ID Penerapan Model Assure Dengan Menggunaka

You might also like

You are on page 1of 14

JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441

Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PENERAPAN MODEL ASSURE DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA POWER


POINT DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS SEBAGAI USAHA
PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X MAN
SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Heri Achmadi1
Suharno2
Nunuk Suryani3
1)
Mahasiswa Magister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
2)
Dosen PembimbingMagister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS
3)
Dosen PembimbingMagister Teknologi Pendidikan Pascasarjana FKIP UNS

Email: heriachmadi@rocketmail.com
ABSTRACT
There are still many shortcomings and is not optimal in the learning process.
Teachers as professionals are supposed to find and fix the learning process
that used to be the assumption that learning English difficult and boring can
be eliminated, otherwise can increase students' motivation to learn English, so
researcher applying one of which is the application of the model using the
ASSURE Model and Powerpoint media.
The subject of this research was X grade students of MAN Sukoharjo senior
high school academic year 2012/2013, consisting of 21 students. This research
was conducted at state in. Types of research used in this study are: CAR
(Classroom Action Research). The researcher conducted three cycles of action
research and each cycle consisted of a series of steps, namely: identifying the
problems, planning the action, implementing the action, observing the action,
reflecting the observation result, and revising the plan. The data of the
research were collected by using some techniques including observation,
interview, documents, and tests. Then, the qualitative data were analyzed by
Interactive Model: data reduction, data display, and conclusion drawing or
verification. The quantitative data were analyzed by using descriptive statistics
(DS) to calculate the mean score of pretest and post-tests 1, 2, and 3.
The results of the research was score: pretest 64;test on Cycle 1 68;test on
Cycle 2 74;test on Cycle 3 79,52. This post test is higher than the English
passing grade (KKM/ Kriteria Ketuntasan Minimal) that is 70. According the
results above, the researcher can get the conclusions are:(1) In applying the
ASSURE Model is a model that is strongly influenced by the teacher's creativity
in integrating the materials, methods, and media. (2) In model ASSURE
students are also given the opportunity to evaluate himself, teachers, and
schools, so that the implementation needs to support all components of the
school. (3) Teachers are advised to master the concept of learning by ASSURE
Model.

Keywords:Model ASSURE,Powerpoint media,Students Achievement, Students


Motivations

35
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

PENDAHULUAN
Tujuan pembelajaran bahasa Inggris ragam media pengajaran, dan dapat
adalah untuk membekali siswa dapat menentukan media mana yang cocok
menguasai ketrampilan berkomunikasi untuk digunakan dalam pembelajaran.
yang meliputi: listening, speaking, reading Penggunaan media pembelajaran
dan writing.Guru sebagai perencana dan yang tepat akan berdampak positif
pelaksana proses belajar mengajar terhadap proses pembelajaran dan
seharusnya mempunyai wawasan yang meningkatnya prestasi belajar siswa.
luas serta mengikuti perkembangan Ilmu Media pembelajaran harus disesuaikan
pengetahuan dan teknologi yang ada. dengan keadaan lingkungan, materi
Penyebab rendahnya mutu pelajaran, sarana prasarana dan tujuan
pendidikan adalah penggunaan metode pembelajarannya. Penggunaan media
yang kurang tepat, alat evaluasi yang pembelajaran yang tepat dapat dilihat
kurang baik ataupun materi yang dari efektifitas dan efisiensi media
diberikan kurang sesuai dengan tingkat tersebut dalam mencapai tujuan
berfikir siswa. Upaya untuk meningkat- pembelajaran.
kan mutu pendidikan bahasa Inggris Dalam rangka peningkatan
sudah dilakukan berbagai pihak, terutama pembelajaran bahasa Inggris telahbanyak
pemerintah melalui Departemen diterapkan pendekatan, strategi, media
Pendidikan Nasional maupun model pembelajaran. Namun,
Hal ini dapat di lihat dengan peneliti menerapkan salah satunya adalah
adanya penyempurnaan kurikulum, penerapan model ASSURE menggunakan
perbaikan sistem pembelajaran, media powerpoint.
peningkatan kualifikasi guru, dan
pengadaan alat pelajaran.Media Tujuan Penelitian
pembelajaran bahasa Inggris merupakan 1. Untuk mengetahui motivasi belajar
cara dan langkah yang akan digunakan siswa bahasa Inggris melalui
dalam proses pembelajaran bahasa penerapan model ASSURE dengan
Inggris. menggunakan media power point
Setiap media pembelajaran pada siswa kelas X MAN Sukoharjo.
memiliki kelebihan dan kekurangan 2. Untuk mengetahui sejauh mana
masing masing. Tidak ada satu mediapun prestasi siswa bahasa Inggris melalui
yang dianggap paling baik, dan tak ada penerapan model ASSURE dengan
satu mediapun yang cocok untuk semua menggunakan media power point
jenis materi pembelajaran. Tuntutan bagi pada siswa kelas X MAN Sukoharjo.
guru adalah dapat menguasai aneka

36
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

3. Untuk mengetahui masalah- masalah sekhusus mungkin tujuan ini mungkin


penerapan model ASSURE dengan dijabarkan dalam silabus, buku teks,
menggunakan power point pada kurikulum, atau dikembangkan sendiri
siswa kelas X MAN Sukoharjo. oleh guru. Teknik ABCD untuk
menyatakan tujuan (Mager, 1997):
Kajian Teori (Audience): apa yang dikerjakan oleh
Model ASSURE pebelajar (bukan apa yang dilakukan oleh
Model ASSURE adalah salah satu petunjuk guru), (Behaviour): kata kerja yang
dan perencanaan yang bisa membantu mendeskripsikan kemampuan yang akan
untuk bagaimana cara merencanakan, dicapai setelah pembelajaran.
mengidentifikasi, menentukan tujuan, (Conditions): pernyataan tujuan yang
memilih metode dan bahan, serta meliputi kondisi dimana untuk kerja itu
evaluasi. Model ASSURE ini merupakan diamati. (Degree): pernyataan tujuan yang
rujukan bagi pendidik dalam mengidentifikasikan standar atau kriteria
membelajarkan peserta didik dalam yang akan memutuskan sejauh mana
pembelajaran yang direncanakan dan keberhasilan untuk kerja itu dapat
disusun secara sistematis dengan diterima. Meskipun ada rentangan
mengintegrasikan teknologi dan media pendapat mengenai cara terbaik untuk
sehingga pembelajaran menjadi lebih mendeskripsikan dan mengorganisasikan
efektif dan bermakna bagi peserta jenis-jenis belajar, ada 3 kategori
didik.Tahapan tersebut menurut Smaldino (domain) yang secara luas diterima yaitu:
merupakan penjabaran dari model ketrampilan kognitif, afektif, dan
ASSURE, adalah sebagai berikut: psikomotorik. Smaldino (2005)
a. A: Analyze learner characteristic menambahkan ketrampilan interpersonal,
(menganalisa karakter pebelajar) karena ketrampilan ini sangat penting
Langkah yang pertama adalah dalam suatu kerja tim.
mengidentifikasi karakteristik
c. S: Select methods, media and
pebelajar.Pebelajar, mungkin siswa,
materials ( memilih metode, media
mahasiswa, peserta pelatihan, atau
dan materi)
anggota suatu organisasi pebelajar.
Rencana untuk penggunaan
Gardner (1999) mengemukakan 3 jenis
media dan teknologi, pertama-tama tentu
gaya belajar sesorang yaitu : visual,
saja menuntut pemilihan yang sistematis.
auditory, dan kinestetik.
Proses memilih ada tiga tahap yaitu: (1)
b. S: State objectives (menyatakan
menentukan metode yang sesuai untuk
tujuan)
suatu tugas belajar, (2) memilih bentuk
Langkah berikutnya adalah
media yang cocok dengan metode yang
merumuskan tujuan pembelajaran
akan disajikan, dan (3) memilih,
37
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

memodifikasi atau merancang materi otaknya secara aktif mengingat atau


secara khusus dalam bentuk media.Hasil mengaplikasikan beberapa konsep atau
riset terbaru oleh Mc Alpin & Weston, prinsip. Kaum konstruktivis seperti juga
1994 (dalam Smaldino, 2005) bihavioris memandang belajar sebagai
mengemukakan kriteria tertentu yang proses aktif. Tetapi penekanannya
penting dalam penilaian media. berbeda.Aliran konstruktivis lebih
d. U: Utilize media and materials menekankan pada proses mental, bukan
(memanfaatkan media dan materi) pada kegiatan fisik
Perubahan paradigma
pembelajaran dari teacher- centered ke
student-centered, yang lebih
memungkinkan pebelajar untuk f. E: Evaluate (menilai)
memanfaatkann materi, baik secara Evaluasi dan revisi merupakan
mandiri atau kelompok kecil daripada komponen yang paling penting untuk
mendengarkan presentasi guru secara pengembangan kualitas pembelajaran.
klasikal. Pertama meniai hasil pebelajar Pernyataan
e. R: Require Learner Participation tentang tujuan akan membantu untuk
(meminta partisipasi pebelajar) mengembangkan kriteria guna meng-
Pendidik yang merealisasikan partisipasi evaluasi unjuk kerja pebelajar baik
aktif dalam pembelajaran, akan individual maupun kelompok. Cara
meningkatkan kegiatan belajar. John menilai pencapaian hasil belajar
Dewey pada tahun 90’an telah tergantung pada hakekat tujuan itu.Ada
mengemukakan partisipasi tersebut. tujuan yang menuntut keterampilan
Perkembangan selanjutnya muncul teori kognitif, misalnya mengingat hukum
belajar kognitif yang menekankan pada OHM, membedakan kata sifat dengan kata
proses mental, juga mendukung keterangan, menyimpulkan sesuatu.Kedua
partisipasi aktif tersebut. Kaum Menilai metode dan media, Evaluasi juga
behavioris menyarankan bahwa individu menilai metode dan media pembelajaran.
harus melakukan sesuatu, jadi belajar Apakah materi pem-belajaran
merupakan suatu proses untuk mencoba efektif ?dapatkah meningkat-kan
berbagai perilaku dengan hasil yang pembelajaran? apakah efektif untuk
menyenangkan. Dengan pendekatan ini menilai pencapaian hasil belajar?apakah
berarti perancang pembelajaran harus penyajian membutuhkan waktu yang
mencari cara agar pebelajar melakukan lebih banyak daripada apa yang
sesuatu. Dari sudut pandang psikologi seharusnya? Analisis reaksi pebelajar
kognitif disarankan bahwa pebelajar pada metode. Pembelajaran dapat
membangun schemata mental ketika membantu untuk memperoleh data

38
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

dengan cara yang halus. Misalnya: diskusi saling mempengaruhi untuk mencapai
guru dengan pebelajar mengindikasikan tujuan pengajaran.Jadi pembelajaran
bahwa pebelajar lebih suka belajar merupakan kegiatan yang melibatkan dua
mandiri pada waktu presentasi kelompok. proses yakni proses belajar dan proses
Percakapan dengan spesialis media akan mengajar, di mana proses-proses tersebut
memusatkan perhatian pada nilai khusus saling men-dukung antara satu dengan
media dalam suatu unit pembelajaran, yang lain.
yang diperlukan untuk meningkatkan Bahasa adalah suatu alat untuk
pembelajaran di masa mendatang. Revisi mengkomunikasikan symbol, suara,
Langkah terakhir adalah melihat kembali isyarat, atau tanda konvensional yang
hasil data evaluasi yang akan mengandung makna yang dapat
dilumpulkan. Adakah kesenjangan antara dipahami. (Webster 1961-1970) penulis
apa yang diharapkan dengan apa yang kamus Applied Linguistic Jack Richards
terjadi. Apakah pebelajar mencapai suatu (1985: 153)mendefinisikan language of
tujuan?Bagaimana pebelajar mereaksi system of human communication by
materi dan media yang disajikan?Apakah means of structured arrangement of
guru puas dengan nilai materi yang sound or written representation to form a
dipilih?Guru seharusnya melakukan large unit e.g. morphemes, words,
refleksi pelajaran dan tiap komponen di sentences.
dalamnya. Buat catatan segera sebelum Berdasarkan definisi tersebut
mengimplementasikan pelajaran lagi.Bila diatas dapat dipahami bahwa pada
dari hasil data evaluasi menunjukkan ada hakekatnya bahasa adalah alat
kelemahan pada komponen tertentu, komunikasi manusia yang terstruktur
kembalilah pada bagian itu dengan secara sistematik dengan menggunakan
merencanakan dan merevisinya. suara sebagai simbul utamanya.Demikian
pula orang mempunyai ketrampilan
Pembelajaran Bahasa Inggris berkomunikasi manusia yang terstruktur
Pembelajaran merupakan proses secara sistematik dengan menggunakan
mengajar untuk memperoleh suara sebagai symbol utamanya.
pengetahuan, ketrampilan dan perubahan Demikian pula orang yang mempunyai
sikap antara siswa dengan guru yang keterampilan berkomunikasi dengan
direncanakan untuk mencapai tujuan menggunakan ilmu yang dipahami oleh
pembelajaran (Dimyati dan Mudjiono, Pil Corder dalam artikelnya what is
2002: 159). Menurut Hamalik (1999: 57) language, editor oleh Donn Byrne (1985)
pembelajaran adalah suatu kombinasi mengatakan language is very complex
meliputi unsur manusiawi, material, thing and it can not yet be fully accounted
fasilitas, perlengkapan dan prosedur yang for anyone whitin wholly consistent and

39
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

comprehensive theory. Dengan kata lain timbul dari perubahan-perubahan


tidak ada teory bahasa yang begitu tertentu di dalam sistem neuropisiologis
komprehensif dan konsisten secara dalam organisme manusia, misalnya
menyeluruh. Meningkatkan kemampuan karena terjadi perubahan dalam sistem
anak menghafal dan menguasai kosakata pencernaan maka timbul motif lapar. Tapi
bahasa Inggris dalam waktu ada juga perubahan energi yang tidak
cepat.Memudahkan orangtua atau guru diketahui.
dalam mengajar dan mengenalkan Motivasi ditandai dengan
kosakata kepada anak sejak dini. timbulnya perasaan affective arousal.
Mula-mula merupakan ketegangan
psikologis, lalu merupakan suasana
Motivasi Belajar emosi. Suasana emosi ini menimbulkan
Motivasi adalah perubahan energi dalam kelakuan yang bermotif. Perubahan ini
diri seseorang yang ditandai dengan mungkin bisa dan mungkin juga tidak.
timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.Begitu juga, motif adalah Prestasi Belajar
daya dalam diri seseorang yang Menurut Arikunto (1993: 20), hasil belajar
mendorongnya untuk melakukan sesuatu, adalah perubahan tingkah laku yang
atau keadaan seseorang atau organisme dialami seseorang setelah ia mengalami
yang menyebabkan kesiapan untuk proses belajar selama periode tertentu
memulai serangkaian tingkah laku atau sesuai dengan rencana
perbuatan. pengajaran.Menurut Gagne (dalam
Berawal dari motif, maka Sudjana, 1992: 23) hasil belajar dapat
motivasi dapat diartikan sebagai daya diperoleh dari informasi yang terbaik,
penggerak yang telah menjadi aktif pada kemampuan intelektual, strategi kognitif,
saat-saat tertentu.Motif dan motivasi sikap dan ketrampilan motorik. Berkaitan
berkaitan erat dengan penghayatan suatu dengan hasil belajar, Sudjana (1989: 43)
kebutuhan, dorongan untuk memenuhi menyatakan hasil belajar yang di capai
kebutuhan dan pencapaian tujuan yang siswa banyak diperoleh dari kemampuan
memenuhi kebutuhan itu. Menurut Oemar siswa dan lingkungan belajar terutama
Hamalik (2001:158) di dalam perumusan kualitas mengajar. Jadi dalam setiap
motivasi ini dapat dilihat ada tiga unsur proses belajar mengajar selalu ditekankan
yang saling berkaitan, yaitu sebagai pada keaktifan siswa dalam berfikir dan
berikut: bekerja, sehingga materi pelajaran yang
Motivasi dimulai dari adanya diterima siswa dapat tertanam lebih lama
perubahan energi dalam pribadi. pada diri siswa dan akan diwujudkan
Perubahan- perubahan dalam motivasi dalam perubahan tingkah laku siswa.

40
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Hasil belajar siswa bisa diketahui jamak dari kata medium. Secara harfiah,
dengan menggunakan evaluasi. Alat yang media berarti perantara, yaitu perantara
paling efektif untuk mengadakan antara sumber pesan (a source) dengan
pengukuran adalah dengan tes. Karena penerima pesan ( a receiver). Beberapa hal
dari tes dapat diketahui kemajuan yang di yang termasuk ke dalam media adalah
capai siswa dalam memahami materi film, televisi, diagram, media cetak
pembelajaran yang diberikan guru. (printed material), computer, instruktur,
Demikian juga dengan mata pelajaran dan lain sebagainya.
bahasa Inggris, untuk dapat mengetahui Contoh beberapa media tersebut
hasil belajarnya bisa di nilai dengan tes, bisa dijadikan sebagai media
baik itu tes objektif maupun tes subjektif. pembelajaran jika dapat membawa pesan-
Adapun faktor-faktor yang pesan (messages) dalam rangka mencapai
mempengaruhi pembelajaran ada dua tujuan pembelajaran. Dengan demikian,
yaitu: Faktor internal adalah faktor yang harus ada keterkaitan antara media
berasal dari peserta didik itu sendiri yang dengan pesan dan metode
meliputi: Faktor psikis yang terdiri dari (methods).Sementara itu para pakar juga
intelektual (taraf intelegensi, kemampuan memberikan batasan terhadap pengertian
belajar, cara belajar) dan non intelektual media pembelajaran.Leslie J. Briggs (1979)
(motivasi, sikap, perasaan, minat, kondisi menyatakan bahwa media pembelajaran
akibat sosial cultural) dan, Faktor fisik adalah alat-alat fisik untuk
yang meliputi kesehatan dan panca indra. menyampaikan materi pelajaran dalam
Faktor eksternal adalah faktor yang bentuk buku, film, rekaman, video, dan
berasal dari luar peserta didik itu sendiri, lain sebagainya.Briggs juga berpendapat
meliputi: bahwa media merupakan alat untuk
Faktor pengaturan dan memberikan perangsang bagi peserta
pengorganisasian proses belajar mengajar didik supaya terjadi proses belajar.
(kurikulum pengajaran, disiplin sekolah, Sedangkan Gagne menyatakan bahwa
fasilitas belajar dan pengelompokan media merupakan wujud dari adanya
peserta didik).Faktor sosial di sekolah dan berbagai komponen dalam lingkungan
faktor situasional (keadaan politik, siswa yang dapat merangsang siswa
ekonomi, tempat, waktu, musim dan untuk belajar.Yusuf Hadi Miarso
iklim) (Winkel, 1984: 47). menyatakan bahwa media merupakan
segala sesuatu yang dapat digunakan
Media Pembelajaran untuk menyalurkan pesan yang dapat
Media adalah alat saluran merangsang pikiran, perasaan, perhatian,
komunikasi.Kata media berasal dari dan kemauan siswa untuk belajar, Wilbur
bahasa Latin, yang merupakan bentuk Schram menyatakan bahwa media

41
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

merupakan teknologi pembawa pesan fisik yang mungkin digunakan untuk


yang dapat dimanfaatkan untuk mengimplementasikan pembelajaran dan
keperluaan pem-belajaran, sehingga memfasilitasi prestasi siswa terhadap
media menjadi perluasan dari guru. sasaran atau tujuan pembelajaran.
Dari berbagai pengertian
tersebut, dapat dipahami bahwa media Microsoft Powerpoint
merupakan alat bantu yang sangat Aplikasi Microsoft PowerPoint ini pertama
bermanfaat bagi para siswa dan pendidik kali dikembangkan oleh Bob Gaskins dan
dalam proses belajar dan mengajar. Dennis Austin sebagai Presenter untuk
Dengan adanya media pembelajaran , perusahaan bernama Forethought, Inc
peran guru menjadi semakin luas. yang kemudian mereka ubah namanya
Sedangkan anak didik akan terbantu menjadi PowerPoint.
untuk belajar lebih baik, serta terangsang Pada tahun 1987, PowerPoint
untuk memahami subjek yang tengah versi 1.0 dirilis, dan komputer yang
diajarkan dalam bentuk komunikasi didukungnya adalah Apple
penyampaian pesan yang lebih efektif dan Macintosh.PowerPoint kala itu masih
efisien. menggunakan warna hitam/putih, yang
Media pembelajaran merupakan mampu membuat halaman teks dan
salah satu komunikasi dalam suatu grafik untuk transparansi overhead
proses pembelajaran. Dikatakan demikian projector (OHP).Setahun kemudian, versi
karena dalam media pembelajaran baru dari PowerPoint muncul dengan
terdapat proses penyampaian pesan dari dukungan warna, setelah Macintosh
pendidik kepada anak didik. Sedangkan berwarna muncul ke pasaran.
pesan yang dikirimkan, biasanya berupa Microsoft pun mengakuisisi
informasi atau keterangan dari pengirim Forethought, Inc dan tentu saja perangkat
pesan. Pesan tersebut ada kalanya lunak PowerPoint dengan harga kira-kira
disampaikan dalam bentuk sandi-sandi 14 Juta dolar pada tanggal 31 Juli
atau lambing-lambang, seperti kata-kata, 1987.Pada tahun 1990, versi Microsoft
bunyi, gambar, dan lain sebagainya. Windows dari PowerPoint (versi 2.0)
Melalui saluran seperti radio, televise, muncul ke pasaran, mengikuti jejak
OHP, film, pesan diterima oleh penerima Microsoft Windows 3.0.Sejak tahun 1990,
pesan melalui indra untuk diolah, PowerPoint telah menjadi bagian standar
sehingga pesan yang disampaikan dapat yang tidak terpisahkan dalam paket
diterima dan dipahami oleh penerima aplikasi kantoran Microsoft Office System.
pesan. Dengan demikian, yang
dimaksudkan dengan media pem- Hipotesis Tindakan
belajaran adalah semua bahan dan alat

42
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

Berdasarkan kajian teori dan kerangka dalam bahasa Inggris diistilahkan sebagai
berfikir yang telah dipaparkan, maka Classroom Action Research (CAR).
dapat dirumuskan hipotesis tindakan Terdapat beberapa model atau
dalam penelitian ini sebagai berikut: bentuk yang sering digunakan dalam
1. Penerapan penggunaan model dunia pendidikan diantaranya adalah: (a)
ASSURE dengan menggunaan media Model Kurt Lewin, (b) Model Kemmis dan
power point dalam pembelajaran Mc Taggart, (c) Model John Elliott, dan (d)
bahasa Inggris di MAN Sukoharjo Model Dave Ebbult. Kurt Lewin dalam (Mc
dapat meningkatkan motivasi belajar Niff, 1992: 22) penelitian tindakan sebagai
siswa. serangkaian langkah yang membentuk
2. Penerapan penggunaan model spiral.
ASSURE dengan menggunaan media
power point dalam pembelajaran Sumber data
bahasa Inggris di MAN Sukoharjo Sumber data ada tiga yaitu Informan,
dapat meningkatkan prestasi belajar yaitu guru bahasa Inggris Kelas X MAN
siswa. Sukoharjo, tempat dan peristiwa, yaitu
ruang kelas dan proses pembelajarannya
METODE PENELITIAN dan dokumentasi.
Setting Penelitian
Penelitian dilaksanakan di MAN Teknik Pengumpulan Data
(Madrasah Aliyah Negeri) Sukoharjo yang Adapun teknik pengumpulan data yaitu
dimulai pada semester genap tahun wawancara, observasi, dokumentasi, dan
2012/2013.Lokasi penelitian berada di angket. Moleong (1995:103)
MA (Madrasah Aliyah) Negeri Sukoharjo. mengemukakan analisis data adalah
Kelas yang digunakan sebagai latar proses pengorganisasian dan pengrutan
penelitian adalah kelas X, jumlah 21 data ke dalam pola, kategori dan satuan
siswa, yang terdiri dari 6 siswa laki-laki olahan dasar, sehingga dapat ditemukan
dan 15 siswa perempuan. Mata pelajaran tema seperti yang disarankan oleh data.
yang digunakan untuk objek penelitian Teknik analisis data yang digunakan
adalah mata pelajaran bahasa Inggris dalam penelitian ini adalah analisis
kelas X MA (Madrasah Aliyah) Negeri deskriptif.
Sukoharjo
Teknik Analisis Data
Metode Penelitian Teknik analisis data menggunakan
Dalam penelitian ini peneliti metode kualitatif.Kualitatif biasanya
menggunakan metode PTK (Penelitian disebut sebagai metode etnografi, metode
Tindakan Kelas.Penelitian tindakan kelas fenomenologis atau metode

43
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

impresionistik. Sementara Bogdan dan menguraikan seluruh konsep yang ada


Taylor (Moleong, 1990: 3) mendefinisikan hubungannya dengan pembahasan
bahwa metodologi kualitatif sebagai penelitian.
prosedur penelitian akan memberikan 4. Penarikan kesimpulan
hasil data deskriptif berupa kata tertulis Kegiatan penggambaran yang utuh dari
atau lisan dan perilaku yang diamati. obyek yang diteliti, proses penarikan
Metode kualitatif biasanya menggunakan kesimpulan didasarkan pada gabungan
daerah sekitarnya sebagai sumber data; informasi yang tersusun dalam suatu
kualitatif biasanya memiliki sifat bentuk yang terpadu pada penyajian
deskriptif analitik, yang ada dokumentasi, data melalui informasi tersebut.
wawancara, catatan dan lain-lain. Data
yang telah dikumpulkan dalam banyak Kriteria Keberhasilan
cara (observasi, wawancara, dokumen), a) Kriteria keberhasilan dapat
yang biasanya diproses sebelum sampai meningkatkan motivasi belajar
siap untuk digunakan. Penelitian tindakan kelas ini
Adapun langkah-langkah analisis dinyatakan berhasil meningkatkan
datanya adalah sebagai berikut: motivasi belajar siswa jika:
1. Pengumpulan data Minimal 70% siswa meningkatkan skor
Hasil observasi, wawancara, motivasi belajar.
dokumentasi data berupa dokumen, b) Kriteria keberhasilan dapat
catatan lapangan mengenai perilaku meningkatkan prestasi belajar jika:
subyek penelitian dan lain sebagainya, Penelitian tindakan kelas ini
diolah dengan triangulasi data untuk dinyatakan berhasil jika:
mendapatkan kebenaran. Ada peningkatan skor dan ketuntasan
2. Reduksi data belajar sebanyak 100% dengan
Proses pemilihan, pemusatan, pencapaian kriteria ketuntasan
perhatian, penyederhanaan, peng- minimal (KKM) =70
abstrakan, dan transformasi data kasar
yang muncul dari catatan-catatan Prosedur Penelitian Tindakan
tertulis di lapangan. Sebelum merencanakan tindakan,
3. Penyajian data pertama, peneliti mengidentifikasi
Penyajian sekumpulan informasi masalah.Masalah, di sini, mengacu pada
tersusun yang memberi kemungkinan penggunaan Model ASSURE dengan Media
adanya penarikan kesimpulan atau Powerpoint dalam pebelajaran bahasa
pengambilan tindakan. Dalam Inggris. Penelitian ini berlangsung
penyajian data akan dianalisa data didasarkan pada siklus penelitian
yang bersifat deskriptif analitik yaitu

44
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

tindakan yang terdiri dari empat tahap, tertentu yang membuat mereka
sebagai berikut: tertarik untuk mempelajarinya.
1. Perencanaan (Planning) b. Presentasi
Setelah mengidentifikasi masalah, peneliti Pada tahap ini, peneliti menjelaskan
kemudian menyiapkan segala sesuatu materi yang telah disiapkan untuk
yang berkaitan dengan tindakan, sebagai setiap siklus.Setiap siklus dilakukan
berikut: dalam pertemuan 2 x 40 menit.
a) Peneliti mempersiapkan materi, c. Praktek
membuat rencana pembelajaran, dan Pada tahap ini, peneliti meminta
desain langkah-langkah dalam siswa untuk melakukan latihan yang
melakukan tindakan. mereka dapatkan dari peneliti.Peneliti
b) Peneliti mempersiapkan lembar untuk meminta beberapa dari mereka untuk
observasi ruang kelas. Hal ini siap membaca cerita yang telah disiapkan
untuk situasi proses belajar-mengajar oleh peneliti sebelumnya.
ketika teknik yang diterapkan. d. Produksi
c) Peneliti menyiapkan daftar pertanyaan Dalam tahap ini, para siswa
untuk wawancara. Hal ini dipersiapkan diharapkan dapat merespon
untuk mengetahui kompetensi siswa pertanyaan peneliti seaktif mungkin.
dan masalah dalam proses belajar Untuk mendapatkan tujuan tersebut,
mengajar bahasa Inggris. peneliti mencoba untuk menciptakan
d) Peneliti mempersiapkan materi. suasana komunikatif dalam kelas
Bahannya adalah cerita pendek selama proses belajar mengajar.
multimedia, presentasi power point, 3. Mengamati (Observasing)
dan lembar kerja siswa. Peneliti mengamati kegiatan siswa saat
e) Guru kemudian mempersiapkan ujian. mengajar proses belajar terjadi. Hasil
2. Pelaksanaan Tindakan (Acting) pengamatan akan dicatat pada lembar
Peneliti melakukan pelajaran di kelas pengamatan penulis sebagai data
berdasarkan pada rencana pelajaran. menguntungkan. Para guru bahasa Inggris
Guru menerapkan melalui model ASSURE akan bertindak sebagai kolaborator dalam
dan media powerpoint dalam kegiatan membantu peneliti untuk mengamati
belajar mengajar bahasa Inggris Berikut aktivitas siswa selama proses belajar
ini adalah langkah-langkah yang mengajar. Oleh karena itu, dia bisa
dilakukan: memberikan beberapa kontribusi dan ide-
a. Pemanasan ide dari bahan yang digunakan.
Peneliti memberikan motivasi kepada 4. Refleksi (Reflecting)
siswa dengan melibatkan mereka Setelah kegiatan di atas, peneliti
dalam membahas suatu topik memberikan tes untuk mengukur siswa

45
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

membaca pemahaman terhadap cerita dari nilai rata-rata pretes 64, pada siklus
narasi singkat setelah diajarkan pertama 68, pada siklus kedua 74, dan
menggunakan presentasi multimedia. pada siklus ketiga 79,52. Selain ditinjau
Berdasarkan hasil tes dan observasi dari nilai rata-rata, dapat diketahui juga
selama proses pengajaran dan dari ketuntasan belajar yang didasarkan
pembelajaran, peneliti akan membuat pada KKM adalah mulai dari pretes
evaluasi apa yang telah dilakukan. Hal ini ketuntasannya hanya 47%, siklus pertama
bertujuan untuk menemukan kelurusan 57%, siklus kedua 86%, siklus ketiga 100%.
dan kelemahan dari kegiatan yang telah Perbedaan perlakuan pada siklus
dilakukan. I, Siklus II, Siklus III. Perlakuan yang
diberikan pada siklus I Tujuan dari siklus
HASIL DAN PEMBAHASAN I memberikan pelajaran bahasa Inggris
penelitian tindakan sebagai serangkaian dengan materi narrative text, guru
langkah yang membentuk spiral. Setiap menjelaskan hal-hal yang berhubungan
langkah memiliki empat tahap, yaitu: dengan narrative text dengan
Planning, Acting, Observing, reflecting. menggunakan media powerpoint.
Sehingga guru dapat mengenalkan materi
kepada siswa dengan efektif.
Planni
Perlakuan yang diberikan pada
ng
siklus II Secara garis besar sama dengan
Reflec Acting
siklus I yaitu guru memberikan materi
ting
narrative text dengan membahas text
Obser
bacaan, dan menyuruh siswa mencari
ving
( kata-kata sukar, kemudian diartikan.
Perlakuan yang diberikan pada
Mc. Taggart, (1991: 60)
siklus III, Pada siklus III ini siswa

Selanjutnya, Berdasarkan hasil diberikan beberapa point yang

data pada pretes, siklus pertama, kedua menyangkut keseluruhan materi dan guru

dan ketiga dapat di lihat pembelajaran menjelaskan model ASSURE kepada siswa

bahasa Inggris dengan model ASSURE dan secara runtun dan jelas, sehingga siswa

media powerpoint benar-benar dapat dapat memahami dengan baik.

meningkatkan hasil belajar secara


universal. SIMPULAN DAN SARAN

Secara individu hasil belajar Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat

siswa mulai dari pretes sampai siklus diformulasikan beberapa kesimpulan,

ketiga mengalami peningkatan, antara lain:

sedangkan secara universal dapat dilihat


46
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

1. Model ASSURE dengan media persiapan yang tepat, sehingga guru


powerpoint dapat meningkatkan dalam melaksanakan KBM (Kegiatan
motivasi belajar siswa kelas X MAN Belajar Mengajar) mampu dan benar-
SKH, sebagai bukti bahwa hasil benar menguasai materi yang akan
pembelajaran bahasa Inggris pada disampaikan kepada siswa.
siklus pertama, kedua, dan ketiga 2. Peran guru sangat penting dalam
motivasi pembelajaran bahasa Inggris kelangsungan kegiatan belajar
mengalami peningkatan yang mengajar siswa, maka dari itu tidak
signifikan. cukup hanya mengajar materi yang
2. Model ASSURE dengan media diajarkan, namun juga guru dapat
powerpoint dapat meningkatkan memberikan atau menyisipkan
prestasi belajar siswa kelas X MAN pelajaran yang bersifat karakter atau
SKH, sebagai bukti bahwa hasil afektif, sehingga dapat mempengaruhi
pembelajaran bahasa Inggris pada siswa dalam meningkatkan motivasi.
siklus pertama, kedua dan ketiga 3. Untuk guru supaya selalu
mengalami peningkatan nilai yang mengembangkan kemampuan kognitif
signifikan. pribadinya, demi meningkatkan
3. Dengan menggunakan Model ASSURE kwalitas pribadi guru, sehingga dalam
yang didalamnya berisi beberapa mengajar guru dengan mudah
langkah-langkah dalam pembelajaran mengajarkan atau menerapkan model
dan juga penggunaan media ASSURE dan menggunakan media
powerpoint sangat membantu siswa di powerpoint untuk menunjang
samping memahami materi pelajaran peningkatan prestasi siswa khususnya
bahasa Inggris, siswa juga dapat mata pelajaran bahasa Inggris dan
memahami tentang TIK yang pada umumnya materi pelajaran yang
disampaikan guru. lain.
Berdasarkan hasil penelitian 4. Perlu adanya tindak lanjut secara
tersebut tedapat temuan hasil penelitian terus-menerus, karena dengan adanya
yang berkaitan dengan pembelajaran tindak lanjut dapat memberikan
bahasa Inggris dengan model ASSURE dan pengetahuan sejauh mana mutu dan
media powerpoint sebagai usaha hasil pencapaian yang bagus dan dapat
meningkatkan motivasi dan prestasi mengetahui kesalahan-kesalahan yang
belajar siswa kelas X MAN SKH, ada perlu dibenahi.
beberapa saran yangperlu disampaikan 5. Pada saat kegiatan belajar mengajar
sebagai berikut: guru perlu mengajak seorang guru
1. Untuk menerapkan model ASSURE dan yang berkompeten untuk memberikan
media powerpoint memerlukan masukan- masukan yang berarti,

47
JURNAL TEKNOLOGI PENDIDIKAN DAN PEMBELAJARAN ISSN: 2354-6441
Vol.2, No.1, hal35 – 48, Edisi Maret 2014 http://jurnal.fkip.uns.ac.id

sehingga guru tahu kekurangan- Oemar Hamalik, Metode Belajar dan


Kesulitan-kesulitan Belajar, Bandung:
kekurangan yang harus dibenahi dalam
Tarsito, 1983.
proses kegiatan belajar mengajar.
R. Ibrahim dan Nana Syaodih,
DAFTAR PUSTAKA
Perencanaan Pengajaran, Jakarta:
Dick, W., Carey, L., & Carey, J. 2001.The Rineka Cipta, 1996.
systematic design of instruction
Richard, Jack C dan T Rogers. 1986.
(5thed.). New York: Longman.
Approaches and Method in
Language Teaching. New York:
Dimiyati & Mujdiono.1999. Strategi
Cambridge University Press
Belajar Mengajar. Depdikbud: Dirjen
Dikti, Proyek Pembinaan Tugas Sri Anitah. 2009.Media Pembelajaran.
Kependidikan. Surakarta:UNS Press.
Gagne, R. M. 1985. The conditions of Sharon E.Smaldino, Deborah L. Lowther,
learning (4thed.). New York: Holt, and James D. Russell. 2008.
Rinehart & Winston. Instructional Tecnology and Media
For Learning. Upper Sadlle
Hamzah B. Uno, Orientasi Baru dalam
River.New Jersey Columbus, Ohio.
Psikologi Belajar, Jakarta: Bumi
Aksara, 2006. Sudjana, Nana dan Ahmad Rivai. 2002.
Media Pengajaran. Bandung:Sinar
Keller, J. M. 1987. Development and Use Baru.
of the ARCS Model of Intructional
Development.Journal of instructional Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang
development. 10 (3): 2 -10. Mempengaruhinya, Jakarta: Rineka
Cipta, 2003.
Lexy J Moleong, Metode Penelitian
Kualitatif, Bandung: Remaja Rosda Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain,
Karya, 2000. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta, 2006.
Mathew B miles dan Michael Huberman A,
Analisa Data Kualitatif, penerjemah : Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian
Rohendi Rohidi, Jakarta: UI Press, Ilmiah Suatu Pendekatan Praktis,
1992. Jakarta: Bumi Aksara, 1989.
Winkel, 1984.Psikologi Pendidikan dan
Mc. Taggart, Robin. 1991. Action Resarch: Evaluasi Belajar. Jakarta ; Gramedia.
Ashort modern Technology.
Victoria:Deakin University Press. Yusuf Hadi Sumiarso, Tekonologi
Komunikasi Pendidikan, Jakarta:
Nana Sudjana, Cara Belajar Siswa Aktif Rajawali, 1986.
dalam Proses Belajar Mengajar,
Bandung: Sinar Baru, 1989.

Nana Syaodih Sukmadinata, Metode


Penelitian Pendidikan, Bandung:
Rosda Karya, 2005.

Noeng Muhajir, Metode Penelitian


Kualitatif, Yogyakarta: Rake Sarasin,
1998.

48

You might also like