You are on page 1of 16

Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO.

1 2013

APLIKASI STARTER YOGHURT YANG RESISTEN TERHADAP


RESIDU ANTIBIOTIKA PENICILLIN

Yulistiani R1), Jariyah1) dan Wulandari TN2)


1)
Staff Pengajar Progdi Tekn. Pangan, FTI UPN “Veteran”, Jatim
2)
Alumni Progdi Tekn. Pangan, FTI UPN “Veteran” Jatim
Jl. Raya Rungkut Madya Gunung Anyar Surabaya 60294
Email : ratnayulistiani@yahoo.co.id

Abstract

The presence of antibiotic residues in milk addition dangerous to humans,


also cause a failure in the process of making yogurt. Through modifications to the
standard procedure of making yogurt successful fermentation and eliminate
residual content of antibiotics in milk but according Yulistiani and Raharjo
(2006), the total content of lactic acid bacteria was still low at 104-105 CFU / ml.
The research aims to: 1). Produce the yogurt starter was resistant to penicillin
antibiotic residue levels in milk; 2). Assessing the use of starter concentration
(which was resistant to the antibiotic penicillin residual content) and determine
the concentration of the best starter for applications in the manufacture of
yoghurt from milk beresidu antibiotics penicillin and 3). Produce yogurt from
milk penicillin antibiotics in accordance with the quality standards of the Food
Drug Administration (FDA), total lactic acid bacteria when consumed yogurt
must contain a minimum of 107 CFU / ml. The study was conducted in 2 phases of
the study: 1) Phase I is an adaptation to the dairy yogurt starter beresidu
penicillin 6.0 IU / ml, 8.0 IU / ml and 10.0 IU / ml, respectively performed 2 times
and 2) Phase II was an application for the manufacture of yoghurt starter yogurt
from milk beresidu penicillin. The experimental design used was a completely
randomized design (CRD), a pattern with 2 factors and 2 replications. The first
factor is the concentration of starter (5.0%, 7.5%, 10.0%, 12.5% v/v) and the
second factor was the residue levels of penicillin (6.0 IU / ml and 10.0 IU / ml ).
The results showed that the production of yogurt starter was resistant to penicillin
antibiotics in milk can be done by means of the adaptation process at several
levels of starter yogurt gradually penicillin antibiotic. Application concentration
of starter yogurt (which wais resistant to the antibiotic penicillin) by 5.0% -12.5%
penicillin antibiotics in milk beresidu 6.0 IU / ml and 10.0 IU / ml can produce
yogurt with total lactic acid bacteria (9.371 log CFU / ml - 9.528 log CFU / ml).
Concentration starter yogurt (which is resistant to the antibiotic penicillin)
significantly affect the total lactic acid bacteria, total acid, pH and soluble protein
content. Penicillin Residues 10.0 IU / ml and a concentration of 5.0% starter was
the best treatment for application in the manufacture of yoghurt from milk
beresidu penicillin antibiotic.

Keywords: Yogurt Starter, residues Antibiotics, Penicillin, Milk Cow

51
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Abstrak

Residu antibiotika pada susu selain berbahaya bagi manusia, juga menyebabkan
kegagalan pada proses pembuatan yoghurt. Melalui modifikasi terhadap prosedur standard
pembuatan yoghurt berhasil dilakukan fermentasi dan menghilangkan kandungan residu
antibiotika pada susu tetapi menurut Yulistiani dan Raharjo (2006), kandungan total bakteri asam
laktat masih rendah yaitu 104 – 105 CFU/ml. Penelitian bertujuan untuk : 1). Menghasilkan starter
yoghurt yang resisten terhadap kadar residu antibiotika Penicillin pada susu ; 2). Mengkaji
penggunaan konsentrasi starter (yang resisten terhadap kandungan residu antibiotika Penicillin)
dan menentukan konsentrasi starter terbaik untuk aplikasi pada pembuatan yoghurt dari susu
beresidu antibiotika Penicillin dan 3). Menghasilkan yoghurt dari susu beresidu antibiotika
Penicillin dengan kualitas sesuai standard Food Drug Administration (FDA), total bakteri asam
laktat yoghurt saat dikonsumsi minimal harus mengandung 10 7 CFU/ml. Penelitian dilakukan
dalam 2 tahapan penelitian : 1) Tahap I adalah adaptasi starter yoghurt pada susu beresidu
Penicillin 6,0 IU/ml, 8,0 IU/ml dan 10,0 IU/ml masing-masing dilakukan 2 kali dan 2) Tahap II
adalah aplikasi starter yoghurt untuk pembuatan yoghurt dari susu beresidu Penicillin. Rancangan
percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), pola faktorial dengan 2 faktor
dan 2 kali ulangan. Faktor I adalah konsentrasi starter (5,0%, 7,5%, 10,0%, 12,5% v/v) dan Faktor
II adalah kadar residu Penicillin ( 6,0 IU/ml dan 10,0 IU/ml). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Produksi starter yoghurt yang resisten terhadap antibiotika Penicillin pada susu dapat dilakukan
dengan cara proses adaptasi starter yoghurt pada beberapa kadar antibiotika Penicillin secara
bertahap. Aplikasi konsentrasi starter yoghurt (yang resisten terhadap antibiotika Penicillin)
sebesar 5,0%-12,5% pada susu beresidu antibiotika Penicillin 6,0 IU/ml dan 10,0 IU/ml dapat
menghasilkan yoghurt dengan total bakteri asam laktat (9,371 Log CFU/ml – 9,528 Log CFU/ml).
Konsentrasi starter yoghurt (yang resisten terhadap antibiotika Penicillin) berpengaruh nyata
terhadap total bakteri asam laktat, total asam, pH dan kadar protein terlarut. Residu Penicillin 10,0
IU/ml dan konsentrasi starter 5,0% merupakan perlakuan terbaik untuk aplikasi pada pembuatan
yoghurt dari susu beresidu antibiotika Penicillin.

Kata Kunci : Starter Yoghurt, Residu Antibiotika, Penicillin, Susu Sapi

PENDAHULUAN antibiotika β laktam diantaranya


adalah Penicillin termasuk
Residu antibiotika yang Aminocillin, Cephalosporins,
terdapat pada susu umumnya berasal Carbopenems dan Monobactams.
dari antibiotika yang digunakan Antibiotika ini mempunyai tiga
untuk tujuan pencegahan dan karbon dan satu struktur Nitrogen
pengobatan penyakit dalam bidang yang dikenal dengan cincin β laktam.
peternakan. Pada sapi perah Residu antibiotika dalam
antibiotika sering digunakan, makanan dan minuman kemungkinan
terutama pada pengobatan mastitis merupakan salah satu faktor
(Lastari dan Murad, 2009). penyebab resistensi kuman terhadap
Jones (1998), menyatakan antibiotika. Resistensi antibiotika
bahwa penyakit mastitis kronis adalah kemampuan mikroorganisme
(radang ambing) pada sapi perah untuk bertahan hidup dalam
yang paling sering disebabkan oleh pengaruh antibiotika. Masalah ini
Staphylococcus aureus sehingga telah menimbulkan kekhawatiran
pengobatan yang paling sering karena kemungkinan terjadinya
digunakan adalah antibiotika β kerugian besar akibat kegagalan
laktam yang efektif untuk bakteri ini. pengobatan untuk menghilangkan
Menurut Lieker (2000), preparat penyebab infeksi, peningkatan biaya
pengobatan, dan peningkatan angka

52
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

kesakitan dan kematian dengan cara melakukan proses


(Zulham,2009). Residu antibiotika adaptasi starter yoghurt pada
pada susu dapat menimbulkan akibat beberapa kandungan residu
yang merugikan bagi konsumen antibiotika Penicillin pada susu
dengan berbagai aspek diantaranya : diharapkan diperoleh starter yoghurt
aspek toksikologi yang menimbulkan yang benar-benar resisten terhadap
keracunan, aspek mikrobiologi antibiotika, sehingga bila
dengan akibat terjadinya peningkatan diaplikasikan pada pembuatan
resistensi mikroba terhadap yoghurt akan dihasilkan total bakteri
antibiotika dan aspek asam laktat tinggi (sesuai stardard
immunopathologis yang berupa SNI).
allergi (Winarno dan Rahayu, 1994).
Adanya residu antibiotika Tujuan Penelitian
pada air susu dapat mengakibatkan 1. Menghasilkan starter yoghurt yang
terhambatnya pertumbuhan starter resisten terhadap kandungan
yoghurt yang berakibat gagalnya residu antibiotika Penicillin pada
proses fermentasi. Beberapa susu.
antibiotika yang dapat menghambat 2. Mengkaji penggunaan konsentrasi
pertumbuhan starter yoghurt starter yoghurt (yang resisten
diantaranya Penicillin, Streptomycin, terhadap kandungan residu
Tetracyclin, Chlortetracyline, antibiotika Penicillin) dan
Oxytetracycline, Bacitracin, menentukan konsentrasi starter
Erytromycin, Tetracyclin, terbaik untuk aplikasi pada
Chloramphenicol dengan dosis pembuatan yoghurt dari susu
penghambatan antara 0,01 IU sampai beresidu antibiotika Penicillin.
0,40 IU (Hui, 1992). 3. Menghasilkan yoghurt dari susu
Hasil penelitian Yulistiani beresidu antibiotika Penicillin
dan Raharjo (2006), menunjukkan dengan kualitas sesuai dengan
bahwa susu yang mengandung residu standard Food Drug
antibiotika semula tidak dapat Administration (FDA), total
dilakukan fermentasi untuk bakteri asam laktat yoghurt saat
pembuatan produk yoghurt, melalui dikonsumsi minimal harus
7
beberapa modifikasi terhadap mengandung 10 CFU/ml.
prosedur standart dalam pembuatan
yoghurt ternyata berhasil dilakukan Manfaat Penelitian
fermentasi dan secara in vitro 1. Memberikan informasi pada
terbukti dapat menghilangkan masyarakat tentang metode untuk
kandungan residu antibiotika pada menghasilkan starter yoghurt
susu, meskipun kandungan total yang resisten terhadap
bakteri asam laktat pada yoghurt kandungan residu antibiotika
masih sebesar 104 -105 CFU/ml Penicillin pada susu.
(dibawah standard SNI 01-298- 2. Mampu memanfaatkan susu
1992). beresidu antibiotika dalam
Berdasarkan hasil penelitian pembuatan produk fermentasi
diatas, peneliti ingin memperoleh yang bermanfaat dan tidak
atau mendapatkan starter yoghurt membahayakan untuk
yang benar-benar resisten terhadap dikonsumsi.
antibiotika Penicillin pada yoghurt

53
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

autoclave, inkubator, lemari es,


BAHAN DAN METODE tabung reaksi, gelas ukur,
Erlenmeyer, buret, neraca analitik,
petridish, coloni counter, pH meter,
Tempat dan Waktu Penelitian mikropipet, vorteks, pembakar
Penelitian ini dilaksanakan di bunsen, obyek glass, cover glass dan
Laboratorium Mikrobiologi Pangan ose.
Jurusan Pangan, Laboratorium
Analisa Pangan, Laboratorium Uji Metode Penelitian
Inderawi Jurusan Teknologi Pangan, Metode penelitian yang
Fakultas Teknologi Industri, digunakan adalah metode percobaan
Universitas Pembangunan Nasional laboratorium. Penelitian
“Veteran” Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan dalam dua tahapan
dilaksanakan pada bulan Desember penelitian sebagai berikut :
2008 – Februari 2009. 1. Penelitian Tahap I : Adaptasi
starter yoghurt pada susu
Bahan beresidu Penicillin.
Bahan baku yang digunakan Adaptasi starter yoghurt yang
dalam penelitian ini adalah susu sapi dilakukan secara bertahap pada
segar yang diperoleh dari sapi perah susu beresidu Penicillin 6 IU/ml,
bebas pengobatan antibiotika dari 8 IU/ml dan 10 IU/ml dan
perternakan yang dikelola oleh masing-masing dilakukan 2 kali.
Fakultas Kedokteran Hewan Unair 2. Penelitian Tahap II : Aplikasi
(Teaching Farm), starter yoghurt ( starter yoghurt untuk
kombinasi Lactobacillus bulgaricus pembuatan yoghurt dari susu
dan Streptococcus thermophillus beresidu Penicillin.
dengan perbandingan 1:1) yang Peubah Yang Digunakan
diperoleh dari Fakultas Kedokteran a. Peubah Berubah
Hewan Unair Surabaya, antibiotika  Faktor I: Konsentrasi starter
Penicillin dan Kultur Bacillus (% v/v)
subtilis ATCC 6633. A1 = 5,0 %
Bahan kimia dan media yang A2 = 7,5 %
digunakan antara lain : Aquadest, A3 = 10 %
Phenolpthalin 1%, 0,1 NaOH, A4 = 12,5 %
Larutan KI, Media MRS, Kapas,
Aluminium foil, Pepton 1%, Larutan  Faktor II: Kadar residu
PZ, Larutan Formldehid, Media Penicillin (IU/ml)
Muller Hinton Agar Steril, 0,01% N1 = 6 IU/ml
Rosanilin-klorida dan Larutan K- N2 = 10 IU/ml
oksalat jenuh. Diperoleh 8 kombinasi
perlakuan antara inokulasi starter dan
kadar residu Penicillin perlakuan
Alat terbaik Variasi perlakuan tersebut
Alat yang digunakan dalam dapat dilihat pada Tabel 1.
penelitian meliputi mikroskop,

54
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Tabel 1. Kombinasi Perlakuan antara Faktor N dan Faktor A :

N/A A1 A2 A3 A4
N1 N1 A1 N1 A2 N1 A3 N1 A4
N2 N2 A1 N2 A2 N2 A3 N2 A4

Keterangan : Yijk = µ + αi + βj + (αβ) ij +


N1A1 = Konsentrasi starter 5,0 % εijk
dan kadar residu Penicillin 6,0 i = 1, …..,a
IU/ml. j = 1, …..,b
N1A2 = Konsentrasi starter 7,5 % k =1, …..,c
dan kadar residu Penicillin 6,0
IU/ml. Keterangan:
N1A3 = Konsentrasi starter 10,0 % Yijk : nilai pengamatan pada
dan kadar residu Penicillin 6 satuan percobaan ke-k yang
,0IU/ml. memperoleh kombinasi
N1A4 = Konsentrasi starter 12,5 % perlakuan i dan j (taraf ke-i
dan kadar residu Penicillin 6,0 dari faktor A dan taraf ke-j
IU/ml. dari faktor B).
N2A1 = Konsentrasi starter 5,0 % µ : nilai tengah populasi (rata-
dan kadar residu Penicillin 10,0 rata yang sesungguhnya).
IU/ml. αi : pengaruh aditif taraf ke-i
N2A2 = Konsentrasi starter 7,5 % dari faktor A (konsentrasi
dan kadar residu Penicillin 10,0 starter).
IU/ml. βj : pengaruh aditif taraf ke-j
N2A3 = Konsentrasi starter 10,0 % dari faktor B (kadar residu
dan kadar residu Penicillin 10,0 Penicillin).
IU/ml. (αβ) ij : pengaruh interaksi taraf ke-i
N2A4 = Konsentrasi starter 12,5 % dari faktor A dan taraf ke-j
dan kadar residu Penicillin 10,0 dari faktor B.
IU/ml. εijk : galat percobaan untuk
perlakuan ke-i pada faktor A
b. Peubah Tetap dan perlakuan ke-j pada
1. Jenis Susu = Susu sapi faktor B.
segar bebas residu antibiotika
2. Jenis starter = L. Parameter yang diamati
bulgaricus dan S. 1. Analisa Bahan Awal (Susu
thermophillus (1:1) Sapi)
3. Volume Air Susu = 50 ml  Kadar Air cara pemanasan
4. Suhu fermentasi = Suhu (Sudarmadji, 1984).
kamar  Kadar Protein Terlarut metode
5. Lama fermentasi = 24 jam titrasi formol (Sudarmadji,
6. Jenis Antibiotika = Penicillin 1984).
Menurut Gaspertz (1994), 2. Analisa Yoghurt
model matematika untuk Rancangan  Total Bakteri Asam Laktat
Acak Lengkap pola factorial 2 faktor metode Drop Plate (Wibowo
adalah sebagai: dan Ristanto, 1988).

55
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

 Total Asam metode titrasi pemeriksaan mikroskopis dan


(Hadiwiyoto, 1994). pengecatan gram untuk
 pH dengan pH meter memastikan bakteri yang
(Hadiwiyoto, 1994). digunakan bukan bakteri
 Kadar residu Penicillin pada kontaminan (Baron et al, 1994).
perlakuan terbaik dengan  Starter yang telah diidentifikasi
metode Bioassay (Cunnif, dilakukan proses adaptasi secara
1996). bertahap pada susu beresidu
 Kadar Protein Terlarut metode antibiotika Penicillin 6,0 IU/ml
titrasi formol (Sudarmadji, tahap I; 6,0 IU/ml tahap II; 8,0
1984). IU/ml tahap I; 8,0 IU/ml tahap II;
 Uji Organoleptik (kekentalan & 10,0 IU/ml tahap I dan 10,0 IU/ml
aroma) metode Skoring tahap II. Adaptasi dilakukan
(Rahayu, 2001). dengan cara inokulasi starter
yoghurt sebesar 5 % pada susu
Prosedur Penelitian beresidu antibiotika Penicillin.
1. Penelitian Tahap I :Adaptasi Setiap tahapan dilakukan analisa
starter yoghurt pada susu Total Bakteri Asam Laktat.
beresidu antibiotika  Selanjutnya dilakukan reisolasi
Penicillin. starter yoghurt sehingga diperoleh
Cara Kerja : starter yoghurt yang resisten
 Starter yoghurt yang merupakan terhadap antibiotika Penicillin.
kombinasi Lactobacillus  Selanjutnya starter yoghurt yang
bulgaricus dan Streptococcus resisten terhadap antibiotika
thermophillus dengan Penicillin diaplikasikan pada
perbandingan 1:1 dilakukan penelitian tahap II.
analisa Total Bakteri Asam Laktat
selanjutnya dilakukan
 Diagram alir penelitian tahap I
dapat dilihat pada Gambar 1.

56
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Starter Yoghurt Analisa : Total

BAL
Pemeriksaan Mikroskopis &
Pengecatan gram

Adaptasi pada susu beresidu antibiotika


Penicillin 6,0 IU/ml Konst. Starter 5%

Pengulangan perlakuan Adaptasi pada susu


beresidu Penicillin 6,0 IU/ml Konst. Starter 5%

Adaptasi pada susu beresidu antibiotika


Penicillin 8,0 IU/ml Konst. Starter 5%

Pengulangan perlakuan Adaptasi pada susu


Konst. Starter 5%
beresidu Penicillin 8,0 IU/ml

Adaptasi pada susu beresidu antibiotika Konst. Starter 5%


Penicillin 10,0 IU/ml

Analisa : Pengulangan perlakuan Adaptasi pada susu


Konst. Starter 5%
- Total BAL beresidu Penicillin 10,0 IU/ml

Reisolasi starter yoghurt

Starter Yoghurt yang resisten terhadap


antibiotika Penicillin

Aplikasi pada Penelitian Tahap II

57
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Gambar 1. Diagram alir penelitian Tahap I

2. Penelitian Tahap II : Aplikasi b. Pembuatan yoghurt dari susu


starter yoghurt yang resisten beresidu antibiotika Penicillin
terhadap antibiotika Penicillin  Pada masing-masing 50 ml susu
untuk pembuatan yoghurt dari beresidu Penicillin 6,0 IU/ml dan
susu beresidu Penicillin. 10,0 IU/ml (yang sudah
Cara Kerja : dipasteurisasi), diinokulasi dengan
a. Pembuatan susu beresidu starter yoghurt (Lactobacillus
antibiotika Penicillin bulgaricus dan Streptococcus
 Sampel susu segar diperoleh dari thermophillus perbandingan 1 : 1)
sapi perah yang bebas dari dengan konsentrasi starter 5,0 % ,
pengobatan antibiotika dilakukan 7,5 %, 10,0 % dan 12,5 % (v/v)
analisa kadar air dan kadar protein  Selanjutnya dilakukan inkubasi
terlarut. pada suhu kamar selama 24 jam.
 Susu sapi segar (bebas residu  Yoghurt yang dihasilkan
antibiotika) dilakukan proses dilakukan pengujian total Bakteri
pasteurisasi pada suhu 90 0C Asam Laktat , total asam, pH,
selama 15 menit. kadar protein terlarut dan uji
 Susu yang telah dipasteurisasi organoleptik aroma dan
dilakukan pendinginan sampai kekentalan.
suhu kamar selanjutnya dilakukan  Perlakuan terbaik yoghurt
penambahan antibiotika dianalisa kadar residu Penicillin.
Penicillin sehingga diperoleh susu  Diagram alir penelitian tahap II
beresidu antibiotika Penicillin 6,0 dapat dilihat pada Gambar 2.
IU/ml dan 10,0 IU/ml.

58
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Susu Sapi Analisa :


 Kadar Air
 Kadar Protein Terlarut
Pasteurisasi T 90°C, 15 menit

Pendinginan sampai
Suhu Kamar
Kadar Penicillin :
Susu beresidu Penicillin 6,0 IU /ml & 10,0 IU / ml
6,0 IU/ml & 10,0 IU/ml
Starter Yoghurt Inokulasi starter Konsentrasi starter (% v/v) :
Penelitian Tahap I
5,0 %, 7,5 %,
10 % dan 12,5%
Fermentasi
T kamar, 24 jam

Yoghurt Analisa :
- Total Bakt. As. Laktat
Analisa : - Total asam
Perlakuan Terbaik
Kadar residu Penicillin - pH
- Kadar Protein Terlarut
- Uji Organoleptik
(aroma, kekentalan)

Gambar 2. Diagram alir penelitian Tahap I

59
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

HASIL DAN diperoleh dari Teaching Farm


PEMBAHASAN Fakultas Kedokteran Hewan Unair.
Pada penelitian ini dilakukan analisa
Hasil analisis awal bahan baku bahan awal (susu segar), yang
(susu segar) meliputi kadar air dan kadar protein
Bahan baku yang digunakan terlarut. Hasil analisis susu segar
pada penelitian ini adalah susu segar dapat dilihat pada Tabel 2.
bebas residu antibiotika yang

Tabel 2. Hasil analisa komposisi kimia susu segar


Komponen Jumlah
Kadar air (%) 88,84
Kadar protein terlarut (%) 2,85

Hasil analisis bahan awal pada bergerombol satu sama lainnya dan
susu segar (Tabel 2), menunjukkan bersifat gram positif (warna ungu).
bahwa kadar air sebesar 88,84% dan Pada Gambar 4, menunjukkan bahwa
kadar protein terlarut 2,85%. Hasil Streptococcus thermophillus
ini sudah memenuhi standard SNI merupakan bakteri gram positif, sel
01-298-1992 , dimana kadar air susu berbentuk bulat, sendiri atau
segar minimal 87,5 %, tetapi pada berantai.
kadar protein terlarut minimal Hal ini sesuai dengan Rai
3,25% tidak memenuhi standard (1980), yang mengemukakan bahwa
SNI. Lactobacillus bulgaricus merupakan
bakteri gram positif, berbentuk
Hasil Penelitian Tahap I batang, sendiri atau berantai, katalase
1. Hasil Analisa Awal Starter negatif, tidak berspora,
Yoghurt mikroaerofilik sampai anaerob, suhu
pertumbuhan 25 – 600C, suhu
Dari hasil analisa starter pertyumbuhan optimum 40-450C dan
yoghurt yang digunakan dalam pH optimum 6. Sedangkan sifat-sifat
penelitian, diperoleh total bakteri Streptococcus thermophillus adalah
asam laktat sebesar 9,556 Log gram positif, sel bulat, sendiri atau
CFU/ml. Hasil pengamatan secara berantai, tetrad, tak bergerak,
mikroskopik dengan pengecatan kadang-kadang ada yang bergerak,
gram (Gambar 3) pada starter tidak berspora, suhu pertumbuhan 25
yoghurt, menunjukkan bahwa – 600C, suhu pertumbuhan optimum
Lactobacillus bulgaricus merupakan 40-450C, fakultatif an-aerob, pH
bakteri berbentuk batang panjang, optimum 6,8.
membentuk pasangan dan

Bentuk : Batang panjang


Sifat : Gram positif
Warna : Ungu
Pembesaran : 1000 x

Gambar 3. Lactobacillus bulgaricus

60
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Bentuk : Sel bulat (berantai)


Sifat : Gram positif
Warna : Ungu
Pembesaran : 1000 x

Gambar 4. Streptococcus thermophillus

2. Total Bakteri Asam Laktat

Tabel 3. Hasil analisa total bakteri asam laktat pada starter yoghurt dengan
perlakuan adaptasi secara bertahap pada berbagai residu antibiotika
Penicillin.
Kadar Residu Antibiotika Penicillin Pada Tahapan Total Bakteri Asam Laktat (Log
Susu CFU/ml)
Starter Awal 9,556
Penicillin 6,0 IU/ml 1 9,354
Penicillin 6,0 IU/ml 2 9,247
Penicillin 8,0 IU/ml 3 6,286
Penicillin 8,0 IU/ml 4 7,414
Penicillin 10,0 IU/ml 5 8,130
Penicillin 10,0 IU/ml 6 8,549

Pengaruh perlakuan adaptasi Penicillin terhadap total bakteri asam


starter yoghurt secara bertahap pada laktat dapat dilihat pada Gambar 5.
berbagai susu beresidu antibiotika

10,000
9,000
8,000
7,000
Total Bakteri 6,000
Asam Laktat 5,000
(Log CFU/ml) 4,000
3,000
2,000
1,000
0
0 6,0 6,0 8,0 8,0 10,0 10,0
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Residu penicillin (IU/ml)

Gambar 5. Pengaruh perlakuan adaptasi starter yoghurt secara bertahap pada berbagai
susu beresidu antibiotika Penicillin terhadap total bakteri asam laktat.
Gambar 5. diketahui bahwa total mikroba melakukan penyesuaian diri
bakteri asam laktat awal pada starter terhadap kondisi lingkungan
yoghurt sebesar 9,556 Log CFU/ml. sekitarnya dimana pada fase ini
Tahapan 1, 2 dan 3 mengalami terdapat residu antibiotika Penicillin
penurunan yaitu dari tahap 1 ke yang efektif terhadap Lactobacillus
tahap 2 sebesar 0,107 Log CFU/ml bulgaricus dan Streptococcus
dan dari tahap 2 ke tahap 3 sebesar thermophillus (merupakan bakteri
2,961 Log CFU/ml. Terjadinya gram positif), sehingga berpengaruh
penurunan total bakteri asam laktat terhadap total bakteri asam laktat
disebabkan karena bakteri asam yang dihasilkan. Menurut Fardiaz
laktat mengalami fase adaptasi pada (1992), fase adaptasi merupakan fase
residu Penicillin. Pada fase adaptasi, penyesuaian diri bakteri atau

61
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

mikroba dengan substrat dan kondisi bakteri, suatu enzim yang


lingkungan sekitarnya, dimana pada menghidrolisa ikatan amida siklik
fase ini jumlah sel mikroba tetap atau dari cincin beta-laktam sehingga
mengalami penurunan. aktivitas Penicillin menjadi tidak
Hal ini sesuai dengan Joklik aktif, sehingga dengan mudahnya
(1992), yang mengemukakan bahwa transfer plasmid atau transposon
Penicillin merupakan antibiotika inilah yang berperan dalam
yang efektif untuk membunuh penyebaran resistensi antibiotika dari
bakteri gram positif. Mekanisme satu strain bakteri kepada bakteri
kerja antibiotika Penicillin (beta- lainnya.
laktam) adalah dengan menghambat
sintesis peptidoglikan yang Analisa Keputusan
merupakan salah satu penyusun Analisa keputusan produksi
dinding sel bakteri. Penghambatan starter yoghurt yang resisten
pada sintesis dinding sel bakteri akan terhadap residu antibiotika penicillin
mengaktifkan enzim autolysis pada susu dan aplikasinya pada
sehingga dinding sel akan gagal pembuatan yoghurt yang terbaik
terbentuk. Bakteri tanpa dinding sel berdasarkan tiga sifat yaitu sifat
akan mati akibat tekanan osmose fisik, kimia dan organoleptik. Nilai
yang tinggi dari dalam sel, akan keseluruhan dari analisa fisik, kimia
menghancurkan membran dalam dan dan organoleptik pada tiap perlakuan
membran luar bakteri. dapat dilihat pada Tabel 4.
Tahapan 4, 5 dan 6 mengalami Hasil analisa keputusan produksi
kenaikan yaitu dari tahap 3 ke tahap starter yoghurt yang resisten
4 sebesar 1,128 Log CFU/ml; dari terhadap residu antibiotika penicillin
tahap 4 ke tahap 5 sebesar 0,716 Log pada susu dan aplikasinya pada
CFU/ml; dan dari tahap 5 ke tahap 6 pembuatan yoghurt diperoleh
sebesar 0,419 Log CFU/ml. berdasarkan hasil uji organoleptik
Terjadinya kenaikan total bakteri dengan tingkat kesukaan panelis
asam laktat karena jumlah awal terhadap aroma 2,57 dan kekentalan
bakteri asam laktat yang semakin 2,43 yaitu pada perlakuan
tinggi akan mempercepat fase penambahan residu Penicillin 10,0
adaptasi dan bakteri asam laktat ini IU/ml dan konsentrasi starter 5,0%
menjadi resisten terhadap residu hasil analisa secara kimia
antibiotika Penicillin. Menurut menghasilkan total bakteri asam
Herman (2000), mekanisme laktat 9,2715 Log CFU/ml; total
resistensi bakteri terhadap antibiotika asam 0,706%; pH 4,52; kadar protein
Penicillin yang termasuk antibiotika terlarut 2,815% dan kadar residu
β – laktam yang paling penting penicillin 0 IU/ml.
adalah produksi betalaktamase

62
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Tabel 4. Hasil analisa keseluruhan pembuatan yoghurt pada susu

Perlakuan
Total Bakteri Kadar Kadar
Total Asam
Residu Asam Laktat pH Protein Terlarut Residu penicillin Aroma Kekentalan
Konsentrasi (%)
Penicillin (Log CFU/ml) (%) (IU/ml)
Starter (%)
(IU/ml)
6,0 5,0 9.1225 0.6165 4.305 2.61 - 2,19 2,00
6,0 7,5 9.258 0.7735 4.075 2.823 - 2,33 2,29
6,0 10,0 9.4805 0.853 3.845 3.33 - 2,48 2,43
6,0 12,5 9.6245 1.1635 3.73 3.6205 - 2,86 2,48
10,0 5,0 9.2715 0.706 4.52 2.815 0 2.57 2,43
10,0 7,5 9.487 0.7845 4.415 2.875 - 2,86 2,52
10,0 10,0 9.6175 0.8995 4.26 3.3235 - 2,90 2,95
10,0 12,5 9.734 1.399 3.635 3.93 - 3,05 3,33

63
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

KESIMPULAN DAN SARAN Prop. Jawa Timur. Laporan


Penelitian Hibah. Proyek
KESIMPULAN Due_Like. FKH-Unair. Surabaya.
Konsentrasi starter yoghurt Fardiaz , S. 1992. Mikrobiologi
(yang resisten terhadap antibiotika Pangan. Penerbit PT Gramedia
Penicillin) tidak berpengaruh nyata Pustaka Utama, Jakarta.
terhadap total bakteri asam laktat,
total asam, pH dan kadar protein Gaspertz, Vincent. 1994. Metode
terlarut. Residu Penicillin 10,0 IU/ml Perancangan Percobaan untuk
dan konsentrasi starter 5,0% Ilmu-ilmu Pertanian, Ilmu-ilmu
merupakan perlakuan terbaik untuk Teknik dan Biologi. Armico,
aplikasi pada pembuatan yoghurt Bandung.
dari susu beresidu antibiotika Hadiwiyoto, 1994. Hasil – hasil
Penicillin. Olahan Susu, Ikan, daging dan
telur. Liberty. Yogyakarta.

PUSTAKA Hadjipanayiotou and E. Georghiades,


1985. Effect of Fermentation on
Compositional. Changes of
Adnan, M. 1984. Kimia dan Antibiotic Milk and Performance
Teknologi Pengolahan Air Susu. of Calves Fed Fermented
Fakultas Teknologi Pertanian Antibiotic Milk. Journal British
UGM, Yogyakarta. Society of Animal Production 40 :
Anonymous. 2008. Penisillin. 17-22.
Wikipedia. 15 September 2008. Hakim R., 2000. Kesiapan Peternak
Baron E.J., L.R. Peterson and S.M. Sapi Perah di Jawa Menghadapi
Finegold, 1994. Bailey and Scott’s Penolakan Susu yang Tercemar
Diagnostic Microbiology. 9th Ed. Residu antibiotika oleh IPS
Mosby. Baltimore. Ditinjau dari Segi Kesmavet.
Lokarya Kesiapan Peternak Sapi
Buckle, K.A., R.A. Edward,
Perah Menyosong Peraturan
G.A.Fleet and M.Wotoon, 1987.
Bebas Residu antibiotika Dalam
Ilmu Pangan. Terjemahan
Susu. Natour Simpang Hotel
Poernomo dan Adiono.
Surabaya, 19 Desember 2000.
Universitas Indonesia (UI-Press),
Jakarta. Herman, M.J. 2000. Antobiotika Beta
laktam. Puslitbang Farmasi
Cunnif, P. 1996. Offical Methods of
Badan libangkes. Departemen
Analysis of AOAC International.
Kesehatan Republik Indonesia.
AOAC International, Maryland.
Jakarta.
Dwijoseputro. 1990. Dasar-dasar
Hui, Y.H. 1992. Dairy Science and
Mikrobiologi. Djambatan, Jakarta.
Technology Handbook. Volume 2
Estoepangestie ATS., S. : Product Manufacturing. VCH
Prawesthirini dan Budiarto, 2002. Publisher, Inc. New York.
Peta Resistensi Antibobiotika
Jawetz, Melnick and Adelberg’s,
Kuman Mastitis pada Sapi Perah
1987. Mikrobiologi Kedokteran.
di Wilayah kerja KUD Dadi jaya
Salemba Medika, Jakarta.
Kec. Purwodadi, Kab. Pasuruan,

64
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Joklik W.K., H.P. Willet, D.B. Amos Penelitian dan Pengembangan


and C.M. Wilfert, 1992. Zinser Farmasi Badan Penelitian dan
Microbiology. 2oth Ed. Appeleton Pengembangan Kesehatan
and lange. California. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.

Jones G. m., 1998. Staphylococcus


aureus Mastitis : Cause, Rachmawan, O., 1986. Lactobacillus
Detection, and Control. Number bulgaricus dan Streptococcus
404-229. Virginia-Maryland thermophilus dari Susu Sapi
Regional College of Veterinary Daerah Istimewa Yogyakarta serta
Medicine. USA. Kemampuannya Memproduksi
Yoghurt. Thesis. Fakultas Pasca
Sarjana. Universitas Gadjah
Kartika,B., P. Hastuti dan W. Mada. Yogyakarta.
Supartono. 1988. Pedoman Uji
Inderawi Bahan Pangan. PAU
Pangan dan Gizi. UGM, Rai, M.M., 1980. Dairy Chemistry
Yogyakarta. and Animal Nutrion. VCH
Publisher Inc. New York.

Koswara, S., 1995. Teknologi


Pengolahan Kedelai Menjadi Samsiyah, 2002. Hubungan Antara
Makanan Bermutu. Pustaka Sinar Sistem pemeliharaan dan Bentuk
Harapan, Jakarta. Anatomis Putting Sapi Perah
terhadap Kejadian Mastitis di
Wilayah Kerja Poskeswan
Kumalaningsih dan Hidayat, 1995. Rejotangan, Tulung Agung.
Mikrobiologi Hasil Pertanian. Skripsi. Fakultas Kedokteran
IKIP. Malang. Hewan-Universitas Airlangga.
Surabaya.

Lieker T., 2000. Bacterial


Resistance. Departement of Stapleton, P.D. and P.W. Taylor.
Nursing, Collage of Health and 2002. Methicillin Resistance in
life Science. Fort Hays State Staphylococcus aureus:
University. USA. Mechanism and Modulation.
Scince Progress. 85 (1) : 57-72.

Muchtadi, T.R. dan Sugiyono. 1992.


Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan. Sudarmadji, S, B. Haryono dan
PAU Pangan dan Gizi IPB, Suhardi. 1984. Prosedur Analisa
Bogor. untuk Bahan Makanan dan
Pertanian. Liberty, Yogyakarta.

Lastari, P dan Janahar Murad. 2009.


Suhardi, 1989. Kimia dan Teknologi
Hasil Penelitian Residu
Protein. PAU Pangan dan Gizi,
Antibiotika dalam Air Susu Sapi
Universitas Gadjah Mada,
dan Peternakan di Jakarta. Pusat
Yogyakarta.

65
Hasil Penelitian J. REKAPANGAN VOL. 7 NO. 1 2013

Surono, I., 2004. Probiotik, Susu


Fermentasi dan Kesehatan.
Yayasan Pengusaha Makanan dan
Minuman Seluruh Indonesia,
Jakarta.

Wibowo, D dan Ristanto. 1988.


Petunjuk Khusus Deteksi
Mikrobia Pangan. Pusat Antar
Universitas Pangan dan Gizi
Universitas Gadjah Mada,
Yogyakarta.

Winarno, F.G. 1984. Kimia Pangan


dan Gizi. PT. Gramedia Pustaka
Utama, Jakarta.

Winarno F.G. dan T. S. Rahayu,


1994. Bahan Tambahan Untuk
Makanan dan Kontaminan.
Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.

Wood. 1992. The Genera of Lactic


Acid Bacteria. Blackie Academic
and Profesional, London.

Yulistiani, R. dan Dadik R. 2006.


Studi Fermentasi Susu Beresidu
Antibiotika Sebagai Upaya
Menjadikan Bahan Pangan yang
Bermanfaat. Fakultas Teknologi
Industri UPN “Veteran”,
Surabaya.

Zulham. 2009. Resistensi


Antibiotika. Harian Analisa.

66

You might also like