You are on page 1of 10

Halaman | 33

Faktor Penyebab Kematian Bayi Di Kabupaten Sidoarjo


Arinta Kusuma Wandira dan Rachmah Indawati
Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM UNAIR
Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga
Jl. Mulyorejo Kampus C Unair Surabaya 60115

Alamat korespondensi :
Arinta Kusuma Wandira
E-mail: arinta11@yahoo.com

ABSTRACT

The infant mortality rate is one important indicator in determining the level of
health and is used as an indicator of the success of health development in Indonesia.
This study aims to analyze the causes of infant mortality in the district of Sidoarjo.
This study was observational research with cross sectional design. Sample of 23
mothers of infants who die are scattered in four health centers in Sidoarjo district. The
data obtained and analyzed descriptively with quantitative and qualitative approach
based on the perception of the mother.
The results showed most of the prematurely born infant deaths that accompanied
the mother factor. Knowledge of mothers about the pregnancy was still low, long
distances at delivery, and limited transportation.
Conclusions obtained were the causes of infant mortality by maternal perception of
preterm birth was the most deaths accompanied by maternal factors, there was a
relationship between characteristics of mothers with health services, long distance and
transport during labor was limited. Proposed research was provided counseling,
provision of educational media on pregnancy and the need for transportation in each
village to health care.

Keywords: maternal demographic characteristics, mother’s condition, baby's condition,


providers of health care, infant mortality

PENDAHULUAN
AKB merupakan salah satu MDG’s tahun 2015. Penurunan AKB
indikator keberhasilan pembangunan mengindikasikan peningkatan derajat
kesehatan yang telah dicanangkan kesehatan masyarakat sebagai salah
dalam Sistem Kesehatan Nasional dan satu wujud keberhasilan pembangunan
bahkan dipakai sebagai indikator di bidang kesehatan.
sentral keberhasilan pembangunan Dari laporan rutin tahun 2010 di
kesehatan di Indonesia (Bachroen, Jawa Timur yang terdapat dalam
1988). publikasi profil kesehatan Provinsi
Berdasarkan data BPS, AKB Jawa Jatim (2010), terjadi 5.533 kematian
Timur tahun 2005-2010 turun dari bayi dari 589.482 kelahiran hidup.
36,65 (tahun 2005) menjadi 29,99 per Kabupaten Sidoarjo merupakan
1.000 kelahiran hidup (tahun 2010). penyumbang terbesar ketiga dalam
Angka tersebut masih jauh dari target

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 34

kematian bayi di Jawa Timur dengan METODE PENELITIAN


jumlah 249 bayi. Jenis penelitian ini termasuk dalam
Dari sisi penyebabnya, kematian observasional (Supriyanto, 2003).
bayi ada dua macam yaitu endogen dan Ditinjau dari segi waktu, penelitian ini
eksogen. Kematian bayi endogen atau bersifat cross sectional, karena hanya
kematian neonatal disebabkan oleh dilakukan dalam satu waktu.
faktor-faktor yang dibawa anak sejak Penelitian dilakukan di Kecamatan
lahir, yang diperoleh dari orang tuanya Sukodono, Kecamatan Candi,
pada saat konsepsi (Sudariyanto, 2011). Kecamatan Sekardangan, dan
Menurut Mochtar (1998), kematian Kecamatan Tanggulangin. Dimana
bayi yang disebabkan dari kondisi responden dalam penelitian tersebut
bayinya sendiri yaitu BBLR, bayi masih menetap di Kabupaten Sidoarjo.
prematur, dan kelainan kongenital. Populasinya dalam penelitian ini
Pendapat Saifudin (1992), kematian adalah semua ibu yang memiliki bayi
bayi yang dibawa oleh bayi sejak lahir meninggal di Kabupaten Sidoarjo.
adalah asfiksia. Sedangkan kematian Sampel dalam penelitian ini adalah ibu
bayi eksogen atau kematian post- yang memiliki bayi meninggal yang
neonatal disebabkan oleh faktor-faktor ada di puskesmas dengan besar sampel
yang bertalian dengan pengaruh sebanyak 23 ibu yang memiliki bayi
lingkungan luar (Sudariyanto, 2011). yang meninggal. Variabel dan Definisi
Kematian bayi dapat pula Operasional penelitian ini adalah:
diakibatkan dari kurangnya kesadaran a. Kematian bayi adalah seseorang
akan kesehatan ibu. Banyak faktor yang meninggal pada saat umur
yang mempengaruhinya, diantaranya, kurang dari 1 tahun.
Ibu jarang memeriksakan b. Umur saat hamil adalah umur
kandungannya kebidan; hamil diusia responden pada saat hamil bayi yang
muda; jarak yang terlalu sempit; hamil meninggal yang diukur dalam satuan
diusia tua; kurangnya asupan gizi bagi tahun.
ibu dan bayinya; makanan yang c. Paritas adalah jumlah anak yang
dikonsumsi ibu tidak bersih; fasilitas telah dilahirkan oleh ibu dalam
sanitasi dan higienitas yang tidak satuan anak.
memadai, (Fauziyah, 2011). d. Jarak kelahiran adalah jarak
Disamping itu, kondisi ibu saat kelahiran antara anak yang
hamil yang tidak bagus dan sehat, juga meninggal dengan anak sebelumnya
dapat berakibat pada kandungannya, dalam satuan tahun.
seperti faktor fisik; faktor psikologis; e. Pendidikan adalah pendidikan
faktor lingkungan, sosial, dan budaya. terakhir yang ditempuh ibu.
(Sulistyawati, 2009). f. Pengeluaran adalah penghasilan
Tujuan umum dari penelitian yang didapatkan oleh responden
adalah menganalisis penyebab setiap bulan dalam satuan rupiah.
kematian bayi di Kabupaten Sidoarjo. g. BBLR adalah berat bayi baru lahir di
Penelitian ini diharapkan dapat bawah normal (<2500 gr) dengan
dijadikan sebagai masukan dalam usia kehamilan cukup bulan (38-40
perencanaan dan pelaksanaan program minggu).
di masa yang akan datang. h. Bayi prematur adalah bayi lahir
belum cukup bulan (16-37 minggu)
dan berat badan lahir <2500 gr.

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 35

i. Pemberian ASI adalah ASI yang sebelumnya < 2 tahun, tingkat


diberikan setelah bayi lahir sampai pendidikan tamat SMA, dan
bayi meninggal tanpa campuran susu pengeluaran < 1 juta per bulan.
formula. Jika tidak diberikan ASI,
maka bayi tersebut diberi susu Tabel 1. Distribusi Karakteristik Demografi
formula (MP-ASI) bahkan tidak Ibu
sempat diberi ASI.
j. Penolong persalinan adalah tenaga Variabel Frekuensi Persentase
Bebas (n=23) (%)
medis/ non medis yang menolong
Umur Ibu:
persalinan pertama kali sampai <20 tahun 3 13,0
perawatan anak sebelum meninggal 20-34 tahun 16 69,6
serta dimana persalinan tersebut >34 tahun 4 17,4
dilakukan dan bagaimana proses Total 23 100,0
rujukan hingga bayi mendapat Paritas
perawatan sampai meninggal. <2 anak 8 34,8
k. Pemeriksaan antenatal adalah 2-3 anak 14 60,9
pemeriksaan yang dilakukan ibu >3 anak 1 4,3
selama masa kehamilan, meliputi Total 23 100,0
apa yang dilakukan oleh tenaga Jarak kelahiran
kesehatan selama pemeriksaan, <2 tahun 10 43,5
nasihat-nasihat yang diberikan oleh 2-9 tahun 8 34,8
tenaga kesehatan mengenai >9 tahun 5 21,7
kehamilan ibu serta dimana ibu Total 23 100,0
memeriksakan kehamilan. Pendidikan
Pengumpulan data dilakukan Tamat SD 5 21,7
dengan cara wawancara menggunakan Tamat SMP 7 30,5
kuesioner. Tamat SMA 9 39,2
Data dianalisis dengan pendekatan Diploma 1 4,3
Sarjana 1 4,3
kuantitatif dan kualitatif. Pendekatan Total 23 100,0
kuantitatif, yaitu menggambarkan
karakteristik demografi ibu, kondisi Pengeluaran:
bayi, pola pengasuhan bayi dan <1 juta 15 65,2
pemberi pelayanan kesehatan dalam 1–1,5 juta 7 30,5
>1,5 juta 1 4,3
bentuk narasi dan tabel. Pendekatan
Total 23 100,0
kualitatif dilakukan dengan cara
indepth interview untuk
b. Kondisi Ibu Saat Hamil
mengidentifikasi faktor penyebab
Kondisi yang didapat saat hamil
kematian bayi berdasarkan dari persepsi
meliputi status kesehatan yang berisiko,
ibu.
status gizi yang kurang, suka begadang,
dan hamil diluar nikah/kehamilan yang
HASIL PENELITIAN
tidak diharapkan.
1. Faktor Ibu
a. Karakteristik Demografi Ibu
c. Pola Pengasuhan Bayi
Pola pengasuhan bayi yaitu
Karakteristik sebagian besar ibu
pemberian ASI dan MP-ASI pada bayi.
adalah berusia 20-34 tahun, paritas
Terdapat 4 bayi (17,4%) yang
(jumlah anak) 2-3 anak, jarak kelahiran
mendapatkan ASI dari ibunya sebelum
anak yang meninggal dengan anak
bayi tersebut meninggal dan sisanya

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 36

(82,6%) tidak mendapatkan ASI dari pendidikan ibu yang tinggi sebesar
ibunya saat setelah melahirkan ataupun 36,4%. Sebesar 78,3% responden
mendapatkan campuran susu formula mengatakan bahwa informasi yang
(MP-ASI) dari rumah sakit. Kematian mereka dapat saat pemeriksaan
bayi yang mendapat ASI dengan antenatal ke tenaga kesehatan (dokter
pendidikan ibu yang rendah 2 orang dan bidan) tidak jelas dan kurang
(16,7%) dan pendidikan ibu yang tinggi lengkap. Sebesar 21,7% responden
sejumlah 2 orang (18,2%). mengatakan jelas dan lengkap.
Informasi yang didapat saat pelayanan
2. Kondisi Bayi antenatal tidak jelas dan tidak lengkap
Penyebab kematian yang pada umur ibu <20 tahun dan >34 tahun
disebabkan oleh kondisi bayi, ternyata (umur berisiko) sebesar 100% dan
ada keterkaitan antara faktor fisik umur ibu 20-34 tahun sebesar 93,8%.
kondisi ibu saat hamil serta
karakteristik demografi ibu. Tabel 2. Distribusi Pemberi Pelayanan
Kematian bayi yang teridentifikasi Kesehatan
sebesar 4,3% BBLR, 65,2% bayi
prematur. Sebanyak 3 bayi meninggal Variabel Frekuensi Persentase
Bebas (n=23) (%)
disertai kelainan kongenital dan 4 bayi Penolong persalinan:
meninggal disertai asfiksia. Bidan 10 43,5
Dari empat kondisi bayi tersebut, Dokter 12 52,2
kebanyakan bayi meninggal prematur. Dukun 1 4,3
Adapun faktor ibu yang menyertai bayi Total 23 100,0
lahir prematur antara lain bayi prematur Pemeriksaan antenatal:
dilahirkan oleh umur ibu yang berisiko 1 kali 2 8,7
(71,4%), paritas yang berisiko (77,8%), 2-4 kali 5 21,7
jarak kelahiran yang cukup aman >4 kali 16 69,6
(75%). Total 23 100,0
Kematian bayi yang disebabkan
karena kondisi bayi sendiri, ternyata
tidak lepas dari kondisi ibu saat hamil PEMBAHASAN
sehingga menyebabkan bayi prematur. 1. Faktor Ibu
Kondisi tersebut merupakan salah satu Kematian bayi yang terjadi di
kondisi fisik adalah ibu bekerja berat Kabupaten Sidoarjo sebagian besar
selama masa hamil (87,5%), informasi dimiliki oleh ibu yang dapat dikatakan
yang didapat saat pelayanan antenatal sebagai umur aman dalam kehamilan
tidak jelas dan kurang lengkap (68,2%). yaitu antara umur 21-34 tahun dan
Disisi lain terdapat pula lingkungan paritas yang cukup. Pada umur aman
yang tidak sehat, ibu yang untuk kehamilan dengan paritas yang
mengkonsumsi obat, memiliki riwayat cukup ternyata ada suatu fenomena
kandungan lemah, adanya riwayat yang melatarbelakangi kejadian suatu
kehamilan kembar, serta nutrisi yang penyakit yang secara tidak langsung
kurang mencukupi. mempengaruhi kondisi bayi, salah
satunya riwayat kesehatan ibu yang lalu
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan (misalnya alergi, hipertensi, dll) dan
Kematian bayi pada pemeriksaan riwayat keluarga (misalnya hipertensi,
antenatal <4 kali dengan pendidikan ibu diabetes, riwayat keturunan
yang rendah sebesar 25% dan kembar,dll).

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 37

Selain itu ada faktor yang diluar kemampuan daya beli dan konsumsi
kondisi ibu saat hamil yang untuk ibu saat hamil kurang terpenuhi.
kemungkinan bisa mempengaruhi Akan tetapi, saat pemeriksaan antenatal
kondisi bayi, diantaranya beban fisik, mayoritas memeriksakan kehamilannya
konflik keluarga, masalah ekonomi, pada seorang bidan puskesmas ataupun
serta kurangnya perhatian dan kasih bidan desa. Karena mereka
sayang dari keluarga. Disatu sisi, memenggunakan jampersal. Penelitian
banyak bayi yang lahir prematur dan ini sejalan dengan penelitian Yandrida
bahkan BBLR. (2005) di Kabupaten Padang Pariaman
Dalam penelitian ditemukan bahwa tahun 2004. Penelitian tersebut
sebagian besar jarak kelahiran kurang mengemukakan bahwa sebanyak 75,2%
dari 2 tahun. Dengan jarak kelahiran dari kematian neonatal terjadi pada
yang kurang dari 2 tahun, kesehatan keluarga miskin.
fisik dan rahim ibu masih butuh cukup Kebiasaan ibu yang menganggap
istirahat dan ada kemungkinan ibu bahwa kehamilan merupakan hal biasa
masih menyusui. Adapun hal yang memiliki riwayat pendidikan yang
melatarbelakangi mengapa ibu hamil rendah serta ekonomi yang rendah.
dengan jarak kurang dari 2 tahun, Sehingga faktor tersebut secara tidak
antara lain suami ingin segera langsung diduga dapat mempengaruhi
mempunyai keturunan lagi dan adanya kehamilan, proses persalinan dan pasca
riwayat abortus. Penelitian ini sejalan persalinan.
dengan hasil penelitian di Naragwal, Kehamilan ganda atau hamil
India Utara. Hasil tersebut kembar adalah kehamilan dengan dua
menunjukkan bahwa kematian neonatal janin atau lebih. Kondisi ibu yang
dan kematian bayi tertinggi terjadi memiliki kehamilan multipel disertai
ketika jarak kelahiran kurang dari 1 riwayat kesehatan ibu yang lalu, seperti
tahun (Istiarti, 2000). hipertensi dan riwayat keluarga, seperti
Informasi yang berhubungan riwayat keturunan kembar, dapat
dengan perawatan kehamilan sangat berisiko terhadap bayi yang
dibutuhkan oleh semua ibu hamil dan dikandungnya. Didapatkan pula pada
keluarganya. Sebagian besar tingkat kehamilan multipel terdapat bayi lahir
pendidikan ibu tamat SMA. Adapun sungsang dan kelainan kongenital.
fenomena yang ditemukan di lapangan Disamping itu berat badan satu janin
berkaitan dengan tingkat pendidikan kehamilan kembar rata-rata <2500 gr
yaitu anak yang dilahirkan merupakan dan prematur. Hal-hal tersebut diduga
anak pertama yang dimiliki oleh ibu dapat menyebabkan kematian pada
dengan usia <20 tahun dan usia ideal bayi.
(21-34 tahun). Meskipun pendidikan Kebutuhan nutrisi yang adekuat
cukup tinggi, jika dilihat menurut usia, sangat mutlak dibutuhkan oleh ibu
kemungkinan pengetahuan ibu hamil agar dapat memenuhi kebutuhan
mengenai kehamilan masih sangat nutrisi bagi pertumbuhan dan
rendah dan tidak cukup waktu untuk perkembangan bayi yang dikandungnya
mencari pelayanan semaksimal dan persiapan fisik ibu untuk
mungkin. Sehingga ibu kurang menghadapi persalinan dengan aman.
memperhatikan kondisinya saat hamil. Temuan di masyarakat bahwa mereka
Hampir separuh lebih kematian lebih mementingkan selera dengan
bayi dialami pada masyarakat yang mengabaikan makanan yang
kurang mampu. Dengan demikian dikonsumsinya, misalnya kesukaan ibu

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 38

yang mengkonsumsi es teh, kesukaan bayinya. Sehingga ASI yang


mengkonsumsi makanan yang berasa diproduksinya kurang lancar atau
asin. Sehingga asupan nutrisi untuk bahkan tidak bisa keluar sama sekali.
bayi yang dikandungnya sangat kurang Pola pengasuhan bayi yang
dan dapat berakibat buruk terhadap meliputi pemberian ASI dan MP-ASI
bayi yang akan dilahirkannya. pada bayi, pada hasil penelitian
Selain pola makan yang menunjukkan bahwa bayi yang
dihubungkan dengan gaya hidup mendapatkan ASI dengan tingkat
masyarakat sekarang, ternyata ada pendidikan rendah ataupun tinggi
beberapa gaya hidup lain yang cukup hasilnya tidak jauh berbeda. Pada
merugikan kesehatan seorang wanita tingkat pendidikan ibu, baik rendah
hamil yaitu kebiasaan begadang. ataupun tinggi, tidak menjamin bahwa
Kebiasaan begadang yang dilakukan pengetahuan ibu tentang pola
oleh ibu dapat mengurangi waktu pengasuhan bayi sudah cukup baik.
istirahat terhadap ibu dan bayi yang Disisi lain informasi yang diberikan
dikandungnya. Kondisi seperti ini tidak petugas kesehatan seputar kehamilan,
baik bagi seorang wanita hamil. terutama mengenai ASI tidak jelas dan
Kondisi seperti itu kemungkinan bagi kurang lengkap.
wanita hamil dapat melahirkan bayi
yang belum cukup bulan (bayi 2. Faktor Bayi
prematur) serta dapat pula Lebih dari 50% kematian bayi
menyebabkan kematian pada bayi yang telah diidentifikasi, bayi yang
akibat berat lahir rendah dan diikuti meninggal adalah bayi prematur.
oleh kondisi bayi yang kurang sehat. Kematian bayi yang disebabkan karena
Menyusui sebaiknya dilakukan kondisi bayi sendiri, ternyata tidak
setelah bayi lahir (dalam waktu 30 lepas dari kondisi ibu saat hamil
menit setelah bayi lahir) karena daya sehingga menyebabkan bayi prematur.
hisap pada saat itu paling kuat untuk Mayoritas aktivitas ibu saat hamil
merangsang pengeluaran ASI adalah bekerja berat dan informasi yang
selanjutnya (Kamila, 2005). Pada kasus didapat saat pelayanan antenatal tidak
kematian bayi hampir semua bayi tidak jelas dan kurang lengkap. Disisi lain
mendapatkan ASI. Hal tersebut kondisi fisik ibu yang menyertai
diakibatkan karena ASI yang belum terjadinya kematian bayi prematur
keluar sama sekali saat bayi sudah karena ibu mengkonsumsi obat,
lahir, ASI yang diproduksi sangat kandungan lemah, kehamilan ganda,
lancar namun bayi tidak sempat diberi dan nutrisi yang kurang mencukupi.
ASI, serta bayi mendapatkan campuran Karakteristik demografi ibu yang
susu formula dari pihak rumah sakit. menyertainya antara lain umur ibu saat
Penyebab ASI yang tidak bisa hamil, paritas dan jarak kelahiran yang
keluar diduga karena bayi lahir memang berisiko terhadap kehamilan.
prematur sehingga kondisi fisik Kematian bayi yang diduga akibat
maupun psikologisnya dapat kelainan kongenital, dapat terlihat
mempengaruhi pengeluaran ASI, ibu bahwa ibu bayi memiliki risiko
sedang menderita sakit, ibu yang terhadap kandungannya. Diantaranya
mengalami depresi, cemas sedang ada bayi lahir prematur dengan kelahiran
masalah, mulut bayi yang kecil serta kembar, bayi yang meninggal memiliki
kurang mendapat dukungan dari suami rahang yang sangat kecil sehingga ASI
atau keluarganya dalam menyusui yang diberikan tidak bisa ditelan secara

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 39

lancar, disamping itu bayi tersebut informasi yang sangat penting. Dilihat
mendapatkan susu formula dari pihak dari hasil penelitian bahwa ibu yang
rumah sakit. Namun hal ini belum bisa berisiko merasa tidak pernah mendapat
dibuktikan pasti apa penyebab dari informasi yang jelas dan lengkap
kelainan kongenital sendiri. seputar kehamilan. Kebanyakan ibu
Dilihat dari riwayat kesehatan ibu, yang datang pertama kali ke pelayanan
saat akan melahirkan tekanan darah kesehatan hanya untuk mengecek
meningkat, serta keadaan jantung bayi apakah mereka positif hamil atau tidak.
mulai melemah, dan kelahiran Setelah itu tenaga kesehatan hanya
dilakukan dengan cara seksio sesarea. menyarankan untuk menjaga
Dengan demikian, kemungkinan foktor kandungannya, makan-makanan yang
tersebut yang dapat menyebabkan bayi bergizi. Dari hasil tersebut, informasi
dengan lahir asfiksia dan menyebabkan yang diberikan masih kurang
kematian pada bayi. mendetail. Misalnya tenaga kesehatan
memberikan contoh makanan yang
3. Pemberi Pelayanan Kesehatan bergizi bagi ibu hamil, sehingga ibu
Ada kemungkinan bahwa kematian hamil tersebut mengetahui jenis
bayi yang ditolong oleh tenaga makanan apa saja yang seharusnya
kesehatan memiliki kendala selama dimakan dan tidak boleh dimakan.
pemeriksaan kehamilan hingga proses Fakta lain dilapangan yaitu banyak
persalinan, diantaranya alat medis yang ibu yang selalu mengiyakan apa yang
kurang lengkap, jarak jauh pada saat dikatakan oleh tenaga kesehatan,
persalinan, dan transportasi namun sebenarnya ibu tidak paham
kurang/terbatas. Disamping itu terdapat dengan apa yang dikatakan oleh tenaga
faktor dari ibu maupun keluarga yang kesehatan tersebut dan ibu enggan
dapat mempengaruhi pemilihan untuk bertanya kembali; apabila hasil
penolong persalinan, semisal pemeriksaan dirasa sudah cukup
pengambilan keputusan yang tidak atau bagus/apa saja yang dikatakan tenaga
kurang tepat saat akan melahirkan serta kesehatan bahwa ibu dan anak sehat-
faktor ekonomi dalam keluarga. sehat saja, maka ibu dengan segera
Pemeriksaan antenatal telah meninggalkan pelayanan kesehatan
dilakukan oleh ibu sebanyak lebih dari tersebut; jika ibu tidak menanyakan
4 kali. Namun, usia kelahiran masih atau lebih aktif bertanya seputar
belum cukup bulan dan dapat kehamilan, maka tenaga kesehatan
menyebabkan kelahiran prematur tersebut tidak memberikan informasi
dengan berbagai faktor yang apapun.
mendorong kelahiran prematur terjadi. Seperti yang dijelaskan
Adapun kelahiran maturus yang sebelumnya, bahwa meskipun
menyebabkan kematian pada bayi. pendidikan ibu hamil tamat
Kematian bayi tersebut terjadi karena SMA/sederajat. Namun ibu tidak cukup
kelainan kongenital, BBLR, riwayat pengetahuan tentang kehamilan dan
kehamilan yang memang berisiko proses persalinan. Disamping itu tidak
misalnya hipertensi saat hamil. Jika adanya transportasi, dan juga
dilihat berdasarkan frekuensinya, kurangnya ibu atau keluarga untuk
pemeriksaan kehamilan sudah sesuai mengakses informasi.
dengan teori yang ada. Hal tersebut dikarenakan
Pada setiap kali kunjungan pemeriksaan yang dilakukan hanya
antenatal tersebut, perlu didapatkan sebatas pemeriksaan secara umum saat

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 40

hamil dan kurang memberikan dan tidak lengkap. Disisi lain


informasi yang penting seputar terdapat hal-hal yang masih
kehamilan ibu, ibu tidak begitu diabaikan diantaranya pengetahuan
menghiraukan apa kata petugas ibu tentang kehamilan masih rendah,
kesehatan. Memperhatikan hal tersebut jarak jauh saat proses persalinan,
di atas maka hal yang berhubungan dan dan transportasi terbatas.
kejadian kematian bayi adalah
pemeriksaan kehamilan, petugas DAFTAR PUSTAKA
pemeriksa kehamilan, tidak diberikan Akre, James. 1994. Pemberian
ASI kepada bayi. Hal lain yang terjadi Makanan Untuk Bayi Dasar-Dasar
adalah faktor penyulit persalinan, Fisiologis. Jakarta: WHO.
penyakit yang diderita bayi, maupun Bachroen, Cholis dan Soeharsono
perawatan bayi di rumah, kondisi ibu soemantri. 1988. Penelitian
saat hamil. Ini terbukti menurut data Indikator “Proxy” Dari Angka
yang diperoleh bahwa faktor penyebab Kematian Bayi. Surabaya:
kematian sangat beragam seperti Departemen Kesehatan RI-Badan
melahirkan sungsang, kelainan sejak Penelitian Dan Pengembangan
dalam kandungan, kondisi ibu saat Kesehatan. Bakti Husada.
hamil yang menyebabkan bayi Badan Pusat Statistik. 2008. Survey
prematur, BBLR, dan asfiksia. Demografi dan Kesehatan Indonesia
Tahun 2007. Jakarta: Badan Pusat
KESIMPULAN Statistik.
1. Karakteristik demografi ibu yang Curtis, Glabe B. 2000. Kehamilan di
disertai pula kondisi ibu saat hamil Atas Usia 30. Jakarta: Arcan.
yang diduga memang memiliki Depkes RI. 2011. Materi Advokasi
risiko terhadap kematian bayi. BBL. www.gizikia.depkes.go.id
2. Kebanyakan kematian bayi lahir (sitasi 8 Februari 2012)
prematur. Kelahiran prematur Dinkes Kabupaten Sidoarjo,
tersebut karena aktivitas ibu yang 2011Mantra, Ida Bagus. 2008.
berat saat hamil, nutrisi kurang, ibu Demografi Umum. Yogyakarta;
mengkonsumsi obat, kandungan Pustaka Pelajar: 91-93
lemah, hamil kembar, dan informasi Desvauza, Evi. 2009. Faktor-faktor
yang didapat saat pelayanan Penyebab Kematian Bayi di Ruang
antenatal yang diberikan oleh tenaga Perinatologi di Rumah Sakit Sundari
kesehatan (bidan dan dokter) tidak Tahun 2009. Jurnal Akbid Bakti
jelas dan kurang lengkap. Disisi lain Inang Persada Vol II No: 3: 10-13
umur ibu, paritas dan jarak juga Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
berisiko untuk melahirkan bayi 2011. Profil kesehatan Provinsi Jawa
prematur. Timur 2010. Pemerintah Privinsi
3. Ada keterkaitan antara karakteristik Jawa Timur.
ibu dengan pelayanan kesehatan Erythtryna. 2005. Analisis Faktor
antara lain umur yang berisiko masih Sosial Ekonomi yang
tergolong dominan, meskipun Mempengaruhi Angka Kematian
pemeriksaan antenatal secara rutin. Bayi dan Harapan Hidupdi
Pemberi pelayanan kesehatan tidak Indonesia. Tesis. Pascasarjana
paham betul terhadap pasiennya, Universitas Andalas.
antara lain informasi yang didapat http://repository.unand.ac.id
saat pelayanan antenatal tidak jelas

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 41

Health. 2011. Provinsi Penyumbang Pudjiadi, Solihin. 1985. Sifat-sifat dan


Angka Kematian Ibu dan Bayi Kegunaan Pelbagai Jenis Formula
Terbanyak. www.detikhealth.com Bayi yang Beredar di Indonesia.
(sitasi 24 januari 2012). Jakarta: Fakultas Kedokteran
Indarso, Fatimah. 2000. Artikel: Universitas Indonesia.
Resusitasi Pada Kegawatan Nafas Rochjati, Poedji. 2003. Skrining
Bayi Baru Lahir. Media IDI, Vol. Antenatal pada Ibu Hamil:
25, No. 1, 17 Maret 2000. Pengenalan Faktor Risiko Deteksi
Istiarti, T. 2000. Menanti Buah Hati, Dini Ibu Hamil Risiko Tinggi.
Kaitan Antara Kemiskinan dan Surabaya: LAB/SMF Obgin RSU
Kesehatan. Cetakan I. Yogyakarta: Dr. Soetomo Fakultas Kedokteran
Media Pressindo. Universitas Airlangga.
Jauhari., Hartono, Budi., Munzilah, Saifuddin, Abdul Bari, Lastiko
Laila. 2006. Hubungan Antara Bramantyo. 1992. Cakul:
Karakteristik Ibu dan Kejadian Instroduksi Obstetri Sosial FKUI.
Kematian Bayi di Kabupaten http://www.geocities.com/Yosemite/
Pontianak Provinsi Kalimantan Rapid/1744/cklob3.html (sitasi 23
Barat. februari 2012)
http://www.risbinkes.litbang.depkes. Saifuddin. 2000. Buku Acuan Nasional
go.id/Buku%20Laporan%20Peneliti Pelayanan Kesehatan Maternal dan
an%202006/hubungan%20karakteris Neonatal. Jakarta: JNPKKRPOGI
tik%20bumil%20dan%20AKI.html Bekerjasama Dengan Yayasan Bina
Juliwanto, Elvistron. 2009. Faktor- Pustaka Sarwono Prewirohardjo
faktor Yang Mempengaruhi Sidoarjo Dalam Angka, 2011
Keputusan Memilih Penolong Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang
Persalinan Pada Ibu Hamil di Anak. Jakarta: EGC.
Kecamatan Babul Rahmah Sudariyanto. 2011. http://dinkes-
Kabupaten Aceh Tenggara Tahun sulsel.go.id/new/index2.php?option=
2008. Tesis. Sekolah Pascasarjana com_content&do_pdf=1&id=620
Universitas Sumatera Utara Medan. (sitasi 27 januari 2012)
Kamila, Dina. 2005. Hubungan Sugiharti., Sukana, Bambang., Hapsari,
Pemberian ASI Eksklusif dengan Dwi. 2004. Hubungan Karakteristik
Kejadian Diare pada Bayi Usia 1-6 Sosial Ekonomi Ibu dengan
Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pemanfaatan Tenaga Kesehatan
Kedungwuni I Tahun 2004/2005. sebagai Penolong Persalinan di
Skripsi. Ilmu Kesehatan Masyarakat Pulau Jawa (Analisis Data Sekunder
Universitas Negeri Semarang. Susenas 2001). Jurnal Ekologi
Markum, AH. (Ed). 1991. Buku Ajar Kesehatan Vol. 3 Nomer 2, Agustus
Ilmu Kesehatan Anak. Jilid 1. 2004.
Jakarta: FKUI. Sulistyawati, Ari. 2009. Asuhan
Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Kebidanan Pada Masa Kehamilan.
Obstetri: obstetri fisiologi, obstetri Jakarta: Salemba Medika: 5-105
patologi. Edisi Dua. Jakarta; EGC: Sulistyoningsih, Hariyani. 2011. Gizi
Hal 218-220 Untuk Kesehatan Ibu Dan Anak.
Mufdlidah. 2009. Panduan Asuhan Yogyakarta: Graha Ilmu.
Kebidanan Ibu Hamil. Jogjakarta: Umiyati, Helwish. 2005. Penerapan
Nuha Medika Press ASI Eksklusif 6 Bulan Versus
Pemberian Makan Pendamping ASI

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42


Halaman | 42

Dini di Indonesia. Jakarta: Jurnal Bayi Dengan Kematian Neonatal


Kedokteran YARSI 13(1):131-137 Pada Keluarga Miskin Di Kabupaten
Wijono, Djoko. 2008. Manajemen Padang Pariaman Tahun 2004
Kesehatan Ibu dan Anak–Prinsip (Relation of Maternal Factor and
dan Strategi: Pendekatan Baby Nursing With Death of
Komunitas. Surabaya: Duta Prima Neonatal At Impecunious Family of
Airlangga. Year 2004). Skripsi.
Wiknjosastro, Hanifa. (Ed). 2002. Ilmu http://eprints.undip.ac.id/4621/1/238
Kebidanan. Cetakan ke 6. Jakarta: 2.pdf (sitasi 11 Juni 2012)
Yayasan Bina Pustaka Sarwono Yulifah, Rita., Yuswanto, Tri Johan
Prawirodihardjo. Agus. 2009. Asuhan Kebidanan
Wilko, Kandra. 2009. Persepsi Sosial Komunitas. Jakarta: Salemba
dan Budaya Kesehatan Ibu dan Medika.
Anak. Yulifah, Rita., Hani, Ummi.,
http://kandrawilko.blogspot.com Kusbandiyah, Jiarti. 2010. Asuhan
(sitasi 23 Februari 2012) Kebidanan Pada Kehamilan
Yandrida, Roslidar. 2005. Hubungan Fisiologis. Jakarta; Salemba
Faktor Maternal Dan Perawatan Medika: 88

Jurnal Biometrika dan Kependudukan, Volume 1 Nomor 1, Agustus 2012 : 33-42

You might also like