You are on page 1of 6

25 Cara Jadi Guru Sekolah Minggu Teladan

Posted: Februari 15, 2008 in All About Christian

1
S elama ini kita sering bertanya didalam hati, “Bagaimana sih caranya agar anak – anak didik kita senang dengan kita?”. Bukan dalam arti senang secara penampilan fisik kita saja, tetapi

juga mereka senang jika kita yang membimbing, membina, mendidik dan yang paling penting bagaimana anak tersebut senang dan betah serta mengerti terhadap isi dari firman Tuhan
yang kita sampaikan kepada mereka. Sadar atau tidak kita sadari, kita dapat melihat dari roman wajah dan tingkah laku anak saat kita menyampaikan firman Tuhan. Mungkin ada yang
menggangu temannya, bicara dengan teman sebangku, dan mungkin ada yang diam tapi pikirannya melayang entah kemana, atau mungkin juga dia tertidur saat kita menyampaikan firman
Tuhan.
Jadi bagaimana? Apakah dibiarkan begitu saja? Jangan sampai! Karena, itu sama saja dengan menjerumuskan anak didik yang ditit ipkan Tuhan kepada kita selaku guru – guru sekolah
minggu kejurang kematian. Lalu, bagaimana dong? Nah, berikut ini ada beberapa tips agar kita bisa berubah menjadi guru – guru sekolah minggu yang favorit ditengah – tengah anak
didik kita. Selamat mencoba.

1. Awali setiap kegiatan pelayanan Anda, dengan doa.

Isi doa kita tersebut dapat berupa :

 Agar setiap guru siap melayani dengan pertolongan roh kudus.

 Agar setiap guru dapat menjadi teladan melalui perkataan, sikap, dan perbuatan.

 Agar setiap acara yang telah dirancang untuk hari itu dapat berjalan sesuai dengan harapan.

 Agar Tuhan menggerakkan hati anak – anak untuk rindu datang beribadah.

 Agar setiap anak menikmati berkat Allah seutuhnya.

 Agar Allah hadir dan bekerja di sepanjang kebaktian.

 Agar kebaktian Sekolah Minggu hari itu tidak berlalu dengan percuma.

2. Akhiri kegiatan pelayanan Anda, dengan doa.

Isi doa kita tersebut dapat berupa :

 Agar setiap pelayanan yang telah kita lakukan dapat dipakai Allah untuk menyentuh
kehidupan anak sekolah minggu.

 Agar setiap anak pulang membawa sukacita dari Allah.

 Agar setiap anak menyimpan firman Allah didalam hatinya.

 Agar sepanjang minggu yang akan datang perlindungan Allah selalu beserta kita dan anak
sekolah minggu.
 Agar anak sekolah minggu menjadi saluran berkat Allah bagi keluarga dan lingkungannya.

 Agar guru – guru sekolah minggu ditambahkan hikmat kebijaksanaan, kesabaran dan
kesetiaan dalam melayani.

3. Ingatlah untuk saling mendoakan sesama rekan guru.

Didalam kehidupan kesehariaan seorang guru, tentu ada pula banyak pergumulan yang
dialami. Dinamika hidup yang naik turun tiada henti pastilah selalu dialami para guru.
Sementara tuntuttan untuk terus mengajar dan mendidik terus berjalan. Karena itu, sebagai
rekan sesama guru, ingatlah untuk saling mendoakan agar setiap guru selalu diberi keuatan
dan hikmat kebijaksanaan dari Allah, kesehatan dan kecukupan dalam hidup sehari – hari,
sukacita dan damai sejahtera agar rekan – rekan kita dapat terus setia melayani.

4. Evaluasi diperlukan demi perkembangan.

Fungsi diadakannya evaluasi, adalah :

 Sarana menyampaikan teguran, masukan dan dorongan bagi pelayanan kita.

 Sarana menyampaikan atau mengutarakan kesan – kesan baik maupun buruk yang didapat
dari kebaktian yang telah dijalankan.

 Sarana untuk mengungkapkan semua perasaan yang mengganjal didalam hati. Janganlah
kita sebagai seorang guru sekolah minggu memiliki perasaan sakit hati didalam pelayanan
kita kepada Tuhan.

5. BERIKAN MATERI DENGAN JELAS DAN MENARIK.


Penyampaian materi yang bagus adalah mudah diterima, tidak berbelit – belit, menggunakan
bahasa yang mudah dipahami, menarik serta sesuai dengan horongnya dan juga dimengerti
anak. Dengan suara yang jelas dan terdengar satu ruangan (bukan artinya harus berteriak –
teriak, entar anaknya pada pingsan semua atau kabur), cara mengajar jangan sampai monoton
dan tidak menarik. Penggunaan gaya bicara, intonasi, dan penekanan yang tepat juga
mempermudah anak dalam memahami isi firman Tuhan yang kita sampaikan. Dan kalau bisa
bumbui dengan lelucon, tapi tidak berbau sara.

6. Hargai anak didik.

Guru harus menghargai anak didik sebagai seorang individu yang memiliki harga diri, hak – hak pribadi, dan kehormatan. Kesalahan dalam
menjawab, prilaku yang jelek, ketidak mampuan memahami materi, hendaknya tidak mendorong kita untuk memberikan cap atau predikat
tertentu pada anak, yang dapat mengecilkan arti dari keberadaan mereka. Sebaliknya, prestasi yang bagus hendaknya tidak luput dari
perhatian kita dan kita biasakan menyampaikan penghargaan pada anak. Penghargaan kita akan membuat anak merasa dihargai,
diperhatikan, menambah rasa percaya diri mereka dan juga menambah semangat belajar mereka.
7. Penguasaan materi yang bagus dan mengembangkan ilmu.
Anggapan bahwa “teacher knows everyting” masih sangat dipegang oleh anak didik kita
sampai saat ini. Guru Sekolah Minggu masih dianggap sebagai sumber utama bidang
kerohaniaan disamping sumber tertulis yang ada. Jadi, kita haruslah memegang teguh
prinsip “life long learning”, belajar sepanjang hidup. Karena ilmu kerohanian tidak pernah
berhenti pada satu titik dan tidak pernah cukup dipelajari hingga batas tertentu. Ilmu
kerohanian berkembang sepanjang jaman dan guru harus senantiasa pula mengembangkan
ilmu yang dimilikinya.

8. Adakan studi banding kesekolah minggu yang lain.

Mengadakan studi banding bukanlah dalam arti harus pergi sama – sama dengan rekan yang
lain ketempat sekolah minggu yang ingin kita tinjau. Melainkan kita dapat pergi dan melihat
sendiri secara langsung, karena dengan demikian kita dapat dengan lebih mudah untuk
mengamati dan mengambil langkah serta solusi baru didalam sekolah minggu kita. Dan juga
sekolah minggu kita tidak menjadi terlantar gara – gara pingin studi banding sama – sama.

9. DISIPLIN, TAPI TIDAK MUDAH MARAH.


Guru yang disukai anak didik ternyata dari hasil penelitian saya bukan hanya guru yang
santai, jarang memberi pertanyaan, jarang memberikan tugas, tidak pernah menegur bila anak
melakukan kesalahan. Tapi secara umum anak juga menghendaki penegakan aturan – aturan
moral. Anak didik tetap menghendaki “hukuman” dari guru terhadap anak tidak tertib, ribut,
terlambat atau tidak mengumpulkan tugas, dan pelanggaran – pelanggaran yang lain. Tapi,
anak juga tidak menyukai guru yang marah melulu, mudah marah, dan marahnya sampai
kemana – mana. Sebenarnya marah itu gampang. Semua orang bisa marah. Tapi marah yang
tepat, dengan kadar yang tepat, pada waktu yang tepat, dan kepada orang yang tepat, tidaklah
mudah.

10. Berikan perhatian yang sama kepada seluruh anak sekolah minggu.

Memberikan perhatian haruslah sama rata kepada seluruh anak sekolah minggu. Jangan
karena dia satu weyk atau karena dia yang kita bina didalam satu horong, lantas kita lupa dan
lalai untuk memberikan perhatian yang sama kepada anak sekolah minggu yang lainnya,
walaupun anak tersebut tidak berasal dari satu weyk atau satu horong dengan yang kita ajar..

11. MENGAJAR TAK UBAHNYA SEPERTI BERNYANYI.


Coba, kita lihat jika ada seorang penyanyi membawakan lagu yang didendangkan itu menarik
dan enak didengar. So, pasti bukan akan diminati oleh masyarakat dan anak didik kita, serta
kasetnya pun laris terjual. Begitu pula mengajar dan mendidik, jika pelajaran yang kita
ajarkan menarik tentu anak akan senang menerimanya dan mudah memahaminya. Sesukar
apapun mata pelajarannya jika kita dapat menyajikan bahan ajar dengan cara yang menarik,
sudah barang tentu anak dengan senang hati pula mengikuti pelajaran itu. Dan bisa – bisa
sangking kagumnya dengan cara pelayanan kita, foto atau gambar kita dipajang didalam
kamarnya.

12. Perkaya persiapan Anda untuk bercerita.


Persiapan bercerita akan paling ak hasilnya bila telah dimulai paling tidak satu minggu.
Berikut jadwalnya :

 Senin : Menemukan dan membuat kerangka serta garis besar cerita.

 Selasa : Mencari dan menemukan sudut penceritaan yang sekiranya lebih baik dan menarik
untuk dibawakan.

 Rabu : Memikirkan dan membuat alat peraga.

 Kamis : Memikirkan contoh aplikasi firman Tuhan yang dapt diterapkan secara konkret
oleh anak – anak.

 Jumat : Coba mempraktekan bercerita didepan cermin.

 Sabtu : Menutup persiapan kita dengan mempersiapkan mental dan hati, serta menyerahkan
pelayanan kita kepada Tuhan.

13. Berinovasilah untuk membuat alat peraga.

Jika sekolah minggu kita mempunyai alat peraga yang terbatas jangan langsung putus asa
atau kecil hati. Tapi pikirkanlah bagaimana dulu Tuhan Yesus mencari dan membuat alat
peraga. Waktu itu belum ada toko – toko buku rohani yang menyediakan alat peraga bagi
pelayanan – Nya. Dengan adanya alat peraga anak akan semakin konsen dan suka mendengar
isi dari firman Tuhan yang akan disampaikan.

14. Siap sedia untuk menggantikan rekan yang berhalangan.

Jika teman tidak datang atau sakit. Kita harus selalu siap sedia untuk menggantikan posisinya
sebagai pemimpin kebaktian, pembawa lagu ataupun mengajar dikelasnya.

15. Jalin kedekatan dengan orang tua murid.

Orang tua murid adalah rekan kita yang memiliki lebih banyak kesempatan untuk memberi
pendidikan rohani bagi anak – anak. Sayang banyak orang tua memasrahkan tanggung jawab
ini kepada guru – guru sekolah minggu. Karena itu, usahakan untuk :

 Sebanyak mungkin membagikan kepada orang tua beban untuk membimbing anak – anak
mereka untuk lebih mengenal dan mencintai Tuhan Yesus Kristus.

 Meminta bantuan agar mereka membantu anak untuk menanyai, mengulang ayat emas, dan
cerita firman Allah yang telah disampaikan.
 Meminta agar mereka lebih banyak membantu mengajarkan cara berdoa yang baik.

16. Bersedialah terhadap segala saran dan kritik dari orang tua, anak – anak didik,
penatua gereja, ataupun dari rekan guru.

Ingat setiap saran dan kritik dari siapapun terhadap cara pelayanan kita, itu merupakan wujud
jika mereka memperhatikan dan menyayangi kita selama ini. Mereka tidak menginginkan kita
jatuh atau terperangkap didalam jerat duniawi yang dapat menghambat cara pelayanan kita,
tetapi mereka menginginkan dan berharap kita dapat menjadi sebuah contoh dan teladan bagi
anak – anak dan bagi mereka sendiri.

17. Usahakan hadir sebelum anak – anak hadir.

Dengan hadir lebih awal, ada lebih banyak kesempatan bagi kita untuk melakukan persiapan, memeriksa alat – alat perlengkapan yang akan
kita gunakan, dan juga kita dapat menyambut ramah anak – anak yang datang satu persatu .
18. Tampillah secara sederhana tetapi menarik.

Perhatian kita terhadap busana yang kita kenakkan saat mengajar akan mendukung
pelayanan. Busana yang sederhana, sopan dan rapi, dalam arti kata tidak banyak corak atau
aseksoris berlebihan atau kekurangan bahan pakaian (banyak bagian yang terbuka daripada
tertutup). Menggunakan busana yang rapi dan sopan juga akan membantu anak – anak dan
orang tua untuk menaruh respek dan kepercayaan kepada kita. Jangan lupa bahwa pemilihan
busana yang rapi, sopan dan berpenampilan sederhana juga akan memberi contoh pada anak –
anak tentang menghargai ibadah di rumah Tuhan. Dan kita juga telah mengajarkan bahwa
Tuhan mengundang kita masuk kerajaan-Nya bukan dilihat dari busana atau pakaian kita
yang indah melainkan hati kiat.

19. Sambutlah anak baru dengan kasih persaudaraan.

Dengan menyambut anak baru dengan kasih dan hangat serta ramah, itu menunjukkan bahwa
dia diterima dengan baik di sekolah minggu kita, dan menunjukkan kepada anak – anak lain
jika Tuhan Yesus mau menerima siapa saja yang mau bertobat dan datang kepada– Nya.

20. Hafalkan nama – nama anak sekolah minggu.

Ini merupakan peringatan bagi kita, untuk dapat bisa menghafalkan nama – nama anak yang
kita bina. Karena bagaimana kita bisa mendidik dan membina mereka lebih fokus jika kita
sendiri tidak mengenal mereka.

21. Adakan acara – acara istimewa.

Sekali dalam beberapa bulan adakan selingan acara yang merupakan “Gebarakan Rohani” ditengah berjalannya rutinitas mingguan. Adakan
kebaktian padang sambil berwisata, pemutaran film, kunjungan kepanti asuhan, panti wreda, panti grhita, dsb. Bila memungkinkan adakan
retret sekali dalam setahun atau adakan KKR anak – anak. Setiap terobosan baru akan menjadi penyegar rohani, baik bagi anak – anak
maupun guru – guru yang melayani.
22. Beri perhatian khusus pada anak yang sakit atau ketimpa kemalangan.
Jangan lupa jika kita mengetahui ada anak sekolah minggu yang sakit atau ketimpa
kemalangan, kita harus datang untuk menghiburnya. Karena dengan perhatian yang kita beri,
dia mengetahui jika gurunya memperhatikan, menyayangi dan merindukan kehadirannya
untuk bisa datang lagi ke sekolah minggu. Dengan begitu dia dapat memahami lebih dalam
lagi bagaimana arti dari salib yang merupakan perwujudan cinta kasih Kristus kepada umat
manusia

23. Anak yang sangat aktif membutuhkan perhatian Anda.

Anak yang sangat aktif dapat menjadi anggota kelas yang istimewa. Bukan sebagai sumber
kekacauan, tetapi sebaliknya, dapat menjadi bantuan yang berarti di kelas. Namun, ia jelas
membutuhkan perhatian khusus dari guru sekolah minggu. Dampingi dan bina sianak aktif
serta libatkan dia dalam pelayanan dengan memberikan tugas – tugas sebagai salah satu cara
positif untuk menyalurkan energinya. Tugas tersebut dapat berupa mengedarkan kantong
persembahan, mengumpulkan tugas teman – temannya dan membereskan sarana pelayanan
yang telah dipakai.

24. Ajarkan selalu lagu – lagu baru dengan gaya baru.

Dengan mengajarkan lagu – lagu dan gaya bernyanyi baru kepada anak, itu dapat
meningkatkan wawasan mereka terhadap dunia seni dan budaya.

25 Jagalah kebersihan didalam ruangan.

Ruangan yang tidak berkesan jorok atau tidak kotor pasti akan nyaman dipakai dan kondusif
untuk beribadah. Untuk itu ajaklah mereka untuk turut menjaga kebersihan. Dengan cara
memberi anjuran untuk tidak makan didalam kelas selama dalam proses kebaktian. Serta
sediakan sebuah tong sampah di kelas dan sosialisasikan kepada mereka untuk membuang
sampah pada tempatnya yaitu tong sampah yang telah disediakan. Pastikan juga anda
meninggalkan ruangan dalam keadaan bersih.

Sumber: https://revolusicinta.wordpress.com/2008/02/15/25-cara-jadi-guru-sekolah-minggu-
teladan/

You might also like