Professional Documents
Culture Documents
Jurnal 3 PDF
Jurnal 3 PDF
Abstract
Evaluation of changeable agregat stability was done almost one year after application of
biochar during rainy season 2010/2011 of three cyles maize planting in dryland of North
Lombok. Three points of undisturbed soil samples in depth 0-20 cm were collected one
month after maize harvest of previously addedbiochar land. Site of soil sample was treated
by application of organic matter consisting of biochar coconut hust (BTK), biochar cow
manure (BKS), one season application of manure (PKA), each season aplication of manure
(PkB) and control (K : without soil amandement). The results showed that after one year
application of biochar increased the limited value stability of soil agregat. The value was
61,37% and 61,18% for BTK and BTS, respectivel, while for treatment of PkA, PkB dan
control gave value 58,44%, 66,62% and 57,11%. Increasing stability of soil agregat after
application of organic soil amandement positively correlated with i the increase of soil
organic and water soil retention. Therefore, experiment suggested that modification is
needed for application biochar and manure in long period of maize cropping pattern in
dryland of North Lombok.
Salah satu sifat fisik tanah lainnya yang pasiran lahan kering tersebut diharapkan
penting adalah stabilitas agregat tanah yang sebagai solusi alternatif untuk
berperan penting mempengaruhi fungsi meningkatkan kandungan C-organik tanah
tanah dalam menyediakan air, udara dan dan perbaikan sifat fisiko kimia tanah yang
unsur hara bagi pertumbuhan tanaman menunjang tata air dan hara yang memadai
(Suwardji dan Eberbach, 1998). Tanah untuk pertumbuhan dan hasil tanaman
dengan kemantapan agregat yang lemah jagung.
dan miskin bahan organik memiliki Berbeda dengan bahan organik
kemampuan retensi air dan hara rendah lainnya, biochar sebagai pembenah tanah
sehingga kondisi fisik seperti ini memiliki sifat rekalsitran, lebih tahan
menyebabkan rendahnya efisiensi terhadap oksidasi dan lebih stabil dalam
pemupukan (Suwardji et al., 2007). tanah sehingga memiliki pengaruh jangka
Bahan organik merupakan salah satu panjang terhadap perbaikan kualitas
agensia pengikat partikel tanah terpenting kesuburan tanah (C-organik tanah dan
di daerah tropik. Sehingga rendahnya KTK) (Steiner et al., 2007). Biochar
bahan organik pada tanah lempung mempunyai waktu tinggal dalam tanah
berpasir lahan kering di wilayah ini cukup lama, sehingga penggunaan biochar
mempengaruhi kemantapan agregat tanah sebagai pembenah tanah selain
yang ada. Tidak mengherankan jika tanah memperbaiki sifat fisiko-kimia tanah juga
di wilayah lahan kering Kabupaten dapat merupakan penyimpan karbon
Lombok Utara, stabilitas agregat tanahnya (carbon sink) yang baik (Wolf, 2008). Glaser
tidak mantap serta retensi air dan hara yang et al. (2002) menunjukkan bahwa
rendah yang merupakan permasalahan pengkayaan tanah akan karbon melalui
utama dalam pengelolaan tanah pasiran penambahan biochar berpengaruh positif
lahan kering Kabupaten Lombok Utara. terhadap sifat tanah antara lain stabilitas
Variabel tersebut di atas menjadi faktor agregat tanah, KTK tanah, kandungan C-
kunci yang sangat menentukan keragaan organik tanah, retensi air dan hara.
pertumbuhan dan produktivitas tanaman Potensi biochar dalam perbaikan
pangan khususnya jagung dan kacang kesehatan tanah khsusnya di daerah tropika
tanah di lahan kering di Kabupaten basah sudah mulai banyak diungkap para
Lombok Utara. peneliti (Asai et.al. 2009; Chan et al. 2008;
Mencermati fenomena di atas maka Lehmann and Rondon, 2006), tetapi kajian
pengelolaan tanah yang berorientasi pada di lahan kering semi arid tropis masih
perbaikan kualitas tanah termasuk upaya sangat terbatas.
meningkatkan kemantapan agregat tanah Makalah ini menyajikan hasil evaluasi
sangat penting untuk diperhatikan dalam kemantapan agregat tanah pada sebuah
upaya optimalisasi pemanfaatan lahan percobaan lapangan aplikasi biochar di
kering pasiran untuk pengembangan tanah lempung berpasir (sandy loam) yang
tanaman pangan di Provinsi NTB. Praktek telah ditanami jagung dalam kurun waktu
pengelolaan ini dapat dilakukan dengan tiga musim tanam di lahan kering
penambahan bahan pembenah tanah yang Kabupaten Lombok Utara.
mempunyai pengaruh jangka panjang
dalam meningkatkan dan mempertahankan Metode Penelitian
stabilitas C-organik tanah. Salah satu bahan
yang memiliki sifat kemampuan seperti ini Pengambilan sampel tanah
adalah biochar. Penambahan bahan Pengambilan sampel tanah tidak terusik
pembenah tanah berbasis biochar di tanah untuk analisis stabilitas agregat dilakukan
63
Suwardji, W.H. Utomo dan Sukartono / Buana Sains Vol 12 No 1: 61-68, 2012
70
Stabilitas agregat (%MWD)
60
50
40
30
20
BTK BKS PkA PkB K
KA 61.37 61.18 58.44 66.62 57.11
Gambar 1. Stabilitas agregat tanah (% MWD) pada sistem pertanaman jagung di tanah
lempung berpasir (sandy loam) di lahan kering Lombok Utara.
65
Suwardji, W.H. Utomo dan Sukartono / Buana Sains Vol 12 No 1: 61-68, 2012
Kondisi ini berbeda dengan perlakuan PkA POM-C khususnya fraksi halus (50 µm)
yakni pupuk kandang yang hanya sebagaimana ditunjukkan Gambar 2, dapat
diaplikasikan sekali selama tiga siklus menjadi petunjuk yang nyata tentang
musim tanam tersebut, tidak menyebabkan perbaikan stabilitas C-tanah jangka
perubahan yang substansial terhadap panjang, karena POM-C tersebut
kandungan POM-C khususnya fraksi merupakan pool-C yang relatif lebih stabil
partikulat halus (50 µm). Lebih tingginya karena dapat membentuk formasi organo-
nilai POM-C petak perlakuan biochar dan clay-complexs atau ketika biochar juga
pupuk kandang setiap musim tanam (PkB), sebagai bagian dari fraksi mikro tersebut
khususnya POM-C fraksi halus (50µm), dapat berada dalam formasi biochar-organo-
menjadi indikasi awal peluang perbaikan clay complex yang lebih tahan terhadap
stabilitas agregat tanah jangka panjang, perombakan. Bahan organik tanah yang
karena fraksi tersebut merupakan pool-C berada dalam fraksi mikroagregat
yang lebih stabil dan kurang sensititif mengalami proteksi terhadap akses
terhadap pengelolaan tanah. Lebih detail perombakan sehingga menjadi lebih stabil
dapat diungkap bahwa meningkatnya nilai dari pada bahan organik yang berada pada
66
Suwardji, W.H. Utomo dan Sukartono / Buana Sains Vol 12 No 1: 61-68, 2012
makroagregat (Brodowski et al., 2006), tanah dapat memberikan andil yang cukup
terlebih ketika biochar sebagai bagian dari besar dalam pertukaran gas dalam tanah,
mikroagregat. Tentu hal ini membutuhkan menstabilkan susunan butir tanah,
prasarat bahwa agregat tersebut tidak sehingga mengurangi resiko perusakan
dirusak secara fisik seperti oleh pengolahan lapisan atas tanah oleh pukulan air hujan.
tanah dan terekspose kondisi oksidasi Tisdall dan Oades (1982) melaporkan
karena pengolahan tanah (Suwardji, 2004). bahwa C-organik tanah merupakan bahan
C-organik yang terdapat pada yang paling penting dalam stabilitas agregat
makroagregat (≥ 250 µm) lebih labil pada lapisan tanah atas tanah-tanah
sehingga keberadaannya dalam tanah lebih pertanian.
cepat mengalami perubahan dan Retensi air tanah
merupakan pool-C yang lebih peka
terhadap pengelolaan tanah (Tisdall dan Hasil evaluasi retensi air tanah dari contoh
Oades, 1982). Penelitian terdahulu oleh tanah yang diamati setelah tiga musim
Sukartono dan Suwardji (1999) melaporkan tanam (Gambar 3) menunjukkan bahwa
bahwa faktor kandungan bahan organik masukan bahan pembenah organik
tanah lebih dominan dari pada kandungan (biochar dan pupuk kandang)
kapur dan liat sebagai penentu stabilitas berkontribusi menaikkan retensi air tanah.
agregat tanah untuk lahan kering di Pulau Aplikasi biochar memberikan kontribusi
Lombok. Kontribusi C-organik yang terhadap meningkatnya kadar air tanah
sedemikian besar sangat beralasan karena kapasitas lapang (pF 2,5) sebesar 22-23%
bahan organik berperanan penting sebagai (BTK dan BKS), sedangkan pupuk
agen perekat partikel tanah menjadi unit kandang setiap musim tanam (PkB) sebesar
struktur yang lebih mantap (Tisdall dan 38% dan aplikasi tunggal pukan (PkA)
Oades, 1980). Stevenson (1982) sebesar 13%.
menjelaskan bahwa bahan organik dalam
Gambar 3. Retensi air tanah (A) pF 0; pF 1,0; pF 2,0; pF 2,5; pF 4,2 dan kapasitas air
tersedia tanah (B) pada berbagai perlakuan pembenah organik setelah tiga musim tanam
jagung.
67
Suwardji, W.H. Utomo dan Sukartono / Buana Sains Vol 12 No 1: 61-68, 2012
Meningkatnya kandungan air kapasitas Brodowski, S., John, B., Flessa, H. and
lapang yang signifikan setelah aplikasi Amelung, W. 2006. Aggregate-occluded
biochar juga telah dilaporkan oleh black carbon in soil. European Journal of
beberapa peneliti sebelumnya (Glaser et al., Soil Science 57(4): 539-546.
2002; Chan et al., 2007). Dalam kaitan Chan, K.Y., Van Zwieten, L., Meszaros, I.,
Downie. A. and Joseph, S. 2007.
dengan perbaikan retensi air tanah, Agronomic values of green waste biochar
Atkinson et al. (2010) menekankan bahwa as a soil amendment. Australian Journal of
manfaat yang besar dari penambahan Soil Research 45: 629–634
biochar terhadap meningkatnya Glaser B., Lehmann, J. and Zech, W. 2002.
kemampuan retensi air tanah hanya Ameliorating physical and chemical
ditunjukkan pada tanah berpasir. properties of highly weathered soils in the
tropics with charcoals A review. Biology.
and Fertility of Soils 35L 219 - 230.
Kesimpulan Lehmann, J., 2007. Bioenergy in the black.
Dalam waktu satu tahun (tiga siklus musim Front Ecology Environment 5: 381–387
tanam jagung), aplikasi biochar dapat Lehmann, J., Gaunt, J. and Rondon, M. 2006.
meningkatkan stabilitas agregat tanah Biochar sequestration in terrestrial
sebanding dengan pupuk kandang yang ecosystems. A review. mitigation and
adaptation strategies for global change.
diaplikasikan setiap musim tanam. Adanya
11:403-427.
peningkatan kemantapan agregat tanah Lolita, E.S. dan Sukartono. 2007. Respon
setelah aplikasi bahan pembenah organik tanaman bawang merah (Allium ascalonicum)
tersebut berkorelasi positif dengan yang diinokulasi MVA pada ragam cara
kandungan partikulate organic matter-C pemberian bahan organik dan jeda
(POM-C) dan retensi air tanah. pengairan di lahan kering Pulau Lombok.
Dengan demikian maka strategi Prosiding Kongres Nasional HITI 5-7
pengelolaan tanah berpasir di lahan kering Desember 2007, Yogyakarta.
Pulau Lombok harus mengacu pada Sukartono dan Suwardji. 1999. Anasir-anasir
pengelolaan tanah yang mampu yang bertanggung jawab terhadap stabilitas
memperbaiki atau meningkatkan agregat tanah dari berbagai jenis tanah dari
Pulau Lombok dan Sumbawa. Agroteksos 8
kandungan bahan organik tanah dalam
(4): 1-6.
jangka panjang yang dapat mempunyai Sukartono, Utomo, W.H., Nugroho, W.H. and
pengaruh yang positif terhadap perbaikan Kusuma, Z. 2011. Simple biochar
stabilitas agregat dan sifat-sifat fisika kimia production generated from cattle dung and
lainnya. Kondisi seperti ini sangat penting coconut shell. Journal of Basic and Applied.
dalam rangka mempertahankan Science Ressearch 10: 1680-1685.
produktivitas lahan kering untuk Sukartono, Utomo, W.H., Kusuma, Z. and
mendukung pengembangan agribisnis Nugroho, W.H. 2011. Soil fertility status,
tanaman pangan secara berkelanjutan. nutrient uptake, and maize (Zea mays L.)
yield following biochar and cattle manure
application on sandy soils of Lombok,
Daftar Pustaka Indonesia. Journal of Tropical Agriculture
Atkinson, C.J., Fitzgerald, J.D. and Hipps, 49 (1-2): 47-52, 2011
N.A. 2010. Potential mechanisms for Suwardji. 2004. Olah Tanah Konservasi untuk
achieving agricultural benefits from biochar Menuju Pertanian yang Berkelanjutan.
application to temperate soils: a review. University of Mataram Press. 128 halaman.
Plant and Soil 337: 1-18
68
Suwardji, W.H. Utomo dan Sukartono / Buana Sains Vol 12 No 1: 61-68, 2012
Suwardji dan Eberbach, P.L. 1998. Seasonal Suwardji, Tejowulan, R., Rakhman, A dan
changes of physical properties of an Oxic Munir, B. 2004. Rencana strategi
Paleustalf after 16 years of direct drilling or pengembangan lahan kering Provinsi NTB.
conventional cultivation. Journal Soil and Bappeda, NTB. pp157
Tillage Research 49: 65-77. Tisdal, J.M. and Oades, J.M. 1980. The effect
Suwardji, Suardiari, G. dan Hippi, A. 2007. of crop rotation on aggregation in Red
Meningkatkan efisiensi air irigasi dari brown Earth. Australian Journal of ournal
sumber air tanah dalam pada lahan kering Soil Research 18: 423-434
pasiran Lombok Utara menggunakan Tisdal, J.M. and Oades, J.M. 1982. Organic
teknologi irigasi sprinkler big gun. matter and water stable aggregate in soils.
Prosiding Kongres Nasional HITI IX, 5-7 Journal of Soil Science 33,:141-163
Desember 2007, Yogyakarta.