You are on page 1of 22

Nama : Siti Salimah Hanifah Novizar

NIM : 04011281621086
Kelas : Beta 2016

ANALISIS MASALAH

a. Apa saja organ yang berkaitan pada kasus? Jelaskan anatomi dan
fisiologinya!
Anatomi dan Fisiologi Sistem Kardiovaskular

Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa referensi


yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran kepalan tangannya atau
dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan lebar sekitar 3,5″ (9cm). Jantung
terletak di belakang tulang sternum, tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua
paru-paru dan bersentuhan dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian
bawah sternal notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum
, 2/3 nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di
interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri.(lihat gb:1 & 2)

Gb: 1
Gb: 2

b. Bagaimana tatalaksana awal pada Tn.GFR?


Tatalaksana awal di ruang emergensi (10 menit pertama saat kedatangan)
o Tirah baring (bed rest total)
o Oksigen 4 L/menit untuk mempertahankan saturasi oksigen > 90%.
o Aspirin 160-325 mg tablet dikunyah
o Nitrat: bisa diberikan nitrat oral sublingual yaitu isosorbid dinitrat 5 mg
dapat diulang setiap 5 menit sampai 3 kali untuk mengatasi nyeri dada
o Clopidogrel dosis awal 300 mg peroral (jika sebelumnya belum pernah
diberi)
o Morfin iv bila nyeri tidak teratasi dengan nitrat
o Tentukan pilihan revaskularisasi (memperbaiki aliran darah koroner) dan
reperfusi miokard harus dilakukan pada pasien STEMI akut dengan presentasi ≤ 12
jam

c. Bagaimana etiologi dan mekanisme dari mudah lelah saat aktivitas yang
dialami Tn.GFR?(rere, kila, hani)
Cardiac output yang berkurang pada gagal jantung akibat tidak adekuatnya
pemompaan darah yang dialirkan vena ke jantung menyebabkan jaringan perifer
kekurangan okisigen yang berfungsi membentuk energy. Metabolisme akan
berubah menjadi metabolisme anaerobic karena kurangnya oksigen sehingga ATP
sangat berkurang dan terjadi penumpukan asam laktat

d. Bagaimana etiologi dan mekanisme batuk di malam hari yang dialami


Tn.GFR?
Gagal ventrikel kiri menyebabkan tidak adekuatnya pemompaan
darah yang dialirkan vena ke jantung sehingga terjadi peningkatan volume diastolic
akhir yang akan meningkatkan tekanan atrium kiri. Peningkatan tekanan atrium kiri
pada akhirnya akan diteruskan ke paru sehingga tekanan vena dan kapiler paru
menigkat. Bila tekanan hidrostatik lebih dari tekanan onkotik, akan terjadi
transudasi cairan yang pada awalnya ke interstisial lalu ke alveolar dan terjadilah
edema paru. Pada saat malam hari, seseorang cenderung tertidur (berbaring)
sehingga aliran balik vena dari ekstremitas bawah banyak kembali ke atrium kanan
sehingga semakin memperparah edema paru yang menyababkan sulit bernapas dan
batuk sehingga daput membangunkan penderita dari tidurnya.

e. Bagaimana etiologi dan mekanisme mual yang dialami Tn.GFR?


Gagal ventrikel kiri dapat menyebabkan gagal ventrikel kanan yang
diakibatkan meningkatnya tekanan paru sehingga menyulitkan pemompaan darah
dari ventrikel kanan, hal ini menyebabkan terjadi peningakat ventrikel kanan dan
terjadi peningkatan atrium kanan sehingga tekanan vena juga meningat. Hal ini
menyebabkan kongesti dan edema jaringan lunak termasuk hati dan usus sehingga
organ ini membesar dan menyebabkan mual hingga kehilangan nafsu makan

f. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik umum Tn.GFR? (rere,


kila, hanil

Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi

Conscious/ Normal Sadar Sepenuhnya


Compos Mentis
Orthopneu ABNORMAL
BP 180/110 mmHg 120/80 mmHg Hipertensi
HR 122x/ menit 60 – 100x/menit ABNORMAL

PR 102 X/menit 60 – 100X/menit ABNORMAL


RR 32 x/min 18 – 24x/menit Dyspnea
IMT 18,5 – 22,9 ABNORMAL
(28,33)

g. Mekanisme abnormalitas dari hasil pemeriksaan fisik umum Tn.GFR?


o Orthopneu
saat berbaring (posisi paru-paru lebih rendah dibandingkan pada saat
posisi tegak)  redistribusi cairan dari sirkulasi viscera dan extermitas
inferior ke sirkulasi utama  menambah aliran balik pembuluh darah
dan meningkatkan tekanan kapiler paru-paru  sesak (orthopnoe)
o Obesitas tingkat I: BMI = 33,06
BMI Klasifikasi
(kg/m2)
< 18,5 Berat Badan
Kurang
18,5- Normal
24,9
25- Berat Badan Lebih
29,9
30- Obesitas Tingkat I
34,9
35- Obesitas Tingkat
39,9 II
>39,9 Obesitas Tingkat
III
< 18,5 Berat Badan
Kurang
o PR = 102x/menit
Terdapat aritmia jantung yang disebabkan oleh atrial fibrilasi sehingga
terdapat keadaan pulsus deficit yang menyebabkan perbedaan antara
HR dan PR .
o RR = (Dyspnea) 32 x/m
Makna dari meningkatnya RR , pasien mengalami sesak nafas
(dyspnea) yang disebabkan karena adanya cairan/eksudat yang
memenuhi rongga perikardium dan paru-paru sehingga terjadi
Sgangguan pertukaran O2 dan menyebabkan jaringan kekurangan O2
yang harus dikompensasi dengan peningkatan heart rate.
Hal ini juga disebabkan oleh gagal jantung yang dialam Mr Y, sehingga
berkurangnya cardiak output dan berkurangnya aliran darah ke jaringan
dan jaringan kekurangan O2.
o Pallor
Pucat menunjukkan menurunnya perfusi perifer sekunder terhadap
tidak adekuatnya curah jantung; vasokontriksi dan anemia.
h. Bagaimana interpretasi dari hasil pemeriksaan fisik spesifik Tn.GFR?
Pemeriksaan Nilai Normal Interpretasi
Pallor ABNORMAL
JVP (5+1) cmH2O : {5-2}-{5+2} ABNORMAL
basal rales (+) ABNORMAL
wheezing (+) ABNORMAL
liver: palpable 2 HEPATOMEGALI
cm below the
costal arch
i. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil pemeriksaan ECG Tn.GFR?
o Atrial Fibrilation : disebabkan oleh hipertensi yang telah ia
derita dan gaya hidupnya yang jarang berolahraga serta gagal
jantung dan penyakit jantung coroner yang pernah ia derita
o LAD : diakibatkan dari hipertensi jangka panjang yang
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri. Pembesaran jantung ke
bagian kiri menyebabkan listrik ventrikel kiri mendominasi
sehingga vector listrik rata-rata tertarik lebih jauh ke kiri dan
hasilnya adalah LAD
o HR 120 x/min : kompensasi tubuh dalam memenuhi kebutuhan
oksigen ke sistemik. Karena ia hipertensi sehingga kerja jantung
lebih besar dan menimbulkan HR meningkat
o LV Strain : strain merupakan istilah yang digunakan untuk
menggambarkan tumpang tindih antara depolarisasi dan repolarisasi
di daerah otot yang menebal. Pada kasus terjadi hipertensi ventrikel
sehingga timbul LV strain

j. Bagaimana mekanisme abnormalitas dari hasil pemeriksaan chest X-ray


Tn.GFR?
o CTR >50% : diakibatkan dari hipertensi jangka panjang yang
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri
o Shoe-shaped cardiac : diakibatkan dari hipertensi jangka panjang
yang menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri sehingga jantung terlihat
menebal di sebelah kiri bawah dan terlihat seperti sepatu
o Kerley’s line : adanya kerley’s line menandakan terjadi edema
paru. Adanya gangguan fungsi ventrikel kiri menyebabkan merambat
ke atrium kiri, kemudian ke vena pulmonalis. Di sana terjadi
peningkatan tekanan onkotik plasma. Edema paru terjadi karena
tekanan onkotik plasma lebih besar dari tekanan hidrostatik kapiler
paru
o Sign of Cephalization : tanda ini muncul karena edema paru. Edema
paru menyebabkan redistribusi darah ke lobus atas paru

k. Apa epidemiologi dari penyakit yang dialami Tn.GFR?


Pada penelitian di Amerika, risiko berkembangnya gagal jantung adalah
20% untuk usia ≥40 tahun, dengan kejadian >650.000 kasus baru yang didiagnosis
gagal jantung selama beberapa dekade terakhir. Kejadian gagal jantung meningkat
dengan bertambahnya usia. Tingkat kematian untuk gagal jantung sekitar 50%
dalam waktu 5 tahun (Yancy, 2013). Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013,
prevalensi gagal jantung di Indonesia sebesar 0,3%. Data prevalensi penyakit
ditentukan berdasarkan hasil wawancara pada responden umur ≥ 15 tahun berupa
gabungan kasus penyakit yang pernah didiagnosis dokter atau kasus yang
mempunyai gejala penyakit gagal jantung (Riskesdas, 2013). Prevalensi faktor
risiko jantung dan pembuluh darah, seperti makan makanan asin 24,5%, kurang
sayur dan buah 93,6%, kurang aktivitas fisik 49,2%, perokok setiap hari 23,7% dan
konsumsi alkohol 4,6% (Depkes RI, 2009).

l. Apa edukasi dan pencegahan dari penyakit yang dialami Tn.GFR?


Kunci untuk mencegah gagal jantung adalah mengurangi faktor-faktor
risiko. Anda dapat mengontrol atau menghilangkan banyak faktor-faktor risiko
penyakit jantung - tekanan darah tinggi dan penyakit arteri koroner, misalnya -
dengan melakukan perubahan gaya hidup bersama dengan bantuan obat apa pun
yang diperlukan.
Perubahan gaya hidup dapat Anda buat untuk membantu mencegah gagal jantung
meliputi:
 Tidak merokok
 Mengendalikan kondisi tertentu, seperti tekanan darah tinggi, kolesterol
tinggi dan diabetes
 Tetap aktif secara fisik
 Makan makanan yang sehat
 Menjaga berat badan yang sehat
 Mengurangi dan mengelola stress
Dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung adalah:
 Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung.
 Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan bahan- bahan
farmakologis.
 Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan terapi diuretik
diet dan istirahat.
Nama : Siti Salimah Hanifah Novizar
NIM : 04011281621086
Kelas : Beta 2016

LEARNING ISSUE

1. Anatomi dan Fisiologi

Secara anatomi ukuran jantung sangatlah variatif. Dari beberapa


referensi yang saya baca, ukuran jantung manusia mendekati ukuran
kepalan tangannya atau dengan ukuran panjang kira-kira 5″ (12cm) dan
lebar sekitar 3,5″ (9cm). Jantung terletak di belakang tulang sternum,
tepatnya di ruang mediastinum diantara kedua paru-paru dan bersentuhan
dengan diafragma. Bagian atas jantung terletak dibagian bawah sternal
notch, 1/3 dari jantung berada disebelah kanan dari midline sternum , 2/3
nya disebelah kiri dari midline sternum. Sedangkan bagian apek jantung di
interkostal ke-5 atau tepatnya di bawah puting susu sebelah kiri
Lapisan Pembungkus Jantung
Jantung di bungkus oleh sebuah lapisan yang disebut lapisan perikardium,
di mana lapisan perikardium ini di bagi menjadi 3 lapisan (lihat gb.3) yaitu
:
1. Lapisan fibrosa, yaitu lapisan paling luar pembungkus jantung yang
melindungi jantung ketika jantung mengalami overdistention. Lapisan
fibrosa bersifat sangat keras dan bersentuhan langsung dengan bagian
dinding dalam sternum rongga thorax, disamping itu lapisan fibrosa ini
termasuk penghubung antara jaringan, khususnya pembuluh darah
besar yang menghubungkan dengan lapisan ini (exp: vena cava, aorta,
pulmonal arteri dan vena pulmonal).
2. Lapisan parietal, yaitu bagian dalam dari dinding lapisan fibrosa
3. Lapisan Visceral, lapisan perikardium yang bersentuhan dengan lapisan
luar dari otot jantung atau epikardium.
Diantara lapisan pericardium parietal dan lapisan perikardium visceral
terdapat ruang atau space yang berisi pelumas atau cairan serosa atau yang
disebut dengan cairan perikardium.Cairan perikardium berfungsi untuk
melindungi dari gesekan-gesekan yang berlebihan saat jantung berdenyut
atau berkontraksi. Banyaknya cairan perikardium ini antara 15 – 50 ml, dan
tidak boleh kurang atau lebih karena akan mempengaruhi fungsi kerja
jantung.

Lapisan Otot Jantung


Seperti yang terlihat pada Gb.3, lapisan otot jantung terbagi menjadi 3 yaitu
:
1. Epikardium,yaitu bagian luar otot jantung atau pericardium visceral
2. Miokardium, yaitu jaringan utama otot jantung yang bertanggung jawab
atas kemampuan kontraksi jantung.
3. Endokardium, yaitu lapisan tipis bagian dalam otot jantung atau lapisan
tipis endotel sel yang berhubungan langsung dengan darah dan bersifat
sangat licin untuk aliran darah, seperti halnya pada sel-sel endotel pada
pembuluh darah lainnya.
Katup Jantung
Katup jatung terbagi menjadi 2 bagian, yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium dengan ventrikel dinamakan katup
atrioventrikuler, sedangkan katup yang menghubungkan sirkulasi sistemik
dan sirkulasi pulmonal dinamakan katup semilunar.
Katup atrioventrikuler terdiri dari katup trikuspid yaitu katup yang
menghubungkan antara atrium kanan dengan ventrikel kanan, katup
atrioventrikuler yang lain adalah katup yang menghubungkan antara atrium
kiri dengan ventrikel kiri yang dinamakan dengan katup mitral atau
bicuspid.
Katup semilunar terdiri dari katup pulmonal yaitu katup yang
menghubungkan antara ventrikel kanan dengan pulmonal trunk, katup
semilunar yang lain adalah katup yang menghubungkan antara ventrikel kiri
dengan asendence aorta yaitu katup aorta. (Lihat Gb: 5)
Katup berfungsi mencegah aliran darah balik ke ruang jantung
sebelumnya sesaat setelah kontraksi atau sistolik dan sesaat saat relaksasi
atau diastolik.Tiap bagian daun katup jantung diikat oleh chordae tendinea
sehingga pada saat kontraksi daun katup tidak terdorong masuk keruang
sebelumnya yang bertekanan rendah.Chordae tendinea sendiri berikatan
dengan otot yang disebut muskulus papilaris. (Lihat Gb:6)
Seperti yang terlihat pada gb.5 diatas, katup trikuspid 3 daun katup
(tri =3), katup aortadan katup pulmonal juga mempunya 3 daun katup.
Sedangkan katup mitral atau biskupid hanya mempunyai 2 daun katup.

Ruang, Dinding& Pembuluh Darah Besar Jantung


Jantung kita dibagi menjadi 2 bagian ruang, yaitu :
1. Atrium (serambi)
2. Ventrikel (bilik)
Karena atrium hanya memompakan darah dengan jarak yang
pendek, yaitu ke ventrikel.Oleh karena itu otot atrium lebih tipis
dibandingkan dengan otot ventrikel.
Ruang atrium dibagi menjadi 2, yaitu atrium kanan dan atrium
kiri.Demikian halnya dengan ruang ventrikel, dibagi lagi menjadi 2 yaitu
ventrikel kanan dan ventrikel kiri.Jadi kita boleh mengatakan kalau jantung
dibagi menjadi 2 bagian yaitu jantung bagian kanan (atrium kanan &
ventrikel kanan) dan jantung bagian kiri (atrium kiri & ventrikel kiri).
Kedua atrium memiliki bagian luar organ masing-masing yaitu
auricle.Dimana kedua atrium dihubungkan dengan satu auricle yang
berfungsi menampung darah apabila kedua atrium memiliki kelebihan
volume.
Kedua atrium bagian dalam dibatasi oleh septal atrium.Ada bagian
septal atrium yang mengalami depresi atau yang dinamakan fossa ovalis,
yaitu bagian septal atrium yang mengalami depresi disebabkan karena
penutupan foramen ovale saat kita lahir.
Ada beberapa ostium atau muara pembuluh darah besar yang perlu
anda ketahui yang terdapat di kedua atrium, yaitu :
 Ostium Superior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat
diruang atrium kanan yang menghubungkan vena cava superior dengan
atrium kanan.
 Ostium Inferior vena cava, yaitu muara atau lubang yang terdapat di
atrium kanan yang menghubungkan vena cava inferior dengan atrium
kanan.
 Ostium coronary atau sinus coronarius, yaitu muara atau lubang yang
terdapat di atrium kanan yang menghubungkan sistem vena jantung
dengan atrium kanan.
 Ostium vena pulmonalis, yaitu muara atau lubang yang terdapat di atrium
kiri yang menghubungkan antara vena pulmonalis dengan atrium kiri
yang mempunyai 4 muara.
Bagian dalam kedua ruang ventrikel dibatasi oleh septal ventrikel,
baik ventrikel maupun atrium dibentuk oleh kumpulan otot jantung yang
mana bagian lapisan dalam dari masing-masing ruangan dilapisi oleh sel
endotelium yang kontak langsung dengan darah.Bagian otot jantung di
bagian dalam ventrikel yang berupa tonjolan-tonjolan yang tidak beraturan
dinamakan trabecula. Kedua otot atrium dan ventrikel dihubungkan dengan
jaringan penghubung yang juga membentuk katup jatung dinamakan sulcus
coronary, dan 2 sulcus yang lain adalah anterior dan posterior
interventrikuler yang keduanya menghubungkan dan memisahkan antara
kiri dan kanan kedua ventrikel.
Perlu diketahui bahwa tekanan jantung sebelah kiri lebih besar
dibandingkan dengan tekanan jantung sebelah kanan, karena jantung kiri
menghadapi aliran darah sistemik atau sirkulasi sistemik yang terdiri dari
beberapa organ tubuh sehingga dibutuhkan tekanan yang besar
dibandingkan dengan jantung kanan yang hanya bertanggung jawab pada
organ paru-paru saja, sehingga otot jantung sebelah kiri khususnya otot
ventrikel sebelah kiri lebih tebal dibandingkan otot ventrikel kanan.

Pembuluh Darah Besar Jantung


Ada beberapa pembuluh besar yang perlu diketahui, yaitu:
1. Vena cava superior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian atas diafragma menuju atrium kanan.
2. Vena cava inferior, yaitu vena besar yang membawa darah kotor dari
bagian bawah diafragma ke atrium kanan.
3. Sinus Coronary, yaitu vena besar di jantung yang membawa darah kotor
dari jantung sendiri.
4. Pulmonary Trunk,yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah
kotor dari ventrikel kanan ke arteri pulmonalis
5. Arteri Pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah kotor dari pulmonary trunk ke kedua paru-paru.
6. Vena pulmonalis, dibagi menjadi 2 yaitu kanan dan kiri yang membawa
darah bersih dari kedua paru-paru ke atrium kiri.
7. Assending Aorta, yaitu pembuluh darah besar yang membawa darah
bersih dari ventrikel kiri ke arkus aorta ke cabangnya yang bertanggung
jawab dengan organ tubuh bagian atas.
8. Desending Aorta,yaitu bagian aorta yang membawa darah bersih dan
bertanggung jawab dengan organ tubuh bagian bawah. (lihat Gb:7)
Gb : 7

Arteri Koroner
Arteri koroner adalah arteri yang bertanggung jawab dengan jantung
sendiri,karena darah bersih yang kaya akan oksigen dan elektrolit sangat
penting sekali agar jantung bisa bekerja sebagaimana fungsinya. Apabila
arteri koroner mengalami pengurangan suplainya ke jantung atau yang di
sebut dengan ischemia, ini akan menyebabkan terganggunya fungsi jantung
sebagaimana mestinya. Apalagi arteri koroner mengalami sumbatan total
atau yang disebut dengan serangan jantung mendadak atau miokardiac
infarction dan bisa menyebabkan kematian. Begitupun apabila otot jantung
dibiarkan dalam keadaan iskemia, ini juga akan berujung dengan serangan
jantung juga atau miokardiac infarction.
Arteri koroner adalah cabang pertama dari sirkulasi sistemik,
dimana muara arteri koroner berada dekat dengan katup aorta atau tepatnya
di sinus valsava
Arteri koroner dibagi dua,yaitu:
 Arteri Koroner Kiri
Arteri koroner kiri berjalan diantara a.pulmonalis dgn auricula sinistra,
mempunyai 2 cabang yaitu LAD (Left Anterior Desenden)dan arteri
sirkumflek. Kedua arteri ini melingkari jantung dalam dua lekuk
anatomis eksterna, yaitu sulcus coronary atau sulcus atrioventrikuler
yang melingkari jantung diantara atrium dan ventrikel, yang kedua yaitu
sulcus interventrikuler yang memisahkan kedua ventrikel.Pertemuan
kedua lekuk ini dibagian permukaan posterior jantung yang merupakan
bagian dari jantung yang sangat penting yaitu kruks jantung.Nodus AV
node berada pada titik ini.
LAD arteri bertanggung jawab untuk mensuplai darah untuk otot
ventrikel kiri dan kanan, serta bagian interventrikuler septum.Sirkumflex
arteri bertanggung jawab untuk mensuplai 45% darah untuk atrium kiri
dan ventrikel kiri, 10% bertanggung jawab mensuplai SA node.
Cabangnya:
1. Ramus interventricularis anterior pd septum interventricularis
2. Ramus cicumflexus cabang dr ramus marginalis sinistra
3. Ramus nodi sinuatrialis
4. Ramus nodi atrioventricularis

 Arteri Koroner Kanan


Arteri koroner kanan bertanggung jawab mensuplai darah ke atrium
kanan, ventrikel kanan,permukaan bawah dan belakang ventrikel kiri,
90% mensuplai AV Node,dan 55% mensuplai SA Node. Berjln dlm
sulcus coronarius dibawah auricula dextra dan mengelilingi cor ke
posterior.
Cabang:
1. Ramus coni arteriosus
2. Ramus nodi sinusatrialis utk atrium dextra et SA node
3. Ramus marginalis dextra di tepi inf.menuju apex
4. Ramus interventricularis posterior pd sul interventricularis post.
5. Ramus transversus anastomose r.circum a.coronaria sinistra
6. Ramus nodi atrioventricularis utk AV node

Aliran Vena
- Vena berjln bersama arterinya
- Bermuara ke dlm sinus coronarius kemudian ke atrium dextra
- Bermuara ke sinus coronarius:
 v.cordis magna pada sulcus interventricularis anterior
 v.cordis media pada sulcus interventricularis posterior
 V.cordis parva pada sulcus coronaries
 V.cordis posterior ventriculus sinistra
 V.cordis obliqua Marsall
- Vena yg bermuara langsung:
 vv. Cordis anterior
 vv. Cordis minimi thebesii

Inervasi Jantung
Simpatis  menginervasi atrium, ventrikel, dan pembuluh darah koroner.
Persarafan simpatis berasal dari medula spinalis torakal atas T3-T6.
Sebelum mencapai jantung akan melalui pleksus kardialis dan berakhir pada
ganglion servikalis superior, medial, atau inferior. Rangsangan simpatis
dihantarkan oleh norepinefrin.Pada orang normal kerja saraf simpatis
mempengaruhi kerja otot ventrikel.
Efek Simpatis :
- Meningkatkan denyut jantung
- Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung  meningkatkan volume
darah yang dipompa  meningkatkan tekanan ejeksi
- Meningkatkan curah jantung sebesar 2 sampai 3 kali lipat
- Meningkatkan aktivitas jantung sebagai pompa
Parasimpatis  memberikan persarafan pada nodus SA,AV, dan serabut
otot atrium, dapat pula menyebar pada ventrikel kiri.
Parasimpatis berasal dari pusat nervus vagus di medula oblongata, serabut-
serabutnya akan bergabung dengan serabut simpatis di dalam pleksus
kardialis. Rangsangan parasimpatis dihantarkan oleh asetilkolin.Kerjanya
mengontrol irama jantung dan laju denyut jantung.
Batas- batas jantung :
Batas jantung kanan : dibentuk oleh atrium dextra
Batas jantung kiri : auricula sinistra
Batas jantung bawah : ventriculus dextra dan atrium dextra
Apex jantung : ventikel sinistra

EPIDEMIOLOGI CHF
Congestive heart failure di Indonesia belum ada, namun dalam Survey
Kesehatan Nasional 2003 dikatakan bahwa penyakit system sirkulasi merupakan
penyebab kematian utama di Indonesia (26,4%) dan pada Profil Kesehatan
Indonesia 2003 disebutkan bahwa penyakit jantung berada diurutan ke-delapan
(2,8%) pada sepuluh penyakit kematian terbanyak di Rumah Sakit di Indonesia.
Diantara 10 penyakit terbanyak pada system sirkulasi darah, stroke
non hemorhagic (infark) menduduki urutan penyebab kematian utama, yaitu
sebesar 27% (2002), 30% (2003), dan 23,2% (2004). Congestive heart
failure menempati urutan ke-5 sebagai penyebab kematian yang terbanyak pada
system sirkulasi pada tahun 2005. (Fathoni, 2010)
Prevalensi congestive heart failure di Negara berkembang cukup tinggi dan
makin meningkat. Oleh karna itu, congestive heart failuremerupakan masalah
kesehatan yang utama. Setelah dari pasien yang terdiagnosis congestive heart
failure masih punya harapan hidup 5 tahun. Penelitian Framingham menunjukkan
mortalitas 5 tahun sebesar 62% pada pria dan 42% wanita. Berdasarkan perkiraan
pada tahun 1989, Amerika terdapat 3 juta penderita congestive heart failure dan
setiap tahunnya bertambah 400.000 orang. Walaupun angka-angka yang pasti
belum ada untuk seluruh Indonesia, dapat diperkirakan jumlah penderita congestive
heart failure akan bertambah setiap tahunnya. (Anurogo & Wulandari, 2012)
Menurut data World Health Organization (WHO), menunjukkan bahwa
sebanyak 17,3 juta orang di dunia meninggal karena penyakit kardiovaskuler dan
diperkirakan akan mencapai 23,3 juta penderita yang meninggal tahun 2020, dan
lebih dari 23 juta orang akan meninggal setiap tahun dengan gangguan
kardiovaskuler. Indonesia menempati nomor empat Negara dengan jumlah
kematian akibat penyakit kardiovaskuler. (WHO, 2013).
Berdasarkan diagnosis dokter prevalensi penyakit congestive heart failure (gagal
jantung) di Indonesia Tahun 2013, diperkirakan sekitar 229.696 orang, sedangkan
berdasarkan diagnosis dokter/gejaladiperkirakan sekitar 530.068 orang.
EDUKASI CHF
Memberikan penjelasan kepada pasien :
1. Pengaturan aktivitas fisik
Pengaturan aktifitas fisik merupakan bagian dari manajemen pasien
gagal jantung. Modifikasi minimal secara konsisten terhadap gaya hidup dapat
membantu mengurangi gejala yang dirasakan pasien dan dapat menurunkan
kebutuhan yang lebih terhadap pengobatan (Crawford, 2009).
Aktivitas fisik harus disesuaikan dengan tingkat gejala yang dialami pasien.
Aktivitas fisik yang sesuai dengan kondisi pasien akan membantu menurunkan
tonus simpatik, mendorong penurunan berat badan dan dapat memperbaiki gejala
serta berefek toleransi aktivitas pada gagal jantung terkompensasi dan stabil.
Namun pada kondisi heart failure stage sedang sampai berat, pembatasan aktivitas
fisik dan bed rest sangat penting dilakukan untuk memperbaiki kondisi klinis
pasien. Pembatasan aktivitas fisik misalnya duduk dalam posisi tegak dapat
menurunkan gejala kongesti vena pulmonal serta menurunkan kerja jantung.
Tindakan istirahat di tempat tidur akan membantu meningkatkan aliran darah ke
ginjal serta meningkatkan diuresis. Penting juga memberikan kesempatan bagi
pasien untuk terlibat dalam melakukan aktivitas sehari-hari walaupun dalam
kondisi yang tidak mendukung (Crawford, 2009; Gray et.al, 2002)

2. Pengaturan diet
Pembatasan kalori sangat penting bagi pasien overweight karena
penurunan berat badan menurunkan kebutuhan jantung dan dapat
mengurangi gejala penyakit (Crawford, 2009). Namun berbeda halnya
menurut pendapat Gray et.al (2002) dimana terdapat beberapa pasien
chronic heart failure memiliki risiko malnutrisi karena nafsu makan yang
jelek, malabsorpsi, dan peningkatan metabolik basal (sekitar 20%)
sehingga memerlukan nutrisi yang cukup. Penelitian lain yang dilakukan
oleh Cook et al. (2007) mengemukakan bahwa pembatasan konsumsi
garam akan membantu mengurangi retensi air, di mana hal ini juga berefek
menurunkan kerja jantung. Diet yang dianjurkan yaitu rendah garam 1,5-2
gram/hari, sangat penting untuk mendapatkan efek terapi yang optimal.
3. Monitor berat badan
Monitoring berat badan dianjurkan bagi pasien rutin dilakukan
setiap hari, sebaiknya pagi hari sebelum sarapan. Penurunan berat badan ≥
1.5 kg lebih dari 3 (tiga) hari harus menjadi perhatian dan perlu dilaporkan
ke petugas kesehatan (Butler, 2010). Sebaliknya berat badan berlebih
(obesitas) merupakan faktor risiko terhadap Memberikan pemahaman bagi
pasien mengenai pentingnya mengontrol berat badan (Nicholson, 2007).
Kelebihan berat badan merupakan faktor risiko untuk berbagai penyakit
kronis, seperti Diabetes Melitus, hipertensi, hiperkolesterol, dan kelainan
metabolisme lain yang memerlukan pemeriksaan lanjut baik klinis atau
laboratorium (Foster, 2003 dan Azwar, 2004).
4. Teori Self Care Orem’s
Pelaksanaan teori Orem dalam tatanan pelayanan keperawatan
ditujukan kepada kebutuhan individu untuk melakukan intervensi
keperawatan secara mandiri serta dapat mengatur dalam segala
kebutuhannya. Dalam konsep keperawatan Orem (2001) mengembangkan
tiga bentuk teori self care diantaranya
m. PerawatanDiriSendiri(selfcare)
Dalam teori self care, Orem mengemukakan bahwa self care meliputi :
pertama, self care itu sendiri, yang merupakan aktivitas dan inisiatif dari
individu serta dilaksanakan oleh individu itun sendiri dalam memenuhi serta
mempertahankan kehidupan, kesehatan serta kesejahteraan ; kedua,self care
agency, merupakan suatu kemampuan inidividu dalam melakukan
perawatan diri sendiri, yang dapat dipengaruhi oleh usia, perkembangan,
sosiokultural, kesehatan dan lain-lain. ; ketiga, adanya tuntutan atau
permintaan dalam perawatan diri sendiri yang merupakan tindakan mandiri
yang dilakukan dalam waktu tertentu untuk perawatan diri sendiri dengan
menggunakan metode dan alat dalam tindakan yang tepat ; keempat,
kebutuhan self care merupakan suatu tindakan yang ditujukan pada
penyediaan dan perawatan diri sendiri yang bersifat universal dan
berhubungan dengan prises kehidupan manusia serta dalam upaya
mempertahankan fungsi tubuh, self care yang bersifat universal itu adalah
aktivitas sehari- hari (ADL) dengan mengelompokkan ke dalam kebutuhan
dasar manusianya.
n. Self Care Defisit
Merupakan bagian penting dalam perawatan secara umum di mana
segala perencanaan keperawatan diberikan pada saat perawatan
dibutuhkan dan dapat diterapkan pada kebutuhan yang melebihi
kemampuan serta adanya perkiraan penurunan kemampuan dalam
perawatan dan tuntutan dalam peningkatan self care, baik secara kualitas
maupun kuantitas.
DAFTAR PUSTAKA

Marulam M. Panggabean; Penyakit Jantung Hipertensi; Buku Ajar Ilmu Penyakit


Dalam Jilid III Edisi Keempat; Balai Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia; 2006; 1639-1640
Adnil Basha; Penyakit Jantung Hipertensif; Buku Ajar Kardiologi; Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2003; 209-211
Moh. Syis bin Zulkipli; Hipetensive Heart Disease; Blogspot.com
http://www.nmiki.com/h/hypertensive.htm
http://healthguide.howstuffworks.com/hypertension
http://www.wedscape.com/files/public/blank.html.hypertensive_heart_disease
Differential diagnosa & workup
http://www/medscape.com/files/public/blank.html/hypertensive_heart_disease
Ikatan Dokter Anak Indonesia. 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta :
Binarupa Aksara. pp: 1- 404.
Kusumawidjaja. Patologi. Jakarta: FKUI 1996. pp: 110 – 16.
S. Silbernagl, F. Lang. 2007. Patofisiologi. Jakarta : EGC. pp: 176-249.
Joesoef, H. Andang; Setianti, Budhi. 2003. Hipertensi Sekunder. In: Buku Ajar
Kardiologi. Jakarta : FK UI.
Sherwood, Lauralee. 2001. Human Physiology : From Cells to System. Alih
bahasa: Brahm U. Pendit. Jakarta: EGC.
Cutler, Jeffrey A., et al. . 2008. Trends in Hypertension Prevalence, Awareness,
Treatment, and Control Rates in United States Adults Between 1988 1994 and
1999 2004.
http://hyper.ahajournals.org/cgi/content/full/52/5/818.
Hermawan, Guntur. 2008. BED SIDE TEACHING. Surakarta : Kesuma.
Thaler, Malcolm S.(2012). Satu-Satunya Buku EKG yang Anda Perlukan Edisi 7,
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

You might also like