You are on page 1of 6

Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

Pola asuh pada anak gangguan spektrum autisme di sekolah autis,


sekolah luar biasa dan tempat terapi anak berkebutuhan khusus
di Kota Manado dan Tomohon

1
Indah J. Larete
2
Liesbeth F. J. Kandou
2
Herdy Munayang

1
Kandidat Skripsi Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi Manado
2
Bagian Psikiatri RSUP Prof. Dr. R. D. Kandou Manado
Email: indahjuliantilarete12015@yahoo.co.id

Abstract: Autism spectrum disorder is an extremely complex growth disorder that deals with
communication, social interaction, and imagination activities that can be observed in children
before they reach 3 years of age. The parenting style consists of 3 types, which are democratic
parenting style, authoritarian parenting style, and permissive parenting style. This atudy aimed
to identify the parenting style implemented by parents to children with autism spectrum
disorders at autism schools, exceptional schools, and disabled children therapy sites in
Manado and Tomohon. This was a quantitative study with a cross sectional design. There
were 30 respondents who were parents of chidren with autism spectrum disorder. The results
showed that of 30 respondents, 17 (56.7%) implemented the authoritarian parenting style, 10
(33.3%), implemented the democratic parenting style, and 3 (10%) implemented the
permissive parenting style. Conclusion: Most of the parents with children of autism spectrum
disorder at autism school, exceptional school, and disabled children therapy sites in Manado
and Tomohon implemented the authoritarian parenting style to their children.
Keywords: parenting style, children, autism spectrum disorder.

Abstrak: Gangguan spektrum autisme adalah suatu gangguan perkembangan yang kompleks
dan berat menyangkut komunikasi, interaksi social, dan aktivitas imajinasi yang dapat dilihat
pada anak sebelum umur 3 tahun. Pola asuh terdiri dari 3 jenis yaitu pola asuh demokratis,
pola asuh otoriter, dan pola asuh permisif. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pola asuh
orang tua terhadap anak yang memiliki gangguan spektrum autisme di sekolah khusus autis,
sekolah luar biasa, dan tempat terapi anak berkebutuhan khusus di kota Manado dan
Tomohon. Jenis penelitian ini kuantitatif dengan desain potong lintang terhadap 30 responden
yaitu orang tua yang mempunyai anak gangguan spektrum autisme, dilanjutkan dengan
penelitian kualitatif melalui wawancara mendalam terhadap 2 orang responden. Hasil
penelitian memperlihatkan dari 30 responden didapatkan orang tua yang menerapkan pola
asuh otoriter sebanyak 17 responden (56,7%); orang tua yang menerapkan pola asuh
demokratis ialah 10 responden (33,3%); dan orangtua yang menerapkan pola asuh permisif
sebanyak 3 responden (10%). Simpulan: Sebagian besar orang tua yang memiliki anak
gangguan spektrum autisme di sekolah autisme, sekolah luar biasa, dan tempat terapi di kota
Manado dan Tomohon mengasuh anak dengan cara pola asuh otoriter.
Kata kunci: pola asuh, anak, gangguan spektrum autis

Gangguan spektrum autisme adalah suatu yang dapat dilihat pada anak sebelum umur
gangguan perkembangan yang kompleks 3 tahun.1 Anak dengan gangguan spektrum
dan berat menyangkut komunikasi, autisme adalah anak yang kondisinya
interaksi sosial, dan aktivitas imajinasi menunjukkan gejala atau sindrom yang
Larete, Kandou, Munayang: Pola asuh pada...

sangat langka dengan ciri-ciri pokok asuh otoriter. Pola asuh permisif, yaitu pola
kelainannya yaitu tidak mampu berbicara asuh yang menerapkan kebebasan. Dalam
atau menggunakan bahasa untuk menyam- pola asuh ini anak berhak menentukan yang
paikan maksud hatinya sendiri kepada akan ia lakukan dan orang tua memberikan
orang lain, bertingkah laku yang sangat fasilitas sesuai kemauan anak. Pola asuh
menyimpang dibandingkan dengan penyan- demokratis yaitu pola asuh yang
dang kelainan lainnya, terisolasi terhadap menerapkan nilai-nilai demokrasi dalam
lingkungan karena ia senang pada dunianya keluarga. Anak dihargai haknya oleh orang
sendiri serta tidak mengenal orang lain di tua, dan orang tua menerapkan peraturan-
sekitarnya melalui kontak mata, sekalipun peraturan yang dipatuhi anak selama tidak
dengan orang tuanya.2 memberatkan anak. Pola asuh otoriter yaitu
Gangguan spektrum autisme dapat pola asuh yang menegaskan akan kekua-
diderita oleh anak siapapun tanpa melihat saan orangtua di dalam mendidik anak-
status sosial dan tingkat ekonomi keluarga.3 anaknya. Orangtua menerapkan peraturan
Sampai saat ini belum ada penelitian tegas dengan sanksi-sanksi, dan anak wajib
khusus yang dapat menyajikan data patuh. Dalam pola asuh ini anak sama
gangguan spektrum autisme pada anak sekali tidak diberikan kesempatan untuk
Indonesia. Meski belum ada angka pasti memperoleh haknya.7
mengenai jumlah anak dengan gangguan Pada anak dengan gangguan spektum
spektrum autisme di Indonesia, namun autisme, keterlibatan orangtua serta
pemerintah merilis data jumlah anak pemberian pola asuh yang tepat merupakan
penyandang gangguan tersebut berada di hal yang sangat penting untuk memberikan
kisaran 112 ribu jiwa. Jumlah kasus pengaruh besar pada keberhasilan tumbuh
gangguan spektrum autisme mengalami kembang anak. Pembentukan perilaku anak
peningkatan yang signifikan. Jika tahun tidak terjadi dengan sendirinya. Pemben-
2008 rasio anak gangguan spektrum tukan perilaku tersebut senantiasa
autisme 1 dari 100 anak, maka di 2012 berlangsung dari interaksi yang didapatkan
terjadi peningkatan yang cukup mempri- anak dari orangtua karena orangtua
hatinkan dengan jumlah rasio 1 dari 88 merupakan tempat interaksi yang paling
orang anak saat ini mengalami gangguan dekat dan tepat. Di dalam komunikasi dan
spektrum autisme. Jumlah penderita interaksi dari orangtua, orangtua perlu
gangguan spektrum autisme di Indonesia menerapkan pola asuh kepada anak untuk
diperkirakan mengalami penambahan dapat membentuk perilaku anak menuju ke
sekitar 500 orang tiap tahun. Pada tahun depannya.4
2013, diprediksi jumlah penyandang Sampai saat ini belum ada data pasti
gangguan spekturm autisme mencapai tiga mengenai anak dengan gangguan spektrum
juta orang dengan perbandingan 6 dari 10 autisme di Kota Manado dan Tomohon.
ribu kelahiran.4 Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan
Perbandingan antara anak laki-laki dan pola asuh pada anak gangguan spektrum
perempuan yang mengalami gangguan autisme di sekolah khusus autisme, sekolah
spektrum autisme ialah 4:1.5 Gangguan ini luar biasa, dan tempat terapi anak
lebih sering ditemukan pada anak laki-laki berkebutuhan khusus di Kota Manado dan
dibandingkan pada anak perempuan, tetapi Tomohon.
anak perempuan yang memiliki gangguan
spektrum autisme cenderung terkena lebih METODE PENELITIAN
serius dan lebih memungkinkan memiliki Jenis penelitian ini ialah kuantitatif
riwayat keluarga gangguan kognitif dengan pengambilan data secara potong
dibandingkan anak laki-laki.6 lintang terhadap 30 orang responden
Pola pengasuhan menurut Baumrind mengenai pola asuh pada anak gangguan
terdiri dari tiga jenis yakni, pola asuh spektrum autisme dengan menggunakan
permisif, pola asuh demokratis, dan pola kuesioner. Penelitian dilaksanakan di
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

sekolah khusus autisme, sekolah luar biasa dari 28 responden orangtua dan 2
dan tempat terapi anak berkebutuhan pengasuh, dan dilakukan pengolahan data
khusus di Kota Manado dan Tomohon secara deskriptif terhadap semua
selama November 2015-Januari 2016. responden. Responden ini sudah melewati
Populasi penelitian ialah semua orang tua sampling frame (masuk dalam kriteria
atau pengasuh yang mempunyai anak inklusi) dan sampling selection (tidak drop-
gangguan spektrum autisme. Kriteria out dari penelitian)
eksklusi dalam penelitian ini ialah orang
tua atau pengasuh yang tidak bersedia Distribusi pola asuh pada anak
menandatangani informed consent. Dalam gangguan spektrum autisme
penelitian ini variabel yang digunakan ialah Pada Tabel 1, dari 30 responden
pola asuh, gangguan spektrum autisme, didapatkan pola asuh yang terbanyak
anak, usia, tingkat pendidikan, dan jenis dipakai oleh orangtua ialah pola asuh
kelamin. otoriter sebanyak 17 responden (56,7%).
Defenisi operasional pola asuh ialah
interaksi antara anak dan orang tua selama Tabel 1. Frekuensi dan persentase pola asuh
mengadakan kegiatan pengasuhan, seperti orang tua pada anak gangguan spektrum autism
cara, kebiasaan, atau perlakuan orangtua
Jenis pola asuh orang tua Jumlah %
yang diterapkan untuk menjaga, merawat, responden
dan membimbing anak dalam rangka Pola asuh demokratis 10 33,3
memenuhi kebutuhan dan memberikan Pola asuh permisif 3 10
Pola asuh otoriter 17 56,7
perlindungan kepada anak. Gangguan Jumlah 30 100
spektrum autisme adalah suatu gangguan
perkembangan yang kompleks dan berat Distribusi pola asuh pada anak
menyangkut komunikasi, interaksi sosial gangguan spektrum autisme
dan aktivitas imajinnasi yang dapat dilihat berdasarkan tingkat pendidikan
pada anak sebelum umur 3 tahun. Usia orangtua.
diartikan dengan lamanya keberadaan Pada Tabel 2, terdapat 1 responden
seseorang sejak dilahirkan yang dinyatakan pada tingkat pendidikannya SD-SMP yang
dalam satuan waktu (tahun). Anak menerapkan pola asuh demokratis (3,3%).
merupakan individu yang berada dalam Dari 17 responden tingkat pendidikan
satu rentang perubahan perkembangan SMA/SMK yang terbanyak ialah
yang dimulai dari bayi hingga remaja yaitu menerapkan pola asuh otoriter sebanyak 12
dai 0-18 tahun. Jenis kelamin ialah orang (40%). Dari 12 responden tingkat
perbedaan antara perempuan dengan laki- pendidikan sarjana yang terbanyak ialah
laki secara biologis sejak seseorang lahir. menerapkan pola asuh demokratis 6 orang
Tingkat Pendidikan mengacu pada jenjang (20%). Jumlah responden terbanyak ialah
pembelajaran yang telah dijalani oleh tingkat pendidikan SMA/SMK sebanyak 17
responden. Tingkat pendidikan diurutkan orang (56,7%); sebagian besar mengasuh
mulai dari: tidak sekolah, taman kanak- anak dengan pola asuh otoriter yaitu 12
kanak (TK), sekolah dasar (SD), sekolah orang (40%).
menengah pertama (SMP), sekolah
menengah atas (SMA) atau sekolah Distribusi pola asuh pada anak dengan
menengah kejuruan (SMK), dan perguruan gangguan spektrum autisme berdasar-
tinggi (PT). kan usia orang tua
Pada Tabel 3, responden yang berumur
HASIL PENELITIAN 20-30 sebanyak 3 orang dengan pola asuh
Total responden yang berpartisipasi demokratis, pola asuh permisif, dan pola
dalam pengisian kuesioner mengenai pola asuh otoriter sama banyak yaitu 1 orang
asuh pada anak gangguan spektrum autisme (3,3%). Responden yang berumur 31-40
ialah sebanyak 30 responden yang terdiri
Larete, Kandou, Munayang: Pola asuh pada...

sebanyak 12 orang dengan pola asuh Distribusi pola asuh pada anak
otoriter yang terbanyak yaitu 6 orang gangguan spektrum autisme berdasar-
(20%). Responden yang berumur 41-50 kan jenis kelamin
sebanyak 10 orang dengan pola asuh Pada Tabel 4, anak laki-laki sebanyak
otoriter yang terbanyak yaitu 6 orang 24 responden dengan pola asuh otoriter
(20%). Responden yang berumur 51-60 yang terbanyak yaitu 14 (46,7%) orang.
sebanyak 5 orang dengan pola asuh otoriter Anak perempuan sebanyak 6 responden
yang terbanyak yaitu 4 orang (13,3%). dengan pola asuh otoriter yang terbanyak
Responden yang terbanyak pada usia 31-40 yaitu 3 (10%) orang. Jumlah responden
yaitu 12 orang (40%), sebagian besar terbanyak ialah anak laki-laki yaitu 26
mengasuh anak dengan pola asuh otoriter orang (80%) dan yang diasuh dengan pola
yaitu 6 orang (20%). asuh otoriter yaitu 14 orang (46,7%).

Tabel 2. Frekuensi dan persentase pola asuh pada anak gangguan spektrum autisme berdasarkan
tingkat pendidikan orangtua

Tingkat Pola asuh Pola asuh Pola asuh Total


Pendidikan demokratis permisif otoriter
SD-SMP 1 0 0 1
3,3% 0% 0% 3,3%
SMA/SMK 3 2 12 17
10% 6,7% 40% 56,7%
Sarjana 6 1 5 12
20% 3,3% 16,7% 40%
Jumlah 10 3 17 30
33,3% 10% 56,7% 100%

Tabel 3. Frekuensi dan persentase pola asuh anak gangguan spektrum autisme berdasarkan usia
orang tua

Usia Pola asuh Pola asuh Pola asuh Total


orang tua demokratis permisif otoriter
20-30 1 1 1 3
3,3% 3,3% 3,3% 10%
31-40 4 2 6 12
13,3% 6,7% 20% 40%
41-50 4 0 6 10
13,3% 0% 20% 33,3%
51-60 1 0 4 5
3,3% 0% 13,3% 16,7%
Jumlah 10 3 17 30
33,3% 10% 56,7% 100%

Tabel 4. Frekuensi dan persentase pola asuh pada anak gangguan spektrum autisme berdasarkan
jenis kelamin

Jenis Pola Pola asuh Pola asuh Total


kelamin asuh permisif otoriter
demokratis
Laki-Laki 8 2 14 24
26,7% 6,7% 46,7% 80%
Perempuan 2 1 3 6
6,7% 3,3% 10% 20%
Jumlah 10 3 17 30
33,3% 10% 56,7% 100%
Jurnal e-Clinic (eCl), Volume 4, Nomor 2, Juli-Desember 2016

BAHASAN Orangtua yang mempunyai pendidikan


Pada Tabel 1, dari 30 responden, tinggi akan mudah untuk menerima sumber
diperoleh cara pengasuhan dengan informasi, mudah merubah perilaku, serta
responden terbanyak yaitu pola asuh mudah memberi keputusan dalam
otoriter. Hasil penelitian Tripathi8 di dua memberikan didikan kepada anaknya.10
kota berbeda di India yaitu Delhi dan Pada Tabel 3, dari 30 responden
Dehradun mengenai pola asuh dan tingkat diperoleh responden terbanyak yaitu orang
stres orang tua dengan anak gangguan tua berusia 31-40 tahun sebanyak 12
spektrum autism. Total 320 responden yang responden. Menurut Tridhonanto11 usia
diambil dari 10 sekolah autis di India dan orangtua merupakan elemen yang
didapatkan orangtua khususnya ibu dari memengaruhi pola asuh anak. Tujuan dari
anak-anak dengan gangguan spektrum undang-undang perkawinan yang berbunyi
autisme lebih menerapkan pola asuh “perkawinan hanya diizinkan jika pria
permisif. sudah mencapai umur 19 tahun dan wanita
Jarymke et al. menyatakan bahwa sudah mencapai umur 16 tahun”
orangtua dari anak gangguan spektrum merupakan salah satu upaya di dalam setiap
autisme banyak menghadapi tantangan pasangan dimungkinkan untuk siap secara
khususnya dalam mengasuh anak. Jarymke fisik maupun psikososial untuk membentuk
membandingkan pengasuhan perilaku rumah tangga dan menjadi orangtua.
orangtua pada anak-anak dan remaja Walaupun demikian rentang usia tertentu
dengan gangguan spektrum autisme tentang baik untuk menjalankan peran pengasuhan.
bagaimana perilaku orangtua dan Bila terlalu muda atau terlalu tua, maka
bagaimana perilaku anak. Hasil penelitian tidak akan dapat menjalankan peran-peran
menunjukkan bahwa ibu dengan anak tersebut secara optimal karena diperlukan
gangguan spektrum autisme kurang kekuatan fisik dan psikososial.
menerapkan disiplin dan aturan pada Pada Tabel 4, terdapat 30 responden
anaknya. Hal ini menunjukkan bahwa ibu yang terbanyak mempunyai anak dengan
cenderung lebih banyak menggunakan gaya gangguan spektrum autisme berjenis
pengasuhan permisif ketika mengasuh kelamin laki-laki yaitu sebanyak 24
anak.8 responden, dan dari 24 reponden terdapat
Pada Tabel 2, dari 30 responden 14 responden menerapkan pola asuh
diperoleh responden terbanyak yaitu otoriter. Menurut Kaplan et al.5 gangguan
orangtua dengan lulusan SMA/SMK yang spektrum autisme ditemukan lebih sering
menerapkan pola asuh otoriter pada anak pada anak laki-laki dibandingkan pada anak
dengan gangguan spektrum autisme. Hasil perempuan. Tiga sampai lima kali lebih
penelitian dari Apriastuti10 mengenai banyak anak laki-laki yang memiliki
analisis tingkat pendidikan dan pola asuh gangguan spektrum autisme dubandingkan
orangtua dengan perkembangan anak yang anak perempuan tetapi anak perempuan
dilakukan Desa Mudal Boyolali pada bulan yang memilki gangguan autisme cenderung
Juni 2013 mendapatkan hubungan antara terkena lebih serius dan lebih mungkin
tingkat pendidikan orang tua dengan memiliki riwayat keluarga gangguan
perkembangan anak. Pendidikan berperan kognitif dibandingkan anak laki-laki.
yang sangat menentukan bagi perkem-
bangan anak. Perbedaan tingkat pendidikan SIMPULAN
menyebabkan perbedaan pengetahuan. Orangtua yang memiliki anak dengan
Semakin tinggi tingkat pendidikan, gangguan spektrum autisme kebanyakan
semakin mudah mereka menerima serta mengasuh anak dengan pola asuh otoriter,
mengembangkan pengetahuan dan diikuti pola asuh demokratis, dan hanya
teknologi, sehingga akan meningkatkan sedikit yang mengasuh anak mereka
produktivitas yang pada akhirnya akan dengan pola asuh permisif.
meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Larete, Kandou, Munayang: Pola asuh pada...

DAFTAR PUSTAKA Terapi dan Pendidikan Anak Autis,


1. Rachmayanti S, Zulkaida A. Penerimaan 2012; p. 1.
diri orang tua terhadap anak autisme 7. Efendhi F. Pengaruh pola asuh orang tua
dan perannya dalam terapi autisme. terhadap kemandirian dalam belajar
Psikologi. 2007;1:8. siswa. Ilmiah Pendidikan Bimbingan
2. Setyawan F. Pola penanganan anak autis di dan Konseling, 2014.
Yayasan Sayap Ibu [Skripsi]. 8. Tripathi N. Parenting style and parents’
Yogyakarta: Fakultas Dakwah level of stress having children with
Universitas Islam Negeri Sunan autistic spectrum disorder (CWASD).
Kalijaga; 2010. Journal of Neuropsychiatry.
3. Aritonang E, Pardede A, Evirka E. 2015;1:3-4.
Pengetahuan, sikap dan tindakan ibu 9. Boonen H, van Esch L, Lambrechts G, et
dalam pola makan anak penderita al. Parenting behaviors in families of
autis di Yayasan Tali Kasih. school-aged children with autism
Kedokteran Indonesia. 2009;1:102. spectrum disorder: An observational
4. Silaban E. Pengaruh pola asuh orang tua and questionnaire study. J Autism
terhadap perilaku anak autis di Development Disorder. 2015;45:
Yayasan Tali Kasih Medan [Skripsi]. 3580-93.
Medan: Universitas Sumatera Utara; 10. Apriastuti DA. Analisis tingkat pendidikan
2014. dan pola asuh orang tua dengan
5. Kaplan H, Sadock B, Grebb J. Gangguan perkembangan anak. Jurnal Ilmiah
Perkembangan Pervasif. In: I Made Kebidanan.2013;4;8-12.
Wiguna S, penerjemah. Sinopsis 11. Tridhonanto AL, Beranda Agency.
Psikiatri Jilid Dua. Tangerang: Mengembangkan Pola Asuh
Binarupa Aksara Publisher, 2010. Demokratis (1st ed). Jakarta: PT. Elex
6. Anggono T. Autisme. Yogyakarta: Pusat Media Komputindo, 2014.

You might also like