Professional Documents
Culture Documents
A. PP NO 4 TAHUN 2003
B. PP NO 3 TAHUR 2003
C. PP NO 2 TAHUN 2003
D. PP NO 1 TAHUN 2003
4. PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG DIANGKAT OLEH KEPALA KEPOLISIAN
TERTENTU DALAM MELAKUKAN DALAM MELAKUKAN TUGAS PENYIDIKAN YANG DIATUR DALAM
A, PENYIDIK
B. PENYELIDIK
C. PENYIDIK PEMBANTU
D. PENYIDIKAN
5. TUGAS POKOK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL
A. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PHL
C. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PENGAWAI NEGERI SIPIL DAN YANG AKAN
PENSIUN.
7. BATAS USIA PENSIUN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIATUR SEBAGAI
BERIKUT :
C. 58 TAHUN DAN BAGI YANG MEMILIKI LATIHAN KHUSUS DAN SANGAT DIBUTUHKAN DALAM TUGAS
D. 58 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG APABILA MEMILIKI KONDISI DAN KEPRIBADIAN YANG BAIK.
8. PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA OLEH
A. PRESIDEN.
B. KAPOLRI.
10. PENANGANAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIMULAI DENGAN ADANYA LAPORAN
B. MASYARAKAT, ANGGOTA POLRI DAN SUMBER LAIN YANG DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN.
11. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT
APABILA :
A. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNTUK PANGKAT KOMISARIS BESAR POLISI:
13. SERANGKAIAN TEGURAN LISAN DAN / ATAU TINDAKAN FISIK YANG BERSIFAT MEMBINA, YANG
DISEBUT :
A. TINDAKAN DISIPLIN:
C. HUKUMAN DISIPLIN.
14. SALAH SATU HUKUMAN DISIPLIN YANG DIJATUHKAN KEPADA ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN
A. KABID PROPAM.
16. PUTUSAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA REKOMENDASI UNTUK DAPAT ATAU TIDAKNYA
DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN HORMAT ATAU DENGAN HORMAT DARI DINAS POLRI (PTDH DAN
PDH) DIAJUKAN OLEH KETUA KOMISI KEPALA KESATUAN TERPERIKSA PALING LAMBAT :
17. TERSANGKA ATAU TERDAKWA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERHAK
18. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA
D. TIDAK MENGENAL WAKTU ISTIRAHAT SELAMA 24 JAM, ATAU TIDAK MENGENAL HARI LIBUR.
19. PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN ADA ADALAH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
A. KEPOLISIAN KHUSUS
20. SETIAP PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK
B. SIDANG DISIPLIN.
1.B – S Dasar hukum tentang pelaksanaan Kode Etik Profess Polri adalah diatur dalam Pasal 34 Undang-
2.B – S Kode Etik Profesi Polri adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan landasan etik atau
filosofis dengan peraturan prilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak patut
3.B – S Kode Etik Profesi Polri mengatur tentang ruang lingkup etika
kepribadian etika kenegaraan , etika kelembagaan dan etika dalam hubungan dengan masyarakat khusus etika
kenegaraan adalah mengatur sikap moral anggota Polri terhadap institusinya yang menjadi wadah pengabdian
dan patut dijunjung tinggi sebagai ikatan lahir batin dari semua insan Bhayangkara dengan segala martabat dan
kehormatannya.
4.B – S Etika kepribadian adalah sikap moral setiap anggota poiri terhadap profesinya didasarkan pada
5.B – S Etika kenegaraan adalah sikap moral anggota Polri yang menjunjung tinggi landasan ideologis dan
Konstitusional Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.
6.B – S Etika dalam hubungan dengan masyarakat oleh sikap moral anggota Polri yang senantiasa memberikan
7.B – S Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2006.
8.B – S Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam
9.B – S Anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin lebih dari 3 (tiga) kali dalam kesatuan yang sama
dan telah dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan Skep Kumpling maka kepadanya dapat diberhentikan tidak
10.B – S Suatu bidang pekerjaan yang dilandasi ……. keterampilan, kejuruan untuk terselenggaranya tugas dan
11.B – S Etika Profesi Kepolisian adalah merupakan krestalisasi nilai Tribrata dan catur Pra setia yang dilandasi
dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap Anggota Polri dalam wujud komitmen moral yang
meliputi Etika Pengabdian, Etika Kelembagaan dan Etika Kenegaraan serta Etika dalam hubungan masyarakat.
12.B – S Anggota Kepolisian Negara RI yang melakukan pelanggaran. Kode Etik Profesi Kepolisian Negara
Republik Indonesia dapat disidangkan dan dijatuhi hukuman melalui Sidang Disiplin
13.B – S Anggota Polri yang dalam pelaksanaan tugasnya sering bersikap mencari-cari kesalahan masyarakat,
14.B – S Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia adalah merupakan sebagai wujud pengabdian
tertinggi selaku Anggota Polri yang berbakti kepada nusa dan bangsa
15.B – S Hukuman disiplin bagi Anggota Polri yang telah melakukan pelanggaran disiplin adalah hasil dari pada
16.B – S Seorang Anggota Polri yang diperiksa dalam persidangan terperiksa karena melakukan pelanggaran
disiplin maupun pelanggaran Kode Etik Profesi dapat didampingi oleh pendamping/ pengacara diluar instiusi
Polri.
17.B – S Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang
berlaku dan wajib bertanggung jawab atas perintah yang diberikan kepada anggota bawahannya.
18.B – S Setiap Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak dibenarkan menolak perintah atasan yang
melanggar norma hukum dan untuk itu anggota tersebut dapat diproses melalui Sidang Komisi Kode Etik Profesi
19.B – S Pimpinan dalam mengambil keputusan tidak perlu mendengar semua pendapat dari unsur-unsur yang
terkait/bawahan dan teman sejawat sederajat, kecuali dalam situasi yang mendesak.
20.B – S Pejabat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya
harus memiliki kemampuan manajemen yang tinggi dan handal sebagaimana bunyi pasal 31 Undang-Undang
21.B – S Dalam Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri yang tanpa dihadiri Terperiksa, (In Absensia) Komisi
dalam putusan yang dijatuhkan kepadanya berhak mengajukan keberatan dalam bentuk tertulis dalam batas
23.B – S Pembinaan kemampuan Profesi pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia diselenggarakan melalui
pembinaan Etika Profesi dan pengembangan pengetahuan serta pengalamannya di bidang tehnik Kepolisian
melalui pendidikan pelatihan dan penugasan secara berjenjang dan berlanjut sebagaimana diatur dalam pasal
24.B – S Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi kepolisian Negara Republik Indonesia oleh pejabat Kepolisian
Negara Republik Indonesia diselesaikan oleh Komisi disiplin Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 35
25.B – S Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan hormat apabila
mencapai bates usia pension, pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas, tidak memenuhi syarat jasmani
dan rohani dan atau gugur, tewas atau hilang dalam tugas.
26.B – S Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dilaksanakan secara cepat dan
paling lambat 21 (dua puluh satu hari kerja sejak sidang komisi dimulai sudah menjatuhkan putusan ).
27.B – S Putusan sanksi administrasi dijatuhkan oleh komisi kepada terperiksa untuk direkomendasikan yang
diajukan oleh ketua Komisi kepada yang membentuk komisi paling lambat 12 hari sejak putusan dibacakan
28.B – S Yang dapat membentuk Komisi Kode Etik Polri di tingkat Polres dalam rangka menyidangkan
pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan seorang bintara adalah kepala kesatuan pelanggar
29.B – S Kode Etik Profesi dan Organisasi tata kerja komisi Kode Etik Profesi Polri dituangkan dalam Peraturan
Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. 7 Tahun 2006 dan No. 9 Tahun 2006.
30.B – S Yang berhak menyidangkan bagi perwira yang melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri ditingkat
31.B – S Setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota Polri penyelesaianya dapat diputuskan oleh
32.B – S Sanksi bagi pelanggaran Kode Etik profesi Polri diwujudkan dalam bentuk hukuman badan atau
hukuman kurungan.
33.B – S Tingkah laku atau perbuatan yang mencerminkan kepribadian setiap anggota Polri yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan prilakunya dapat menjadi tauladan bagi keluarga dan masyarakat serta
menghindari prilaku yang menyimpang disebut etika dalam hubungan dengan masyarakat.
34.B – S Polri dalam sistem pemerintahan merupakan 'salah satu alat Negara tugasnya membantu presiden
dalam hal menciptakan keamanan dalam negeri melalui tugas pokoknya disebut etika kelembagaan.
35.B – S Anggota Polri yang melakukan tindak pidana dapat diberhentikan tidak dengan hormat melalui sidang
komisi kode etik setelah terperiksa mendapatkan putusan dari pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum
yang tetap dengan penjatuhan hukuman minimal 3 bulan dan atau menurut pertimbangan pimpinan yang
khusus selama 21 (dua puluh satu hari) oleh komisi Kode Etik Profesi Polri
37.B – S Sebagai anggota Polri dalam mengembang profesi kepolisian dan dalam pelaksanaan tugasnya selalu
menghadapi tantangan, perjuangan dan perubahan yang kadangkala tugas tersebut sering dihadapkan dengan
resiko baik terhadap diri maupun kesatuan maka prinsip yang harus kita pegang adalah tetap melaksanakan
tugas sesuai dengan kewajiban. Walaupun terpaksa mengakibatkan pengorbanan terhadap diri kita disebut rela
38.B – S Yang dimaksud dengan mendahulukan kehormatan bangsa Indonesia adalah setiap anggota Polri yang
merupakan anak bangsa dalam mengembang profesi kepolisian terpanggil dari hati nuraninya untuk meluruhkan
Indonesia bersama segenap komponen bangsa Indonesia di tengah pergaulan antar bangsa di dunia
39.B – S Bahwa dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Polri yang sedang menangani perkara maka
semua hal yang menyangkut dengan proses penyidikan perkara sebaiknya dilaksanakan diruang pemeriksaan
yang resmi dan pembicaraan yang dilakukan hanya berhubungan dengan penyidikan.
40.B – S Dalam melaksanakan tugas dan profesi selaku penyidik tidak dibenarkan mempertontongkan teknik dan
taktik kepolisian seperti tata cara penangkapan, penggeledahan / pengejaran tersangka apalagi hanya bertujuan
41.B – S Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai mana diatur dalam undang-undang khususnya
dalam menangani barang-barang sitaan yang terkait dengan perkara maka harus disadari bahwa barang-barang
tersebut adalah milik orang lain sehingga tidak dibenarkan untuk memanfaatkan dan memakai dan harus tetap
bertanggung jawab dalam keaslian barang-barang tersebut selama dalam penguasaanya, hal ini menunjukkan
42.B – S Bahwa didalam pelaksanaan tugas Polri harus berpedoman hukum yang berlaku dengan menjunjung
tinggi hak asasi manusia tata krama, serta memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang perkara yang
dihadapinya sehingga memberikan suatu kepastian dan ketenangan bagi masyarakat ,hal ini adalah prilaku yang
43.B – S Sebagai alat negara penegak hukum dalam melaksanakan tugas maka tidak bersikap mau benar
sendiri dan merasa paling berhak menentukan tetapi harus juga mendengar pendapat rekan penegak hukum
lainnya namun tetap berpedoman kepada undang-undang dan aturan yang berlaku, selain itu kita dengan aparat
44.B – S Memberikan pelayan terbaik, dimaksudkan disini adalah member ikan pelayan kepada masyarakat
serta ikhlas dengan prosedur pelayanan yang cepat, sederhana serta tidak bersikap masa bodoh atau bersikap
45.B – S Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama adalah sikap dan tindakan yang dilakukan
untuk menyelamatkan jiwa seseorang melalui tindakan kepolisian sehingga nyawanya dapat tertolong.
46.B – S Dalam kondisi apapun Polri wajib memberikan pertolongan terhadap masyarakat yang membutuhkan
tanpa melihat wilayah hukum dan menyerahkan kasusnya ke satwil setempat yang disesuaikan dengan
kemampuannya, hal ini dimaksud boleh menolak permintaan pertolongan bantuan dari masyarakat
47.B – S Adalah tetap berpegang teguh kepada aturan tanpa menghendaki pamrih dari pihak masyarakat yang
ditolong, adalah sangat tidak etis apabila masyarakat yang ditolong merasa kata-kata atau tingkah laku
pemeriksa mengisyaratkan minta imbalan, apalagi mencari alasan-alasan yang membuat masyarakat terpaksa
memberikan imbalan.
48.B – S Memegang teguh rahasia sesuatu dimaksudkan disini adalah memegang teguh rahasia jabatan
terhadap pihak tertentu yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan dinas Kepolisian Negara Republik
Indonesia, proses penegakan hukum serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.
49.B – S Selalu berprilaku yang terpuji dalam mewujudkan sikap perbuatan dalam melindungi mengayomi dan
melayani masyarakat serta penegakan hukum dan menghindarkan diri dari perbuatan yang dianggap sangat
baik.
50.B – S Yang dimaksud perbuatan tercelah adalah suatu perbuatan yang dianggap kurang layak / tidak bisa
diterima oleh pihak lain karena dianggap melanggar norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat.
51.B – S Pemberhentian anggota Kepolisian Negara republik Indonesia baik dengan hormat maupun tidak
52.B – S Komisi Kode Etik Polri adalah terdiri dari ketua Komisi, wakil ketua komisi, sekertaris komisi dan 2 (dua)
53.B – S Apabila seorang anggota Polri meninggalkan tugasnya lebih dari 30 (tiga puluh hari) kerja secara
berturut-turut tanpa alasan yang sah atau tanpa seizin pimpinannya kepadanya dapat diberhentikan dengan
hormat atau tidak dengan hormat oleh anqkumnya melaiui sidang disiplin
54.B – S Setiap atasan dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku
yang asal bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan yang diberikan pada bawahannya.
55.B – S Yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang berpangkat perwira pertama
56.B – S Didaiam persidangan Komisi Kode Etik Profesi 'Kepolisian Negara Republik Indonesia terdapat 2 ( dua
57.B – S Setiap personil Polri yang mengemban profesi tertentu serta mempunyai tanggung jawab perlu dijaga
prilakunya / tindakannya, dan tindakannya harus sesuai dengan peraturan yang rnengikatn'/a sehubungan
58.B – S Aspek yang berkaitan dengan Kode Etik Profesi adalah terdiri dari aspek profesionalisme aspek
akuntabilitas ,aspek mampu memegang rahasia dan aspek tidak tergantung (netral)
59.B – S Memperlakukan sesama anggota sebagai subjek yang ditandai oleh pengakuan atau hak dan
kewajiban yang sama, serta mengembangkan semangat kebersamaan serta saling mendorong untuk
meningkatkan kinerja pelayanan pada kepentingan umum adalah termasuk dalam etika kelembagaan .
60.B – S Menjaga, memelihara, dan meningkatkan rasa aman dan tentram bagi bangsa dan negara , serta
menunjukkan penghargaan dan kerja sama dengan sesama pejabat negara dalam pelaksanaan tugas adalah
61.B – S Sidang komisi Kode Etik Polri tidak dapat memberikan putusan terperiksa jika tidak nadir dalam
persidangan .
62.B – S Pendamping adalah seorang anggota Polri yang bukan anggota komisi ataupun sebagai saksi yang
63.B – S Saksi adalah setiap orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan tentang
64.B – S ................................................................................................................
65.B – S Kepala Bidang Profesi dan pengamanan (Kabid Progam) sebagai Ketua Komisi untuk memeriksa
pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Bintara Polri
66.B – S Salah satu sanksi Moral dalam Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berupa
67.B – S Salah satu sanksi Moral dalam Komisi Kede EtIK Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berupa
68.B – S Pemeriksaan atas pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negera Republik Indonesia dilakukan oleh
69.B – S Salah satu hak terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Kode Etik Profesi Kepolisian
Negara Republik Indonesia adalah memenuhi panggilan serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh
70.B – S Salah satu kewajiban terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Komisi Kode Etik Profesi
Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah mengetahui susunan keanggotaan Komisi sebelum pelaksanaan
sidang serta menerima salinan putusan sidang 1 (satu) hari setelah putusan dibacakan
71.B – S Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 30 (tiga Puluh) hari kerja secara
berturut-turut dapat dituntut sesuai pasal 12 Peraturan Pemerintah RI Nomor I tahun 2003 tentang
72.B – S Peraturan Pemerintah RI nomor 1 tahun 203 rentang pemberhentian anggota Polri pada pasal 12, 13
dan 14 serta pasal 13 Peraturan Pemerintan RI Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan Disiplin anggota Polri
tidak dapat disidangkan melalui Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia
73.B – S Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia akan dikenakan sanksi moral
yang terdiri 7 (tujuh) macam sanksi salah satunyo berupa mutasi bersifat demosi.
74.B – S Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menghapus tuntutan pidana
umum bagi anggota Kepolisian Negara Republik yang diduga kuat telah melakukan tindak pidana umum.
75.B – S Kewajiban pelanggar untuk meminta maaf secara terbatas ataupun secara langsung adalah salah satu
hukuman disiplin dalam peraturan pemerintah RJ Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan disiplin anggota Polri .
1. Dalam pasal 34 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002, setiap dan perilaku Polri terkait dengan :
A. Catur Prasetya
B. Tribrata
D. Pembukaan UUD 45
2. Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 tahun 2003 tentang pemberhentian anggota Polri serta Peraturan
Pemerintah RI Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan Disiplin anggota Polri, di dalam penegakan Kode Etik
profesi dan dilakukan sidang Komisi Etik profesi Polri diatur dalam pasal berapa ?
D. Pasal 12, 12, 14 PP. RI No: 1 tahun 2003 serta psl 13 PP.RI No. 2 thn 2003
3. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polwiltabes /Polres / tro/
A. Kapolwil
B. Kapolres
D. Kabagmin.
4. Pemberhentian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor
berapa :
6. Organisasi dan tata kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan
7. Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang apa :
8. Pelaksanaan teknis institusional peradilan umum bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur
D. Salah semuanya
9. Peraturan Kapolri No. Pol.: 07 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri serta Peraturan Kapolri No. Pol. :
08 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri, dikaitkan dengan ketentuan
pasal 34 ayat (3) undang-undang tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia perlu ditetapkan
peraturan Kapolri tentang Kode Etik Profesi Polri, kapan kedua peraturan tersebut berlaku :
10. Proses penanganan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dimulai dengan
D. B dan c benar
11. Anggota Polri yang diduga terlibat tindak pidana sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI. Nomor 3 tahun
A. Peradilan Militer
C. Peradilan Umum
D. Sidang Disiplin
12. Profesi Kepolisian adalah Profesi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian baik di bidang operasional serta di
bidang apa? Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian
B. Bidang pembinaan
C. Bidang Kemampuan
13. Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku
dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah yang diberikan kepada bawahannya diatur dalam pasal
berapa Peraturan Kapolri No. Pol : 07 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Polri
B. Pasal 9 ayat ( 2 )
C. Pasal 7 ayat ( 1)
D. Pasal 7 ayat ( 2 )
14. Sikap moral anggota Polri yang menjunjung tinggi landasan ideologi dan konstitusional Negara Republik
Indonesia yaitu pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 termasuk etika apa
A. Etika Kelembagaan
B. Etika Kenegaraan
C. Etika kepribadian
15. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menampilkan sikap kepemimpinan melalui :
A. Keteladanan
B. Kecermatan
C. Kemampuan
D. Ketegasan
16. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap profesinya didasarkan pada panggilan
B. Etika Kelembagaan
C. Etika Kenegaraan
D. Etika Kepribadian
17. Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah suatu wadah yang dibentuk dilingkungan
C. Pelanggaran Disiplin
D. A, b, c benar semua
18. Etika Profesi Polri adalah kristalisasi nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai oleh pancasila serta
mencerminkan jati diri setiap anggota Polri dalam wujud komitmen moral yang meliputi :
B. Etika Kelembagaan
D. A, b, c benar semua
19. Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dilaksanakan secara cepat dan
paling lambat berapa hari kerja sejak sidang Komisi dimulai sudah menjatuhkan putusan :
20. Salah satu hak terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian
C. Mengajukan keberatan dalam bentuk tertulis dengan batas waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah
21. Anggota Polri yang telah melakukan tindak pidana, kemudian diputuskan pidana dengan hukuman pidana
penjara minimum berapa bulankah, yang telah berkekuatan hukum tetap direkomendasikan oleh anggota Komisi
Kode Etik Profesi Polri tidak layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri.
A. 6 ( enam ) bulan
B. 10 ( sepuluh ) Bulan
C. 3 (tiga ) bulan
D. 1 ( satu) tahun
22. Setiap Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 11, sanksi
A. Hukuman Denda
B. Hukuman Materil
D. Hukuman Moral
23. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polda yang
A. Kapolda
B. Waka Polda
C. Irwasda
D. Kabid Propam
24. Penjatuhan hukuman Disiplin bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menghapuskan :
A. Tuntutan Hakim
C. Tuntutan Pidana
25. Setiap adanya pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan oleh anggota Polri, kemudian yang
bersangkutan tidak hadir dalam sidang, apakah dapat diputuskan tanpa dihadiri oleh yang bersangkutan :
B. Dapat diputuskan
26. Anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran
A. Hakim langsung
B. Jaksa langsung
C. Auditor militer
D. Ankum
27. Pejabat Kepolisian Negara. Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus
A. Kemampuan Profesi
B. Keterampilan Profesi
C. Kecerdasan Profesi
28. Serangkaian teguran lisan dan/atau tindakan fisik yang bersifat membina ,yang langsung dijatuhkan secara
langsung kepada anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia termasuk dalam kategori apa :
A. Hukuman disiplin
B. Tindakan disiplin
C. Tindakan ankum
D. Hukuman ankum
29. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian
Negara Republik Indonesia ,melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri ,apabila :
A. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 25 hari kerja secara berturut-turut.
B. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 28 hari kerja secara berturut-turut.
C. Meninggalkan tugasnya secara tidak s/ah dalam waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut-turut.
D. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 29 hari kerja
30. Dalam Persidangan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ada bentuk/ denah yaitu :
31. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polda yang
A. KAPOLDA
B. Waka Polda
C. Irwasda
D. Kabid Propam
32. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diduga keras telah melakukan pelanggaran Kode
B. Kewajiban agar untuk meminta maaf secara terbatas atau secara langsung
D. Kewajiban gar untuk mengikuti pembinaan ulang profesi, serta pelanggar dinyatakan tidak layak lagi
33. Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah setiap perbuatan yang
A. Pancasila
B. Catur prasetya
C. Tribrata
34. Putusan sanksi administratif berupa rekomendasi untuk dapat atau tidaknya anggota Polri yang melakukan
pelanggaran diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dan pemberhentian dengan hormat (PDH) diajukan oleh
Ketua Komisi Kepada Kasatker atau Kasatwil terperiksa paling lambat sampai berapa hari sejak putusan sidang
dibacakan :
A. 6 ( enam ) hari
B. 8 ( Delapan ) hari
C. 10 ( Sepuluh ) hari
35. Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dikenakan sanksi
moral berupa :
36. Sejak kapan tugas dan tanggung jawab Komisi Kode Etik Profesi Polri dinyatakan telah berakhir :
37. Putusan sidang komisi kode etik Kepolisian Negara Republik Indonesia bersifat apa?
A. Bersifat Kumulatif
B. Bersifat Alternatif
C. Bersifat final
D. Bersifat Kwantitatif
38. Apakah pengertian Tour Of Duty Dalam pasal 11 ayat (2) huruf d Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun
39. Sanksi moral sesuai pasal 11 ayat 2 huruf (a),(b)/(c) berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun
A. Bersifat mutlak
B. Bersifat Mengikat
D. Bersifat alternatif
40. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik
B. Etika Kenegaraan
C. Etika Kepribadian
D. Etika Kelembagaan
41. Setiap pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dikenakan sanksi moral sesuai pasal 11 ayat 2 Peraturan Kapolri
Nomor Polisi 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri, ada berapa sanksi moral peraturan tersebut :
A. 4 ( empat ) sanksi
B. 3 ( tiga ) sanksi
C. 2 ( dua ) sanksi
D. 1 ( satu ) sanksi
42. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberhentikan tidak dengan hormat apabila :
B. Melakukan Pelanggaran
D. Semuanya benar
43. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dijatuhi hukuman disiplin lebih dari 3 (Tiga) kali dan
dianggap tidak patut lagi dipertahankan statusnya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dapat
diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Polri melalui sidang apa:
A. Sidang disiplin
C. Sidang Militer
44. Norma-norma atau aturan-aturan yang- merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan
perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang ,atau tidak patut dilakukan anggota Polri
A. Peraturan Disiplin
45. Pelanggaran Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan disiplin anggota Polri
46. Memberikan keterangan yang benar dan tidak menyesatkan serta tidak melakukan pertemuan diluar
pemeriksaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkara termasuk dalam Etika apa :
A. Etika Kenegaraan
B. Etika Kepribadian
C. Etika Kelembagaan
47. Menjunjung tinggi sumpah sebagai anggota Polri dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa,
serta melaksanakan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni, karena kehendak Tuhan Yang
Maha Esa sebagai wujud nyata amal ibadahnya termasuk dalam etika apa:
A. Etika Kenegaraan
B. Etika Kepribadian
C. Etika Kelembagaan
48. Apakah pengertian Tour Or Area Dalam pasal 11 ayat (2) huruf d Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun
49. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat ( PDH ) kecuali :
50. Apabila terjadi pelanggaran Kumulatif antara pelanggaran disiplin dengan Kode Etik Profesi Polri, maka
A. Sidang Disiplin
5l. Anggota Polri yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dapat mengajukan keberatan
dalam bentuk tertulis dengan batas waktu paling lambat berapa hari setelah menerima salinan putusan dari
sidang?
A. 7 ( tujuh) hari
B. 9 ( Sembilan ) hari
C. 10 ( sepuluh) hari
D. 11 ( sebelas ) hari
52. Sikap moral anggota Polri terhadap institusi yang menjadi wadah pengabdian dan patut dijunjungi tinggi
sebagai ikatan lahir batin dari semua insan Bhayangkara dengan segala martabat dan kehormatannya termasuk
A. Etika Kenegaraan
B. Etika Kelembagaan
C. Etika Kepribadian
53. Setiap anggota Polri wajib menampilkan sikap kepemimpinan melalui ……. Untuk melaksanakan …….. Cara-
cara yang berlaku guna tercapainya tujuan organisasinya termasuk dalam etika apa?
A. Etika Kelembagaan
B. Etika Kenegaraan
C. Etika Kepribadian
54. Siapakah sebagai Ketua Komisi untuk memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
Indonesia yang dilakukan oleh Perwira menengah Polri pada tingkat Mabes Polri:
A. Kapolri
B. Waka Polri
C, Irwasum Polri
55. Menjunjung tinggi pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai
landasan ideologi dan konstitusi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk dalam Etika apa ?
A. Etika Kenegaraan
B. Etika Kelembagaan
C. Etika Kepribadian
56 Siapakah sebagai Ketua Komisi Untuk memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
A. Kapolda
B. Waka Polda
C. Irwasda
D. Kabid Propam
57. Bersikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara yang
ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan perkara yang dimaksud sehingga diperoleh kejelasan
B. Etika Kepribadian
C. Etika Kenegaraan
D. Etika Kelembagaan
58. Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diumumkan kepada :
A. Ankum
B. Atasan Ankum
D. Salah semua
59. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap profesinya didasarkan pada panggilan
C. Etika Kenegaraan
D. Etika Kepribadian
60. Dalam melaksanakan tugas Komisi dan pengembang fungsi Profesi dan pengamanan (Propam) bekerja
dengan prinsip :
D. Salah semua
61. Salah satu perbuatan tercela bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dikaitkan dengan
Peraturan Kapolri No. Pol.: 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Negara Republik Indonesia adalah :
C. Bersikap diam
62. Pejabat yang berwenang memberhentikan dari dinas Aktif bagi anggota Polri yang berpangkat Komisaris
Besar Polisi ( KOMBES POL ) atau yang lebih tinggi merupakan wewenang :
A. Presiden RI
B. Kapolri
C. DPR
D. MPR
63. Gugurnya penjatuhan hukuman disiplin kepada anggota Polri yang melakukan pelanggaran, karena si
pelanggar :
C. Meninggal dunia
64. Pejabat yang berwenang memberhentikan dari dinas Aktif bagi anggota Polri yang berpangkat Ajun
Komisaris Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih tinggi merupakan wewenang:
A. Kapolri
B. Waka Polri
C. Irwasum Polri
65. Pengajuan surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin oleh Ankum dapat diajukan kepada :
B. Atasan Ankum
C. Kabid Propam
D. Kasubbid Provos
66. Memberikan pelayanan secepatnya terhadap pelapor atau korban tanpa berbelit-belit adalah termasuk :
B. Mendahulukan pelayanan terhadap yang dikenal dan menyepelekan yang belum dikenal.
67. Penuntut tindak pidana di peradilan umum terhadap anggota Polri yang melakukan kejahatan dilakukan oleh
D. Provos Polri
58. Penjatuhan hukuman disiplin dalam bentuk penempatan di tempat khusus paling lama 21 ( dua puiuh satu )
A. Kondisi siaga
69. Tidak mengenal waktu istirahat selama 24 jam atau …… seorang anggota Polri yang sedang tidak bertugas
………… yang selalu siap ………… sehingga merupakan perbuatan yang terhormat apabila kepadanya
mengenyampingkan hak waktu istirahat atau hari libur dan mengutamakan panggilan tugas :
C. Memberikan …..
70. Bila perbuatan Anggota Polri yang dalam pelaksanaan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku
disebut :
A. Melanggar peraturan
71. Setiap anggota Polri yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik
B. Secara Komulatif
C. Secara kwantitatif
D. Secara Alternatif
72. Setiap anggota Polri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya ……. Terpengaruh oleh istri/suami, anak
dan orang-orang lain ……. Atau pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan kedinasan termasuk dalam etika
apa?
A. Etika
B. Etika Kepribadian
C. Etika Kelembagaan
73. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib memegang teguh garis komando dan mematuhi
jenjang kewenangan, dan bertindak berdasarkan aturan dan tata cara yang berlaku termasuk dalam etika apa ?
A. Etika Kelembagaan
B. Etika Kenegaraan
C. Etika Kepribadian
74. Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk
menyelamatkan jiwa seseorang melalui tindakan kepolisian sehingga nyawanya dapat tertolong dapat disebut :
75. Dalam pemeriksaan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia terperiksa dapat
A. Keluarga terdekat
B. Jaksa Penuntut
76. TRIBRATA telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi satu kata yang artinya sebagai berikut ;
C. Tiga azas kewajiban Kepolisian Negara RI yang dilambangkan padi dan kapas
77. Sebutkan salah satu makna yang terkandung dalam rumusan TRIBRATA antara lain :
A. Menunjuk Kepala Polisi sebagai lembaga maupun sebagai individu anggota polri.
B. Menunjuk atas langsung sebagai Kepala Polisi sebagai lembaga maupun sebagai individu anggota polri.
78. Sebagai pelindung, memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang merasa ……….. Tanpa perbedaan
A. BRATA I
B. BRATA II
C. BRATA III
79. Rumusan TRIBRATA baru hakekat makna yang menggambarkan dimensi Yang semula hanya 3 (tiga)
A. 4 ( Empat ) Dimensi
B. 5 ( lima ) Dimensi
C. 6 ( Enam) Dimensi
D. 7 ( tujuh ) Dimensi
80. TRIBRATA dalam makna baru secara resmi diberlakukan di seluruh jajaran Kepolisian Negara Republik
81. BRATA pertama yaitu Kami Polisi Indonesia berbakti Kepada Nusa dan Bangsa dengan penuh ketaqwaan
82. Mengandung nilai-nilai …… sebagai perekat bangsa Indonesia yang harus dibela dan dipertahankan
keutuhannya ………
A. BRATA KE 4
B. BRATA KE 3
C. BRATA KE 2
D. BRATA KE 1
83. Kami Polisi Indonesia menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan
hukum Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun
D. Semuanya salah.
E. brata ke 2
84. BRATA ketiga yaitu kami Polisi Indonesia senantiasa melindungi, mengayomi masyarakat dengan keikhlasan
untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban mengandung makna salah satunya adalah ?
85. Anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan perlindungan bagi warga masyarakat sehingga
terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau bahaya serta merasa tentram dan damai mengandung makna
yaitu ……..
B. Selaku pelayan
C. Selaku pengayom
D. Selaku pelindung
86. Anggota Polri yang dalam setiap langkah pengabdiannya dilakukan secara ….. Beretika, sopan, ramah dan
A. Selaku pelayan.
B. Selaku pelindung
C. Selaku pengayom
87. Kedudukan TRIBRATA yang kita telah mengenal TRIBRATA yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi
anggota kepolisian ….…….. Anggota Polri itu sendiri dalam mengemban tugasnya …….
88. Anggota Polri yang dijatuhi hukuman disiplin dan ditempatkan di tempat khusus paling lama : (peraturan
A. 21 hari.
B. 14 hari
C. 7 hari
D. 10 hari
89. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang kepada pejabat Polri yang berwenang tentang telah atau
sedang diduga terjadi pelanggaran disiplin maupun pelanggaran kode etik polri disebut :
A. Surat pengaduan
B. Laporan tuntas
C. Laporan
D. Semuanya
90. Anggota Polri berbakti kepada nusa dan bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan:
91. Pemberitahuan …… :
A. Laporan Polisi
B. Surat pengaduan
C. Laporan khusus
D. Laporan tuntas
92. Seseorang / orang yang memiliki ……..yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan
A. Saksi Mankota
B. Saksi korban
C. Saksi mata
D. Saksi ahli
93. Setiap orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan tentang suatu peristiwa
A. Terperiksa
B. Saksi
C. Korban
D. Pendamping/advokat
B. Permintaan…..
C. Bawahan terperiksa…..
D. Semuanya benar
95. Sebutkan salah satu kewajiban terperiksa pada saat melakukan pelanggaran disiplin dan pelanggaran Kode
B. Melarikan diri/mangkir
C. Memenuhi semua panggilan
D. Salah semuanya
96. Sebutkan salah satu kewajiban anggota Komisi Kode Etik Profesi Polri berdasarkan peraturan Kapolri No.
A. Mengajukan pertanyaan kepada terperiksa, saksi dan ahli untuk kepentingan pemeriksaan
B. Mengajukan …..
D. Salah semuanya