You are on page 1of 9

Penentuan Strategi Saluran Distribusi ...

Produk Sukses ─ Nurisusilawati dan Subagyo 49

Penentuan Strategi Saluran Distribusi Berdasarkan


Karakteristik Produk Sukses

Nurisusilawati 1) dan Subagyo2)


1) Program Studi S2 Teknik Industri, Departemen Teknik Mesin dan Industri, FT UGM,
Yogyakarta, isnaini.nurisusilawati@yahoo.com
2) Departemen Teknik Mesin dan Industri, FT UGM, Yogyakarta, subagyo@ugm.ac.id

Abstract
This research was done to determine the distribution channel strategy based on
characteristics of successful products. Totaling 100 products from 15 types of product
categories were used as a research object. Independent variables consisted of product
characteristic variables and distribution channel variable. Product characteristic
variables consisted of price, safety, feature, product performance, service, convenience,
brand, and design. Coverage was used as adistribution channel variable and market
share as a dependent variable. Ordinary Kano and Modified Kano were used to
construct some mathematical models. Each model then was evaluated with coefficient
determination test. The mathematical model constructed in this study has R 2 value
16,26%. Coverage included in one-dimensional requirement which means adding value
to coverage variable will linearly increase market share.

Keyword : channel distribution strategy, product characteristics, Kano model,


mathematical model.

1. Pendahuluan yang dimiliki oleh perusahaan. Ada trade-


off antara tujuan-tujuan yang ingin dicapai
Pemilihan strategi saluran distribusi
Perusahaan dengan pemilihan saluran
menjadi sebuah persoalan yang dihadapi
distribusi produknya (Mullins dkk, 2005;
oleh perusahaan. Perusahaan harus
Mallen, 1996). Contoh trade-off dari
menentukan apakah akan mendistribusikan
penggunaan strategi distribusi yang berbeda
produknya secara terpusat hanya pada
adalah strategi distribusi produk Samsung
beberapa daerah saja atau tersebar ke
dan Apple.Samsung mempunyai visi untuk
seluruh daerah. Selain itu, perusahaan juga
menjadi digital market leader (Samsung,
harus memutuskan apakah akan
2015) sehingga menerapkan strategi global
memasarkan produknya secara langsung
distribution (Dilger, 2013) dengan jangkau-
atau melalui perantara. Jika melalui
an pasar yang luas untuk mendistribusikan
perantara apakah akan menggunakan
produknya (Egan, 2007). Apple menerapkan
perantara eksklusif atau perantara biasa
4 pilar strategi dari Steve Job yaitu jumlah
(Choi, 1991). Penggunaan perantara yang
produk terbatas, fokus pada high end,
terlalu sedikit dapat membatasi level
memprioritaskan profit dibanding market
keterbukaan merek di pasar sedangkan
share, dan menciptakan produk yang
menggunakan terlalu banyak perantara dapat
membuat konsumen ketagihan (Arora,
merusak persepsi dari eksklusivitas merek
2013). Strategi tersebut membuat Apple
(Frazier dan Lassar, 1996).
memilih untuk memberikan kesan eksklusif
Penentuan strategi saluran distribusi
dalam pemilihan market produknya (Dilger,
tergantung pada tujuan dan sumber daya
2013).
50 Forum Teknik Vol. 37, No. 1, Januari 2016

Tabel 1. Net Sales dan Net Profit Samsung(Annual report Samsung, 2013)

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013


Net Sales (juta $) 19,103 135,771 143,069 187,754 216,708
Net Profit (juta $) 8,765 14,177 11,908 22,262 28,877

Tabel 2. Net Sales dan Net Profit Apple(Annual report Apple, 2013)

Tahun 2009 2010 2011 2012 2013


Net Sales (juta $) 36,537 65,225 108,249 156,508 170,910
Net Profit (juta $) 5,704 14,013 25,922 41,733 37,037

Tabel 1 dan Tabel 2 masing-masing distribusi tinggi yang harus dikeluarkan


menunjukkan net sales dan net profit dari oleh Samsung untuk memasarkan produknya
Samsung dan Apple. Dari perbandingan secara masif. Samsung mengeluarkan biaya
antara Tabel 1 dan Tabel 2, terlihat bahwa untuk selling dan G&A sebesar 16,8% dari
penjualan bersih (net sales) dari Samsung penjualan sedangkan Apple sebesar 6,2%
(Domicity, 2013). Biaya selling danG&A
lebih tinggi daripada net sales dari Apple.
adalah biaya yang digunakan untuk
Kondisi tersebut disebabkan karena memasarkan dan mengirimkan produk serta
distribusi Samsung yang menyebar biaya administrasi umum dengan biaya
dengan menyasar segmen high-end distribusi yang bisa mencapai 10% dari
sampai low-end. Dari kedua tabel tersebut penjualan (Mandel, 2004). Kondisi diatas
juga terlihat bahwa profit yang didapat sesuai dengan pernyataan Mallen (1996)
iPhone lebih tinggi daripada profit yang bahwa semakin intensif suatu produk
didapat Samsung meskipun Samsung ditawarkan ke pasar maka semakin besar
mempunyai sales yang lebih tinggi. Salah investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan
satu penyebab fenomena ini adalah biaya untuk biaya distribusi.

Gambar 1. Market Share Smartphone (Gartner, 2013)

Perusahaan yang menggunakan strategi menyasar pasar tertentu saja. iPhone hanya
distribusi yang sama belum tentu berfokus pada high-end market (Nair, 2014)
mendatangkan kesuksesan yang sama pula. dan Blackberry berfokus pada corporate
iPhone dan Blackberry merupakan jenis customers tanpa ada keinginan untuk masuk
produk smartphone yang sama-sama ke mass market (Grant, 2013). Gambar 1 me-
Penentuan Strategi Saluran Distribusi ... Produk Sukses ─ Nurisusilawati dan Subagyo 51

menunjukkan market share smartphone dari ini dilakukan untuk membuat sebuah model
tahun 2008-2013 yang diperoleh dari Gartner matematis yang dapat digunakan untuk
(2013). Market share Blackberry terus menentukan strategi saluran distribusi yang
mengalami penurunan sejak tahun 2009 tepat berdasarkan karakteristik produk
sedangkan market share iPhone cenderung dengan menggunakan metode Kano yang
mengalami peningkatan. tidak hanya menganalisis faktor distribusi dan
Karakteristik produk berkaitan erat dengan produk secara linier tapi juga non-linier.
strategi distribusi produk. Easingwood dan Variabel distribusi yang digunakan adalah
Storey (1991) menyebutkan bahwa coverage dan variabel karakteristik produk
kesesuaian antara produk dengan sistem yang digunakan adalah price, safety, feature,
pengirimannya adalah variabel yang sangat product performance, service, convenience,
penting dalam menentukan kesuksesan brand, dan design (Luthfitriaputri, 2013).
produk baru. iPhone dan Blackberry dengan
metode distribusi yang sama menunjukkan
kesuksesan produk yang berbeda. Hal 2. Fundamental
tersebut mengindikasikan ada karakteristik
produk tertentu dari iPhone yang mungkin Strategi saluran distribusi dibagi menjadi 2
tidak dimiliki oleh produk Blackberry. area yaitu channel managemenent yang
Penelitian terkait saluran distribusi dan berfokus pada aktivitas yang berkaitan
karakteristik produk sudah banyak dilakukan. dengan hubungan antara perusahaan dan
Copeland (1923), Holton (1958), dan Bucklin perantaradan channel structure yang
(1963) membuat definisi secara teoritis berkaitan dengan pembangunan sistem
tentang convenience goods, shopping goods, distribusi (Jindal dkk, 2007; Mullins dkk,
dan specialty goods serta menggunakan 2005; Kotler, 1997; Stern dkk,
klasifikasi produk tersebut untuk menentukan 1989).Channel structure dibagi lagi menjadi
strategi distribusi. Namun, ada beberapa 2 yaitu route to market yang berfokus pada
produk yang berada dalam klasifikasi yang variasi jenis saluran distribusi yang
sama tapi menerapkan strategi yang berbeda, digunakan perusahaan dan channel coverage
seperti kasus Samsung dan iPhone, dan kedua yang berfokus pada market coverage
produk tersebut menuai kesuksesan. perusahaan. Penelitian ini berfokus pada
Penelitian secara kualitatif dilakukan oleh strategi struktur saluran distribusi khususnya
Goffin (1999), Nordin (2005), Silva (2008), pada channel coverage karena masalah
dan Chiang & Li (2009). Hasil penelitian distribusi yang dibahas dalam penelitian ini
secara kualitatif tersebut menghasilkan adalah tentang cara penyampaian produk baru
kerangka (framework) untuk menentukan sampai ke pasar terkait jangkauan wilayah
saluran distribusi yang tepat dilihat dari yang ingin dicapai.
faktor produk, perusahaan, dan pasar. Namun, Karakteristik produk adalah unsur-unsur
penelitian-penelitian tersebut masih belum produk yang dipandang penting oleh
dapat dibuktikan secara kuantitatif keakuratan konsumen dan dijadikan dasar pengambilan
pemilihan strategi distribusinya. keputusan (Kotler, 1997). Variabel
Penelitian kuantitatif mengenai saluran karakteristik produk yang dipakai dalam
distribusi telah dilakukan menggunakan penelitian ini diambil dari penelitian
metode regresi linier. Frazier & Lassar (1996) Luthfitriaputri (2013). Variabel diambil dari
membuat sebuah kerangka pemilihan saluran penelitian tersebut karena model prediksi
distribusi berupa model matematis untuk kesuksesan produknya yang memakai
menentukan jangkauan wilayah distribusi variabel karakteristik produk sukses
berdasarkan hubungan perusahaan dengan 2
mempunyai R yang tertinggi diantara model
perantara. Brand sebagai salah satu prediksi lain dan jumlah variabel yang
karakteristik digunakan dalam penelitian ini digunakan paling sedikit.
sebagai variabel kontrol. Model Kano mengidentifikasi hubungan
Berdasarkan latar belakang masalah yang non-linear antara performansi atribut produk
telah dijelaskan diatas yaitu adanya hubungan
dengan kepuasan konsumen. Ada lima
antara pemilihan strategi saluran distribusi
dengan karakteristik produk maka penelitian kategori dari model Kano yaitu must-be, one-
52 Forum Teknik Vol. 37, No. 1, Januari 2016

dimensional, attractive, indifferent, dan


reverse.
Kategori must-be merupakan kelompok
variabel kesuksesan yang harus dipenuhi
suatu produk. Kategori one-dimensional
merupakan komponen kesuksesan produk 3. Metodologi
yang memiliki pola linier terhadap
kesuksesan produk. Kategori attractive Tahap pertama yang dilakukan dalam
merupakan kunci pembeda kesuksesan dari penelitian ini adalah menentukan parameter
suatu produk (Wijaya, 2011). sebuah produk dikatakan sukses. Parameter
Kategori indifferent mengindikasikan kesuksesan produk mengindikasi-kan
bahwa konsumen tidak peduli apakah kesuksesan dari variabel-variabel yang
fitur tersebut ada atau tidak dalam sebuah digunakan.
produk sedangkan kategori reverse Produk sukses dapat dilihat dari beberapa
menjelaskan kebutuhan yang jika indikator seperti market share, profit, atau
return of investment. Perusahaan banyak yang
terpenuhi maka akan berakibat pada
menggunakan market share untuk mengukur
menurunnya konsumen. Kedua kategori kesuksesan produknya (Griffin dan Page,
ini tidak menambah kesuksesan produk 1993). Dengan menggunakan market share
sehingga tidak dimasukkan ke dalam dapat diketahui kemampuan perusahaan
penelitian. dalam menguasai pasar dan perbandingan
Model Kano mengorganisasikan nilai kesuksesan produk perusahaan dengan
variabel ke dalam 3 kategori model Kano. produk kompetitor. Selain itu, market share
Febrita (2011) mengorganisasikan kelompok juga menjadi alat ukur performansi distribusi.
variabel tersebut sehingga didapatkan Melihat beberapa pertimbangan diatas
persamaan 1 dan persamaan 2. maka market share menjadi parameter produk
sukses dalam penelitian ini. Penggunaan
Z = f(Y1,Y2,Y3) (1) market share sebagai ukuran kesuksesan
produk juga digunakan oleh penelitian-
Dengan: penelitian terkait produk sukses yang telah
dilakukan sebelumnya seperti penelitian
Z = indikator kesuksesan produk Lutfitriaputri (2013), Uletika (2009), dan
Wijaya (2011).
Y1= must-be requirement
Variabel independen terdiri dari variabel
Y2= one-dimensional requirement karakteristik produk sukses dan variabel
Y3= attractive requirement saluran distribusi.Variabel karakteristik
produk diambil dari penelitian Luthfitriaputri
Persamaan akhir yang didapat ketika (2013) yang berjumlah 8 variabel terdiri dari
fungsi dari ketiga kategori tersebut variabel price (X1), safety (X2), feature (X3),
dimasukkan akan menjadi persamaan 2. product performance (X4), service (X5),
convenience (X6), brand (X7), dan design
Z = A + (B ln Y1) + (CY2) + (DeEY3) (2)
(X8). Variabel ini dipilih dengan
Dengan: pertimbangan variabel karakteristik produk
A, B, C, D, E = konstanta dalam penelitian tersebut mampu
menjelaskan model prediksi kesuksesan
produk dengan koefisien determinasi tertinggi
Market share selain digunakan sebagai diantara model kesuksesan lain yang telah
parameter kesuksesan produk juga dapat terbentuk, yaitu 98,7%.
digunakan sebagai alat ukur untuk Variabel saluran distribusi diambil dari
menetapkan strategi saluran distribusi. salah satu strategi saluran distribusi dari
Market share dapat dihitung dengan penelitian Jindal (2007) yaitu channel
persamaan 3. coverage (X9). Variabel ini dipilih dengan
pertimbangan masalah yang dibahas dalam
Penentuan Strategi Saluran Distribusi ... Produk Sukses ─ Nurisusilawati dan Subagyo 53

penelitian ini berkaitan dengan cakupan responden. Kuesioner untuk menilai brand
wilayah distribusi sebuah produk. diambil dari kuesioner Nugroho (2014) yang
Obyek yang akan diteliti dalam penelitian mengadopsi kuesioner Aaker (1991)
ini adalah produk customer goods yang mengenai penilaian brand awareness.
dipilih dengan pertimbangan adanya Nilai coverage diperoleh dari banyaknya
perbedaan jangkauan wilayah pendistribusian jumlah perantara yang digunakan perusahaan.
produk. Obyek penelitian berjumlah 100 Standarisasi dilakukan dengan membagi
produk yang berasal dari 15 jenis kategori setiap nilai coverage produk dengan nilai
produk dan 73 usaha lokal yang berada di rata-rata coverage produk dalam satu jenis
daerah Yogyakarta, Klaten, dan Surakarta. industri yang bersaing.
Data yang diambil adalah data market Pengelompokan variabel ke dalam model
share, price, safety, feature, product Kano dilakukan dengan 2 metode yaitu
performance, service, convenience, brand, Ordinary Kano dan Modified Kano. Metode
design, dan coverage. Pengambilan data ini sebelumnya pernah digunakan oleh
dilakukan melalui wawancara langsung Lutfitriaputri (2013) untuk melakukan
pengelompokan value proposition sebuah
dengan pemilik perusahaan atau bagian yang
produk.
terkait dengan masalah distribusi produk serta
Metode Ordinary Kano melakukan
pencarian data sekunder terkait karakteristik
pengelompokan variabel independen ke
produk dari website atau brosur perusahaan.
dalam 3 komponen utama model Kano
Market share didapatkan dari jumlah
yaitu must-be, one-dimensional, atau
penjualan sebuah produk perusahaan
attractive. Pengelompokan dilakukan
dibandingkan dengan jumlah penjualan total dengan melihat kecenderungan pola
produk yang berada dalam satu jenis industri setiap variabel. Kecenderungan pola
dalam satuan waktu yang sama (Nugroho, dapat dilihat dari nilai Sum of Square
2014). Persamaan 3 digunakan untuk Error (SSE) masing-masing variabel yang
mendapatkan besarnya market share produk diperoleh dari hasil regresi terhadap salah
perusahaan. satu pola. Variabel akan dikelompokkan
Standarisasi market share perlu dilakukan ke dalam pola yang memiliki nilai SSE
pada penelitian ini karena obyek penelitian
paling kecil. Tabel 3 menunjukkan nilai
berasal dari berbagai jenis industri yang
berbeda. Standarisasi market share dilakukan
SSE untuk setiap variabel.
dengan cara menjadikan nilai market share
dari market leader masing-masing industri Tabel 3. Perhitungan SSE untuk Setiap
bernilai 1 dan market share produk-produk Variabel
lain dalam satu jenis industri nilainya Var Log Lin Eks
disesuaikan dengan market share tertinggi
tersebut. X1 11.580 11.603 11.605
Nilai price didapatkan dari harga sebuah
X2 0.000 11.630 11.632
produk dibagi dengan rata-rata harga produk
yang berada dalam satu jenis industri yang X3 11.314 11.565 11.585
bersaing.
Nilai variabel safety, feature, product X4 11.304 11.135 11.121
performance, convenience, dan design
diperoleh dari data aktual yang melekat pada X5 10.938 10.822 10.948
produk. Standarisasi nilai dilakukan dengan X6 11.230 11.336 11.391
cara membagi setiap indikator variabel
sebuah produk dengan rata-rata indikator X7 11.198 11.150 11.146
variabel dalam satu jenis industri yang sama.
Nilai variabel merupakan jumlah dari nilai- X8 11.601 11.619 11.619
nilai setiap indikator variabel.
X9 9.093 8.922 9.190
Nilai brand produk diperoleh melalui
kuesioner yang dibagikan kepada 81
54 Forum Teknik Vol. 37, No. 1, Januari 2016

Pengelompokan variabel independen Ordinary Kano 17,20% 9


metode Ordinary Kano dapat dilihat pada
Tabel 4. Modified Kano 16,26% 5

Tabel 4. Pengelompokan Variabel Independen


metode Ordinary Kano 4. Hasil dan Pembahasan

Must-be One-dimensional Attractive Dari Tabel 4 dapat diketahui bahwa nilai


X1, X3, X6, R2 tertinggi ada pada model Ordinary Kano
X2, X5, X9 X4, X7
X8 dengan jumlah variabel 9. Sedangkan model
dengan metode Modified Kano mempunyai
R2 yang berselisih tidak terlalu jauh dengan
Modified Kano adalah sebuah modifikasi model Ordinary Kano tapi dengan jumlah
dari model Kano. Perbedaan dengan metode variabel yang lebih sedikit yaitu 5 variabel.
Ordinary Kano terletak pada komponen Sehingga dengan pertimbangan tersebut
must-be. Modified Kano mensyaratkan model terbaik yang terpilih adalah model
komponen must-be harus mutlak ada dalam Modified Kano.
pembuatan sebuah produk tapi keberadaan Model yang terpilih adalah model
komponen tersebut tidak menaikkan Modified Kano sebagai model yang dapat
kepuasan konsumen sehingga dapat digunakan untuk menentukan strategi
dihilangkan dari perhitungan model prediksi distribusi dengan mempertimbangkan
kesuksesan produkKomponen must-be karena karakteristik produk sukses dan jangkauan
berperan sebagai variabel syarat dalam model wilayah yang diinginkan perusahaan. Model
kesuksesan produk, maka nilai dari setiap matematis yang terbentuk adalah:
variabel must-be harus lebih dari nol
(Lutfitriaputri, 2013). Variabel syarat dapat Syarat: X1, X3, X6, X8>0
dilihat pada persamaan 4. Tabel 5
menunjukkan pengelompokan variabel Y2 = 0,223-0,024X2+0,104X5+0,099X9 (5)
independen metode Modified Kano. Y3 = -0,003 + 0,1299X4 + 0,279X7 (6)
Syarat: X1, X3, X6, X8 > 0 (4)
Z = -0,062 + 0,895Y2 + 0,018e4,089Y3 (7)
Tabel 5. Pengelompokan Variabel Independen
metode Modified Kano Model yang terpilih mempunyai nilai
koefisien determinasi sebesar 16,26% hal
Must-be One-dimensional Attractive tersebut menandakan bahwa model prediksi
X1, X3, X6, kesuksesan produk ini mempunyai tingkat
X2, X5, X9 X4, X7 kemiripan dengan model nyata sebesar
X8
16,26%.
Variabel safety (X2) mempunyai koefisien
Pemilihan model terbaik dilakukan dengan yang negatif terhadap kesuksesan produk. Hal
melihat nilai R2 dan mempertimbangkan ini disebabkan karena sebagian besar produk
jumlah variabel. Dari beberapa model yang digunakan adalah produk usaha kecil
alternatif yang sudah dibangun, akan dipilih yang tidak terlalu mementingkan aspek
satu model yang memiliki nilai uji keamanan. Sebesar 47 produk yang menjadi
determinasi paling tinggi dengan jumlah obyek penelitian sama sekali tidak
variabel yang paling rendah. Tabel 6 memasukkan aspek keamanan dalam
menunjukkan Nilai R2 dan jumlah variabel produknya. Dari 47 produk tersebut, 22
tiap model alternatif. produk memiliki market share lebih dari 0,5.
Variabel-variabel yang lain memiliki
Tabel 6. Nilai R2 dan Jumlah Variabel pengaruh yang positif terhadap kesuksesan
produk. Kenaikan nilai pada variabel service
Metode R2 Jumlah
(X5) dan coverage (X9) akan meningkatkan
Variabel
kesuksesan produk secara linier. Variabel
Penentuan Strategi Saluran Distribusi ... Produk Sukses ─ Nurisusilawati dan Subagyo 55

product performance (X4) dan brand (X7) dan brand harus dinaikkan.
akan secara signifikan menaikkan kesuksesan Untuk penelitian selanjutnya bisa
produk. dilakukan pada produk jasa, seperti saluran
Trade-off terjadi antara variabel coverage jasa industri keuangan atau pendirian cabang
dengan variabel service, product rumah sakit atau sekolah. Data lebih baik
performance, dan brand. Jika perusahaan diambil dari produk dengan family yang sama
ingin mendapatkan market share yang banyak untuk menghindari perbedaan variasi data
dengan jangkauan produk yang sempit maka yang terlalu besar.
perusahaan harus meningkatkan nilai service,
product performance, dan brand karena
Daftar pustaka
variabel-variabel tersebut mempunyai nilai
kontribusi yang tinggi terhadap market share.
Salah satu contoh perusahan yang berhasil - Annual Report Apple 2013, Apple Investor
Relations, [Online, diakses 6 Maret 2014]
dengan strategi distribusi terpusat adalah
Dagadu Djokdja. Dagadu Djokdja menjadi - Annual Report Samsung 2013, Samsung
market leader dari produk kaos oblong di Group, [Online, diakses 6 Maret 2014]
Yogyakarta. Nilai service, product - Aaker, D. A., 1991, Managing Brand
performance, dan brandketiganya memiliki Equity: Capitalizing on the Value of a
skor tertinggi dibanding produk kaos lainnya. Brand Name, NY: The Free Press, New
York.
- Arora, N., 2013, Hard to Imagine Steve
5. Kesimpulan Jobs Runnings Apple This Way, [Online,
diakses 17 Desember 2015]. http://www.
forbes.com/sites/greatspeculations/2013/01
Dari hasil dan pembahasan yang telah
/09/hard-to-imagine-steve-jobs-running-
dilakukan dapat disimpulkan sebagai apple-this-way/
berikut: pertama, Strategi saluran - Bucklin, L.P., 1963, Retail strategy and the
distribusi secara umum masuk ke dalam classification of consumer goods, Journal
kelompok one-dimensional requirement of Marketing, Vol.27, No.1, pp.50-55.
dimana penambahan nilai pada variabel - Chiang,W.K., dan Li, Z., 2009, An analytic
coverage secara linier akan menaikkan hierarchy process approach to assessibility
market share. consumer’s distribution channel
Kedua, Model penentuan strategi preference, International Journal of Retail
saluran distribusi berdasarkan & Distribution Management, Vol.38, No.2,
karakteristik produk sukses dapat pp.78-96.
dibangun dengan R2 sebesar 16,26%. - Choi, S. C., 1991, Price Competition in a
channel structure with a common retailer,
Model ini terdiri dari 5 variabel yaitu
Marketing Science, Vol. 10, No. 10,
variabel safety, service, dan coverage pp.271-296.
pada kelompok one dimensional
- Copeland, M.T., 1923, Relation of
requirement dan variabel product Consumers’ Buying Habits to Consumer
performance dan brand pada kelompok Goods, Harvard Business Review, Vol.1,
attractive requirement. Variabel price, pp.292-299.
feature, convenience, dan design menjadi - Dilger D., E., 2013, Apple’s iPad pricing,
variabel syarat. distribution stronger than iPhone, [Online,
Ketiga, Trade-off terjadi antara diakses 17 Desember 2015]. http://
variabel coverage dengan variabel appleinsider.com/articles/13/04/03/apples-
service, product performance, dan brand. ipad-pricing-distribution-stronger-than-
Jika perusahaan ingin mendistribusikan iphone
produknya secara terpusat maka nilai dari - Domicity., 2013, Samsung versus Apple:
variabel service, product performance, Duelling business models, [Online, diakses
17 Desember 2015]. http://www.domicity.
56 Forum Teknik Vol. 37, No. 1, Januari 2016

com/2013/04/samsung-versus-apple/ Model Matematis untuk Value Proposition


- Easingwood, C., dan Storey, C., 1991, Produk Berupa Barang pada Kanvas Model
Success Factors for New Consumer Bisnis, Skripsi, Program Studi Teknik
Industri, Universitas Gadjah Mada,
Financial Services, International Journal
Yogyakarta.
of Bank Marketing, Vol. 9, lss: 1, pp.3-10.
- Mallen, B., 1996, Selecting channels of
- Egan, J., 2007, Marketing Communications, distribution: a multi-stage process, Journal
2nd ed., Sage Publications Ltd, English. of Physical Distribution & Logistic
- Frazier, G.L., dan Lassar, W.M., 1996, Management, Vol.26, No.26, pp.5-21.
Determinants of Distribution Intensity, - Mandel, J., K., 2004, ‘Cutting your
Journal of Marketing, Vol. 60, No. 4 (Oct., distribution cost’, [Online, diakses 17
1996), pp.39-51. Desember 2015].
- Febrita, I., D., 2011, Model Peramalan http://www.pwc.com/us/en/private-
Kesuksesan Produk Berbasis Pendekatan company-services/assets/cuttingyour
Model Kano, Skripsi, Program Studi distributioncosts.pdf
Teknik Industri, Universitas Gadjah Mada, - Mullins, J.W., Walker, O.C., Larreche, J.C.,
Yogyakarta. dan Boyd, H.P., 2005, Marketing
- Gartner, 2013, Global Smartphone Market Management: A Strategic Decision-
Share, [Online, diakses 6 Maret 2014]. Making Approach, 5th edn, McGraw-Hill,
http://qz.com/120917/the-smartphone- New York.
business-microsoft-bought-in-three-charts/ - Nair, S., 2014, Apple’s premium pricing
- Goffin, K., 1999, Customer Support: A cross strategy and product differentiation,
industry study of distribution channels and [Online, diakses 11 Januari 2015].
strategies, International Journal of http://finance.yahoo.com/news/apple-
Physical Distribution & Logistics premium-pricing-strategy-product-
Management, Vol.29, lss 6, pp. 374-398. 191247308.html
- Grant, K., 2013, Blackberry’s dilemma: - Nordin, F., 2005, Searching for the optimum
They target corporate customers but the product service distribution channel,
mass market holds the keys to their International Journal of Physical
survival. [Online, diakses 11 Januari 2915]. Distribution & Logistics Management,
https://www.smartairmedia.com/content/bl Vol.35, No.8, pp.576-584.
ogs/by-technology/by-mobile-os/item/ - Nugroho, S., S., 2014, Hubungan
blackberrys-dilemma Kesuksesan Produk dengan Value
- Griffin, A., dan Page, A.L., 1993, An Proposition pada Industri Jasa, Tesis,
Interim Report on Measuring Product Program Studi Teknik Industri, Universitas
Development Success and Failure, Journal Gadjah Mada, Yogyakarta.
Product Innovation Management,Vol.10: - Samsung., 2015, The Samsung Philosophy,
291-308. [Online, diakses 17 Desember 2015].
- Holton, R.H., 1958, The Distinction http://www.samsung.com/us/aboutsamsung
between Convenience Goods, Shopping /samsung_group/values_and_philosophy/
Goods, and Specialty Goods, Journal of - Silva, A., M., 2008, Distribution Channel
Marketing, Vol.23, No.1, pp.53-56. Structure: An Overview of Determinants,
- Jindal, R. P., Reinartz, W., Kraft., M., dan Periódico de Divulgação Científica da
Hoyer, W.D, 2007, Determinants of the FALS, ISSN 1982-646X.
variety of routes to market, International - Stern, L.W., Ansary, A.I., dan Brown, J.,
Journal of Research in Marketing, Vol.24, 1989, Management in Marketing
pp.17-29. Channels, Prentice Hall, New Jersey.
- Kotler., P., 1997, Marketing Management: - Uletika, N.S., 2009, Model Prediksi
Analysis, Planning, Implementation, and Kesuksesan Produk Berdasarkan Kanvas
Control, 9th ed., Prentice Hall International Strategi, Tesis, Program Studi Teknik
Editions, New Jersey. Industri, Universitas Gadjah Mada,
- Luthfitriaputri, V.A., 2013, Pengembangan Yogyakarta.
Penentuan Strategi Saluran Distribusi ... Produk Sukses ─ Nurisusilawati dan Subagyo 57

- Wijaya, 2011, Pengembangan Model Program Studi Teknik Industri, Universitas


Prediksi Kesuksesan Produk, Tugas Akhir, Gadjah Mada, Yogyakarta

You might also like