Professional Documents
Culture Documents
Serat dan Status Gizi Kaitannya dengan Tekanan Darah pada Pasien
Hipertensi Rawat Inap di Rumah Sakit Umum Daerah Tugurejo Semarang
Fitria Nur Kholifah1, Sufiati Bintanah2, Erma Handarsari3
1,2,3
Program Studi D III Gizi Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Semarang
fitrianurkholifah@gmail.com
ABSTRACT
22
23
quitioner (FFQ). Data status gizi diperoleh Berdasarkan tabel 1 dapat diketahui
dengan cara mengukur tinggi badan dan bahwa sebagian besar pasien hipertensi
berat bedan kemudian dihitung indeks masa berumur 51-60 tahun, yaitu sebanyak 9
tubuh (IMT) untuk menentukan status responden (34,6%). Menurut Kaplan (1991)
gizinya. mengatakan bahwa prevalensi penderita
Analisa univariat dilakukan untuk hipertensi umumnya paling tinggi dijumpai
menyajikan distribusi frekuensi dan tendensi pada usia > 40 tahunMenurut Rahajeng E,
sentral (mean, minimum, maximum) serta susilowati (2009) cit Putri Widya Ayu
standar deviasi.Analisa bivariat diawali Kurnia (2013), dibanding umur sebelum40
dengan Uji kenormalan data menggunakan tahun, umur 40-49 tahun akan meningkatkan
uji shapirow wilksuntuk kemungkinan terkena hipertensi sebesar 6,42
mengetahuihubungan asupan serat, status kali, kemudian umur 50-54 tahun meningkat
gizi dengan tekanan darah pada pasien sebesar 10,56 kali serta umur 55-59 akan
hipertensi. untuk menguji hipotesis hubungan meningkat lagi menjadi 19,05 kali.
asupan serat, status gizi dengan tekanan B. Jenis kelamin Pasien
darah pada pasien hipertensi menggunakan Distribusi jenis kelamin pasien
23
24
24
25
adalah 155,38 mmHg ± 15,02 mm Hg, terendah 90 mmHg dan tekanan darah
dengan tekanan darah sistolik terendah 140 diastolik tertinggi 120 mmHg. Distribusi
mmHg dan tekanan darah sistolik tertinggi tekanan darah pasien hipertensi rawat inap
200 mmHg. Rata-rata tekanan darah diastolik menurut tekanan sistolik dapat dilihat pada
pasien hipertensi adalah 97,69 mmHg ± 8,62 tabel 5. sebagai berikut:
mm Hg dengan tekanan darah diastolik
Tabel 5. Distribusi Pasien Berdasarkan Tekanan Darah Sistolik
Tekanan darah sistolik (mmHg) n %
140-159 (Hipertensi Sangat Ringan) 16 61,5%
160-179 (Hipertensi Ringan) 8 30,8%
180-209 (Hipertensi Sedang) 2 7,7%
Jumlah 26 100%
25
26
bahwa data tersebut berdistribusi tidak Binar Panunggal. 2013). Hasil penelitian ini
normal sehingga analisis hubungan korelasi juga sesuai dengan penelitian Maysaroh N
kedua variabel dilakukan yang digunakan (2006) yang menyatakan bahwa ada
adalah dengan uji korelasi Rank-Spearman. hubungan negatif asupan serat dengan
Hubungan asupan serat dengan tekanan tekanan darah (didapatkan p-value = 0,001
darah sistolik pasien hipertensi rawat inap dan r = -0,661).
dapat dilihat pada gambar 1.
B. Hubungan Asupan Serat dengan
Tekanan Darah Diastolik
Berdasarkan hasil uji shapiro-Wilks
didapatkan bahwa variabel tekanan darah
diastolik didapatkan nilai p = sebesar 0,000
dan variabel asupan serat didapatkan nilai p
=sebesar 0,006dapat disimpulkan bahwa
data tersebut berdistribusi tidak normal
Gambar1. Hubungan Asupan Serat dengan
Tekanan Darah Sistolik sehingga analisis hubungan korelasi kedua
variabel dilakukan yang digunakan adalah
Hasil uji statistik menggunakan uji
dengan uji korelasi Rank-Spearman
korelasi Rank-Spearman didapatkan p-value
Hubungan asupan serat dengan
= 0,048 ( < 0,05), sehingga disimpulkan ada
tekanan darah diastolik pasien hipertensi
hubungan yang bermakna negatif antara
rawat inap dapat dilihat pada gambar 2.
asupan serat dengan tekanan darah sistolik
dan hubungan bersifat negatif.
Hasil penelitian ini sesuai dengan
teori yang menyatakan bahwa serat
mempunyai kaitan dengan asam empedu,
apabila serat pangan kurang tidak mampu
mengurangi kadar kolesterol sehingga tidak
mampu mengikat garam empedu, tidak dapat
mencegah penyerapan kolesterol dalam usus
dan mengakibatkan asam empedu lebih Gambar 2. Hubungan Asupan Serat dengan
Tekanan Darah Diastolik
sedikit dikeluarkan feses. Kondisi ini akan
mengakibatkan semakin banyak kolesterol Hasil uji statistik menggunakan uji
(Thompson JL,at.all 2011 cit Sari Dm dan value = 0,374 ( > 0,05).Dapat disimpulkan
26
27
27
28
yang menunjukkan bahwa ada hubungan Hasil penelitian ini sesuai dengan
antara IMT dengan tekanan darah sistolik (p penelitian Fauziah Nur Y (2013) yang
= 0,001). menyatakan bahwa tidak ada hubungan
antara status gizi dengan tekanan darah
D. Hubungan Status Gizi dengan diastolik pasien hipertensi ( dengan p-value =
Tekanan Darah Diastolik 0,827 dan r = -0,030. Sebagian besar pasien
Berdasarkan hasil uji shapiro-Wilks hipertensi memiliki status gizi lebih., tetapi
didapatkan bahwa variabel tekanan darah pasien yang memiliki berat badan normal
diastolik didapatkan nilai p = sebesar 0,000 kemungkinan juga bisa menderita hipertensi.
dan variabel IMTdidapatkan nilai p = sebesar KESIMPULAN
0,022dapat disimpulkan bahwa data tersebut 1. Karakteristik Jenis kelamin pasien
berdistribusi tidak normal sehingga analisis hipertensi rawat inap RSUD Tugu rejo
hubungan korelasi kedua variabel dilakukan Semarang, 65,4 % berjeniskelamin lebih
yang digunakan adalah dengan uji korelasi banyak perempuan (65,4 %) dibanding
Rank-Spearman.Hubungan status gizi dengan laki-laki (34,6%) 61,5% berumur 51-60
tekanan darah diastolik pasien hipertensi tahun.
rawat inap dapat dilihat pada gambar 4. 2. 69,2% asupan serat pasien hipertensi
eawat inap RSUD Tugurejo Semarang
mengalami kekurangan asupan serat (<
20 gr/hari).
3. Ditemukan 46,2% pasien hipertensi
rawat inap RSUD Tugurejo yang
bertergolongstatus gizi lebih.
4. Dilihat dari tekanan sistolik, 61,5%
ekanan darah sistolik pasien kategori
hipertensi rawat inap RSUD Tugurejo
Gambar 4. Hubungan Status Gizi dengan
Tekanan Darah Diastolik termasuk dalam kategori hipertensi
sangat ringan
Hasil uji statistik menggunakan uji
5. Dilihat dari tekanan diastolik, 46,2%
korelasi Rank-Spearman dimendapatkan p-
tekanan darah diastolik pasien kategori
value = 0,842 ( > 0,05), artinya tidak ada
hipertensi rawat inap RSUD Tugurejo
hubungan yang bermakna antara status gizi
termasuk dalam kategori hipertensi
dengan tekanan darah diastolik.
sangat ringan.
28
29
6. Ada hubungan negatif antara asupan Bangun, AP., Dr., MHA,15. 2001. Penyakit
Cosmopolitan Atasi Dengan Terapi Jus.
serat dengan tekanan darah sistolik pada
Jakarta: Millennium Publisher.
pasien hipertensi rawat inap di RSUD
Buckman R dan Pasty W. 2010. Apa yang
Tugurejo Semarang. Tidak ada
Sebenarnya Anda Ketahui Tentang
hubungan antara asupan serat dengan Tekanan Darah Tinggi. Klaten: PT Citra
Aji Parama.
tekanan darah diastolik pada pasien
hipertensi rawat inap di RSUD Tugurejo Fauziah Nur Y. Hubungan Asupan Bahan
Makanan Sumber Serat, Asupan Natrium,
Semarang.
Asupan Lemak dan IMT dengan Tekanan
7. Ada hubungan status gizi pasien dengan Darah Pada Pasien Hipertensi Rawat
Jalan di Rumah Sakit Tugurejo Semarang.
tekanan darah sistolik pada pasien
2013 [internet]:
hipertensi rawat inap di RSUD Tugurejo http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/150/
jtptunimus-gdl-nuryunaida-7467-1-artikel-
Semarang. Tidak ada hubungan antara
n.pdf(14 Agustus 2014)
status gizi dengan tekanan darah
Kaplan, N.M., dan Stamler. 1991. Hipertensi
diastolik pada pasien hipertensi rawat
dan Pencegahan Penyakit
inap di RSUD Tugurejo Semarang. Korener. EGC. Jakarta.
29
30
30