You are on page 1of 13

TUGAS KELOMPOK MEKANIKA TANAH 1

KUAT GESER TANAH


DAN
ANALISIS PENURUNAN / SETTLEMENT

Dosen Pembimbing :

ROZA MILDAWATI, ST.,MT


Disusun Oleh:

ENCIK AKBAR ANDIKA NPM 163110267

KELAS III D

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS ISLAM RIAU

PEKANBARU

2017
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Semua struktur mengalami beberapa settlement, tanpa menghiraukan


konstruksi atau kualitas pondasi nya. Struktur dibuat dari tanah atau banyak
ditemukan di atas tanah yang kinerja dan keselamatan nya disepakati.

Tanggul beton adalah hampir selalu didasari pondasi batu


dimana settlement kuat tanggul adalah menjaga pada jumlah minimal jika tidak
tanggul akan membuat celah mendorong ke arah kesalahan struktural yang serius.
Tanggul-tanggul mungkin bisa ditemukan pada bahan lembut yang dapat
dimampatkan dan memungkinkan untuk tahan terhadap settlement besar.

Tidak banyak yang menyadari bahwa tanah yang kita pijak makin lama
makin turun. Tidak banyak yang tahu mungkin bahwa salah satu penyebabnya
adalah penyedotan air tanah secara berlebihan. Dan tidak banyak yang peduli
sepertinya untuk menyelamatkan air, terutama yang berasal dari tanah.Tingginya
laju pembangunan Kota Metropolitan serta banyaknya sumur bor menjadi salah
satu penyebab mempercepat penurunan permukaan tanah yang tingkat
kekerasannya masih rendah.

Namun yang menjadi permasalahan dalam pembangunan adalah penurunan


tanah yang diakibatkan kondisi tanah terebut yang memang tidak rata dan tidak
padat. Salah satu penurunan tanah adalah gejala settlement. Settlment sangat
diperhitungkan dalam suatu pembangunan karena berkaitan erat dengan sifat
tanah yang akan dipakai sebagai tempat atau alas suatu bangunan yang akan
dibangun tersebut. Oleh karena itu settlement sangat perlu diketahui baik
penghitungannya maupun gejala-gejala terjadinya ataupun dampak dan
penanggulangan settlement tersebut.

B. Pengertian

Penambahan beban di atas suatu permukaan dapat menyebabkan lapisan tanah


dibawahnya mengalami pemapatan. Pemapatan tersebut disebabkan oleh adanya
depormasi partikel tanah, relokasi partikel, keluarnya air atau uadara di dalam
pori, dan sebab-sebab lain. Beberapa atau semua faktor tersebut mempunyai
hubungan dengan keadan tanah yang bersangkutan.
Secara Umum, penurunan (settlement) pada tanah yang disebabkan oleh
pembebanan dapat dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu:

1. Penurunan konsolidasi (Consolidation settlement), yang merupakan


hasil dari perubahan volume tanah jenuh air sebagai akibat dari
keluarnya air yang menempati poro-pori tanah.

2. Penurunan segera ( immediete settlement), yang merupakan akibat dari


deformasi elastis tanah kering, basah dan jenuh air tanpa adannya
perubahan kadar air. Perhitungan penurunan segera umumnya
didasarkan pada penurunan yang diturunkan dari teori elastisitas.

Dalam Disain pondasi untuk struktur teknik harus memperhatikan bagaimana


settlement terjadi seberapa cepat settlement terjadi karena settlement
menyebabkan kerusakan struktur, khususnya jika settlement berlangsung cepat.

Settlement total yang terjadi pada tanah yang dibebani (St) mempunyai 3
komponen :

St = Si + Sc + Ss

Keterangan :

Si = Immediet settlement

Sc = Consolidation Settlement

Ss = Secondary Settlement

Kekuatan Tanah (Soil Strength)


Di bawah ini adalah kekuatan pikul tanah berdasarkan jenis tanahnya
• Pasir yang disiram air sampai padat = 0,50 s/d 0,80 Kg/cm2
• Tanah lumpur berpasir 30 s/d 70% = 0,80 s/d 1,60 Kg/cm2
• Tanah kapur bercampur tanah liat = 1,00 s/d 1,50 Kg /cm2
• Tanah liat dengan dasar pasir/krikil = 1,00 s/d 2,00 Kg/cm2
• Pasir di tepi laut/sungai = 2,00 s/d 3,50 Kg/cm2
• Pasir berlapis tanah liat keras = 2,50 s/d 5,00 Kg/cm2
• Tanah liat berwarna kelabu dan berlapis tebal = 3,00 s/d 5,50 Kg/cm2
• Tanah dengan banyak krikil = 3,00 s/d 7,00 Kg/cm2
• Tanah liat padat campur pasir = 4,00 s/d 5,00 Kg/cm2
• Tanah liat berwarna kuning berlapis tebal = 4,50 s/d 6,50 Kg/cm2
• Tanah liat keras berwarna merah kekuningan = 5,50 s/d 8,00 Kg/cm2
• Pasir padat dengan ketebalan sampai ± 6m
• dan di bawahnya terdapat batu kerikil = 6,00 s/d 7,50 Kg/cm2
• Tanah padat biasa bercampur banyak kerikil = 7,00 s/d 10,0 Kg/cm2
• Tanah bercampur batu = 8,00 s/d 20,0 Kg/cm2

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KUAT GESER TANAH

1. Perubahan Bentuk Tanah


Kekuatan tanah dapat diberi pengertian sebagai besarnya tekanan pada saat
awal terjadinya keruntuhan (initial failure). Besarnya tekanan pada saat terjadinya
keruntuhan disebut kekuatan tanah (soil strength), yaitu Sfa, Sfb dan Sfc.
Newmark (1960) memberi batasan keruntuhan tanah sebagai keadaan pada tanah
pada saat tanah kehilangan ketahanan geser.
2. Kekuatan Geser
Keruntuhan geser ditandai dengan terjadinya bidang keruntuhan geser yang
mempunyai arah searah dengan pok major dengan sudut ± 45º. Teori geser
maksimum (coulomb, 1976) menyatakan bahwa keruntuhan terjadi jika tekanan
geser yang diberikan mencapai harga kritis dari ketahanan geser tanah. Dan
berhubungan dengan tekanan normal dengan tekanan geser pada bidang
keruntuhan, dengan persamaan :
τf = f (σN)
f = tekanan geser (searah bidang) pada saat keruntuhan.
N = tekanan normal.
Ø = sudut gesekan ( internal friction angel), c = kohesi

Pada tanah berpasira (ikatan kohesi) : τf


= σ N tan Ø
Untuk tanah yang mengandung liat : τf = c +σ N tan Ø

Ketahanan gesek (komponen fisik kekuatan geser) ditimbulkan adanya (1)


gaya saling menahan diantara dua benda yang digeser dan (2) dari rintangan
karena adanya saling-kunci mengunci antara partikel-partikel yang bergerak
tersebut.

Faktor yang mempengaruhi kuat geser tanah (pengaruh lapangan )


• Keadaan tanah : angka pori, ukuran dan bentuk butiran
• Jenis tanah : pasir, berpasir, lempung dsb
• Kadar air (terutama lempung)
• Jenis beban dan tingkatnya
• Kondisi Anisotropis

Keruntuhan geser (Shear failure )tanah terjadi bukan disebabkan karena


hancurnya butir – butir tanah tersebut tetapi karena andanya gerak relative antara
butir – butir tanah tersebut. Pada peristiwa kelongsoran suatu lereng berarti telah
terjadi pergeseran dalam butir – butir tanah tersebut. Kekuatan geser yang dimiliki
suatu tanah disebabkan oleh :
 Pada tanah berbutir halus ( kohesif ) misalnya lempung kekuatan geser
yang dimiliki tanah disebabkan karena adanya kohesi atau lekatan antara
butir – butir tanah ( c soil ).
 Pada tanah berbutir kasar (non kohesif ), kekuatan geser disebabkan
karena adanya gesekan antara butir – butir tanah sehingga sering disebut
sudut gesek dalam (φsoil )
 Pada tanah yang merupakan campuran antara tanah halus dan tanah kasar (
c dan φsoil ), kekuatan geser disebabkan karena adanya lekatan ( karena
kohesi ) dan gesekan antara butir – butir tanah ( karena φ)

3. Uji Geser Triaksial

Parameter-parameter kekuatan geser untuk suatu tanah tertentu dapat


ditentukan melalui uji laboratorium. sebelum pelaksanaan uji tersebut, diperlukan
penetelitian dan perhatian yang besar terhadap proses pengambilan contoh,
peerimpanan contoh, dan perawatan contoh tanah sebelum pengujian. oleh
,ebab itu, pada waktu pelaksanaan uji, tanah masih dalam keadaan belum
terrganggu (undi sturbed).

Pengujian triaxial merupakan pengujian kekuatan geser yang sering


digunakan dan cocok untuk semua jenis tanah. Keuntungannya adalah kondisi
pengalirannya dapat dikontrol, tekanan air pori dapat diukur dan bila diperiuka,
ta.rut, jenuh dengan permeabilitas rendah dapat dibuat terkonsolidasi'

Dalam pengujian triaxial dipergunakan contoh tanah berbentuk silinder, dengan


perbandingan panjang terhadap diameter sebesar 2. Peralatan pengujiannya
diperlihatkan pada Gambar
Di dalam pelaksanaan pengujian, contoh tanah dibebani dengan beban
normallaxial secara variable dan tekanan sel yang konstan, lihat Gambar 6'8.
Tekanan normal (vertikal) menghasilkan o, (berubah-ubah). Sedangkan
tekanan sel menghasilkan o, (konstan). Besarnya o, akan ditambah terus sehingga
tanah Pecah.
Tanah pecah dengan membentuk sudut rp, pada saat tanah pecah
pertahanan g.."r", adalah minimum atau kritis, sehingga sudut kritisnya dikenal
sebagai sudut geser kritis (0 kritis) yang besarnya:
0 =450 +ll29
Dalam pengujian triaxial dikenal persamaan sebagai berikut:
o, =o: tg'(+50 +1129)+2.c.tg(450 +llzq)
Tekanan normal (tekanan deviator) yang memecahkan tanah adalah sebesar
∆ᾳ, =ᾳ1- ᾳ3 ,, sehingga ᾳ1 = ∆ᾳ + ᾳ3 . Untuk pengujian triaxial, juga diperlukan
tiga kali percobaan untuk satu jenis tanah, sehingga akan didapat tiga
:ersarnaan sebagai berikut:
Dari percobaan I akan didapat ᾳ11 dan ᾳ31.
Dari percobaan II akan didapat ᾳ12 dan ᾳ32.
Dari percobaan III akan didapat ᾳ13 dan ᾳ33.
Untuk mencari besarnya harga ᶲ dan c dapat dilakukan dengan analitis ataupun
secara grafis.

Secara analitis dapat dipecahkan dengan menggunakan persamaan-persamaan


yang dihasilkan dan bila dicari secara grafis dapat dilakukan dengan
menggunakanlingkaran Mohr sebagai berikut, lihat. Dari gambar di bawah ini
dapat langsung diperoleh besarnya harga ᶲ dan c.

Pengukuran Tekanan Air Pori


Tekanan air pori dari contoh tanah pada uji triaxial dapat diukur, dengan demikian
memungkinkan hasil-hasil pengujian tersebut disajikan dalam tegangan efektif.
Tekanan air pori harus dihitung dalam keadaan tanpa pengaliran (no Jlow), baik
pengaliran keluar maupun pengaliran ke dalam.

Apabila di dalam perhitungan telah dimasukkan tekanan air pori, maka akan
dihasilkan Ø’ dan c'.

jenis-jenis pengujian terhadap berbagai macam kemungkinan prosedur pengujian,


tetapi hanya ada tiga jenis pengujian yang pokok, yaitu:
1. Tak terkonsolidasi-tak terdrainase (Unconsolidated-undrained).
Contoh tanah mengalami tekanan tertentu, kemudian digunakan selisih
tegangan utama secara tiba-tiba tanpa pengaliran pada setiap tahap
pengujian.
2. Terkonsolidasi-tak terdrainase (Cons olidated- undrained).
Pengaliran pada contoh tanah diperbolehkan di bawah tekanan sel tertentu
sampai konsolidasi selesai. Selanjutnya, digunakan selisih tegangan
utama tanpa pengaliran. Pengukuran tekanan air pori dilakukan selama
keadaan tanpa pengaliran.
3. Terdrainase (Drained).
Pengaliran pada contoh tanah diperbolehkan di bawah tekanan tertentu
sampai konsolidasi selesai. Selanjutnya, dengan pengaliran yang masih
diperbolehkan, digunakan selisih tegangan utama dengan kecepatan sedang
untuk membuat kelebihan tekanan air pori tetap nol.

4. Kekuatan Tarik (Tensile Strenght)


Kekuatan tarik dapat diberi batasan sebagai nilai tekanan tarik pada saat
mulai terjadinya pemisahan. Kekuatan tarik biasanya dianggap pengukur kohesi.

Kekuatan tarik (σT) :


FT = gaya tarik,
A = luas bidang keruntuhan

Menurut Mitchel 1976, kohesi sebenarnya berasal dari : sementasi, gaya


tarik menarik elektrostatik dan elektromagnetik, ikatan valensi dan adesi. Kohesi
semu berasal dari gaya kapiler dan gaya mekanis. Kekuatan tarik tanah
dipengaruhi oleh kandungan dan jenis mineral liat, macam kation, kandungan
bahan organik,dan kandungan air tanah. Selain itu, kekuatan tarik menjadi rendah
dengan adanya retakan (Lambe dan Whitman, 1960 :teori Griffith), dengan
persamaan :

Untuk tekanan bidang (plane strain)


Untuk regangan bidang :

Dimana :
E = Modulus young
1 = panjang retakan
V = nisbah Poisson
= energi permukaan material

Kekuatan tarik ”T” dihitung dengan persamaan :


A = d*L
Untuk kekuatan tarik agregat :
k = angka konstanta (Indonesia=0.576) , d = diameter agregat
5 . Pemadatan Tanah
Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan
memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara : tidak
terjadi perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah tersebut.
Tingkat pemadatan diukur dari berat volume kering yang dipadatkan. Bila
air ditambahkan pada suatu tanah yang sedang dipadatkan, air tersebut akan
berfungsi sebagai unsur pembasah atau pelumas pada partikel – partikel tanah.
Karena adanya air, partikel – partikel tersebut akan lebih mudah bergerak dan
bergeseran satu sama lain dan membentuk kedudukan yang lebih rapat/padat.
Untuk usaha pemadatan yang sama, berat volume kering dari tanah akan naik bila
kadar air dalam tanah (pada saat dipadatkan) meningkat. Kadar air yang
ditingkatkan terus secara bertahap pada usaha pemadatan yang sama, maka berat
dari jumlah bahan padat dalam tanah persatuan volume juga akan meningkat
secara bertahap pula.
Adanya penambahan kadar air justru cenderung menurunkan berat volume
kering dari tanah. Hal ini disebabkan karena air tersebut kemudian menempati
ruang – ruang pori dalam tanah yang sebetulnya dapat ditempati oleh partikel –
partikel padat dari tanah. Kadar air dimana berat volume kering maksimum tanah
dicapai disebut kadar air maksimum. Selain kadar air, faktor – faktor yang
mempengaruhi pemadatan adalah jenis tanah dan usaha pemadatan.
Jenis tanah yang diwakili oleh distribusi ukuran butiran, bentuk butiran
tanah, berat spesifik bagian padat tanah. Selain itu jumlah serta jenis mineral
lempung yang ada pada tanah mempunyai pengaruh besar terhadap harga berat
volume kering maksimum dan kadar air optimum dari tanah tersebut. Pada kadar
air yang lebih rendah, adanya tegangan terik kapiler pada pori – pori tanah
mencegah kecenderungan partikel tanah untuk bergerak dengan bebas untuk
menjadi lebih padat. Kemudian tegangan kapiler tersebut akan berkurang dengan
bertambahnya kadar air sehingga partikel – partikel menjadi mudah bergerak dan
menjadi lebih padat.
Bila usaha pemadatan persatuan volume tanah berubah. Kurva pemadatan
juga akan berubah. Tetapi harap dicatat bahwa tingkat kepadatan suatu tanah tidak
langsung sebanding (proporsional) dengan usaha pemadatannya.
Pemadatan tanah dapat diberi batasan sebagai perubahanvolume karena
tanah diberi tekanan. Karena perubahan volume juga merupakan bentuk tetap,
maka dapat dianggap sebagai salah satu bentuk keruntuhan, dan tekanan yang
menyebabakan disebut kekuatan kompresi tanah (Gill dan Van den Berg, !967).
harris menunjukkan bahwa tingkat perubahan total bobot volume tanah jika diberi
tekanan kompresipada tanah berdebu lebih besar daripada tanah liat.
BAB III

PENUTUP
Kesimpulan :

KUAT GESER TANAH


1. Keruntuhan geser ditandai dengan terjadinya bidang keruntuhan geser
yang mempunyai arah searah dengan pok major dengan sudut ± 45º.
2. Kekuatan tarik tanah dipengaruhi oleh kandungan dan jenis mineral liat,
macam kation, kandungan bahan organik,dan kandungan air tanah.
3. Kekuatan tarik dapat diberi batasan sebagai nilai tekanan tarik pada saat
mulai terjadinya pemisahan. Kekuatan tarik biasanya dianggap pengukur
kohesi.
4. Pemadatan tanah adalah proses naiknya kerapatan tanah dengan
memperkecil jarak antar partikel sehingga terjadi reduksi volume udara :
tidak terjadi perubahan volume air yang cukup berarti pada tanah tersebut.
5. Kekuatan tanah dapat diberi pengertian sebagai besarnya tekanan pada saat
awal terjadinya keruntuhan (initial failure).
1. Surendro, Bambang
Mekanika Tanah- Teori, soal, dan penyelesaian / Bambang Surendro
2. Htttp://sisfo.itp.ac.id/bahanajar/bahanajar/herman/penurunan.pdf

You might also like