You are on page 1of 29

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

OLEH:

Muhammad Dzahiruddin 0810714022


Syarah Dwi Rezki 0810713040
Fadlan Adima Adrianta 0810710043

PEMBIMBING:
dr. Nugrahanti Prasetyorini SpOG (K)

LABORATORIUM OBSTETRI GINEKOLOGI


RUMAH SAKIT UMUM DR.SAIFUL ANWAR
NOVEMBER 2012
MALANG

i
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS

KISTA OVARIUM

Oleh:

Muhammad Dzahiruddin 0810714022


Syarah Dwi Rezki 0810713040
Fadlan Adima Adrianta 0810710043

Menyetujui:

Supervisor, Pendamping,

dr. Nugrahanti Prasetyorini SpOG (K) dr. Rina Nuliati

ii
DAFTAR ISI

Daftar Isi

Bab 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang…………………………………………………………………….3


1.2 Tujuan……………………………………………………………………………….4
1.3 Manfaat………………………………………………………………………………4

Bab 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi………………………………………………………………………………5
2.2 Klasifikasi…………………………………………………………………………..5
2.3 Faktor resiko……………………………………………………………………….7
2.4 Klasifikasi…………………………………………………………………………..7
2.5 Manifestasi klinik………………………………………………………………….8
2.6 Diagnosis……………………………………………………………………………8
2.7 Penatalaksanaan…………………………………………………………………10
2.8 Diagnosis banding……………………………………………………………….11
2.9 Komplikasi………………………………………………………………………...11
2.10 Prognosis………………………………………………………………………...12

Bab 3 LAPORAN KASUS

3.1 Identitas……………………………………………………………………………13
3.2 Subyektif…………………………………………………………………………..14
3.3 Objektif…………………………………………………………………………….15

Bab 4 PERMASALAHAN
4.1 Medis……………………………………………………………………………….21
4.2 Sosial……………………………………………………………………………….21

1
4.3 Ekonomi……………………………………………………………………………21

Bab 5 PEMBAHASAN..………………………………………………………………22

Bab 6 KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..26
5.2 Saran…………………………………………………………………………….…26

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………..27

2
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kista merupakan kantung yang berisi cairan dan dapat berlokasi di bagian
mana saja dari tubuh. Pada ovarium, tipe kista yang berbeda dapat terbentuk.
Tipe kista ovarium yang paling umum dinamakan kista fungsional, yang biasanya
terbentuk selama siklus menstruasi normal. Setiap bulan, ovarium seorang
wanita tumbuh kista kecil yang menahan sel telur.Ketika sebuah sel telur matur,
kantung membuka untuk mengeluarkan sel telur, sehingga dapat berjalan
melewati tuba falopii untuk melakukan fertilisasi. Kemudian kantung pecah.Salah
satu tipe dari kista fungsional, ada yang dinamakan kista folikular, kantung ini
tidak terbuka untuk mengeluarkan sel telur tapi terus tumbuh. Kista tipe ini
biasanya akan menghilang setelah satu sampai tiga bulan. Kista korpus luteum,
bentuk lain dari kistafungsional, terbentuk apabila kantung kista ini tidak
menghilang. Malahan kantung kista menutup lagi setelah sel telur
dikeluarkan.(Wiknjosastro, 2007)

Kista ovarium yang bersifat ganas disebut juga kanker ovarium.Kanker


ovarium merupakan pembunuh yang diam-diam (silent killer).Karena, memang
seringkali penderita tidak ada perasaan apa-apa. Kalaupun terjadi keluhan
biasanya sudah lanjut misalnya: sering kembung, teraba massa atau ada
benjolan di perut bagian bawah, gangguan pencernaan, danlain-lain.Sampai
sekarang belum ada cara deteksi dini yang sederhana untuk memeriksa
adanyakeganasan ovarium itu. Sekarang ini yang bisa dipakai masih
menggunakan USG, tetapi itu agak sulit kalau diterapkan secara massal karena
biayanya cukup mahal.Berbeda halnya dengan kanker serviks yang bisa
dideteksi dini dengan papsmear.(Moeloek FA,2006)

Orang yang menggunakan pil KB risiko terjadinya kanker ovarium bisa


lebih kecil.Karena kanker ovarium itu terjadi apabila ovarium aktif mengalami
pertumbuhan folikel.Tapi dengan menggunakan kontrasepsi hormonal terutama
pil KB, proses itu pada ovarium ditekan, sehingga risikonya terjadi keganasan

3
pada ovarium menurun.Kista ovarium ini bisa juga terjadi pada anak-anak,
bahkan ketika masih bayi, pada remaja sampai orang tua. Tetapi kebanyakan
dialami wanita berusia di atas 40 tahun. Bahkan, pada bayi dalam kandungan
bisa ditemukan kista ovarium. Pada ibu hamil yang terdapat kistaneoplasti, bila
menutupi jalan lahir kistanya bisa dioperasi saat hamil. Tetapi jika kistanya tidak
menutupi jalan lahir, kista dapat dioperasi setelah melahirkan.(Sastrawinata,
Sulaiman. dkk. 2004)

1.2 Tujuan
1. Mengetahui penegakkan diagnosa kista ovarium pada pasien ini.
2. Mengetahui faktor resiko kista ovarium pada pasien ini.
3. Mengetahui penatalaksanaan kista ovarium pada pasien ini.
4. Mengetahui bagaimana monitoring pada kondisi kista ovarium.

1.3 Manfaat
Penulisan makalah laporan kasus dapat meningkatkan pengetahuan dan
pemahaman dokter muda mengenai kista ovariumdalam hal anamnesa,
pemeriksaan fisik dan penunjang, penegakkan diagnosa, penatalaksanaan, dan
monitoring.

4
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat tumbuh
dimana saja dan jenisnya bermacam-macam. Kista yang berada di dalam atau
permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor
ovarium.(Wiknjosastro, 2007)

2.2 Klasifikasi

Klasifikasi tumor ovarium dibagi menjadi :

 Tumor ovarium jinak


a. Kistik tumor ovarium non neoplastik:

 Kista folikel
Kista ini berasal dari folikel de Graaf yang tidak sampai berovulasi, namun
tumbuh terus menjadi kista folikel, atau dari beberapa folikel primer yang setelah
bertumbuh dibawah pengaruh estrogen tidak mengalami proses atresia yang
lazim, melainkan memebesar menjadi kista.

 Kista Korpus luteum


Dalam keadaan normal korpus luteum lambat laun mengecil dan menjadi korpus
albikans. Kadang-kadang korpus luteum mempertahan diri, perdarahan yang
sering terjadi didalamnya menyebabkan terjadinya kista, berisi cairan yang
berwarna merah cokelat karena darah tua.

 Kista inklusi germinal


Kista ini terjadi karena invaginasi dan isolasi bagian-bagian kecil dari epitel
germinativum pada permukaan ovarium.

5
 Kista teka lutein
Disebabkan karena meningkatnya kadar HCG terdapat pada mola hidatidosa.
 Kista endometrium
Kista ini endometriosis yang berlokasi di ovarium

 Kista stein leventhal


Disebabkan karena peningkatan kadar LH yang menyebabkan
hiperstimuliovarium.

b) Tumor ovarium neoplastik

 Kistoma ovarii simpleks


Kista ini mempunyai permukaan rata dan halus, biasanya bertangkai, seringkali
billateral, dan dapat menjadi besar

 Kistadenoma musinosum
Asal tumor ini belum diketahui pasti namun diperkirakan berasal dari suatu
teratoma dimana dalam pertumbuhannya satu elemen mengalahkan elemen-
elemen lain.

 Kistadenoma serosum
Para penulis berpaendapat bahwa kista ini berasal dari epitel permukaan
ovarium (germinal epithelium).

 Kista endometroid
Kista ini biasanya unilateral dengan permukaan licin, pada dinding dalamterdapat
satu lapisan sel-sel, yang menyerupai lapisan epitel endometrium.

 Kista dermoid
Sebenernya kista dermoid adalah satu teratoma kistik yang jinak di
manastruktur-struktur ektodermal dengan diferensiasi sempurna, seperti epitel
kulit,rambut, gigi, dan produk glandula sebasea.

6
 Tumor ovarium ganas
 Kistik
Kistadenokarsinoma musinosum, kistadenokarsinoma serosum, dan
epidermoidkarsinoma
 Solid
Karsinoma endometroid dan mesonefroma.

2.3 Faktor Resiko

Penyebab kista ovarium dan beberapa faktor resiko berkembangnya ovarium


adalah wanita yang biasanya memiliki:(Wiknjosastro, 2007).

 Riwayat kista ovarium terdahulu


 Siklus haid tidak teratur
 Perut buncit
 Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)
 Sulit hamil
 Penderita Hipotiroid
 Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi.

2.4 Etiologi

Kista ovarium dapat timbul akibat stimulasi yang berlebihan terhadap


gonadotropin (Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004).

 Gestational tropoblastic neoplasma (molahidatidosa dan


khoriokarsinoma)
 Fungsi ovarium, ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel
permukaan ovarium mengalami perubahan neoplastik.
 Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus eksogen dan hidrokarbon
polikistik
 Pada pasien yang sedang diobati akibat kasus infertilitas dimana terjadi
induksiovulasi melalui manipulasi hormonal.

7
2.5 Manifestasi klinik

Sebagian besar kista ovarium tidak menimbulkan gejala, atau hanya sedikit
nyeri yang tidak berbahaya. Tetapi adapun kista yang berkembang menjadi
besar dan menimbulkan nyeri yang tajam. Pemastian penyakit tidak biasa dilihat
dari gejala-gejala saja karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain
seperti endometriosis, radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau
kanker ovarium. Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala
atau perubahan ditubuh anda untuk mengetahui gejala mana yang serius.
(Wiknjosastro , 2007)

Gejala-gejala berikut yang muncul bila anda mempunyai kista ovarium:

 Perut terasa penuh, berat, kembung.


 Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil).
 Haid tak teratur.
 Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar
kepanggul bawah dan paha.
 Nyeri senggama.
 Mual, ingin muntah, atau pergeseran payudara mirip seperti pada saat
hamil.

2.6 Diagnosis

 Anamnesa
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Rasa sakit tersebut akan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi
ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut. Tekanan terhadap alat-alat di
sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidak nyaman, gangguan miksi dan
defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering.

8
 Pemeriksaan Fisik
Kista yang besar dapat teraba dalam palpasi abdomen. Walau pada wanita
premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal tetapi hal ini adalah
abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause. Perabaan menjadisulit pada
pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik, mobile, permukaan massa
umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong pada satu sisi.Dapat juga
teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul padaligamentum uterosakral, ini
merupakan keganasan atau endometriosis. Padaperkusi mungkin didapatkan
ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007).

 Pemeriksaan Penunjang

1. USG
Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan kista ovarium.Dengan
pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor, apakah tumor berasal
dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid dan dapat dibedakan
pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan tidak.Dapat
membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium.

2. Foto Roentgen
Pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya
hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada
kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak,
misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor
kolon sigmoid.

3. Pengukuran serum CA-125


Tes darah dilakukan dengan mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-
125diasosiasikan dengan kanker ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa
ini jinak atau ganas.

4. Laparoskopi
Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk memasukan
laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil sedikit contoh
kista untuk pemeriksaan PA.

9
2.7 Penatalaksanaan

Dapat dipakai prinsip bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan


operasi dan tumor non neoplastik tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya
tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan
secara spontan dan menghilang. Tindakan operasi pada tumor ovarium
neoplastik yang tidak ganas adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan
reseksi pada bagian ovarium yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya
besar atau ada komplikasi perlu dilakukan pengangkatan ovarium, disertai
dengan pengangkatan tuba.

Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi


untuk diperikasa. Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak
membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post
menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam
batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan
pemeriksaan USG serial. Sedangkan untuk wanita premenopause, kista
berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi. Terapi
bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yang lebih besar 10 cm
dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista
benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi
harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien
dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi. Eksisi kista
dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium
tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium
sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause,
perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang
tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma
ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas
untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi
ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih
dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi
anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak.

10
Untuk tumor ganas ovarium, pembedahan merupakan pilihan utama.
Prosedurnya adalah total abdominal histerektomi, bilateral salfingo-
ooforektomi,dan appendiktomi (optional). Tindakan hanya mengangkat tumornya
saja (ooforektomi atau ooforokistektomi) masih dapat dibenarkan jika stadiumnya
iamasih muda, belum mempunyai anak, derajat keganasan tumor rendah seperti
pada fow potential malignancy (borderline). Radioterapi hanya efektif untuk jenis
tumor yang peka terhadap radisi, disgerminoma dan tumor sel granulosa.
Kemoterapi menggunakan obat sitostatika seperti agens alkylating
(cyclophosphamide, chlorambucyl) dan antimetabolit (adriamycin). FoIlow up
tumor ganas sampai 1 tahun setelah penanganan setiap 2 bulan, kemudian 4
bulan selama 3 tahun setiap 6 bulan sampai 5 tahun dan seterusnya setiap tahun
sekali.

2.8 Diagnosa Banding

 Kehamilan
 Mioma uteri
 Tumor kolon sigmoid
 Ginjal ektopik
 Limpa bertangkai
 Ascites

2.9 Komplikasi

a. Perdarahan ke dalam kista yang terjadi sedikit-sedikit, sehingga berangsur-


angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya menimbulkan gejala-gejala
klinik yang minimal. Akan tetapi jika perdarahan terjadi dalam jumlah yang
banyak akan terjadi distensi yang cepat dari kista yang menimbulkan nyeri perut
yang mendadak.
b. Torsio. Putaran tangkai dapat terjadi pada kista yang berukuran diameter 5
cm atau lebih. Putaran tangkai menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun
gangguan ini jarang bersifat total.

11
c. Kista ovarium yang besar dapat menyebabkan rasa tidak nyaman pada perut
dan dapat menekan vesica urinaria sehingga terjadi ketidakmampuan untuk
mengosongkan kandung kemih secara sempurna.
d. Massa kista ovarium berkembang setelah masa menopouse sehingga besar
kemungkinan untuk berubah menjadi kanker (maligna). Faktor inilah yang
menyebabkan pemeriksaan pelvic menjadi penting.

2.10 Prognosis

Prognosis untuk kista jinak baik.Walaupun penanganan dan pengobatan


kanker ovarium telah dilakukan dengan prosedur yang benar namun hasil
pengobatannya sampai sekarang ini belum sangat menggembirakan termasuk
pengobatan yang dilakukan di pusat kanker terkemuka di dunia sekalipun. Angka
kelangsungan hidup 5 tahun (“5 Years survival rate”) penderita kanker ovarium
stadium lanjut hanya kira-kira 20-30%, sedangkan sebagian besar penderita 60-
70% ditemukan dalam keadaan stadium lanjut sehingga penyakit ini disebut juga
dengan “silent killer”.(Wiknjosastro, 2007).

12
BAB III

LAPORAN KASUS

3.1 Identitas

3.1.1 Identitas Pasien

Nama : Ny. W

Register : 11072933

Usia : 45 tahun

Alamat : Krajan Selatan RT1/ RW 10 Sumber Porong ,Lawang

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMP

Menikah : 1 kali

Lama Menikah: 24 tahun

Datang di Poliklinik: 14 November 2012

Nama Suami : Tn. A

Usia : 47 tahun

Menikah : 1 kali

Pekerjaan : Swasta ( Tukang Listrik )

Pendidikan : SMA

Penghasilan : 1,000,000 Rp-1,500,000 Rp

13
3.2 Subyektif

 Anamnesa

(Tanggal 14 November 2012 Jam 11.00 )

Keluhan Utama : Benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri


kadang- kadang. Benjolan semakin lama semakin
membesar.

Keluhan Penyerta : Nyeri kalau ditekan di benjolan dan mual .

Pasien datang ke IGD dr. Saiful Anwar Malang dengan keluhan


benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri kadang-kadang sejak 2
bulan yang lalu.Nyeri juga dirasakan saat perut ditekan dan disertai mula
Sebelum datang ke IGD RSU dr. Saiful Anwar Malang pasien sudah
berobat ke RSU Lawang oleh dr Hendri SpOG dan akhirnya dirujuk ke
RSSA karena benjolan sudah terlalu besar.Pasien tidak mengalami
penurunan berat badan.Riwayat haid teratur tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti
pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan nyeri saat haid dan saat
berhubungan.Hari pertama menstruasi terakhir 14 Oktober 2012.Pasien
sering BAK tetapi sedikit.Pasienmempunyai riwayat minum jamu daun
sirih setelah menstruasi.Pasien juga tidak ada riwayat merokok, minum-
minuman beralkohol.Pasien tidak mengalami nyeri pervaginal. Pasien
tidak pernah darah tinggi, Pasien tidak pernah gula darah tinggi..Tidak
ada riwayat pemakaian KB.

 Riwayat penyakit terdahulu


Pasien mempunyai riwayat penyakit keputihan sejak 3 tahun yang lalu
dan sudah kontrol ke poli ginekologi.

 Riwayat pengobatan
Awalnya pasien berobat ke bidan dan dirujuk ke Puskesmas
Lawang.Pasien kemudian dirujuk ke RSU Lawang dan dirawat oleh dr
Hendri SpOG.Pasien akhirnya dirujuk ke RSSA karena benjolan nya
sudah terlalu besar.Minum jamu daun sirih setelah menstruasi.

14
 Riwayat penyakit keluarga
Pasien menyangkal kalau dalam keluarganya ada yang pernah
mempunyaitumor kandungan seperti yang pasien alami.Keputihan (- ) DM
(-), hipertensi (-).

 Riwayat kehamilan dan kelahiran


G1P1001Ab000
Anak pertama lahir SptB di bidan dengan berat lahir 3100 gram panjang
badan 49 cm sekarang usia 23 tahun

o Riwayat penyakit saat kehamilan anak pertama:


o Hipertensi (-)
o Kencing Manis (-)
o Asma (-)
o Perdarahan (-)
o Keguguran (-)
o Demam (-)
o Anyang-anyangan (-)
o Keputihan (-)
o Flu (-)
o Jamu (-)
o Obat (-) vitamin
o Pijat oyok (-)

 Riwayat intake makanan


Nafsu makan pasien normal 3 x sehari.

3.3 Obyektif
Pemeriksaan Fisik
(A) Generalis
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Nadi : 80 x/Menit, Reguler

15
RR : 20 x/Menit
Temperatur Axilla : 36,80C
Temperatur Rectal : 36,6o C
Kepala dan Leher : Anemis - / - Ikterus - /-

Thorax : Cor/ S1 S2 tunggal, Murmur(-)


Pulmo/ v v Rh - - Wh - -
v v - - - -
v v - - - -

Abdomen :Teraba massa kistik ukuran 12 x 10 cm, mobile,


permukaan rata ,berbatas tegas.
Ekstermitas : edema - - Anemi - - Gatal- Gatal - -
- - - - - -

Berat badan : 48 kg
Tinggi Badan : 147 cm

(B) Status Ginekologi

Genetalia Externa
Vulva : Flux (-) Flex -) Massa (-) ulkus (-)

Inspekulo
V/v : Flux (-) Flex(-)
POMP tertutup, Licin,
VT
Vulva : POMP tertutup, licin,
CUAF ~ dalam batas normal
APD:teraba massa kistik ukuran 12
cm,mobile,permukaan rata,berbatas tegas,tidak
nyeri
AP S: massa (-),nyeri (-)
Cavum Douglasi dalam batas normal.

16
Diagnosis banding

PDx

- Laboratorium : Lab lengkap ( DL,SE,SGOT,SGPT,Albumin ,GDS,


Creatinine,Ureum),Konsul kardiologi,Konsul anastesi.

a. Hasil Laboratorium Darah Lengkap tanggal 14-11-2012

Darah Lengkap Nilai Satuan Nilai Rujukan Kesan

Leukosit 6,69 103/mm3 4,7-11,3 Normal

Hemoglobin 11,9 g/dL 11,4-15,1 Normal

Hematokrit 36,9 % 38 - 42 Rendah

Trombosit 350 103/mm3 142 – 424 Normal

MCV 80,40 Fl 80 – 93 Normal

MCH 25,90 Pg 27 –31 Normal

MCHC 32,20 g% 32 –36 Normal

RDW 12,90 % 11,5 - 14,5 Normal

Hitung Jenis :

Neutrofil 83,9 % 51 – 67 Normal

Limfosit 10,6 % 25 – 33 Normal

Monosit 4,8 % 2–5 Normal

Eosinofil 0.4 % 0–4 Normal

Basofil 0,3 % 0–1 Normal

17
Lain-lain -

b. Serum Elektrolit
Natrium:134 mmol/L
Kalium :3.73 mmol/L
Klorida:114 mmol/L

c. Faal Hati
SGOT:14 U/L
SGPT:6 U/L
Albumin:4.34 g/dL

d. Metabolisme Karbohidrat
Gula Darah Sewaktu :112 mg/dL

e. Faal Ginjal
Ureum: 17.90 mg/dL
Creatinine:0.59 mg/dL

f. Faal Hemostasis
PPT dan APTT Dalam Batas Normal

g. Hasil USG ginekologi

31 Oktober 2012

VU:Ukuran normal,dinding regular,massa/batu (-)

Uterus:Ukuran normal ,tidak tampak massa patologis,posisi retrofleksia

Tampak massa complex solid kistik ,batas tegas ,bersepta ,dengan


kalsifikasi ,ukuran mencapai hingga region umbilical,kemungkinan dari
adnexa kanan dengan color Doppler tampak vaskularisasi pada septanya
dan bagian yang solid RI=0.72-0.83

18
Tidak tampak limfadenopati pada aorta abdominalis dan parailiaca.

Kesimpulan :mixed ovarial tumor kanan susp teratoma

14 November 2012

Tampak VU terisi minimal

Tampak Uterus dalam batas normal

Adnexa:Massa kistik dengan internal echo ukuran 91.9x134 mm

h. Hasil USG color Doppler


Mixed ovarial tumor kanan suspect teratoma
RI:0.72-0.83

i) Ca 125 : 134.5

Diagnosis Kerja

Cystoma Ovarii

PTx

1.Pro SOVC

2.Persiapan operasi

-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

-Injeksi Ranitidin 1 amp IV

-Daftar OK/Sedia darah/SP

19
PMo

Observasi VS dan keluhan

KIE

Menjelaskan kepada pasien tentang :

1. Menjelaskan tentang operasi yang akan dilakukan beserta komplikasi


yang bisa terjadi.
2. Pasien disuruh banyak istirehat dan menghindari pekerjaan yang berat-
berat setelah operasi.
3. Menjelaskan kapan pasien harus kontrol lagi dan sampai berapa lama.

20
BAB IV
PERMASALAHAN

4.1 Medis

 Siklus haid masih teratur.


 Menyangkal nyeri saat berhubungan.
 Terapi apa yang dapat diberikan.

4.2 Sosial

 Tingkat Pendidikan

4.3 Ekonomi

 Pekerjaan Tukang Listrik

21
BAB V
PEMBAHASAN

Kista adalah kantong berisi cairan, kista seperti balon berisi air, dapat
tumbuhdimana saja dan jenisnya bermacam-macam.Kista yang berada di dalam
atau permukaan ovarium (indung telur) disebut kista ovarium atau tumor
ovarium.(Wiknjosastro, 2007)
Keluhan utama pada kista ovarium adalah .Perut terasa penuh, berat,
kembung,Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil),Haid tak
teratur,nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar
kepanggul bawah dan paha,nyeri senggama,mual, ingin muntah, atau
pergeseran payudara mirip seperti pada saat hamil. Pada pasien ini didapatkan
keluhan nyeri pada perut sejak 2 bulan yang laludi sertai masa yang besar pada
perut bagian kanan. Selain itu pasien juga mengeluhkan beberapa bulan terakhir
buang air kecil menjadi sedikit.
Penyebab kista ovarium adalah stimulasi yang berlebihan terhadap
gonadotropin:(Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004). Selain itu,Gestational
tropoblastic neoplasma ( molahidatidosa dan khoriokarsinoma),Fungsi ovarium,
ovulasi yang terus menerus akan menyebabkan epitel permukaan ovarium
mengalami perubahan neoplastik, dan Zat karsinogen, zat radioaktif, asbes, virus
eksogen dan hidrokarbon polikistik. Pada pasien ini penyebabnya masih perlu
dicari.
Pada anamnesa rasa sakit atau tidak nyaman pada perut bagian bawah.
Rasa sakit tersebutakan bertambah jika kista tersebut terpuntir atau terjadi
ruptur. Terdapat juga rasa penuh di perut.Tekanan terhadap alat-alat di
sekitarnya dapat menyebabkan rasa tidaknyaman, gangguan miksi dan
defekasi.Dapat terjadi penekanan terhadap kandung kemih sehingga
menyebabkan frekuensi berkemih menjadi sering. Pada pasien anam nesa yang
didapatkan adalah keluhan benjolan di perut sebelah kanan disertai nyeri
kadang-kadang sejak 2 bulan yang lalu.Nyeri juga dirasakan saat perut ditekan
dan disertai.Pasien tidak mengalami penurunan berat badan.Riwayat haid teratur
tiap bulan,lama 3-4 hari,ganti pembalut 3-4 kali sehari. Pasien tidak merasakan
nyeri saat haid dan saat berhubungan.Hari pertama menstruasi terakhir 14
Oktober 2012.Pasien sering BAK tetapi sedikit.

22
Hasil pemeriksaan fisik yang dapat ditemukan pada pasien dengan kista
ovarium adalah Kista yang besar dan dapat teraba dalam palpasi abdomen.
Walau pada wanita premonopause yang kurus dapat teraba ovarium normal
tetapi hal ini adalah abnormal jika terdapat pada wanita postmenopause.
Perabaan menjadisulit pada pasien yang gemuk. Teraba massa yang kistik,
mobile, permukaan massa umumnya rata. Cervix dan uterus dapat terdorong
pada satu sisi.Dapat juga teraba, massa lain, termasuk fibroid dan nodul
padaligamentum uterosakral, ini merupakan keganasan atau endometriosis.
Padaperkusi mungkin didapatkan ascites yang pasif.(Wiknjosastro, 2007). Pada
pasien ini, didapatkan pemeriksaan fisik didapatkan Teraba massa kistik ukuran
12 x 10 cm, mobile, permukaan rata ,berbatas tegas pada abdomen disertai
APD:teraba massa kistik ukuran 12 cm,mobile,permukaan rata,berbatas
tegas,tidak nyeri pada pemeriksaan VT.
Pemeriksaan penunjang yang di lakukan untuk mendiagnosa kista ovarium
Pemeriksaan Penunjang,USG Merupakan alat terpenting dalam menggambarkan
kista ovarium. Dengan pemeriksaan ini dapat ditentukan letak batas tumor,
apakah tumor berasal dariuterus, atau ovarium, apakah tumor kistik atau solid
dan dapat dibedakan pulaantara cairan dalam rongga perut yang bebas dan
tidak dapat membantumengidentifikasi karakteristik kista ovarium. Foto
Roentgen,pemeriksaan ini bertujuan untuk menentukan adanya
hidrotoraks.Pemeriksaan pielogram inravena dan pemasukan bubur barium pada
kolon dapat untuk menentukan apakah tumor bearasal dari ovarium atau tidak,
misalnya tumor bukan dari ovarium yang terletak di daerah pelvis seperti tumor
kolon sigmoid. Pengukuran serum CA-125,Tes darah dilakukan dengan
mendeteksi zat yang dinamakan CA-125, CA-125diasosiasikan dengan kanker
ovarium. Dengan ini diketahui apakah massa ini jinak atau ganas.dan
Laparoskopi Perut diisi dengan gas dan sedikit insisi yang dibuat untuk
memasukan laparoskop.Melalui laparoskopi dapat diidentifikasi dan mengambil
sedikit contoh kista untuk pemeriksaan PA. Pada pasien ini dilakukan
pemeriksaan penunjang antar lain :

a) USG ginekologi pada tanggal 31 Oktober 2012 dengan


hasilVU:Ukuran normal,dinding regular,massa/batu (-) Uterus:Ukuran
normal ,tidak tampak massa patologis,posisi retrofleksia.Tampak massa
complex solid kistik ,batas tegas ,bersepta ,dengan kalsifikasi ,ukuran

23
mencapai hingga region umbilical,kemungkinan dari adnexa kanan
dengan color Doppler tampak vaskularisasi pada septanya dan bagian
yang solid RI=0.72-0.83.Tidak tampak limfadenopati pada aorta
abdominalis dan parailiaca.dengan Kesimpulan :mixed ovarial tumor
kanan susp teratoma. Dan pemeriksaan pada tanggal 14 November
2012 Tampak VU terisi minimal,Tampak Uterus dalam batas normal serta
Adnexa:Massa kistik dengan internal echo ukuran 91.9x134 mm .
a. USG color Doppler dengan hasil, Mixed ovarial tumor kanan suspect
teratoma. RI:0.72-0.83, dan Ca 125 : 134.5

Penatalaksanaan yang dilakukan pada kista ovari Dapat dipakai prinsip


bahwa tumor ovarium neoplastik memerlukan operasi dan tumor non neoplastik
tidak. Tumor non neoplastik biasanya besarnya tidak melebihi 5 cm. Tidak jarang
tumor-tumor tersebut mengalami pengecilan secara spontan dan
menghilang.Tindakan operasi pada tumor ovarium neoplastik yang tidak ganas
adalah pengangkatan tumor dengan mengadakan reseksi pada bagian ovarium
yang mengandung tumor. Tetapi jika tumornya besar atau ada komplikasi perlu
dilakukan pengangkatan ovarium, disertai dengan pengangkatan tuba.
Seluruh jaringan hasil pembedahan perlu dikirim ke bagian patologi anatomi
untuk diperikasa.Pasien dengan kista ovarium simpleks biasanya tidak
membutuhkan terapi. Penelitian menunjukkan bahwa pada wanita post
menopause, kista yang berukuran kurang dari 5 cm dan kadar CA 125 dalam
batas normal, aman untuk tidak dilakukan terapi, namun harus dimonitor dengan
pemeriksaan USG serial.Sedangkan untuk wanita premenopause, kista
berukuran kurang dari 8 cm dianggap aman untuk tidak dilakukan terapi.Terapi
bedah diperlukan pada kista ovarium simpleks persisten yanglebih besar 10 cm
dan kista ovarium kompleks. Laparoskopi digunakan pada pasien dengan kista
benigna, kista fungsional atau simpleks yang memberikan keluhan. Laparotomi
harus dikerjakan pada pasien dengan resiko keganasan dan pada pasien
dengan kista benigna yang tidak dapat diangkat dengan laparaskopi.Eksisi kista
dengan konservasi ovarium dikerjakan pada pasien yang menginginkan ovarium
tidak diangkat untuk fertilitas di masa mendatang.Pengangkatan ovarium
sebelahnya harus dipertimbangkan pada wanita post menopause,
perimenopause, dan wanita premenopasue yang lebih tua dari 35 tahun yang
tidak menginginkan anak lagi serta yang beresiko menyebabkan karsinoma
ovarium.Diperlukan konsultasi dengan ahli endokrin reproduksi dan infertilitas

24
untuk endometrioma dan sindrom ovarium polikistik. Konsultasi dengan onkologi
ginekologi diperlukan untuk kista ovarium kompleks dengan serum CA125 lebih
dari 35 U/ml dan pada pasien dengan riwayat karsinoma ovarium pada
keluarga.Jika keadaan meragukan, perlu pada waktu operasi dilakukan
pemeriksaan sediaan yang dibekukan (frozen section) oleh seorang ahli patologi
anatomik untuk mendapat kepastian tumor ganas atau tidak. Penatalaksan yang
dilakukanpada pasien meliputi SOVC dan Operasi dengan premedikasi
-Puasa

-IVFD RL 1000cc

-Injeksi Ceftriaxone 1gr IV (skin test)

-Injeksi Metoclopramide 1 amp IV

-Injeksi Ranitidin 1 amp IVmedik

-Daftar OK/Sedia darah/SP

Operasi dilakukan karena ukuran kista yang melebihi 5 cm dan sudah


menggangu organ sekitar.

Prognosis pada pasien ini adalah Dubia ed Bonam jika penatalaksanaan


telah benar dan sesuai prosedur.

25
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Kista ovarium merupakan pertumbuhan jaringan otot polos yang dapat


menimbulkan pembengkakan yang dapat berisi cairan maupun berbentuk padat.
Penemuan terbaru untuk penanganan kista ovarium dapat dilakukan
laparoskopi.Satu-satunya pengobatan untuk neoplasma dari ovarium adalah
operasi, tergantung pada jenis usia wanita dan perlu atau tidaknya wanita hamil
lagi, sebaiknya isi kista segera dibuka, sebelum perut ditutup kembali. Pada
wanita yang lebih tua (lebih dari 40 tahun) jalan yang baik adalah
hysterectomytotalis dan salping oophorectomy bilateral walaupun tidak terdapat
tanda-tanda keganasan.

6.2 Saran

Diperlukan deteksi dini terhadap semua keganasan penyakit kandungan


terutama kista ovarium yang kebanyakan dapat menjadi ganas.Penyakit ini
disebut juga silent killer karena gejala penyakitnya yang lambat terdeteksi oleh
penderita dan kebanyakan diketahui saat kista sudah besar.Menghindari faktor
pemicu timbulnya kista ovarium dan peningkatan status gizi sangatlah penting
karena dari tubuh yang sehat akan memperkecil kemungkinan untuk terjangkit
penyakit.

26
DAFTAR PUSTAKA

Mansjoer A, Triyanti K, Savitri R, Wardhani WI, Setiowulan W. Tumor


Ovarium Neoplastik Jinak. Dalam : Kapita Selekta Kedokteran.
Jilid I. Jakarta :Media Aesculapius Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia; 2000. p. 388-9.

Moeloek FA, Nuranna L, Wibowo N, Purbadi S. Standar Pelayanan Medik


Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Perkumpulan Obstetri dan
GinekologiIndonesia; 2006. p.130.

Sastrawinata, Sulaiman. dkk. 2004. Ilmu Kesehatan Reproduksi: Obstetri


Patologi.Edisi 2. Jakarta: EGC hal :104.

Wiknjosastro H. Tumor Jinak Pada Alat Genital Dalam Buku Ilmu


KandunganEdisi 2., editor: Saifuddin A.B,dkk. Jakarta: Yayasan Bina
PustakaSarwono Prawirohardjo.2005: 345-346.

Wiknjosastro, Hanifa. dkk. 2007. Ilmu Kandungan. Edisi 2.Cetakan 5.


Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. Hal : 346 –
362.

27

You might also like