Professional Documents
Culture Documents
Pendahuluan
Artikel ini membahas tentang peran penting pemberian umpan balik dalam evaluasi
formatif mahasiswa. Dengan berkembangnya wacana prinsip self-regulated learning dalam
Pembelajaran Berdasarkan Masalah (Problem Based Learning), kemampuan evaluasi diri
(self-assessment) dan refleksi kritis mahasiswa perlu dilatih sebagai modal dasar bagi
terwujudnya prinsip pembelajaran ini. Adapun tujuan akhir dari self regulated learning pada
mahasiswa adalah pencapaian kompetensi pembelajaran seumur hidup (longlife learning)
yang dewasa ini menjadi topik hangat dalam dunia pendidikan. Umpan balik efektif yang
diberikan oleh dosen diharapkan mampu memfasilitasi mahasiswa dalam pencapaian
kompetensi ini. Untuk itu dosen perlu memahami langkah-langkah pemberian umpan balik
yang efektif.
Pemberian umpan balik dapat berlangsung secara informal saat keseharian interaksi
dosen dan mahasiswa.6 Contohnya sesaat setelah atau ketika mahasiswa sedang
mendemonstrasikan pemeriksaan fisik maupun melakukan anamnesis, dosen dapat
memberikan umpan balik dan biasanya berlangsung singkat selama 5-10 menit. Disini,
umpan balik perlu diberikan dengan spesifik, fokus pada kelebihan mahasiswa dan
membantunya untuk memperbaiki performa yang perlu ditingkatkan7,8 : “Saya mengamati
Anda telah berhasil menggali informasi-informasi penting mengenai riwayat hepatitis kronik
dalam proses anamnesis, kini saya ingin menunjukkan pada Anda beberapa kondisi patologis
yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan hepar Ny. X ini”.
Umpan balik informal diberikan ketika memang diperlukan, pada situasi dimana
mahasiswa “terbuka” untuk menerimanya, dan sebaiknya pada saat atau sedini mungkin
setelah proses pembelajaran berlangsung.6,7,8 Agar umpan balik berlangsung efektif, dosen
harus mampu membangun dialog dengan mahasiswa dalam suasana yang positif. Oleh karena
itu, dosen dan mahasiswa perlu membangun pemahaman dan komunikasi yang baik, sikap
saling menghargai dan percaya.6,7
Umpan balik perlu diberikan tertutup secara individual, jika memungkinkan, terutama
jika umpan balik akan banyak membahas tentang hal negatif dari performa mahasiswa.
Dosen perlu menghindari pemberian umpan balik negatif di hadapan orang lain selain
mahasiswa yang bersangkutan, terutama pasien. Serta fokuskan pembahasan pada sikap atau
tingkah laku mahasiswa, dan bukan pada personalitasnya. Gunakan kata ‘saya’ dan berikan
pendapat mengenai sikap atau tingkah laku mahasiswa yang perlu diperbaiki secara
spesifik.6,7 “Saya melihat saat melakukan anamnesis tadi Anda berada pada posisi berdiri
sedangkan pasien dalam posisi duduk. Posisi berdiri menunjukkan posisi lebih berkuasa, dan
hal ini dapat membawa ketidaknyamanan bagi pasien”, daripada mengatakan “Anda tampak
menunjukkan sikap superioritas terhadap pasien”.
Dalam pemberian umpan balik, dosen perlu melatih kemampuan mahasiswa untuk
berperan secara aktif dalam memonitor, mengevaluasi, melakukan refleksi, dan
merencanakan pembelajarannya sendiri (self regulated learning) sehingga mahasiswa tidak
hanya terfokus pada dosen yang memberikan penjelasan satu arah tentang hasil observasinya
terhadap pembelajaran mereka berikut strategi belajar yang diperlukan untuk
meningkatkannya.8 Dosen dapat melatih kemampuan ini dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan terbuka6,8 seperti :
“Apa yang Anda pikirkan mengenai proses tutorial Anda pada blok satu ini?”
“Menurut Anda, sudahkah Anda mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan pada skill
lab blok kardiovaskular ini?”
“Jika Anda memperoleh kesempatan lagi melakukan pemeriksaan terhadap pasien penderita
AIDS, bagaimana Anda akan bersikap? Sama seperti yang Anda lakukan saat ini atau akan
berbeda?”
Selanjutnya dosen mengarahkan mahasiswa untuk menganalisa kelebihan dan
kekurangan dari proses pembelajaran mereka sebelumnya, dan pada akhirnya mengajak
mahasiswa berpikir tentang strategi belajar apa yang perlu ia rencanakan untuk meningkatkan
proses pembelajaran selanjutnya.2,6
Dengan berdasarkan standar dan kriteria pencapaian inilah, dosen menilai performa
mahasiswa dan memberikan umpan balik. Umpan balik perlu disampaikan secara jelas dan
spesifik6,7,9 , dapat dengan menggunakan struktur feedback sandwich, yaitu mendahulukan
komentar postif dan selanjutnya diikuti dengan penyampaian saran mengenai cara
meningkatkan performa yang masih kurang, dan diakhiri kembali dengan komentar positif
6,10
dan/atau dapat berupa penyampaian motivasi bagi mahasiswa seperti contoh berikut :
“Dari anamnesis, Anda telah berhasil menggali informasi sensitif mengenai riwayat
pemakaian narkoba pasien, namun Anda belum menanyakan informasi tentang status
pernikahan pasien yang akan berperan penting dalam pencegahan penularan penyakitnya.
Selain informasi ini, Anda secara keseluruhan telah berhasil membina kepercayaan dan
hubungan baik dengan pasien sehingga informasi-informasi sensitif perihal penyakit pasien
dapat Anda gali dengan mudah”. Dosen perlu menghindari penyampaian umpan balik yang
terlalu luas dan mengambang6,7 seperti “Anamnesis yang Anda lakukan belum lengkap”,
“Kerja Anda sangat baik” atau “Performa Anda masih kurang memuaskan”.
Dalam pemberian umpan balik, dosen dapat memberikan contoh atau langsung
mempraktekkan bagaimana performa yang benar. Langkah selanjutnya adalah memberikan
pemahaman bahwa kesalahan dan kekeliruan yang terjadi sebelumnya merupakan peluang
untuk belajar menjadi lebih baik dan fasilitasi mahasiswa untuk merencanakan strategi
pembelajaran yang tepat untuk memperbaikinya. Contohnya dengan memberikan pertanyaan
“Menurut Anda, apa yang perlu Anda lakukan agar lebih mahir dalam melakukan
pemeriksaan fisik abdomen? dan “Apakah dengan memperhatikan cara orang lain melakukan
pemeriksaan atau dengan melakukan pemeriksaan itu sendiri?” Dengan demikian, mahasiswa
akan lebih mudah dan fokus memahami pembelajaran apa yang harus ia tingkatkan dan
bagaimana caranya.2,9
Dalam keseluruhan penyampaian umpan balik, dosen perlu menjaga bahasa tubuh,
intonasi suara, ataupun kata-kata yang digunakan agar tidak berkesan menghakimi sehingga
mahasiswa dengan terbuka bersedia menerima informasi yang disampaikan. Secara aktif
mendengarkan respon yang diberikan mahasiswa dan menunjukkannya dengan
mempertahankan kontak mata dan bahasa tubuh yang positif, dosen akan membawa sesi
pemberian umpan balik ini pada dialog dua arah yang efektif.7
Umpan balik formal dapat diberikan per-individual mahasiswa (one-to-one basis) atau
diberikan untuk sejumlah mahasiswa bersama-sama dalam suatu diskusi kelompok kecil
(peer dialoge).6,8,10 Diskusi yang berlangsung di antara mahasiswa akan mengarahkan
mahasiswa untuk bersama-sama membangun perspektif mengenai masalah-masalah dalam
pembelajaran dan menyusun strategi pembelajaran. Secara tidak langsung, mahasiswa juga
akan belajar dari kekeliruan yang dilakukan mahasiswa yang lain dan membangun
pemahaman yang benar.8,10
Kesimpulan
Evaluasi formatif dengan disertai pemberian umpan balik yang efektif dalam
keseharian pembelajaran mahasiswa, jika dilakukan secara berkesinambungan akan
mengarahkan mahasiswa pada pencapaian tujuan belajar. Mahasiswa dapat memantau sendiri
peningkatan dalam perjalanan pembelajarannya yang secara tidak langsung akan
meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri mahasiswa bahwa ia terus dapat berusaha
menjadi lebih baik lagi dan akan berhasil dalam pembelajarannya (self efficacy).2 Selanjutnya
mahasiswa menjadi terbiasa untuk selalu memonitor sejauh mana pencapaian belajarnya,
melakukan evaluasi dan refleksi untuk menemukan strategi-strategi belajar yang tepat (self
regulated learning).
Sebaliknya, jika umpan balik hanya diterima mahasiswa dalam bentuk nilai akhir blok
atau semester yang hanya berupa angka ataupun nilai mutu, maka mahasiswa tidak akan
mendapat cukup informasi mengenai sejauh mana pencapaian tujuan belajar yang telah ia
peroleh, apa dan bagaimana yang harus dilakukan untuk menjadi lebih baik.9 Mahasiswa
tidak mendapatkan pemahaman bahwa pembelajaran adalah suatu proses, bahwa melakukan
kesalahan atau kekeliruan dalam proses belajar adalah lumrah, tetapi bagaimana ia mengenali
dan memperbaiki kesalahan atau kekeliruan itulah yang terpenting dalam proses
pembelajaran.
Daftar Pustaka