You are on page 1of 20

1

BENARKAH SERUPA NASIB: PEREMPUAN DAN LING KUNGAN?

Oleh: Prof Dr Ir Zoer’aini Djamal Irwan, MS1

Perempuan adalah penghuni nusantara yang lebih


besar dari jumlah penduduk laki-laki. Perempuan
lebih banyak bekerja daripada bicara, begitu pula
perempuan dengan setia mengerjakan apa saja yang
dapat dikerjakan yang ada disekitarnya. Begitu
nyatanya peran perempuan ini dalam kehidupan
sehari-hari sehingga tidak ada yang dapat
membantahnya, termasuk peranan perempuan
dalam pengelolaan lingkungan.
Segala sesuatu yang ada disekitar kita yang mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan kita disebut lingkungan hidup. Sehari-hari lingkungan hidup lebih sering
disebut saja lingkungan. Peran perempuan sangat besar dalam pengelolaan lingkungan.
Sebagai indikator, bila suatu rumah tidak ada perempuan, maka kelihatannya rumah itu
tidak bercahaya, sepertinya sedih, tidak teratur, serasa gersang dan bahkan seperti tidak
terawat. Begitu pula bila dilihat anak-anaknya kelihatannya tidak gembira, muram dan
lainnya. Bila dibandingkan dengan jika dirumah ada perempuan, rumahnya kelihatannya
rapih, hijau, terawat, indah, dan anak-anaknya gembira, sehat-sehat serta ceria.
Begitulah, dapat dikatakan bahwa perempuan adalah manager yang baik dalam
pengelolaan lingkungan, sering disebut juga bahwa perempuan adalah sahabat lingkungan.
Jika perempuan “mogok”, maka akan terasa apa akibatnya. Akan tetapi dibalik itu semua,
sampai dimana penghargaan terhadap pekerjaan perempuan. Sudah berapa orangkah
perempuan sampai sekarang mendapatkan penghargaan seperti Kalpataru. Seberapa jauh
kriteria penerima Kalpataru itu memperhatikan kerja dan jasa serta kepentingan
perempuan? Masih sedikit, bahkan kriteria pemilihan pemenang saja kelihatannya belum
ramah perempuan, apalagi bila dilihat panitia pemilihan pemenang Kalpataru itu sangat
jarang perempuan.

1
1. Guru Besar pada Universitas Trisakti dan Universitas Muhammadiyah Jakarta. Adalah Guru Besar pertama di
Indonesia dalam bidang Arsitektur Lansekap
2

PENDAHULUAN
Benarkah serupa nasib perempuan dan lingkungan? Mungkin ya dan mungkin tidak.
Istilah ini muncul pada suatu ketika saya berdiskusi dengan masyarakat di Kantor
Gubernur Kupang Nusa Tenggara Timur, dimana dihadiri oleh berbagai lapisan
masyarakat. Begitu banyak yang didiskusikan berkaitan dengan pemberdayaan perempuan
dalam bidang lingkungan, mulai dari masalah visi pemerintah daerah yang belum ada,
bahkan pemberdayaan perempuan dalam bidang lingkunganpun masih termasuk hal yang
baru, akhirnya seorang ibu mengatakan bahwa: “Nasib lingkungan serupa dengan nasib
perempuan”. Dikatakan pula bahwa perempuan dan lingkungan sama-sama belum
mendapat perhatian, sama-sama masih terdiskriminasikan, namun perempuan dan
lingkungan sama-sama dieksploitasi dan selalu dijadikan objek. Yah, jika dirasakan kira-
kira demikianlah, apalagi sekarang perempuan mulai dijual, dan diperdagangkan sama
layaknya seperti komoditi. Lingkungan adalah juga sumberdaya, menjadi sumber
penghidupan manusia, jadi komoditi, diperdagangkan, di jual diselundupkan, dicuri dan
macam-macam lainnya usaha manusia termasuk manusia yang serakah untuk
mendapatkannya sehingga menjadi uang. Begitu pula perempuan bisa kita lihat diiklan-
iklan dieksplotasi, ditindak kekerasan seperti diperkosa atau dibunuh, tenaga kerja yang
digaji murah bahkan tidak digaji, dipukuli, dicaci maki dan lainnya. Namun bila diajukan
kepengadilan biasanya lingkungan hampir selalu kalah, begitu juga perempuan walaupun
sudah diperkosa masih saja pengadilan minta bukti dan akhirnya yang bersalah dapat
hukuman yang ”ringan”.
Akan tetapi perempuan dan lingkungan itu “bersahabat”, perempuan biasanya ramah
terhadap lingkungan, dimana ada perempuan biasanya lingkungan tertata, teratur dan
terawat. Paling tidak mereka mempunyai kebiasaan menyapu dua kali sehari yaitu pagi dan
sore, dan menanam dihalamannya. Perempuan malah lebih cenderung sebagai manager
lingkungan yang dapat diandalkan.
Perhatian yang besar terhadap lingkungan hidup sudah dimulai sejak tahun 1950 an di
negara maju. Adanya asap yang menyerupai kabut yang berlangsung berhari-hari dan dapat
menganggu kesehatan terutama saluran pernafasan serta merusak tanaman seperti sayur-
sayuran dan buah-buahan di Los Angeles. Setelah diselidiki ternyata selimut asap itu
berasal dari asap atau limbah kendaraan bermotor dan limbah gas yang dikeluarkan oleh
pabrik, yang mengalami reaksi kimia sewaktu terkena sinar matahari. Pada tahun 1955 dan
1956, dunia dihebohkan oleh adanya penyakit aneh yang mengerikan menyerang manusia
3

dan hewan di teluk Minamata, Jepang. Mereka yang terserang menderita sakit tidak
terkontrol dan banyak penderita yang akhirnya mengalami kematian. Penyakit ini terkenal
dengan nama penyakit Minamata. Begitu pula penyakit aneh lainnya yang dinamakan
penyakit Itai-itai, juga ditemukan di Jepang dimana penderitanya mengalami sakit yang
sangat hebat. Pada tahun 1968 Jepang secara resmi menyatakan bahwa logam berat yaitu
air raksa penyebab penyakit Minamata dan kadmiun penyebab sakit Itai-itai.
Begitu pula di Indonesia, situasi yang sama mulai dirasakan misalnya pada tahun 80 an
telah disinyalir munculnya penyakit aneh di Teluk Jakarta yang mirip dengan penyakit di
Teluk Minamata Jepang, kemudian di Teluk Buyat Sulawesi Utara yang cukup
menghebohkan itu pada pertengahan tahun 2004, dimana sampai sekarang masalah ini
seperti diusahakan untuk ditutup-tutupi bahwa tidak ada pencemaran logam berat disana,
atau tidak ada yang mau bertanggung jawab. Padahal rakyat sudah menderita mengalami
penyakit yang mirip dengan penyakit Minamata. Malah ada hasil penelitian memakai nama
PBB, yang menyatakan di situ tidak ada pencemaran logam bera, dan ikannya aman
dimakan. Menurut saya iklan itu sangat dapat menyesatkan, bahkan diiklankan selama
berhari-hari bahwa ikan-ikan yang ada di Teluk Buyat itu tidak tercemar dan ikan-
ikannyaaman dimakan . Kemudian muncul lagi bahwa dari hasil penelitian lainnya,
menunjukkan bahwa disitu memang ada pencemaran logam berat. Ini salah satu contoh
bahwa tidak ada yang mau bertanggung jawab dan ingin bebas serta semuanya merasa
benar, padahal rakyat sudah menderita.
Dalam tahun 1962, terbitlah buku "The Silent Spring" karya Rachel Carson, yang
berpengaruh besar terhadap kesadaran orang akan lingkungan. Dalam buku itu
menceritakan dongeng dihari depan, antara lain akan muncul penyakit-penyakit aneh dan
misterius, dimana-mana terdapat bayangan kematian. Para petani dan masyarakat lainnya
membicarakan penyakit dikeluarga mereka, dan para dokter menghadapi teka-teki penyakit
baru yang timbul di antara para pasien mereka. Sekonyong-konyong dapat saja terjadi
kematian yang penyebabnya tidak ketahuan, baik pada orang dewasa maupun pada anak-
anak. Anak-anak dikala sedang bermain atau sedang sekolah dengan tiba-tiba menjadi sakit
dan meninggal beberapa jam kemudian. Adanya kesunyian yang aneh, burung-burung
hilang entah kemana.
Kalau kita cermati ternyata sekarang dongeng Carson itu sudah banyak menjadi
kenyataan ditempat-tempat tertentu, termasuk di Indonesia. Banyak orang yang mati tiba-
tiba, banyak hewan yang tidak bergairah lagi hidupnya, banyak tumbuhan atau tanaman
yang merana hidupnya. Begitu pula sekarang banyak penyakit-penyakit baru yang muncul
4

seperti ISPA, flu Hongkong, flu burung, flu babi, SAR, Aid, serta penyakit-penyakit
lainnya yang belum dikenal. Bahkan penyakit-penyakit lama seperti malaria mulai muncul
lagi dimana-mana.
Kerusakan lingkungan disebabkan karena pertambahan jumlah penduduk yang tidak
terkontrol dan tidak seimbang dengan peningkatan kualitas atau kemampuan dalam
mengelola sumberdaya dan lingkungan. Arti kata bahwa perkembangan penduduk secara
kuantitas perkembangannya tidak berimbang dengan kualitas, dan perimbangan mobilitas
penyebarannya dan pengurusannya. Setiap pembangunan lahan hijau atau vegetasi selalu
menjadi korban. Padahal vegetasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan dan
ekosistem. Tidak hanya di darat bahkan di laut dan badan air lainnya seperti sungai danau.
dan laut. Tanah air Indonesia 70% adalah air, sekarang sudah terjadi pencemaran dimana-
mana,. sumber air minumpun sudah banyak tercemar, dan membahayakan kehidupan.
Dalam situasi sekarang ini, kebutuhan lahan akan meningkat dengan cepat dari berbagai
sektor, dampak terhadap lingkungan akan menjadi lebih besar, dan sering sekali terjadi
perebutan kepentingan dalam mendapatkan lahan. Misalnya saja perebutan lahan untuk
pemukiman dan penampungan atau pembuangan sampah. Karena penduduk semakin
meningkat, sedangkan lahan darat tetap saja. Telah terjadi dimana-mana penggunaan
lahan-lahan marjinal. Sebagai contoh kelompok-kelompok tertentu membeli lahan dengan
harga relatif murah. Padahal lahan itu lebih rendah dari sekitarnya dan merupakan tempat
penampungan air buangan, misalnya menampung air hujan dan air buangan rumah tangga
penduduk sekitarnya ataupun tempat menampung pelimpahan air sungai. Kemudian lahan
tersebut diurug lebih tinggi tanpa mempertimbangkan pemukiman penduduk sekitarnya
serta tanpa memperhatikan saluran air yang memadai. Situasi ini menjadi rawan karena
bila hujan datang dapat menimbulkan banjir, walaupun lokasi itu relatif lebih tinggi.
Kondisi ini telah menjadi trend dan banyak dijumpai diperkotaan.
Disamping kerusakan lingkungan disebabkan langsung oleh manusia, juga terjadi
kerusakan secara alamiah atau peristiwa alam, seperti gempa tektonik, letusan gunung
berapi atau angin tofan. Masalah lingkungan ini dapat dihubungkan dengan peringatan
Tuhan (Q:30: 41) yang terjemahannya berbunyi:
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan
manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari(akibat) perbuatan
mereka, agar mereka kembali (kejalan yang benar)".

Isu lingkungan sudah banyak dirasakan dampaknya di negara kita ini, dan biasanya
lebih banyak menimpa perempuan dan anak-anak, rakyat kecil, atau rakyat yang
5

ekonominya lemah. Pada dasarnya masalah lingkungan itu timbul karena kegiatan manusia
sendiri yang tidak mengindahkan prinsip-prinsip ekologi atau ekosistem.
Masalah lingkungan ada yang bersifat lokal, regional dan global. Masalah lingkungan
global tidak dapat diatasi secara lokal, karena penyebab masalah lingkungan itu justru
mungkin saja berasal dari tempat lain. Misalnya kebakaran hutan di Kalimantan pada tahun
1998, asapnya tidak hanya mengganggu di Kalimantan saja melainkan sampai ke ke
Sumatera, Singapore bahkan sampai ke Malaysia. Begiu pula pengerukan hasil laut yang
berlebihan di perairan Pasifik, dampaknya tidak hanya dirasakan oleh para nelayan di
kawasan Pasifik, akan tetapi juga dirasakan oleh nelayan Indonesia. Oleh karena itu
diperlukan kearifan semua pihak dan kita harus bekerjasama dengan dunia luar untuk
mengatasinya. Contoh lain seperti tingginya pencemaran udara (NOx dan Sox) di Eropah
dan Amerika, dapat saja terjadi hujan asam di negara lain yang jauh dari sumber pencemar
tadi.. Jadi masalah lingkungan tidak mengenal batas negara.

ISU MASALAH LINGKUNGAN HIDUP

Bumi telah mengalami perubahan lingkungan yang besar seperti tingginya konsentrasi
gas rumah kaca (CO2,CH4,CFCs,O3) yang dapat menimbulkan perubahan iklim, dan
naiknya suhu bumi, serta meningkatnya volume air laut. Keadaan ini sangat
membahayakan kota-kota tepi pantai, sehingga terancam akan menjadi tenggelam.
Demikian pula masalah limbah rumah tangga dan limbah pasar. Setiap orang berpotensi
menghasilkan limbah setiap bari. Limbah rumah tangga mengandung mikro-organisma,
berbahaya dan dapat menjadi sumber penyakit, bahkan penyakit menular. Apalagi limbah
rumah sakit. sangat berbahaya karena banyak sekali mengandung bibit penyakit yang
berbahaya dan akalanya menular. Adalagi limbah industri banyak mengandung bahan
kimia sangat berbahaya, adakalanya mengandung logam berat seperti mercuri ataupun
bahan beracun berbahaya (B3). Limbah manusia, limbah cair seperti penggunaan deterjen
yang tidak dikelola dengan baik, akhirnya dibuang ke sungai. Laut dipantaipun sudah
tercemar berat dengan sampah yang adakalanya sampai 2-3 km dari pantai.
Demikian pula polusi di dalam rumah sering terlupakan, jarang disorot serta jarang
mendapat perhatian. Padahal masalah polusi dalam rumah adalah yang paling potensial
menyebabkan penghuninya tidak sehat, seperti debu dalam kamar, lantai yang
menggunakan karpet, debu di tempat tidur, bahkan binatang-binatang kecil pada kasur dan
bantal, seperti tungau setiap saat dapat menyebabkan penghuni kamar tereserang penyakit.
6

Sangat ironis dinegara Republik Indonesia dengan falsafah Pancasila, dapat terjadi
kesenjangan yang sangat menyolok, misalnya ada orang yang hanya untuk sekali makan
saja di hotel, atau minum-minum, dengan mudah sekali mengeluarkan uang berjuta-juta
bahkan berpuluh juta rupiah sedangkan di satu pihak banyak orang yang menjerit
kelaparan. Jika diperhatikan selama kampanye dalam pemilu, sedikit sekali jurkam-jurkam
dari berbagai partai yang menyinggung masalah lingkungan hidup, bahkan hampir tidak
terdengar. Jarang sekali kita mendengarkan atau mengetahui tentang program partai-partai
itu dalam pengelolaan lingkungan hidup. Justru yang terjadi sebaliknya, selama kampanye
telah menimbulkan masalah lingkungan, dimana-mana sampah bertebaran, menimbulkan
kebisingan, taman-taman dan pohon-pohon dipinggir jalan rusak.
Kurang kesadaran, kurangnya pengetahuan, kurangnya pemahaman, ketidak pedulian,
sehingga seseorang tidak berbuat atau kurang berbuat, pura-pura tidak tahu, sifat
keserakahan yang hanya ingin mencari keuntungan sendiri. Hal ini semua dapat menjadi
penyebab terjadinya kerusakan lingkungan. Penebangan hutan tanpa pertimbangan tanam
kembali, pencurian hutan atau ilegal loging terus saja terjadi bahkan tersistimatis dan
terorganisir yang bahkan melibatkan oknum penguasa.

LINGKUNGAN LOKAL DAN LIN GKUNGAN GLOBAL


Masalah lingkungan lokal adalah masalah lingkungan dalam negeri, sebagian besar
bersifat lokal dan sebagian lagi termasuk dalam masalah lingkungan global, sudah
mengancam, bahkan pada waktu-waktu tertentu dapat terjadi bencana.
Masalah lingkungan lokal pada umumnya dibedakan menjadi:
1. Masalah lingkungan hayati (biologi) meliputi: ruang terbuka hijau yang semakin
terancam, kenyamanan, kebutuhan rekreasi, banyaknya nilai-nilai estetika yang sudah
rusak bahkan punah, flora dan fauna semakin berkurang. Ribuan hektar lahan tidur milik
oran-orang atau kelompok yang tidak atau belum dimanfaatkan, yang sebenarnya dapat
dihijaukan, kebakaran hutan. Pencurian-oencurian hutan dan isi laut oleh oleh Negara-
negara tetangga, oknum-oknum yang serakah dan tidak bermoral, pekarangan serta
ruang terbuka hijau yang semakin terancam.
2. Masalah lingkungan fisik dan lingkungan kimia: seperti iklim yang sudah tidak
menentu. gejala antiruang diperkotaan, meningkatnya polusi, pencemaran, dan
Kebisingan. Semakin berkurangnya persediaan air bersih, ancaman erosi dan banjir
selalu membayangi setiap saat.
7

3. Masalah lingkungan sosial: meningkatnya kriminalitas, perampokan, pembunuhan,


pemerkosaan, gaya hidup yang mementingkan materi, keserakahan, pergeseran nilai
yang tidak punya rasa segan dan malu atu tidak peka dengan masalah-masalah yang ada.
Terjadinya dekadensi moral atau kemerosotan moral, masalah korupsi, masalah
pornografi, pornoaksi yang semakin merajalela.

Masalah lingkungan global antara lain karena efek rumah kaca (green hause effect)
yang menyebabkan kenaikan suhu bumi yang telah menmbulkan perubahan iklim. Efek
rumah kaca juga telah menyebabkan kerusakan lapisan ozon. Adanya kerusakan lapisan
ozon dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kulit. Karena lubang ozon itu selalu
bergerak, telah menyebabkan berbagai penyakit kulit dimana-mana. Kita di Indonesia
sudah merasakan dampak dari pemanasan global. Banyak sekali kegiatan yang dilakukan
dalam rangka memperingatkan bahwa sudah terjadi pemanasan global.
Pada tahun 1992 bulan Juni telah dilangsungkan pertemuan pertama mengenai KTT
Bumi di Rio de Jeneiro. Dalam KTT Bumi itu antara lain menyebutkan bahwa manusia
merupakan sentral dari pembangunan berkelanjutan, upaya perlindungan lingkungan harus
dimasukan kedalam proses pembangunan. Hasil pertemuan tersebut telah menghasilkan
Agenda 21, yaitu berbagai program pengelolaan lingkungan di Abad 21. Pada tahun 2002,
telah dilaksanakan lKTT Rio + 10 atau World Summit Suistanable Development (WSSD)
di Johannesburg yang bertujuan untuk menilai atau mengevaluasi implementasi Agenda 21.
Ternyata hasil WSSD tersebut menunjukkan bahwa lingkungan hidup semakin buruk,
dimana-mana terjadi eksplotasi.

PEREMPUAN INDONESIA DAN MASALAHNYA

Perempuan Indonesia, sudah sejak zaman dulu, turut berjuang melawan penjajah,
bahkan menggantikan suaminya yang meninggal dalam kancah peperangan. Perlu ditelaah
bahwa jasa perempuan tidak hanya sebagai seorang Ibu atau istri, tetapi juga sebagai abdi
negara, sebagai anggota masyarakat, sebagai sumberdaya manusia dan sebagai abdi Tuhan
YME. Sehubungan dengan itu tak dapat disangkal lagi bahwa perempuan juga potensi
bangsa dan merupakan aset bangsa. Kalau jaman dulu "perempoean" berjuang untuk
merebut kemerdekaan, maka kini perempuan juga harus berjuang untuk mengisi
kemerdekaan bahkan mengisi reformasi pembangunan. Dengan demikian Indonesia cepat
merebut posisi agar dapat sejajar dan mampu bersaing dengan dunia maju dalam era
8

globalisasi. bahkan lebih jauh perempuan harus dapat berperan aktif menuju manusia
Indonesia tahun 2020 yang sudah merupakan kaeputusan MPRRI.
Perempuan adalah tiang negara, bila perempuan baik maka baiklah negara dan bila
perempuan rusak maka rusaklah negara. Begitu pula dalam AL Qur’an dikemukakan
bahwa Allah menjadikan segala sesuatunya dalam berpasang-pasangan. Ada siang dan
malam, ada bumi dan langit, ada jantan dan betina dan seterusnya. Termasuk manusia yang
berpasang-pasangan yaitu perempuan dan laki-laki, bahwa perempuan adalah saudara
kandung laki-laki. Perempuan dan laki-laki merupakan pasangan yang ideal jika masing-
masing menjadi mitra harmonis dengan tidak mendominasi yang lainnya.
Perempuan pejuang Indonesia telah menunjukkan kebebasannya dalam
memperjuangkan cita-cita bangsanya. Dalam hal ini memang banyak dipengaruhi oleh adat
tradisi seperti Raden Ajeng Kartini dari jawa memperjuangkan kaum perempuan untuk
mengikuti pendidikan, karena perempuan Jawa waktu itu dipingit, tidak boleh sekolah.
Padahal jika kita simak, perempuan yang di Sumatera, Sulawesi dan daerah lainnya mereka
sudah turut berjuang melawan penjajahan. Banyak contoh lainnya di Indonesia seperti
Bundo Kanduong, Rasuna Said, Siti Roehana Koedoes, Tjut Nyak Dien, Tjut Mutiah.
Perempuan adalah aset bangsa, oleh karena itu jumlah perempuan yang lebih dari separoh
penduduk Indonesia seyogianya diarahkan menjadi potensi bangsa, bukan menjadi masalah
bangsa. Artinya bila terjadi musibah atau hal-hal lainnya yang tidak kita kehendaki,
perempuan dapat mengatasinya sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya. Tidak lagi seperti selama ini sering kejadian, dimana perempuan itu menjadi
beban orang lain atau beban keluarganya. Maka kesadaran tentang pentingnya peningkatan
keberdayaan perempuan harus datang dari semua pihak.

FEMINISME, JENDER DAN ANALISIS JENDER


Pada dasarnya perempuan Indonesia, sudah sejak zaman dahulu, selalu berjuang
melawan penjajah, bahkan menggantikan suaminya yang meninggal dalam kancah
perjuangan. Begitu pula kita juga harus mempunyai visi dan misi, bagaimana seharusnya
menjadi perempuan Indonesia yang tangguh, tetap menjadi bangsa Indonesia yang
cendekia dan berakhlaq mulia.
Banyak masalah yang dihadapi oleh kaum perempuan mulai dari tindak kekerasan yang
dilakukan terhadap perempuan dari berbagai pihak, perempuan yang termarjinalkan dalam
berbagai hal, masalah tenaga kerja wanita atau perempuan (TKW), masalah pembodohan
9

terhadap perempuan, masalah perdagangan perempuan, masalah perbudakan perempuan


dan lainnya.
Feminisme dan Jender adalah ilmu baru. Ilmu ini tentu perlu dipelajari. Dan tidak
semua ilmu dapat diserap dengan mudah apa lagi melaksanakannya. Demikian pula bila
sudah dipelajari ternyata ilmu itu tidak sesuai dengan norma yang kita anut selama ini,
maka perlu disaring dulu. Kita sebagai bangsa Indonesia, bangsanya mayoritas muslim,
maka sudah wajar saja bila segala sesuatu itu diukur dari norma-norma yang Islami, atau
norma semua agama, dan budaya Indonesia.
Feminisme adalah gerakan yang berasal dari Barat. Dari bahasanya saja sudah jelas,
gerakan itu bukan datang dari Indonesia. Konon gerakan feminisme sudah mulai tumbuh
sejak pertengahan abad ke-l9. Secara umum, feminisme adalah ideologi kebebasan
perempuan dengan pendekatan percaya bahwa kesengsaraan dan ketidak adilan terhadap
perempuan karena seksualitasnya. Terdapat berbagai ragam pengertian feminisme,
biasanya tempat dan waktu juga mempengaruhi tentang konsep feminisme. Namun
hakekat makna dari feminisme adalah menuntut kebebasan, menuntut persamaan hak dan
keadilan sosial bagi perempuan.
Penindasan terhadap perempuan terjadi sepanjang masa, dan secara psikologis hal ini
diterima bahkan oleh perempuan itu sendiri. Secara internal hal ini diterima bahwa
perempuan itu sebagai kaum nomor dua dan laki-laki sebagai terdepan. Pandangan jender
juga membuat perempuan menjadi tersubordinasi. Anggapan bahwa perempuan adalah
irrasional, sehingga ia dianggap tidak tepat menjadi pemimpin, menyudutkan perempuan
dalam posisi yang tidak penting.
Jender dan stereotipe menunjukkan sudah dianggap demikian (pelabelan), misalnya
perempuan bertugas melayani suami dan merawat keluarganya, sehingga aspek penting
untuk pendidikan di nomor duakan. Anggapan inipun mempengaruhi keyakinan
masyarakat bahkan dari dirin perempuan itu sendiri.
Jender dan kekerasan, seperti kekerasan dirumah tangga (KDRT),pemerkosaan,
pemukulan, pemaksaan terhadap perempuan, sudah dianggap biasa. Bahkan perempuan itu
tidak mau membeberkan perlakuan kekerasan tersebut karena dianggapnya tabu, atau
memalukan dan aib. tidak pantas untuk dibeberkan walaupu kepada anggota keluarganya
sendiri. Mereka menerimanya sebagai nasib atau kodrat perempuan memang demikian.
Jender dan beban kerja, anggapan bahwa perempuan memiliki sifat memelihara dan
fungsinya sebagai ibu rumah tangga menjadi tanggung jawab perempuan. Hal ini
menyebabkan perempuan itu mempunyai beban kerja yang kompleks, apalagi jika dia
10

mnempunyai profesi. Sering pula diiringi dengan penghargaan yang rendah bahwa urusan
rumah tangga yang sangat menjelimat itu, sering diangap rendah dan sepele. Manifestasi
ketidak adilan ini, telah mengakar, yang akhirnya dipercaya bahwa peran jender itu,
seolah-olah merupakan kodrat.
Jender dan subordinasi, laki-laki selalu mengklim dirinya sebagai subjek, sedangkan
perempuan dianggapnya sebagai objek. Dia yakin suatu ketika perempuan akan menuntut
dirinya menjadi subjek. Oleh karena itulah agar laki-laki selalu ingin menjadi bebas atau
eksistensialisme, maka ia harus mensubordinasikan perempuan.

KESETARAAN JENDER

Kedudukan perempuan dalam membangun Indonesia modern perlu terus ditingkatkan


serta diarahkan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabat perempuan Indonesia. Kaum
perempuan harus dapat menemukan konsep diri, serta mengidentifikasikan dirinya, dia
mau jadi apa dan mau kemana. Bahkan dapat dikatakan bahwa sebagai ciri khas
perempuan Indonesia pedagang di pasar didominasi oleh perempuan. Malahan di kalangan
ekonomi miskin, tugas dan kewajiban perempuan lebih berat terutama di pedesaan, bahwa
perempuan desa memegang beban terberat dalam menaggung beban rumah tangga. Coba
ditelaah betul-betul bahwa siapa yang biasa tidur paling larut malam, tentu ibu. Lalu siapa
yang bangun paling cepat untuk mempersiapkan sarapan pagi bagi suami dan anak-
anaknya, dan memebrsihkan rumah, jawabannya Ibu. Siapa yang dimarahi bila ada yang
tidak beres dirumah, siapa yang repot bila anaknya sakit ya Ibu lagi. Lalu siapa yang
disuruh mengutang bila sudah tidak ada apa-apa untuk dimakan dirumah, ya ibu juga.
Hambatan yang dijumpai adalah banyak perempuan yang berpendidikan rendah; kurang
ketrampilan, padahal dalam pembangunan nasional sangat diperlukan peran perempuan.
Bahkan diperkotaanpun tidak sedikit pula perempuan yang menanggung beban mengurus
dan membiayai rumah tangga, mengurus anak dan biayanya ditanggung perempuan. Pada
saat krisis ekonomi di Indonesia yang dimulai pertengahan 1997, banyak sekali para
karyawan laki-laki yang di PHK (diberhentikan), maka tampillah perempuan
menggantikan peran laki-laki mencari uang. Mereka bekerja dengan ikhlas dan tidak
mengenal lelah. Sehingga muncullah kekhawatiran dari masyarakat, bahwa akan timbul
banyak laki-laki menjadi pengangguran. Hal ini disebebkan karena banyak perempuan
yang mencari kerja, dan pada umumnya perempuan lebih cepat diterima bekerja dengan
berbagai alasan, karena perempuan lebih teliti, lebih tekun dan lebih mudah dipercaya,
11

karena perempuan bekerja dengan ikhlas dan tidak akan macam-macam. Oleh karena itu
perempuan perlu mengembangkan dirinya secara terus menerus,
Jender adalah perbedaan konsep tentang kepatutan bagi perempuan dan laki-laki
dalam segala hal yang lebih banyak dipengaruhi oleh adat, tradisi, dan lingkungan tempat
mereka tinggal. Menyangkut masalah sifat yang diberikan dan terwaris secara kultural,
dipengaruhi oleh banyak hal antara lain:
1. Kurun waktu, misalnya sekarang dan masa lalu.
2. Generasi, generasi diabad 21 atau generasi dimasa lalu.
3. Kelompok masyarakat, misalnya suku bangsa atau etnis seperti Minangkabau, Bali,
Batak, Sunda, Jawa, Aceh, Irian dan lainnya.
4. Ruang atau tempat seperti di kota, desa atau metropolitan.
5. Tingkat pendidikan, misalnya pendidikan dasar, menengah, lanjutan dan pendidikan
tinggi.
6. Strata sosial ekonomi, misalnya yang kaya, sederhana, atau miskin
7. Akses terhadap sumber-sumber informasi, misalnya tradisional dan canggih

Analisis jender pada dasarnya memberi makna, konsepsi, asumsi, ideologi, dan praktek
hubungan baru antara kaum perempuan dan laki-laki serta implikasinya terhadap aspek-
aspek kehidupan lainnya yang lebih luas.
Sebenarnya menurut agama Islam hal ini sudah tidak ada masalah. Jika hal ini masih
terjadi itu disebabkan oleh penganut agama Islam itu sendiri yang belum menangkap
apinya Islam, yang ada kalanya dalam tata kehidupannya banyak dipengaruhi oleh tradisi
peninggalan animisme atau penjajahan. Oleh karena itu sudah menjadi kewajiban setiap
umat yang beragama seperti umat Islam baik laki-laki maupun perempuan untuk
mendalami ajarannya serta mengamalkannya dengan baik. Walaupun demikian pada saat
ini, nampaknya masih memerlukan perjuangan keras untuk mencapai keadilan dan
kesetaraan jender yang kita inginkan, mulai dari dirumah tangga, di masyarakat maupun
berbangsa dan bernegara..
Keadilan jender adalah proses untuk menjadi adil terhadap perempuan dan laki-laki.
Agar proses menjadi adil terhadap perempuan dan laki-laki terwujud, diperlukan langkah-
langkah untuk menghentikan hal-hal yang secara sosial dan menurut sejarah menghambat
perempuan dan laki-laki untuk bisa berperan dan menikmati hasilnya. Keadilan jender
mengantar kesetaraan jender.
12

Kesetaraan jender berarti perempuan dan laki-laki menikmati status yang sama dan
memiliki kondisi yang sama untuk merealisir hak-haknya sebagai manusia dan
kemampuannya untuk menyumbang dan berperan dalam pembangunan baik politik,
ekonomi, sosial budaya, lingkungan, kesehatan dan lainnya. Maka kesetaraan jender
merupakan penilaian setara yang diberikan masyarakat baik bagi kesamaan maupun
perbedaan antara perempuan dan laki-laki dan bagi berbagai peran yang mereka jalankan.
Akhirnya bila keadilan dan kesetaraan jender dapat tercapai maka kemitaraan yang
harmonis antara perempuan dan laki-laki dapat terjadi. Dalam hal ini sudah tidak ada lagi
diskriminasi terhadap perempuan maupun terhadap laki-laki, mereka sudah merupakan
partner yang saling bekerja sama, saling berbagi tugas dan pekerjaan sesuai dengan
proporsi dan fungsi masing-masing.
Adanya ketidak adilan jender menurut beberapa pakar tercermin atau termanifestasikan
dalam pelbagai bentuk diantaranya:
1. Melalui proses pemiskinam ekonomi. Jender dan marginalisasi atau proses pemiskinam
ekonomi sebagai contoh karena kebijaksanaan pemerintah yang lalu memilih teknologi
tanpa mempertimbangkan secara matang, misalnya penggunaan alat-alat canggih yang
berakibat para petani yang biasa bekerja, tidak lagi dapat bekerja karena sudah
digantikan dengan mesin.
2. Jender dan subordinasi, mengadopsi prinsip-prinsip eksistensialisme, dalam hal ini
hubungan antar dua jenis, laki-laki selalu mengklim dirinya sebagai subjek, sedangkan
perempuan dianggapnya sebagai objek. Dia yakin suatu ketika perempuan akan
menuntut dirinya menjadi subjek. Oleh karena itulah agar laki-laki selalu ingin menjadi
bebas atau eksistensialisme, maka ia harus mensubordinasikan perempuan. Memang
demikianlah bahwa penindasan terhadap perempuan terjadi sepanjang masa, dan secara
psikologis hal ini diterima bahkan oleh perempuan itu sendiri secara internal bahwa
perempuan itu sebagai kaum nomor dua dan laki-laki sebagai terdepan. Anggapan
bahwa perempuan irrasional, sehingga ia dianggap tidak tepat menjadi pemimpin,
menyudutkan perempuan dalam posisi yang tidak penting.
3. Jender dan stereotipe: pelabelan, misalnya perempuan bertugas melayani suami dan
merawat keluarganya, sehingga aspek penting untuk pendidikan dirinya di nomor
duakan. Anggapan inipun mempengaruhi keyakinan masyarakat bahkan dari perempuan
itu sendiri.
4. Jender dan kekerasan (secara fisik dan psikologis), seperti pemerkosaan, pemukulan,
pemaksaan, dan penekanan terhadap perempuan. Kekerasan secara pisik terhadap
13

perempuan masih banyak terjadi dan tidak tergantung kepada tingkat pendidikan orang
itu. Begitu pula tindak kekerasan psikologis inipun juga masih banyak seperti tidak
bertanggung jawabnya seorang suami yang tidak memberi nafkah isteri dan anak-
anaknya, mencaci maki bahkan mengusir.
5. Jender dan beban kerja. Beban kerja yang dianggap tidak sesuai atau terlalu berat, serta
sosialisasi ideologi nilai peran jender. Anggapan bahwa perempuan memiliki sifat
memelihara dan fungsinya sebagai ibu, rumah tangga menjadi tanggung jawab
perempuan. Hal ini menyebabkan perempuan itu mempunyai beban kerja yang
kompleks dan berat, apalagi jika dia mempunyai profesi.
6. Jam kerja yang lebih lama bila dibandingkan dengan laki-laki. Sering pula diiringi
dengan penghargaan yang rendah bahwa urusan rumah tangga yang sangat menjelimat
itu, sering diangap rendah dan sepele. Hasil penelitian menunjukkan bahwa beban kerja
perempuan itu lebih lama sekitar 6 - 7 jam setiap hari bila dibandingkan dengan laki-
laki. Manifestasi ketidak adilan ini, telah mengakar, yang akhirnya dipercaya bahwa
peran jender itu, seolah-olah merupakan kodrat, artinya yah sudah kodrat perempuan.

JENDER MENURUT AJARAN ISLAM

Ruang lingkup hubungan laki-laki dan perempuan sangat luas menurut ajaran Islam.
Betapa mulianya fungsi dan tugas perempuan yang telah digariskan oleh agama Islam.
Mungkin ada pendapat-pendapat yang mengekang perempuan itu sebenarnya dimunculkan
hadis-hadis yang tidak jelas ujung pangkalnya atau hadis-hadis yang munkar (tidak dapat
diterima). Tuhan menciptakan segala sesuatu di alam ini secara berpasang-pasangan.
Banyak sekali ajaran Islam yang memberi kebebasan kaum perempuan atau yang
mengangkat derajat perempuan. Dan dikatakan pula bahwa perempuan adalah saudara
kandung laki-laki. Disini terlihat bahwa mitra harmonis sudah diajarkan dalam agama
Islam. Banyak hadis nabi SAW yang menunjukkan bahwa kegiatan sosial perempuan
meliputi dalam berbagai hal sebagai berikut:
1. Kaum perempuan menuntut Rasullullah SAW supaya memberi kesempatan belajar yang
lebih luas bagi mereka.
2. Memenuhi undangan untuk menghadiri pertemuan umum di masjid
3. Zainab binti Jahsy melakukan pekerjaan dengan tangan sendiri dan memberi nafkah
(belanja) untuk suami dan anak-anak yatim yang dipeliharanya.
4. Ummu Athiyyah ikut bersama suaminya dalam peperangan selam 6 kali
14

5. Hafshah binti Umar meralat kesalahan Abdullah bin Umar


6. Ummu Kaltsum binti Uqbah seorang gadis remaja berpisah dengan keluarganya dan
ikut hijrah guna menyelamatkan agamanya.
Banyak lagi hadis-hadis lainnya yang menunjukkan bahwa pada zaman Rasulullah
SAW perempuan mempunyai peranan dalam segala aspek.

PEREMPUAN ASET BANGSA

Secara kuantitas perempuan Indonesia berjumlah melebihi laki-laki. Artinya lebih dari
separuh penduduk Indonesia adalah perempuan. Namun dari berbagai pengkajian terlihat
bahwa perempuan khususnya di Indonesia masih jauh ketinggalan. Hal ini dapat dilihat
pada jumlah perempuan dalam badan legislatif yang hanya 9,8% dari jumlah seluruhnya.
Belum lagi dalam badan pemerintahan atau eksekutif dan yudikatif perempuan masih
sangat sedikit, yang menduduki jabatan eselon I, II masih dibawah 5%. Apakah hal ini
disebabkan oleh kurangnya kemampuan perempuan itu sendiri, ataukah karena pengaruh
peranan jender yang sangat dipengaruhi oleh adat tradisi dan lingkungan semua suku
bangsa yang ada di Indonesia ataupun mungkin juga disebabkan oleh penafsiran yang
sempit dan bias jender dari ajaran agama. Tulisan ini akan membahas bias jender yang
sedang kita hadapi dan usaha-usaha apa yang perlu dilakukan dalam mencapai keadilan
dan kesetaraan jender dalam menghadapi Indonesia Baru.
Masih banyak masalah yang dihadapi oleh kaum perempuan mulai dari tindak
kekerasan yang dihadapinya. Perempuan yang termarjinalkan dalam berbagai hal, masalah
ketenaga kerjaan perempuan (TKW), masalah pembodohan dan penipuan terhadap
perempuan, masalah perdagangan perempuan, masalah perbudakan perempuan, masalah
eksplotasi perempuan dan lainnya. Jika kondisi ini kita biarkan, bangsa Indonesia tidak
akan dapat bersaing dengan dunia luar. Jika perempuan memberdayakan diri, diharapkan
perempuan dapat mejadi potensi bangasa, aset bangsa. Saya yakin Indonesia dalam waktu
yang tidak lama dapat menjadi bangsa yang besar. Pernyataan saya ini, ada dasarnya.
Jika kita telaah sekolah-sekolah, dari TK sampai Perguruan Tinggi, pada umumnya
yang menjadi juara kelas itu biasanya perempuan. Pengalaman saya dulu juga dikelas saya,
secara umum yang menjadi juara kelas itu perempuan. Demikian pula murid-murid
maupun mahasiswa ternyata perempuan mendominasi. Dan saya yakin secara bertahap jika
peluang untuk perempuan tidak didiskriminasi, dalam waktu yang tidak lama, perempuan
akan banyak menduduki jabatan-jabatan penting. Kalau ditelaah, pada waktu saya sekolah
dulu, di SMA kelas IIIB tahun 1960/1961, perempuan hanya saya sendiri dikelas. Saya
15

kuliah di IPB, dalam satu kelas yang berjumlah sekitar 300 mahasiswa itu, perempuan
hanya 12 orang, yaitu sekitar 4%.. Nampaknya memang sebanding dengan jumlah para
eksekutif yang menduduki jabatan eselonI dan II. Tetapi sekarang sudah berbeda,
perempuannya dalam satu kelas hampair 40-60%, bahkan ada yang berkisar 60-85%
jumlah perempuannya. Demikian pula kelas-kelas sosial-ekonomi biasanya didominasi
oleh perempuan.
Dalam berbagai hal kita akui bahwa, teman-teman sayapun ada yang tidak meneruskan
karier sesuai dengan studi yang ditekuninya, bahkan mereka memilih sebagai ibu rumah
tangga saja, kebanyakan teman-teman saya dari sosial-ekonmi. Mereka lebih memilih
menjadi pendidik pertama dan utama bagi anak-anaknya, berkonsentrasi mengurus rumah
tangga dan mengurus suami serta anak-anaknya. Pekerjaan ini tidak kalah mulianya,
dengan demikian mereka diharapkan dapat menjadikan pekerjaan rumah tangga itu
menjadi tugas profesional. Mereka dapat mencita-citakan anaknya mau menjadi apa kelak.
Demikian pula, diharapkan suaminya dapat bekerja dengan tenang, bekerja keras dan
cerdas serta ikhlas, sehingga tidak perlu korupsi, dan secara bersama-sama mereka suami
isteri sebagai mitra yang harmonis dapat.mendidik anak-anaknya. Dalam hal ini
perempuan sebagai ibu, tempat anak-anaknya bertanya, tempat belajar di rumah, tentunya
ibunya dapat menjadi teladan. Ini berarti ilmu yang mereka tuntut selama ini, tidak sia-sia,
sebab untuk menjadi ibu, perlu pandai dan cerdas, sehingga merekapun dapat mendidik
anak lebih baik dan profesional.

Kedudukan perempuan dalam masyarakat di Indonesia perlu terus ditingkatkan serta


diarahkan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabat bangsa Indonesia. Untuk itu
perempuan perlu mempertebal kepercayaan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
maupun agama. Kaum perempuan harus dapat menemukan konsep diri, serta
mengidentifikasikan dirinya, dia mau jadi apa dan mau kemana, serta mempunyai IPTEK
dan IMTAQ yang bersinergi berimbang.
Pada saat ini terdapat konsensus yang berkembang bahwa keadilan dan kesetaraan
jender merupakan suatu dasar penting dari tercapainya pembangunan yang berkelanjutan.
Tercapainya keadilan dan kesetaraan jender memastikan perempua dan laki-laki menikmati
persamaan status di masyarakat, termasuk kesempatan yang sama untuk menyumbangkan
kemampuan dirinya dalam pembangunan nasional, disegala bidang seperti legislatif,
yudikatif, eksekutif, pendidikan, ekonomi, ligkungan dan lainnya.
16

Menurut UUD 1945 ps 27 ayat 1: “Segala warga negara bersamaan kedudukannya di


dalam hukum dan pemerintahan dan wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu tidak
ada kecualinya”. Konperensi Internasional. PBB mencanangkan: Konvensi Penghapusan
Segala bentuk diskriminasi terhadap Perempuan. CEDAW (Convention on Elimination of
Diskrimination Against Women). Hasil Konvensi Beijing, dimana telah teridentifikasi ada
12 isu kritis perempuan yang perlu diberdayakan (Beijing Platform for Action, 1995), dan
mengidentifikasikan kesetaraan jender sebagai kondisi pembangunan yang
berkesinanbungan dan bersentral kepada kemanusiaan. Hal ini juga mendorong pemerintah
untuk mengimplementasikan suatu analisis jender dalam pemerintahan secara luas yang
sistimatis yang didukung oleh mekanisme nasional yang mempunyai kewenangan tinggi
dalam upaya pemberdayaan perempuan. Platform for Action atau Kerangka Aksi ini
memberikan fokus pada 12 Area Kritis yaitu:
1. Perempuan dan Kemiskinan
2. Perempuan dan Pendidikan (dan Pelatihan)
3. Perempuan dan kesehatan
4. Kekerasan terhadap perempuan
5. Perempuan dan konflik bersenjata
6. Perempuan dan ekonomi
7. Perempuan dalam kekuasaan dan pengambilan keputusan
8. Mekanisme kelembagaan untuk memajukan perempuan
9. Hak-hak azasi untuk perempuan
10. Perempuan dan media massa
11. Perempuan dan lingkungan hidup
12. Anak perempuan

Berkenan dengan apa yang telah diuraikan diatas, banyak sekali permasalahan yang
dihadapi perempuan. Oleh karena itu sangat perlu keterwakilan perempuan di parlemen
semakin banyak jumlahnya maupun kualitasnya. Kita mengharapkan justru jatah
keterwakilan perempuan yang terpilih itu 30%, jadi tidak hanya calon keterwakilan. Kita
menghendaki bila ada kesempatan 30% bagi perempuan menjadi wakil rakyat di parlemen,
seyogianya mereka mempunyai jati diri dan kualitas. Jadi tidak asal saja ada wakil
perempuan. Bila tidak berkualitas atau asal-asalan saja hal ini akan menimbulkan masalah
dan kegagalan serta akan membuat malu kaum perempuan.
17

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN

Ruang lingkup hubungan laki-laki dan perempuan sangat luas. Betapa mulianya fungsi
dan tugas perempuan yang telah digariskan oleh agama Islam. Mungkin ada pendapat-
pendapat yang mengekang perempuan itu sebenarnya dimunculkan hadis-hadis nabi
Muhammad SAWyang tidak jelas ujung pangkalnya atau hadis-hadis yang munkar. Kita
mempelajarinya secara lebih mendalam dalam perjuangan perempuan di zaman Rasulullah,
tidak saja untuk mereka yang beragama Islam akan tetapi relevan sekali bagi semua umat
dari agama manapun. Banyak hadis-hadis yang menunjukkan bahwa pada zaman
Rasulullah SAW perempuan mempunyai peranan dalam segala aspek. Dalam ajaran Islam
tidak ada pembatasan bagi perempuan untuk menjadi pemimpin. Karena masalah ini
adalah urusan dunia “hablumminnaas”, dan siapa saja yang dapat memenuhi syara-syarat
menjadi seorang pemimpin, selain dia mampu, bertanggung jawab serta diterima oleh
masyarakatnya artinya memang terpilih dalam pemilihan umum secara wajar.

Pemberdayaan perempuan dalam hal ini adalah meningkatkan keberdayaan perempuan


merupakan agenda bangsa yang secara keseluruhan menjadi tanggung jawab bersama
pemerintah dan masyarakat. Disamping itu pemberdayaan perempuan perlu dipersiapkan
dan dilaksanakan secara terencana, terarah, terpadu dan berlanjut.
Sebagai pemikiran lebih jauh untuk meningkatkam keberdayaam perempuan yang
sudah diuraikan dapat dikembangkan lebih jauh hal-hal sebagai berikut:
1. Dalam membuat suatu rancangan kegiatan yang tepat untuk meningkatkan potensi dan
kualitas kinerja, maka perlu ada upaya akan kesadaran jender baik individu perempuan
dan laki-laki maupun masayarakat. Kesadaran jender seseorang berarti ia mengetahui,
menghayati dan memiliki keterikatan terhadap potensi, kebutuhan, peluang, hak dan
kewajibannya.
2. Perlu ditelaah bahwa jasa perempuan tidak hanya sebagai seorang Ibu atau istri, tetapi
juga sebagai abdi negara, sebagai anggota masyarakat, sebagai sumberdaya manusia dan
sebagai abdi Tuhan YME. Perempuan adalah aset bangsa, jaman dulu perempuan
berjuang untuk merebut kemerdekaan, maka kini harus berjuang untuk mengisi
kemerdekaan bahkan harus berperan dalam mencerdaskan dan meningkatkan kualitas
bangsa agar dapat sejajar dan dapat bersaing dengan dunia maju dalam era reformasi
globalisasi.
18

3. Kedudukan perempuan dalam masyarakat di Indonesia perlu terus ditingkatkan serta


diarahkan sesuai dengan kodrat, harkat dan martabat perempuan. Untuk itu perempuan
perlu mempertebal kepercayaan dirinya dengan meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, keterampilan dalam menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi maupun agama. Kaum perempuan harus dapat menemukan konsep diri, serta
mengidentifikasikan dirinya, dia mau jadi apa dan mau kemana.
4. Setiap individu memiliki konsep jender yang berbeda. Untuk itu diperlukan suatu
persamaan wawasan tentang konsep jender di setiap individu, baik kaum perempuan
maupun laki-laki. Namun pada kenyataannya diperlukan proses dan waktu untuk
menyamakan visi dan persepsi tentang jender dengan adanya pola kemitraan perempuan
dan laki-laki.
5. Sosial budaya suatu tatanan masyarakat sangat mempengaruhi pola relasi perempuan
dan laki-laki. Sering ada orang menganggap agama dijadikan faktor penghambat
pengembangan konsep jender, sedangkan yang dimaksud sesungguhnya adalah faktor
budaya.
6. Dalam Agama Islam fungsi dan tugas perempuan-laki-laki sudah diatur jelas dalam Al
Quran dan Hadits. Bahkan Nabi Muhammad pernah memberikan contoh dengan
menjahit sendiri pakaian dan sepatunya yang rusak saat istrinya sibuk, yang
menggambarkan bahwa di dalam rumah tangga pembagian tugas seperti memasak,
mencuci dan lainnya. dapat dilakukan kesepakatan.
7. Pola kemitraan perempuan dan laki-laki bukanlah berarti persoalan saling menyaingi
atau saling mendominasi. Justru memiliki makna yang dalam untuk saling mengisi,
saling membantu, saling menghargai dan saling menyayangi, sehingga tercapai
keharmonisan dan keseimbangan dalam rumah tangga.
8. Perempuan khususnya di Indonesia dianggap masih sedikit yang berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan an menikmati hasil pembangunan. Salah satu penyebabnya
adalah faktor budaya, wawasan, dan rasa percaya diri yang masih rendah sehingga
ruang gerak si perempuan itu sendiri menjadi semakin sempit. Disamping kurangnya
penghargaan terhadap pekerjaan perempuan sehari-hari yang selalu sibuk misalnya
mengurus rumah tangga.
9. Peran ganda mengahadapi abad 21 akan semakin meningkat menjadi multiperan, tidak
hanya bagi perempuan tetapi juga bagi laki-laki. Hal ini harus tercermin dari lingkungan
keluarga sebagai inti masyarakat yang menjadi sorotan utama dalam pembentukan
19

generasi yang berkualitas. Oleh karena itu kita harus mempunyai program nyata untuk
menghadapinya.
10. Perempuan dibutuhkan selalu berpartisipasi aktif mengisi pembangunan, maka dia
harus meningkatkan kualitas, baik dalam kemampuan, keterampilan dan pengetahuan.
Disamping itu, perempuan juga harus pandai meningkatkan komunikasi dalam keluarga,
baik terhadap suami, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya. Dengan kata lain
perempuan hendaknya dapat ditingkatkan keberdayaannya, bukan diperdayakan.
11. Jender yang kita harapkan adalah jender yang sesuai dengan harkat dan maetabat
bangsa Indonesia. Bila membicarakan jender, hendaklah lebih dititik beratkan pada
kualitas dan potensi apa yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki, dengan
menghargai kodrat perempuan yaitu menstruasi, mengandung, melahirkan, dan
menyusui. Sehingga pada akhirnya, perempuan merupakan mitra yang harmonis
bersama laki-laki dan saling berkompetisi secara sehat (berfastabiqul khairat).
12. Sering terjadi salah pengertian akan istilah jender. Jender bukanlah berarti
perempuan akan tetapi menyangkut hubungan sosial keduanya baik laki-laki maupun
perempuan. Jender adalah perbedaan konsep tentang kepatutan bagi perempuan dan
laki-laki dalam segala hal yang lebih banyak dipengaruhi oleh adat, tradisi, waktu dan
lingkungan tempat mereka tinggal bahkan tingkat pendidikanpun juga dapat
mempengaruhinya.
13. Agar kesetaraan jender dapat terlaksana dengan benar dan baik sesuai dengan
harkat dan maetabat bangsa, yaitu kesetaraan Jender bangsa Indonesia, tidak ikut-ikutan
Barat. Bisa saja kita adopsi apa yang ada di barat, namun harus diseleksi. Untuk
menyeleksinya hendaklah sesuai dengan ajaran agama, ataupun sesuai dengan falsafah
bangsa Indonesia yaitu Pancasila. Disamping itu agar perempuan tidak selalu terbebani
pekerjaan yang bebar dan waktu kerja yang lebih lama dari laki-laki maka sangat perlu
diatur dan dilaksanakan pembagian tugas atau managemen peran dan fungsi yang sesuai
dengan ajaran agama.

PENUTUP

Isu lingkungan dan isu perempuan serta masalah-masalah yang dihadapi oleh
perempuan dan lingkungan serta berbagai usaha yang telah dilakukan maka dapat kita
identifikasi sebagai berikut:
20

NO MASALAH-MASALAH YANG DIHADAPI ANTARA LAIN OLEH:


PERE MPUAN LINGKUNGAN
1. Semakin banyak masalah Semakin banyak masalah
2. Banyak yang kurang berpendidikan Banyak yang belum diketahui
3. Masih kurang mendapat perhatian Masih kurang mendapat perhatian
4. Terus dieksploitasi Terus dieksploitasi
5. Sering dianggap komoditi atau obyek Memang komoditi, selalu menjadi objek
6. Semakin banyak diperjual belikan Memang di perjual belikan, dicuri
7. Mempunyai beban lebih berat Mempunyai banyak tekanan
8. Mainstream untuk pembangunan nasional Mainstream untuk pembangunan nasional
yang berkelanjutan yang berkelanjutan
9. 12 isue pemberdayaan perempuan 12 isue Pengelolaan Lingkungan
10. Sering dikalahkan dalam pengadilan Sering dikalahkan dalam pengadilan
11. Harus dijaga dan diperhatikan Harus dijaga dan diperhatikan
12. Perempuan tiang negara Lingkungan sumber kekuatan.
13. Mempunyai Menteri Negara Mempunyai Menteri negara

BENARKAH SERUPA NASIB PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN? Mau tahu lebih


jauh, silahkan baca buku dengan judul: Besarnya EKSPLOTASI PEREMPUAN dan
LINGKUNGAN di Indonesia. Siapa Dapat Mengendalikan Penyulutnya? Baru beredar
tanggal 21 April 2009, dalam rangka menyambut hari Kartini.

PUSTAKA

Zoer’aini Djamal Irwan. 2009. Besarnya EKSPLOTASI PEREMPUAN dan


LINGKUNGAN Di Indonesia. Siapa Dapat Mengendalikan Penyulutnya. Elex Media
Komputindo. Jakarta.

You might also like