Professional Documents
Culture Documents
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang kiranya
patut penulis ucapkan, karena atas berkat rahmat dan hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan laporan mengenai pembuatan tablet Asam Mefenamat.
Dalam laporan ini kami membahas tentang pembuatan tablet Asam
Mefenamat serta evaluasi yang dilakukan terhadap tablet Asam Mefenamat.
Dimana pembuatan serta evaluasi dari tablet Asam Mefenamat ini telah
dilaksanakan selama semester III di laboratorium Teknologi Farmasi Tablet STIFI
Bhakti Pertiwi Palembang.
Dengan selesainya laporan tablet Asam Mefenamat ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang telah memberikan masukan serta bimbingannya
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dosen
2. Analis Praktek
3. Teman teman yang telah membantu
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari laporan ini, baik
dari materi maupun penyajiannya, mengingat kurangnya pengetahuan dan
pengalaman penulis. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
penulis harapkan.
Penulis
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Terdapat banyak jenis sediaan obat dalam ilmu farmasi. Namun, dari
jenis sediaan yang popular. Tablet dapat berbeda-beda dalam ukuran, bentuk,
berat, kekerasan, ketebalan, daya hancurnya, dan dalam aspek lainnya tergantung
digunakan pada pemberian obat-obat secara oral, dan kebanyakan dari tablet ini
dibuat dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisan-lapisan dalam
digunakan oleh masyarakat. Asam Mefenamat merupakan salah satu obat yang
berkhasiat analgetik non narkotik. Dosis awal Asam Mefenamat 500 mg,
dilanjutkan dengan 250 mg setiap 6 jam. Pemerian Asam Mefenamat yaitu serbuk
terdiri dari zat aktif dan zat tambahan tablet agar dapat dibentuk tablet yang sesuai
dengan keinginan.
B. Rumusan Masalah
granulasi basah?
C. Tujuan
D. Manfaat
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Tablet
Tablet adalah sediaan padat, dibuat secara kempa – cetak, berbentuk rata,
atau cembung rangkap, umumnya bulat, mengandung satu jenis obat atau lebih
ketebalan, daya hancurnya dan dalam aspek lainnya tergantung pada cara
pada pemberian obat – obatan secara oral dan kebanyakan dari tablet ini dibuat
dengan penambahan zat warna, zat pemberi rasa, dan lapisan – lapisan dalam
cetak dan tablet kempa. Sebagian besar tablet dibuat dengan cara pengempaan dan
merupakan bentuk sediaan yang paling banyak digunakan. Tablet kempa dibuat
dengan memberikan tekanan tinggi pada serbuk atau granul menggunakan cetakan
baja (Depkes, 1995: 4). Tujuan dan desain tablet kempa adalah untuk memberikan
obat melalui mulut dalam bentuk yang memadai dalam jumlah yang tepat dan
pada waktu yang tepat, di tempat yang diingini yang juga mempunyai integritas
kimia yang dilindungi. Di samping sifat kimia dan fisika dari obat yang akan
diformulasi, desain fisik yang sebenarnya, proses pabrikasi, serta uji kimia
lengkap atas tablet dapat memberikan efek yang berarti pada kemanjuran dari obat
kelengkapan fisiknya sepanjang waktu. Dari segi lain, tablet harus dapat melepas
diantaranya:
terbaik dari semua bentuk sediaan oral untuk ketepatan ukuran serta
4. Merupakan sediaan oral yang paling mudah dan murah untuk dikemas
serta dikirim.
5. Pemberian tanda pengenal produk pada tablet paling mudah dan murah.
1994:645 )
1. Beberapa obat tidak dapat dikempa menjadi padat dan kompak, tergantung
2. Obat yang sukar dibasahkan, lambat melarut, dosisnya cukup atau tinggi,
dari sifat tersebut, akan sukar atau tidak mungkin diformulasi dan
obat cukup.
3. Obat yang rasanya pahit, obat dengan bau yang tidak dapat dihilangkan,
atau obat yang peka terhadap oksigen atau kelembaban udara perlu
merupakan jalan keluar yang terbaik serta lebih murah. (Lachman dkk,
1994: 645-646 )
C. Bahan Tambahan Tablet (Excipient)
yaitu bahan pengikat, bahan pengisi, bahan penghancur, bahan pelicin, dan bahan
kekompakan dan daya tahan tablet. Oleh karena itu pengikat menjamin
maupun bahan pengikat. Oleh sebab itu sebaiknya bahan pengikat digunakan
ke dalam bahan yang akan ditabletisasi melalui bahan pelarut atau larutan
bahan pengikat yang digunakan pada saat granulasi (Voigt, 1995: 202).
Bahan pengikat harus memberikan suatu daya adesi pada massa serbuk
dalam butiran – butiran granulat. Contoh dari bahan pengikat adalah amilum,
gummi Arabici 10 – 20%, PVP 5 – 10% dalam air atau dalam alkohol (Anief,
2000: 211).
2. Bahan Pengisi ( Diluents )
Pengisi diperlukan bila dosis obat tidak cukup untuk membuat bulk.
Obat yang berdosis cukup tinggi, bahan pengisi tidak diperlukan (misal
kedua yaitu memperbaiki daya kohesi sehingga dapat dikempa langsung atau
dibutuhkan (0,1 – 0,8g). Disamping sifatnya yang harus netral secara kimia
dan fisiologi, konstituen semacam itu sebaiknya juga dapat dicernakan dengan
b) Tersedia dalam jumlah yang cukup disemua negara tempat produk itu
dibuat.
populasi.
f) Stabil secara fisik dan kimia, baik dalam kombinasi dengan berbagai
698)
Contoh dari bahan pengisi antara lain adalah amilum, laktosa, kalsium
fosfat, kalsium karbonat dan zat lain yang cocok. Laktosa merupakan bahan
pengisi yang paling banyak dipakai karena tidak bereaksi dengan hampir
semua bahan obat, baik yang digunakan dalam bentuk hidrat atau anhidrat.
Millard yang dapat menimbulkan warna coklat dan perubahan warna dengan
obat – obat tertentu, tetapi bentuk anhidrat dapat menyerap lembab bila
harus dikemas dengan hati – hati untuk mencegah terkena udara lembab.
yang baik, granulnya cepat kering dan waktu hancurnya tidak terlalu peka
mengalami perubahan warna bila ada zat basa amina garam alkali (Lachman
Kanji USP dan jenis – jenis lainnya merupakan bahan penghancur yang paling
pori – pori ke dalam tablet yang menyebabkan terjadinya waktu hancur yang
lebih cepat. Bahan penghancur baru memiliki efektifitas kerja tinggi jika
pembengkakan yang tinggi dan membentuk sistem pori di dalam tablet yang
glidant )
Ketiga bahan ini fungsinya saling tumpang tindih, suatu bahan anti
lekat juga memiliki sifat – sifat pelincir dan pelicin. Suatu pelincir diharapkan
dapat mengurangi gesekan antara dinding tablet dengan dinding die, pada saat
adhesi bubuk atau granul pada permukaan punch atau dinding die. Pelicin
ditujukan untuk memacu aliran serbuk atau granul dengan jalan mengurangi
secara luas. Bahan berasal dari hewani yang merupakan campuran bervariasi
antara 0,2 – 2%. Biasa dicampur dengan serbuk atau campuran granul untuk
Pada dasarnya tiap bahan yang akan dibuat tablet harus memiliki dua
lain yang diinginkan adalah kompresibilitas yaitu sifat untuk membentuk massa
yang stabil, kompak bila diberi tekanan. Hal – hal yang menyebabkan tablet
menjadi bulatan – bulatan atau agregat – agregat dalam bentuk beraturan yang
Tablet dibuat dengan tiga cara umum, yaitu granulasi basah, granulasi
1. Granulasi Basah
dicampur dengan perekat dalam bentuk cair. Akan tetapi jika bahan obat
sangat dipengaruhi oleh pengikat berair, maka zat pengikat ini dapat
ditambahkan dalam keadaan kering tanpa air. Jumlah bahan pengikat yang
digunakan tergantung pada bahan lainya dalam formula. Bahan pengikat yang
bercampur, tidak boleh terlalu basah dan tidak boleh terlalu kering karena jika
cara sebagai berikut: zat berkhasiat, zat pengisi, dan zat penghancur dicampur
ditambah dengan pewarna. Setelah itu diajak menjadi granul dan dikeringkan
dalam almari pengering pada suhu 40 – 50°C. Setelah kering diayak lagi untuk
pelicin kemudian dikempa menjadi tablet dengan mesin tablet (Anief, 2000:
211).
2. Granulasi Kering
karenanya lebih ekonomis daripada pembutiran lembab. Cara ini sangat tepat
untuk tabletisasi yang peka terhadap suhu atau bahan obat yang tidak stabil
tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari campuran
menjadi granul yang lebih kecil. Metode granulasi kering cocok untuk obat
dosis tinggi, bahan – bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi
basah karena kepekaannya terhadap uap air atau karena obatnya peka terhadap
panas. Pada pembuatan granul secara kering dikerjakan dengan cara : zat
berkhasiat, zat pengisi, zat penghancur, bila perlu zat pengikat dicampur dan
dibuat menjadi tablet yang lebih besar (slugging). Setelah itu tablet yang
sudah jadi dipecah menjadi granul lalu diayak. Setelah pengayakan granul
ditambah dengan bahan pelicin dan terakhir dikempa cetak menjadi tablet
efektif terlalu tinggi untuk pencetakan langsung dan obatnya peka terhadap
penting (tenaga kerja yang sedikit, proses kering, tahap proses sedikit), tapi
granulasi basah dan granulasi kering. Meskipun demikian sifat fisik masing –
masing bahan pengisi merupakan hal kritis, perubahan sedikit dapat mengubah
sifat alir dan kempa sehingga menjadi tidak sesuai untuk dikempa langsung
partikel serbuk diubah menjadi butiran granulasi. Dalam hal ini diperoleh butiran,
dimana partikel serbuknya memiliki daya lekat. Disamping itu daya alirnya
semakin baik. Dengan daya alir tersebut pengisian ulang cetak dapat berlangsung
keseragaman bentuk tablet. Dengan demikian akan dihasilkan massa tablet yang
F. Evaluasi Granul
dan sudut istirahat digunakan untuk menilai efektivitas bahan pelicin, mudah
sejumlah tertentu serbuk kedalam gelas ukur. Volume awal dicatat, kemudian
21 – 25 % aliran cukup
3. Uji Kelembaban
granulat. Kadar air serbuk maupun campuran serbuk sangat dipengaruhi oleh
kohesif dan adhesive. Partikel yang memiliki kadar air tinggi akan
% lembab = Wo – W1 x 100%
Wo
G. Evaluasi Tablet
sifat fisik dan homogenitas granul, keteraturan aliran granul dari corong ke
cetakan (Lachman dkk, 1994: 651). Jumlah bahan yang diisikan dalam
cetakan yang akan ditekan menentukan bobot yang akan dihasilkan (Ansel,
2008: 252).
Ditimbang 20 tablet satu per satu, kemudian dihitung bobot rata–rata tiap
tablet. Jika ditimbang satu per satu, tidak boleh lebih dari dua tablet yang
masing – masing bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih besar
dari harga yang telah ditetapkan dalam kolom A, dan tidak satu tablet pun
yang bobotnya menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih besar dari harga
A B
25 mg atau kurang 15 % 30 %
menggunakan jangka sorong. Diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
menggunakan hardness tester. Pada umumnya tablet harus cukup keras untuk
tahan pecah waktu dikemas, dikirim dan waktu ditangani secara normal, tapi
tablet ini akan cukup lunak untuk melarut dan menghancur dengan sempurna
begitu digunakan orang atau dapat dipatahkan diantara jari – jari bila memang
tablet ini perlu dibagi untuk pemakaiannya. Dalam bidang industry kekuatan
kekerasan minimum yang sesuai untuk tablet adalah sebesar 4- 8 kgf (Ansel,
2008: 255).
berat lebih kecil dari 0,5 – 1% masih dapat dibenarkan (Lachman dkk, 1994:
654). Tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak lebih dari 1% (Sulaiman,
2007: 200).
melepaskan tablet berputar dan jatuh dalam alat penggulir berputar. Tablet
ditimbang sebelum dan sesudah sejumlah sekian kali putaran maka berat yang
dalam media yang sesuai. Tablet dinyatakan hancur jika tablet terlarut dalam
suatu medium penguji atau hancur menjadi banyak partikel (Voigt, 1995:
224).
tablet menjadi partikel kecil atau granul yang disebut disintegrasi. Tablet harus
hancur dan semua patikel harus dapat menembus saringan mesh 10 dalam
waktu yang sudah ditentukan. Bila ada sisa yang tertinggal, maka sisa itu
harus mempunyai massa yang lunak dan tidak boleh ada inti tablet yang
tumpah. Tablet tidak bersalut mempunyai standar waktu hancur paling rendah
tablet tidak lebih dari 15 menit untuk tablet tidak bersalut (Sulaiman, 2007:
206).
Semua tablet dalam USP harus melalui pengujian daya hancur secara
resmi yang dilaksanakan in vitro dengan alat uji khusus. Secara singkat alat ini
terdiri dari rak keranjang yang dipasang berisi 6 pipa gelas yang ujungnya
terbuka, diikat secara vertical di atas latar belakang dari kawat stainless yang
berupa ayakan dengan ukuran mesh no.10. selama waktu pengujian, tablet
diletakkan pada pipa terbuka dalam keranjang tadi dengan memakai alat
mesin, keranjang ini diturun-naikkan dalam cairan pencelup dengan frekuensi
29-32 kali turun-naik per menit, layar kawat, dipertahankan selalu berada di
PEMBAHASAN
A. Preformulasi
1. Asam Mefenamat
- Pemerian : Serbuk hablur, putih atau hampir putih, melebur pada suhu
- Kelarutan : Larut dalam larutan alkali hidroksida, agak sukar larut dalam
kloroform, sukar larut dalam etanol dan dalam methanol, praktis tidak
- Khasiat : Analgetik
sampai hampir putih kristal atau bubuk.Laktosa tidak berbau dan sedikit
manis.
3. PVP
- Pemerian : warna putih hinga putih krim, tidak berbau atau hampir tidak
4. Talkum
pelumas kapsul.
topikal , talc digunakan sebagai bedak tabur. Talk merupakan bahan alami
berbau
5. Amylum Maydis
- Pemerian : tidak berbau dan tidak berasa, serbuk halus dan putih
1. Formulasi
PVP 5% (pengikat)
Talkum 2% (glidan)
= 70000 mg = 70 gr
10
3. Corn Starch 10% : 𝑥70.000 𝑚𝑔 = 7000 𝑚𝑔 = 7 𝑔𝑟
100
: 64.4 – (50+3.5+7) gr
: 3.9 gr
= 64.4 gr
- Asam Mefenamat : 50 gr
- PVP 5% : 3.5 gr
- Laktosa : 3.9 gr
4. Cara Kerja
homogeny. (massa 2)
7. Setelah itu massa basah diayak dengan ayakan mesh no.14 dan
2
- Talkum 2% : 92 𝑥 55.76 𝑔𝑟 = 1.21 𝑔𝑟
5
- Amylum Maydis : 92 𝑥 55.76 𝑔𝑟 = 3.03 𝑔𝑟
Secara teoritis:
172
= 0.35gr
0.35 gr/tab
= 173 tablet
C. Evaluasi
1. Evaluasi Granul
- Kecepatan Alir
c. Buka tutup corong lalu catat waktu yang diperlukan untuk mengalir
hingga habis
- Sudut Diam
terlebih dahulu
kerucut
𝒉
Tan α = 𝒓
- Kompresibilitas
b. Diisi dengan granul Asam Mefenamat hingga volume 100 ml (v0) lalu
ditimbang (W2)
volume
ρb−ρu
C= 𝑥 100%
ρb
- Uji Kelembaban
% lembab = Wo – W1 x 100%
Wo
2. Evaluasi Tablet Jadi
- Keseragaman Ukuran
- Keseragaman Bobot
Ambil 20 tablet ditimbang satu per satu kemudian dihitung bobot rata-
ratanya
- Kekerasan Tablet
Ambil 20 tablet satu persatu diletakkan pada alat hardness tester kemudian
- Kerapuhan Tablet
sesudah perlakuan.
hancur), turun naikkan keranjang secara teratur 30 kali tiap menit. Tablet
dinyatakan hancur jika tidak ada bagian tablet yang tertinggal di dalam
keranjang.
BAB IV
HASIL EVALUASI
massa granul dari hopper ke ruang cetak (die) sehingga ruang cetak terisi
dengan sempurna dan menghasilkan bobot tablet yang seragam. Sifat alir
keseragaman bobot tablet dan keseragaman zat aktif (Sulaiman, 2007: 149).
Serbuk dikatakan mempunyai sifat alir yang baik jika 100 gram granul yang
10 𝑔𝑟𝑎𝑚
= 2,6 𝑠
Serbuk dikatakan mempunyai sifat alir yang baik jika 10 gram granul
diuji mempunyai waktu alir kurang dari 1 detik sementara granul yang
h = 2.3 cm
r = 7.5 cm
𝒉
Tan α = 𝒓
𝟐.𝟑
Tan α = 𝟕.𝟓 = 0.3
α = 16.690
3. Kompressibilitas
21 – 25 % aliran cukup
Berat granul setelah dimasukkan ke dalam gelas ukur (W2) = 142,86 gram
𝑤2−𝑤1 142,86−101,99
ρb = = = 0,4808
𝑣1 85
ρb−ρu 0,4808−0,4048
C= 𝑥 100% = 𝑥100 % = 15,806 %
ρb 0,4808
1. Keseragaman Bobot
bobot yang seragam. Keseragaman bobot tablet dapat menjadi indikator awal
1. 647 0,93 %
2. 641 0%
3. 638 0,46 %
4. 643 0,31 %
5. 642 0,15 %
6. 642 0,15 %
7. 642 0,15 %
8. 644 0,46 %
9. 633 1,2 %
15. 641 0%
16. 641 0%
20. 641 0%
Berdasarkan tabel diatas, keseragaman bobot tablet Asam Mefenamat
tidak ada yang menyimpang dari bobot rata – ratanya sebesar 5% dan 10%.
dalam Farmakope Indonesia edisi IV yaitu untuk tablet yang bobotnya lebih
dari 300 mg, maka persentase penyimpangan bobotnya yaitu tidak boleh lebih
dari 2 tablet yang masing – masing bobotnya menyimpang dari bobot rata –
ratanya lebih besar dari 5% dan tidak satu tabletpun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata – ratanya lebih dari 10% (Depkes RI, 1995: 999).
Hal ini disebabkan oleh adanya sifat alir granul yang baik. Keseragaman bobot
tablet sangat dipengaruhi oleh sifat alir massa tablet. Sifat alir yang baik
menyebabkan volume tablet yang masuk dalam die akan seragam sehingga
2. Keseragaman Ukuran
1. 2 0,8
2. 2 0,8
3. 2 0,8
4. 2 0,8
5. 2 0,8
6. 2 0,8
7. 2 0,8
8. 1,2 0,8
9. 2 0,8
10. 2 0,8
11. 2 0,8
12. 2 0,8
13. 2 0,8
14. 2 0,8
15. 2 0,8
16. 2 0,8
17. 2 0,8
18. 2 0,8
19. 2 0,8
20. 2 0,8
Menurut Farmakope Indonesia diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan
tidak kurang dari 1 1/3 kali tebalnya tablet. Setelah dilakukan pengujian,
tablet antalgin lebih 2,5 kali dari tebalnya tablet. Sehingga dikatakan bahwa
tablet ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti daya alir granul dan alat
pencetak tablet.
3. Kekerasan Tablet
daya tahan terhadap tekanan, pukulan, tekukan dan patahan (Voigt, 1995:
220). Uji kekerasan tablet bertujuan untuk mengetahui seberapa kuat tablet
1. 199.9
2. 199.9
3. 199.9
4. 199.9
5. 199.9
6. 199.9
7. 199.9
8. 199.9
9. 199.9
10. 199.9
11. 199.9
12. 199.9
13. 199.9
14. 199.9
15. 199.9
16. 199.9
17. 199.9
18. 199.9
19. 199.9
20. 199.9
antara 199.9 N, yang apabila dikonversikan kedalam kg yakni 20.38 kg. Hal
4. Kerapuhan Tablet
dinyatakan dalam persen sebagai massa seluruh partikel yang dilepaskan dari
tablet akibat adanya beban penguji mekanis yang mengacu kepada massa
tablet awal sebelum pengujian (Voigt, 1995: 223). Semakin besar harga
Kerapuhan yang tinggi akan mempengaruhi konsentrasi/ kadar zat aktif yang
masih terdapat dalam tablet. Tablet dianggap baik jika kerapuhan tidak lebih
= 0,23 %
kerapuhan juga dapat dipengaruhi oleh kekuatan bahan pengikat yang akan
dengan nilai kekerasan tablet yaitu tablet yang keras memiliki nilai kerapuhan
yang kecil.
Waktu hancur tablet penting agar tablet melarut dan pecah menjadi
hancur dalam cairan tubuh. Tablet dinyatakan hancur jika terlarut dalam suatu
didahului dengan penetrasi air melalui pori – pori tablet yang terbentuk karena
penetrasi air ke dalam tablet menyebabkan tablet pecah menjadi granul dan
Tabel Data Hasil uji waktu hancur tablet Asam Mefenamat (menit)
1. 9
2. 9
3. 9
4. 8
5. 9
6. 9
7. 8
8. 9
9. 9
10. 9
11. 9
12. 9
13. 9
14. 9
15. 9
16. 9
17. 8
18. 8
19. 9
20. 8
memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu kurang dari 15 menit untuk tablet tidak
karena faktor zat aktif dan amylum maydis serta explotab sebagai bahan
penghancur.
Adanya amylum maydis yang mempunyai suatu daya tarik besar terhadap
air melalui kerja kapiler yang menyebabkan pemuaian dan disintegrasi tablet
serta dengan adanya explotab yang sangat cepat mengabsorbsi air, menjadikan
A. Kesimpulan
persyaratan.
B. Saran
Mefenamat menggunakan bahan pengikat atau zat tambahan tablet yang lain
formulasi ini.
DAFTAR PUSTAKA
Anief, M. 2000. Ilmu Meracik Obat, Teori dan Praktek. Yogyakarta : UGM.
Press.
Dosage Form.
Republik Indonesia.
Republik Indonesia.
Lachman, L., Lieberman, HA. Kanig J.L. 1994. Teori dan Praktek Farmasi