You are on page 1of 4

MOLECULAR DOCKING, SINTESIS DAN UJI AKTIVITAS SITOTOKSIK SENYAWA 1-(3-KLOROBENZOIL)-1,3-

DIMETILUREA

Dian Agung Pangaribowo


Bagian Kimia Farmasi, Fakultas Farmasi, Universitas Jember

ABSTRACT

A novel 1-(3-chlorobenzoyl)-1,3-dimethylurea has been designed, synthesized, structurally determined, and


the in vitro cytotoxic activity was evaluated. Docking simulation was performed to position this compound into the
Checkpoint kinase 1 (Chk1) active site to determine the probable binding model. Synthesis of 1-(3-chlorobenzoyl)-
1,3-dimethylurea was completed by acylation reaction between 1,3-dimethylurea and 3-chlorobenzoyl chloride. The
purity of synthesized product was determined by Thin Layer Chromatography and melting point measurement.
Structure identification was performed by UV spectrophotometer, FT-IR and NMR spectrometer. Antiproliferative
assay result demonstrated that this compound possessed good cytotoxic activity against HeLa cells, which is
comparable to the positive control. This compound with potent cytotoxic activity might be a potential anticancer
agent.

Keywords - 1-(3-chlorobenzoyl)-1,3-dimethylurea, cytotoxic activity, molecular docking

Korespondensi (correspondence): Dian Agung Pangaribowo; Jl. Karangrejo X No. 39 Surabaya 60243; Email:
agung.pangaribowo@gmail.com

Kanker merupakan permasalahan tetrahidrofuran, dalam suasana basa dengan


kesehatan masyarakat yang utama di trietilamin. Prosedur sintesis senyawa turunan
Indonesia dan negara lain di dunia. Sebagai urea ini mengacu pada reaksi Schotten-
negara berkembang, prevalensi penyakit Baumann yang telah dimodifikasi(6).
tumor/kanker di Indonesia adalah 4,3 per Uji in silico dilakukan dengan
1.000 penduduk. Kanker merupakan melakukan proses docking molekul kandidat
penyebab kematian nomor 7 (5,7%) setelah obat terhadap reseptor melalui simulasi
strok, tuberkulosis, hipertensi, cedera, komputer. Docking molekul senyawa 1-(3-
perinatal, dan Diabetes Mellitus(1). klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dilakukan
Diperkirakan pada tahun 2012 terdapat terhadap reseptor Chk1 yang dapat diunduh
1.638.910 kasus kanker baru di Amerika Serikat, dari Protein Data Bank. Penentuan aktivitas
dengan perkiraan kasus kematian sejumlah antikanker turunan 1-(3-klorobenzoil)-1,3-
577.190(2). dimetilurea dilakukan secara in vitro dengan
Beberapa penelitian telah dilakukan metode MTT menggunakan sel HeLa, sesuai
pada turunan urea sebagai senyawa dengan uji aktivitas antikanker turunan urea
antineoplastik. Song (2009) mensintesis 14 pada penelitian sebelumnya. Penelitian ini
senyawa baru turunan fenilurea(3). Diantara bertujuan untuk mendapatkan senyawa 1-(3-
senyawa analog tersebut, senyawa dengan klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dengan aktivitas
gugus bromoasetil pada posisi N’ antikanker yang lebih besar dibandingkan
menunjukkan aktivitas terhadap delapan jenis kontrol positif, yaitu hidroksiurea.
sel tumor dengan nilai IC50 berkisar antara 0,38
sampai 4,07 µM. Saeed (2010) melakukan
sintesis turunan tiourea yang berikatan BAHAN DAN METODE
dengan gugus benzotiazol(4). Uji aktivitas
antikanker turunan tiourea tersebut dilakukan Bahan baku sintesis: 1,3-Dimetilurea p.s
dengan menggunakan sel HeLa dan MCF-7. (Merck), 3-Klorobenzoilklorida p.s (Aldrich),
Dari penelitian didapatkan nilai IC50 senyawa Tetrahidrofuran p.a (Merck), Etanol p.a
turunan tiourea dengan menggunakan sel (Merck), Trietilamin p.a (Merck)
MCF-7 berkisar antara 18,10-45,72 µM, dan Bahan uji sitotoksik: Reagen MTT [3-(4,5-
pada sel HeLa nilai IC50 berkisar antara 38,85- dimetilthiazol-2-il)-2,5-difenil tetrazolium
75,13 µM. Hardjono (2012) melakukan bromida]; Fetal Bovine Serum (FBS); penisilin;
modifikasi struktur 1-(benzoiloksi)urea dan streptomisin; Kultur sel kanker HeLa; DMSO
mencari hubungan kuantitatif struktur aktivitas (dimetil sulfoksida); PBS (phosphoric buffer
sitotoksiknya secara in vitro terhadap sel solution); SDS (sodium dodesil sulfat).
HeLa(5). Struktur senyawa turunan urea dan
tiourea tersebut dapat dilihat pada gambar Alat
1. Uji kemurnian senyawa hasil sintesis
Rancangan sintesis dalam penelitian menggunakan melt-temp electrothermal dan
ini adalah melakukan reaksi asilasi salah satu plat KLT GF254. Identifikasi gugus kromofor
gugus amina pada 1,3-dimetilurea dengan 3- menggunakan Spektrofotometer UV HP 8452A
klorobenzoil klorida dalam pelarut Diode Array pada kisaran panjang
gelombang, λ= 200-400 nm dengan
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 71-74 

konsentrasi 10 ppm dalam pelarut etanol. pada Gambar 2. Dari reaksi tersebut
Analisis gugus fungsi menggunakan dihasilkan rendemen sebesar 49,7%. Uji
Spektrofotometer FT-IR PERKIN ELMER kemurnian produk hasil sintesis dengan melt-
Spectrum One. Sampel padatan yang digerus temp electrothemal didapatkan jarak lebur
bersama KBr kemudian dibentuk menjadi kurang dari 2ºC yaitu sebesar 51 - 52ºC. Uji
cakram tipis dan serapannya diukur pada kemurnian dengan metode KLT
daerah infra merah. Konfirmasi struktur lebih menggunakan tiga komposisi eluen dengan
lanjut ditentukan dengan 1H-NMR dan 13C- polaritas yang berbeda dihasilkan noda
NMR. tunggal.
Konfirmasi struktur 1-(3-klorobenzoil)-
Metode molecular docking 1,3-dimetilurea dengan menggunakan
Molecular docking senyawa 1-(3- spektrum UV terlihat bahwa terbentuk dua
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dilakukan puncak pada λmaks 204 nm dan 222 nm.
dengan menggunakan program Molegro Absorbansi pada λ 222 nm dikarenakan
Virtual Docker (MVD). Ligan di docking pada adanya ikatan rangkap terkonjugasi dari
sisi aktif reseptor Checkpoint kinase 1 cincin aromatis. Pada spektrum IR terlihat
(2YWP.pdb). Model pengikatan ligan reseptor adanya pita serapan pada 3320 cm-1 yang
dilihat melalui ikatan Hidrogen ligan reseptor menunjukkan adanya gugus –NH; 1700 cm-1
dan nilai Rerank Score. dan 1646 cm-1 menunjukkan adanya dua
gugus karbonil –C=O; 1531 cm-1 menunjukkan
Metode sintesis adanya –C=C- aromatis. Terbentuknya dua
Pada labu alas bulat 250 ml, dicampur pita serapan gugus karbonil –C=O
0,08 mol 1,3-dimetilurea dengan 50 ml menunjukkan bahwa senyawa hasil sintesis
tetrahidrofuran dan 0,08 mol trietilamin. terbentuk, karena senyawa asal hanya
Tambahkan larutan 3-klorobenzoil klorida 0,04 memiliki satu gugus karbonil –C=O.
mol dalam 15 ml tetrahidrofuran sedikit demi Dari spektrum 1H-NMR terlihat dua
sedikit sampai habis. Kemudian campuran puncak singlet pada 2,89 ppm dan 3,14 ppm
direfluks di atas penangas air selama 4 jam. yang berasal dari atom H dua gugus metil.
Jika reaksi dianggap telah selesai, campuran Puncak pada 7,22 – 7,46 berasal dari atom H
dicuci dengan 100 ml air sebanyak dua kali, cincin aromatis, dan puncak pada 8,92 ppm
kemudian disaring dengan corong Buchner. berasal dari atom H gugus –NH. Dari spektrum
Proses rekristalisasi dilakukan dengan 13C-NMR dapat dilihat dua puncak pada

menggunakan etanol panas. Kristal yang pergeseran kimia 27,18 ppm dan 35,72 ppm
terbentuk disaring dengan corong Buchner, yang berasal dari dua atom C gugus metil.
dicuci dengan etanol 10 ml sebanyak dua Cincin aromatis memberikan enam puncak
kali. Kristal dikeringkan dalam oven pada suhu yaitu pada 124,62 ppm; 127,89 ppm; 130,15
60ºC(5). ppm; 130,89 ppm; 134,92 ppm dan 137,78
ppm. Dua puncak pada pergeseran kimia
Metode uji sitotoksik secara in vitro 155,63 ppm dan 172,99 ppm berasal dari dua
Kultur sel HeLa sejumlah 7 x 103 sel/well atom C gugus karbonil –C=O.
diinokulasikan ke dalam microplate 96 well
plate dan diinkubasi dalam inkubator CO2. 2. Uji sitotoksik in vitro
Hari kedua dilakukan penambahan sampel Metode yang digunakan dalam uji
yang dilarutkan dalam pelarut DMSO (dimetil aktivitas sitotoksik adalah metode MTT. Prinsip
sulfoksida). Sampel dengan konsentrasi dari metode MTT adalah terjadinya reduksi
beragam diencerkan dengan penambahan garam kuning tetrazolium MTT (3-(4,5-
PBS (phosphoric buffer solution) dengan pH dimetiltiazol-2-il)-2,5-difeniltetrazolium
(7,30–7,65) ditambahkan ke dalam sel dalam bromida) oleh sistem reduktase. Suksinat
microplate lalu dikocok dan disimpan kembali tetrazolium yang termasuk dalam rantai
dalam inkubator CO2. Setelah 48 jam, ke respirasi dalam mitokondria sel-sel yang hidup
dalam sel ditambahkan reagen MTT dan membentuk kristal formazan berwarna ungu
diinkubasi selama 4 jam untuk selanjutnya dan tidak larut air. Penambahan reagen
ditambahkan SDS dan dikocok dengan baik. stopper (bersifat detergenik) akan melarutkan
Inkubasi sel dilanjutkan kembali selama 24 kristal berwarna ini yang kemudian diukur
jam. Perubahan warna dari MTT kuning absorbansinya menggunakan ELISA reader.
menjadi formazan ungu di dalam mitokondria Intensitas warna ungu yang terbentuk
sel yang masih hidup dapat dikuantifikasi proporsional dengan jumlah sel hidup.
pada panjang gelombang λ=550 nm dengan Sehingga jika intensitas warna ungu semakin
Microplate reader. Nilai IC50 dilihat dari grafik besar, maka berarti jumlah sel hidup semakin
hubungan antara konsentrasi senyawa bahan banyak. Hasil uji sitotoksik senyawa 1-(3-
uji (μg/mL) dengan intensitas larutan dari klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dapat dilihat
viabilitas sel(7). pada tabel 1.
Berdasarkan nilai IC50 pada tabel 1,
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dapat disimpulkan senyawa 1-(3-
1. Sintesis senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3- klorobenzoil)-1,3-dimetilurea memiliki aktivitas
dimetilurea sitotoksik yang lebih besar dibandingkan
Skema sintesis senyawa 1-(3- dengan obat kanker yang telah beredar yaitu
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dapat dilihat hidroksiurea.

72
Molecular Docking, Sintesis Dan Uji Aktivitas Sitotoksik…. (Dian)
 

Tabel 1 Hasil uji sitotoksik senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea terhadap sel HeLa


No. Senyawa IC50 (µg/ml)
1. 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea 223,87
2. Hidroksiurea 479,02

(a) (b) (c)

(d) (e)
Gambar 1. Struktur senyawa (a) urea, (b) hidroksiurea, (c) tiourea
(d) 1-(benzoiloksi)urea, (e) fenilurea

H 3C CH3
N N
H H +
Gambar 2. Skema sintesis senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea

Ikatan
hidrogen

Gambar 3. Ikatan hidrogen antara 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dengan asam amino Cys 87


reseptor 2YWP

3. Molecular docking senyawa 1-(3- asam amino Cys 87. Ikatan Hidrogen yang
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea ditandai dengan garis putus-putus dapat
Proses docking senyawa 1-(3- dilihat pada Gambar 3. Nilai Rerank Score
klorobenzoil)-1,3-dimetilurea dilakukan dari senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea
terhadap reseptor Chk1 menggunakan yaitu -64,1151 dan hidroksiurea sebesar -
program MVD. Dari proses docking ligan 39,0396. Nilai Rerank Score menggambarkan
terhadap reseptor didapatkan data bahwa kestabilan ikatan ligan dan reseptor. Semakin
gugus amin dari senyawa 1-(3-klorobenzoil)- kecil nilai Rerank Score maka semakin stabil
1,3-dimetilurea berikatan hidrogen dengan ikatan obat reseptor. Dari data Rerank Score

73 

 
Stomatognatic (J. K. G Unej) Vol. 10 No. 2 2013: 71-74 

dapat disimpulkan bahwa ikatan antara


senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea 2. Cancer Facts & Figures, American
dengan reseptor lebih stabil dibandingkan Cancer Society, 2012
ikatan hidroksiurea dengan reseptor.
Sehingga, dapat diprediksi bahwa senyawa 3. Song, D.Q., Du, N.N., Wang, Y.M., He,
1-(3-klorobenzoil)-1,3-dimetilurea memiliki W.Y., Jiang, E.Z., Cheng, S.X., Wang, Y.X.,
aktivitas sitotoksik yang lebih baik Li, Y.H., Wang,Y.P., Li, X., Jiang, J.D.,
dibandingkan hidroksiurea. Hasil prediksi Synthesis and activity evaluation of
molecular docking ini sesuai dengan hasil uji phenylurea derivatives as potent
sitotoksik senyawa yang dapat dilihat dari nilai antitumor agents, Bioorganic &
IC50. Medicinal Chemistry, 2009, 17:3873–3878

KESIMPULAN 4. Saeed , S., Rashid, N., Jones, P.G., Ali, M.,


Hussain, R., Synthesis, characterization
Senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3- and biological evaluation of some
dimetilurea dapat disintesis melalui reaksi thiourea derivatives bearing
asilasi antara 1,3-dimetilurea dan 3- benzothiazole moiety as potential
klorobenzoil klorida, dan diperoleh rendemen antimicrobial and anticancer agents,
sebesar 49,7%. Senyawa 1-(3-klorobenzoil)-1,3- European Journal of Medicinal
dimetilurea (IC50 = 223,87 µg/ml) memiliki Chemistry, 2010, 45:1323–1331
aktivitas sitotoksik yang lebih besar
dibandingkan dengan obat kanker yang 5. Hardjono, S., Modifikasi Struktur 1-
telah beredar yaitu hidroksiurea (IC50 = 479,02 (benzoiloksi)urea dan Hubungan
µg/ml). Senyawa ini dapat dikembangkan Kuantitatif Struktur Aktivitas sitotoksiknya,
lebih lanjut sehingga didapatkan senyawa Disertasi, Pascasarjana Universitas
antikanker baru dengan efek sitotoksik yang Airlangga Surabaya, 2012
lebih baik.
6. Clayden, Greeves, Warren & Wothers,
UCAPAN TERIMA KASIH Organic Chemistry, Oxford University
Terima kasih untuk Laboratorium Kimia Press, New York, 2001, 279-303
Medisinal Fakultas Farmasi Universitas
Airlangga yang memfasilitasi penelitian ini 7. Gil, M.J., Mafiti, M.A., Arteaga, C.,
dan Prof. Siswandono yang menyediakan Migliaccio, M., Encfo, I., Gonzilez, A.,
lisensi program MVD. Merino, V.M., Synthesis and Cytotoxic
Activity of N-(2-pyridylsulfenyl)urea
DAFTAR PUSTAKA Derivatives, a New Class of Potential
Antineoplastic Agents, Bioorganic &
1. Riskesdas, Badan Penelitian dan Medicinal Chemistry Letters, 1999, 9:
Pengembangan Kesehatan Kementrian 2321-2324
Kesehatan RI, 2007

74

You might also like