You are on page 1of 10

201

Jurnal Manajemen & Bisnis


ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

EVALUASI ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA RUMAH


SAKIT UMUM DAERAH WANGAYA KOTA DENPASAR
Ni Wayan Sri Yoni Artini

ABSTRACT

Public Service Agency is the agency within the government that was formed to provide
services to the community in the form of the provision of goods/services sold without
prioritizing profit in its activities based on the principles of efficiency and productivity. For
improving public health BLUD given flexibility in financial management. Agency for Public
Service Wangaya General Hospital Denpasar City require financial resources in order to
provide quality services to the public health in accordance with the vision and mission, it is
necessary to conduct research under the title Evaluation Budget 2010 -2013.
This study aims to determine the realization of revenue and expenditure budgets
Wangaya General Hospital Denpasar City of the Year 2010-2013, the analysis used analysis
of variance, analysis of growth and ratio analysis.
The results of analysis of variance showed berdasarkanan research budget revenue
targets for the realization of income is greater than the target set while spending less than ize
expenditure, based on the realization of the growth indicator is smaller than the increase in
revenue expenditure, while the realization of a smaller budget than that direncanaklan, based
analysis calculating the ratio of the CO budget kinerjanyan income fluctuates with the highest
quality of the budget revenues in 2010 and the lowest in 2013, while KDP targets smaller
budget realization, based on indicators CRR cost recovery rate of hospital operating income
was inadequate.
The results showed that the budget process is not maximized revenue and expenditure
and the hospital has not been able to generate sufficient income to meet their spending is still
subsidized by the government of Denpasar, therefore hospitals should implement performance-
based budgeting to continuously improve the quality of performance of the budget so that
always available sufficient budgetary allocation to fund any activities that have been planned.

Keywords : Unit Cost, Activity Based Costing modification method, Difference in Cost

I. LATAR BELAKANG
Salah satu unsur yang sangat penting dalam mengukur kemajuan suatu daerah adalah
tingkat kesehatan masyarakat. Dalam jaman modern ini, terlebih-lebih dalam menghadapi era
AFTA (Asean Free Trend Area) yang akan dimulai tahun 2015 mendatang, masyarakat telah
menyadari bahwa kesehatan merupakan kebutuhan pokok untuk dapat mengisi sisi
kehidupannya yang lain. Dengan sehatnya diri kita maka untuk menjalankan sisi kehidupan
yang lain akan dapat dilakukan dengan baik. Rumah Sakit adalah merupakan lembaga yang
mengambil peranan dalam memberikan pelayanan kesehatan. Pemerintah termasuk
Pemerintah Daerah dalam menyelenggarakan pembangunan, termasuk di sektor kesehatan,
adalah kewajiban untuk tercapainya mayarakat yang makmur dan sejahtera.
Pengelolaan pendapatan dan biaya operasional rumah sakit perlu dilakukan dengan
manajemen yang bersifat profesional. Hal ini berarti bagaimana merencanakan dan
memperoleh dana atau biaya dan kemudian memanfaatkannya dengan efisien. Pentingnya
manajemen keuangan terletak pada usaha untuk mencegah meningkatnya pembiayaan dan
kebocoran.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
202
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Dalam manajemen pengeloaan keuangan rumah sakit ruang lingkupnya meliputi


penyusunan anggaran pendapatan dan belanja (penganggaran/budgeting), akuntansi
(accounting), pemeriksaan keuangan (auditing) dan pengadaan (purchase and
supply).Perencanaan dan pengelolaan anggaran merupakan faktor yang sangat menentukan
bagi rumah sakit, tanpa anggaran tentunya rumah sakit tidak dapat menjalankan pelayanan dan
menjalankan operasional secara menyeluruh. Sebagaian alat perencanaan, anggaran
merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para
manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada
masa yang akan datang. Anggaran digunakan oleh manajer tingkat atas sebagai suatu alat untuk
melaksanakan tujuan-tujuan organisasi ke dalam kuantitatif dan waktu, serta
mengkomunikasikan kepada manajer-manajer tingkat bawah sebagai rencana kerja jangka
panjang maupun jangka pendek. Sasaran anggaran dapat dicapai melalui pelaksanaan
serangkaian aktifitas yang telah ditetapkan sebelumnya dalam bentuk anggaran.
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya adalah suatu lembaga penyedia pelayanan
kesehatan yang merupakan salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya berdiri tahun 1921. Perjalanan panjang sejarahnya dari jaman
penjajahan Belanda, Jepang sampai dengan terbentuknya Kota Denpasar tahun 1992, maka
rumah sakit ini di bawah naungan Pemerintah Kota Denpasar. Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya dalam mengemban tugas dan kewajiban di bidang pelayanan kesehatan dituntut
dalam operasionalnya memenuhi standar-standar tertentu untuk menuju tercapainya
pemerintah Kota Denpasar dalam mewujudkan good governance. Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya ditetapkan menjadi unit swadana dengan Peraturan Daerah Kota Denpasar Nomor
23 Tahun 2001, dan ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah sesuai dengan
Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008, tanggal 23 Juli 2008.
Dalam melaksanakan tugasnya setiap pimpinan satuan organisasi di lingkungan Rumah
Sakit Umum Daerah Wangaya wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi,
dan cross functional approach secara vertikal, horizontal dan diagonal. Sedangkan
penatausahaan dalam pengelolaan keuangan diterapkan System Akuntansi Berbasis Akrual
(SAK) dan Standar Akuntasi Pemerintah (SAP) yang dilandasi prinsip efektivitas, efisien dan
produktivitas dengan berazaskan akuntabilitas dan transparansi.
Menurut M. Munandar (1990), bahwa penganggaran adalah proses kegiatan yang
menghasilkan anggaran sebagai suatu hasil kerja (output), serta berkaitan dengan pelaksanaan
fungsi-fungsi anggaran, yaitu fungsi pedoman kerja, alat pengkoordinasian kerja dan
pengawasan kerja. Anggaran sebagai pedoman kerja adalah memberikan arah serta sekaligus
memberikan target yang harus dicapai oleh kegiatan rumah sakit pada waktu yang akan datang.
Sebagai alat koordinasi, anggaran mengkoordinasikan semua bagian yang ada di rumah sakit
sehingga saling menunjang, saling bekerjasama dengan baik untuk menuju sasaran yang telah
ditetapkan. Di samping itu dengan angggaran dapat dipergunakan sebagai pengawasan kerja
yaitu tolok ukur maupun pembanding untuk menilai realisasi kegiatan rumah sakit, kelemahan
maupun kekuatan yang dimiliki oleh rumah sakit. Sebagai suatu system, anggaran terdiri dari
komponen-komponen yang saling terkait dan saling mempengaruhi yang kesemuanya
dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Penyusunan rencana angaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya merupakan bagian manajemen rumah sakit dan patokan dalam melangkah untuk
melaksanakan pelayanan kesehatan dalam kerangka pengembangan mutu dan citra rumah sakit
sehingga menjamin keamanan dan kenyamanan pasien. Sejak Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya ditetapkan sebagai Badan Layanan Umum Daerah, maka disamping pengelolaan
keuangan sesuai dengan format sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah, juga dilakukan pola
pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah sebagaimana diatur dalam Peraturan

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
203
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005, dimana terbuka kesempatan bagi rumah sakit untuk
melakukan inovasi-inovasi dalam bidang pelayanan dan ini akan dapat meningkatkan daya
saing khususnya dengan rumah sakit lainnya yang ada di Denpasar dan rumah sakit umum
daerah pada umumnya.

Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka dapatlah dirumuskan yaitu sebagai
berikut : (1) Bagaimanakah tingkat pencapaian target Anggaran pendapatan dan Belanja
terhadap realisasinya tahun 2010-2013 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar?;
(2) Bagaimanakah tingkat pertumbuhan realisasi dan rencana kerja Anggaran Pendapatan dan
Belanja Tahun 2010-2013 Rumah Sakit umum Daerah Wangaya Kota Denpasar?; (3)
Bagaimanakah tingkat pencapaian kinerja dan pemulihan biaya (cost recovery) dalam
merealisasikan pendapatan operasional tahun 2010-2013 Rumah Sakit umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar?

II. TELAAH PUSTAKA


Perencanaan Keuangan (Anggaran)
Perencanaan dan pengelolaan anggaran merupakan faktor yang sangat menentukan
bagi Rumah sakit, tanpa anggaran tentunya rumah sakit tidak dapat menjalankan pelayanan
dan melaksanakan operasionalisasi secara menyeluruh. Sebagai alat perencanaan anggaran
merupakan rencana kegiatan yang terdiri dari sejumlah target yang akan dicapai oleh para
manajer departemen suatu perusahaan dalam melaksanakan serangkaian kegiatan tertentu pada
masa yang akan datang. Penyusunan anggaran adalah proses operasional rencana dalam bentuk
kuantifikasi dalam unit moneter untuk kurun waktu tertentu. Anggaran merupakan sebuah
rencana yang disusun dalam bentuk kuantitatif dalam satuan moneter untuk satu periode dan
periode anggaran biasanya dalam jangka waktu setahun Abdul Halim (2009).
Pelaksanaan anggaran yang merupakan salah satu tahap dari siklus anggaran, yaitu
setelah tahap penyusunan dan penetapan anggaran sampai dengan tahap pertanggung jawaban
anggaran. Kegiatan pelaksanaan yang berjalan dengan kegiatan pengelolaan
keuangan.Anggaran berisikan rincian pendapatan dan biaya dalam tahun anggaran yang
besangkutan. Proses penyusunan anggaran dimulai dari pembuatan usulan program untuk
dimintakan persetujuan pimpinan puncak. Pembuatan usulan ini berdasarkan pedoman yang
telah disetujui oleh pimpinan puncak sebelumnya. Anggaran tersebut di-review oleh atasan dan
dirundingkan jika terdapat kejanggalan yang perlu diubah. Review anggaran menyangkut
kelayakan dan konsitensi dengan visi dan misi yang telah dietapkan. Hasil akhir proses
negosiasi adalah persetujuan tentang perkiran biaya yang akan terjadi selama satu tahun.
Anggaran sering juga disebut Perencanaan Keuangan merupakan rencana yang disusun
secara sistematis dalam bentuk angka dan dinyatakan dalam unit moneter yang meliputi seluruh
kegiatan organisasi untuk periode tertentu dimasa yang akan datang. Perencanaan Keuangan
atau budget sering pula disebut rencana keuangan Husein Umar (2003:354).
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah merupakan konsep baru dalam
pengelolaan keuangan Negara. Konsep ini dimaksudkan untuk meningkakan pelayanan kepada
masyarakat dengan fleksibilitas pengelolaan keuangan berdasarkan prinsip ekonomi,
produktivitas, dan penerapan praktek bisnis yang sehat sebagaimana dijabarkan dalam
peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengeloaan Keuanagan Badan Layanan
Umum. Pendapatan operasional BLUD adalah pendapatan yang diperoleh dari jasa layanan
yang diberikan kepada masyarakat.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
204
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Rencana Bisnis dan Anggran (RBA)


Rencana Bisnis Anggaran (RBA) merupakan penjabaran Rencana Strategi Bisnis
adalah sebagai pedoman kerja dan kegiatan dalam satu tahun anggaran sesuai Visi, misi dan
tujuan rumah sakit yang telah ditetapkan. Rencana kerja merupakan suatu hasil yang akan
dijadikan pedoman dasar dalam melaksanakan kegiatan operasional rumah sakit dan anggaran
adalah rencana yang disusun secara sistematis meliputi seluruh kegiatan rumah sakit yang
dinyatakan dalam unit moneter meliputi rencana kerja anggaran pendapatan dan belanja yang
berlaku untuk jangka waktu tertentu.
Penyusunan RBA berpedoman kepada renstra bisnis Badan Layanan Umum Daerah,
disusun berdasarkan prinsif anggaran berbasis kinerja, perhitungan akuntansi biaya menurut
jenis layanan, kebutuhan pendanaan, dan kemampuan pendapatan yang diperkirakan akan
diterima dari masyarakat, badan lain, APBD, APBN, dan sumber-sumber pendapatan BLUD
lainnya.
Rencana bisnis dan Anggaran merupakan alat untuk menyusun kebutuhan dan biaya
pada rumah sakit dalam kurun waktu tertentu yang mengacu pada penetapan sasaran, strategi,
kebijakan serta perencanaan yang terintegrasi. Rencana kerja anggaran belanja rumah sakit
terdiri dari belanja tidak langsung terdiri dari gaji dan tunjangan pegawai serta tambahan
penghasilan pegawai, sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja barang dan jasa.

Pengertian Kinerja
Kinerja dalam organisasi merupakan jawaban dari berhasil atau tidaknya tujuan
organisasi yang telah ditetapkan. Kinerja menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2000:67)
adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Anggaran
berbasis kinerja adalah suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil
kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan.
Pengukuran kinerja merupakan salah satu elemen penting sistem pengendalian
manajemen organisasi, yang dapat digunakan untuk mengendalikan aktivitas-aktivitas. Setiap
aktivitas harus terukur kinerjanya agar dapat diketahwi tingkat efisiensi dan efektifitasnya.
Suatu aktvitas yang tidak memiliki ukuran kinerja akan sulit bagi organisasi untuk menentukan
apakah aktivitas tersebut sukses atau gagal Mahmudi (2005). D Stout (2003) menyatakan
bahwa pengukuran kinerja merupakan proses mencatat dan mengukur pencapaian pelaksanaan
kegiatan dalam arah pencapian misi (mission accomplish) melalui hasil-hasil yang ditampilkan
berupa produk, jasa atau pun proses. Proses pengukuran kinerja dimaksudkan untuk menilai
pencapaian setip indikator kinerja guna memberikan gambaran tentang keberhasailan dan
pencapaian tujuan dan sasaran. Proses pengukuran kinerja suatu organisasi sebaiknya
mempergunakan indikator-indikator kinerja yang komprehensif yang mengandung baik
indikator-indikator keuangan maupun non keuangan. Sehingga diperlukan suatu sistem
pengukuran kinerja yang dapat mengakomodasi indikator-indikator yang komprehensif
tersebut.
Berkaitan dengan alat ukur prestasi keuangan dan prestasi perusahaan, Home J.C.V
(1994) mengatakan bahwa untuk menilai kondisi keuangan dan prestasi perusahaa, analisis
keuangan perlu beberapa tolak ukur. Tolak ukur indeks, yang menghubungkan dua data
keuangan yang satu dengan yang lainnya.Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio
dapat memberikan pandangan yang lebih baik tentang kondisi keuangan dan prestasi
perusahaan, dari pada analisis yang didasarkan atas dasar keuangan sendiri-sendiri yang tidak
berbentuk rasio.Pendapat diatas menjelaskan bahwa alat ukur prestasi (kinerja) keuangan
perusahaan salah satunya rasio atau indeks yang berhubungan dengan data keuangan.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
205
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Penilaian kinerja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting, karena dapat
digunakan sebagai ukuran keberhasilan suatu organsasi dalam mencapai misinya. Untuk
organisasi pelayanan publik, informasi mengenai kinerja sangat berguna untuk menilai
seberapa jauh pelayanan yang diberikan oleh organisasi itu memenuhi harapan. Penilaian
kinerja meliputi 3 (tiga) aspek yaitu aspek kinerja keuangan, kinerja operasional dan korporasi.
Sistem penilaian melalui indikator merupakan salah satu yang dapat digunakan untuk menilai
suatu proses kegiatan rumah sakit secara terus menerus. Sebagai Badan layanan Umum, rumah
sakit harus mampu memberikan informasi yang menggambarkan kinerja rumah sakit pada
suatu periode tertentu.

Evaluasi Kinerja
Evaluasi mempunyai arti yang berhubungan terhadap hasil kebijakan program dan
evaluasi bersifat sistematis selama dilaksanakan dengan mempergunakan berbagai pendekatan
dasar untuk mengumpulkan bukti sahih dan Hadi dan Mutrofin (2005:34).
Menurut Kidder (1981:84), Evaluasi kinerja juga merupakan proses dari pembuatan
keputusan yaitu untuk membandingkan suatu kegiatan dengan program yang telah ditetapkan
dimana penelitian evaluasi ada yang menekankan pada proses yang disebut penelitian evaluasi
formatif dan penelitian yang menekankan pada produk yang disebut penelitian formatif dan
penelitian yang menekankan pada produk yang disebut penelitian evaluasi sumatif.
Evaluasi kinerja merupakan proses penilaian secara sistematis terhadap keberhasilan
dan/atau kegagalan suatu kebijakan atau program dalam pencapaian tujuan dan sasaran yang
telah ditetapkan. Hasil evaluasi kinerja bermanfaat sebagai sumber informasi dalam
pengambilan keputusan untuk melanjutkan, melakukan perbaikan, ataupun menghentikan
suatu kebijakan, program dan kegiatan organisasi.
Ada dua teknik evaluasi kinerja menurut Husein Umar, yaitu Audit Manajemen dan
Teknik Balance Score Card adalah perspektif yang menawarkan suatu keseimbangan
(balance) pemacu kinerja dengan hasil (outcome) yang diinginkan baik dari perspektif
keuangan, pelanggan, proses internal serta pembelajaran dan pertumbuhan. Evaluasi kinerja
memberikan feed back kepada pengambil keputusan mengenai apakah rencana kerja dapat
diimplementasikan sesuai program yang telah dibuat. Kegiatan adalah sekumpulan tindakan
pengerahan sumber daya baik berupa personil (sumber daya manusia) barang modal termasuk
peralatan dan teknologi, dana atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber daya
tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output) dalam bentuk
barang/jasa.

III. METODE PENELITIAN


Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan menggunakan data
sekunder yang diperoleh dengan teknik dokumentasi. Dalam penelitian kualitatif kesimpulan
tidak secara tiba-tiba, akan tetapi merupakan proses yang berkembang sejak awal penelitian itu
sendiri. Analisis kualitatif diawali dengan mencari benda-benda mencatat keteraturan, pola-
pola penjelasan konfigurasi yang mungkin dalam sebab akibat” Miles dkk (1992). Dalam
penelitian ini, data akan dianalisis secara deskriptif kwalitatif. Penelitian secara deskriptif
analisis disini dimaksudkan untuk mendiskripsikan data penelitian sesuai dengan variabel-
variabel yang akan diteliti, tanpa melakukan pengujian hubungan antar variabel melalui
pengujian hipotesis, karena dalam penelitian ini penulis tidak membuat hipotesis.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
206
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

IV. PEMBAHASAN
Analisis Varians
Analisis Varians target Anggaran pendapatan dan Belanja dengan realisasinya dan juga
untuk mengukur perbedaan antara target anggaran pendapatan dengan realisasinya maupun
target anggaran belanja dengan realisasinya tahun 2010-2013 Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota.
a. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dengan menggunakan metode rata-rata positif
sebesar 22,37 persen yang artinya bahwa realisasi pendapatan Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar melebihi dari target yang telah ditetapkan yang menunjukkan
indikator kinerja anggaran pendapatan baik sehingga rumah sakit dapat melakukan belanja
lebih sebesar 18,39 persen dari anggaran pendapatan yang telah ditetapkan.
b. Target Anggaran Belanja dengan Realisasi Anggaran Belanja rata-rata positif sebesar 4,98
persen sebagai indikator kinerja anggaran belanja efisien dan prosentase selisih positif
tersebut merupakan sisa perencanaan anggaran yang dapat dipergunakan sebesar
prosentase tersebut pada tahun berikutnya yang mana pelaksanaannya pada anggaran
perubahan.
Adapun selisih antara target pendapatan BLUD yang dihasilkan sendiri dengan
realisasi anggaran belanja RSUD Wangaya Kota Denpasar Lampiran 3 dengan metode rata-
rata terjadi varians negatif 40,94 persen, sedangkan subsidi dari pemerintah sebesar 91,41
sehingga varians positif sebesar 50,47 persen yang mana selisih positif tersebut yang
merupakan pendapatan murni BLUD (SILPA) sisa perencanaan anggaran dapat dipergunakan
untuk belanja operasional pada tahun berikutnya. Penelitian ini sesuai dengan pendapat Abdul
Halim (2009:184)

Analisis Pertumbuhan
Sistem anggaran berbasis kinerja yang menghubungkan antara input dengan output
serta mengutamakan hasil (outputs) dan dampak (outcomes) atas alokasi anggaran. Hasil
kualitatif pertumbuhan realisasi anggaran pendapatan dan belanja Rumah Sakit Umum Daerah
Wangaya Kota Denpasar tahun 2010 sampai 2013. Analisis kualitatif pertumbuhan kinerja
dipergunakan untuk mengkaji apakah input anggaran sudah menghasilkan output kinerja yang
meningkat atau tidak serta untuk mengkaji indikator mana yang masih berpotensi atau bisa
ditingkatkan kualitas pertumbuhan. Analisis pertumbuhan realisasi anggaran pendapatan dan
realisasi anggaran belanja dari satu periode ke periode berikutnya secara kualitatif memberikan
informasi penting mengenai kinerja yang sesungguhnya. Persepektif pertumbuhan
menekankan bagaimana RSUD Wangaya Kota Denpasar dapat berinovasi dan terus tumbuh
agar berkembang serta dapat bersaing dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Oleh
karena itu sumber daya dituntut untuk produktif dan terus belajar agar mempunyai kemampuan
dalam berinivasi dan mengembangkan nilai (value) bagi Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya
Kota Denpasar.
Sistem anggaran berbasis kinerja yang menghubungkan antara input dengan outputs
serta mengutamakan hasil (outputs) dan dampak (outcomes) atas alokasi anggaran RSUD
Wangaya Kota Denpasar yang dimulai dari perencanaan dan penganggaran. Berikut
perbandingan antara Pertumbuhan Realiasasi Anggaran Pendapatan dan Realisasi Anggaran
Belanja tahun 2010- 2013.
a. Perbandingan antara Target Anggaran Pendapatan dengan Realisasi Anggaran Belanja
RSUD Wangaya Kota Denpasar, dengan metode rata-rata target anggaran pendapatan naik
19,27 persen sedangkan Realisasi Anggaran pendapatan dengan metode rata-rata naik 22,14
sehingga didapatkan realisasi kenaikan pendapatan lebih kecil dari realisasi kenaikan

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
207
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

belanja sebesar 2,87 persen, sebagai indikator kinerja anggaran belum efektif karena target
pendapatan lebih kecil dengan target belanja.
b. Pertumbuhan rencana kerja anggaran pendapatan rata-rata sebesar 20,29 persen sedangkan
rencana kerja anggaran belanja rata-rata 22,33 persen, sedangkan realisasi pendapatan lebih
kecil sebesar 2,04 persen dari realisasi belanja hal ini mengidentifikasikan belum ada usaha-
usaha efisiensi yang artinya perencanaan kinerja belanja belum efektif dan optimal sehingga
dalam membuat perencanaan perlu ditingkatkan.
Adapun perbandingan antara pertumbuhan Target Anggaran Pendapatan dan Belanja
RSUD Wangaya. Target anggaran pendapatan dengan metode rata-rata naik 20,29 persen
sedangkan target anggaran belanja dengan metode rata-rata naik sebesar 22,33 sehingga target
anggaran rencana kerja pendapatan lebih kecil dibandingkan dengan rencana kerja anggaran
belanja sebesar 2,04 persen yang mengidentifikasikan perencanaan kurang efektif. Penelitian
ini sesuai dengan pendapat Rahmawati (2008).

Analisis Rasio
a. Analisis Pengukuran Pencapaian kinerja (PPK)
Indikator Pengukuran Pencapaian sebagai alat analisis perencanaan dengan
realisasinya dilakukan terhadap target Anggaran Pendapat dan target Anggaran Belanja
tahun 2010-2013 Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar,
1) Realisasi pendapatan melebihi rencana kerja anggaran pendapatan sebesar 12,37 persen
ini menggambarkan bahwa perencanaan penganggaran target pendapatan baik, dimana
pendapatan RSUD Wangaya Kota Denpasar merupakan pendapatan operasional dan non
operasional.
2) Sedangkan Pengukuran Pencapaian target Anggaran Belanja terhadap realisasi anggaran
belanja RSUD Wangaya Kota Denpasar lebih kecil sebesar 4,98 persen ini
menggambarkan bahwa rancangan anggaran belanja yang direncanakan belum
sepenuhnya dapat diralisasikan. Penelitian ini berdasrkan Keputusan Kepala Lembaga
Administrasi Negara Nomor : 235/IX/6/8/2003.

b. Analisis Cost Recovery Rate (CRR)


Analisis CRR adalah realisasi pendapatan dan biaya yang menunjukkan seberapa besar
input dana menghasilkan outcomes sebagai past performance RSUD Wangaya Kota Denpasar.
Angka ini menjadi tolak ukur tingkat kemampuan rumah sakit dalam menerima beban
perubahan sebagai Badan Layanan Umum Daerah. Dalam periode 2010 -2013 RSUD Wangaya
terus menerus mengalami defisit realisasi anggaran pendapatan terhadap anggaran biaya, atau
bisa dikatakan bahwa realisasi biaya terus menerus lebih besar daripada realisasi pendapatan
sendiri, dengan metode rata-rata tingkat pemulihan biaya sebesar 59,06 persen . Hal ini dapat
menjadi tanda bahwa RSUD Wangaya belum mencapai performance maksimal sebagai BLUD
serta rencana keuangan berbasis kinerja belum diterapkan dengan baik dalam pelaksanaannya.
Penelitian ini berdasarkan PP No.23 Tahun 2005 tentang rumah sakit sebagai Badan layanan
Umum.
Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar sebagai BLUD harus mampu
menutupi defisitnya dan tidak terlalu tergantung pada subsidi yang diberikan pemerintah.
Proses untuk menjadi BLUD yang berhasil memerlulan waktu yang lama, karena untuk
mencapainya dibutuhkan peningkatan pendapatan yang cukup besar untuk menutupi biaya,
sedangkan disisi lain biaya yang ada pada RSUD Wangaya merupakan biaya yang sifatnya
mengikat dan sulit untuk dikurangi apabila dihilangkan. Dalam arti biaya tersebut sangat
diperlukan dalam menunjang kegiatan operasional RSUD Wangaya Kota Denpasar.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
208
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Defisit dalam pembiayaan ini adalah salah satu penyebab RSUD Wangaya belum
maksimal menjalankan fungsinya sebagai BLUD, karena sifat kegiatan BLUD adalah
berfungsi sosial, yang tanpa mencari keuntungan sehingga dalam beroperasi harus disertai
pengelolaan yang ekonomis. Analisis aspek keuangan yang menggambarkan kinerja keuangan
RSUD Wangaya Kota Denpasar dapat dikatakan sebagai suatu peta yang memberikan
gambaran secara keseluruhan mengenai waktu yang tepat untuk memasuki tahap kesempatan
pelaksanaan anggaran berbasis kinerja yang menghubungkan input alokasi anggaran untuk
membiayai setiap kegiatan sehingga menghasilkan pendapatan sebagai output atau outcome
RSUD Wangaya Kota Denpasar baru tercapai 59,06 persen dalam bentuk pembiayaan sendiri
sebagai BLUD. Sehubungan dengan adanya subsidi dari Pemerintah Daerah Kota Denpasar
dari tahun 2010-2013 dengan metode rata rata pembiayaannya ditutup sebesar 91,41 persen.
Aspek cost recovery rate merupakan muara atau hasil kerja dari analisis oeprasional dan
organisasi, karena kinerja keuangan yang sehat dapat diwujudkan apabila ditunjang oleh
operasional dan sistem organisasi yang professional.

V. SIMPULAN
Untuk menjawab tujuan penelitian yang mempertanyakan tentang evaluasi anggaran
pendapatan dan belanja RSUD Wangaya dapat ditarik beberapa simpulan sebagai berikut :
1) Berdasarkan indikator penilaian varians target kerja anggaran pendapatan dari tahun 2010-
2013 RSUD Wangaya Kota Denpasar menunjukkan bahwa target anggaran pendapatan
terhadap relalisasi pendapatan lebih besar dari yang telah ditetapkan yang artinya
perencanaan penganggaran baik sedangkan target anggaran belanja lebih kecil dari
realisai belanja yang artinya kinerja kurang optimal dalam pencapaian realisasi
perencanaan.
2) Berdasarkan indikator pertumbuhan antara Realisasi Anggaran Pendapatan dengan
Realisasi Anggaran Belanja tahun 2010-2013 RSUD Wangaya Kota Denpasar realisasi
kenaikan pendapatan lebih kecil dari realisasi belanja Sedangkan target anggaran
belanja lebih besar target anggaran pendapatan yang ditetapkan artinya perencanaan
kinerja pengannggaran pendapatan terhadap belanja belum efektif dan optimal.
3) Berdasarkan analisis rasio yaitu melalui PPK dan CCR tahun 2010-2013 RSUD Wangaya
Kota Denpasar perhitungan PPK Anggaran Pendapatan kinerjanya berfluktuasi dengan
kualitas kinerja anggaran pendapatan tertinggi pada tahun 2010 dan terendah tahun 2011
sedangkan perhitungan PPK target anggaran belanja lebih kecil dari realisasinya yang
artinya kinerja anggaran efisien. Berdasarkan indikator Cost Recovery Rate yang
mengindikasikan tingkat pemulihan (recovery) biaya dari penghasilan operasional rumah
sakit belum memadai sehingga implikasinya pemerintah Daerah Kota Denpasar harus
tetap memberikan subsidi kepada Rumah Sakit Umum Daerah Wangaya Kota Denpasar
sebagai bentuk tanggung jawab pemerintah terhadap pelayanan kesehatan masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
Adikoesoemo S. (2002). Manajemen Rumah Sakit, Pustaka Sinar Harapan, Jakarta.
Bringham E.F. dan Houston J.F. (2001). Manajemen Keuangan, Edisi Kedelapan, Erlangga,
Jakarta.
Burhan, Bungin. (2008). Penelitian Kualitatif, Penelitian Kualitatif : Komunikasi, Ekonomi,
Kebijakan Publik dan Ilmu Sosial Lainnya, Edisi Pertama Cetakan ke-2, Kencana
Prenada Media Group, Jakarta.
Dwiyanto. (2002). Reformasi Birokrasi Publik.
Faidah. (2009). Cost Recovery Rate.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
209
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Ferdinand, Augusty. (2002). Structural Equation Modelling Dalam Penelitian Manajemen,


Aplikasi Model-model Rumit Dalam Penelitian Untuk Tesis Magister dan Disertasi
Doktor, BP UNDIP, Semarang.
Gregorius. (2006). Kepuasan Pelanggan, Erlangga, Jakarta.
Gusti, Maward. (2001). Anggaran Belanja Daerah Pemerintah Daerah Kabupaten Banjar
Kalimantan Selatan Ditinjau dari Proses dan Pengalokasian, Program Pasca Sarjana
Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.
Hadi dan Mutrofin. (2005). Kinerja Pelayanan Kesehatan.
Halim, Abdul. (2009). Sistem Pengendalian Manajemen, YKPN, Yogyakarta.
Hartono, Budi. (1986). Manajemen Keuangan Rumah Sakit, FKM UI, Jakarta.
Home, J.C.V. Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan, Edisi 12 (Diterjemahkan oleh Fitriasari
D dan Kwary D.A), Salemba Empat, Jakarta.
Indra, Bastian. (2001). Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, Edisi Pertama, Yogyakarta,
BPFE.
Keputusan Walikota Denpasar Nomor 96 Tahun 2008 tanggal 23 Juli 2008 Rumah Sakit
Umum Daerah Kota Denpasar ditetapkan menjadi PPK BLUD dengan status BLUD
penuh.
Kidder. (1981). Kinerja Audit Internal Melalui Hiro Tugiman, Standar Profesional Audit
Internal.
Kotler. (2000). Marketing Manajemen, Prentice Hall, London, (Alih bahasa Hendra Teguh,
Roni A Rusli Prehalindo, Jakarta).
Mahmudi. (2005). Manajemen Kinerja Sektor Publik, UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia, Rosdakarya,
Bandung.
Moleong, Lexy J. (1995). Metodologi Penelitian Kwalitatif, Remaja Karya, Bandung.
Morse dan Field. (2005). Analisis Kualitatif dalam Sugiono, Cara Pengujian Kredibilitas Data.
Munandar, M. (1990). Budgeting, Perencanan Kerja, Pengkoordinasian, Pengawasan Kerja,
BPFE, Yogyakarta.
Narso. (2002). Evaluasi Proses dan Alokasi Anggaran Pengeluaran Pemerintah Daerah
Provinsi Lampung Tahun 2000, Program Universitas Gajah Mada.
Nawawi, Hadari. (1992). Instrumen Penelitian di Bidang Sosial, Gajah Mada Universitas Press,
Yogyakarta.
Nawawi. (1992). Buku Sumber Tentang Metode-Metode Baru Analisis.
Peraturan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 61 tahun 2007 tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Badan layanan Umum Daerah.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2005 tentang pengelolaan
Keuangan Badan layanan Umum Daerah
Pramadhany, W.E.Y. (2011). Penerapan Metode Balanced Scorecard sebagai Tolak Ukur
Penilaian Kinerja pada Organisasi Nirlaba, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Priharjo. (1995). Pelayanan di Rumah Sakit, Jurnal Psikologi, Fakultas Psikologi UGM.
Rachmawati. (2008). Jurnal Akuntansi Keuangan.
Rangkuti, F. (2004). Teknik Membedah Kasus Bisnis. Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama,
Jakarta.
Rasmini, Ni Luh Supadmi, Ni Luh Putu H.C. (2009). Penilaian Kinerja Badan Rumah Sakit
Umum Tabanan, Ejournal, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Shim, KJ & Aiegel G.J. (2000). Budgething Pedoman Lengkap Langkah-Langkah
Penganggaran. Erlangga, Jakarta.
Silalahi, BNB. (1989). Prinsip Manajemen Rumah Sakit, LPMI, Jakarta.
Stout, D. (2003). Pengukuran Kinerja Sektor Publik, Jakarta.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive
210
Jurnal Manajemen & Bisnis
ISSN : 1892-8486, Volume 12 Nomor 1 Pebruari 2015

Subargayasa, Wayan. (2010). Evaluasi Anggaran Pendapatan dan Belanja RSUP Sanglah
Denpasar, Tesis, Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Sugiyono. (1992). Metode Penelitian Administrasi. Alfabeta, Bandung.
Supranto, J. (2001). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan.
Sutopo, HP. (2002). Jurnal Teknik Analisis Kualitatif Interaktif Miles.
Umar, Husien. (2003). Strategi Manajemen In Action, Penerbit PT Gramedia Pusaka, Jakarta.
Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Wijaya, Hans P. (2008). Jurnal Sistem Akuntansi Manajemen dan Kinerja Manajerial.
Wijaya. (2008). Manajemen Pelayanan Publik.
Yuwono Sony, Utomo Cahyo, Zein Suheiry, Azrafiany. (2008). Memahami APBD dan
Permasalahannya, Bayumedia Publishing, Malang.

@JMB 2015
http://journal.undiknas.ac.id/index.php/magister-manajemen/issue/archive

You might also like