You are on page 1of 11

H

HAASSIILL PPEEN
NEELLIITTIIA
ANN

ANALISIS RISIKO PAJANAN MANGAN DALAM AIR MELALUI


INTAKE ORAL TERHADAP KESEHATAN MASYARAKAT DI
SEKITAR TPA RAWAKUCING KECAMATAN NEGLASARI
KOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN TAHUN 2007

Taufik Ashar

Departemen Kesehatan Lingkungan


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara
Jl.Universitas No.21 Kampus USU Medan, 20155

ABSTRACT
Background: Manganese is a naturally-occurring element that can be found
ubiquitously in the air, soil, and water. Manganese is an essential nutrient for
humans and animals. Adverse health effects can be caused by inadequate intake or
over exposure. Although manganese is an essential nutrient at low doses, chronic
exposure to high doses may be harmful. Regardless, the nervous system has been
determined to be the primary target organ with neurological effects generally
observed. Aim: The objective of the study is to assess the health risk of manganese
exposure from the well drinking water intake. Design: This study was done in Final
Disposal Site Rawakucing area and out of this area. The number of subjects
sampled were 114 and 117, respectively. Study design is crossectional with
hypotesis test. Result: The result showed that the average manganese
concentration was 4.3 mg/l (SD=2.8873), 0.300 mg/l (SD=0.1888) respectively.
The result was significant different statistically (p<0.05) for manganese
concentration from two study area. The average RQ showed 0.2347 (SD=0.5095)
for RQ in Disposal Site Area and 0.2955 (SD=0.2465) for RQ in out of Disposal
Site Area. The result was significant different statistically (p<0.05) for RQ value,
with OR=8.109 (95% CI = 2.668-24.650). Conclusion: It is recomended that The
Government of Tangerang City should changed open dumping system in Disposal
Site Rawakucing Area to sanitary landfill. District Health of Tangerang City
especially, should be able to apply risk management to the community in the
Disposal Site Rawakucing Area.

Keywords: Manganese, Disposal site area, Health risk assessment, Risk quetient

PENDAHULUAN Konsumsi yang kurang atau berlebihan dapat


menyebabkan dampak yang buruk untuk
Mangan merupakan unsur yang kesehatan. Manusia terutama terpapar
secara alami banyak terdapat di udara, air, mangan dari makanan.
dan tanah. Mangan juga merupakan unsur Meskipun mangan merupakan salah
esensial bagi manusia dan hewan (Leach dan satu unsur esensial bagi manusia dan hewan,
Harris, 1997; U.S. EPA, 2003). Mangan namun paparan kronis sampai pada dosis
diperlukan berbagai enzim seluler pada tubuh yang tinggi dapat membahayakan kesehatan.
manusia dan hewan seperti manganese Target utama akibat toksisitas mangan adalah
superoxide dismutase dan pyruvate sistem saraf. Sebuah studi epidemiologi di
carboxylase, serta mengaktifasi enzim Yunani (Kondakis et al., 1989) menunjukkan
lainnya yaitu: kinase, decarboxylase, bahwa konsumsi air minum yang secara
transferase, dan hydrolase (WHO, 2002). alami mengandung konsentrasi mangan yang

138

Universitas Sumatera Utara


cukup tinggi seumur hidup, menyebabkan Rumusan Masalah
gejala-gejala neurologi dan peningkatan Masyarakat di kawasan TPA
retensi mangan (ditandai dengan tingginya Rawakucing kecamatan Neglasari kota
konsentrasi mangan pada rambut) pada Tangerang provinsi Banten sangat rentan
penduduk yang berusia di atas 50 tahun. terhadap terjadinya gangguan kesehatan
Sebuah komunitas kecil di Jepang akibat tingginya konsentrasi mangan pada air
yang terdiri dari 25 orang mengkonsumsi air sumur mereka yang jauh melebihi kadar
minum dari sumur yang tercemar mangan maksimum yang diperbolehkan. Berdasarkan
pada konsentrasi tinggi dengan sumber hal tersebut maka penelitian ini melakukan
pencemaran berasal dari sel-sel baterai analisis risiko dampak mangan dalam air
kering yang dikubur tidak jauh dari sumur sumur terhadap kesehatan masyarakat di
penduduk, dan telah mengkonsumsi air kawasan TPA Rawakucing.
tersebut selama kurang lebih 3 bulan
(Kawamura et al., 1941). Perkiraan Tujuan Penelitian
konsentrasi mangan hampir mencapai 29 Tujuan Umum
mg/L (58 mg/hari atau sekitar 1 mg/kg-hari Untuk menganalisa besaran risiko
dengan asumsi berat bedan 60 kg). Gejala- gangguan kesehatan masyarakat di sekitar
gejala yang timbul adalah letargi, TPA Rawakucing kecamatan Neglasari kota
peningkatan tonus otot, tremor, gangguan Tangerang provinsi Banten terhadap efek
mental, dan bahkan kematian. non-karsinogen mangan akibat mengkonsumsi
Meskipun air tanah dan air air dari sumur yang mengandung mangan
permukaan secara alamiah mengandung pada tahun 2007.
mangan namun tambahan konsentrasi
mangan dapat terjadi akibat adanya leachate Tujuan Khusus
(cairan lindi). Cairan lindi adalah cairan yang 1. Untuk menganalisa rata-rata konsentrasi
mengandung zat terlarut dan tersuspensi mangan dalam air sumur di TPA dan di
yang sangat halus sebagai hasil penguraian luar TPA Rawakucing kecamatan
oleh mikroba, biasanya terdiri atas kalsium Neglasari kota Tangerang provinsi
(Ca), magnesium (Mg), natrium (Na), kalium Banten pada tahun 2007.
(K), besi (Fe), khlorida (Cl), sulfat (SO4), 2. Untuk menganalisa rata-rata laju asupan
fosfat (PO4), seng (Zn), nikel (Ni), karbon air yang mengandung mangan yang
dioksida (CO2), air (H2O), gas nitrogen (N2), diperoleh dari sumur pada masyarakat di
amoniak (NH3), asam sulfida (H2S), asam TPA dan di luar TPA Rawakucing
organik dan gas hidrogen (H2) (Soemirat, kecamatan Neglasari kota Tangerang
1999). Tharanit (1992) melakukan studi provinsi Banten pada tahun 2007.
karakteristik leachate di On-nuch, sebuah 3. Untuk menganalisa rata-rata durasi atau
kawasan tempat pembuangan sampah dengan lama pajanan terhadap konsumsi air yang
sistem open dumping di Bangkok Thailand. mengandung mangan yang diperoleh dari
Konsentrasi mangan yang terdeteksi adalah sumur pada masyarakat di TPA dan di
sekitar 0,01 – 2,88 ppm. luar TPA Rawakucing kecamatan
Dinas Kesehatan Kota Tangerang Neglasari kota Tangerang provinsi
(2006) melakukan pengambilan sampel Banten pada tahun 2007.
terhadap seluruh sumur penduduk di sekitar 4. Untuk menganalisa rata-rata berat badan
TPA Rawakucing. Dari hasil pemeriksaan masyarakat yang mengkonsumsi air yang
parameter kimia, seluruh sumur diperoleh dari sumur yang mengandung
menunjukkan konsentrasi mangan berada di mangan di TPA dan di luar TPA
atas kadar maksimum yang diperbolehkan Rawakucing kecamatan Neglasari kota
berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Tangerang provinsi Banten pada tahun
Republik Indonesia No. 416/MENKES/SK/ 2007.
IX/90 tentang Persyaratan kualitas Air Bersih 5. Untuk menganalisa ada tidaknya
yaitu 0,5 mg/L. Konsentrasi mangan perbedaan konsentrasi mangan dalam air
terendah adalah 1,61 mg/L dan konsentrasi sumur di TPA dan di luar TPA
tertinggi 13,95 mg/L. Rawakucing kecamatan Neglasari kota
Tangerang provinsi Banten pada tahun
2007.

139 Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148)


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
6. Untuk menganalisa ada tidaknya gangguan saraf telah muncul setelah terpajan
perbedaan besar risiko gangguan mangan dalam air minum dalam kurun waktu
kesehatan masyarakat di TPA dan di luar 2-3 bulan. Unit analisis adalah individu yang
TPA Rawakucing kecamatan Neglasari mengkonsumsi air yang berasal dari sumur
kota Tangerang provinsi Banten pada yang berada di lingkungan komplek TPA
tahun 2007 akibat mengkonsumsi air Rawakucing.
yang mengandung mangan. Sampel sumur yang akan diambil
adalah sumur yang airnya dikonsumsi untuk
Hipotesa keperluan sehari-hari masyarakat di TPA dan
Ada perbedaan besar risiko gangguan di luar TPA Rawakucing kecamatan
kesehatan antara masyarakat yang tinggal di Neglasari kota Tangerang provinsi Banten
TPA Rawakucing dengan masyarakat yang tahun 2007.
tinggal di luar TPA Rawakucing kecamatan Dalam penelitian ini jumlah sampel
Neglasari kota Tangerang provinsi Banten yang dipakai adalah 114 orang untuk
pada tahun 2007. kelompok subyek di TPA dan 177 orang
untuk kelompok subyek di luar TPA dengan
METODE PENELITIAN pembagian 98 orang di RT 04 RW 04
kelurahan Kedaung Wetan dan 79 orang di
Desain Penelitian RT 02 RW 02 kelurahan Kedaung Baru.
Penelitian ini menggunakan desain Jumlah sampel sumur yang dianalisa adalah
cross sectional analitik. sebanyak 27 titik sampel sumur, 7 (tujuh)
sumur di TPA Rawakucing dan 20 sumur di
Lokasi dan Waktu Penelitian luar TPA dengan perincian masing-masing
Penelitian ini dilaksanakan di dalam diambil 10 (sepuluh) sampel air sumur dari
lingkungan TPA Rawakucing, RT 04 RW 04 RT 04 RW 04 kelurahan Kedaung Wetan dan
kelurahan Kedaung Wetan dan RT 02 RW 02 10 (sepuluh) sampel air sumur dari RT 02
kelurahan Kedaung Baru. Untuk RW 02 kelurahan Kedaung Baru.
pemeriksaan sampel air (analisis konsentrasi
logam mangan dalam air sumur) dilakukan di Pengumpulan Data
Laboratorium Departemen Kesehatan Data yang digunakan dalam
Lingkungan Fakultas Kesehatan Masyarakat penelitian ini adalah data primer. Data
Universitas Indonesia (FKM UI), Depok. diperoleh dari data hasil pengisian kuesioner,
Waktu penelitian dilaksanakan dari bulan hasil penimbangan berat badan dan hasil
April sampai bulan Juni 2007. pemeriksaan konsentrasi mangan dalam air
sumur.
Populasi dan Sampel Data kuesioner diperoleh dari hasil
Populasi dalam penelitian ini adalah wawancara peneliti dengan responden yang
seluruh masyarakat yang tinggal di TPA dan tinggal di lokasi penelitian. Sebelum
di luar TPA Rawakucing yang masih dilakukan wawancara maka peneliti
berdekatan dengan kawasan TPA Rawakucing menanyakan kesediaan responden untuk
di kecamatan Neglasari kota Tangerang dijadikan sebagai subjek dalam penelitian ini.
provinsi Banten pada tahun 2007. Data antropometri diperoleh dengan
Populasi obyek pada penelitian ini melakukan penimbangan berat badan
adalah seluruh sumur yang ada di TPA dan di responden. Data-data yang telah diperoleh
luar TPA Rawakucing yang masih berdekatan selanjutnya digunakan untuk menghitung
dengan kawasan TPA Rawakucing di asupan (intake) mangan dalam air yang
kecamatan Neglasari kota Tangerang masuk ke tubuh manusia melalui jalur oral
provinsi Banten pada tahun 2007. (saluran pencernaan).
Sampel dalam penelitian ini adalah
masyarakat berusia ≥ 18 tahun yang tinggal Pengolahan Data
di TPA dan di luar TPA Rawakucing dan Analisis Risiko
telah bermukim selama minimal 2 bulan. Pengolahan data menggunakan
Lama mukim responden minimal 2 bulan perhitungan analisis risiko yaitu dengan
didasarkan pada penelitian Kawamura et al. menghitung asupan (intake), untuk
(1942) yang menemukan bahwa gejala-gejala mengetahui tingkat risiko risk agent (RQ)

Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148) 140


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
terhadap konsumen. Data asupan konsentrasi tinggal) dan keempat variabel kovariat
mangan dalam air minum diperoleh dengan lainnya yang juga telah diubah dari data
menggunakan persamaan berikut (Kolluru R. numerik menjadi data kategorik. Uji ini
V., et al, 1996). bertujuan untuk menguji perbedaan proporsi
dua kelompok sampel (Hastono, 2001).
C × R × f e × Dt
I= HASIL DAN PEMBAHASAN
Wb × tavg
Konsentrasi Mangan dalam Air Sumur
Untuk mengetahui tingkat risiko Dari hasil pemeriksaan dari 27 titik
kesehatan yang akan terjadi dari masing- sumur (Tabel 1) di lokasi penelitian
masing individu, maka dilakukan menunjukkan terdapat perbedaan yang
perhitungan RQ sesuai dengan persamaan bermakna pada konsentrasi mangan antara
berikut: sumur di TPA dan di luar TPA. Rata-rata
(mean) konsentrasi mangan dari ketujuh air
Risk Quotients (RQ) = sumur di TPA adalah 4,3 mg/l, sedangkan
Intake (mg / kg − hari ) rata-rata (median) ke-20 air sumur di luar
...................(3)
(RfD = 0,047 mg / kg − hari ) TPA Rawakucing adalah 0,300 mg/l (Tabel
2).
Peraturan Menteri Kesehatan
Hasil perhitungan RQ dapat
Republik Indonesia No. 416/MENKES/SK/
menunjukkan tingkat risiko kesehatan
IX/90 tentang Persyaratan kualitas Air Bersih
masyarakat akibat mengkonsumsi air minum
menyebutkan bahwa konsentrasi mangan
yang mengandung mangan. Apabila RQ<1
maksimal adalah 0,5 mg/l. Berdasarkan
menunjukkan pajanan masih berada di bawah
Permenkes ini, maka dari tujuh titik sumur
batas normal dan penduduk yang
yang ada di TPA, hanya satu sumur yang
mengkonsumsi air tersebut aman dari risiko
konsentrasi mangannya masih di bawah
kesehatan oleh mangan sepanjang hidupnya.
kadar maksimal yang diperbolehkan,
Sedangkan, bila RQ>1 menunjukkan pajanan
sedangkan selebihnya konsentrasi mangannya
berada di atas batas normal dan penduduk
melebihi kadar yang diperbolehkan dengan
yang mengkonsumsi air tersebut memiliki
konsentrasi tertinggi mencapai 7,7 mg/l
risiko kesehatan oleh mangan sepanjang
(Tabel 1). Sebagai perbandingan, untuk
hidupnya.
konsentrasi mangan dari 20 titik sumur yang
diperiksa di luar TPA Rawakucing hanya 3
Analisis Data
titik sumur yang konsentrasi mangannya
Dalam penelitian ini uji yang
melebihi kadar maksimal yang
digunakan adalah uji chi-square karena baik
diperbolehkan, dengan konsentrasi tertinggi
variabel independen maupun variabel
adalah 0,8 mg/l. Secara total keseluruhan
dependen merupakan data kategorik (data
maka terdapat enam titik sumur di lokasi
numerik yang sudah diubah menjadi dua
penelitian yang tidak memenuhi syarat untuk
kelompok), begitu pula dengan variabel
konsentrasi mangan.
kovariat merupakan data kategorik (tempat

Tabel 1. Hasil pemeriksaan mangan di lokasi penelitian


Lokasi Pemeriksaan Nomor Sumur Konsentrasi Mangan
(mg/l)
TPA Rawakucing 1. 7,7
2. 6,4
3. 6,1
4. 5,7
5. 2,9
6. 1,0
7. 0,3
RT 02 RW 02 Kelurahan Kedaung Baru 1. 0,2
2. 0,2
3. 0,2

141 Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148)


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
Lokasi Pemeriksaan Nomor Sumur Konsentrasi Mangan
(mg/l)
4. 0,3
5. 0,2
6. 0,5
7. 0,5
8. 0,6
9. 0,2
10. 0,5
RT 04 RW 04 Kelurahan Kedaung Wetan 1. 0,5
2. 0,7
3. 0,2
4. 0,3
5. 0,2
6. 0,8
7. 0,3
8. 0,2
9. 0,4
10. 0,5

Tabel 2. Distribusi konsentrasi mangan (mg/l) dalam air sumur menurut tempat tinggal responden
di TPA dan di luar TPA Rawakucing Tahun 2007
Tempat Tinggal N Mean Min SD p-value
Responden Median Maks Kolmogorov-Smirnov
TPA 7 4,3 0,3 2,8873 0,177
5,7 7,7
Luar TPA 20 0,375 0,2 0,1888 0,010
0,300 0,8

Tabel 3. Distribusi Statistik Deskriptif Variabel Konsentrasi Mangan dalam Air Sumur (C),
Frekuensi Pajanan (F), Laju Asupan (R), Durasi Pajanan (Dt), Berat Badan (Wb), dan
Besar Risiko (RQ) gangguan kesehatan masyarakat di TPA dan di luar TPA Rawakucing
tahun 2007
Variabel Mean Min 95% CI SD p-value
Median Maks Kolmogorov-
Smirnov
Konsentrasi Mangan dalam 1,393 0,2-7,7 0,506-2,279 2,2410 0,000
Air Sumur (mg/l) 0,5000
Frekuensi Pajanan Data tidak dapat diolah karena homogen
(hari/tahun) (Frekuensi pajanan adalah 365 hari/tahun)
Laju Asupan Konsumsi Air 2,1006 0.1167 2,0408-2,1605 0,5186 0,000
(l/hari) 2,0833 3,3333
Durasi Pajanan (Tahun) 20,7795 0,33 18,5179-23,04 19,6018 0,000
19 80
Berat Badan Responden 51,06 30 50,14-51,98 7,978 0,000
(Kg) 50 76
Intake mangan 0,0175 0,0003 0,0155-0,0196 0,0176 0,000
0,0132 0,0889
Besar Risiko (RQ) 0,3731 0,0062 0,3298-0,4163 0,3744 0,000
Kesehatan Masyarakat 0,2796 1,8913

Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148) 142


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Distribusi Frekuensi Konsentrasi Mangan dalam Air Sumur (C), Frekuensi Pajanan (F),
Laju Asupan (R), Durasi Pajanan (Dt), Berat Badan (Wb), Besar Risiko Kesehatan (RQ)
Masyarakat, dan jumlah responden menurut tempat tinggal di TPA dan di luar TPA
Rawakucing tahun 2007
Variabel Jumlah Persentase (%)
Konsentrasi Mangan dalam Air Sumur
> 0,5 mg/l 9 33,3
≤ 0,5 mg/l 18 66,7
TOTAL 27 100
Laju Asupan Konsumsi Air (R)
> 2 l/hari 149 51,2
≤ 2 l/hari 142 48,8
TOTAL 291 100
Durasi Pajanan (Dt)
> 19 tahun 137 47,1
≤ 19 tahun 154 52,9
TOTAL 291 100
Berat Badan Responden (Wb)
> 50 kg 125 43
≤ 50 kg 166 57
TOTAL 291 100
Tempat Tinggal Responden:
- TPA 114 39,2
- Luar TPA Rawakucing 177 60,8
TOTAL 291 100
Besar Risiko (RQ) Kesehatan Masyarakat
>1 22 7,6
≤1 269 92,4
TOTAL 291 100

Tabel 5. Hasil Analisa Chi Square Distribusi Konsentrasi Mangan dalam Air Sumur (C), Frekuensi
Pajanan (F), Laju Asupan (R), Durasi Pajanan (Dt), Berat Badan (Wb), dan Besar Risiko
(RQ) gangguan kesehatan masyarakat di TPA dan di luar TPA Rawakucing tahun 2007
VARIABEL Besar Risiko (RQ) OR 95% CI
Gangguan Kesehatan p-value
RQ > 1 RQ ≤ 1
N % N %
Konsentrasi Mangan
dalam Air Sumur (C)
> 0,5 mg/l 21 16,3 108 83,7 0,000 31,036 4,149-236,191
≤ 0,5 mg/l 1 0,6 161 99,4
Laju Asupan Konsumsi
Air (R)
> 2 l/hari 18 12,1 131 87,9 0,006 4,740 1,563-14,377
≤ 2 l/hari 4 2,8 138 97,2
Durasi Pajanan (Dt)
> 19 tahun 4 2,9 133 97,1 0,009 0,227 0,075-0,689
≤ 19 tahun 18 11,7 136 88,3
Berat Badan Responden
(Wb)
> 50 kg 6 4,8 119 95,2 0,186 0,473 0,179-1,245
≤ 50 kg 16 9,6 150 90,4
Tempat Tingal Responden
- TPA
- Di luar TPA 18 15,8 96 84,2 0,000 8,109 2,668-24,650
4 2,3 173 97,7

143 Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148)


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
Tabel 6. Distribusi Besar Risiko Kesehatan (RQ) masyarakat menurut tempat tinggal responden di
TPA dan di luar TPA Rawakucing tahun 2007
Variabel Mean Min 95% CI SD p-value
Median Maks Kolmogorov-
Smirnov
TPA Rawakucing 0,4312 0,0062 0,3367-0,5257 0,5095 0,000
0,2347 1,8913
Di luar TPA Rawakucing 0,3356 0,0177 0,2990-0,3721 0,2465 0,000
0,2955 1,7576

Laju Asupan Konsumsi Air yang kisaran yang direkomendasikan Komite sains
Mengandung Mangan Uni-Eropa (1-10 mg/hari), maka asupan
Rata-rata (median) laju asupan mangan pada populasi di wilayah penelitian
konsumsi air di lokasi penelitian adalah melalui air minum tentu saja masih kurang.
2,0833 l/hari (Tabel 3). Laju asupan Hal ini disebabkan karena penelitian ini tidak
konsumsi air di lokasi penelitian ini tidak melakukan perhitungan asupan mangan dari
berbeda jauh dengan anjuran kesehatan sumber lain, sehingga belum dapat
dalam hal pola minum dengan meminum ditentukan apakah populasi yang diteliti
sekurangnya 2 liter air per hari. mengalami defisiensi mangan atau tidak.
Dari hasil uji beda (Tabel 5)
diperoleh kesimpulan ada perbedaan proporsi Durasi Pajanan
besar risiko gangguan kesehatan antara Rata-rata (median) durasi pajanan di
responden yang mengkonsumsi air yang lokasi penelitian adalah 19 tahun dengan
melebihi 2 liter per hari dengan responden durasi pajanan terendah adalah 0,33 tahun (4
yang mengkonsumsi air yang tidak melebihi bulan) dan terlama 80 tahun. Dari 291
2 liter per hari. Dengan nilai OR 4,740, maka responden yang diteliti, sekitar 47,1% (137
disimpulkan responden yang mengkonsumsi orang) telah terpajan mangan selama lebih
air yang melebihi 2 liter per hari mempunyai dari 19 tahun (Tabel 3). Dari uji statistik
peluang 4,740 kali memiliki risiko akan (Tabel 5) diperoleh nilai OR 0,227, sehingga
mengalami gangguan kesehatan disimpulkan bahwa responden yang
dibandingkan dengan responden yang mengkonsumsi air yang mengandung
mengkonsumsi air yang tidak melebihi 2 liter mangan lebih dari 19 tahun memiliki peluang
per hari. 0,227 kali memiliki risiko akan mengalami
Jika dinilai secara populasi maka gangguan kesehatan atau konsumsi selama
dengan laju asupan air dengan tidak melebihi lebih dari 19 tahun akan melindungi
2 liter/hari, maka masyarakat masih aman repsonden sebanyak 4,41 kali. Hal ini
mengkonsumsi air dari sumur di lokasi bertolak belakang dengan hasil-hasil
penelitian tapi jika dinilai secara individu penelitian yang telah pernah dilakukan.
tidak demikian halnya. Karena masing- Kaitannya dengan hasil penelitian ini adalah
masing individu akan jelas berbeda besar karena distribusi responden yang terpajan
risiko (RQ) gangguan kesehatannya karena mangan yang lebih dari 19 tahun dan
variabilitas faktor-faktor yang menentukan memiliki RQ > 1 hanya 2,9% (lihat
besarnya risiko, yaitu karakteristik lampiran), sehingga distribusi durasi pajanan
antropometri dan pola pajanan. terpusat pada kelompok responden yang
Dengan mensubstitusikan nilai-nilai terpajan mangan lebih dari 19 tahun yaitu
yang diperoleh dari penelitian maka sebanyak 97,1%. Dengan kata lain, variabel
diperoleh nilai rata-rata (median) asupan durasi pajanan dalam penelitian ini tidak
adalah 0,013 mg/kg.hari. Apabila diambil merupakan data yang baik untuk dianalisis
nilai rata-rata berat badan populasi penelitian karena memiliki sebaran data yang homogen,
adalah 50 kg, maka asupan mangan yang sehingga hasil analisis tidak menggambarkan
diperoleh dari air minum di lokasi penelitian atau tidak sesuai dengan teori yang ada.
adalah 0,65 mg/hari. Jika dibandingkan Pajanan yang terus menerus dari
dengan kisaran asupan yang masih aman dan mangan dapat mengakibatkan gangguan
adekuat untuk orang dewasa menurut Badan kesehatan. Target organ yang sering
Gizi dan Makanan USA (2-5 mg/hari) atau terganggu adalah sistem saraf. Sebuah studi

Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148) 144


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
epidemiologi yang dilakukan di Yunani Kaitannya dengan hasil penelitian
meneliti kemungkinan adanya hubungan ini, dapat dijelaskan bahwa dari hasil analisa
pajanan kronik (lebih dari 10 tahun) mangan bivariat menunujukkan bahwa distribusi
dari air minum dan efek neurologi pada responden yang memiliki berat badan kurang
orang-orang yang sudah tua yang berusia dari 50 kg dan memiliki RQ > 1 hanya 9,6%
lebih dari 50 tahun (Kondakis et al. 1989). (lihat lampiran), sehingga distribusi
Peneliti membagi area studi menjadi 3 responden cenderung terpusat pada
wilayah berdasarkan perbedaan konsentrasi responden dengan berat badan kurang dari
mangan dalam suplai air minum. Konsentrasi atau sama dengan 50 kg yaitu 90,4%. Sama
mangan di wilayah A adalah 3,6-14,6 μg/L, halnya dengan variabel durasi pajanan,
wilayah B memiliki konsentrasi 81,6-252,6 variabel berat badan dalam penelitian ini
μg/L, dan wilayah C memiliki konsentrasi bukan merupakan variabel yang baik untuk
1.800 sampai 2.300 μg/L. Efek neurologi dianalisis karena memiliki sebaran data yang
dievaluasi dengan pemeriksaan neurologi homogen, sehingga hasil analisis tidak
dengan mengevaluasi tingkat keparahan dari menggambarkan atau tidak sesuai dengan
33 gejala (seperti kelemahan/fatigue, teori yang ada.
kelainan gaya berjalan, tremor, dan distonia)
dari seluruh subjek penelitian. Hasil dari Besar Risiko
pemeriksaan neurologi dinyatakan dalam Penelitian ini menghasilkan 291 nilai
bentuk skor composite. Skor neurologi yang RQ. Dari dua kelompok lokasi yang diteliti
tinggi mengindikasikan peningkatan yaitu kelompok populasi di TPA dan
frekuensi dan atau semakin beratnya 33 kelompok populasi yang bermukim di luar
gejala yang dievaluasi. Peneliti menunjukkan TPA, yang memiliki RQ > 1 terdapat
bahwa perbedaan skor antara wilayah C dan sebanyak 22 responden atau sebanyak 7,6%
wilayah A secara statistik bermakna (Tes dari seluruh responden yang diperiksa. Dan
Mann-Whitney, z=3,16, p=0,002), yang dari 22 responden yang memiliki RQ > 1
menandakan adanya gangguan neurologik terdapat 18 responden (81,8%) bermukim di
pada penduduk yang tinggal di wilayah C. TPA (Tabel 5). Dengan nilai OR 8,109, dapat
Dari analisis berikutnya, regresi logistik diambil kesimpulan bahwa responden yang
menunjukkan perbedaan yang signifikan tinggal di TPA Rawakucing mempunyai
antara wilayah A dan C ketika umur dan peluang 8,109 kali memiliki risiko akan
jenis kelamin diikutsertakan dalam analisis. mengalami gangguan kesehatan akibat
mengkonsumsi mangan yang terkandung
Berat Badan dalam air dibandingkan dengan responden
Dalam analisis risiko, berat badan yang tinggal di luar TPA Rawakucing.
akan mempengaruhi besarnya nilai risiko dan Jika diperhatikan hasil rata-rata nilai
secara teoritis semakin berat badan seseorang RQ untuk kedua lokasi penelitian, maka
maka semakin kecil kemungkinannya untuk terlihat tidak menunjukkan perbedaan
berisiko mengalami gangguan kesehatan. bermakna, dimana rata-rata RQ di TPA
Dalam penelitian ini, dari hasil uji baivariat adalah 0,2347 dan di luar TPA adalah 0,2955
(Tabel 5) diperoleh nilai p = 0,186 dan nilai (Tabel 6). Seharusnya RQ populasi
interval kepercayaan yang mencakup nilai 1 responden di TPA akan lebih besar daripada
(0,179-1,245), sehingga disimpulkan tidak RQ yang dimiliki populasi di luar TPA. Hal
ada perbedaan proporsi besar risiko ini disebabkan terdapat dua buah variabel
gangguan kesehatan antara responden yang yang homogen yaitu variabel durasi pajanan
memiliki berat badan lebih dari 50 kg dengan dan berat badan. Untuk variabel durasi
responden yang memiliki berat badan kurang pajanan, sebanyak 97,1% responden telah
dari atau sama dengan 50 kg. Tentu saja, ini terpajan mangan selama lebih dari atau sama
bertentangan dengan teori yang ada. dengan 19 tahun tapi memiliki RQ kurang
Seharusnya sesuai dengan perhitungan dari 1, sedangkan banyaknya responden yang
matematis besar RQ akan berbanding memiliki RQ lebih dari 1 hanya 2,9%
terbalik dengan berat badan, artinya semakin responden. Begitu pula dengan variabel berat
kecil berat badan seseorang maka besar badan, responden yang memiliki berat badan
risiko (RQ) individu tersebut akan semakin kurang dari 50 kg dan memiliki RQ kurang
besar. dari 1 sebanyak 90,4%. Sedangkan yang

145 Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148)


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
memiliki RQ lebih dari 1 dengan berat badan 1. Bleich et al. (1999) mempublikasikan
kurang dari 50 kg hanya 9,6% responden. laporan kasus mengenai efek neurologi
Dari hasil penelitian diketahui bahwa yang terjadi pada lelaki dewasa yang
rata-rata (median) besaran risiko di lokasi menelan sekitar 1,8 mg/kg-hari Kalium
penelitian adalah 0,2796. Hasil ini permanganat (0,62 mg Mn) selama 4
menunjukkan bahwa masyarakat di lokasi minggu dengan periode follow up
penelitian berdasarkan parameter populasi selama 14 tahun. Sebagian besar gejala
belum memiliki risiko akan terkena yang dicatat adalah kekakuan pada otot,
gangguan kesehatan akibat mengkonsumsi nyeri otot, hypersomnia, meningkatnya
mangan dari air sumur yang ada di lokasi libido, berkeringat, fatigue, dan
penelitian. Namun demikian, bila kecemasan.
dikelompokkan berdasarkan pajanan mangan 2. Intoksikasi mangan terjadi pada lelaki
dari air sumur, maka terdapat 129 orang berusia 62 tahun yang menerima nutrisi
(44,3%) di lokasi penelitian yang terpajan parenteral total yang mengandung 2,2
mangan pada konsentrasi yang melebihi mg setiap hari selama 23 bulan (Ejima et
kadar yang diperbolehkan dan yang memiliki al., 1992). Konsentrasi ini sebanding
risiko akan terkena gangguan kesehatan dengan dosis 0,023 mg Mn/kg-hari untuk
akibat mangan ada sebanyak 21 responden seorang dewasa yang berbobot 70 kg.
(16,3%). Sementara itu hanya ada 1 Konsentrasi mangan dari hasil
responden yang memiliki RQ>1 yang pemeriksaan darah penderita meningkat.
mengkonsumsi mangan di bawah kadarr Penderita menunjukkan tanda-tanda
yang diperbolehkan. disartria, kekakuan ringan, hipokinesia
Dari analisa hubungan konsentrasi dengan gambaran ’muka topeng’, gaya
mangan pada air sumur dengan besar risiko berjalan yang terpatah-patah (halting
(RQ) menghasilkan nilai p = 0,000 dan nilai gait), dan gangguan reflex-reflex
interval kepercayaan yang tidak mencakup postural yang parah, dan diagnosis untuk
angka 1 (4,149-236,191), sehingga dapat kelainan ini adalah Parkinson. Dengan
disimpulkan ada perbedaan bermakna asumsi rata-rata absorbsi sebesar 5%
proporsi besar risiko gangguan kesehatan melalui pajanan oral, dosis 2,2 mg
antara responden yang mengkonsumsi air Mn/hari secara intravena akan ekuivalen
yang mengandung mangan melebihi kadar dengan intake oral sebanyak 40 mg
maksimal dengan responden yang Mn/hari (US EPA, 1993).
mengkonsumsi air yang tidak melebihi kadar 3. Gangguan kesehatan yang dilaporkan
maksimal. Dengan nilai OR 31,036, dapat Kawamura et al. (1941) adalah lethargy,
diambil kesimpulan bahwa responden yang peningkatan tonus otot, tremor, dan
mengkonsumsi air yang mengandung gangguan mental diakibatkan oleh
mangan melebihi kadar maksimal ingesti mangan yang mengkontaminasi
mempunyai peluang 31,036 kali memiliki air sumur. Sumber kontaminasi adalah
risiko akan mengalami gangguan kesehatan leachate yang berasal dari sekitar 400 sel
akibat mengkonsumsi mangan yang baterai kering yang dikubur dekat dengan
terkandung dalam air dibandingkan dengan sumur air minum. Dari 50 orang yang
responden yang mengkonsumsi air yang diperiksa, 15 orang memiliki gejala.
tidak melebihi kadar maksimal. Sebanyak 5 kasus dikategorikan sebagai
Dengan demikian, penetapan 0,5 kasus berat, 2 kasus sedang, dan 8 kasus
mg/l sebagai cut off point konsentrasi ringan. Kebanyakan dari kasus berat
maksimal mangan dalam air bersih yang terjadi pada mereka yang berusia lebih
diperbolehkan menurut Permenkes No. 416 tua. Orang-orang yang berusia muda
tahun 1990 tentang persyaratan air bersih tidak begitu terpengaruh, dan gejala-
untuk parameter kadar maksimal mangan gejala intoksikasi tidak ditemukan pada
masih cukup aman untuk melindungi anak-anak (usia 1 sampai 6 tahun).
populasi di tempat penelitian ini dilakukan. Terjadi 3 kematian, yang salah satunya
Gangguan kesehatan yang dapat adalah akibat bunuh diri. Dari hasil
timbul akibat toksisitas mangan yang pernah autopsi, konsentrasi mangan pada otak
diteliti adalah sebagai berikut: salah satu pasien yang meninggal
ditemukan lebih tinggi 2 sampai 3 kali

Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148) 146


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
daripada konsentrasi yang diukur pada 2 gangguan kesehatan masyarakat yang
kontrol autopsi lainnya. Perubahan tinggal di luar TPA Rawakucing adalah
makroskopik dan mikroskopik yang 0,2955.
mencolok terlihat pada jaringan otak, 7. Ada perbedaan konsentrasi mangan
khususnya di wilayah globus pallidus. dalam air-air sumur yang ada di TPA dan
4. Sebuah studi epedemiologi diidentifikasi di luar TPA Rawakucing kecamatan
untuk mencari kaitan antara pajanan Neglasari kota Tangerang Provinsi
tinggi mangan melalui oral dengan Banten pada tahun 2007.
kejadian neurotoksisitas pada anak-anak. 8. Ada perbedaan besar risiko gangguan
Efek samping neurologi yang ditandai kesehatan antara masyarakat yang
dengan penurunan kemampuan belajar di tinggal di TPA Rawakucing dengan
sekolah dilaporkan terjadi pada anak- masayarakat yang tinggal di luar TPA
anak berusia 11-13 tahun yang terpajan Rawakucing kecamatan Neglasari kota
konsentrasi mangan yang berlebihan Tangerang Provinsi Banten pada tahun
melalui ingesti air minum yang 2007.
terkontaminasi dan mengkonsumsi
makanan yang terbuat dari tanaman SARAN
gandum yang disirami dengan air kotor
(Zhang et al., 1995). Diharapkan agar Pemerintah Kota
(Pemkot) Tangerang agar mempertimbangkan
KESIMPULAN perubahan sistem pengelolaan TPA di
Rawakucing. Salah satu alternatifnya adalah
Berdasarkan hasil penelitian dan dengan menggunakan sistem sanitary
pembahasan yang telah dilakukan maka landfill. Dengan sistem ini, cairan lindi tidak
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: akan mencemari air permukaan dan air tanah
1. Konsentrasi rata-rata mangan dalam air di kawasan atau sekitar TPA, karena cairan
sumur di TPA Rawakucing adalah 4,3 lindi akan tertampung di kolam pengolah
mg/l (SD=2,8873 mg/l). Sedangkan di lindi.
luar TPA Rawakucing adalah 0,3000 Langkah lain yang dapat
mg/l (SD=0,1888 mg/l). dipertimbangkan oleh Pemkot Tangerang
2. Rata-rata (median) laju asupan konsumsi adalah dengan membuat pengolahan air
air di lokasi penelitian adalah 2,0833 liter komunal yang dapat menghasilkan air yang
per hari. layak dan aman untuk dikonsumsi warga
3. Rata-rata (median) durasi pajanan masyarakat di sekitar Rawakucing.
terhadap konsumsi air yang mengandung Untuk Dinas Kesehatan Kota
mangan di lokasi penelitian adalah 19 Tangerang diharapkan mampu melakukan
tahun. upaya manajemen/pengelolaan risiko bagi
4. Rata-rata (median) berat badan orang di anggota masyarakat dengan RQ>1. Dengan
lokasi penelitian adalah 50 kg. melakukan manajemen risiko diharapkan
5. Besaran risiko kesehatan masyarakat anggota masyarakat yang memiliki risiko
akibat mengkonsumsi air yang akan terkena gangguan kesehatan di
mengandung mangan di lokasi penelitian kemudian hari akibat mengkonsumsi air yang
adalah 0,2796. Proporsi masyarakat di mengandung mangan dapat terhindar.
TPA Rawakucing dan di luar TP
Rawakucing kecamatan Neglasari kota DAFTAR PUSTAKA
Tangerang Provinsi Banten pada tahun
2007, yang mempunyai besaran risiko Bleich S.et al. 1999. Chronic manganism:
lebih dari satu (RQ > 1) dan Fourteen years follow-up. J.
mengkonsumsi mangan yang melebihi Neuropsych. Clin. Neuro. 11:117.
kadar yang diperbolehkan adalah 16,3%. Ejima, A. et al. 1992. Manganese
6. Rata-rata besaran risiko (RQ) gangguan intoxication during total parenteral
kesehatan akibat mengkonsumsi air yang nutrition [letter]. Lancet 339: 426.
mengandung mangan pada masyarakat Kawamura et al. 1941. Intoxication by
yang tinggal di TPA Rawakucing adalah manganese in well water. Kitasato
0,2347 dan rata-rata besaran risiko (RQ) Arch. Exp. Med. 18:145-169.

147 Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148)


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara
Kolluru, R. V., Bartel & Pitblado, R. 1996. U.S. EPA. 1993. Drinking Water Criteria
Risk Assessment and Managemnet Document for Manganese. Final Draft.
Handbook: for Environmental, Health, U.S. Environmental Protection
and Safety Professional, McGraw-Hill, Agency, Environmental Criteria and
New York Assessment Office, Office of Health
Kondakis et al. 1989. Possible health effects and Environmental Assessment.
of high manganese concentration in ECAO- CIN-D008. Cincinnati, OH.
drinking water. Arch. Environ. Health US EPA. 2003. Health Effects Support
44(3):175-178. Document for Manganese. U.S.
Leach, R.M., Harris. 1997. Manganese. Environmental Protection Agency,
Clinical Nutrition in Health and Office of Water. EPA. EPA-822-R-03-
Disease, 2 (Handbook of Nutritionally 003. Washington, D.C.
Essential Mineral Elements), 335-355. WHO. 2002. Environmental Health Criteria
Soemirat, J. 1999. Kesehatan Lingkungan. 228: Principles and methods for the
Gadjah Mada University Press. assessment of risk from essential trace
Yogyakarta. elements. World Health Organization:
Tharanit, T. 1992. The contamination of Geneva, Switzerland.
mercury, cadmium and manganese in Zhang, G., D. Liu, and P. He. 1995. [Effects
leachate from solid waste disposal site of manganese on learning abilities in
of Bangkok Metropolitan Administration. school children]. Chung Hua Yu Fang
Master’s Thesis, Chulalongkorn I Hsueh Tsa Chih 29:156-158
University. (Chinese).

Analisis Risiko Pajanan Mangan (138–148) 148


Taufik Ashar
Universitas Sumatera Utara

You might also like