainan anak, (3) Hindari kontak langsung seperti mencium,
memeluk, berbagi makanan dan gelas dengan orang yang terinfeksi Diagnosis diferensial
HFMD. Durasi singkat herpangina membedakannya dari infeksi primer virus
seperti herpetic gingivostomatitis, HFM disease, dan varisela.
b. Herpangina Adanya erupsi vesikel, symptom yang ringan, wabah yang terjadi
Herpangina disebabkan oleh coxsackievirus A 1-6,8,10 atau pada musim paans atau awal musim gugur , dan diffuse pharyngitis
22. Namun juga bisa disebabkan oleh coxsackievirus A 7,9,16; membedakan herpangina dengan aphtous stomatitis. Diagnosis
coxsackievirus B 2-6; echovirus 9, 16, 17; enterovirus 71. herpangina dapat ditegakkan melalui pemeriksaan lab, yakni isolasi
Transmisi terjadi akibat kontaminasi saliva virus dan deteksi serum antibody. Herpangina biasanya tidak
dan kadang-kadang melalui kontaminasi feces. membutuhkan perawatan.

Gambaran klinis
Umumnya terjadi pada anak-anak di bawah usia 10 tahun dan
mewabah selama musim panas atau awal musim gugur. Mereka
yang teinfeksi biasanya mengeluhkan malaise, deman, disfagia, dan


29

Merry Nina

a. Influenza virus
Influenza merupakan penyakit menular yang disebabkan
c. Acute Lymphonodular Pharingitis oleh virus influenza tipe A, B, atau C. Tipe A memiliki beberapa

Penyakit yang disebabkan oleh coxsackievirus A10 ini jarang subtipe diantaranya H1N1, H5N1, H1N2 dan H3N2 yang dapat

ditemui. Masa inkubasi virus 4-7 hari dan karakteristiknya adalah bersifat fatal, Tipe B menyebabkan tingkat penjangkitan yang
sakit tenggorokan, demam, sakit kepala ringan dan berlangsung bersifat sedang sampai parah, dan Tipe C yang bersifat minor.
selama 4-14 hari. Sedikit (1-5) nodul berwarna kuning hingga pink Seseorang dapat menyebarkan influenza dimulai sehari sebelum
gelap muncul di palatum mole atau tonsillar pillar. Nodul mereka merasa sakit dan 3-7 hari setelah gejalanya muncul.
merepresentasikan hyperplasia agregasi limfoid dan akan sembuh Influenza bisa dicegah atau diperbaiki dengan vaksinasi. Hal ini
dalam 10 hari tanpa vesikulasi atau ulserasi. diindikasikan terutama bagi usia lanjut dan yang memiliki
penyakit cardiorespiratory.
5. INFLUENZA VIRUS
Gambaran klinis
Virus pada saluran pernapasan biasanya ditularkan melalui
Influenza menyerang seluruh saluran pernapasan dan
transmisi udara dan partikel-partikel yang sangat kecil (2-0,2
gejalanya muncul segera setelah 1-4 hari dan disertai demam,
mikrometer). Sejumlah virus dapat menyebabkan lower respiratory
sakit tenggorokan, hidung tersumbat, sakit kepala, lelah, batuk
tract infections (LRTI). Beberapa virus seperti influenza dan
kering, dan myalgia (muscle pains). Kebanyakan orang dapat
respiratory syncytial dapat menyebar dari saluran pernapasan atas
sembuh dalam waktu 1-2 minggu, tapi dapat juga mengancam
menuju saluran pernapasan bawah melalui respiratory epithelium
kesehatan apabila virus yang telah mengakibatkan pneumonia
dan bisa menyebabkan superinfeksi bakteri serta pneumonia.


30

Merry Nina

ini berujung pada secondary bacterial pneumonia. Pasien dengan Molekul RNA virus (vRNA), protein aksesorism dan RNA
usia lanjut, pasien bayi, dan pasien dengan kelainan yang kronis polymerase yang bergantung pada RNA akan dilepaskan di
lebih rentan mengalami komplikasi seperti pneumonia, sitoplasma. Protein inti beserta vRNA akan membentuk
bronchitis, sinusitis, atau otitis media. Influenza juga dikaitkan kompleks yang akan ditranspor menuju inti sel. Kemudian
dengan depresi, encephalopathy, myocarditis, myositis, vRNA di transkripsi lalu keluar menuju sitoplasma dan
pericarditis, dan reye syndrome. mengalami translasi. Protein virus yang baru disintesis dapat
Patogenesis disekresi melalui aparatus golgi menuju permukaan sel atau

Virus influenza berikatan melalui hemagglutinin dengan gula ditranspor kembali menuju inti sel untuk berikatan dengan

asam sialat pada permukaan sel epitel yang terdapat di hidung, vRNA dan membentuk partikel genom virus baru.

tenggorok, usus unggas, dan paru paru mamalia. Setelah General management
hemagglutinin dipecah oleh protease, sel akan memasukkan Zanamivir (antivirus tipe A dan B influenza) dapat meredakan
virus melalui proses endositosis. Setelah berada di dalam sel, gejala hingga 1 hari apabila perawatan dilakukan dalam rentang 2 hari
kondisi asam dalam endosom akan menyebabkan bagian dari setelah terinfeksi. Obat antivirus lainnya yaitu amantadine, oseltamivir,
protein HA (hemagglutinin) akan menyatukan envelope virus dan rimantadine. Istirahat yang cukup, maintenance cairan tubuh, obat
dengan membran vakuola, kemudian kanal ion M2 akan analgesik, antipiretik, dan menghindari alkohol serta tembakau dapat
memungkinkan proton untuk berpindah melewati envelope virus membantu meredakan penyakit.
dan mengasamkan inti virus, yang akan menyebabkan inti Dental aspects
menjadi terurai dan melepaskan RNA virus dan protein inti. Influenza dapat menjadi sangat parah (severe illness) dan seluruh


31

Merry Nina

tindakan dental kecuali gawatdarurat sebaiknya dihindari. General amerika selatan, kenya, cina, taiwan, jepang, dan bagian asia timur
anasthesia merupakan kontraindikasi. lainnya. Penyakit ini disebabkan oleh virus influenza tipe A subtipe
H1N1. Gejala yang terjadi pada penderita umumnya demam tinggi,
1) Bird Flu sakit tenggorokan, batuk, pilek, sakit kepala, nyeri, letih dan lemah,
Influenza tipe A dengan subtipe H5N1 dapat menyebabkan serta badan menggigil. Pada beberapa orang penyakit ini ditandai
suatu penyakit yang disebut dengan flu burung dan menyerang dengan diare dan muntah-muntah. Penyakit ini dapat menular
unggas atau mamalia. H5N1 merupakan virus yang sangat patogenik melalui batuk dan bersin atau saat seseorang menyentuh mulut atau
dan merupakan agen kausatif yang bersifat enzootic pada populasi hidung dengan tangan yang terkontaminasi virus flu babi.
burung terutama di wilayah asia tenggara. Virus ini menyebar secara
global dan menyebabkan lebih dari 100 orang kematian dan jutaan 6. RESPIRATORY SYNCYTICAL VIRUSES
unggas. Virus ini dapat menular melalui udara ataupun kontak Virus ini adalah virus pada sistem pernapasan yang menyerang
makanan, minuman, dan sentuhan. Namun, virus ini dapat mati pada paru-paru dan saluran pernapasan lainnya. Apabila RSV menyerang
suhu tinggi. Gejala umum yang dapat terjadi adalah demam tinggi, pasien dengan sistem imun yang cukup baik maka biasanya
keluhan pernapasan dan mungkin perut. Obat obatan yang biasa penderita hanya mengalami gejala flu pada umumnya dan dapat
diberikan adalah antivirus dan penurun panas. Antivirus yang dapat sembuh sekitar 1-2 minggu. Namun virus ini dapat berbahaya
digunakan adalah jenis yang menghambat replikasi dari apabila menyerang usia lanjut dan bayi. Virus ini merupakan
neuramidase antara lain, oseltamivir dan zanamivir. penyebab utama terjadinya pneumonia dan bronchiolitis pada anak-
2) Swine flu anak di bawah usia 1 tahun. Bayi atau balita yang terinfeksi virus ini
Flu babi umumnya terjadi pada babi di US, meksiko, kanada, akan terlihat gejalanya dalam waktu 4-6 hari.


32

Merry Nina

Gejala klinis infeksi virus ini berupa runny nose, berkurang Terkadang terlihat fusi multinukleus menjadi giant
nafsu makan, batuk, pilek, demam, kesulitan bernapas, dan cell. Namun pemeriksaan secara sitologi tidak

iritabilitas. RSV dapat ditularkan melalui pasien yang batuk atau dapat membedakan infeksi pada HSV-1 atau HSV-

bersin sehingga membuat droplets yang terdapat virus di dalamnya 2.

dan droplet tersebut berkontak dengan hidung, mulut, atau mata • Pemeriksaan Serologi
orang lain. Infeksi ini juga dapat menular melalui kontak langsung o Dideteksi melalui adanya antibodi glycoprotein G.
dari penderita. Obat palivizumab dapat digunakan untuk mencegah Menunjukkan bahwa terinfeksi virus HSV-1 atau
penyebaran virus ini. HSV-2. Untuk pemeriksaan spesifik dapat
digunakan HerpeSelect-1 ELISA dan HerpeSelect-
2 ELISA. Adanya antibodi glycoprotein G1
PEMERIKSAAN PENUNJANG DAN DIAGNOSIS menunjukkan infeksi HSV-1 dan glycoprotein G2
PADA INFEKSI VIRUS menjukkan infeksi HSV-2.
Infeksi Virus Herpes Simplex
• Isolasi Virus
• Pemeriksaan Histopatologi
o Pengambilan sampel virus dapat dilakukan dengan
o Pada pemeriksaan sitologi memakai tehnik Tzanck.
tehnik Swab pada sekret infeksi atau ulserasi.
Gambaran mikroskopis tampak pada epitel sel yang Isolasi virus kemudian dilakukan pada metode
terinfeksi terjadi akantolisis, nukleus menjadi jelas PCR.
karena terjadi perbesaran nukleus. Gambaran
• Diagnosis
terserbut disebut balloning degeneration.


33

Merry Nina

o Gambaran klinis pada infeksi HSV memiliki


o Pada pemeriksaan serologi didapatkan peningkatan IgM
kemiripan dengan gejala klinis infeksi lain,
dan memori IgG dari infeksi varicella. Jumlah IgG akan
sehingga sering kali kita dibingungkan dalam
tinggi diakibatkan adanya IgG dari infeksi sebelumnya.
menegakkan diagnosis. Oleh sebab itu pemeriksaan
• Isolasi Virus
laboratorium sangat diperlukan. Pemeriksaan yang
paling tepat adalah dengan isolasi virus, namu
o Polymerase chain reaction (PCR) dilakukan pada cairan
vesikel atau darah. tehnik pewarnaan langsung pada
pemeriksaan ini memerlukan waktu hingga 2-4
lapisan sitologik dengan Direct flouroescent antibody
hari. Pemeriksaan serologi dapat digunakan atau
(DFA)
metode antibodi monoklonal DNA in situ
• Diagnosis
hibridilisasi sangat berguna dalam mengidentifikasi
o Diagnosis dapat ditegakkan dari gambaran klinis pasien.
virus. DD: ANUG
Isolaso kultur virus dapat dilakukan namun
(Vincent’s disease) atau Stomatitis apthous.
membutuhkan waktu hingga 24 jam untuk mendapatkan
hasil yang tepat. Pemeriksaan secara sitologi akan
Infeksi Virus Herpes Zoster
didapatkan hasil yang sama dengan infeksi HSV dan
• Pemeriksaan Histopatologi
varicella. Diagnosa dapat dilakukan dengna cepat dengan
o Secara mikroskopis sama dengan gambaran infeksi tehnik pewarnaan langsung pada lapisan sitologik dengan
virus varicella, karena meruapakan infeksi lanjutan
flouroescent antibodi monoklonal VzV.
dari virus varicella.
• Pemeriksaan Serologi


34

Merry Nina

Infeksi Virus Varicella


• Diagnosis
• Pemeriksaan Histopatologi
o Diagnosis dapat ditegakkan dari riwayat medis pasien
o Morfologi pada inflamasi pada infeksi virus varicella dan
dan penyebaran lesi. Pemeriksaan dengna sitologic dapat
HSV pada umumnya sama. Secara mikroskop epital sel
menyebaban kesalahan diagnosis menjadi infeksi HSV.
yang terinfeksi terlihat homogeneus nukleus dan terdapat
DD: infeksi HSV dan Hand Foot dan Mouth Disease
produk virus. Multinukleus sel juga terlihat dan tampak
terjadi akantolisis.
Infeksi Virus Paramixovirus (mumps)
• Pemeriksaan Serologi
• Pemeriksaan Histopatologi
o Pada pemeriksaan serologi didapatkan peningkatan
• Pemeriksaan Serologi
antibodi. Namun jumlah IgG tidak setinggi pada infeksi
HZV yang diakibatkan adanya IgG dari infeksi o Terjadi peningkatan antibody mumps-specific IgM dan
mumps-specific IgG
sebelumnya. Pemeriksaan dengan IgM ELISA dapat
menilai infeksi pertama, infeksi ulang atau infeksi yang • Isolasi Virus

kembali aktif. o Sampel dapat diambil dari saliva, urin, cairan


serebrospinal
• Isolasi Virus
• Diagnosis
o Dilakukan tehnik scrapping dari badan lesi lalu tehnik
o Diagnosa dapat ditegakkan berdasarkan gambaran klinis.
pewarnaan langsung pada lapisan sitologik dengan
Pemeriksaan lab seperti kultur virus dan pemeriksaan
flouroescent antibodi monoklonal VzV
serologi tidak terlalu diperlukan.


35

Merry Nina

melalui isolasi virus dan melalui pemeriksaan serologi,


Infeksi Virus Coxackie (Herpangina) namun biasanya tidak terlalu digunakan. DD: apthous
ulcer, herpes gingivostomatitis, acute lymponodular
• Pemeriksaan Histopatologi
pharyngitis
o Terjadi edema atau perbesaran intersellular pada vesikel.
Diikuti dengan spongiosis dan pembentukan intraepitel
Infeksi Virus Hand Foot dan Mouth Disease
vesikel. Perbesaran eptiel dapat menyebabkan pecahnya
vesikel melalu sel epitel basal. Terdapat Sel epitel • Pemeriksaan Histopatologi

nekrosis dan ulserasi terlihat. o Mirip dengan gambaran pada infeksi herpangina. Vesikel
• Pemeriksaan Serologi ditemukan dalam epitel karena replikasi dari virus di
keranosit. Inklusi eosinofilik sering kali terlihat dengan
o Terjadi peningkatan IgM pada satu minggu pertama.
Setelah beberapa bulan IgM digantikan IgG. Namun epitel yang terinfeksi. Ketika keranosit hancur karena

pemeriksaan serologi tidak terlalu perlu dilakukan. virus, terjadi pembesaran vesikel dan berisi debri, protein
dan sel inflamasi.
• Isolasi Virus
• Pemeriksaan Serologi
o Dilakukan tehnik swab pada nasopharingeal dan juga
dari urin, feces atau darah. o Terjadi peningkatan antibody dan pada pemeriksaan
• Diagnosis darah terjadi peningkatan sel darah putih.

o Diagnosis biasanya berdasarkan rivvayat medis dan • Isolasi Virus

gambaran klinis dari pasien. Diagnosis dapat dibantu o Dilakuka swab pada vesikel


36

Merry Nina

• Diagnosis
o DD: Herpes gingivostomatitis atau varicella


37

Merry Nina

kalau dia punya < 20 infeksi opportunistic yang berhubungan


HIV/AIDS dengan HIV dengan CD4 count <20O sel/μL.
nah sekarang masuk ke infeksi HIV guys. Semoga semuanya bisa dipahami

dengan baik ya, baca doa dulu bismillah semoga dimudahkan belajarnya dan
Transmisi dan pencegahan HIV
masuk ke otak nggak menguap
Transmisi HIV umumnya melalui cairan tubuh yaitu :

definisi etiologi patogenesis 1. Sexual intercourse - saliva, semen, dan darah.

2. Darah yang terkontaminasi, produk darah termasuk

plasma dan organ yang didonasikan


sign and manifestasi transmisi dan
symptom oral pencegahan 3. Jarum yang terkontaminasi melalui pengguna narkoba

IV dan tusukan jarum dalam perawatan

aspek etik dan 4. Transmisi vertikal (ibu-anak) in utero (dalam rahim),


pemeriksaan
hukum selama kelahiran dan melalui ASI

Pencegahan penularan HIV diatur oleh menteri kesehatan RI

dalam peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor

Definisi HIV 21 tahun 2013 pasal 12. Pencegahan ini dapat dicapai secara

HIV itu virus yang menginfeksi sel dari system imun efektif dengan cara menerapkan pola hidup aman dan tidak

dengan menghancurkan fungsi si selnya (WHO). nah infeksi berisiko. Pencegahan yang dimaksud meliputi upaya:

yang terkait dengan immunodefisiensi yang parah disebut 1. Edukasi masyarakat, memberikan pemahaman dan

infeksi opportunistic, dimana si infeksi tersebut menyerang mengubah perilaku individu

system imun yang lemah. Nah AIDS itu kumpulan gejala 2. Menjamin tersedianya perbekalan kesehatan

penyakit yang disebabkan si HIV ini. Seseorang dikatakan AIDS pencegahan


38

Merry Nina

3. Penatalaksanaan IMS memutus mata rantai penularan Patogenesis HIV

dengan diagnosis, pengobatan, dan konseling Virus HIV

a. Tidak melakukan hubungan seksual (abstinensia) merupakan virus

b. Setia dengan pasangan (be faithful) ribonucleic acid

c. Menggunakan kondom secara konsisten (RNA). HIV-1 dan

(condom use) HIV-2 berbeda pada

d. Menghindari penyalahgunaan obat/zat adiktif (no antigen dan asam

drug) nukleatnya namun

e. Meningkatkan kemampuan pencegahan melalui hampir sama dalam

edukasi termasuk mengobati transmisi, memiliki sifat biologis yang mirip dan dua-duanya

f. Edukasi mengenai IMS bisa menyebabkan terjadinya penyakit. HIV-2 memiliki

g. Melakukan pencegahan lain, antara lain melalui progress yang lambat dan menyebabkan imunosupresan yang

sirkumsisi lebih rendah.

4. Uji darah pendonor Intinya sel ini adalah retrovirus RNA yang terbungkus

5. Menggunakan peralatan steril diameternya 10nm. Nah yang digambar gp41 dan gp120 yang

6. Perencanaan kehamilan yang tidak direncanakan dari seperti stud itu fungsinya untuk berikatan dengan sel manusia.

perempuan ODHA Nah dibagian dalamnya itu p24 capsid protein yang

a. Pemeriksaan diagnostic dengan tes dan mengeliling protease, integrase, sama reverse transcriptase)

konseling dan intinya itu RNA. Sel yang umumnya terinfeksi itu yang

b. Pemeriksaan lab rutin punya reseptor CD4+ termasuk limfosit T helper sama

makrofag.


39

Merry Nina

Pas si HIV ini sudah punya akses ke aliran darah, dia Intinya si HIV ini binding sama sel host untuk bereplikasi.

akan nyari jodoh limfosit T helper. Nah melalui gp120 nya sel

inilah dia berikatan dengan reseptor yang ada pada sel. Nah Tanda dan Gejala

pas sudah fusi yang masuk kedalam sel host itu enzim-enzim Selama 2 hingga 6 minggu pertama setelah infeksi awal

sama RNA nya. Enzim reverse transcriptase pertama-tama HIV, lebih dari 50% pasien menderita sindrom flulike yang akut

akan ngubah si RNA tadi menjadi double stranded DNA biar yang ditandai oleh viremia (proliferasi virus pada darah)

bisa menyatu sama DNA host membentuk provirus. nah ketika selama 10 hingga 14 hari.

transkrip DNA, provirus akan teraktivasi. Enzim pada host Jadi terdapat 3 stage infeksi HIV.

kemudian memproses si provirus sama dengan DNA host dan • Stage 1 seroconversion akut umumnya dimulai segera

mengubah provirus jadi m-RNA. Nah si m-RNA aka si kampret setelah eksposur HIV (2 – 6 minggu) dan bertahan

ini akan keluar dari inti dan jadi cetakan lagi untuk buat protein selama bertahun-tahun.

dan enzim virus HIV dan jadi RNA provirus baru. Ketika sudah

jadi virus utuh dan matang nantinya akan bereplikasi lagi.


40

Merry Nina

• Stage 2 tahap asymptomatic terjadi jika system imun

host kalah dari si HIV jadi gejalanya menghilang. Fase ini

bahkan bisa sampai > 10 tahun jadi pasien biasanya

nggak notice kalau dia itu hiv :’). Nah kemudian ada

yang tahap early symptomatic itu karena selama tahap

yang asymptomatic itu si virus HIV tuh perlahan-lahan

nyerang si sel T CD4 sehingga pertahanan system

imunnya rusak. Tahap ini ditandai dengan penyakit

progresif imunosupresion dan simptomatik.

Menunjukkan tanda atau gejala klinis berupa

pembesaran nodus limfa, keringatan pada malam hari,

weight loss, candidiasis oral, demam, malaise, dan

diare.

• stage 3, nah kalau terus terjadi penurunan CD4 à CD4+

count dibawah 200sel/μL. Berbagai penyakit infeksi

opportunistic pun dapat muncul , malignansi atau

keganasan, dan weight loss. Lebih lengkapnya lihat di

table yaaa kalau kurang jelas, tabelnya bisa dilihat di

little and falace halaman 288 J


41

Merry Nina

Manifestasi Utama Dari Hiv • 15% pasien AIDS dan khusunya melibatkan Central

Tipe lesi oral yang terlihat pada infeksi HIV dapat disebabkan Nervous System (CNS).

oleh bakteri fungi, virus, dan infeksi, dan juga proses 5. Gastrointestinal protozoal

neoplastic dan idiopathic • sering menyebabkan diare.

6. Candidiasis

Infeksi Opportunistic • umumnya telrihat pada pasien HIV à Candida

1. Pneumocystis carinii pneumonia (PCP) albicans.

• hampir 80% pasien • Sering dan dapat mengarah ke esophageal

• Karakteristiknya termasuk batuk, dyspnoea, demam, candidiasis

dan malaise • Ada 4 tipe candidiasis oral (1) pseudomembranous,

• infeksi opportunistic paling umum pada pasien HIV

• sel CD4 dibawah 200sel/μL berisiko tinggi terkena

PCP

2. Tuberculosis

• infeksi paru-paru dengan M.

• Tuberculosis yang resisten terhadap multidrug

• dapat mempengaruhi sisi lain, termasuk central

nervous system (CNS)

3. Atypical mycobacteria Candidiasis Oral



• 40% pasien AIDS di Barat.
(2) hyperplastic, (3) erythematous (atrhopic), dan (4)
4. Tocoplasmosi gondii
angular cheilitis.


42

Merry Nina

1. Lesi pseudomembranous ditandai dengan plak • infeksi umum pada pasien HIV yang disebabkan oleh

kuning atau putih yang removable, meninggalkan jamur Histoplasma capsulatum.

permukaan merah dan berdarah. Umumnya 9. Infeksi Virus

terlihat pada bagian palatum, mukosa bukal dan

labial, serta dorsum lidah.

2. Lesi hyperplastic ditandai dengan plak putih yang

non-removable dan paling sering terlihat pada

mukosa bukal

3. Lesi ethropic ditandai dengan tampilan merah

yang biasanya terletak pada palatum dan dorsum

lidah. Lesi tampak seperti bercak pada mukosa

bukal.
Herpes Zoster pada HIV/AIDS
4. Angular cheilitis ditandai dengan fisura yang
Virus dapat menghasilkan penyakit oral karena
menyebar dari komisura mulut, dan sering disertai
disfungsi imun yang diinduksi oleh infeksi HIV. Beberapa
dengan plak putih yang kecil.
virus yang dapat menghasilkan lesi pada mulut adalah
7. Cryptococcus neoforman mycosis
virus herpes dan papillomavirus.
• penyebab utama meningitis pada AIDS
• Human papillomavirus dapat menyebabkan Oral
• biasa terjadi di Afrika
warts (kutil) dan dapat terlihat pada pasien HIV. Kutil
• Penyakit ini ditangani dengan amphotericin dan/atau
ini tampak seperti bunga kol ataupun rata dan hampir
azole.
hilang ketika mukosa diregangkan.
8. Histoplasmis


43

Merry Nina

• Herpes simplex virus dapat menghasilkan ulserasi • Cytomegalovirus (CMV) merupakan infeksi virus

yang menyakitkan dengan lesi oral yang biasanya paling berbahaya yang mirip dengan virus herpes

terlihat pada palatum. Karakteristik lesinya berupa dan mampu menyebar.

vesikel atau lentingan atau lesi erosif yang parah Neoplasma

disekitar mulut, genital, anus, atau orifis lain, dan • Kaposi sarcoma hampir hanya terlihat pada infeksi

dapat terlihat secara intraoral pada esofagus. HIV yang transmisinya secara seksual antar laki-laki

• Varicella zoster virus juga dapat menyebabkan homoseksual dengan AIDS dan berkaitan dengan

herpes zoster. Virus ini dapat menghasilkan ulserasi human herpesvirus-8 (HHV-8). Lesi oral dapat

oral. muncul sendiri atau disepanjang kulit, virceral, dan

• Oral Hairy Leukoplakia adalah lesi putih non nodus limfa. Kaposi sarcoma mungkin merah, biru,

removable kayak creamy gt deh L dan terletak pada atau ungu, datar atau timbul, sendiri atau

margin lateral lidah. Hairy leukoplakia hanya terlihat berkelompok. Kaposi sarcoma sering terlihat pada

pada pasien yang terinfeksi HIV dan diinduksi oleh palatum.

Epstein-Barr virus. • Neoplasma pada AIDS jika dihitung sekitar 80% dan

mempengaruhi kulit dan jalur gastrointestinal, jalur

pernapasan, mulut, atau nodus limfa.

Oral Hairy Leukoplakia




44

Merry Nina

• Lymphomas juga terlihat pada pasien AIDS, Neurological disorders

seringkali mempengaruhi otak dan berhubungan HIV dapat menyebabkan berbagai gejala neurological

dengan EBV. Manifestasi Lymphomas non-hodhkins pada encephalopathy (AIDS-related dementia) dan kematian.

pada pasien AIDS adalah nyeri, bengkak, dan keras Lebih dari 2/3 pasien AIDS menderita demensia kompleks,

pada mulut. dengan perubahan personality, hilangnya control tubuh

(ataxia), dan konvulsi; sekitar 15% pasien AIDS juga

menghasilkan CNS toxoplasmosis, sedangkan 10%nya

menghasilkan cryptococcal meningitis. Spinal cord disease

juga terlihat pada 20% pasien dan mungkin berkembang

menjadi disfungsi usus besar dan kandung kemih.

Manifestasi neurological dapat akut, dengan demam,


Karposi Sarkoma pada gingiva Karposi Sarkoma HIV/AIDS
malaise, depresi, gelisah, fasial palsy, dan neuropathies yang

mempengaruhi ekstrimitas.

Meningitis kronis mungkin mendahului ciri-ciri khas

AIDS dan ditandai dengan demam, sakit kepala, tanda

meningeal dan cranial nerve palsies. Selain itu, Tumor otak

juga merupakan komplikasi umum pada pasien AIDS.

HIV associated squamous cell carcinoma. Lesi


erythroplakic dan erosif tampak pada dasar
mulut. Autoimmune Disorders

• Karsinoma sel skuamosa oral juga dapat muncul Penyakit autoimun, khususnya thrombocytopenia

pada populasi yang terinfeksi HIV. purpura merupakan penyakit yang relative sering pada


45

Merry Nina

penderita HIV. Lesi ini terlihat kecil, berisi darah atau petechiae Penyakit periodontal progressive relative sering terlihat

dengan perdarahan spontan pada gingiva. pada individu penderita HIV dan dapat menjadi tanda utama

dari infeksi HIV. Terdapat progress yang cepat dari gingivitis

Lesi idiopatik yang mild hingga advanced, menyakitkan, dan perdarahan

Berdasarkan Greenspan, pada pasien HIV sering yang spontan.

ditemukan ulserasi oral yang penyebabnya tidak diketahui.

Pasien biasanya menunjukkan ulserasi nekrotik yang besar,

menyakitkan, dan bertahan selama beberapa minggu

Pembengkakkan pada kelenjar saliva juga dapat terlihat

pada anak dan dewasa dengan infeksi HIV. Pembengkakkan ini

melibatkan kelenjar parotis dan biasanya disertai xerostomia.

Gingivitis dan periodontitis yang berhubungan dengan

HIV


46

Merry Nina

. penurunan rasio CD4:CD8 (normal: 2) 


. penurunaan eosinofil dan neutrophil, 


. penurunan trombosit 


Pemeriksaan hematologi perlu rutin dilakukan untuk

memonitor jumlah sel darah putih pasien.

2. Tes Serology

1. ELISA (enzyme-linked immunoabsorbent assay)

• Merupakan pemeriksaan awal dengan

mengidentifikasi antibody terhadap HIV.

• Antibodi biasanya dapat terdetek 6-8 minggu setelah

terpapar (nah jadi dia tuh baru terlihat positif

nggaknya kalau dia udah masuk ke tahap

seroconvertion 2 - 3 bulan)

• Nah pas klarif yang IgM sm IgG, jadi IgM itu untuk

akut dan IgG itu kronis. Elisa ini dia hanya terhadap

antigen IgG, jadi kalau masih fase akut atau hanya

mengandung IgM tidak terdeteksi.


Pemeriksaan HIV
 • darah, cairan rongga mulut, atau urin dapat
1. Pemeriksaan Hematologi digunakan
. Penurunan jumlah RBC, 


. penurunan WBC seperti CD4+ 



47

Merry Nina

• Tes ELISA sangat sensitif namun tidak spesifik, jadi • Kalau 3 tadi deteksi antibody, ini dia deteksinya

bisa menyebabkan positif palsu diantaranya penyakit antigen, yaitu mendeteksi asam nukleat virus HIV.

autoimun ataupun karena infeksi. • 1 minggu setekah terpapar

• Spesifitas (kemampuan tes untuk menemukan orang • Dilakukan biasanya pada bayi dibawah usia 18 bulan

yang tidak mengidap HIV) adalah 98,1%-100%. karena pada saat itu antibody belum terbentuk

2. Western Blot • Pemeriksaan infeksi dini dan jika tes antibody

• paling banyak dipakai. meragukan

• Prinsipnya adalah reaksi antara antibody anti HIV 5. Tes Antigen P24

dengan antigen HIV. • Masih ingatkan p24 itu apa? Kalau nggak ingat balik

• Spesifitas Western Bolt lebih baik yaitu antara 99,6%- ke patogenesis HIV :p

100%, • Jadi tes serum darah pasien dicampur sediaam

• Akurasi meningkat jika dikombinasikan dengan tes antibody monoclonal nah si antibody itu akan

Elisa mengikat protein dan penambahan enzim itu akan

3. IFA (Indirect fluorescent antibody) membuat ikatannya berubah earna

• Pemeriksaan IFA dapat mendeteksi antibody

immunoglobulin M spesifik HIV (IgM).

• Untuk mengkonfirmasi ELISA + Aspek Etik dan Hukum

• Sensitivitas dan spesifitas IFA sama seperti Western 6 asas etik

Blot, namun IFA tidak dapat menggambarkan pola

spesifik dari reaksi antibody.

4. PCR (polymerase chain reaction)


48

Merry Nina

autonomi 2. Seorang dokter tidak boleh menolak pasien secara etik

untuk melakukan tindakan terhadap pasien padahal kondisi


kejujuran
tersebut masih dalam cakupan kompetensinya, hanya

karena pasien tersebut seropositif.


beneficence
3. Etika kedokteran tidak membenarkan diskriminasi
manfaat berdasarkan kategori tertentu terhadap pasien hanya

karena mereka seropositif.


kerahasiaan
4. Dokter yang tidak sanggup memberikan perawatan dan
justice pelayanan yang diperlukan pasien AIDS maka harus

merujuk ke dokter atau fasilitas lain yang sesuai yang

dapat memberi pelayanan dan perawatan yang dibutuhkan


Prinsip etik yang harus dipegang dalam menghadapi
pasien. Sampai rujukan didapat, dokter harus merawat
pasien dengan HIV/AIDS adalah
pasien berdasarkan kemampuan terbaik yang dimilikinya.
• Empati

• Solidaritas Prinsip hubungan antara dokter dengan pasien


• Tanggung jawab
1. Penghargaan dan perlakuan yang sama
Berdasarkan World Medical Association (WMA), • Dokter perlu memahami bahwa tugasnya tidak boleh
pernyataan profesional mengenai tanggung jawab dokter diintervensi oleh:
dalam menangani pasien AIDS adalah: a. Usia

b. Jenis kelamin
1. Pasien AIDS harus mendapatkan perawatan yang tepat
c. Penyakit
dengan belas kasih dan penghargaan martabat manusia


49

Merry Nina

d. Keimanan pasangannya. Membeberkan informasi bukan sesuatu

e. Nasionalitas yang tidak etis.

f. Politik

g. Ras
Modifikasi Perawatan Pasien HIV AIDS
h. Orientasi seksual
1. Asimptomatik Seropositif HIV
i. Posisi social
• diperlakukan sama seperti pasien lain dan dapat
• Dokter berhak menolak atas dasar kurangnya
mendapatkan semua perawatan yang diindikasikan.
spesialisasi dan kualifikasi pendidikan, selain itu
2. Simptomatik Seropositif HIV
dianggap diskriminasi.
• Rentan terhadap infeksi à berikan obat profilaksis
• Dokter perlu mengetahui batas kompetensinya dan
3. HIV-infected, Pasien asimptomatik (CD4+ terhitung 200/μL
kapan rujukan diperlukan
- 500/μL)
2. Komunikasi dan persetujuan
• perawatan restoratif rutin dan kompleks dapat
• Menerangkan diagnosis, prognosis, dan regimen
dilakukan
terapi agar pasien paham mengenai pilihan terapi
4. AIDS (CD4+ terhitung kurang dari 200/μL)
termasuk keuntungan dan kelebihan
• dapat menerima perawatan emergensi dan preventif.
3. Kerahasiaan
• Perawatan gigi elektif biasanya tidak diindikasikan
• Dokter memiliki tugas etik untuk memberikan
• Jika akan dilakukan perawatan invasif à perhatikan
informasi terhadap kerahasiaan yang diminta oleh
pencegahan infeksi dan kemungkinan pendarahan
hukum.
berlebihan à antibiotik profilaksis dapat diberikan
• Misalnya tau kalau pasien seropositive tetap
• perawatan bedah à melakukan konsultasikan dengan
meneruskan hubungan seks yg nggak aman sama
dokter yang bersangkutan.


50

Merry Nina

5. pasien diduga memiliki infeksi HIV dan menolak untuk • Tujuan utama ART adalah untuk menghambat replikasi

melakukan pemeriksaan infeksi HIV tetap lakukan HIV secara menyeluruh seperti beban virus dibawah

perawatan dengan asumsi bahwa pasien memiliki potensi batas assay pada 4-6 bulan

sebagai carrier HIV dan dokter gigi tetap merawat pasien • ART dianjurkan ketika jumlah CD4+ kurang dari 350

dengan menerapkan standard precaution yang dilakukan cells/uL dan level plasma HIV RNA lebih besar dari

sama seperti pasien dental lainnya. 55.000 copies/mL.

6. Pasien HIV dalam keadaan gawat darurat, harus tetap • ART sangat dianjurkan untuk pasien dengan jumlah sel

dirawat sebagaimana seperti pasien dental lainnya. Dokter T CD4+ lebih rendah dari 200/uL dan untuk pasien

gigi tidak boleh menolak pasien hanya karena dokter gigi dengan AIDS.

tidak mau merawat pasien dengan infeksi HIV. Obat antiretroviral digunakan untuk memperbaiki

7. Dokter gigi dapat melakukan rujukan ke dokter gigi yang

lebih ahli dalam melakukan perawatan dental terhadap

pasien dengan infeksi HIV, dan atas persetujuan pasien.

ART dan HAART

• HAART didefinisikan sebagai pengunaan minimal 3 obat

antiretroviral aktif.

• Manfaat ART meningkatkan kelangsungan hidup,

mengurangi komplikasi sistemik, dan meningkatkan

kualitas hidup pasien yang terinfeksi HIV.


51

Merry Nina

disfungsi imun dengan menghambat replikasi virus. Agen

antiretroviral diklasifikasikan ke dalam 5 kategori : protease

inhibitors (Pis), nucleoside reverse transcripte inhibitors

(NRTIs), non-nucleoside reverse transcripte inhibitors

(NNRTIs), nucleotides, dan entry inhibitors. Agent ini biasanya

digunakan untuk kombinasi ART atau disebuh HAART dan

diberikan jangka panjang. Pasien yang menunjukkan adanya

respon terhadap terapi umumnya menunjukkan peningkatan

jumlah sel T CD4+ dalam kisaran 50 sampai 150 cells/uL per

tahun dan viral load kurang dari 75 copies/mL.

Pasien yang sedang dalam terapi antiretroviral harus

rutin dipantau mengenai efektivitas obat, perkembangan

resistensi antivirus, toksisitas obat, dan interaksi obat.

Beberapa toksisitas yang penting termasuk hiperkalemia,

disfungsi mitokondria, perifer neuropati, hepatotoksisitas,

lipodistrofi. Atripla, Epzicom, dan Trizivir adalah kombinasi 3

ART dan Durival, Epzicom, Trizivir, dan Truvada adalah

kombinasi dari nucleoside dan nucleotide reverse

transcriptase inhibitor.


52

Merry Nina

Kegawatdaruratan à pasien HIV/AIDS o tutup luka tapi alirin air ke luka selama 2 menit +

1. Injury Inokulasi pijat ringan dan segera amankan benda tajam

• Dokter gigi perlu memperhatikan beberapa hal dalam tadi biar gada yg kena (mengurangi risiko)

menangani pasien HIV o jika terjadi kontaminasi pada hidung dan mulut,

• Dokter gigi memiliki risiko tertular bilas dan kumur dengan air dingin jangan

• Rentan terhadap injuri inokulasi akibat HIV, Virus ditelan, kalau kena mata irigasi dengan air juga

Hepatitis B, dan Virus Hepatitis C o kalau kecakar terus luka terbuka, cuci tangan

• Dapat dicegah dengan vaksinasi dengan sabun dan air lalu tutup dengan

• Injuri inokulasi bias terjadi ketika tensoplast

o gigitan dan cakaran manusia menyebabkan b. segera lapor ke emergency

robeknya kulit dan keluarnya darah o data survey minimalisir kejadian serupa

o kontaminasi cairan tubuh seperti darah pada o keperluan claim

memberan mukosa dan konjungtiva (mata c. pemberian post-exposure prophylaxis

hidung mulut) o kombinasi tenofovir dan emtricitabine atau

o injuri benda tajam (jarum suntik, scalpel, file, zidovudine dan lamivudine.

reamer, pecahan kaca) penetrasi ke jaringan o ditambahkan inhibitor protease seperti

o kontaminasi cairan tubuh pada luka terbuka lopinavir, darunavir, atazanavir, atau raltegravir.

• yang pelu dilakukan : o dilanjutkan selama 4 minggu, dikonsultasikan

a. segera hentikan tindakan yg sedang dilakukan kepada ahlinya, dan follow-up untuk monitoring

o jika tertusuk jangan kayak vampire deh kepatuhan, efek samping, dan serokonversi.

langsung diisep L


53

Merry Nina

FARMAKOLOGI Biarpun males, ini jangan diskip guys mungkin bias dibaca dulu pemanasan

sebelum masuk ke yang lebih ngeselin


54

Merry Nina

ngasih obat harus sesuai indikasinya misalnya antibiotic

dikasih ke pasien yg infeksi bakteri

Penggunaan Obat • Tepat pemilihan obat


agen Anti-influenza agen Anti-Herpetik
Rasional Sama kayak tepat diagnosis intinya obat yg dipilih harus

punya efek terapi yg sesuai dgn spectrum penyakit

• Tepat dosis
agen Antivirus
agen Antivirus HIV Antiseptik Kalau kurang nggak ngasih efek terapi, kalau lebih bikin
Hepatitis
efek samping

• Tepat cara pemberian

semoga kita semua diberikan ketabahan dan kesabaran untuk belajar farmako, dan
• intinya ngasih informasi sejelas-jelasnya. Misalnya antasida
semoga yang jomblo cepat diberikan pasangan. Aaminn J nih mesti dikunyah dulu baru telan, Antibiotic ga boleh

dicampur susu.

• Tepat interval waktu pemberian dan lama pemberian


Penggunaan Obat Rasional (POR)
Mesti ingetin ke pasien klau efek terapi tuh didapatkan
Penggunaan obat rasional dalam praktik
kalau pasien ngikutin instruksi penggunaan obatnya.
Intinya obat tuh harus sesuai kebutuhan, waktunya
Interval tuh berapa kali seharinya, lamanya tuh misalnya 5-
adekuat, dan harga terjangkau. Kriterianya
7 hari.
• tepat diagnosis
• Waspada terhadap efek samping
sebelum kita ngasih obat ke pasien tuh kita harus negakin
Informasikan ke pasien kalau ada efek samping yg
diagnosisnya dengan benar biar nggak salah ngasih obat.
mungkin timbul dari pemberian obat
• Tepat indikasi penyakit
• Tepat penilaian kondisi pasien


55

Merry Nina

Respon individu thdp efek obat bervariasi à • Dokter ngasih beberapa obat untuk satu penyakit yg

pertimbangan kondisi pasien dlm pemilihan obat sama

• Obat harus efektif, aman, bermutu, dan harga terjangkau 4. Incorrect prescribing

• Tepat informasi • Indikasi keliru

Informasi yg tepat penting dalam menunjang keberhasilan • Kontraindikasi dengan konsisi sebenarnya

perawatan • Risiko efek samping lebih besar

• Follow up • Informasi keliru

Pertimbangankan upaya tindak lanjut yg diperlukan 5. Contoh lain

sebelum mutusin pemberian obat misalnya kalau pasien • Ngasih obat dengan potensi toksisitas lebih tinggi

ga sembuh dan mengalami efek samping. padahal ada obat yang manfaat sama dan aman

• Kepatuhan pasien • Ngasih obat mahal padahal ada obat yg sejenis, mutu

sama, dan murah

Masalah penggunaa obat tidak rasional • Ngasih obat belum terbukti

1. Overprescribing

• Dosis lebih besar dari kebutuhan Dampak ketidakrasionalan penggunaan obat

• Jumlah obat kebanyakan 1. Mutu pengobatan dan pelayanan à peningkatan

• Pemberian berlebihan à efek interaksi obat, efek morbiditas dan mortalitas penyakit

samping, dan intosikasi 2. Biaya pengobatan à pemborosan

2. Underprescribing 3. Efek samping dan efek lain yang tidak diharapkan

• Kebalikannya overprescribing -,-

3. Multiple prescribing


56

Merry Nina

4. Mutu ketersediaan obat à misalnya pasien sakit batuk dan • Intervensi regulasi. Jadi sifatnya mengikat scr formal dan

pilek dikasih antibiotic à kebutuhan antibiotic meningkat memiliki kekuatan hukum. Regulasi dilakukan untuk

karena masih dipakai padahal sebenarnya ga efekti kan. kewajiban registrasi obat yang beredar, keharusan

peresepan generic, pelabelan generic, dan lain-lain

Upaya mengatasi masalah penggunaan obat tidak rasional − Daftar obat esensial nasional memuat daftar obat yang

• Upaya pendidikan baik selama kuliah ( pembahasan kasus diupayakan tersedia di fasilitas kesehatan

dan adanya kurikulum farmako klinik no thanks ya Allah) − Formularium obat memuat daftar obat terpilih yang

maupun praktik keprofesian (informasi pengobatan, paling dibutuhkan dan harus tesedia di RS dan fasilitas

edukasi medis lanjutan, dan seminar) kesehatan. Kompilasi sediaan obat à acuan penulisan

• Upaya manajerial resep

1. Pengendalian kecukupan obat, − Upaya informasi

2. Perbaikan system suplai jadi tingkat pelayanan o Mengenai penyakit pasien

kesehatan tertentu hanya tersedia obat yang paling o Jenis dan peran obat

dibutuhkan masyarakat, tersedia setiap saat, dan o Cara, frekuensi, dan lama penggunaan

terjangkau o Risiko dan efek samping serta penanggulangan

3. Pembatasan system peresepan dan dispensing obat

4. Dibentuknya komite farmasi dan terapi di RS untuk Indicator penggunaan obat rasional

meningkatkan penerapan POR WHO menyusun indikator untuk mengidentifikasi

5. Informasi harga masalah dan melakukan monitoring serta evaluasi POR.

6. Pengaturan pembiayaan Indikator tersebut adalah:

A. Indikator inti


57

Merry Nina

1. Indikator peresepan 3. Persentase biaya untuk antibiotik 


• rerata jumlah item dalam tiap resep 
 4. Persentase biaya untuk suntikan 


• Persentase peresepan dengan nama generik 


• Persentase peresepan dengan antibiotik 
 5. Peresepan yang sesuai dengan pedoman pengobatan 


• Persentase peresepan dengan suntikan 
 6. Persentase pasien yang puas dengan pelayanan yang

• Persentase peresepan yang sesuai dengan Daftar Obat diberikan 


Esensial 
 7. Persentase fasilitas kesehatan yang mempunyai akses

2. Indikator pelayanan kepada informasi yang obyektif 


• Rerata waktu konsultasi 


• Rerata waktu penyerahan obat 
 Agen Anti-Influenza

• Persentase obat yang sesungguhnya diserahkan 


• Persentase obat yang dilabel secara adekuat

3. Indikator fasilitas

• Pengetahuan pasien mengenai dosis yang benar 


• Ketersediaan Daftar Obat Esensial 


• Ketersediaan key drugs 


B. Indikator tambahan

tujuan utama dari anti-influenza adalah untuk
Data yang digunakan sulit diperoleh atau diinterpretasi
menghambat siklus replikasi virus tersebut dan digunakan
1. Persentase pasien yang diterapi tanpa obat 

untuk perawatan dan profilaksis.
2. Rerata biaya obat tiap peresepan 

A. Amantadine dan rimantadine


58

Merry Nina

• Sintetik tricyclic amines • Oseltamivir dpt mengurangi keparahan dan durasi

• Kerjanya menghambat fungsi protein M2 (fungsinya gejala serta komplikasi penapasan atas

untuk membuat influx ion hydrogen mengalir masuk ke • Menghambat segala aktivitas virus dan menghasilkan

tubuh virus menyebabkan lapisan pelindung mengalami blockade

uncoating) • Zanamivir dapat diinhalasi melalui oral untuk influenza A

• Menghambat replica virus influenza A dan C, sendai, atau B akut. Efektif 48 jam setelah onset gejala

dan pseudorabies. • Resistensi jarang ditemukan

• Virus influenza B, virus parainfluenza 1-3, mumps, dan • Efek samping nausea dan muntah serta

Newcastle sensitive thd amantadine tapi siklusnya ga ketidaknyamanan nasal

dihambat • Harus dihentikan 48 jam, sebelum dan tidak boleh

• Cepat terserap di saluran pencernaan digunakan 2 minggu setelah vaksin à mampu

• Konsentrasi plasma tertinggi dalam 2 – 4 jam mengurangi efektivitas klinis vaksin influenza intranasal

• Dieksresikan melalui urin < 15 jam

• Biasanya bentuk kapsul atau sirup peroral Agen Anti-Herpetik

• Lebih efektif sebagai profilaksis daripada diberikan Kebanyakan anti-HSV berfungsi menghambat replikasi

setelah munculnya gejala virus DNA.

• Efek samping cemas, sulit konsentrasi, insomnia, Anti herpes simpleks virus

depresi, dan kantuk A. Idoxuridine

B. Oseltamivir dan zanamivir • 1959 sebagai program antikanker à ditemukan

• Inhibitor neuraminidase efektif untuk influenza A dan B aktivitas anti-HSV

• Melalui oral


59

Merry Nina

• merupakan analog thymidine dgn iodine menggantikan • Risiko resistensi lebih kecil

klp metil pada atom karbon • Efek samping gangguan pencernaan à mual, muntah,

• dengan cara menyatu dengan virus à kromosom rusak dan diare ; manifestasi CNS à pusing, ataksia, linglung

dan mengubah sintesis protein virus ; kelainan hematologi à leukopenia, hiperbilirubinemia

• juga memiliki risiko toksisitas yg dpt merusak DNA sel ; teratogenic ; karsinogentik

normal • Efek samping pemakaian topical sm dengan

• dlm bentuk larutan dan salep idoxuridine tp lebih kecil iritasi dan alerginya

• mengobati keratisis akibat HISV dan vaccinia

• efek samping iritasi, dermatitis kontak, fotofobia, dan C. Trifluridine

lakrimasi bila dioles pada mata • Senyawa turunan idoxuridine à atom iodine digantikan

kelompok trifluoromethyl

B. Vidarabine • Menunjukkan aktivitas antiviral melawan virus DNA à

• Analog adenosine awalnya sintetik kemudian HSV, vaksin, dan adenovirus

ditemukan pd Streptomyces antibioticus • Kelebihan dibanding idoxuridine à 10 x lebih baik

• Menunjukkan aktivitas antiviral in vitro melawan keratisis herpetic dan 10 x lebih larut

• Sulit larut dan terserap oleh saluran pencernaan à • Efektif untuk pasien yg tidak merespon

menggunakan IV berkepanjangan. Juga tersedia dalam idoxuridine//vidarabine

bentuk salep à pengobatan keratisis • Dalam bentuk larutan optamik 1%

• Biasanya untuk mengobati herpes dan varicella-zoster • Jarang menimbulkan alergi dan toksisitas

pasien immunocompromised • Potensi menjadi mutagenic dan karsinogenik

• Waktu paruh singkat à 3,5 jam


60

Merry Nina

D. Acyclovir dan Valacyclovir • Acyclovir parenteral efektif untuk infeksi HSV, VZV,

Jadi dia ini paling baik untuk HSV setelah gejala timbul. dan herpes encephalitis

Dosisnya 5-10 mg/kg berat badan selama 1 jam setiap 8 • Acyclovir salep untuk herpes genitalis awal dan lesi

jam sekali 5 – 10 hari. Ohiya dia juga bias untuk oral rekuren herpetic mukokutan

hairyleukoplasia yg merupakan gejala awal hiv 800 mg 5 • Tidak memberikan efek toksisitas

kali sehari • Efek samping 3 – 6 bulan pemberian oral à headache,


• senyawa sintesis yg didesain mampu menirukan diare, mual, muntah, arthralgia, dan vertigo.

substrat adenosine deaminase à enzim penting pada • Acyclovir intravena à phlebitis, mual, muntah,

metabolism asam nukleat diaphoresis rash, dan hipotensi

• analog guasinon atau deoxyguanosine

• efektif melawan HSV, VZV, dan CMV E. Pensiklovir

• 160 kali lebih poten disbanding vidarabine Krim pensiklovir pilihan obat untuk control rekuren herpes

• 10 kali idoxuridine labialis setiap dua jam kecuali tidur selama 4 hari ->

• menghambat polimerasi DNA virus à memutuskan mengurangi ketidaknyamanan dan memperpendek periode

elongasi rantai DNA virus lesi hingga 2 hari

• peroral dalam bentuk valasiklovir, intravena, • Analog structural nukleosid guanine

parenteral, dan topical. sering berisiko resistensi. • Kurang poten disbanding acyclovir

konsentrasi tertinggi 2 jam dlm plasma setelah ingesti. • Menghambat polimerisasi DNA

efektif sebagai profilaksis • Pensiklovir krim 1% untuk herpes labialis rekuren

• intravena acyclovir waktu paruh 2 – 5 jam, 20 jam pd dioleskan tiap 2 jam kecuali pd saat tidur à 4 hari

kelainan ginjal.


61

Merry Nina

• Efeknya mengurangi lama lesi dan rasa nyeri pada bibir • Manifestasi tambahan malaise, pingsan, pusing, lelah,

dan wajah sakit kepala, ulser genital, gangguan CNS, anemia,

leukopenia, dan disfungsi liver

F. Foscarnet

• Analog phosphonoformate G. Docosanol

• Melawan HSV, CMV, HSV lain, dan HIV-1 • Alcohol saturasi rantai panjang

• Menghalangi aktivasi polimerisasi DNA herpetic à • Perawatan herpes labialis

menghambat pengikatan pyrosphosphate pd enzim • Menghambat fusi antara selubung virus dan membrane

• Menghambat sintesis komplimentasi DNA untuk HIV-1 plasma host

RNA dengan menekan aktivitas reverse transcriptase • Cream 10%

• 100 kali lebih selektif • Diberikan dalam waktu 12 jam dari penampakan awal

• perawatan AIDS resisten acyclovir, gejala prodromal à mempercepat waktu

immunocompromised patien + CMV renitis penyembuhan.

• intravena arus lambat minimal 1 jam diulang setiap 8 Agen anti-cytomegalovirus

jam A. Gansiklovir dan valgansiklovir

• masalah utama toksisitas ginjal à reversible mungkin

terjadi penuruan fungsi; gangguan elektrolit • Gansiklovir à analog ydroxymethylated asiklovir

• foscarnet mengikat kation divalent à hipocalsemia • Valgansiklovir à prodrug gansiklovir

dengan kemungkinan paresthesias, otot spasm, tetanis, • Mirip acyclovir dgn toksisitas lebih tinggi

dan kejam. • Menghambat polimerisasi DNA virus HSV, CMV, dan

VZV


62

Merry Nina

• Pemberian sistemik à mengancam nyawa dan • Prodrug ester yang dikonversi jadi pensiklovir selama

penglihatan perjalanan dari usus ke sirkulasi sistemik

• Diberikan pd Pasien resisten acyclovir • Spectrum mirip ansiklovir

• Diberikan IV untuk penyakit aktif • Infeksi VSV dan HSV local dan akut

• Diberikan peroral apabila infeksi mereda B. Vaksin Herpes Zoster

• Waktu paruh 3 jam kemudian dieksresi melalui ginjam • Zostavax

• Efek samping granulositopenia dan trombositopenia • Mencegah herpes zoster pd lansia

B. Cidofovir • Untuk menghambat reaktivasi VZV yg menetap

• Analog cytiden dikonversi jadi codofovir diphosphate • Mengurangi keparahan dan durasi nyeri

• Menghambat polimerisasi DNA

• Lebih baik IV dan topical Agen Antivirus Hepatitis

• Untuk mengontrol infeksi CMV retinitis dan luka A. Human Interferon

mukokutan HSV • Interferon Glikoprotein yg disekresikan sel host yg

C. Formivirsen terinfeksi à semua jarring bias mensitesa, sel turunan

• Berikatan dengan RNA virus dan mencegah sinstesa hematopoetik yg paling signifikan mensitesa interferon

protein di dakam tubuh

• Topical à CMV retinitis dan AIDS • 3 kelompok à interferon alfa, beta, dan gamma

• dibentuk dari induksis sintesis leukosit, fibroblast, dan

Agen Anti Varicella Zoster Virus limfoblas

A. Farmsiklovir • intinya nanti interferon masuk dalam sel dan

menstimulus produksi enzim 2’, 5’ polimerase à


63

Merry Nina

mendegradasi RNA virus dan protein kinase à • Menghambat progress AIDS dalam individu terinfeksi

menghambat sintesis protein (CD4+ count < 500 sel/μL) dan pada pasien

B. Hepatitis B virus DNA polymerase inhibitors asytompmatic atau early symptomatic

• Diberikan peroral dalam keadaan perut kosong • Dia ini berperan sebagai terapi paliatif, jadi nggak

• Lamivudine yg terkandung à menghambat reverse menghilangkan si HIV sebenernya

transcriptase à menghambat polimerisasi DNA virus • Dapat digunakan sbg agen preventif à mengurangi

• Efek samping sakit kepala dan pusing, gangguan insidensi transmisi vertical

gastrointestinal, dan nefrotoksisitas • Efektivitasnya sebagai postexposure prophylaxis masih

• Berpotensi karsinogenik kontroversional

• Diberikan peroral setiap 4 jam karena diabsorbsi dan

Agen Antivirus HIV metabolisnya cepat di hati à eksresi melalui urin

Terapi HAART (highly active antiretroviral therapy) merupakan • Efek samping mual, headache, depresi sumsung tulang

terapi yang digunakan pd infeksi HIV yg terdiri atas kombinasi Didanosine (dideoxynosine)

obat yg dapat mengganggu replikasi virus • Didanosine diubah menjadi trifosfat, menghambat

A. Reverse transcriptase inhibitors aktivitas reverse transcriptase dan menghentikan

Zidovudine ( azidothymidine) sintesis cDNA HIV.

• Agen antiretrovirus pertama aman dan efektif • secara peroral akan meningkatkan jumlah limfosit

• Difosforilasi menjadi zidovudin triphosphate tergabung CD4+, mengurangi antigen virus dan mengurangi

jadi compmentary DNA virus à memutus elongasi gejala yang berhubungan dengan AIDS.

rantai à replikasi virus terhenti • Efek samping peripheral neuropathy dan pankreasitis.

• Meningkatkan regenerasi limfosit CD4 +


64

Merry Nina

• Didanosine diabsorbsi dengan baik pada pH netral dan • Meningkatkan sel CD4+ pasien yg tidak merespon

harus dikonsumsi dengan keadaan perut yang kosong. zidovudine

• Tablet kunyah mengandung antacid untuk menetralkan Abacavir

pH perut à tidak dapat diikonsumsi dengan medikasi • Merupakan nucleoside analogue reverse transcriptase

yang memerlukan pH asam untuk diabsorbsi, seperti inhibitor à kombinasi untuk menangani infeksi HIV

antibiotic itraconazole dan quinolone. Lamivudine dan emtricitabine

• Didanosine digunakan pada pasien dengan infeksi HIV • Lamivudine tidak efektif sebagai terapi tunggal à

lanjutan yang tidak toleran pada zidovuidine atau kombinasi dengan zidovudine à menghambat replikasi

menunjukan kemunduran klinis atau imunologis. virus + meningkatkan CD4+

• Umum digunakan kombinasi dengan zidovuidine dan • Efek samping mual dan pusing

protease inhibitor. • Emtricitabine paruh waktunya lebih lama dari

• Resistensi terhadap didanosine progresif, umumnya lamivudine, hanya dikonsumsi 2 kali sehari

setelah 6 bulan terapi. • Efek sampingnya sama dgn lamivudine

Zalcitabine • Trivir adalah tablet kombinasi lamivudine, zidovudine,

• Mirip dgn zidovudine dan abacavir. Tidak diindikasikan pada pasien yg

• Menunjukkan efek terapeutik pd pasien resisten memiliki berat < 40 kg Efek samping reaksi

zidovudine disbanding didanosine hipersensitivitas

• Resistensi silang umum terjadi dgn didanosine Nevirapine, efavirenz, delaviridine dan etravirine

• Biasanya dikombinasikan dgn zidovudine dan protesa • Nevirapine tidak memerlukan aktivasi, sehingga

inhibitor langsung berikatan dengan reverse transcriptase HIV-1

Stavudine


65

Merry Nina

dan menghambat sintesis cDNA virus secara tidak Protease HIV bertanggung jawab atas pembelahan Gag

kompetitif. dan Gag-pol polyprotein menjadi enzim dan protein structural

• resistensi sangat cepat jd perlu kombinasi untuk nyusun virion-virion baru. Kombinasi dengan

• larut dalam lemak, mudah diabsorbsi dan antiretroviral lain pada pasien hiv tingkat lanjut à
dimetabolisme oleh sitokrom P450. meningkatkan keselamatan

• Waktu paruh obat ini menurun dari 2 hari menjadi 1 Saquinavir

hari karena nevirapine menginduksi metabolismenya • Obat pertama yg menghambat protease hiv dan punya

sendiri. aktivitas anti-hiv yg selektif dan poten

• Nevirapine dapat menyebabkan ruam, diare dan • Biasanya dikombinasikan dengan antiretroviral

demam.
 nukleosid

• Kombinasi dgn zidovudine dan zalcitabine à

• Obat lainnya seperti efavirenz, delaviridine dan menurunkan jumlah virus tanpa peningkatan toksisitas

etravirine digunakan untuk menangani infeksi HIV-1. • Efek samping gangguan gastrointestinal mula muntah

Obat-obat ini dapat menyebabkan gejala • Dapat menghabmbat metabolesme obat verapamil dan

gastrointestinal. triazolam

• Delavirdine dan terkadang etravirine dapat Indinavir dan ritonavir

menyebabkan ruam (termasuk sindrom Stevens- • Kombinasi ritonavir dan 2 neukleosid analog à

Johnson/ SSJ). 
 meningkatkan jumlah limfosit dan menurunkan

mortalitas pasien AIDS tingkat lanjut

B. Protease Inhibitors • Efek samping hiperbilirubinemia dan nefrolitiasis


66

Merry Nina

• 3% pasien mengalami batu ginjal à disarankan minum • Enfuvirtide merupakan fusion inhibitor efektif

banyak air • Berikatan dengan glycoprotein (gp) masih ingatkan gp nya

• efek samping gangguan gastrointestinal apa aja à mencegah fusi envelope viral sm membrane
nelfinavir dan lopinavir plasma host

• nelfinavir memiliki toksisitas relative rendah à umum

digunakan Post exposure profilaxis (PEP)

• efek samping hiperglikemia, distribusi lemak abnormal, • Intinya pencegahan pernikahan dini segera setelah

diare. ngerasa terkena kontaminasi benda atau cairan yg

• Loponavir menunjukkan potensi tinggi terutama jk di mengandung virus HIV

kombinasikan dengan ritonavir. Efek samping gangguan • Misalnya kena darah dalam jumlah banyak dan

gastrointestinal dan sakit kepala berkontak dengan luka terbuka pada kulit, darah pada

Amprenavir dan fosamprenavir jarum yg baru digunakan pd pasien, terpapar darah

• Digunakan untuk org dewasa dan anak >4 tahun yang pasien high viral load

terinfeksi hiv panduan pemberian

• Dalam bentuk kapsul mengandung vit E yg • Dilakukan dalam 1 jam, tidak direkomendasikan lagi

memfasilitasi absorpsi obat untuk diberikan dlm 72 jam pertama

• Tidak boleh konsumsi suplemen tambahan • Resimen PEP awal à truvada (145 mg tenofir dan 200

• Efek samping mual, muntah, diare serta ruam mg emtricitabine) sekali sehari + kaletra (200 mg

• Fosamprenavir adalah bentuk lain amprenavir yang lopinavir dan 50 mg ritonavir) dua kali sehari

mudah diabsorpsi

C. Fusion inhibitor


67

Merry Nina

Antiseptik antimikrobanya diturunkan dari perlekatannya terhadap

membrane sitoplasmik mikroba, dengan hasil disrupsi dari

fungsi membrane. CHG memiliki efektivitas antivirus in vitro


Tiga antiseptik yang sering digunakan dalam praktik
yang lebih baik secara signifikan terhadap enveloped virus
kedokteran gigi :
seperti HSV, HIV dan influenza dibandingkan dengan
1. Iodine dan Iodofor
unenveloped virus, seperti rotavirus, adenovirus, dan
iodine relatif tidak toksik dan tidak korosif, tidak dihambat
enterovirus. Efektivitas chlorhexidine sebagai obat kumur
dengan adanya material organic dan memiliki spectrum
disebabkan substansivitasnya. Sifat kationik dari chlorhexidine
aktivitas yang luas. Iodine merupakan agen antibacterial yang
berperan dalam melekatkanya chlorhexidine pada jaringan
paling ideal, namun memiliki kekurangan, yaitu merubah
lunak dan keras dalam kavitas oral, dan dilepas seiring dengan
warna kulit dan material lain, terdapat bau dan menimbulkan
waktu untuk menciptakan efek bakteriostatik yang
rasa sakit pada luka yang terbuka.
berkelanjutan. Saat digunakan dua kali sehari, formasi plak
Iodophors memilikibau yang sedikit atau tidak sama sekali,
dan gingivitis akan berkurang secara efektif. Namun,
meningkatkan kelarutan iodine, lebih tidak alergik dari iodine,
kekurangannya adalah dapat menimbulkan stain pada gigi dan
mengurangi diskolorasi permukaan dan menyediakan
meningkatkan pembentukan kalkulus, serta perubahan
reservoir bagi sustained halogen release. Kombinasi dari
persepsi rasa.
natrium kloride dan natrium bromide lebih efektif,

berspektrum luas dan desinfektan permukaan tuberculocidal. Kalau misalnya mau nambahin atau mau nanyain boleh banget kabari ya.
2. Chlorheksidin gluconate (CHG) Semoga kita semua dikasih kemudahan untuk ngerjain soal ujian. Amin J

Merupakan kelompok fenol paling efektif sebagai

antiseptic. CHG merupakan kationik bisguanid yg aktivitas


68

Merry Nina

KONTROL INFEKSI DALAM KEDOKTERAN GIGI Standar pencegahan untuk kontrol infeksi yang bisa meminimalisasi
A. Kontrol Infeksi transmisi infeksi termasuk di antaranya:
- Menggunakan antiseptik untuk tangan sebelum dan sesudah
Apa? menggunakan glove
Kontrol infeksi mengacu pada prosedur-prosedur dan kegiatan-kegiatan
- Menggunakan barier protektif untuk diri sendiri, seperti glove,
yang bertujuan untuk mencegah atau meminimalkan risiko penularan
penyakit menular. masker, pelindung mata, dan gaun
Tujuan? - Menggunakan alat proteksi yang sesuai saat prosedur klinis dan
Kontrol infeksi bertujuan untuk mencegah transmisi penyakit dari saat membersihkan dan memproses instrumen
bakteri, jamur, dan virus. - Manajemen limbah medis dengan benar dan hati-hati
Siapa? - Manajemen benda tajam dengan tepat
dari pasien ke pasien, dari dokter dan tenaga kesehatan ke pasien, dari - Menggunakan instrumen reusable dengan tepat
pasien ke dokter atau tenaga kesehatan, atau ke tenaga kesehatan yang
lainnya. - Membersihkan lingkungan sekitar secara efektif
Bagaimana? - Melaksanakan etiket untuk pernapasan dan batuk
Kontrol infeksi yang sukses meliputi : - Apabila diperlukan, dapat menggunakan barrier / penghalang
- Memahami prinsip dasar kontrol infeksi seperti plastik yang menutupi permukaan tertentu yang mungkin
- Membuat sistem yang membuat prosedur kontrol infeksi dapat terkontaminasi atau sulit dibersihkan.
diimplementasikan secara efektif dan mudah, misalnya dengan
membuat tata-cara / prosedur yang jelas dan pelatihan pada Dokter gigi perlu:
melaksanakan usaha-usaha kontrol infeksi untuk membatasi penyebaran
tenaga kesehatan kedokteran gigi
penyakit.
- Memperbaharui pengetahuan tentang penyakit yang bisa Karena:
menular/infeksius, misalnya avian flu, influenza H1N1, dan lain- - Untuk melakukan suatu tindakan bedah, dokter gigi biasanya
lain akan merusak lapisan epitel yang merupakan pertahanan penting
- Indentifikasi peraturan-peraturan yang perlu dimodifikasi terhadap infeksi
- Selama sebagian besar prosedur bedah mulut, dokter gigi,
Pada praktik dental, mikroorganisme dapat terhirup, tertelan, atau perawat, dan
terpenetrasi ke kulit atau mukosa. Mikroorganisme dapat menyebar peralatan yang digunakan menjadi terkontaminasi oleh darah dan saliva
melalui kontak langsung dari satu orang ke orang lainnya, atau secara pasien.
tidak langsung melalui instrumen atau alat-alat. Agen fisik dan kimiawi merupakan dua sarana utama untuk
mengurangi jumlah mikroba pada permukaan. Antiseptik, disinfektan,


69

Merry Nina

dan gas ethylene dioxide adalah agen kimiawi utama untuk membunuh • Berikan edukasi pada provider mengenai risiko
mikroorganisme pada permukaan. Sedangkan cara fisik yang digunakan penularan virus dan mikroba pathogen lainnya yang
untuk mengeliminasi organisme hidup adalah dengan panas, iradiasi,
terdapat dalam darah
dan mechanical dislodgment.
Mikroba penyebab penyakit pada manusia mencakup bakteri, - Mencegah paparan darah dan material penyebab infeksi
virus, mycobacteria, parasit, dan fungi. Mikroorganisme yang paling
resisten untuk dieliminasi adalah endospora bakteri. Jadi secara umum, • Berhati-hatilah terhadap penggunaan benda-benda tajam
metode sterilisasi atau disinfeksi yang membunuh endospora akan (seperti jarum, scalpel, dan bur) yang dapat
mampu mampu membunuh mikroba yang lain.
terkontaminasi oleh saliva dan darah pasien yang
kemungkinan mengandung virus atau material penyebab
infeksi

• Lakukan evaluasi dan recheck terhadap peralatan yang


digunakan pada perawatan dental (seperti handpiece)
minimal satu tahun
sekali

• Jangan menutup
jarum suntik yang
telah digunakan
1. Mencegah Penyebaran Patogen dalam Darah
menggunakan
- Vaksinasi
tangan langsung
• Lakukan vaksinasi pada seluruh pekerja di pelayanan atau dengan teknik-
kesehatan gigi dan mulut yang memilki resiko terpapar teknik lainnya yang
darah dan material penyebab infeksi mengarahkan ujung
• Setelah 1 bulan lakukan evaluasi untuk mengetahui jarum ke anggota tubuh. Jangan membengkokan dan
respon antibody terhadap vaksin mematahkan jarum sebelum dibuang


70

Merry Nina

antimicroba dan air kemudian keringkan tangan dan


• Gunakan teknik one-handed scoop atau alat mekanis
yang didesain untuk memegang tutup jarum ketika aplikasikan produk hand sanitizer yang mengandung
menutup jarum suntik. alcohol

• Simpan cairan antiseptic pada tempat yang tertutup,


dapat dicuci dan dikeringkan sebelum diisi kembali.
- Prosedur Khusus Kebersihan Tangan dan Penggunaan Gloves
2. Kebersihan Tangan
• Gunakan hand lotion untuk mencegah kulit kering karena
- Prosedur Umum seringnya mencuci tangan
• Selalu cuci tangan dengan menggunakan sabun • Perhatikan kompatibilitas lotion dan produk antiseptic
antimikroba dan air mengalir ketika kotor atau serta efek petroleum atau minyak pada lotion terhadap
terkontaminasi dengan darah atau material yang integritas gloves selama pemggunaan gloves
berpotensi menyebabkan infeksi.
• Kuku jari tidak boleh panjang dan tajam agar mudah
• Indikasi cuci tangan :
dalam memebersihkan kuku dan mencegah robeknya
o Ketika tangan terlihat kotor gloves
o Setelah menyentuh benda mati yang • Jangan menggunakan aksesoris yang menyebabkan
terkontaminasi darah, saliva, dan sekret penggunaan gloves menjadi sulit dan gloves tidak pas di
pernafasan tangan
o Sebelum dan setelah melakukan perawatan tiap
pasien
o Sebelum menggunakan gloves
o Segera setelah melepaskan gloves

• Pada prosedur bedah lakukan antisepsis tangan sebelum


menggunakan gloves bedah steril. Gunakan sabun


71

Merry Nina

• Lakukan penggantian masker pada setiap pasien atau


ganti masker apabila masker sudah basah
− Bersihkan dengan menggunakan sabun dan air
mengalir kemudian lakukan disinfeksi pada peralatan
proteksi yang reusable
Baju Proteksi

− Gunakan baju proteksi seperti sneli reusable atau
disposable untuk mencegah terpaparnya kulit dan
pakaian oleh darah, saliva, dan material penyebab
infeksi

− Lakukan penggantian sneli sesegera mungkin apabila


terkena percikan darah, saliva, atau cairan tubuh
lainnya

− Lepaskan gloves, masker, eyewear, dan sneli sebelum


meninggalkan ruangan praktik
Gloves

3. Alat Proteksi Pribadi − Gunakan medical gloves pada setiap perawatan
pasien terutama jika melakukan kontak terhadap
- Masker, Protective Eyewear, Face Shield
membrane mukosa, saliva, dan darah pasien
• Gunakan masker bedah dan pelindung mata atau face
− Gunakan medical gloves yang baru pada setiap
shield untuk melindungi membrane mukosa pada
pasien dan buang segera setalah digunakan. Cuci
hidung, mata, dan mulut selama prosedur yang
tangam sesegera mungkin untuk mencegah
memungkinkan terpaparnya darah atau cairan tubuh
penyebaran mikroorganisme pada pasien lain maupun


72

Merry Nina

di ruangan Sterilisasi instrument kedokteran gigi harus dapat


diandalkan, praktis dan aman untuk insstrumen tersebut. Teknik
− Gunakan gloves yang fit di tangan sterilisasi instrument yang tersedia antara lain adalah dry heat, moist
− Gunakan gloves yang tahan robek dan tahan terhadap heat dan ethylene oxide gas.
- Dry Heat Technique
zat kimia dan kompatibel dengan material kedokteran
Teknik sterilisasi dry heat dapat tersedia pada seluruh dental
gigi yang digunakan office, karena alatnya tidak terlalu rumit. Teknik ini biasanya
digunakan pada glassware maupun item bulky yang dapat menahan
− Pada beberapa individu, dapat terjadi allergy latex
panas namun rentan terhadap karat. Kesuksesan dari teknik ini
pada gloves. Jika terjadi allergy segera cari bergantung dari kemampuan alat sterilisasi untuk mencapai suhu
pertolongan medis tertentu serta menjaganya untuk waktu tertentu. Oleh karne itu, hal
berikut harus di perhatikan pada saat menggunakan teknik dry heat:
(1) waktu “oven” untuk mulai memanas dan mencapai suhu tertentu,
(2) konduktivitas material instrumenyang di sterilisasi dan (3) aliran
udara di dalam oven dan yang melalui instrument. Untuk tambahan,
waktu mendinginnya instrument setelah pemanasan juga harus di
pertimbangkan. Keuntungan dari dry heat adalah kemudahan yang
diberikannya, dan sukar merusak instrument yang tahan panas.
Namun kerugiannya adalah waktu yang cukup lama dan dapat
merusak instrument yang tidakn tahan panas.

- Moist Heat
Moist heat lebih efisien daripada dryheat karena untuk sterilisasi
karena membutuhkan temperature yang lehih rendah dan waktu
yang lebih singkat. Hal ini dikarenakan beberapa prinsip fisiknya.
Pertama, air mendidih pada 1000 celcius membutuhkan waktu yang
lebih singkat dalam membunuh organisme daripada udara dalam
suhu yang sama, karena air merupakan konduktor panas yang lebih
baik daripada udara. Yang kedua, panas yang di butuhkan untuk
4. Teknik Sterilisasi Instrumen merubah air menjadi uap sama dengan 7 kali panas yang di
butuhkan untuk merubah air menjadi mendidih. Saat uap berkontak
dengan objek, uap tersebut mengembun dan langsung melepaskan


73

Merry Nina

panas yang di serapnya dan mendenaturasi cell protein vital. digunakan. Karena sifatnya yang sangat mudah terbakar, gas
Menggunakan uap jenuh yang diberikan tekanan akan lebih efisien , ini dicampur dengan karbon dioksida atau nitrogen agar
karena dengan adanya tekanan titik didih air untuk menjadi uap lebih aman. Pada suhu 50°C, gas ethylene dioxide efektif
bertambah dan uap yang dihasilkan akan menjadi lebih panas. Titik membunuh semua organisme termasuk spora dalam waktu 3
didih air menjadi sebagai berikut apabila diberikan tekanan: 1090C jam. Namun, karena toksisitasnya yang tinggi terhadap
pada 5 psi, 1150C pada 15 psi, dan 1260C pada 20 psi. jaringan hewan, istrumen yang terpajan gas ini kemudian
Alat yang digunakan untuk memberikan tekanan disebut dengan harus di dianginkan selama 8-12 jam pada suhu 50°C -60°C
autoclave. Autoclave berkerja dengan menghasilkan uap udara dan atau pada suhu ruangan selama 4-7 hari. Keuntungan:
melalui pipa-pipa menambahkan tekanan sehingga uap menjadi efektif untuk sterilisasi material berporus, peralatan besar,
sangat panas. Alat yang dimasukkan sebaiknya di bungkus untuk dan peralatan yang sensitif terhadap panas dan kelembaban.
mempermudah aliran uap kepada peralatan. Keuntungan dari moist Kerugian: kebutuhan peralatan khusus; waktu sterilisasi
heat ini adaalah efektivitas, kecepatan dan mudahnya untuk relatif lama; kebutuhan aeation atau penganginan untuk
mendapatkan alat autoclave. Kerugiannya adalah kemungkinan uap mengurangi toksisitas jaringan; kurang efektif kecuali
untuk menghasilkan karat pada instrument dan harganya yang dokter gigi memiliki akses ke fasilitas yang bersedia
mahal. melakukan sterilisasi gas pada perawatan dental.

5. Teknik Disinfeksi

Jika instrumen dental tidak kuat menahan temperatur pada


sterilisasi dengan panas, dan fasilitas sterilisasi dengan gas tidak
ada, dan sterilitas absolut tidak diperlukan maka lakukan
disinfeksi kimiawi. Agen kimiawi dengan kemampuan disinfeksi
diklasifikasikan berdasarkan kemampuannya menginaktivasi
vegetative bacteria, tubercle bacilli, spora bakteri, virus nonlipid
dan virus lipid. Klasifikasinya dapat dilihat pada tabel di bawah
ini.

- Sterilisasi Gas
Beberapa gas memiliki efek letal terhadap bakteri dengan
cara merusak enzim dan struktur biomekanis vital lainnya.
Gas ethylene dioxide merupakan yang paling sering


74

Merry Nina

• Semua instrumen harus dibersihkan dari darah atau


material terlihat lainnya sebelum dimasukkan ke
larutan disinfeksi
• Setelah proses disinfeksi, instrumen harus dibilas
bersih agar bebas dari bahan kimia dan harus segera
digunakan.

Substansi yang dapat diterima untuk disinfeksi instrumen


dental untuk bedah:
• Glutaraldehyde à paling sering digunakan
• Iodofor
• Chlorine compunds
• Formaldehyde
Alkohol tidak cocok untuk disinfeksi dental umum karena
mengalami evaporasi terlalu cepat, namun alkohol bisa
digunakan untuk disinfeksi cartridge anestesi lokal.
Quartenary ammonium compound tidak direkomendasikan
pada bidang kedokgi karena tidak efektif terhadap virus
hepatitis B dan menjadi inaktif oleh adanya sabun dan agen
anionik.
6. Mempertahankan Sterilitas
Yang harus diperhatikan dalam melakukan disinfeksi dengan
agen kimiawi:
→ Material dan obat-obatan yang digunakan selama
• Instrumen harus tetap berkontak dengan larutan
bedah oral maupun maksilofasial sudah disterilisasi
disinfeksi selama beberapa waktu
oleh pabrik dengan berbagai teknik. Untuk
• Tidak boleh ada instrumen baru yang terkontaminasi
mempertahan sterlitas, dokter gigi harus
yang dimasukkan ke larutan disinfeksi selama waktu
mengeluarkan material atau obat-obatan hanya
tersebut
seperlunya dari kontainernya. Sebagian besar alat
bedah memiliki bungkus ganda (double wrapped);
bungkus luarnya dimaksudkan untuk dibuka secara


75

Merry Nina

tidak steril sedangkan bungkus yang dalam ke instrumen steril di atasnya (dengan efek seperti
dimaksudkan untuk dibuka secara steril. sumbu).

7. Operatory Disinfection

Permukaan apapun yang berkontak dengan pasien atau


sekresi tubuh pasien berpotensi sebagai carrier organisme infeksius.
Selain itu, penggunaan alat bur high speed memungkinkan
tercipratnya darah dan sekresi pasien ke berbagai permukaan di area
praktik dokter gigi. Disinfeksi ruang praktik dapat dilakukan dengan
dua cara dasar:
• Semua permukaan dilap dengan larutan disinfektan
hospital-grade

Chlorine compounds dan glutaraldehid dapat mencegah penyebaran


virus hepatitis ketika digunakan dengan konsentrasi 0,2% untuk
→ Area bedah yang steril absolut tidak mungkin chlorine compounds dan 2% untuk glutaraldehid.
• Semua permukaan dilapisi dengan lapisan pelindung
didapatkan. Namun, selama bedah oral dan
yang diganti setiap pergantian pasien.
maksilofasial, tujuan utamanya adalah untuk
mecegah organisme apapun dari surgical staff atau Headrest, tray tables, nitrous oxide dan chair control, light handles
pasien lain masuk ke luka pasien yang akan dibedah. dapat dilapisi dengan disposable covers yang banyak tersedia di
Gunakan platform datar seperti Mayo stand untuk pasaran.
meletakkan alat-alat bedah. Sebelumnya Mayo stand Dispenser sabun dan keran pada wastafel merupakan sumber
ini dilapisi dengan dua lapis handuk steril atau kertas kontaminasi, kecuali keduanya dapat diaktivasi tanpa menggunakan
sentuhan tangan (misal dengan sensor otomatis). Oleh karena itu,
tahan air. Alat-alat yang ditaruh di atas handuk steril keduanya harus sering didisinfeksi karena banyak bakteri yang
harus sudah steril atau didisinfeksi. Tidak boleh ada hidup bahkan menyukai lingkungan bersabun.
kelembaban berlebihan pada handuk atau kertas Peralatan anestesi untuk menyalurkan gas, seperti oksigen atau
pelapis karena bisa memungkinkan bakteri di nitrous oxide, dapat menyebarkan infeksi antar pasien. Kanula
permukaan bawah Mayo stand yang tidak steril naik hidung plastik harus dibuang setelah dipakai (single use;
disposable). Masker hidung dan selang yang menghubungkan


76

Merry Nina

sumber gas dengan masker ada yang disposable dan ada yang bisa gram negatif. Keduanya lebih efektif jika diunakan berulang kali
ditutupi dengan disposable sleeves. dalam satu hari karena keduanya berakumulasi di kulit dan
meninggalkan residu dengan efek antibakterial setiap kali dibasuh.
8. Persiapan Tim Bedah Namun, keduanya tidak efektif terhadap tubercle bacilli, spora, dan
banyak virus.
Dua tipe dasar untuk personnel asepsis yang akan dibahas: (1) clean
technique dan (2) sterile technique. Antiseptik digunakan di kedua 1. Clean Technique
tipe, maka akan dibahas terlebih dahulu.
→ Persiapan Tangan dan Lengan Umumnya digunakan pada office-based surgery yang tidak spesifik
membutuhkan teknik steril. Office oral surgical procedures yang
Antiseptik digunakan untuk menyiapkan tangan dan lengan tim membutuhkan teknik steril mencakup bedah apapun di mana kulit
bedah sebelum memakai gloves dan untuk mendisinfeksi tempat diinsisi. Clean technique dimaksudkan untuk melindungi dental
bedah. Antiseptik didesain untuk memiliki toksisitas jaringan yang team dan pasien lain dari pasien yang akan dibedah dan juga
rendah namun tetap mempertahankan sifat disinfektannya. Tiga melindungi pasien yang dibedah dari patogen yang mungkin ada
antiseptik yang sering digunakan di kedokgi: pada dental team.
• Iodofor • Dental team dapat menggunakan pakaian biasa yang kemudian
dilapisi jas lab lengan panjang. Alternatifnya adalah
Iodofor, contohnya povidone iodine, memiliki aksi antiseptik
menggunakan surgical scrubs tanpa dilapisi lagi oleh surgical
dengan spektrum yang paling luas; efektif untuk membunuh bakteri
gram negatif dan positif, sebagian besar virus, organisme M. gown berlengan panjang.
Tuberculosis, spora, dan fungi. Namun, iodofor kontraindikasi bagi
individu: • Dokter gigi harus selalu menggunakan gloves ketika merawat.
− sensitif material iodine Pada clean technique, tangan dapat dicuci dengan sabun
antiseptik dan dikeringkan pada handuk disposable sebelum
− menderita hipotiroidisme yang tidak terawat menggunakan gloves. Gloves harus steril dan dipasang dengan
teknik yang tepat untuk mempertahankan sterilitas permukaan
− wanita hamil. eksternal gloves.
• Klorheksidin dan Heksaklorofen • Umumnya, proteksi mata harus digunakan untuk perlindungan
Penggunaan heksaklorofen memiliki keterbatasan jika digunakan kemungkinan tercipratnya darah atau saliva, misalnya ketika
berulang karena beresiko menimbulkan toksisitas sistemik. Kedua alat pemotong high speed akan digunakan.
agen ini lebih efektif terhadap bakteri gram positif dibanding bakteri


77

Merry Nina

• Masker harus digunakan kapanpun ada aerosol atau ketika berkurang dengan signifikan. Kebanyakan rumah sakit punya
akan dibuat luka bedah. protokol masing-masing yang harus diikuti ketika akan melakukan
bedah di institusi tersebut. namun standarnya adalah dengan
• Jika akan melakukan bedah pada rongga mulut, kulit perioral menggunakan larutan sabun antiseptik, sikat yang moderately stiff
didekontaminasi dengan larutan yang sama untuk scrub tangan (agak kaku), dan pembersih kuku tangan. Tangan dan lengan
dibasahi pada wastafel khusus scrub. Sabun antiseptik harus
dan rongga mulut dapat dibersihkan dengan disikat atau dibilas
dibiarkan tetap di tangan ketika kuku sedang dibersihkan dari
dengan klorheksidin glukonat (0,12%) atau dengan mouthwash kotoran dengan pembersih khusus kuku tangan. Kemudian
berbasis alkohol à untuk mengurangi kontaminasi kulit atau tambahkan sabun antiseptik lagi dan scrubbing dimulai dengan
mukosa oral dari luka dan mengurangi mikroba yang ada di gerakan yang tegas berulang dari sikat scrub di semua permukaan
mulut jika nanti ada aerosol yang terciprat selama penggunaan tangan hingga 5 cm di bawah siku. Tangan dijaga tetap di atas siku
high-speed drills dalam mulut. setelah dibasahi hingga tangan dan lengan mengering.

• Pasien dapat ditutup dengan kain proteksi untuk melindungi


pakaiannya, dan untuk mengurangi kontaminasi benang bedah
jika terjatuh ke bagian tubuh pasien yang tidak tertutup.

• Selama prosedur, hanya boleh menggunakan air steril atau


larutan saline steril untuk irigasi luka terbuka.

2. Sterile Technique

Digunakan untuk bedah office-based yang memerlukan insisi kulit


atau ketika bedah dilakukan di ruang operasi. Tujuan teknik steril
adalah meminimalisir jumlah organisme yang masuk ke luka yang
dibuat oleh dokter bedah.
Surgical hand and arm scrub merupakan usaha lain untuk
mengurangi kemungkinan mengontaminasi luka pasien. Meskipun
gloves yang digunakan steril, ada kemungkinan gloves robek
sehingga mengekspos kulit dokter. Scrubbing dengan larutan
antiseptik, level bakteri di permukaan tangan dan lengan dapat


78

Merry Nina

• Resiko terbesar transmisi penyakit dari pasien


yang terinfeksi adalah melalui laserasi dari
scalpel atau jarum suntik secara tidak sengaja.

• Sharp injuries dapat dicegah dengan


menggunakan jarum anestesi lokal untuk
menutup kembali jarum setelah digunakan.

• Hati-hati agar tidak melepas atau memasang


9. Postsurgical Asepsi blade dari dan ke scalpel tanpa instrumen

1. Manajemen luka • Alat-alat tajam harus dibuang ke suatu wadah


yang kaku, bertanda, dan memang didesain
Beberapa prinsip perawatan pasca bedah berguna untuk mencegah khusus untuk objek tajam terkontaminasi.
penyebaran patogen.
• Luka harus diinspeksi atau ditutup dengan tangan yang sudah • Barang-barang yang sudah terkontaminasi
memakai gloves baru dan bersih. harus dibuang dalam suatu plastik yang diberi
label dan diberikan ke reputable hazardous
• Jika beberapa pasien menunggu, mereka yang tanpa masalah waste management company.
infeksi harus diperiksa terlebih dahulu, dan kemudian pasien
dengan masalah seperti drainase abses baru diperiksa
kemudian.

2. Manajemen benda tajam

• Material yang sudah terkontaminasi selama


prosedur bedah harus dibuang dengan cara
tertentu sehingga staff dan pasien lain tidak
terinfeksi.


79

Merry Nina

You might also like