You are on page 1of 4
4 S MAJELIS ULAMA INDONESIA WADAH MUSYAWARAH PARA ULAMA 2U’AMA DAN CENDEKIAWAN MUSLIM Jalan Proklamasi No. 54 Menteng Jakarta Pusat 10320 Telp, 31902666-3917853, Fax, 31905266 Website : http/suww.mui.or.id — E-mali : mei-onlineOmui.or.Ad FATWA MAJELIS ULAMA INDONESIA Nomor 01 Tahun 2010 ‘Tentang NAAN MIKROBA DAN PRODUK MIKROB! DALAM PRODUK PANGAN es __2 Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) setelab: MENIMBANG: a. bahwa penggunaan mikroba dan preduk mikrobial untuk produk makanan banyak dilakukan di dalam proses produksi makanan, minuman, obatan-obatan, dan kesmetika; b. bahwa terhadap penggunaan mikroba dan produk mikrobial tersebut muncul pertanyaan di tengah masyarakat mengenai hukumnya; bahwa oleh karena itu dipandang perlu adanya fatwa tentang hukum penggunaan mikreba dan produk mikrobial dalam produk panyan untuk dijadikan pedoman 1. Firman Allah SWT: pike igs ie oh gt yg bd He SB ot Hai sekalion manusia, makanlah yang halal lagi batk dari ape se pg yang terdepat di bumi, dan janganlah kamu mengikali langhele Jangkah spairan: karenar sesungguhnya spaitan ius adatah msi yang nyada bagimu. (OS, Al-Bagarat: [2] :168) siete ey ess “at pg Obl 4 ed " Waitu) orang yang menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang burwk" (QS. ALA'raf [7]::157) . ray 2 at ot ef We gt SI cae calle “Diatah Allah, yang menjadikan segaia yang ada di bumi untick kamu," (QS. Al-Bagarah [2]: 29) 2, Hadis Rasulullah s.a.w.; antara lain fn ke oe bn po) ele ou Sy eb ie ty WGA Ui pa Ug Eh lh os (gsbettely) Ra "Dari Ton "Abbas ra dari Maimunah ra. Bahwasanya Nabi saw pernah ditarva (entang.tikus yang jatuh ke dalam samin, belie bersabda: “Ambil tikus itu dan apa yang ada di sekitarnye kermudian buang, dan makanlah samin kalian" (HR. Bukhari) Ae F oy saga 9 Cat est OBI1G p65 erat “Dari Abi Tsa‘labah ra ia berkata: Rasulullah saw bersabda: “Sesungguhnya Allah telak memfardlukan hat-hat yang fardlue maka jangan kalian sia-siakan, dan melarang beberapa hal i MOG ey ta RSs 9G gh olyyy Ge |g 98 pis maka jangan talion melanggarnya, dan menetapkan batewsin- batasan maka jangan kalian melampauinya, dan mengalpaken beberapa hal tanpa type maka jangan kalian cari-cari temangnya" (HR. Thabrani dalam al-Mu’jam al-Kabir 16/93) gh Mily cle gil aly) te Uy je U "Jangantah membuat midarat pada diri sendiri dan pada orang Jain.” (HR. Ibnu niajah dan Daruqutni). 3. Qaidah fighiyyah ball “Kemudaratan itu harus dihilangkan.” i qutadh cle fe past wal 35 “iMencegah mafeudat (kerusakan) iebih didahulukan’ daripada mengambil kemaslahatan. ” Bui gai ee “Hukum asal dalam hal-hel yang bermanfaat adalah boleh” MEMPERHATIKAN : 1, Perhedaan pendapot di Kalangan Ulama mengenai hukum barang cair (al-Maai') yang terkena najis, lam al-Zubri dan Imam al- * Aurity.berpendapat bahwa benda eair dihukumi sama dengan hukum air. Bh Se pol Se of ays ts 38 ean “Pendapat’ Imam al-Zubri dan al-Auzay menyatakan bahwa jnukum benda cair sama dengan jukum air, yaine ia tidak derubah menjadi nafis kecuali jéka berubah sebab adenya najis. Jika tidak berubah maka ia teiap dalam kondisi suci. Ini Juga pendapat thn “Abbas dan Ibn Mas‘uc!". 2. Pendapat para’ fugaha tentang tumbuhan yang hidup di atas kotoran, yang antara lain termaktub dalam kitab Raudlah al- Hasyiyah al-Qalyubi, dan Asna al-Mathalib: cet LT Gell 08 gag Got & USI 6 Sab Lee ay nec slay Se 7 xab “Adapun tumbuhan yang hidyp di atas kotoran maka al- Ashhab berpendapet: ia tidak najis “aini letapi menjadi najis akibat terkena majis. Apabila telah dibersihkan maka menjadi suci dan apabila mune! baiir maka bulir yang keluar dari dari ‘umbuban tersebu adalah suct” ji DSS Be dies a ac 9 (gall itty ly “Sayuran yang tumbuh di media yang nojis adatah suci sedang bagian yang terkena najts adalah mutanajjés yang dapat kembali suci dengan ditersihkan” a Ss § Cath By “Dan tidak dimatrufkan tanaman yarg tembuh ci media yang najis sekalipun banyak” 3. Pendapat, saran, dan masukan yang berkembang dalam’ Sidang Koniisi Fatwa pada Rapat Komisi Fatwa Tanggal 13 Januari 2010 dan 19 Januari 2010. ‘Dengan bertawakkal kepada Allah SWT MEMUTUSKAN: MENETAPKAN ‘ATWA TENTANG 11UKUM PRODUK MIKROBIAL Ketentuan Umum 1. Mikroba adalah organisme mikroskopik yang berukuran seki 2 seperscribu milimeter (1 mikrometer) dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan alat hantu mikroskep. Ketentuan Hukum . Produk mikrobial adalah produk yang diperoleh dengan bantuan mikroba yang dapat berupa se! mikroba itu sendiri atau berupa hasil metabolisme mikroba, antara lain berupa protein, vitamin, asam organik, pielarut organik, dan asam amino. Mikroba pada dasamya halal selama tidak membshayakan dan tidak terkena barang najis. Mikroba yang tumbuh pada media pertumbuban yang suci ‘hukumnya halal. . Mikroba yang tumbuh pada media pertumbuhan yang najis, apabila dapat dipisahkan antara mikroba dan medianya maka hukumnya halal setelah disucikan. Produk mikrobial dari mikroba yang tumbuh pada media ertumbuhan yang suci hukuniaya halal, » Produk mikrobial dari mikroba yang tumbuh pada media Pertumbuhan yang najis, apabila dapat dipisahkan antara mikroba dan medianya maka fhukumnya halal sctclah disucikan, Mikroba dan produk mikrobial dari mhikroba yang, memanfsatken unsur babi sebagai media pertumbuhan hukumnya haram, Mikroba dan produk mikrobial dari mikroba yang tumbuh pada media pertumbuban yang terkena najis kemudian disucikan secara syar'i (lathhir syar'an), yakni melalui produksi dengan Komponen air mutlay minimal dua qullah [setara dengan 270 liter}) hukumnya halal, Ditetapkan di: Jakarta Pada tanggal : 3 Shafur 43H 19 Januari 2010 M

You might also like