Professional Documents
Culture Documents
KARDIOVASKULER
o KARDIO
o VASKULER
IMUN DAN HEMATOLOGI
o IMUN
o HEMATOLOGI
Tutorial
o Tutorial Blog
Peralatan
o Widget (smiley) »
SMS Gratis
Scrool Ajaib
Status YM
o Kode kode Warna
Zona Aneh
o Unik
o Gila
o Hiburan
Link Sahabat
[ Kontak Admin ]
Search...
kumpulan askep
makalah|tugas|laporan|tips & trik
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kesehatan sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum harus diwujudkan sesuai dengan
cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pembukaan Undang-Undang
Dasar 1945 melalui pembangunan nasional yang berkesinambungan berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk
mempertinggi derajat kesehatan yang besar artinya bagi pengembangan dan
pembinaan sumber daya manusia Indonesia dan sebagai modal bagi pelaksanaan
pembangunan nasional yang pada hakikatnya adalah pembangunan manusia Indonesia
seutuhnya dan pembangunan seluruh masyarakat Indonesia.
Pengaruh globalisasi di segala bidang, perkembangan teknologi dan industri telah banyak
membawa perubahan pada perilaku dan gaya hidup masyarakat serta situasi
lingkungannya, misalnya perubahan pola konsumsi makan, berkurangnya aktivitas fisik
dan meningkatnya pencemaran atau polusi lingkungan. Perubahan tersebut tanpa disadari
telah memberi kontribusi terhadap terjadinya transisi epidemiologi dengan semakin
meningkatnya kasus-kasus penyakit tidak menular seperti; jantung, kanker, diabetes,
hipertensi, gagal ginjal dan sebagainya. Demikian juga dengan pola penyakit penyebab
kematian menunjukkan adanya transisi epidemiologi, yaitu bergesernya penyebab
kematian utama dari penyakit infeksi ke penyakit non-infeksi (degeneratif) (Depkes RI,
2002).
Salah satu penyakit non-infeksi (degeneratif) adalah kanker. Kanker merupakan salah
satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. World Health Organization (WHO)
mengestimasikan bahwa 84 juta orang meninggal akibat kanker dalam rentang waktu
2005 dan 2015.3 Pada tahun 2000 terdapat 10 juta orang (5,3 juta laki-laki dan 4,7 juta
wanita) menderita kanker di seluruh dunia dan 6,2 juta diantaranya meninggal dunia
(Case Fatality Rate/CFR 62%) (WHO, 2003).
Penelitian Jemal, et al. (2004) melaporkan bahwa terdapat 1.368.030 kasus baru kanker di
Amerika Serikat dan 563.700 orang meninggal karena penyakit tersebut (CFR 41,7%).
Sedangkan di Eropa 1.711.000 orang meninggal dari
2.886.800 kasus kanker pada tahun yang sama (CFR 59,27%).
Data Departemen Kesehatan (2003) menyebutkan, kanker merupakan penyebab
utama kematian ke enam di Indonesia dan diperkirakan terdapat insiden kanker 100 per
100.000 penduduk setiap tahunnya.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (2007) menyebutkan bahwa prevalensi kanker di Indonesia
adalah 430 per 100.000 penduduk.
Data American Cancer Society (2004), angka kejadian leukemia di Amerika Serikat
33.440 kasus, 19.020 kasus diantaranya pada laki-laki (56,88%) dan 14.420 kasus baru
lainnya pada perempuan (43,12%). Insiden rate (IR) leukemia pada laki- laki di Canada
14 per 100.000 penduduk dan pada wanita 8 per 100.000 penduduk pada tahun yang
sama.
Data The Leukemia and Lymphoma Society (2009) menyebutkan bahwa setiap
4 menit terdapat 1 orang meninggal karena kanker. Diperkirakan 139.860 orang di
Amerika terkena leukemia, lymphoma dan myeloma dan 53.240 orang meninggal karena
kasus ini (CFR 38,1%). IR leukemia yaitu 12,2 per 100.000 penduduk.
Berdasarkan data statistik rumah sakit dalam Sistem Informasi Rumah Sakit
(SIRS) tahun 2006 , kasus leukemia (5,93%) berada pada peringkat kelima setelah kanker
payudara, kanker leher rahim, kanker hati dan saluran empedu intrahepatik, limfoma non-
Hodgkin dari seluruh pasien kanker rawat inap rumah sakit di Indonesia.
Data yang diperoleh dari rekam medik di RSU Dr. Pirngadi Medan tahun
2005-2009 ditemukan penderita leukemia rawat inap sebanyak 116 orang. Rincian tiap
tahun yaitu pada tahun 2005 jumlah penderita 27 orang, tahun 2006 jumlah penderita 25
orang, tahun 2007 jumlah penderita 20 orang, tahun 2008 jumlah penderita 26 orang, dan
tahun 2009 jumlah penderita 18 orang.
Pada tahun 2000, terdapat sekitar 256,000 anak dan dewasa di seluruh dunia menderita
penyakit sejenis leukemia, dan 209,000 orang diantaranya meninggal karena penyakit
tersebut, Hampir 90% dari semua penderita yang terdiagnosa adalah dewasa (Wikipedia,
2000).
Sementara itu berdasarkan data registrasi kanker berbasis rumah sakit di DKI Jakarta
tahun 2005, kanker pada anak usia 0-17 tahun terbanyak adalah leukemia (33,7%),
neuroblastoma (7%), retinoblastoma (5,3%), osteosarcoma (4,8%), dan Lyphoma Non
Hodgkin (4,8%) ( dinkes, 2005).
Para ahli kedokteran sampai saat ini masih meraba penyebab terjadinya penyakit tersebut
karena banyak faktor penyebab namun belum ada yang mendominasi hingga terjadinya
penyakit tersebut. Oleh karena itu, untuk mencegah leukemia atau kanker darah kita
harus mengenal lebih jauh tentang leukemia, bagaimana gejala-gejalanya, dampak dari
penyakit leukemia, cara diagnosa dan penyembuhannya.
Dari uraian di atas, penyakit leukimia ini harus ditangani dengan tepat agar penderita
tidak terjangkit penyakit lainnya karena tranfusi yang tidak steril. Berdasarkan paparan
dari fakta inilah maka kami selaku penulis tertarik untuk membahas kasus mengenai
penyakit leukimia ini dan sebagai pemenuhan tugas pada blok sistem imun dan
hematologi.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang yang dikemukakan diatas, maka dapat dirumuskan masalah
Asuhan Keperawatan Tn. I dengan Leukemia di ruang interne RSUD Raden Mattaher Jambi.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mempelajari dan membahas kasus tentang Leukemia ini diharapkan mahasiswa dapat
gambaran umum asuhan keperawatan pada kasus Leukemia ini.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. I dengan Leukemia
di ruang interne RSUD Raden Mattaher Jambi.
b. Mahasiswa mampu membuat Diagnosa Keperawatan pada Tn. I dengan Leukemia di ruang
interne RSUD Raden Mattaher Jambi.
1.
2.
3.
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A.Tinjauan Teori
Sistem kekebalan atau sistem imun adalah sistem perlindungan pengaruh luar
biologis yang dilakukan oleh sel dan organ khusus pada suatu organisme. Jika sistem
kekebalan bekerja dengan benar, sistem ini akan melindungi tubuh terhadap infeksi
bakteri dan virus, serta menghancurkan sel kanker dan zat asing lain dalam tubuh.
Jika sistem kekebalan melemah, kemampuannya melindungi tubuh juga berkurang,
sehingga menyebabkan patogen, termasuk virus yang menyebabkan demam dan flu,
dapat berkembang dalam tubuh. Sistem kekebalan juga memberikan pengawasan
terhadap sel tumor, dan terhambatnya sistem ini juga telah dilaporkan meningkatkan
resiko terkena beberapa jenis kanker.
1. Sumsum
Semua sel sistem kekebalan tubuh berasal dari sel-sel induk dalam sumsum tulang.
Sumsum tulang adalah tempat asal sel darah merah, sel darah putih (termasuk
limfosit dan makrofag) dan platelet. Sel-sel dari sistem kekebalan tubuh juga
terdapat di tempat lain.
2. Timus
Dalam kelenjar timus sel-sel limfoid mengalami proses pematangan sebelum lepas
ke dalam sirkulasi. Proses ini memungkinkan sel T untuk mengembangkan atribut
penting yang dikenal sebagai toleransi diri.
3. Getah bening
Di samping jaringan limfoid berkonsentrasi dalam kelenjar getah bening dan limpa,
jaringan limfoid juga ditemukan di tempat lain, terutama saluran pencernaan,
saluran pernafasan dan saluran urogenital.
1. Darah
Darah merupakan komponen esensial mahluk hidup, mulai dari binatang primitif sampai
manusia. Dalam keadaan fisiologik, darah selalu berada dalam pembuluh darah sehingga
dapat menjalankan fungsinya sebagai: (a) pembawa oksigen (oxygen carrier); (b)
mekanisme pertahanan tubuh terhadap infeksi; dan (c) mekanisme hemostasis. Darah
terdiri atas 2. komponen utama:
1. Plasma darah: bagian cair darah yang sebagian besar terdiri atas air, elektrolit, dan
protein darah.
2. Butir-butir darah (blood corpuscles), yang terdiri atas:
3. Eritrosit: sel darah merah (SDM)-red blood cell (RBC) b. Leukosit: sel darah
putih (SDP)-white blood cell (73C) c. Trombosit: butir pembeku-platelet.
4. Morfologi dan Fungsi Normal Sel Darah Putih
Leukosit merupakan unit yang aktif dari sistem pertahanan tubuh, yaitu berfungsi
melawan infeksi dan penyakit lainnya. Batas normal jumlah sel darah putih
berkisar dari 4.000-10.000/mm3.
Berdasarkan jenis granula dalam sitoplasma dan bentuk intinya, sel darah putih
digolongkan menjadi 2 yaitu : granulosit (leukosit polimorfonuklear) dan
agranulosit (leukosit mononuklear).
1. Granulosit
1.
Neutrofil
Neutrofil adalah garis pertahanan pertama tubuh terhadap invasi
oleh bakteri,
sangat fagositik dan sangat aktif. Sel-sel ini sampai di jaringan
terinfeksi untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus atau
agen penyebab infeksi lainnya.
1. Eosinofil
Eosinofil memasuki darah dari sumsum tulang dan beredar hanya 6-10 jam
sebelum bermigrasi ke dalam jaringan ikat, tempat eosinofil menghabiskan sisa
8-12 hari dari jangka hidupnya.
Dalam darah normal, eosinofil jauh lebih sedikit dari neutrofil, hanya 2-4%
dari jumlah sel darah putih.
2. Basofil
Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya yaitu kurang dari
1% dari jumlah sel darah put ih. Basofil memiliki sejumlah granula sitoplasma
yang bentuknya tidak beraturan dan berwarna keunguan sampai hitam. Basofil
memiliki fungsi menyerupai sel mast, mengandung histamin untuk
meningkatkan aliran darah ke jaringan yang cedera dan heparin untuk
membantu mencegah pembekuan darah intravaskular.
1. Agranulosit
1. Limfosit
2. Monosit
Hemopoesis (hematopoesis)
1. Asam folat & vitamin B12 : merupakan bahan pokok pembentuk inti sel b. Besi
: sangat diperlukan dalam pembentukan hemoglobin.
2. Cobalt, magnesium, Cu, Zn d. Asam amino.
3. Vitamin lain : vitamin C, B komples, dan lain-lain.
Definisi Leukimia
Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur dalam jaringan pembentuk
darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 : 175).
Leukimia adalah proliferasi tak teratur atau akumulasi sel darah putih dalam sum-sum
tulang menggantikan elemen sum-sum tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002
: 248 ).
Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa proliferasio
patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya kegagalan sum-sum tulang
dalam membentuk sel darah normal dan adanya infiltrasi ke jaringan tubuh yang lain.
(Arief Mansjoer, dkk, 2002 : 495)
Leukemia adalah neoplasma akut atau kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam
sumsum tulang dan limfa nadi. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau
akumulasi ssel darah putih dalam sumusm tulang, menggantikan elemen sumsum tulang
normal. Juga terjadi proliferasi di hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, seperti meninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit (Reeves, 2001).
Klasifikasi
AML mengenai sel stem hematopeotik yang kelak berdiferensiasi ke semua sel Mieloid:
monosit, granulosit, eritrosit, eritrosit dan trombosit. Semua kelompok usia dapat terkena;
insidensi meningkat sesuai bertambahnya usia. Merupakan leukemia nonlimfositik yang
paling sering terjadi.
CML juga dimasukkan dalam sistem keganasan sel stem mieloid. Namun lebih banyak
sel normal dibanding bentuk akut, sehingga penyakit ini lebih ringan. CML jarang
menyerang individu di bawah 20 tahun. Manifestasi mirip dengan gambaran AML tetapi
tanda dan gejala lebih ringan, pasien menunjukkan tanpa gejala selama bertahun-tahun,
peningkatan leukosit kadang sampai jumlah yang luar biasa, limpa membesar.
a b
ALL dianggap sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-
laki lebih banyak dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15
ALL jarang terjadi. Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang
dan jaringan perifer, sehingga mengganggu perkembangan sel normal.
CLL merupakan kelainan ringan mengenai individu usia 50 sampai 70 tahun. Manifestasi
klinis pasien tidak menunjukkan gejala, baru terdiagnosa saat pemeriksaan fisik atau
penanganan penyakit lain.
a b
Etiologi
Penyebab yang pasti belum diketahui, akan tetapi terdapat faktor predisposisi yang
menyebabkan terjadinya leukemia, yaitu :
1. Faktor genetik seperti virus tertentu menyebabkan terjadinya perubahan struktur gen
(Tcell Leukemia – Lhymphoma Virus/ HLTV).
2. Kelainan kromosom, misalnya pada down sindrom.
3. Radiasi ionisasi : lingkungan kerja, pranatal, pengobatan kanker sebelumnya
4. Terpapar zat-zat kimiawi seperti benzen, arsen, kloramfenikol, fenilbutazon, dan agen
anti neoplastik.
5. Obat-obat imunosupresif, obat karsinogenik seperti diethylstilbestrol
6. Faktor herediter, misalnya pada kembar monozigot
7. Leukemia biasanya mengenai sel-sel darah putih.
Penyebab dari sebagian besar jenis leukemia tidak diketahui.
Pemaparan terhadap penyinaran (radiasi) dan bahan kimia tertentu (misalnya benzena)
dan pemakaian obat antikanker, meningkatkan resiko terjadinya leukemia. Orang yang
memiliki kelainan genetik tertentu (misalnya sindroma Down dan sindroma Fanconi),
juga lebih peka terhadap leukemia.
1. Sebagai proliferasi ganas limfoblast. Sering terjadi pada anak-anak, laki-laki lebih banyak
dibanding perempuan, puncak insiden usia 4 tahun, setelah usia 15 ALL jarang terjadi.
Manifestasi limfosit immatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer,
sehingga mengganggu perkembangan (Suriadi & Rita Yuliani, 2001 : hal. 177).
Epidemiologi
1. Berdasarkan Orang
1. Umur
2. Jenis Kelamin
Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi pada laki-laki dibanding
perempuan. Pada tahun 2009, diperkirakan lebih dari 57% kasus baru leukemia
pada laki-laki.10 Berdasarkan laporan dari Surveillance Epidemiology And End
Result (SEER) di Amerika tahun 2009, kejadian leukemia lebih besar pada laki-
laki daripada perempuan dengan perbandingan 57,22%:42,77%.
3. Ras
IR di negara barat adalah 4 per 100.000 anak-anak di bawah usia 15 tahun. Angka
kejadian terendah terdapat di Afrika (1,18-1,61/100.000) dan tertinggi di antara
anak-anak Hispanik (Costa Rica 5,94/100.000 dan Los Angeles 5,02/100.000). IR
ini lebih umum pada ras kulit putih (42,1 per 100.000 per tahun) daripada ras kulit
berwarna (24,3 per 100.000 per tahun) (Soegiyanto, 2004).
Menurut U.S. Cancer Statistics (2005) terdapat 32.616 kasus leukemia di Amerika
Serikat, 18.059 kasus diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan 14.557 kasus lainnya pada
perempuan (44,63%). Pada tahun yang sama 21.716 orang meninggal karena leukemia
(CFR 66,58%).
Berdasarkan laporan kasus dari F. Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008) menyebutkan
bahwa IR tertinggi LMK terdapat di Swiss dan Amerika (2 per 100.000) sedangkan IR
terendah berada di Swedia dan Cina (0,7 per 100.000). LMK merupakan leukemia kronis
yang paling sering dijumpai di Indonesia yaitu 25-20% dari leukemia. IR LMK di negara
barat adalah 1-1,4 per 100.000 per tahun. Berdasarkan data dari International
Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG) penderita leukemia pada anak-anak di
RSK Dharmais terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007 terdapat 6 kasus
leukemia pada anak dan pada tahun 2008 bertambah menjadi 16 kasus (Depkes RI,
2007).
Di RSUP H. Adam Malik Medan pada tahun 2004 terdapat 30 penderita (18,52%), tahun
2005 terdapat 39 penderita (24,07%), tahun 2006 terdapat 35 penderita (21,61%) dan
pada tahun 2007 terdapat 58 penderita (35,8%) (Simamora, 2009).
Patofisiologi
Normalnya tulang marrow diganti dengan tumor yang malignan, imaturnya sel blast.
Adanya proliferasi sel blast, produksi eritrosit dan platelet terganggu sehingga akan
menimbulkan anemia dan trombositipenia. Sistem retikuloendotelial akan terpengaruh
dan menyebabkan gangguan sistem pertahanan tubuh dan mudah mengalami infeksi.
Manifestasi akan tampak pada gambaran gagalnya bone marrow dan infiltrasi organ,
sistem saraf pusat. Gangguan pada nutrisi dan metabolisme. Depresi sumsum tulang
yangt akan berdampak pada penurunan lekosit, eritrosit, faktor pembekuan dan
peningkatan tekanan jaringan. Adanya infiltrasi pada ekstra medular akan berakibat
terjadinya pembesaran hati, limfe, nodus limfe, dan nyeri persendian. (Suriadi, & Yuliani
R, 2001: hal. 175).
Manifestasi Klinis
Gejala klinis dari leukemia pada umumnya adalah anemia, trombositopenia, neutropenia,
infeksi, kelainan organ yang terkena infiltrasi, hipermetabolisme. Menurut Soedoyo,
2007, manifestasi klinis leukemia dibagi menjadi :
Gejala utama LMA adalah rasa lelah, perdarahan dan infeksi yang disebabkan oleh
sindrom kegagalan sumsum tulang. perdarahan biasanya terjadi dalam bentuk purpura
atau petekia. Penderita LMA dengan leukosit yang sangat tinggi (lebih dari 100
ribu/mm3) biasanya mengalami gangguan kesadaran, sesak napas, nyeri dada dan
priapismus. Selain itu juga menimbulkan ganggua n metabolisme yaitu hiperurisemia dan
hipoglikemia.
3. Leukemia Limfositik Kronik
Sekitar 25% penderita LLK tidak menunjukkan gejala. Penderita LLK yang mengalami
gejala biasanya ditemukan limfadenopati generalisata, penurunan berat badan dan
kelelahan. Gejala lain yaitu hilangnya nafsu makan dan penurunan kemampuan latihan
atau olahraga. Demam, keringat malam dan infeksi semakin parah sejalan dengan
perjalanan penyakitnya.
LGK memiliki 3 fase yaitu fase kronik, fase akselerasi dan fase krisis blas. Pada fase
kronik ditemukan hipermetabolisme, merasa cepat kenyang akibat desakan limpa dan
lambung. Penurunan berat badan terjadi setelah penyakit berlangsung lama. Pada fase
akselerasi ditemukan keluhan anemia yang bertambah berat, petekie, ekimosis dan
demam yang disertai infeksi.
Komplikasi
1. Kelelahan
2. Perdarahan, epistaksis, ptekie
3. Splenomegali
4. Stroke
5. Infeksi
Insiden
ALL (Acute Lymphoid Leukemia) adalah insiden paling tinggi terjadi pada anak-anak
yang berusia antara 3 dan 5 tahun. Anak perempuan menunjukkan prognosis yang lebih
baik daripada anak laki-laki. Anak kulit hitam mempunyai frekuensi remisi yang lebih
sedikit dan angka kelangsungan hidup (survival rate) rata-rata yang ju ga lebih rendah.
ANLL (Acute Nonlymphoid Leukemia) mencakup 15% sampai 25% kasus leukemia
pada anak. Resiko terkena penyakit ini meningkat pada anak yang mempun yai kelainan
kromosom bawaan seperti Sindrom Down. Lebih sulit dari ALL dalam ha l
menginduksiremisi (angka remisi 70%). Remisinya lebih singkat pada anak-anak dengan
ALL. Li ma puluh persen anak yang mengalami pencangkokan sumsum tulang memiliki
remisi berkepanjangan. (Betz, Cecily L. 2002. hal : 300).
Pemeriksaan Diagnostik
1. Hitung darah lengkap complete blood cell (CBC). Anak dengan CBC kurang dari
10.000/mm3 saat didiagnosis memiliki memiliki prognosis paling baik; jumlah lekosit
lebih dari 50.000/mm3 adalah tanda prognosis kurang baik pada anak sembarang umur.
10. SDP : mungkin lebih dari 50000/cm dengan peningkatan SDP immature
14. Muramidase serum : pengikatan pada leukemia monositik akut dan mielomonositik
17. Foto dada dan biopsi nodus limfe : dapat mengindikasikan derajat keterlibatan (Betz,
Cecily L. 2002. hal : 301-302).
Penatalaksanaan
Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat yang diberikan pada
anak. Proses induksi remisi pada anak terdiri dari tiga fase : induksi, konsolidasi, dan
rumatan. Selama fase induksi (kira-kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai
agens kemoterapeutik untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2 sampai
3 minggu selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatan sistem saraf pusat dan
organ vital lain. Terapi rumatan diberikan selama beberapa tahun setelah diagnosis untuk
memperpanjang remisi. Beberapa obat yang dipakai untuk leukemia anak-anak adalah
prednison (antiinflamasi), vinkristin (antineoplastik), asparaginase (menurunkan kadar
asparagin (asam amino untuk pertumbuhan tumor), metotreksat (antimetabolit),
merkaptopurin, sitarabin (menginduksi remisi pada pasien dengan leukemia granulositik
akut), alopurinol, siklofosfamid (antitumor kuat), dan daunorubisin (menghambat
pembelahan sel selama pengobatan leukemia akut). (Betz, Cecily L. 2002. : 302).
1. Pelaksanaan kemoterapi
2. Irradiasi cranial
3. Terdapat tiga fase pelaksanaan keoterapi :
1. Fase induksi
Dimulasi 4-6 minggu setelah diagnosa ditegakkan. Pada fase ini diberikan terapi
kortikostreroid (prednison), vincristin dan L-asparaginase. Fase induksi
dinyatakan behasil jika tanda-tanda penyakit berkurang atau tidak ada dan dalam
sumsum tulang ditemukan jumlah sel muda kurang dari 5%.
Pada fase ini diberikan terapi methotrexate, cytarabine dan hydrocotison melaui
intrathecal untuk mencegah invsi sel leukemia ke otak. Terapi irradiasi kranial
dilakukan hanya pada pasien leukemia yang mengalami gangguan sistem saraf
pusat.
3. Konsolidasi
1. Pengkajian
1. Riwayat penyakit : pengobatan kanker sebelumnya
7. Kaji adanya :
Hematuria, hipertensi, gagal ginjal, inflamasi disekitar rectal, nyeri.
8) Aktivitas / istirahat
9) sirkulasi
Tanda : tekanan darah sedikit menurun, denyut perifer cepat dan kuat (fase demam),
kulit hangat, divresia karena fasodilatasi ,pucat dan lembah, hipovelmia,penurunan
aliran darah.
10) Eliminasi
Tanda : penurunan berat badan, penurunan lemak subkutan, dan penurunan massa
otot, penurunan haluan urine, konsentrasi urine.
12) Neurosensori
13) Pernapasan
14) Penyuluhan/Pembelajaran
1. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan perfusi jaringan (perifer) berhubungan dengan penurunan komponen
pengangkut O2.
2. Nyeri berhubungan dengan efek fisiologis dari leukemia.
3. Hipertermi berhubungan dengan proses inflamasi penyakit
4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia.
5. Resiko terhadap cedera/perdarahan yang berhubungan dengan penurunan jumlah
trombosit.
Tujuan : Mandiri :
Setelah
diberikan Kaji keluhan nyeri, Perubahan lokasi
tindakan perhatikan lokasi atau atau karakter
keperawatan karakter dan intensitas atau intensitas
selama 2 x 24 (skala 0-10) nyeri dapat
jam mengindikasikan
diharapkan terjadinya
nyeri klien komplikasi atau
terkontrol Berikan tindakan perbaikan.
Nyeri
dengan kenyamanan dasar Meningkatkan
berhubungan
Kriteria hasil : contoh tekhnik relaksasi.
dengan efek
2. relaksasi, perubahan
fisiologis
Adanya posisi dengan sering.
dari
laporan Berikan lingkungan
leukemia.
rasa yang tenang sesuai
nyeri indikasi
klien
berkura
ng
Ekspre
si Menurunkan re
wajah Dorong ekspresi p aksi terhadap
klien erasaan tentang nyeri stimulasi dari luar
tidak atau sensivitas
meringi pada suara -
s suara bising dan
Klien meningkatkan
tidak istirahat/relaksasi.
tampak
gelisah Berikan kompres
TTV hangat pada lokasi
dalam nyeri Pernyataan
batas memungkinkan
normal pengungkapan e
(TD: mosi dan dapat
120/80 meningkatkan
mmHg, mekanisme
Nadi: koping.
60 –
100 Kolaborasi :
kali per
menit, Berikan analgetik, Meningkatkan
RR: 16 sesuai indikasi. vasokontriksi,
– 20 penumpukan
kali pe resepsi sensori
menit, yang selanjutnya
Suhu: akan menurunkan
36 - nyeri di lokasi
370C ± yang paling
0,50C) dirasakan.
Kolaborasi :
Mungkin
diperlukan untuk
menghilangkan
nyeri yang berat
serta
meningkatkan
kenyamanan dan
istirahat. Catatan :
Narkotik
mungkin
merupakan
kontraindikasi
sehingga
menimbulkan
ketidak- akuratan
dalam
pemeriksaan
neurologis.
Setelah
dilakukan 1. Suhu 38 sampai 41,1
tindakan menujukan adanya
keperawatan infeksius akut.
selama 2 x 24 Mandiri :
jam 1. Pantau suhu tubuh pasien 2. Suhu ruangan /jumlah
diharapkan perhatikan adanya selimut harus di ubah
suhu tubuh mengiggil/diafores. untuk mempertahankan
klien kembali suhu mendekati normal.
normal dengan 2. Pantu suhu
KH : lingkungan,batasi/tambahkan
3. Dapat membantu
linen tempat tidur sesuai mengurangi demam,
indikasi.
Tidak penggunaan air
mengal es/aklhokol
3. Berikan kompres mandi
Hipertermi ami mungkinmenyebabkan
hangat hindari penggunaan
berhubungan kompli kedinginan, peningkatan
alkohol. Pada daerah frontalis
dengan kasi suhu secara actual.
3. dan aksila.
proses yang 4. Di gunakan untuk
inflamasi berhub mengurangi demam
4. Berikan selimut pendingin. umumnya lebih besar
penyakit. ungan.
Tanda dari 39,5°csampai 40°c
tanda 5. Anjurkan klien memakai pada waktu terjadi
vital pakaian tipis dan mudah kerusakan /gangguan
normal. pada otak.
menyerap keringat.
S :
36,5- 5. Dengan pakaian tipis
37,5 dan menyerap keringat
0 Kolaborasi:
C. 1. Berikan antipiretik, maka akan mengurangi
Leukos Misalnya aspirin penguapan
it : asetaminofen
5000- 1. Di gunakn untuk
10000/ memgurangi demam
ml3. dengan aksi sentral nya
kepada hipotalamus.
Tujuan: Mandiri:
Perubahan Setelah
nutrisi melakukan Kaji kebiasaan diet,
Pasien distress
kurang dari tindakan masukan makan saat
pernapasan akut
kebutuhan keperawatan ini. Catat derajat
4. sering menderita
tubuh selama 3 x 24 kesulitan makan
karena dispnea,
berhubungan jam
produksi sputum
dengan diharapkan
dan obat.
anoreksia. nutrisi klien
dapat Berikan perawatan
terpenuhi oral sering
secara adekuat.
Rasa tak enak,
bau dan
Kriteria Hasil: penampilan
adalah pencegah
Nafsu utama terhadap
makan napsu makan dan
klien dapat membuat
mening mual dan muntah
kat Berikan makanan dengan
Keadaa porsi kecil dan sering. peningkatan
n kesulitan napas.
umum Dapat
klien meningkatkan
memba Kolaborasi: masukan
ik
Pucat Konsul dengan ahli
hilang. diet / gizi untuk
memberi makanan
yang muda dicerna.
Metode makanan
dan kebutuhan
kalori didasarkan
pada situasi /
kebutuhan
individu untuk
memberikan
nutrisi maksimal.
Tujuan:
Mandiri :
Setelah
Resiko melakukan Perdarahan
Gunakan semua
terhadap tindakan memperberat
tindakan untuk
cedera/perdar keperawatan kondisi anak
mencegah perdarahan
ahan yang selama 1 x 24 dengan adanya
khususnya pada
5. berhubungan jam anemia
daerah ekimosis
dengan diharapkan
o Cegah ulserasi
penurunan cidera tidak
oral dan rectal
jumlah terjadi.
trombosit. Kriteria Hasil :
Memberikan
intervensi dini
dalam mengatasi
perdarahan
karena aspirin
mempengaruhi
fungsi trombosit
untuk mencegah
perdarahan
Tn. I usia 40 tahun, agama Islam, alamat tinggal jln. Ratu Jambi, pekerjaan buruh, masuk rumah
sakit tanggal 8/11/2011, ruang isolasi, interne. Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak
nafas yang tidak tertahan sejak 2 hari yang lalu,klien mengatakan demam, tidak enak badan,
tidak nyaman (gerah), klien juga mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu, BB
sebelum sakit 60 kg. Saat pengkajian didapatkan data: klien tampak sesak, tampak menggunakan
otot bantu napas, klien tampak pucat, tampak terpasang oksigen 3 liter. Klien tampak demam,
klien tampak berkeringat, badan klien tampak kurus dan klien tampak lemah. Dari hasil
pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80x/I, RR : 37x/I, S :
38,60C, konjungtiva anemis, sianosis, kafilarevil 4 detik, akral teraba dingin, mukosa bibir
kering, tubuh klien teraba hangat, klien terlihat gelisah, BB klien turun 3 kg sejak sakit, BB saat
pemeriksaan 57 Kg, makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual (+), muntah (+). Dari hasil
pemeriksaan laboratorium didapatkan hasil lab : Hb: 6,7 gr/dl, leukosit: 16.500 ml3, trombosit:
340.000 ml3.
A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama : Tn. I
Umur : 40 Tahun
Pekerjaan : Buruh
Ruang : Interne
Kelas : Iso
Klien masuk rumah sakit dengan alasan sesak nafas yang tidak tertahan sejak 2 hari yang
lalu,klien mengatakan demam, tidak enak badan, tidak nyaman (gerah), klien juga
mengatakan tidak ada nafsu makan sejak 5 hari yang lalu, BB sebelum sakit 60 kg.
Pada saat pengkajian pada Tn. I didapatkan : klien tampak sesak, tampak menggunakan
otot bantu napas, klien tampak pucat, tampak terpasang oksigen 3 liter. Klien tampak
demam, klien tampak berkeringat, badan klien tampak kurus dan klien tampak lemah.
Dari hasil pemeriksaan fisik saat pengkajian diperoleh : TD : 80/50 mmHg, N : 80x/I, RR
: 37x/I, S : 38,60C, konjungtiva anemis, sianosis, kafilarevil 4 detik, akral teraba dingin,
mukosa bibir kering, tubuh klien teraba hangat, klien terlihat gelisah, BB klien turun 3 kg
sejak sakit, BB saat pemeriksaan 57 Kg, makan yang dihabiskan hanya ¼ porsi, mual (+),
muntah (+).
f. Pemeriksaan Spritual
Istri dan anak klien mengatakan mereka juga berdoa untuk kesembuhan ayahnya.
g. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : sadar/compos mentis
3. Kepala :
a. Lingkar kepala : 55 cm
b. Rambut : kebersihan.(bersih) warna. (hitam) Tekstur (kasar) distribusi rambut.(merata)
Kuat/mudah tercabut
( kuat ).
4. Mata :
a. Simetris : iya
7. Mulut :
Kebersihan.(kurang) .Warna (merah) Kelembaban.(kering), gusi berdarah 3 hari yang lalu.
a. Lidah : Ada sariawan ± 1 cm
b. Gigi : caries pada gigi atasnya (keropos semua gigi yang di atas)
8. Leher :
Teraba di colli dextra diameter 1x1/2x1 ½ cm dan di inguinal dextra ada 3 bh diameter ½ x 1 ½ x
2 cm
b. Kelenjer tiroid : Tidak ada pembengkakan
c. JVP 5-2 cm H2O
9. Dada/pernafasan :
a. Inspeksi : simetris
b. Palpasi : fremitus kiri=kanan
c. Perkusi :-
d. Auskultasi : vesikuler
12. Perut :
16. Kulit :
1. Nervus 1 (oltautorius)
1. Nervus 2 (optikus)
Klien dapat menggerakkan bola mata,otot mata normal,penglihatan kiri dan kanan normal, jauh
jarak pandang normal
1. Nervus 3 (coculomotorus)
1. Nervus 4 (troclearis)
Klien tidak mengalami kesulitan dalam menggerakkan bola mata untuk melirik bawah dan
samping.
1. Nervus 5 (trigewitis)
Untuk seluruh otot wajah dan mulut klien tidak mengalami kekakuan dan klien dapat merasakan
rangsangan
1. Nervus 6 (obdusens)
Mata kiri/kanan mampu menggerakkan bola mata ke arah tengah dan menjauhkan sumbu tubuh
1. Nervus 7 (tacialis)
1. Nervus 8 (vortibular)
1. Nervus 10 (vasus)
1. Nervus 11 (asesorius)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
Keadaan kulit baik, utuh, suhu dingin, tidak terdapat lesi dan edema.
1. Laboratorium :
ANALISA DATA
Nama : Tn. I
Umur : 40 Tahun
NO Sympthom Etiologi Problem
Ds :
Do :
kafilarevil 4 detik
akral klien teraba dingin
Hb : 6,7 gr %
Klien terlihat gelisah.
Ds :
Ds :
Perubahan nutrisi
3. klien mengatakan tidak ada nafsu Mual, muntah kurang dari kebutuhan
makan sejak 5 hari yang lalu tubuh
Klien mengatakan BB sebelum
sakit 60 kg
Do :
CATATAN PERKEMBANGAN
Nama : An. X
Umur : 10 Tahun
Diagnosa
N Hari/Tangg
Keperawat Implementasi Evaluasi
O al
an
1 November Mengkaji TTV S : Klien mengatakan sesak
1. Dx 1
2011 o TD : 100/60 berkurang
mmHg
o N : 110x/I O : RR = 24 x/i
o RR : 29x/I N : 100x/I
o S : 37,50C Terpasang O2 3 liter
Membantu klien A : Masalah belum teratasi
untuk meninggikan
posisi kepala lebih P : Intervensi dilanjutkan
tinggi daripada
badan. 1. Mengkaji TTV
2. Membantu klien untuk
Hasil : klien mengatakan meninggikan posisi
sesak sedikit berkurang. kepala lebih tinggi dari
Kolaborasi : pada badan.
3. Memberikan O2 sesuai
Memberian O2 indikasi (3 liter).
sesuai indikasi(3
liter)
Hasil : klien
mengatakan nyeri
sedikit berkurang
setelah dikompres
dengan air hangat.
Kolaborasi :
Berikan analgetik,
sesuai indikasi.
Mengkaji
riwayat
nutrisi
termasuk
makanan
yang
disukai. S :Klien mengatakan nafsu
makan nya meningkat
Hasil : klien
mengatakan O :Nafsu makan klien
suka meningkat
makanan Klien menghabiskan porsi
yang lunak. makan klien.
A : Masalah teratasi
menganjurk P : Intervensi dipertahankan
1 November
3. Dx 3 an klien
2011
makan Berikan makanan porsi
sedikit- kecil dan sering.
sedikit tapi Berikan perawatan oral
sering dan sering
bervariasi. Konsul dengan ahli diet
/ gizi untuk memberi
Hasil : klien makanan yang muda
tampak dicerna.
sudah ada
peningkatan
nafsu
makan.
Berikan
perawatan
oral sering
Hasil : klien
tamapk
menbersihk
an mulut
sebelum
dan sesudah
makan
Timbang
BB setiap
hari.
Hasil : BB 24,5 kg
Kolaborasi:
Mengkonsul
dengan ahli diet /
gizi untuk memberi
makanan yang
muda dicerna.
BAB IV
PENUTUP
1. Kesimpulan
1.
1.
2.
1. Saran
Namun, semua ini tidak akan mungkin tercapai tanpa adanya bimbingan dan
petunjuk dari para pembimbing. Oleh karena itu, pembimbing hendaknya
memberikan dukungan baik secara moril dan materil agar mahasiswa mampu
melakukan kewajibannya dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien
dengan penyakit Hemofilia sehingga para penderita Hemofilia dapat ditangani
dengan tepat dan angka kematiannya pun dapat ditekan.
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, Marilynn E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman Untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien Edisi 3. EGC : Jakarta.
Handayani, W., Haribowa, A. S., 2008. Asuhan Keperawatan Pada Klien dengan Gangguan
Sistem Hematologi. Salemba Medika. Jakarta
Jemal, et al., 2004. Cancer Statistics 2004. A Cancer Journal Clinicians. 54(1).
Reeves, Charlene J et al. Medical-Surgical Nursing. Alih Bahasa Joko Setyono. Ed. I. Jakarta :
Salemba Medika; 2001
Simamora, I., 2009. Karakteristik Penderita Leukemia Rawat Inap di RSUP H. Adam
Malik Medan Tahun 2004-2007. Skripsi FKM USU
The Leukemia & lymphoma Society, 2009. Fact and Statistics. http://www.leuk emia-
lymphoma.org
1 komentar:
1.
http://cv-pengobatan.com/pengobatan-alami-kanker-serviks/
Balas
Muat yang lain...
Posting Lebih Baru Beranda
Langganan: Posting Komentar (Atom)
Ada kesalahan di dalam gadget ini
Mengenai Saya
dhikar
Lihat profil lengkapku
Entri Populer
ASKEP LEUKEMIA
Cuma mau share aja yah :D ane uda dapet Rp. 5000 :D bneran dah :D no HOAXX 1.
Pergi ke http://unik.co.id 2. Lihat ke kanan ada form ...
Pengikut
Arsip Blog
▼ 2012 (2)
o ▼ Januari (2)
Yang mau Pulsa Rp 5000 MASUK!!
ASKEP LEUKEMIA
Statistik
Free counters
Tema Sederhana. Diberdayakan oleh Blogger.