Professional Documents
Culture Documents
PENDAHULUAN
1. Judul
2. Rumusan Masalah
a. Bagaimana Pemahaman pengertisn Reaksi Eksoterm dan Endotrem?
b. Bagaimana pengamatan perbedaanreaksi yang bersifat eksoterm dan
endoterm?
3. Tujuan
a. Memahami pengertian reaksi eksoterm dan endoterm
b. Memahami perbedaan reaksi yang bersifat eksoterm dan endoterm.
4. Manfaat
a. Dengan memahami “pengertian reaksi eksoterm dan reaksi endoterm” kita bias
mengetahui reaksi yang di sertai dengan perpindahan kalor dari sistem
kelingkungan atau kalor di bebaskan oleh system di tandai degna adanya
kenaikkan suhu lingkuangan di sekitar sistem. Dan reaksi yang di sertai dengan
perpindahan kalor lingkungan ke sistem atau kalor di serap olah sistem dari
lingkungannya dan di tandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan sistem.
b. Dengan mengamati perbedaan yang bersifat “Eksoterm dan Endoterm” kita bisa
memahami perbedaan di antara kedua sifat, di mana pada sistem eksoterm sifat
membebaskan energi. Dan pada sifat endoterm sistem menyerap energi. Oleh
sebab itu perubahan entalpinya bertanda negatif. Dan pada sifat endoterm sistem
menyerap energi. Oleh sebab itu bertanda positif.
BAB II
KAJIAN TEORI
1. Termokimia
Termokimia adalah ilmu yang mempelajari panas yang menyertai suatu reaksi
kimia, sedangkan energi didefinisikan sebagai energy yang terkandung setiap unsure
atau senyawa. Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang sudah setara.
Berikut perubahan reaksi yang dituliskan secara langsung setelah persamaan kimia.
Untuk reaksi natrium dan air, persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut:
Persamaan ini menyatakan bahwa dua(2) mol Natrium bereaksi dengan dua(2)
mol air menghasilkan dua mol Natrium Hidroksida dan satu (1) mol Hidrogen serta
kalor dilepaskan sebanyak 367,5 KJ. Dalam persamaan termokimia harus melibatkan
fasa zat-zat yang beraksi, sebab perubahan entalpi bergantung pada fasa zat. Entalpi
dilambangkan dengan “H” yang adalah jumlah energy yang dimiliki suatu zat dalam
bentuk. (Berasal dari kata Head yang berarti panas). Entalpi suatu zat tidak bisa diukur
besarnya, tetapi perubahan entalpinya (oh) dapat diukur. Perubahan entalpi diperoleh
dari selain entalpi produk dengan entalpi reaktan. (Sunarya,2010:136-138).
Panas reaksi pada tekanan konstan atau merupakan perubahan entalpi bila
reaktan berreaksi dan menghasilkan produk. Pada oksidasi karbon akan dikeluarkan
panas dank arena itu entalpi menjadi berkurang, sehingga ∆H mempunyai harga
negative atau disebut reaksi eksotermik. Sebaliknya pada reaksi dimana diperlukan
panas: ∆H positif dan reaksi Endoterm. Kolorimeter digunakan untuk mengukur
perubahan panas yang terjadi pada reaksi kimia umumnya reaksi dilakukan pada suatu
tempat yang disoler. Perubahan temperature diukur dengan Termometer yang
sensitive. Hasil perkalian antara kenaikan temperature dan kapasitas panas total dari
airdan calorimeter merupakan ukuran dari pnaas yang terjadi. (Respati, 1992: 187).
Menurut Lavoiser dan Lapiare bahwa panas yang dihisap pada penguraian
suatu senyawa harus sama dengan panas yang dikeluarkan pada penguraian suatu
pembentukannyabila keadaannya sama. Satuan energy yang lebih kecil yang dipakai
dalam Fisika disebut dengan energy yang harganya= 1x10-7 J, dalam mengacu pada
energy yang terlibat dalam reaksi antara pereaksi dengan ukuran molekul biasanya
digantikan suatu yang lebih besar yaitu Kilojoule (kj). Satu kilo Joule 1000 Joule (1
kj= 1000kj). Hukum kekekalan energy terbentuk energy yang lain. Termokimia ialah
cabang yang berhubungan dengan timbale balik panas dengan reaksi kimia atau
dengan perubahan keadaan fisika. Secara umum penerapan Termodikimia untuk
kimia. Dalam Termodinamika ada dua hal yang perlu diperhatikan dalam perpindahan
energy, yaitu system dan lingkunagn (Respati, 1992: 188).
Reaksi Endoterm adalah reaksi yang menyerap kalor. Reaksi endoterm merupakan r
eaksi yang di sertai dengan perpindahan kalor lingkungan ke sistem ( kalor di setiap
sistem dari lingkungannya ) dan di tandai dengan adanya penurunan suhu lingkungan
di sekitar sistem.
Contoh reaksi endoterm adalah pelarutan amonium khlorida ,NH4CI
Pada reaksi endoterm entalpi sistem akan bertambah. Artinya entalpi produk lebih
besar daripada entalpi reaksi.sebalikny, pada reaksi eksoterm entalpi sistem akan
berkurang artinya entalpi produk lebih kecil daripada entalpi pereaksi . (Zabyan,2012).
Sistem Terbuka
Yaitu system yang memungkinkan terjadinya pertukaran energy dan materi
kelingkungan. Contohnya, suatu zat dalam gelas kimia.
Sistem Tertutup
Merupakan system yang memungkinkan terjadinya pertukaran energy tanpa
pertukaran energy kelingkungan. Contohnya, sejumlah gas dalam silinder yang
dilengkapi penghisap.
Sistem Terisolasi
Merupakan system yang tidak ada pertukaran energy maupun materi kelingkungan
dalam perubahan eksotermik. ( Basri,2002 : 117)
Alat
Tabung
2. I Untuk mereaksikan larutan
reaksi
6.
Termometer I Untuk mengukur suhu
Batang
10 I Untuk mengaduk larutan
pengaduk
Bahan
Nama
No Kategori Sifat fisik Sifat kimia
Bahan
- beribu tajam - Hd akan berasap tebal
- massa atom 36,45 di udara lembab
- massa jenis - gasnya berwarna
3,21gr/cm3 kuning kinjauan dan
Asam - titik leleh – 1010C berbau merangsang
1 klorida Khusus - energi ionisasi 1250 - dapat larut dalam alkali
kg/mol hidroksida kloroform
- kalor jenis 0,115 ,dan eter
kal/groC
- pada suhu Kamar, hd
berbentuk gas
- Cukup Keras - logam yang cukup
Serbuk - berwarnah putih aktif
2 magnesium Khusus keperakan - bereaksi lambat
(Mg) - Titik Didih dengan air dingin dan
capat dengan iar panas
- titik lebur 100 k -larut di dalam air
- titik didih 2170 k -zat berwarna putih
Barium
- kalor peleburan 7,12 -Termasuk basa kuat
3 Hidroksida Khusus
kj/mol -Larutnya disebut air
(Ba(OH)2O
- fase solid karit
-Pereaksi untuk gas CO2
-Bentuk bubuk Kristal -Mudah larut dalam air
Amonium
padat dingin dan air panas
4 Klorida Khusus
-Warna putih aseton
(NH4CL)
Berubah
Natrium -Rapuh(mudah hancur) Larutnya merupakan
5 Hidroksida -Asin (garam dapur) elektronik kuat karena
Khusus
(NaOH) -Tidak bisa melewati terionisasi sempurna
selaput semipermiable pada air, bisa didapat
dari reaksi NaOH dan
HcL sehingga PH-nya
netral.
-Kelarutan dalam air -Daya racunnya rendah
20 -Tidak mudah terbakar
-Titik didih : 13,20 -Tidak meninggalkan
Urea
6 Khusus -Titik Leleh : 132,7 residu garam setelah
(CO(NH2)2)
-Indeks bias : 1,484 dipakai untuk tanaman
-Bentuk Kristal -tidak berbau.
tetiagonal
-Mudah hancur -PH-nya netral dan
Garam -Larut dalam air dan merupakan elektron kuat
7 Umum
Dapur tidak bisa melewati karena terionisasi pada
selaput semiperimeabel air.
Cairan tak berwarna,tit tidak mudah terbakar
8 Aquadest Umum ik didih 1000c,titik dan pelarut banyak jenis
beku 00c Aquadest zat kimia
3. Prosedur Kerja
Percobaan 1
3 ml HCl
330C
Percobaan 2
Ba ( OH)2O. 8H2o
290C
Percobaan 3
0,5 gr NaOH
410C
Percobaan 4
Co(NH2)2
Percobaan 5
NaCl
320C
DAFTAR PUSTAKA
1. Hasil Pengamatan
Reaksi Eksoterm dan Reaksi Endoterm
No Suhu
Persamaan Reaksi Jenis reaksi
Perc Awal Akhir
Ba(OH)2.8H2O+ NH4Cl
2 310C 290 C Reaksi Endoterm
Ba(OH)2 + 2NH4OH
H2O + NaOH
3 310 C 410 C Reaksi Eksoterm
Na+ + OH- + H2O
H2O + [(CO(NH)2)]2
4 310 C 300 C Reaksi Endoterm
(NH4)2 + CO3
1. Kesimpulan
2. Saran
Dalam melakukan percobaan terlebih dahulu harus memahami konsep tentang reaksi
eksotern dan reaksi endotern.
Setiap pengamatan harus dilakukan dengan teliti untuk mendapatkan hasil yang
maksimal.
TUGAS PASCA PRAKTIKUM
1. Apa perubahan yang terjadi ketika zat zat di reaksikan pada setiap percobaan?
2. Jelaskan reaksi yang terjadi pada setiap percobaan ?
Jawaban :
1. Perubahan yang terjadi ketika zat zat di masukkan pada setiap percobaan yaitu
perubahan suhu pada setiap percobaan dan perubahan warna pada beberapa percobaan.
2. Reaksi yang terjadi pada setiap percobaan.
a) Pada percobaan pertama terjadi reaksi eksoterm dimana reaksi melepaskan kalor.
Reaksi ini dapat di lihat dari perubahan suhu yang terjadi yaitu T1< T2
310C<33 0C. Setelah direaksikan dengan Mg muncul gelombang-gelombang di
atas larutan. Dan serbuk Mg tidak larut dalam larutan HCl.
b) Pada percobaan kedua terjadi reaksi endoterm di mana terjadi reaksi menerima
atau menyerap kalor. Dapat dilihat dari perubahan suhu yaitu 31 0C > 29 0C.
Setelah direaksikan dengan NH4Cl sedikit demi sedikit serbuk in mencair dan
berubah warna.
c) Pada percobaan ketiga terjadi reaksi eksoterm dimana reasi melepaskan kalor.
Reaksi ini dapat di lihat dari perubahan suhu yang terjadi yaitu T1< T2
310C <41 0C. Setelah direaksikan dengan 0,5 gr NaOH warnanya tidak berubah
warna.dan NaOH tersebut dapat larut dalam aquades.
d) Percobaan keempat terjadi reaksi endoterm dimana terjadi reaksi menyerap kalor.
Dapat di lihat dari perubahan suhu yaitu 310C > 300C. Setelah direaksikan dengan
CO(NH2)2 tidak mengalami perubahan warna dan CO(NH2)2 tersebut dapat larut
dalam aquades.
e) Pada percobaan kelima terjadi reaksi eksoterm dimana reaksi melepaskan kalor.
Reaksi ini dapat di lihat dari perubahan suhu yang terjadi yaitu 31 0C < 32 0C.
Setelah direaksikan dengan NaCl, tidak mengalami perubahan warna dan NaCl
tersebut dapat larut dalam aquades.