Professional Documents
Culture Documents
DIMETILUREA
ABSTRACT
Korespondensi (correspondence): Dian Agung Pangaribowo; Jl. Karangrejo X No. 39 Surabaya 60243; Email:
agung.pangaribowo@gmail.com
konsentrasi 10 ppm dalam pelarut etanol. pada Gambar 2. Dari reaksi tersebut
Analisis gugus fungsi menggunakan dihasilkan rendemen sebesar 49,7%. Uji
Spektrofotometer FT-IR PERKIN ELMER kemurnian produk hasil sintesis dengan melt-
Spectrum One. Sampel padatan yang digerus temp electrothemal didapatkan jarak lebur
bersama KBr kemudian dibentuk menjadi kurang dari 2ºC yaitu sebesar 51 - 52ºC. Uji
cakram tipis dan serapannya diukur pada kemurnian dengan metode KLT
daerah infra merah. Konfirmasi struktur lebih menggunakan tiga komposisi eluen dengan
lanjut ditentukan dengan 1H-NMR dan 13C- polaritas yang berbeda dihasilkan noda
NMR. tunggal.
Konfirmasi struktur 1-(3-klorobenzoil)-
Metode molecular docking 1,3-dimetilurea dengan menggunakan
Molecular docking senyawa 1-(3- spektrum UV terlihat bahwa terbentuk dua
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dilakukan puncak pada λmaks 204 nm dan 222 nm.
dengan menggunakan program Molegro Absorbansi pada λ 222 nm dikarenakan
Virtual Docker (MVD). Ligan di docking pada adanya ikatan rangkap terkonjugasi dari
sisi aktif reseptor Checkpoint kinase 1 cincin aromatis. Pada spektrum IR terlihat
(2YWP.pdb). Model pengikatan ligan reseptor adanya pita serapan pada 3320 cm-1 yang
dilihat melalui ikatan Hidrogen ligan reseptor menunjukkan adanya gugus –NH; 1700 cm-1
dan nilai Rerank Score. dan 1646 cm-1 menunjukkan adanya dua
gugus karbonil –C=O; 1531 cm-1 menunjukkan
Metode sintesis adanya –C=C- aromatis. Terbentuknya dua
Pada labu alas bulat 250 ml, dicampur pita serapan gugus karbonil –C=O
0,08 mol 1,3-dimetilurea dengan 50 ml menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis
tetrahidrofuran dan 0,08 mol trietilamin. terbentuk, karena senyawa asal hanya
Tambahkan larutan 3-klorobenzoil klorida 0,04 memiliki satu gugus karbonil –C=O.
mol dalam 15 ml tetrahidrofuran sedikit demi Dari spektrum 1H-NMR terlihat dua
sedikit sampai habis. Kemudian campuran puncak singlet pada 2,89 ppm dan 3,14 ppm
direfluks di atas penangas air selama 4 jam. yang berasal dari atom H dua gugus metil.
Jika reaksi dianggap telah selesai, campuran Puncak pada 7,22 – 7,46 berasal dari atom H
dicuci dengan 100 ml air sebanyak dua kali, cincin aromatis, dan puncak pada 8,92 ppm
kemudian disaring dengan corong Buchner. berasal dari atom H gugus –NH. Dari spektrum
Proses rekristalisasi dilakukan dengan 13C-NMR dapat dilihat dua puncak pada
menggunakan etanol panas. Kristal yang pergeseran kimia 27,18 ppm dan 35,72 ppm
terbentuk disaring dengan corong Buchner, yang berasal dari dua atom C gugus metil.
dicuci dengan etanol 10 ml sebanyak dua Cincin aromatis memberikan enam puncak
kali. Kristal dikeringkan dalam oven pada suhu yaitu pada 124,62 ppm; 127,89 ppm; 130,15
60ºC(5). ppm; 130,89 ppm; 134,92 ppm dan 137,78
ppm. Dua puncak pada pergeseran kimia
Metode uji sitotoksik secara in vitro 155,63 ppm dan 172,99 ppm berasal dari dua
Kultur sel HeLa sejumlah 7 x 103 sel/well atom C gugus karbonil –C=O.
diinokulasikan ke dalam microplate 96 well
plate dan diinkubasi dalam inkubator CO2. 2. Uji sitotoksik in vitro
Hari kedua dilakukan penambahan sampel Metode yang digunakan dalam uji
yang dilarutkan dalam pelarut DMSO (dimetil aktivitas sitotoksik adalah metode MTT. Prinsip
sulfoksida). Sampel dengan konsentrasi dari metode MTT adalah terjadinya reduksi
beragam diencerkan dengan penambahan garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5-
PBS (phosphoric buffer solution) dengan pH dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium
(7,30–7,65) ditambahkan ke dalam sel dalam bromida) oleh sistem reduktase. Suksinat
microplate lalu dikocok dan disimpan kembali tetrazolium yang termasuk dalam rantai
dalam inkubator CO2. Setelah 48 jam, ke respirasi dalam mitokondria sel-sel yang hidup
dalam sel ditambahkan reagen MTT dan membentuk kristal formazan berwarna ungu
diinkubasi selama 4 jam untuk selanjutnya dan tidak larut air. Penambahan reagen
ditambahkan SDS dan dikocok dengan baik. stopper (bersifat detergenik) akan melarutkan
Inkubasi sel dilanjutkan kembali selama 24 kristal berwarna ini yang kemudian diukur
jam. Perubahan warna dari MTT kuning absorbansinya menggunakan ELISA reader.
menjadi formazan ungu di dalam mitokondria Intensitas warna ungu yang terbentuk
sel yang masih hidup dapat dikuantifikasi proporsional dengan jumlah sel hidup.
pada panjang gelombang λ=550 nm dengan Sehingga jika intensitas warna ungu semakin
Microplate reader. Nilai IC50 dilihat dari grafik besar, maka berarti jumlah sel hidup semakin
hubungan antara konsentrasi senyawa bahan banyak. Hasil uji sitotoksik senyawa 1-(3-
uji (μg/mL) dengan intensitas larutan dari klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dapat dilihat
viabilitas sel(7). pada tabel 1.
Berdasarkan nilai IC50 pada tabel 1,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dapat disimpulkan senyawa 1-(3-
1. Sintesis senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3- klorobenzoil)-1,3-dimetilurea memiliki aktivitas
dimetilurea sitotoksik yang lebih besar dibandingkan
Skema sintesis senyawa 1-(3- dengan obat kanker yang telah beredar yaitu
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dapat dilihat hidroksiurea.
72
Molecular Docking, Sintesis Dan Uji Aktivitas Sitotoksik…. (Dian)
(d) (e)
Gambar 1. Struktur senyawa (a) urea, (b) hidroksiurea, (c) tiourea
(d) 1-(benzoiloksi)urea, (e) fenilurea
H 3C CH3
N N
H H +
Gambar 2. Skema sintesis senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea
Ikatan
hidrogen
3. Molecular docking senyawa 1-(3- asam amino Cys 87. Ikatan Hidrogen yang
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea ditandai dengan garis putus-putus dapat
Proses docking senyawa 1-(3- dilihat pada Gambar 3. Nilai Rerank Score
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dilakukan dari senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea
terhadap reseptor Chk1 menggunakan yaitu -64,1151 dan hidroksiurea sebesar -
program MVD. Dari proses docking ligan 39,0396. Nilai Rerank Score menggambarkan
terhadap reseptor didapatkan data bahwa kestabilan ikatan ligan dan reseptor. Semakin
gugus amin dari senyawa 1-(3-klorobenzoil)- kecil nilai Rerank Score maka semakin stabil
1,3-dimetilurea berikatan hidrogen dengan ikatan obat reseptor. Dari data Rerank Score
73
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 71-74
74