Professional Documents
Culture Documents
NIM : 04011281621086
Kelas : Beta 2016
ANALISIS MASALAH
a. Apa saja organ yang berkaitan pada kasus? Jelaskan anatomi dan
fisiologinya!
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular
Gb: 1
Gb: 2
c. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari mudah lelah saat aktivitas yang
dialami Tn.GFR?(rere, kila, hani)
Cardiac output yang berkurang pada gagal jantung akibat tidak adekuatnya
pemompaan darah yang dialirkan vena ke jantung menyebabkan jaringan perifer
kekurangan okisigen yang berfungsi membentuk energy. Metabolisme akan
berubah menjadi metabolisme anaerobic karena kurangnya oksigen sehingga ATP
sangat berkurang dan terjadi penumpukan asam laktat
LEARNING ISSUE
Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total
atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac
infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung
dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan
jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik,
dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya
di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
Arteri Koroner Kiri
Arteri koroner kiri berjalan diantara a.pulmonalis dgn auricula sinistra,
mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri
sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk
anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu
sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel.Pertemuan
kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan
bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.Nodus AV
node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot
ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.Sirkumflex
arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri
dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.
Cabangnya:
1. Ramus interventricularis anterior pd septum interventricularis
2. Ramus cicumflexus cabang dr ramus marginalis sinistra
3. Ramus nodi sinuatrialis
4. Ramus nodi atrioventricularis
Aliran Vena
- Vena berjln bersama arterinya
- Bermuara ke dlm sinus coronarius kemudian ke atrium dextra
- Bermuara ke sinus coronarius:
v.cordis magna pada sulcus interventricularis anterior
v.cordis media pada sulcus interventricularis posterior
V.cordis parva pada sulcus coronaries
V.cordis posterior ventriculus sinistra
V.cordis obliqua Marsall
- Vena yg bermuara langsung:
vv. Cordis anterior
vv. Cordis minimi thebesii
Inervasi Jantung
Simpatis menginervasi atrium, ventrikel, dan pembuluh darah koroner.
Persarafan simpatis berasal dari medula spinalis torakal atas T3-T6.
Sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis dan berakhir pada
ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Rangsangan simpatis
dihantarkan oleh norepinefrin.Pada orang normal kerja saraf simpatis
mempengaruhi kerja otot ventrikel.
Efek Simpatis :
- Meningkatkan denyut jantung
- Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung meningkatkan volume
darah yang dipompa meningkatkan tekanan ejeksi
- Meningkatkan curah jantung sebesar 2 sampai 3 kali lipat
- Meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa
Parasimpatis memberikan persarafan pada nodus SA,AV, dan serabut
otot atrium, dapat pula menyebar pada ventrikel kiri.
Parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus di medula oblongata, serabut-
serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam pleksus
kardialis. Rangsangan parasimpatis dihantarkan oleh asetilkolin.Kerjanya
mengontrol irama jantung dan laju denyut jantung.
Batas- batas jantung :
Batas jantung kanan : dibentuk oleh atrium dextra
Batas jantung kiri : auricula sinistra
Batas jantung bawah : ventriculus dextra dan atrium dextra
Apex jantung : ventikel sinistra
EPIDEMIOLOGI CHF
Congestive heart failure di Indonesia belum ada, namun dalam Survey
Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit system sirkulasi merupakan
penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan
Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada diurutan ke-delapan
(2,8%) pada sepuluh penyakit kematian terbanyak di Rumah Sakit di Indonesia.
Diantara 10 penyakit terbanyak pada system sirkulasi darah, stroke
non hemorhagic (infark) menduduki urutan penyebab kematian utama, yaitu
sebesar 27% (2002), 30% (2003), dan 23,2% (2004). Congestive heart
failure menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian yang terbanyak pada
system sirkulasi pada tahun 2005. (Fathoni, 2010)
Prevalensi congestive heart failure di Negara berkembang cukup tinggi dan
makin meningkat. Oleh karna itu, congestive heart failuremerupakan masalah
kesehatan yang utama. Setelah dari pasien yang terdiagnosis congestive heart
failure masih punya harapan hidup 5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan
mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita. Berdasarkan perkiraan
pada tahun 1989, Amerika terdapat 3 juta penderita congestive heart failure dan
setiap tahunnya bertambah 400.000 orang. Walaupun angka-angka yang pasti
belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat diperkirakan jumlah penderita congestive
heart failure akan bertambah setiap tahunnya. (Anurogo & Wulandari, 2012)
Menurut data World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa
sebanyak 17,3 juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler dan
diperkirakan akan mencapai 23,3 juta penderita yang meninggal tahun 2020, dan
lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap tahun dengan gangguan
kardiovaskuler. Indonesia menempati nomor empat Negara dengan jumlah
kematian akibat penyakit kardiovaskuler. (WHO, 2013).
Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit congestive heart failure (gagal
jantung) di Indonesia Tahun 2013, diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter/gejaladiperkirakan sekitar 530.068 orang.
EDUKASI CHF
Memberikan penjelasan kepada pasien :
1. Pengaturan aktivitas fisik
Pengaturan aktifitas fisik merupakan bagian dari manajemen pasien
gagal jantung. Modifikasi minimal secara konsisten terhadap gaya hidup dapat
membantu mengurangi gejala yang dirasakan pasien dan dapat menurunkan
kebutuhan yang lebih terhadap pengobatan (Crawford, 2009).
Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan tingkat gejala yang dialami pasien.
Aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien akan membantu menurunkan
tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan dan dapat memperbaiki gejala
serta berefek toleransi aktivitas pada gagal jantung terkompensasi dan stabil.
Namun pada kondisi heart failure stage sedang sampai berat, pembatasan aktivitas
fisik dan bed rest sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kondisi klinis
pasien. Pembatasan aktivitas fisik misalnya duduk dalam posisi tegak dapat
menurunkan gejala kongesti vena pulmonal serta menurunkan kerja jantung.
Tindakan istirahat di tempat tidur akan membantu meningkatkan aliran darah ke
ginjal serta meningkatkan diuresis. Penting juga memberikan kesempatan bagi
pasien untuk terlibat dalam melakukan aktivitas sehari-hari walaupun dalam
kondisi yang tidak mendukung (Crawford, 2009; Gray et.al, 2002)
2. Pengaturan diet
Pembatasan kalori sangat penting bagi pasien overweight karena
penurunan berat badan menurunkan kebutuhan jantung dan dapat
mengurangi gejala penyakit (Crawford, 2009). Namun berbeda halnya
menurut pendapat Gray et.al (2002) dimana terdapat beberapa pasien
chronic heart failure memiliki risiko malnutrisi karena nafsu makan yang
jelek, malabsorpsi, dan peningkatan metabolik basal (sekitar 20%)
sehingga memerlukan nutrisi yang cukup. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Cook et al. (2007) mengemukakan bahwa pembatasan konsumsi
garam akan membantu mengurangi retensi air, di mana hal ini juga berefek
menurunkan kerja jantung. Diet yang dianjurkan yaitu rendah garam 1,5-2
gram/hari, sangat penting untuk mendapatkan efek terapi yang optimal.
3. Monitor berat badan
Monitoring berat badan dianjurkan bagi pasien rutin dilakukan
setiap hari, sebaiknya pagi hari sebelum sarapan. Penurunan berat badan ≥
1.5 kg lebih dari 3 (tiga) hari harus menjadi perhatian dan perlu dilaporkan
ke petugas kesehatan (Butler, 2010). Sebaliknya berat badan berlebih
(obesitas) merupakan faktor risiko terhadap Memberikan pemahaman bagi
pasien mengenai pentingnya mengontrol berat badan (Nicholson, 2007).
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit
kronis, seperti Diabetes Melitus, hipertensi, hiperkolesterol, dan kelainan
metabolisme lain yang memerlukan pemeriksaan lanjut baik klinis atau
laboratorium (Foster, 2003 dan Azwar, 2004).
4. Teori Self Care Orem’s
Pelaksanaan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu untuk melakukan intervensi
keperawatan secara mandiri serta dapat mengatur dalam segala
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem (2001) mengembangkan
tiga bentuk teori self care diantaranya
m. PerawatanDiriSendiri(selfcare)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care
agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau
permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat,
kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah
aktivitas sehari- hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan
dasar manusianya.
n. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan dan dapat diterapkan pada kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
DAFTAR PUSTAKA