Professional Documents
Culture Documents
Sertifikasi Guru
ABSTRAK
Sertifikasi guru menjadi landasan menjamin keberadaan guru yang profesional
untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kebijakan Sertifikasi Guru melalui
Permendiknas No 18/2007 merupakan salah satu upaya Departemen Pendidikan
Nasional (Depdiknas) dalam rangka meningkatkan kualitas dan profesionalitas guru
sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas. Tujuan sertifikasi adalah (1)
menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan tugas sebagai pendidik profesional,
(2) meningkatkan proses dan hasil pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru,
(4) meningkatkan martabat guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang
bermutu.
Dalam Kenyataannya masih banyak masalah-masalah dalam Sistem Sertifikasi
Guru. Peningkatan mutu pendidikan tidak dapat dilepaskan dengan upaya peningkatan
mutu pendidik dan tenaga kependidikannya. Upaya peningkatan mutu pendidikan tidak
akan memenuhi sasaran yang diharapkan tanpa dimulai dengan peningkatan mutu
pendidik dan tenaga kependidikannya. Untuk itu, pemerintah diharapkan konsisten
dengan program peningkatan mutu pendidikan yang sudah disosialisasikan kepada
masyarakat, khususnya untuk masalah perekrutan tenaga pendidik dan kependidikan,
juga adanya evaluasi dan monitoring ke lapangan yang harus dilakukan secara terus
menerus dan berkesinambungan.
ABSTRAC
Teacher certification to ensure a foundation for professional teachers achieve
national education goals. Teacher certification policies through Decree No. 18/2007 is
one of the efforts the Ministry of National Education (Depdiknas) in order to improve
the quality and professionalism of teachers so that the quality of learning in schools.
The purpose of certification is (1) to determine the feasibility of carrying out duties as a
teacher in a professional educator, (2) improve the process and outcomes of learning,
(3) improve the welfare of teachers, (4) increase the dignity of teachers, in order to
realize the quality of national education.
In fact there are still many problems in the Teacher Certification System. Improved
quality of education can not be removed by improving the quality of teachers and
kependidikannya. Efforts to improve the quality of education will not meet expected
goals without starting with improving the quality of teachers and kependidikannya. To
that end, the government is expected to be consistent with the quality of education
programs that have been disseminated to the public, in particular to the problem of
recruitment of educators and education, as well as the evaluation and monitoring to the
field that must be performed continuously and sustainably.
1. PENDAHULUAN
Pendidikan adalah aspek penting dan merupakan ujung tombak dalam
rangka meningkatkan kualitas sumberdaya manusia agar supaya mampu bersaing
di tengah kompetisi kehidupan berbangsa yang semakin maju dan modern.
Pendidikan adalah investasi jangka panjang dan menjadi kunci untuk masa depan
yang lebih baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Tanpa adanya
pendidikan yang memadai dan berkualitas, maka bangsa Indonesia akan semakin
tertingal, salah satu aspek penting untuk memajukan pendidikan adalah adanya
guru-guru yang profesional. Guru merupakan salah satu komponen dari mikro
sistem pendidikan yang sangat strategis dan banyak mengambil peran di dalam
proses pendidikan secara luas khususnya dalam pendidikan persekolahan.
Guru atau pendidik merupakan subyek yang sangat sentral bagi
terselenggaranya mutu pendidikan yang berkualitas. Berbicara masalah
profesionalitas guru di Indonesia, bisa dikatakan sangat memprihatinkan karena
sangat rendah mutu profesionalitasnya. Hal ini dapat dilihat dari kelayakan guru
mengajar. Berdasarkan statistik 60% guru SD, 40% guru SLTP, 43% SMA, 34%
SMK dianggap belum layak untuk mengajar di jenjang masing-masing. Selain itu
17.2% guru atau setara dengan 69.477 guru mengajar bukan bidang studinya. Bila
SDM guru kita, dibandingkan dengan negara-negara lain, maka kualitas SDM
guru kita berada pada urutan 109 dari 179 negara berdasarkan Human
Development Index (Satria Dharma:From:http:// suarakita. com/artikel. Html).
Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) Mohamad Nuh
mengungkapkan, kementeriannya memfokuskan pada pembangunan pendidikan
pada tahun 2010-2014. Untuk mewujudkannya, ada lima program yang
diprioritaskan, yaitu peningkatan akses dan mutu pendidikan anak usia dini
(PAUD), penuntasan pendidikan dasar sembilan tahun yang bermutu, peningkatan
kualitas pendidik dan tenaga kependidikan, peningkatan akses dan mutu
pendidikan menengah (Dikmen) umum, dan relevansi pendidikan vokasi (SMK
dan Politeknik) dan peningkatan akses dan daya saing pendidikan tinggi (Dikti).
(http://edukasi.kompas.com).
Pendidikan yang bermutu sangat tergantung pada keberadaan guru yang
bermutu, yakni guru yang profesional, sejahtera dan bermartabat. Oleh karena itu
keberadaan guru yang bermutu merupakan syarat mutlak hadirnya sistem dan
praktik pendidikan bermutu. Hampir semua bangsa di dunia ini selalu
mengembangkan kebijakan yang mendorong keberadaan guru yang bermutu.
Negara-negara tersebut seperti Singapura, Korea Selatan, Jepang, Amerika
Serikat, yang telah mengembangkan kebijakan langsung mempengaruhi mutu
dengan melaksanakan sertifikasi guru. Guru yang sudah ada harus mengikuti uji
kompetensi untuk mendapatkan sertifikat profesi guru.
Terkait dengan hal tersebut maka pemerintah melalui Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) telah melakukan berbagai macam upaya
strategis untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan sumber daya manusia
Indonesia dengan memberi perhatian khusus kepada para guru. Salah satu
upayanya adalah dengan mengeluarkan kebijakan yang mengupayakan
peningkatan profesionalitas tenaga guru dengan kebijakan sertifikasi. Kebijakan
sertifikasi guru diatur melalui melalui Permendiknas No 18/2007 yang mengacu
pada Undang-Undang Republik Indonesia No. 20/2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional dan Undang-undang Guru dan Dosen No. 14/2005 serta Peraturan
Pemerintah No.19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.
Dalam ketentuan umum UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen
dinyatakan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, menilai dan mengevaluasi
peserta didik pada berbagai jenjang dan jenis pendidikan formal. Selanjutnya
untuk menjamin keterlaksanaan tugasnya yang utama tersebut, Pasal 8 undang-
undang yang sama mensyaratkan guru wajib memiliki kualifikasi akademik,
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki
kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Untuk itu
dilaksanakanlah program peningkatan kualifikasi dan sertifikasi guru sejak tahun
2006/2007 di semua jenjang dan jenis pendidikan formal.
Sertifikasi guru menjadi landasan menjamin keberadaan guru yang
profesional untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Pelaksanaan
sertifikasi guru diharapkan mampu sebagai solusi berkaitan dengan pencapaian
standar guru yang berkualitas dan professional tersebut. Kebijakan Sertifikasi
Guru melalui Permendiknas No 18/2007 merupakan salah satu upaya Departemen
Pendidikan Nasional (Depdiknas) dalam rangka meningkatkan kualitas dan
profesionalitas guru sehingga pembelajaran di sekolah menjadi berkualitas.
Tujuan sertifikasi adalah (1) menentukan kelayakan guru dalam melaksanakan
tugas sebagai pendidik profesional, (2) meningkatkan proses dan hasil
pembelajaran, (3) meningkatkan kesejahteraan guru, (4) meningkatkan martabat
guru; dalam rangka mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu.
Dengan adanya setifikasi tersebut, diharapkan guru mampu meningkatkan
kinerja yang lebih baik sehingga peningkatan mutu pendidikan akan berjalan ke
arah yang lebih baik pula. Disamping itu juga diharapakan agar guru sebagai
tenaga profesional dapat berfungsi untuk meningkatkan mutu pendidikan
nasional, serta meningkatknya mutu pembelajaran dan mutu pendidikan serta
berkelanjutan.
2. KAJIAN PUSTAKA
2.1 Manajemen Tenaga Pendidik dan Kependidikan
Definisi pendidik dan tenaga kependidikan yang tertuang dalam Undang-
Undang RI Nomor 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 39 ayat (1) dan
(2) adalah sebagai berikut :
Tenaga kependidikan bertugas melaksanakan administrasi, pengelolaan,
pengembanganm, pengawasan, dan pelayanan teknis untuk menunjang proses
pendidikan pada satuan pendidikan.
Pendidik merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan
melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan
pembimbingan dan pelatihan, serta melakukan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, terutama bagi pendidik pada perguruan tinggi.
Dari definisi di atas, terlihat bahwa fungsi tenaga pendidik dan
kependidikan saling menunjang satu sama lain. Suatu pendidikan tidak akan
berjalan dengan baik tanpa ditunjang oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang
profesional.
Menurut PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
(SNP) , pengertian Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria
pendidikan prajabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam
jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai
agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk
mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Kualifikasi akademik adalah tingkat
pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan
dengan ijazah/sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundangan yang
berlaku. Kompetensi adalah tingkat kemampuan minimal yang harus dipenuhi
seorang pendidik untuk dapat berperan sebagai agen pembelajaran yang meliputi
kompetensi padagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan
kompetensi sosial sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP), yang dibuktikan
dengan sertifikat profesi pendidik yang diperoleh melalui pendidikan profesi guru
sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku. (Direktorat Jenderal
Manajemen Pendidikan Dasar dan menengah Departemen Pendidikan Nasional
Tahun 2006).
Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan mengelola pembelajaran
peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan
pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik
untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
Kompetensi kepribadian mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil,
dewasa, arif, berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik, dan berakhlak mulia.
Sedangkan kompetensi profesional merupakan penguasaan materi pembelajaran
secara luas dan mendalam yang memungkinnya membimbing peserta didik
memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam SNP. Kompetensi sosial
merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk
berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik,
tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan mayarakat sekitar.
Tenaga kependidikan terdiri atas kepala sekolah, tenaga administrasi,
tenaga perpustakaan, tenaga laboratorium, tenaga kebersihan, dan tenaga
keamanan sekolah.
Tenaga kependidikan pada pendidikan akademik, pendidikan vokasi, dan
pendidikan profesi harus memiliki kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi sesuai
bidang tugasnya. Dan persyaratan untuk menjadi kepala sekolah : berstatus guru,
memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran sesuai
ketentuan perundangan yang berlaku, memliki pengalaman mengajar sekurang-
kurangnya 5 (lima) tahun, dan memiliki kemampuan kepemimpinan dan
kewirausahaan di bidang pendidikan.
Tenaga pendidik dan kependidikan yang profesional harus memiliki visi,
misi, tujuan, dan strategi yang jelas dari kegiatan profesinya di sekolah. Tenaga
pendidik dan kependidikan merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan.
Karena penilaian kesuksesan pendidikan harus dilihat dari berbagai sudut
pandang. Mulai dari pengaturan jadwal pembelajaran yang teratur, kelengkapan
sarana dan prasarana sekolah yang memadai dan memenuhi standar, kebersihan
dan kenyamanan lingkungan sekolah yang harus terjaga, manajemen sekolah yang
tegas serta supervisi yang ketat, dan tentunya proses pembelajaran yang
berkualitas. Semua faktor tersebut adalah peran strategis tenaga pendidik dan
kependidikan, apakah itu guru, staf TU, pustakawan, laboran, pesuruh/penjaga
sekolah, kepala sekolah, dan pengawas sekolah.
Dari uraian di atas, sangat jelas bagaimana standar minimal yang harus
dimiliki oleh tenaga pendidik dan kependidikan. Mereka dituntut untuk selalu
meningkatkan pofesionalismenya agar menjadi tenaga pendidik dan kependidikan
yang berkualitas sehingga dapat menjadi salah satu indikator dalam penjaminan
mutu pendidikan.
Mutu tenaga pendidik dan kependidikan harus selalu ditingkatkan agar
tujuan pendidikan nasional dapat terwujud. Secara umum ada beberapa langkah
strategi yang dapat diimplementasikan dalam upaya mengembangkan
profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan. Strategi tersebut diantaranya
adalah sebagai berikut :
1. Self Assessment (Evaluasi diri) :
Melakukan evaluasi diri melalui acara rapat dengan melakukan brain storming
(curah pendapat) yang diikuti oleh kepala sekolah, guru, seluruh staf, anggota
komite, atau juga pihak yayasan, misalnya kepala sekolah sebagai pimpinan rapat
memulai dengan pertanyaan: perlukah kita meningkatkan mutu?, Seperti apakah
kondisi sekolah kita dalam hal mutu pada saat ini?, mengapa sekolah kita
tidak/belum bermutu?. Kegiatan evaluasi diri ini merupakan refleksi/mawas diri
untuk membangkitkan kesadaran/keprihatinan akan pentingnya pendidikan yang
bermutu, sehingga menimbulkan komitmen bersama untuk meningkatkan mutu
(sense of quality), serta merumuskan titik tolak (point of departure) bagi sekolah
untuk mengembangkan diri, terutama mutu
2. Perumusan Visi, Misi, dan Tujuan :
Perumusan visi dan misi serta tujuan merupakan langkah awal yang harus
dilakukan untuk menjelaskan kemana arah pendidikan yang ingin dituju oleh para
pendiri/penyelenggara pendidikan. Kepala sekolah bersama guru harus duduk
bersama orang tua peserta didik, komite sekolah, dan wakil masyarakat setempat
untuk merumuskan kemana sekolah akan dibawa ke masa depan yang harus sesuai
dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam UU Nomor 23 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
3. Perencanaan
Sekolah harus membuat perencanaan yang teliti (mulai dari seberapa besar
lingkup cakupan kuantitatif dan kualitatif yang akan dikerjakan, waktu
pelaksanaannya, sampai kepada perkiraan biayanya) secara tertulis untuk
menetapkan hal yang harus dilakukan, prosedurnya, serta metode pelaksanaannya
untuk mencapai tujuan yang diharapkan.
4. Pelaksanaan
- Proses dimana dilakukan pengorganisasian, pengarahan/penggerakkan atau
pemimpinan dan kontrol/pengawasan serta evaluasi.
- Pada tahap pelaksanaan akan terjawab bagaimana semua fungsi manajemen
sebagai suatu proses untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui
kerjasama dengan orang lain dan dengan sumber daya yang ada dapat berjalan
sebagaimana mestinya (efektif dan efisien).
- Proses kegiatan merealisasikan apa-apa yang telah direncanakan.
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan kegiatan yang penting untuk mengetahui kemajuan
ataupun hasil yang dicapai oleh sekolah di dalam melaksanakan fungsinya sesuai
rencana yang telah dibuat sendiri oleh masing-masing sekolah. Evaluasi yang
dilakukan adalah evaluasi menyeluruh menyangkut pengelolaan semua bidang
dalam satuan pendidikan, yaitu bidang teknis edukatif, bidang ketenagaan, bidang
keuangan, bidang sarana prasarana dan administrasi ketatalaksanaan sekolah.
6. Pelaporan
Pelaporan merupakan pemberian atau penyampaian informasi tertulis dan
resmi kepada berbagai pihak yang berkepentingan (stake holders), mengenai
aktifitas manajemen satuan pendidikan dan hasil yang dicapai dalam kurun waktu
tertentu berdasarkan rencana dan aturan yang telah ditetapkan sebagai bentuk
pertanggung jawaban atas tugas dan fungsi yang diemban oleh satuan pendidikan
tersebut.
hendak mengadakan akumulasi data dasar belaka, tetapi dalam pengertian metode
penelitian yang lebih luas”. Deskriftif mencakup metode penelitian yang lebih luas
dari luar metode sejarah dan eksperimental dan secara lebih umum sering diberi
sebenarnya dengan teori-teori yang dikemukakan oleh para ahli lainnya. Hal ini
http://blogbonavid.blogspot.com/2013/04/terbaru-hal-yang-perlu-diketahui-
guru.html# diakses 11 Mei 2013