Professional Documents
Culture Documents
LATAR BELAKANG
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah bagi orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran juga dapat diartikan
sebagai seseorang yang telah mencapai usia tertentu yang tidak memiliki pekerjaan dan
sedang mencari pekerjaan agar memperoleh upah atau keuntungan. Pengangguran dapat
diakibatkan oleh berbagai hal seperti kurangnya lapangan pekerjaan atau sedikitnya
kesempatan untuk mendapatkan sebuah pekerjaan.
Pengangguran umumnya kebanyakan terdapat di Negara yang sedang berkembang
seperti di Indonesia. Pengangguran yang terjadi berlarut-larut dapat menyebabkan
berkurangnya kesejahteraan masyarakat karena tidak adanya penghasilan untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari seperti makan, pakaian dan lain-lain. Tingkat pengangguran yang
terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan politik keamanan sosial sehingga
mengganggu pertumbuhan dan pembangunan ekonomi.
Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan khususnya di
Negara-negara berkembang seperti Indonesia. Negara berkembang sering kali dihadapkan
dengan besarnya angka pengangguran karena sempitnya lapangan pekerjaan dan besarnya
jumlah penduduk. Sempitnya lapangan pekerjaan dikarenakan faktor kelangkaan modal untuk
berinvestasi.masalah pengangguran itu sendiri tidak hanya terjadi di Negara – Negara
berkembang, namun juga dialami oleh Negara-negara maju. Namun masalah pengangguran
di Negara – Negara maju lebih mudah terselesaikan dari pada di Negara-negara berkembang,
karena hanya berkaitan dengan pasang surutnya business cycle dan bukannya karena faktor
kelangkaan investasi, masalah ledakan penduduk ataupun masalah sosial politik di Negara
tersebut.
I.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas, maka dapat diambil beberapa permasalahan yang akan di
bahas pada Bab pembahasas, ialah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimanakah perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun?
1.2.2 Apakah penyebab adanya pengangguran?
1.2.3 Apakah akibat adanya pengangguran?
1.2.4 Apa sajakah jenis dan macam pengangguran tersebut?
1.2.5 Bagaimanakah cara mengatasi pengangguran?
I.3 Tujuan Penulisan
Dari permasalahan diatas, penulis memiliki tujuan yang ingin dicapai yaitu:
1.3.1 untuk mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
1.3.2 untuk mengetahui penyebab adanya pengangguran.
1.3.3 untuk mengetahui akibat adanya pengangguran.
1.3.4 untuk mengetahui jenis dan macam pengangguran tersebut.
1.3.5 untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran.
I.4 Manfaat Penulisan
Ada beberapa manfaat dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.4.1 Dapat mengetahui perkembangan pengangguran dari tahun ke tahun.
1.4.2 Dapat mengetahui tentang penyebab adanya pengangguran.
1.4.3 Dapat mengetahui tentang akibat adanya pengangguran
1.4.4 Dapat mengetahui tentang jenis dan macam pengangguran tersebut
1.4.5 Dapat mengetahui tentang cara mengatasi pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH SOSIOLOGI
“PENGENDALIAN SOSIAL”
Disusun Oleh :
Miftahul Hidayat
Dengan Rahmat Allah SWT puja dan puji syukur atas terselesainya makalah yang
kami beri judul “Pengendalian Sosial”.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna dan harus disempurnakan
lagi, maka penulis berharap kepada pembaca umumnya untuk memberikan saran dan kritik
maupun petunjuk dari pembaca kami terima dengan tangan terbuka.
Dan hanya kepada Allahlah kita harus memohon petunjuk karena Dialah yang
mencukupi akal dan pikiran serta daya dan upaya untuk membentuk makalah ini. Akhirnya
penulis hanya berharap banyak agar makalah ini bisa bermanfaat untuk umat Islam dan
pembaca umumnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB IV PENUTUP.................................................................................................5
4.1 Kesimpulan .........................................................................................5
4.2 Saran ...................................................................................................5
BAB I
PENDAHULUAN
1. Apakah setiap pengendalian sosial harus memaksa warga masyarakat untuk mematuhinya ?
2. Bagaimana cara pengendalian sosial dalam lingkungan sekolah ?
3. Apakah akibat tidak berfungsinya lembaga pengendalian sosial dalam lingkup sekolah ?
4. Apakah yang dapat dilakukan untuk mengatasi penyimpangan sosial dalam lingkup
masyarakat ?
5. Apakah dampak sosial yang sempurna di lingkungan masyarakat ?
6. Apakah dalam melakukan pengendalian sosial kita hanya bisa mencontoh sang pelanggar /
pelaku penyimpangan sosial ?
7. Apakah dampak jika pelaku penyimpangan sosial tidak merespon /tidak jera dengan adanya
pengendalian sosial yang dilakukan terhadapnya ?
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
1. Pada dasarnya pengendalian sosial tidak diharuskan memaksa setiap warga masyarakat untuk
mematuhinya, namun apabila kita telah berupaya mengajak warga masyarakat agar tidak
berperilaku menyimpang serta membimbing adanya penyimpangan-penyimpangan yang
dilakukan warga, kita bisa memaksa agar ketertiban dalam bermasyarakat dapat terpelihara
dan menciptakan serta menegakkan sistem hukum di negara indonesia.
2. Upaya pengendalian sosial dalam lingkungan sekolah bisa dilakukan dengan cara
memberlakukan aturan-aturan yang ketat dalam lingkup sekolah tersebut, pihak sekolah juga
diupayakan untuk berunding dan membuat kesepakatan akan pelanggaran atau
penyimpangan-penyimpangan yang dilakukan oleh siswa tersebut agar tidak dilakukan
kembali di kemudian hari.
3. Dalam berbagai kegiatan di lingkup masyarakat maupun sekolah tentunya ada dapak negatif
dan positif, termasuk jika lembaga pengendalian sosial dalam lingkungan sekolah tidak
berfungsi pasti berakibat buruk bagi siswa, bisa jadi siswa yang telah melakukan pelanggaran
atau penyimpangan sosial dalam lingkup sekolah tersebut menjadi liar, mengulangi kesalahan
yang telah dia lakukan, serta mendapat cemooh dari kalangna masyarakat, dengan demikian
nama baik sekolah tersebut pun akan menjadi bahan pembicaraan masyarakat sekitar.
4. Pada dasarnya setiap manusia pasti pernah melakukan kegiatan yang menyimpang, namun
tidak semua manusia melakukan penyimpangan-penyimpangan tersebut lekas sadar dan jera,
kita bisa memberikan mereka contoh yang baik agar mereka mengikuti kita, kita juga bisa
memberi teguran, tekanan baik paksaan, ancaman, maupun hukuman secara langsung seperti
pengucilan, cemooh atau ejekan serta kritik-kritik yang dirasa cukup membuat mereka
(pelaku penyimpangan sosial tersebut menjadi malu sehingga tidak mengulangi perbuatannya
lagi.
5. Kerap kali kita jumpai beberapa warga masyarakat maupun lembaga pengendalian sosial
berupaya untuk mewujudkan pengendalian sosial dengan tujuan agar terjalin hubungan
bermasyarakat yang harmonis dan aman, namun pelaku penyimpangan sosial tetap marak
dalam kalangan masyarakat, itu menjadi dampak langsung pengendalian sosial dalam
kalangan masyarakat belum terwujud secara sempurna, sang pelaku penyimpangan sosial
tidak jera dan mengulangi kesalahan-kesalahan yang menyimpang tersebut dalam lingkungan
masyarakat.
6. Dalam lingkup masyarakat tentunya kita sering melihat berbagai penyimpangan-
penyimpangan yang berdampak buruk bagi mereka (sang pelaku) juga terhadap kita yang
mungkin kurang memperhatikan mereka dan penduli pada mereka, warga masyarakat lebih
sering mencemooh atau memberikan ejekan-ejekan yang belum tentu direspon oleh sang
pelaku, sebenarnya itu ejekan-ejekan yang diberikan itu tidak cukup untuk membuat pelaku
penyimpangan tidak sadar, kita juga harus memberi mereka pengertian, kita bisa
mengingatkan, memberi contoh yang baik, maupun hukuman-hukuman yang men
7. Dalam melakukan pengendalian sosial untuk mengatasi penyimpangan sosial kita bisa
melakukan dengan cara memberi teguran, menekan, baik memaksa, mengancam atau
menakut-nakuti pelanggar tersebut agar tidak mengulangi perbuatannya, namun jika semua
itu telah kita lakukan tetapi penyimpangan sosial tidak jera, masyarakat bisa melaporkan
kepada pihak yang berwajib agar bisa dilakukan hukuman secara langsung diberi sanksi, kita
juga bisa mengucilkan pelaku jika pelanggaran yang dilakukan dirasa cukup meresahkan,
tidak hanya di dunia, namun di akhiratpun pasti sang pelaku akan mendapat timbal balik atas
perbuatan yang telah dilakukannya.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Dari uraian di atas, dapat di simpulkan bahwa pengendalian social sangat penting
dalam kehidupan bermasyarakat karena akan mengurangi terjadinya perilaku-perilaku yang
menyimpang.jika pengendalian social tidak di terapkan, maka akan mudah terjadi
penyipangan-pemyimpangan dalam pelaksanaan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku di
masyarakat.
4.2 Saran
Dengan adanya pengendalian sosial yang dilaksanakan dalam kehidupan sosial
masyarakat. Diharapkan agar individu-individu dapat berprilaku sesuai dangan nilai dan
norma sosial yang berlaku dimasyarakat. Dengan ini kehidupan sosial masyarakat yang
tenang, aman, dan teratur dapat terwujud.
Makalah Pengendalian Sosial
KATA PENGANTAR
Puji syukur yang ingin penulis ucapkan atas ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat rahmat-Nyalah makalah ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Dalam makalah ini, kami membahas mengenai “Pengendalian Sosial”, suatu
permasalahan yang selalu dialami oleh remaja Indonesia yang ikut-ikutan dan terpengaruh
terhadap budaya luar mulai dari segi bicara dan pakaian.
Kami menyadari bahwa sebagai manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan
kekurangan. Maka dari itu, Penulis juga sangat mengaharapkan kritik dan saran dari teman-
teman sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah
selanjutnya.
PENDAHULUAN
Pengendalian sosial adalah suatu mekanisme untuk mencegah penyimpangan sosial serta
mengajak dan mengarahkan masyarakat untuk berperilaku dan bersikap sesuai norma dan nilai
yang berlaku. Dengan adanya pengendalian sosial yang baik diharapkan mampu meluruskan
anggota masyarakat yang berperilaku menyimpang/membangkang.
Telah dijelaskan bahwa pengendalian sosial terjadi karena adanya perilaku yang menyimpang.
Jadi, pengendalian sosial sangat berperan penting bagi kehidupan kita masing-masing. Oleh
karena itu, pengendalian sosial pun memiliki fungsi dan tujuan. Sebagai pelajar ataupun
masyarakat publik juga dapat memahami ciri-ciri pengendalian sosial,macam-macam,bentuk-
bentuk, serta lembaga pengendalian sosial.
Jika tak ada penerapan pengendalian sosial bagi pelajar maupun masyarakat publik tentunya
negara kita cenderung drastis meningkatkan perilaku yang menyimpang yang bersifat negatif.
Dari sisi negatif tersebut itulah yang akan membuat generasi penerus banga rusak atau tidak
stabil karena perilaku yang menyimpang tersebut. Jadi kita harus memahami pengendalian
sosial.
Karena adanya perilaku yang menyimpang, maka kami harus memberikan solusi untuk
mengontrol sosial teman-teman disini. Untuk lebih jelasnya akan kami bahas di BAB
Pembahasan berikutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Rober M. Z. Lawang :
Pengendalian sosial adalah semua cara yang dipergunakan suatu masyarakat untuk
mengembalikan si penyimpang pada garis yang normal atau yang sebenarnya.
Joseph S. Roucek :
Pengendalian sosial adalah segala proses, baik yang direncanakan maupun tidak direncanakan
yang bersifat mendidik, mengajak, atau bahkan memaksa warga masyarakat agar mematuhi
kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang berlaku.
Karel J. Veeger :
Pengendalian sosial adalah kelanjutan dari proses sosialisasi dan berhubungan dengan cara-
cara dan metode-metode yang digunakan untuk mendorong seseorang agar berperilaku selaras
dengan kehendak kelompok atau masyarakat.
Peter L. Berger ;
Pengendalian sosial adalah berbagai cara yang digunakan masyarakat untuk menertibkan
anggotanya yang membangkang.
Bruce J. Cohen :
Pengendalian sosial adalah cara-cara atau metode yang digunakan untuk mendorong seseorang
agar berperilaku selaras dengan kehendak kelompok atau masyarakat luas.
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengendalian sosial adalah proses
yang digunakan oleh seseorang atau kelompok untuk memengaruhi, mengajak, bahkan
memaksa individu atau masyarakat agar berperilaku sesuai dengan norma dan nilai-nilai yang
berlaku di masyarakat, sehingga tercipta ketertiban di masyarakat. Pengertian Pengendalian.
Singkatnya,
Berdasarkan Waktu :
Pengendalian Preventif
Pengendalian sosial preventif adalah pengendalian sosial yang dilakukan sebelum terjadinya
penyimpangan perilaku, misalnya dapat berbentuk nasihat, anjuran dan lain-lain.
Pengendalian Represif
Pengendalian sosial represif adalah pengendalian sosial yang dilakukan setelah terjadinya
pelanggaran atau penyimpangan perilaku. Misalnya, dapat berbentuk teguran, peringatan lisan
dan tertulis, sanksi administrasi, denda, dan bahkan hukuman mati.
Pengendalian Kuratif
Pengendalian sosial bersifat kuratif adalah pengendalian sosial yang dilakukan pada saat terjadi
penyimpangan sosial. Contohnya, seorang guru menegur dan menasihati siswanya karena
ketahuan menyontek pada saat ulangan. Bertujuan untuk memberi penyadaran kepada perilaku
dan memberi efek jera.
Berdasarkan Cara :
Cara Persuasif
Cara persuasif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakukan dengan menekankan
pada tindakan yang sifatnya mengajak atau membimbing warga masyarakat agar bersedia
bertindak sesuai dengan norma yang berlaku. Cara persuasif cenderung menekankan pada
upaya penyadaran msyarakat. Contoh, sejumlah artis membagikan bunga sebagai ajakan untuk
mewujudkan perdamaian ; seorang guru Bimbingan dan Penyuluhan ( BP ) menegur dan
menasihati seorang siswa yang tertangkap basah merokok di sekolah.
Cara Koersif
Cara koersif merupakan upaya pengendalian sosial yang dilakuan dengan menekankan pada
tindakan yang sifatnya memaksa warga masyarakat agar bersedia bertindak sesuai dengan
norma yang berlaku. Cara koersif cenderung menekankan pada berbagai upaya pemaksaan
masyarakat. Upaya ini semestinya digunakan seminimal mungkin, yaitu bila upaya persuasif
tidak memberikan hasil. Contoh, petugas ketertiban kota memerintahkan dengan pengeras
suara agar semua PKL tidak berdagang di tempat yang dilarang ( tekanan), namun kemudian
petugas ketetiban kota mengangkut lapak yang digunakan para pedagang kaki lima yang
berdagang di tempat – tempat terlarang. Hal itu dilakukan karena peringatan yang telah
diberikan beberapa kali tidak di indahkan.
Berdasarkan Sifat :
Pengendalian sosial kuartif adalah pengendalian sosial dalam bentuk pembinaan atau
penyembuhan terhadap berbagai macam bentuk perilaku yang menyimpang, misalnya
penyembuhan kepada eks pemakai narkoba.
Gosip
Teguran
Teguran biasanya dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang terhadap seseorang atau
sekelompok orang yang dianggap melanggar etika dan/atau mengganggu kenyamanan warga
masyarakat. Teguran merupakan kritik sosial yang dilakukan secara langsung dan terbuka
sehingga yang bersangkutan segera menyadari kekeliruan yang telah diperbuat. Di dalam
tradisi masyarakat kita teguran merupakan suatu hal yang tidak aneh lagi. Misalnya teguran
terhadap sekelompok pemuda yang begadang sampai larut malam sambil membuat kegaduhan
yang mengganggu ketentraman warga yang sedang tidur, teguran yang dilakukan oleh guru
kepada pelajar yang sering meninggalkan pelajaran, dan lain sebagainya.
Sanksi/Hukuman
Pada dasarnya sanksi atau hukuman merupakan imbalan yang bersifat negatif yang diberikan
kepada seseorang atau sekelompok orang yang dianggap telah melakukan perilaku
menyimpang. Misalnya pemecatan yang dilakukan terhadap polisi yang terbukti telah
mengkonsumsi dan mengedarkan narkoba, dan lain sebagainya. Adapun manfaat dari sanksi
atau hukuman antara lain adalah: (1) untuk menyadarkan seseorang atau sekelompok orang
terhadap penyimpangan yang telah dilakukan sehingga tidak akan mengulanginya lagi, dan (2)
sebagai peringatan kepada warga masyarakat lain agar tidak melakukan penyimpangan.
Pendidikan
Pendidikan merupakan usaha sadar yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang
untuk mempengaruhi seseorang atau sekelompok orang agar mencapai taraf kedewasaan.
Melalui pendidikanlah seseorang mengetahui, memahami, dan sekaligus mempraktekkan
sistem nilai dan sistem norma yang berlaku di tengah-tengah masyarakat.
Agama
Agama mengajarkan kepada seluruh umat manusia untuk menjaga hubungan baik antara
manusia dengan sesama manusia, antara manusia dengan makhluk lain, dan antara manusia
dengan Tuhan Yang Maha Esa. Hubungan yang baik dapat dibina dengan cara menjalankan
segala perintah Tuhan dan sekaligus menjauhi segala larangan-Nya. Melalui agama ditanamkan
keyakinan bahwa melaksanakan perintah Tuhan merupakan perbuatan baik yang akan
mendatangkan pahala. Sebaliknya, melanggar larangan Tuhan merupakan perbuatan dosa yang
akan mendatangkan siksa. Dengan keyakinan seperti ini, maka agama memegang peranan yang
sangat penting dalam mengontrol perilaku kehidupan manusia.
a. Lembaga Kepolisian
Polisi merupakan aparat keamanan dan ketertiban masyarakat yang ada dalam hal ini bertugas
pelindung terhadap ketertiban masyarakat.
b. Lembaga Kejaksaan
Lembaga kejaksaan pada hakikatnya merupakan lembaga formal yang bertugas sebagai
penuntut umum yaitu pihak yang melakukan peuntutan terhadap mereka-mereka yang
melakukan pelanggaran hukum berdasarkan tertib hukum yang berlaku.
c. Lembaga Pengadilan
Lembaga Pengadilan pada hakikatnya juga merupakan lembaga pengadilan sosial formal yang
bertugas untuk memeriksa kembali hasil penyidikan dan BAP dari kepolisian serta
menindaklanjuti tuntutan dari kejaksaan terhadap kasus pelanggaran itu sendiri.
d. Lembaga KPK
KPK merupakan lembaga yang dibentuk untuk memberantas para korupsi di tanah air.
e. Lembaga Adat
Penyimpangan perilaku diselesaikan berdasarkan aturan hukum adat yang berlaku di bawah
penyelanggaran tokoh-tokoh adat setempat.
f. Tokoh-Tokoh Masyarakat
Tokoh-tokoh masyarakat ini merupakan panutan sekaligus pengendali yang dipatuhi oleh
warga masyarakat yang lain. Usaha warga masyarakat untuk memberikan opini dan penekanan
terhadap pihak-pihak yang dianggap melanggar ketentuan perundang yang berlaku baik yang
disampaikan secara langsung maupun tidak langsung disebut kontrol sosial.
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Setelah kami merangkum hasil diskusi, perlu kita ketahui bahwa pengendalian sosial itu memang
berperan penting bagi penerus bangsa agar negara kita dapat menjadi negara maju. Dan kita juga telah
memahami apa itu pengendalian sosial baik itu menurut para ahli maupun secara umum, ciri-ciri
pengendalian sosial, tujuan / fungsi pengendalian sosial, macam-mcam pengendalian sosial, bentuk
bentuk pengendalian sosial serta lembaga pengendalian sosial.
Sudarmi, Sri. 2009. Sosiologi 1 Kelas X SMA/ MA. Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen
Pendidikan Nasional.
http://belajarpsikologi.com/pengendalian-sosial/
http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_sosial
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Rumusan Masalah
1.3. Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Pengangguran
2.2. Macam - Macam Pengangguran
2.2.1. Berdasarkan Jam Kerja
2.2.2. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
2.3. Berdasarkan Penyebab Terjadinya
2.4. Tingkat Pengangguran Di Indonesia
2.5. Cara Mengatasi Pengangguran
2.6. Dampak Pengangguran Terhadap Ekonomi Masyarakat
2.7. Gerakan Nasional Penanggulangan Pengangguran (GNPP)
2.8. Kebijakan Pemerintah dalam Mengatasi Pengangguran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para
pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu
menyerapnya. Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian
karena dengan adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakat
akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah -
masalah sosial lainnya.
Ada tiga asumsi yang menjadi harapan untuk menurunkan pengangguran dan
setengah pengangguran. Pertama, pertumbuhan tenaga kerja rata-rata pertahun
dapat ditekan dari 2,0 persen pada periode 2000-2005 menjadi 1,7 persen pada
periode 2005-2009. Demikian juga pertumbuhan angkatan kerja, dapat ditekan
menjadi 1,9 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang
mencapai 2,4 persen. Kedua, dapat ditingkatkannya pertumbuhan ekonomi menjadi
6,0 persen pada periode 2005-2009 dari periode sebelumnya yang hanya mencapai
4,1 persen. Ketiga, transformasi sektor informal ke sektor formal dapat dipercepat
baik di daerah perkotaan maupun pedesaan terutama di sektor pertanian,
perdagangan, jasa dan industri.
2. Pendapatan Negara
Orang yang bekerja mendapatkan balas jasa berupa upah/gaji, Upah/gaji tersebut
sebelum sampai di tangan penerima dipotong pajak penghasilan terlebih dahulu.
Pajak ini merupakan salah satu sumber pendapatan negara sehingga bila tidak
banyak orang yang bekerja maka pendapatan negara dari pemasukan pajak
penghasilan cenderung berkurang.
3. Beban Psikologis
Semakin lama seseorang menganggur semakin besar beban psikologis yang
ditanggungnya. Orang yang memiliki pekerjaan berarti ia memiliki status sosial di
tengah-tengah masyarakat. Seseorang yang tidak memiliki pekerjaan dalam jangka
waktu lama akan merasa rendah diri ( minder ) karena statusnya yang tidak jelas.
c). Segera membangun lembaga sosial yang dapat menjamin kehidupan penganggur.
Seperti PT Jaminan Sosial Tenaga Kerja (PT Jamsostek) Dengan membangun
lembaga itu, setiap penganggur di Indonesia akan terdata dengan baik dan
mendapat perhatian khusus. Secara teknis dan rinci.
f). Melakukan program sinergi antar BUMN atau BUMS yang memiliki keterkaitan
usaha atau hasil produksi akan saling mengisi kebutuhan. Dengan sinergi tersebut
maka kegiatan proses produksi akan menjadi lebih efisien dan murah karena
pengadaan bahan baku bisa dilakukan secara bersama - sama. Contoh, PT
Krakatau Steel dapat bersinergi dengan PT. PAL Indonsia untuk memasok
kebutuhan bahan baku berupa pelat baja.
h). Menyeleksi Tenaga Kerja Indonesia ( TKI ) yang akan dikirim ke luar negeri. Perlu
seleksi secara ketat terhadap pengiriman TKI ke luar negeri.Sebaiknya diupayakan
tenaga-tenaga terampil.Hal itu dapat dilakukan dan diprakarsai oleh Pemerintah
Pusat dan Daerah.
i). Segera harus disempurnakan kurikulum dan sistem pendidikan nasional ( Sisdiknas
). Sistem pendidikan dan kurikulum sangat menentukan kualitas pendidikan yang
berorientasi kompetensi.Karena sebagian besar para penganggur adalah para
lulusan perguruan tinggi yang tidak siap menghadapi dunia kerja.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja
sama sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu,
atau seseorang yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja
yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja.Juga kompetensi pencari kerja
tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar
kerja bagi para pencari kerja. Setiap penganggur diupayakan memiliki pekerjaan
yang banyak bagi kemanusiaan artinya produktif dan remuneratif sesuai Pasal 27
Ayat 2 UUD 1945 dengan partisipasi semua masyarakat Indonesia. Lebih tegas lagi
jadikan penanggulangan pengangguran menjadi komitmen nasional.
3.2. Saran
Untuk mengurangi tingkat pengangguran, maka harus ada peran pemerintah.
Pemerintah harus bisa mengeluarkan kebijakan yang bisa terciptanya lapangan
pekerjaan, serta menjalankan kebijakan yang konsisten tersebut dengan sungguh -
sungguh sampai terlihat hasil yang maksimal. Pemerintah memberikan penyuluhan,
pembinaan dan pelatihan kerja kepada masyarakat untuk bisa menciptakan
lapangan pekerjaan sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya masing-
masing untuk mengembangkan kompetensi kerja guna meningkatkan kemampuan,
produktifitas dan kesejahteraan. Selain dari pemerintah, masyarakat juga harus ikut
berpartisipasi dalam upaya pengurangan jumlah pengangguran yang terjadi di
Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://zenaoke.wordpress.com/2012/04/17/makalah-pengangguran/
www.anneahira.com/pengertian-pengangguran.html
Http://agungbudiblog.blogspot.com/arti-definisi-dan-pengertian.html
Http: //ekonomi-indonesia-bisnis.infogue.com
www.serbaseru.com/pengangguran-pengertian-jenis-macam.html
PENGANGGURAN
Makalah ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Mandiri Mata Kuliah: Perekonomian
Indonesia
Dosen Pengampu: Hermanita, MM
Disusun Oleh :
JURUSAN : Syari’ah
PRODI : Ekonomi Syari’ah
Kelas F
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI’AH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
JURAI SIWO METRO
2014/2015
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Tuhan Yang Masa Esa yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat pada
waktunya. Makalah ini sebagai salah satu tugas mandiri Matakuliah Perekonomian Indonesia
yang berjudul “Pengangguran”.
Judul ini dipilih karena penulis tertarik dengan masalah pengangguran di Indonesia.
Banyak pengangguran tersebar di Indonesia dan sulit untuk mencari pekerjaan.
Penulis menyadari banyak kekurangan dalam penulisan makalah ini, hal itu dikarenakan
kemampuan penulis yang terbatas. Namun, berkat bantuan dan dorongan dari berbagai pihak
akhirnya pembuatan makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Dan penulis tak
lupa mengucapkan terimakasih kepada pihak yang telah membantu.
Penulis berharap dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
sendiri dan para pembaca umumnya serta semoga dapat menjadi bahan pertimbangan untuk
mengembangkan dan meningkatkan prestasi di masa yang akan datang.
Wassalamualaikum warohmatullahi wabarokatuh
Metro, 22 Desember 2014
penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................
A. Latar Belakang Masalah ..............................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan..........................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN .............................................................................
A. Pengertian Pengangguran ............................................................................
B. Macam-macam Pengangguran ....................................................................
C. Penyebab Terjadinya Pengangguran ...........................................................
D. Tingkat Pengangguran di Indonesia ............................................................
E. Dampak yang Diakibatkan Dari Pengangguran ..........................................
F. Cara Mengatasi Pengagguran ......................................................................
G. Pengaruh Inflasi Terhadap Pengangguran ...................................................
BAB III PENUTUP .....................................................................................
A. Kesimpulan ..................................................................................................
B. Saran ............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Salah satu permasalahan pokok perekonomian Indonesia adalah masalah
pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah - masalah sosial politik yang juga semakin
meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang cukup besar, arus migrasi yang terus
mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang berkepanjangan sampai saat ini, membuat
permasalahan tenaga kerja menjadi sangat besar dan kompleks.
Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan kerja yang
tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari kerja tidak sesuai
dengan pasar kerja. Selain itu juga kurang efektifnya informasi pasar kerja bagi para pencari
kerja.
Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan hubungan
kerja, yang disebabkan antara lain: perusahaan yang menutup / mengurangi bidang usahanya
akibat krisis ekonomi atau keamanan yang kurang kondusif, peraturan yang menghambat
inventasi, hambatan dalam proses ekspor impor, dan lain - lain.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengangguran ?
2. Apa saja macam-macam dari pengangguran ?
3. Apa penyebab terjadinya pengangguran ?
4. Bagaimana tingkat pengangguran di Indonesia ?
5. Apa dampak yang diakibatkan dari pengangguran ?
6. Bagaimana cara mengatasi pengangguran ?
7. Apa pengaruh inflasi terhadap pengangguran ?
C. Tujuan
a. Untuk mengetahui arti dari pengangguran.
b. Untuk mengetahui macam - macam dari pengangguran.
c. Untuk mengetahui penyebab dari pengangguran.
d. Untuk mengetahui tingkat pengangguran di Indonesia.
e. Untuk mengetahui dampak yang diakibatkan pengangguran
f. Untuk mengetahui cara mengatasi pengangguran
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengangguran
Tiap negara dapat memberikan definisi yang berbeda mengenai definisi
pengangguran. Nanga ( 2005 : 249 ) mendefinisikan pengangguran adalah suatu keadaan di
mana seseorang yang tergolong dalam kategori angkatan kerja tidak memiliki pekerjaan dan
secara aktif tidak sedang mencari pekerjaan. Dalam sensus penduduk 2001 mendefinisikan
pengangguran sebagai orang yang tidak bekerja sama sekali atau bekerja kurang dari dua hari
selama seminggu sebelum pencacahan dan berusaha memperoleh pekerjaan ( BPS, 2001 : 8 ).
Menurut Sudono Sukirno pengangguran adalah jumlah tenaga kerja dalam
perekonomian yang secara aktif mencari pekerjaan tetapi belum memperolehnya. Selanjutnya
International Labor Organization ( ILO ) memberikan definisi pengangguran yaitu :
Pengangguran terbuka adalah seseorang yang termasuk kelompok penduduk usia kerja yang
selama periode tertentu tidak bekerja, dan bersedia menerima pekerjaan, serta sedang mencari
pekerjaan.
Setengah pengangguran terpaksa adalah seseorang yang bekerja sebagai buruh karyawan dan
pekerja mandiri ( berusaha sendiri ) yang selama periode tertentu secara terpaksa bekerja
kurang dari jam kerja normal, yang masih mencari pekerjaan lain atau masih bersedia
mencari pekerjaan lain / tambahan ( BPS, 2001: 4 ).
Sedangkan menurut Survei Angkatan Kerja Nasional ( SAKERNAS ) menyatakan
bahwa :
Setengah pengangguran terpaksa adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah pengangguran sukarela adalah orang yang bekerja kurang dari 35 jam per minggu
namun tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain ( BPS, 2000: 14
).
Pengangguran atau tuna karya adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama
sekali, sedang mencari kerja, bekerja kurang dari dua hari selama seminggu, atau seseorang
yang sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak. Pengangguran umumnya
disebabkan karena jumlah angkatan kerja atau para pencari kerja tidak sebanding dengan
jumlah lapangan kerja yang ada yang mampu menyerapnya. Pengangguran seringkali
menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan adanya pengangguran, produktivitas
dan pendapatan masyarakat akan berkurang sehingga dapat menyebabkan timbulnya
kemiskinan dan masalah - masalah sosial lainnya.
Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah
pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen. Ketiadaan
pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran konsumsinya yang
menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan kesejahteraan. Pengangguran yang
berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek psikologis yang buruk terhadap penganggur
dan keluarganya. Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan
kekacauan politik keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi. Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan pendapatan per
kapita suatu negara. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia, dikenal istilah
“pengangguran terselubung” di mana pekerjaan yang semestinya bisa dilakukan dengan
tenaga kerja sedikit, dilakukan oleh lebih banyak orang.
Dari definisi-definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa pengangguran adalah
penduduk yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan atau menyiapkan suatu usaha
baru.
B. Macam-Macam Pengangguran
Ada beberapa macam pengangguran yang digolongkan berdasarkan lama waktu dan
penyebab terjadinya, antara lain:
1. Macam Pengangguran Berdasarkan Lama Waktu Kerja
a. Pengangguran terbuka ( open unemployment ), yakni tenaga kerja yang benar-benar tidak
memiliki pekerjaan (sama sekali tidak bekerja). Pengangguran ini terjadi karena tidak adanya
lapangan pekerjaan atau karena ketidak sesuaian lapangan kerja dengan latar belakang
pendidikan dan keahlian tenaga kerja.
b. Setengah menganggur ( under unemployment ), yakni tenaga kerja yang bekerja, tetapi bila di
ukur dari sudut jam kerja, pendapatan, produktivitas dan jenis pekerjaan tidak optimal.
c. Pengangguran terselubung (disguised unemployment) yakni tenaga kerja yang bekerja tapi
tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan atau keahliannya. Misalnya, seorang lulusan
S1 pertanian bekerja sebagai tenaga pembukuan, atau seorang insinyur teknik, bekerja
sebagai pelayan restoran.
2. Pengaruh Musim
Perubahan musim terjadi bukan hanya disektor pertanian saja. Tetapi sektor terjadi juga
pada sektor lain. Pada liburan dan tahun baru, misalnya suasana sektor jasa tansportasi dan
pariwisata menjadi sangat sibuk dibanding dengan hari-hari biasa. Begitu pula hari
menjelang, sedang dan bulan suci Ramadhan, nampak permintaan antara barang dan jasa
meningkat dan selanjutnya akan membawa dampak otomatis terhadap permintaan tenaga
kerja disektor yang bersangkutan.
3. Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya waktu dan
tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang lengkap tentang
lowongan kerja. Sehingga mereka kehilangan kesempatan untuk mendapat lowongan
pekerjaan tersebut. Pilihannya adalah tidak bekerja. Karena kondisi sudah tidak kondusif lagi.
6. Diskriminasi
Diskriminasi bukan hanya pada warna kulis saja, tetapi pada tingkat pendidikan,
ekonomi, hukum, agama dan lainnya. Misalnya bila pendidikan dan pengembangan SDM
tidak diberikan seluas-luasnya kepada publik, dampak selanjutnya adalah terpuruknya sumber
SDM. Dan dalam jangka panjang kesempatan akan sulit diraih oleh tenaga kerja.
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas maka dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Pengangguran adalah seorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin mendapat pekerjaan
tetapi belum dapat memperolehnya.
2. Pengangguran menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran
masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro ekonomi yang
paling utama.
3. Pengangguran di sebabkan oleh besarnya angkatan kerja tidak seimbang dengan
kesempatan kerja, struktur lapangan kerja tidak seimbang, kebutuhan jumlah dan jenis tenaga
terdidik dan penyediaan tenaga terdidik tidak seimbang, meningkatnya peranan dan aspirasi
angkatan kerja wanita salam seluruh struktur angkatan kerja Indonesia, penyediaan dan
pemanfaatan tenaga kerja antar daerah tidak seimbang.
B. Saran
Dari kesimpulan diatas maka saya dapat menyarankan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan mobilitas modal dan tenaga kerja
2. Segera memindahkan kelebihan tenaga kerja dari tempat dan sektor yang kelebihan ke
tempat dan sektor ekonomi yang kekurangan.
3. Mengadakan pelatihan tenaga kerja untuk mengisi formasi kesempatan (lowongan) kerja
yang kosong.
4. Segera mendirikan industri padat karya di wilayah yang mengalami pengangguran.
DAFTAR PUSTAKA
Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke Twitter Berbagi ke Facebook