You are on page 1of 9

Vol 2, No.

1 (2017)

PROFESIONALISME GURU
DALAM MENINGKATKAN KUALITAS SUMBERDAYA MANUSIA
Yusutria
Program Studi Pendidikan Matematika, STKIP PGRI Sumatera Barat
Jl. Gunung Pangilun Padang Sumatera Barat.
Email: yusutriayusut@ymail.com
Submitted :13-10-2016, Reviewed:23-11-2016, Accepted:20-04-2015
http://dx.doi.org/10.22216/jcc.2017.v2i1.1472

ABSTRACT
Competition in various life both in the field of science and technology is influenced by the quality
of human resources (HR). HR Quality is determined by the quality and level of education. The
quality of education is low causing low quality of human resources; the higher the education
level, the higher the quality of human resources that will affect the way of thinking, reasoning,
insight, breadth and depth of knowledge. The goal is to mengetahuan definition of
professionalism, factors affecting the professional teachers and professional competence of
teachers. Improving the quality of human resources, conducted by the path of qualification,
competence and certification of educators. The professionalism of teachers is reflected in the
implementation of the tasks that are marked with expertise both in material and methods. The
figure indicated by the teacher's professional responsibility to perform the entire devotion.
Professionals should be able to assume and carry out the responsibility as a teacher to the
students, parents, community, nation state, and religion. Teacher professional social
responsibility, intellectual, moral, and spiritual.
Keywords: professionalism; improve human resources;

ABSTRAK
Persaingan dalam berbagai kehidupan baik dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi
dipengaruhi oleh kualitas sumber daya manusia (SDM). Kualitas SDM ditentukan oleh mutu dan
tingkat pendidikan. Kualitas pendidikan yang rendah menyebabkan kualitas SDM rendah; makin
tinggi tingkat pendidikan maka makin tinggi pula kualitas SDM yang akan berpengaruh
terhadap cara pikir, nalar, wawasan, keluasan dan kedalaman pengetahuan. Tujuannya untuk
mengetahuan definisi profesionalisme, faktor yang mempengaruhi guru profesional serta
kompetensi guru profesional.Meningkatkan kualitas SDM, dilakukan dengan jalur kualifikasi,
kompetensi dan sertifikasi pendidik. Profesionalisme guru tercermin pada pelaksanaan tugas
yang ditandai dengan keahlian baik dalam materi maupun metode. Sosok profesional guru
ditunjukkan melalui tanggung jawab dalam melaksanakan seluruh pengabdian. Profesional
hendaknya mampu memikul dan melaksanakan tanggung jawab sebagai guru kepada peserta
didik, orang tua, masyarakat, bangsa negara, dan agamanya. Guru professional mempunyai
tanggung jawab sosial, intelektual, moral, dan spiritual.
Kata kunci: profesionalisme, meningkatkan, sumber daya manusia.

Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 38


Vol 2, No. 1 (2017)

PENDAHULUAN Taiwan, Hongkong, Cina, dan Malaysia sangat


Persaingan bebas dalam kemajuan ilmu ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia
pengetahuan dan teknologi khususnya yang dimiliki.
teknologi informasi, sehingga menjadi Upaya peningkatan kualitas SDM
tantangan bagi kehidupan masa depan haruslah diikuti dengan peningkatan kualitas
sekaligus ancaman bagi seluruh bangsa yang pendidikan dan guru. Dengan komitmen
belum siap menghadapinya. Upaya pemerintah untuk berperan dalam peningkatan
peningkatan sumber daya manusia kemudian mutu pendidikan dan juga guru, serta upaya-
menjadi wacana yang mendesak untuk upaya agar peningkatan mutu pendidikan dan
direalisasikan. Kemajuan ilmu pengetahuan guru dapat terlaksana dengan baik, diharapkan
dan teknologi tersebut berkaitan dengan dimasa depan akan muncul generasi yang
sumber daya manusia yang akan membuat dan cerdas, kreatif, dan kompetitif untuk
mengelola serta menerapkannya, sehingga berpartisipasi dalam membangun bangsa dan
sumber daya manusiamenjadi asset dalam negara guna mewujudkan bangsa dan negara
kemajuan berbangsa dan bernegara. yang maju dimasa mendatang.
Aset paling strategis bagi suatu bangsa Komisi Internasional UNESCO untuk
dan negara adalah sumber daya manusia, pendidikan memasuki abad ke-21 menyatakan
karena kemajuan suatu bangsa dan negara bahwa berbeda dengan periode sebelumnya,
bukan hanya bertumpu pada ketersediaan dalam memasuki abad ke-21 ini guru memiliki
sumberdaya alam, namun juga ditentukan oleh peranan yang sangat strategis karena
kualitas sumber daya manusia. Kualitas diharapkan dapat ikut membentuk karakter
sumber daya manusiatiap negara satu dengan dan kecerdasan generasi muda atau dalam
negara lain pasti berbeda dan memiliki bahasa aslinya “moulding character and minds
karakteristik sendiri-sendiri. Setiap orang yang of young generation” (Soedijarto: 2008).
bekerja di suatu negara, harus menyesuaikan Komisi Internasional UNESCO untuk
kualitas SDM di negara tersebut dan harus pendidikan memasuki abad ke-21 menyatakan
dapat menyesuaikan pula dengan karakter bahwa berbeda dengan periode sebelumnya,
Negara tersebut. dalam memasuki abad ke-21 ini guru memiliki
Kualitas sumber daya manusia peranan yang sangat strategis karena
ditentukan oleh mutu dan tingkat pendidikan. diharapkan dapat ikut membentuk karakter
Kualitas pendidikan yang rendah dan kecerdasan generasi muda atau dalam
menyebabkan kualitas sumber daya manusia bahasa aslinya “moulding character and minds
rendah; makin tinggi tingkat pendidikan maka of young generation” (Soedijarto: 2008).
makin tinggi pula kualitas sumber daya Sejalan dengan kebijakan pemerintah,
manusia. Hal ini berpengaruh terhadap cara melalui UU No. 14 Tahun 2005 pasal 7
pikir, nalar, wawasan, keluasan dan mengamanatkan bahwa pemberdayaan profesi
kedalaman pengetahuan. Dengan tingkat guru diselenggarakan melalui pengembangan
pendidikan yang tinggi diharapkan akan lebih diri yang dilakukan secara demokratis,
mudah memperoleh kesempatan guna berkeadilan, tidak diskriminatif, dan
mendapatkan pekerjaan yang lebih baik berkelanjutan dengan menjunjung tinggi hak
dengan penghasilan yang relatif lebih tinggi, asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural,
dan dengan penghasilan yang relatif tinggi kemajemukan bangsa, dan kode etik profesi.
akan dengan sendirinya dapat memelihara Disamping itu menurut pasal 20, dalam
kesehatan yang relatif lebih baik. Kemajuan melaksanakan tugas keprofesionalan, guru
negara-negara Asea, seperti Singapura, Korea, berkewajiban meningkatkan dan
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 39
Vol 2, No. 1 (2017)

mengembangkan kualifikasi akademik dan model kebijakan yang komprehensif mulai


kompetensi secara berkelanjutan sejalan tingkat sekolah sampai ke kementrian
dengan perkembangan ilmu pengetahuan, sehingga dengan beban kerja yang ada masih
teknologi, dan seni. tetap mampu mengembangkan
Dunia pendidikan dituntut agar profesionalisme. (Gunawan. 2011).
menghasilkan sumber daya manusia yang Profesionalisme guru menjadi perhatian
sesuai dengan kemajuan IPTEK. Guru secara global, karena guru memiliki tugas dan
mempunyai peranan yang penting dalam peran bukan hanya memberikan informasi-
pendidikan, sehingga hampir semua usaha informasi ilmu pengetahuan dan teknologi,
pembaharuan di bidang pendidikan melainkan juga membentuk sikap dan jiwa
bergantung pada guru. Pengembangan yang mampu bertahan dalam era
profesionalisme guru diarahkan pada hiperkompetisi. Sudarwan Danim (2003:192)
peningkatan kualitas. menegaskan bahwa tuntutan kehadiran guru
Kriteria profesionalisme guru meliputi yang profesional tidak pernah surut, karena
kemampuan: menguasai bahan, mengelola dalam proses kemanusiaan dan pemanusiaan,
PBM, mengelola kelas, mengelola media atau ia hadir sebagai subjek paling diandalkan,
sumber, menguasai landasan kependidikan, yang sering kali disebut sebagai Oemar bakri.
mengenal interaksi belajar mengajar, menilai Guru sebagai pendidik profesional
prestasi siswa, mengenal fungsi dan program mempunyai citra yang baik di masyarakat
pelayanan BP, dan mengenal administrasi apabila dapat menunjukkan kepada
sekolah. masyarakat bahwa layak menjadi panutan
Profesionalisme guru merupakan suatu sekelilingnya, masyarakat terutama akan
kebutuhan yang tidak dapat ditunda-tunda melihat sikap dan perbuatan guru itu sehari-
lagi, seiring dengan dengan semakin hari. Untuk menciptakan seorang guru yang
meningkatnya persaingan yang semakin ketat profesional dalam melahirkan dan
dalam era globalisasi, sesuai dengan kapasitas meningkatkan kualitas sumber daya manusia
yang dimilikinya agar dapat berperan secara perlu dijelaskan dalam paper ini dari sudut
maksimal, termasuk guru sebagai sebuah profesionalisme guru dalam meningkatkan
profesi yang menuntut kecakapan dan keahlian kualitas sumber daya manusia.
tersendiri. Profesionalisme tidak hanya karena
factor tuntutan dari perkembangan zaman, METODE PENELITIAN
tetapi pada dasarnya juga merupakan suatu
keharusan bagi setiap individu dalam kerangka Tulisan ini akan membahas mengenai
perbaikan kualitas hidup manusia. upaya bentuk membentuk profesionalisme
Profesionalisme menuntut keseriusan dan guru dalam meningkatkan kualitas
kompetensi yang memadai, sehingga sumberdaya manusia. Tulisan ini bersifat
seseorang dianggap layak untuk deskriptif yaitu deskriptif yang memusatkan
Melaksanakan sebuah tugas. (Tika, 2013: 3). perhatiannya pada prinsip umum yang
Pada hakekatnya pembinaan professionalisme mendasari perwujudan satuan-satuan gejala
guru ditekankan pada tiga kemampuan dasar, yang ada dalam kehidupan manusia, atau pola-
yaitu: kemampuan profesi, kemampuan pola (Rahmat, 2016).
pribadi dan kemampuan sosial. (Supriadi:
2009).
Belum optimalnya pengembangan
profesionalisme guru, diperlukan pendekatan
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 40
Vol 2, No. 1 (2017)

PEMBAHASAN norma tertentu serta memerlukan pendidikan


profesi. (UU RI nomor 14 tahun 2005).
Pembahasan tentang profesionalisme Sehingga profesional dituntut untuk
guru dalam meningkatkan kualitas sumber menjalankan pekerjaannya sesuai dengan
daya manusia akan dijelaskan beberapa tuntutan profesi atau dengan kata lain
penjelasan di bawah ini. memiliki kemampuan dan sikap sesuai dengan
tuntutan profesinya.
1. Profesionalisme Kesadaran menghadirkan guru dan
Berbicara mengenai kualitas sumber tenaga kependidikan yang profesional sebagai
daya manusia, pendidikan memegang peran sumber dayautama pencerdas bangsa,
yang sangat penting dalam proses peningkatan barangkali sama tuanya dengan sejarah
kualitas sumber daya manusia. peradaban pendidikan. DiIndonesia, khusus
Peningkatan kualitas pendidikan untuk guru, dilihat dari dimensi sifat dan
merupakan suatu proses yang terintegrasi substansinya, alur untuk mewujudkanguru
dengan proses peningkatan kualitas sumber yang benar-benar profesional, yaitu: (1)
daya manusia itu sendiri. penyediaan guru berbasis perguruan tinggi,
Seorang guru profesional harus (2) induksi guru pemula berbasis sekolah, (3)
menguasai betul tentang seluk profesionalisasi guru berbasis prakarsa
belukpendidikan dan pengajaran serta ilmu- institusi, dan (4) profesionalisasi guru berbasis
ilmu lainnya, guru juga harus individu atau menjadi guru madani.
mendapatpendidikan khusus untuk menjadi (Mahsunah: 2012. 44).
guru yang memiliki keterampilan ataukeahlian Bagi guru yang profesioanl, dia harus
khusus, dan memiliki kompetensi agar memiliki kriteria-kriteria tertentu yang positif.
menjadi guru yang profesional. Guru yang Gilbert H. Hunt menyatakan bahwa guru yang
profesional mampu menguasai karakteristik baik itu harus memenuhi tujuh kriteria: (1)
bahan ajar dan karakteristik peserta didik sifat positif dalam membimbing peserta didik,
(Mardapi, 2012, 5). (2) pengetahuan yang mamadai dalam mata
Profesionalisme berasal dari kata pelajaran yang dibina, (3) mampu
profesi. Mc Cully mengartikan profesi adalah menyampaikan materi secara lengkap, (4)
“a vocation in which professed knowledge mampu menguasai metodologi pembelajaran,
ofsome departement of learning or science (5) mampu memberikan harapan riil terhadap
isused in its aplication to the affairs of others peserta didik, (6) mampu mereaksi kebutuhan
or in the practice of an art founded upon it”. peserta didik, (7) mampu menguasi
Hal ini mengandung makna bahwa manajemen kelas. (I Nengah Sudja: 2013.
dalam suatu pekerjaan profesional selalu 223-224).
digunakanteknik serta prosedur yang Guru profesional adalah guru
bertumpu pada landasan intelektual yang yangmelaksanakan tugas keguruan
secara sengaja harus dipelajari, dan kemudian dengankemampuan tinggi (profesiensi)
secara langsung dapat diabadikan bagi sebagai sumber kehidupan. Dalam
kemaslahatan orang lain (Rohman: 2007. 123). menjalankan kewenangan profesionalnya,
Sedangkan profesional adalah pekerjaan guru dituntut memiliki keanekaragaman
atau kegiatan yang dilakukan olehseseorang kecakapan (competencies) psikologis yang
dan menjadi sumber penghasilan kehidupan meliputi: (1) kompetensi kognitif (kecakapan
yang memerlukan keahlian,kemahiran, atau ranah cipta);kompetensi afektif (kecakapan
kecakapan yang memenuhi standar mutu atau
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 41
Vol 2, No. 1 (2017)

ranah rasa);kecakapan psikomotor (kecakapan profesionalitas para calon guru yang siap
ranahkarsa). pakai Profesionalisme menekankan kepada
Kompetensi yang diperlukan guru,yakni penguasaan ilmu pengetahuan atau
kompetensi kepribadian (Syah, 2011). kemampuan manajemen beserta strategi
Profesionalisme guru memiliki posisi sentral penerapannya.
dan strategis, karena semua posisinya Profesionalisme bukan sekadar
menuntut agar pendidikan dilaksanakan secara pengetahuan teknologi dan manajemen tetapi
profesional. Profesionalisme guru sering lebih merupakan sikap, pengembangan
dikaitkan dengan tiga faktor yang cukup profesionalisme lebih dari seorang teknisi
penting, yaitu kompetensi guru, sertifikasi bukan hanya memiliki keterampilan yang
guru, dan tunjangan profesi guru. Ketiga tinggi tetapi memiliki suatu tingkah laku yang
faktor tersebut, disinyalir berkaitan erat dipersyaratkan.(Kasful Anwar. Us.2015. 105).
dengan maju-mundurnya kualitas pendidikan Guru yang professional tidak hanya
di Indonesia.Jadi Guru profesional adalah guru dituntut untuk menguasai materi pembelajaran
yang menyadari bahwa dirinyaterpanggil tetapi juga harus menguasai seluruh aspek
untuk mendampingi peserta didik untuk/dalam yang ada dalam pembelajaran, karena
belajar. Pemahaman profesional dilihat dari pembelajaran yang bermakna adalah
dua dimensi, yaitu peningkatan status dan pembelajaran yang melibatkan peserta didik
peningkatan kemampuan praktis harus sejalan dan mencakup semua ranah pembelajaran,
dengan tuntutan tugas yang diemban sebagai seperti aspek kognitif (berfikir), aspek affektif
guru. (prilaku) dan aspek psikomotor
(keterampilan). (Nur’aeni Asmarani: 2014.
2. Faktor yang Mempengaruhi Guru 504).
Profesional Profesionalisme guru dapat dilakukan;
Profesionalitas sebagai penunjang pertama; dengan memahami tuntutan standar
kelancaran guru dalam melaksanakan profesi yang ada. Kedua; mencapai kualifikasi
tugasnya, sangat dipengaruhi oleh dua faktor dan kompetensi yang dipersyaratkan. Ketiga;
besar yaitu faktor internal yang meliputi minat membangun hubungan kesejawatan yang baik
dan bakat dan faktor eksternal yaitu berkaitan dan luas termasuk lewat organisasi profesi.
dengan lingkungan sekitar, sarana prasarana, Keempat; mengembangkan etos kerja atau
serta berbagai latihan yang dilakukan guru. budaya kerja yang mengutamakan pelayanan
(Kasful Anwar. Us. 2015.88). bermutu tinggi kepada konstituen.Kelima;
Untuk meningkatkan mutu guru perlu mengadopsi inovasi atau mengembangkan
adanya kebijakan meningkatkan mutu kreativitas dalam pemamfaatan teknologi
pendidikan guru, di antaranya meningkatkan komunikasi dan informasi mutakhir agar
jenjang pendidikan S1/S2/S3 dan program senantiasi tidak ketinggalan dalam
penyetaraan serta berbagai pelatihan dan kemampuannya mengelola pelajaran.
penataran untuk meningkatkan kualitas (Muhson: 2014. 97).
kompetensi dan profesionalitas guru. Misalnya Guru yang profesional bisa dipengaruhi
PKG (Pusat Kegiatan Guru, dan KKG oleh: (1) Jenjang pendidikan, (2). Pelatihan
(Kelompok Kerja Guru) dan Persatuan Guru dan program penyetaraan serta berbagai
Republik Indonesia (PGRI) atau lembaga penataran yang diikuti, (3). Membangun
pendidikan tinggi yang mendidik para calon hubungan kesejawatan yang baik dan luas, (4).
guru dengan merancang kurikulum yang Mengembangkan etos kerja yang
mampu membangun kompetensi dan mengutamakan pelayanan bermutu tinggi
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 42
Vol 2, No. 1 (2017)

kepada konstituen, (5). Mengadopsi Professional guru perlu dilakukan sesuai


inovasidalam pemamfaatan teknologi dengan kebutuhan guru agar terus
komunikasi dan informasi mutakhir. berkembang. Berbagai laporan dilapangan
menunjukkan beberapa hambatan dalam
3. Kompetensi Guru Profesional pelaksanaan pengembangan professional guru
Menurut Suryadi dalam Suwarna (2004), karena model pengembangan professional
predikat guru profesional dapat dicapai dengan guru yang dilakukan tidak berdasarkan pada
memiliki karakteristik profesional, yaitu: kebutuhan guru (Yusuf: 2016. 339).
1) Kemampuan profesional Kualitas profesionalisme guru
(professional capacity), yaitu ditunjukkan oleh lima sikap, yakni: (1)
kemampuan intelegensi, sikap, nilai, keinginan untuk selalu menampilkan perilaku
dan keterampilan serta prestasi yang mendekati standar ideal; (2)
dalam pekerjaan. Secara sederhana, meningkatkan dan memelihara citra profesi;
guru harus menguasai materi yang (3) keinginan untuk senantiasa mengejar
diajarkan. kesempatan pengembangan profesional yang
2) Kompetensi upaya profesional dapat meningkatkan dan memperbaiki kualitas
(professional effort), yaitu pengetahuan dan ketrampilannya; (4)
kompetensi untuk membelajarkan mengejar kualitas dan cita-cita dalam profesi;
siswa. (5) memiliki kebanggaan terhadap profesinya
3) Profesional dalam pengelolaan (Sagala, 2009).
waktu (time devotion). Klicman (dalam Dantes, 2004: 2-3)
4) Imbalan profesional (professional mengajukan dua syarat penting yang harus
rent) yang dapat menyejahterakan dimiliki oleh seorang guru yang profesional,
diri dan keluarganya. yaitu harus kompeten dan memiliki komitmen
Arifin (2000) mengemukakan guru tinggi.Dari guru yang memiliki kompetensi
Indonesia yang profesional dipersyaratkan tinggi dan komitmen tinggi suatu sekolah dan
mempunyai: peserta didik mendapatkan kontribusi optimal
1) Dasar ilmu yang kuat sebagai dalam pembelajaran yang dapat berdampak
pengejawantahan terhadap optimal pula pembentukan pengetahuan,
masyarakat teknologi dan keterampilan, sikap dan nilai pada peserta
masyarakat ilmu pengetahuan di didik.
abad 21; Pengembangan tenaga pendidikan
2) Penguasaan kiat-kiat profesi menyangkut dua hal yaitu: (1) Pola rekruitmen
berdasarkan riset dan praksis tenaga kependidikan, (2) Pengembangan
pendidikan yaitu ilmu pendidikan kompetensi tenaga kependidikan. Pengamatan
sebagai ilmu praksis bukan hanya lapangan menunjukan ada tiga pola
merupakan konsep-konsep belaka. pendekatan yang menjadi pilihan kebijakan
Pendidikan merupakan proses yang dalam rekruitmen tenaga kependidikan, yaitu:
terjadi di lapangan dan bersifat (1) Pendekatan yang didasarkan pada prinsip-
ilmiah, serta riset pendidikan prinsip profesionalisme, (2) Pendekatan politik
hendaknya diarahkan pada praksis balas budi dan hubungan baik, (3) Pendekatan
pendidikan masyarakat Indonesia; geogarafis kedaerahan akibat otonomi daerah.
3) Pengembangan kemampuan (Nur: 2009. 6).
profesional berkesinambungan. Peningkatan kualitas guru menurut
model UNESCO sebagai berikut. (1)
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 43
Vol 2, No. 1 (2017)

Pendidikan pra-jabatan para guru; (2) belajar untuk mencapai sukses yang sama atau
Sertifikasi atau ijazah para guru;(3) bahkan bisa lebih baik lagi. Melalui
Pengerahan atau rekruitmen dan penempatan networking inilah guru memperoleh akses
para guru;(4) Kondisi kerja para guru, seperti terhadap inovasi-inovasi di bidang profesinya
besarnya kelas, jumlah jam, fasilitas dan akses sosial yang lainnya.
pendukung diperhatikan;(5) Gaji guru yang Keempat, mengembangkan etos kerja
tinggi dan menarikminat kaum muda. atau budaya kerja yang mengutamakan
(Wijanarti. 2016: 209). pelayanan bermutu tinggi kepada pengguna
Dengan adanya tuntutan untuk pendidikan, merupakan suatu keharusan di era
peningkatan kualitas profesionalisme guru, reformasi pendidikan sekarang ini.Artinya,
maka guru harus selalu berusaha melakukan semua sektor dan bidang dituntut memberikan
hal-hal sebagai berikut: pelayanan prima kepada kastemer atau
Pertama, memahami tuntutan standar pengguna. Maka, Guru pun harus memberikan
profesi yang ada, yaitu guru berupaya pelayanan prima kepada pengguna yaitu
memahami tuntutan standar profesi yang ada siswa, orangtua dan sekolah sebagai
dan ditempatkan sebagai prioritas utama jika stakeholder. Terlebih lagi pelayanan
guru ingin meningkatkan profesionalisme. Hal pendidikan adalah termasuk pelayanan publik
ini didasarkan kepada beberapa alasan, yaitu vang didanai, diadakan, dikontrol oleh dan
(1) persaingan global sekarang memungkinkan untuk kepentingan publik.Dengan demikian,
adanya mobilitas guru secara lintas negara, (2) guru harus mempertanggungjawabkan
sebagai profesional seorang guru harus pelaksanaan tugasnya kepada publik.
mengikuti tuntutan perkembangan profesi Kelima, mengadopsi inovasi atau
secara global, dan tuntutan masyarakat yang mengembangkan kreativitas dalam
menghendaki pelayanan yang lebih baik, (3) pemanfaatan teknologi komunikasi dan
untuk memenuhi standar profesi ini, guru informasi mutakhir agar guru senantiasa tidak
harus belajar secara terus menerus sepanjang ketinggalan tidak “gaptek” (gagap teknologi)
hayat, (4) guru harus membuka diri, mau dalam kemampuan mengelola pembelajaran.
mendengar dan melihat perkembangan baru di Guru dapat memanfaatkan media dan ide-ide
bidangnya. baru bidang teknologi pendidikan seperti
Kedua mencapai kualifikasi dan media presentasi dengan menggunakan LCD
kompetensi yang dipersyaratkan, artinya dan komputer (hard technologies) dan juga
upaya untuk mencapai kualifikasi dan pendekatan-pendekatan baru bidang teknologi
kompetensi yang dipersyaratkan bagi pendidikan (soft technologies) (Purwanto,
guru.Maka, dengan dipenuhinya kualifikasi http://www.pustekkom.com), menggunakan
dan kompetensi yang memadai, guru memiliki internet sebagai media pembelajaran. Sebab,
posisi tawar yang kuat dan memenuhi syarat perkembangan teknologi “informasi dan
yang dibutuhkan. internet” merupakan faktor pendukung utama
Ketiga, membangun hubungan percepatan yang memungkinkan tembusanya
kesejawatan yang baik dan luas termasuk batas-batas dimensi ruang dan waktu yang
lewat organisasi profesi.Upaya membangun tentu juga akanberpengaruh pada paradigma
hubungan kesejawatan yang baik dan luas pendidikan termasuk profesi guru dalam
dapat dilakukan guru dengan membina menjalankan tugasnya. (Sanaky: 2005).
jaringan kerja atau networking. Guru harus Peningkatan kualitas profesionalisme
berusaha mengetahui apa yang telah dilakukan guru, guru harus memahami tuntutan standar
oleh sejawatnya yang sukses. Sehingga bisa profesi yang ada, mencapai kualifikasi dan
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 44
Vol 2, No. 1 (2017)

kompetensi yang dipersyaratkan, membangun memebentu peneliti untuk melakukan


hubungan kesejawatan yang baik dan penilitian ini meliputi Ketua Sekolah Tinggi
luas,mengembangkan etos kerja bermutu Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera
tinggi, mengadopsi inovasi dalam Barat, Civitas Akademika STKIP PGRI
pemanfaatan teknologi komunikasi dan Sumatera Barat.
informasi mutakhir.
DAFTAR PUSTAKA
SIMPULAN
Berdasarkan dari papapran di atas dapat Anwar.Us.Kasful.2015. Jaminan Mutu dan
disimpulkan bahwa kemajuan suatu bangsa Upaya Pengembangan Profesionalitas
ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia Guru Pada Abad Pengetahuan.Jurnal
dari pada kekayaan sumber daya alam.Untuk Nur El-Islam.
meningkatkan kualitas sumber daya manusia Arifin, I. 2000. “Profesionalisme Guru:
diperlukan pendidikan yang berkualitas. Analisis Wacana Reformasi Pendidikan
Peningkatan kualitas pendidikan dalam Era Globalisasi”.Simposium
ditentukan 3 komponen yaitu in put, proses Nasional Pendidikan di Universitas
dan out put.Adapun in put terdiri dari Muhammadiyah Malang, 25-26 Juli
pendidik, tenaga kependidikan, peserta 2001.
didik(in put pola rekruitmen pendidik dan Asmarani, Nuraeni. 2014. Peningkatan
tenagapendidik), pengalaman guru dalam Kompetensi Profesional Guru di Sekolah
mengajar dan pengembangankompetensi serta Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan.
peserta didik. Volume 2 Nomor 1, Juni 2014.
Adapun proses bisa dilihat bagaimana Danim, Sudarwan. 2003. .Agenda pemabruan
pendidik melakukan proses pembelajaran dan sistem pendidikan. Yogyakarta: Pustaka
tenaga kependidikan mendukung proses Pelajar.
pembelajaran tersebut serta peserta didik yang Dantes.Nyoman. 2004. Profesionalisme Guru
dapat memahami proses pembelajaran yang di Dalam Kaitannya Dengan Pelaksanaan
sampaikan, barulah dapat diketahui Kurikulum Dan Implementasinya Pada
akankualitas out put dari lembaga pendidikan Model Asesmen Berbasis Kompetensi
tersebut. Makalah (disampaikan pada Seminar
Rekomendasi yang bisa diberikan tentang profesionalisme Guru di
terhadap profesionalisme guru dalam Kabupaten Gianyar, tanggal 27
pengembangan kualitas sumber daya manusia Nopember 2004)
hendaknya dilaksanakan secara sungguh- D. Mardapi, 2012. Strategi Meningkatkan
sungguh. Selama pemerintah tidak sungguh- Profesionalisme Guru.Makalah pada
sungguh mewujudkan profesionalisme guru Seminar Regional Pendidikan Pusat
dalam pengembangan kualitas sumber daya Kajian dan Advokasi Pendidikan
manusia, bisa dipastikan bahwa mutu Yogyakarta.
pendidikan stagnan dan bahkan menurun Mahsunah.Dian.dkk. 2012. Kebijakan
dalam pengembangan kualitas sumber daya Pengembangan Profesi Guru. Badan
manusia. Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pendidikan dan Kebudayaan dan
UCAPAN TERIMAKASIH Penjaminan Mutu Pendidikan
Terimakasih peneliti ucapkan kepada Kementerian Pendidikan dan
semua pihak yang telah mefasilitasi dan Kebudayaan.
Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 45
Vol 2, No. 1 (2017)

Muhson, Ali. 2014. Meningkatkan 2087-9016, Volume 3, Nomor 2, Juli


Profesionalisme Guru: Sebuah 2013.
Harapan, Jurnal Ekonomi & Supriadi.Oding.2009.Pengembangan
Pendidikan, Vol, 2 No. 1 Agustus 2014. Profesionalisme Guru Sekolah
Rahmat, W. (2016). Penerapan kaba Dasar.Jurnal Tabularasa PPS
minangkabau sebagai media pelestarian Unimed.Vol.6 No.1, Juni 2009.
bahasa amai (ibu) dan kesusastraan dalam Suwarna. 2004. Guru Profesional, Variabel
pendidikan literasi di minangkabau. Investasi di Era Otonomi. Kedaulatan
Jurnal Iptek Terapan, 4(4), 236–241. Rakyat, 22 Mei 2004.
Rohman, Arif. 2007. “pendidik dan peserta Syah, M. 2011. Psikologi Pendidikan dengan
didik”, dalam Dwi Siswono dkk (ed,) Pendekatan Baru.
Ilmu Pendidikan, Jogjakarta: UNY Bandung:RemajaRosdakarya.
Press. Tika, Marselinus. 2013. Sertifikasi dan
Rudy Gunawan. 2011. Implementasi Profesionalisme Guru.
Pengembangan Profesionalisme Bagi Tersedia:hhtp://50304946.siap-
Guru Bersertifikat sekolah/com.
Pendidik.Jurnal.UHAMKA. Undang-undang Republik Indonesia nomor 14
Sagala, H. Syaiful. 2009. Kemampuan tahun 2005.
Profesional Guru danTenaga Wijanarti, Novita. Evaluasi Pencapaian
Kependidikan, Bandung: Alfabeta. Standar Pelayanan Minimal
Sanaky.Hujair AH. 2005. Sertifikasi dan Berdasarkan Prinsip Good Governance
Profesionalisme Guru di era Reformasi di Sekolah Dasar Negeri.Jurnal
Pendidikan. Jurnal Pendidikan Islam, Manajemen Pendidikan Magister
Jurusan Tarbiyah, 2 Mei 2005. Manajemen Pendidikan FKIP
Universitas Kristen Satya Wacana.
Soedijarto. 2008. Seminar Nasional Tentang Volume: 3, No. 2, Juli-Desember 2016.
“Perlindungan Bagi Profesi Guru”. Yusuf.Ahmad.2016. Model-Model
Jakarta. Pengembangan rofesionalisme Guru.
Sudja.I Nengah.2013. Pembelajaran Konvensi Nasional Pendidikan
Demokratis Menuju Profesionalisme Indonesia (KONASPI) VIII Tahun 2016.
Guru.Jurnal Santiaji Pendidikan, ISSN

Jurnal Curricula Kopertis Wilayah X 46

You might also like