You are on page 1of 26

1.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA YANG MENGATUR TENTANG PEMBERHENTIAN

ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBIJK INDONESIA DIATUR DALAM

A. PP NO 4 TAHUN 2003

B. PP NO 3 TAHUR 2003

C. PP NO 2 TAHUN 2003

D. PP NO 1 TAHUN 2003

2. UNDANG-UNDANG YANG MENGATUR TENTANG KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDOESIA ADALAH :

A. UNDANG - UNDANG NO 2 TAHUN 2000

B. UNDANG - UNDANG NO 2 TAHUN 2002

C. UNDANG - UNDANG NO 2 TAHUN 2001

D. UNDANG - UNDANG NO 2 TAHUN 1997

3. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG BERDASARKAN 11NDANG-UNDANG

MEMILIKI WEWENANG UMUM KEPOLISIAN DISEBUT DENGAN :

A. ANGGOTA KEPOLJSIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

B. PERSONIL KEPOLISIAN ENGARA REPUBLIK INDONESIA

C. PHABAT KEPOLISIA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

D. PERSONIL DAN PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

4. PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA YANG DIANGKAT OLEH KEPALA KEPOLISIAN

NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERDASARKAN SYARAT KEPANGKATAN DAN DIBERI WEWENANG

TERTENTU DALAM MELAKUKAN DALAM MELAKUKAN TUGAS PENYIDIKAN YANG DIATUR DALAM

UNDANG - UNDANG DISEBUT DENGAN :

A, PENYIDIK

B. PENYELIDIK

C. PENYIDIK PEMBANTU

D. PENYIDIKAN

5. TUGAS POKOK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA SEBAGAIMANA DIATUR DALAM PASAL

13 UNDANG-UNDANG KEPOLISIAN MELIPUTI :

A. MENEGAKKAN HUKUM, MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN DAN PELAYANAN KEPADA

MASYARAKAT DAN MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT.

B. MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, MEMBERIKAN PERLINDUNGAN,

PENGAYOMAN DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DAN MENEGAKKAN HUKUM.

C. MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, MENEGAKKAN HUKUM DAN

MEMBERIKAN PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT.

D. MEMELIHARA KEAMANAN DAN KETERTIBAN MASYARAKAT, MENEGAKKAN HUKUM, MEMBERIKAN

PERLINDUNGAN, PENGAYOMAN DAN PELAYANAN KEPADA MASYARAKAT DAN MENJAGA


PERDAMAIAN DUNIA.

6. SESUAI PASAL 20 UNDANG-UNDANG KEPOLISIAN DIJELASKAN BAHWA PEGAWAI NEGERI PADA

KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TERDIRI ATAS :

A. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PEGAWAI NEGERI SIPIL DAN PHL

B. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN PEGAWAI LAINNYA.

C. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA, PENGAWAI NEGERI SIPIL DAN YANG AKAN

PENSIUN.

D. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAN PEGAWAI NEGERI SIPIL.

7. BATAS USIA PENSIUN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DIATUR SEBAGAI

BERIKUT :

A. 58 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG BILA DIPERLUKAN

B. 58 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG APABILA MEMILIKI BINTANG JASA

C. 58 TAHUN DAN BAGI YANG MEMILIKI LATIHAN KHUSUS DAN SANGAT DIBUTUHKAN DALAM TUGAS

KEPOLISIAN DAPAT DIPERTAHANKAN SAMPAI DENGAN 60 TAHUN.

D. 58 TAHUN DAN DAPAT DIPERPANJANG APABILA MEMILIKI KONDISI DAN KEPRIBADIAN YANG BAIK.

8. PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA OLEH

PEJABAT KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DISELESAIKAN OLEH :

A. ANKUMNYA MASING - MASING MELALUI SIDANG.

B. KOMISI KODE ETIK KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

C SIDANG DISIPLIN KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA.

D. BIDANG PROFESI DAN PENGAMANAN ( PROPAM ).

9. LEMBAGA KEPOLISIAN NASIONAL YANG DISEBUT DENGAN KOMISI KEPOLISIAN NASIONAL

BERKEDUDUKAN DI BAWAH DAN BERTANGGUNG JAWAB KEPADA :

A. PRESIDEN.

B. KAPOLRI.

C. PRESIDEN DAN KAPOLRI.

D. DPR DAN KAPOLRI

10. PENANGANAN PELANGGARAN KODE ETIK PROFESI POLRI DIMULAI DENGAN ADANYA LAPORAN

DAN PENGADUAN YANG DIAJUKAN OLEH :

A. MASYARAKAT DAN ANGGOTA POLRI.

B. MASYARAKAT, ANGGOTA POLRI DAN SUMBER LAIN YANG DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN.

C. MASYARAKAT MELALUI SURAT ( TERTULIS )

D. ANGGOTA POLRI DAN SUMBER LAIN YANG DAPAT DIPERTANGGUNG JAWABKAN,

11. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DAPAT DIBERHENTIKAN DENGAN HORMAT

APABILA :

A. BERMOHON UNTUK PENSIUN DINI.


B. TIDAK MENCAPAI BATAS USIA MAKSIMUM.

C. TIDAK MEMENUHI SYARAT JASMANI DAN / ATAU ROHANI.

D. TERSANGKUT DALAM PERKARA PIDANA.

12. WEWENANG MEMBERHENTIKAN ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK DILAKUKAN OLEH :

A. KEPALA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA UNTUK PANGKAT KOMISARIS BESAR POLISI:

B. PRESIDEN MULAI DARI PANGKAT AKBP SAMPAI JENDERAL POLISI

C. KAPOLRI UNTUK PANGKAT AKBP ATAU YANG LEBIH-RENDAH.

D. KAPOLDA UNTUK PANGKAT KOMPOL DAN AKBP.

13. SERANGKAIAN TEGURAN LISAN DAN / ATAU TINDAKAN FISIK YANG BERSIFAT MEMBINA, YANG

DIBUTUHKAN SECARA LANGSUNG KEPADA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DISEBUT :

A. TINDAKAN DISIPLIN:

B. PELANGGARAN PERATURAN DISIPLIN.

C. HUKUMAN DISIPLIN.

D. PUTUSAN SIDANG DISIPLIN.

14. SALAH SATU HUKUMAN DISIPLIN YANG DIJATUHKAN KEPADA ANGGOTA POLRI YANG MELAKUKAN

PELANGGARAN DISIPLIN YAITU :

A. PENUNDAAN MENGIKUTI PENDIDIKAN PALING LAMA 2 TAHUN.

B. MUTASI YANG BERSIFAT DEMOSI.

C. TEGURAN SECARA LISAN.

D. PENUNDAAN KENAIKAN GAJI.

15. PEJABAT YANG BERWENANG MEN3ATUHKAN HUKUMAN DISIPLIN ADALAH :

A. KABID PROPAM.

B. KABID ANKUM DAN KABID PROPAM.

C. ANKUM, DAN/ATAU ATASAN ANKUM.

D. SELURUH PEJABAT UTAMA POLDA.

16. PUTUSAN SANKSI ADMINISTRASI BERUPA REKOMENDASI UNTUK DAPAT ATAU TIDAKNYA

DIBERHENTIKAN TIDAK DENGAN HORMAT ATAU DENGAN HORMAT DARI DINAS POLRI (PTDH DAN

PDH) DIAJUKAN OLEH KETUA KOMISI KEPALA KESATUAN TERPERIKSA PALING LAMBAT :

A. 6 ( ENAM ) HARI SEJAK PUTUSAN SIDANG DIBACAKAN.

B. 14 ( EMPAT BELAS ) HARI SEJAK PUTUSAN SIDANG DIBACAKAN

C. 8 ( DELAPAN ) HARI SERAH MENGAJUKAN KEBERATAN.

D. 8 ( DELAPAN ) HARI SE3AK PUTUSAN SIDANG DIBACAKAN,

17. TERSANGKA ATAU TERDAKWA ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERHAK

MENDAPATKAN BANTUAN PADA :

A. SEMUA TINGKAT PEMERIKSAAN DALAM PROSES PENYIDIKAN.


B. HANYA PADA TINGKAT PENUNTUTAN SAJA.

C. TINGKAT PENYIDIKAN DI POLRI DAN PENUNTUTAN OLEH JAKSA.

D. SEMUA TINGKAT PEMERIKSAAN DALAM PROSES PERADILAN.

18. ANGGOTA KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KEPADA

MASYARAKAT SENANTIASA. KECUALI :

A. MEMBERIKAN PELAYANAN TERBAIK.

B. MEMBERIKAN PELAYANAN SECARA SELEKTIF PRIORITAS.

C. TIDAK MEMBEBANI BIAYA KECUALI DIATUR DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN.

D. TIDAK MENGENAL WAKTU ISTIRAHAT SELAMA 24 JAM, ATAU TIDAK MENGENAL HARI LIBUR.

19. PENGEMBAN FUNGSI KEPOLISIAN ADA ADALAH KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DIBANTU OLEH, KECUALI :

A. KEPOLISIAN KHUSUS

B. PERSONIL POLRI, PNS DAN KLUB MOTOR LALU LINTAS

C. PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL

D. BENTUK-BENTUK PENGAMANAN SWA-KARSA

20. SETIAP PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK PROFESI KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK

INDONESIA DIKENAKAN SANKSI MORAL BERUPA :

A. KEWAJIBAN PELANGGAR UNTUK MENGIKUTI PEMBINAAN ULANG PROFESI.

B. SIDANG DISIPLIN.

C. PENUNDAAN KENAIKAN PANGKAT PALING LAMA 1 ( SATU ) PERIODE

D. DI TEMPAT PADA TEMPAT KHUSUS SELAMAT 7 (TUJUH ) HARI.

I. PILIH PERNYATAAN (B – S) DI BAWAH INI

1.B – S Dasar hukum tentang pelaksanaan Kode Etik Profess Polri adalah diatur dalam Pasal 34 Undang-

Undang No. 2 tahun 2002.

2.B – S Kode Etik Profesi Polri adalah norma-norma atau aturan-aturan yang merupakan landasan etik atau

filosofis dengan peraturan prilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang atau tidak patut

dilakukan oleh anggota Polri.

3.B – S Kode Etik Profesi Polri mengatur tentang ruang lingkup etika

kepribadian etika kenegaraan , etika kelembagaan dan etika dalam hubungan dengan masyarakat khusus etika

kenegaraan adalah mengatur sikap moral anggota Polri terhadap institusinya yang menjadi wadah pengabdian

dan patut dijunjung tinggi sebagai ikatan lahir batin dari semua insan Bhayangkara dengan segala martabat dan

kehormatannya.

4.B – S Etika kepribadian adalah sikap moral setiap anggota poiri terhadap profesinya didasarkan pada

panggilan ibadah sebagai umat beragama.

5.B – S Etika kenegaraan adalah sikap moral anggota Polri yang menjunjung tinggi landasan ideologis dan
Konstitusional Negara Republik Indonesia yaitu Pancasila dan Undang-Undang Dasar 45.

6.B – S Etika dalam hubungan dengan masyarakat oleh sikap moral anggota Polri yang senantiasa memberikan

pelayanan terbaik kepada masyarakat.

7.B – S Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 2006.

8.B – S Organisasi dan Tata Kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam

Keputusan Kapolri No. 8 Tahun 2006

9.B – S Anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin lebih dari 3 (tiga) kali dalam kesatuan yang sama

dan telah dijatuhi hukuman disiplin sesuai dengan Skep Kumpling maka kepadanya dapat diberhentikan tidak

dengan hormat melalui sidang disiplin

10.B – S Suatu bidang pekerjaan yang dilandasi ……. keterampilan, kejuruan untuk terselenggaranya tugas dan

fungsi Kepolisian Negara Republik Indonesia disebut Profesi Kepolisian.

11.B – S Etika Profesi Kepolisian adalah merupakan krestalisasi nilai Tribrata dan catur Pra setia yang dilandasi

dan dijiwai oleh Pancasila serta mencerminkan jati diri setiap Anggota Polri dalam wujud komitmen moral yang

meliputi Etika Pengabdian, Etika Kelembagaan dan Etika Kenegaraan serta Etika dalam hubungan masyarakat.

12.B – S Anggota Kepolisian Negara RI yang melakukan pelanggaran. Kode Etik Profesi Kepolisian Negara

Republik Indonesia dapat disidangkan dan dijatuhi hukuman melalui Sidang Disiplin

13.B – S Anggota Polri yang dalam pelaksanaan tugasnya sering bersikap mencari-cari kesalahan masyarakat,

perbuatan tersebut merupakan suatu sikap yang tanggap dan tegas

14.B – S Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia adalah merupakan sebagai wujud pengabdian

tertinggi selaku Anggota Polri yang berbakti kepada nusa dan bangsa

15.B – S Hukuman disiplin bagi Anggota Polri yang telah melakukan pelanggaran disiplin adalah hasil dari pada

Sidang Komisi yang dilaksanakan oleh angkumnya

16.B – S Seorang Anggota Polri yang diperiksa dalam persidangan terperiksa karena melakukan pelanggaran

disiplin maupun pelanggaran Kode Etik Profesi dapat didampingi oleh pendamping/ pengacara diluar instiusi

Polri.

17.B – S Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang

berlaku dan wajib bertanggung jawab atas perintah yang diberikan kepada anggota bawahannya.

18.B – S Setiap Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak dibenarkan menolak perintah atasan yang

melanggar norma hukum dan untuk itu anggota tersebut dapat diproses melalui Sidang Komisi Kode Etik Profesi

19.B – S Pimpinan dalam mengambil keputusan tidak perlu mendengar semua pendapat dari unsur-unsur yang

terkait/bawahan dan teman sejawat sederajat, kecuali dalam situasi yang mendesak.

20.B – S Pejabat Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya

harus memiliki kemampuan manajemen yang tinggi dan handal sebagaimana bunyi pasal 31 Undang-Undang

No. 2 tahun 2002

21.B – S Dalam Sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri yang tanpa dihadiri Terperiksa, (In Absensia) Komisi

dalam sidangnya tetap dapat menjatuhkan putusan terhadap terperiksa


22.B – S Salah satu hak seorang anggota Polri yang duduk selaku Terperiksa dalam Sidang Komisi Kode Etik

dalam putusan yang dijatuhkan kepadanya berhak mengajukan keberatan dalam bentuk tertulis dalam batas

waktu sekurang-kurangnya 10 (sepuluh hari) setelah menerima putusan Sidang

23.B – S Pembinaan kemampuan Profesi pejabat kepolisian Negara Republik Indonesia diselenggarakan melalui

pembinaan Etika Profesi dan pengembangan pengetahuan serta pengalamannya di bidang tehnik Kepolisian

melalui pendidikan pelatihan dan penugasan secara berjenjang dan berlanjut sebagaimana diatur dalam pasal

34 Ayat 1 Undang-undang No 2 Tahun 2002

24.B – S Pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi kepolisian Negara Republik Indonesia oleh pejabat Kepolisian

Negara Republik Indonesia diselesaikan oleh Komisi disiplin Kepolisian Negara Republik Indonesia pasal 35

Ayat 1 Undang-undang No. 2 tahun 2002

25.B – S Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan tidak dengan hormat apabila

mencapai bates usia pension, pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas, tidak memenuhi syarat jasmani

dan rohani dan atau gugur, tewas atau hilang dalam tugas.

26.B – S Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dilaksanakan secara cepat dan

paling lambat 21 (dua puluh satu hari kerja sejak sidang komisi dimulai sudah menjatuhkan putusan ).

27.B – S Putusan sanksi administrasi dijatuhkan oleh komisi kepada terperiksa untuk direkomendasikan yang

diajukan oleh ketua Komisi kepada yang membentuk komisi paling lambat 12 hari sejak putusan dibacakan

28.B – S Yang dapat membentuk Komisi Kode Etik Polri di tingkat Polres dalam rangka menyidangkan

pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan seorang bintara adalah kepala kesatuan pelanggar

29.B – S Kode Etik Profesi dan Organisasi tata kerja komisi Kode Etik Profesi Polri dituangkan dalam Peraturan

Kepolisian Negara Republik Indonesia No. Pol. 7 Tahun 2006 dan No. 9 Tahun 2006.

30.B – S Yang berhak menyidangkan bagi perwira yang melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri ditingkat

Polres / Polresta adalah Kapolres

31.B – S Setiap pelanggaran disiplin yang dilakukan anggota Polri penyelesaianya dapat diputuskan oleh

angkum melalui sidang komisi Kode Etik Profesi Polri.

32.B – S Sanksi bagi pelanggaran Kode Etik profesi Polri diwujudkan dalam bentuk hukuman badan atau

hukuman kurungan.

33.B – S Tingkah laku atau perbuatan yang mencerminkan kepribadian setiap anggota Polri yang bertakwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa dan prilakunya dapat menjadi tauladan bagi keluarga dan masyarakat serta

menghindari prilaku yang menyimpang disebut etika dalam hubungan dengan masyarakat.

34.B – S Polri dalam sistem pemerintahan merupakan 'salah satu alat Negara tugasnya membantu presiden

dalam hal menciptakan keamanan dalam negeri melalui tugas pokoknya disebut etika kelembagaan.

35.B – S Anggota Polri yang melakukan tindak pidana dapat diberhentikan tidak dengan hormat melalui sidang

komisi kode etik setelah terperiksa mendapatkan putusan dari pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum

yang tetap dengan penjatuhan hukuman minimal 3 bulan dan atau menurut pertimbangan pimpinan yang

bersangkutan tidak layak lagi menjalankan Profesi Kepolisian.


36.B – S Anggota yang melakukan pelanggaran disiplin dapat dijatuhi hukuman berupa penempatan di tempat

khusus selama 21 (dua puluh satu hari) oleh komisi Kode Etik Profesi Polri

37.B – S Sebagai anggota Polri dalam mengembang profesi kepolisian dan dalam pelaksanaan tugasnya selalu

menghadapi tantangan, perjuangan dan perubahan yang kadangkala tugas tersebut sering dihadapkan dengan

resiko baik terhadap diri maupun kesatuan maka prinsip yang harus kita pegang adalah tetap melaksanakan

tugas sesuai dengan kewajiban. Walaupun terpaksa mengakibatkan pengorbanan terhadap diri kita disebut rela

berkorban jiwa raga untuk Bangsa sebagai wujud Pengabdian.

38.B – S Yang dimaksud dengan mendahulukan kehormatan bangsa Indonesia adalah setiap anggota Polri yang

merupakan anak bangsa dalam mengembang profesi kepolisian terpanggil dari hati nuraninya untuk meluruhkan

Indonesia bersama segenap komponen bangsa Indonesia di tengah pergaulan antar bangsa di dunia

39.B – S Bahwa dalam melaksanakan tugas sebagai anggota Polri yang sedang menangani perkara maka

semua hal yang menyangkut dengan proses penyidikan perkara sebaiknya dilaksanakan diruang pemeriksaan

yang resmi dan pembicaraan yang dilakukan hanya berhubungan dengan penyidikan.

40.B – S Dalam melaksanakan tugas dan profesi selaku penyidik tidak dibenarkan mempertontongkan teknik dan

taktik kepolisian seperti tata cara penangkapan, penggeledahan / pengejaran tersangka apalagi hanya bertujuan

untuk menonjolkan diri petugas yang menangkap.

41.B – S Dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya sebagai mana diatur dalam undang-undang khususnya

dalam menangani barang-barang sitaan yang terkait dengan perkara maka harus disadari bahwa barang-barang

tersebut adalah milik orang lain sehingga tidak dibenarkan untuk memanfaatkan dan memakai dan harus tetap

bertanggung jawab dalam keaslian barang-barang tersebut selama dalam penguasaanya, hal ini menunjukkan

penanganan barang bukti.

42.B – S Bahwa didalam pelaksanaan tugas Polri harus berpedoman hukum yang berlaku dengan menjunjung

tinggi hak asasi manusia tata krama, serta memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang perkara yang

dihadapinya sehingga memberikan suatu kepastian dan ketenangan bagi masyarakat ,hal ini adalah prilaku yang

tidak menimbulkan penderitaan dan penyalahgunaan wewenang

43.B – S Sebagai alat negara penegak hukum dalam melaksanakan tugas maka tidak bersikap mau benar

sendiri dan merasa paling berhak menentukan tetapi harus juga mendengar pendapat rekan penegak hukum

lainnya namun tetap berpedoman kepada undang-undang dan aturan yang berlaku, selain itu kita dengan aparat

penegak hukum lainnya adalah sejajar (hakim, jaksa, pengacara).

44.B – S Memberikan pelayan terbaik, dimaksudkan disini adalah member ikan pelayan kepada masyarakat

serta ikhlas dengan prosedur pelayanan yang cepat, sederhana serta tidak bersikap masa bodoh atau bersikap

apatis/mendiamkan adanya harapan masyarakat..

45.B – S Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama adalah sikap dan tindakan yang dilakukan

untuk menyelamatkan jiwa seseorang melalui tindakan kepolisian sehingga nyawanya dapat tertolong.

46.B – S Dalam kondisi apapun Polri wajib memberikan pertolongan terhadap masyarakat yang membutuhkan

tanpa melihat wilayah hukum dan menyerahkan kasusnya ke satwil setempat yang disesuaikan dengan
kemampuannya, hal ini dimaksud boleh menolak permintaan pertolongan bantuan dari masyarakat

47.B – S Adalah tetap berpegang teguh kepada aturan tanpa menghendaki pamrih dari pihak masyarakat yang

ditolong, adalah sangat tidak etis apabila masyarakat yang ditolong merasa kata-kata atau tingkah laku

pemeriksa mengisyaratkan minta imbalan, apalagi mencari alasan-alasan yang membuat masyarakat terpaksa

memberikan imbalan.

48.B – S Memegang teguh rahasia sesuatu dimaksudkan disini adalah memegang teguh rahasia jabatan

terhadap pihak tertentu yang tidak ada hubungannya dengan kepentingan dinas Kepolisian Negara Republik

Indonesia, proses penegakan hukum serta pemeliharaan keamanan dan ketertiban masyarakat.

49.B – S Selalu berprilaku yang terpuji dalam mewujudkan sikap perbuatan dalam melindungi mengayomi dan

melayani masyarakat serta penegakan hukum dan menghindarkan diri dari perbuatan yang dianggap sangat

baik.

50.B – S Yang dimaksud perbuatan tercelah adalah suatu perbuatan yang dianggap kurang layak / tidak bisa

diterima oleh pihak lain karena dianggap melanggar norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma adat.

Norma sopan santun, norma kesusilaan dan norma hukum.

51.B – S Pemberhentian anggota Kepolisian Negara republik Indonesia baik dengan hormat maupun tidak

dengan hormat diatur didalam Peraturan Kapolri No. 7 tahun 2003

52.B – S Komisi Kode Etik Polri adalah terdiri dari ketua Komisi, wakil ketua komisi, sekertaris komisi dan 2 (dua)

anggota komisi ditambah anggota cadangan.

53.B – S Apabila seorang anggota Polri meninggalkan tugasnya lebih dari 30 (tiga puluh hari) kerja secara

berturut-turut tanpa alasan yang sah atau tanpa seizin pimpinannya kepadanya dapat diberhentikan dengan

hormat atau tidak dengan hormat oleh anqkumnya melaiui sidang disiplin

54.B – S Setiap atasan dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma-norma yang berlaku

yang asal bertanggung jawab atas pelaksanaan peraturan yang diberikan pada bawahannya.

55.B – S Yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang berpangkat perwira pertama

pada tingkat Polres adalah Kapolres selaku yang membentuk komisi

56.B – S Didaiam persidangan Komisi Kode Etik Profesi 'Kepolisian Negara Republik Indonesia terdapat 2 ( dua

) bentuk atau dena Sidang yaitu

57.B – S Setiap personil Polri yang mengemban profesi tertentu serta mempunyai tanggung jawab perlu dijaga

prilakunya / tindakannya, dan tindakannya harus sesuai dengan peraturan yang rnengikatn'/a sehubungan

dengan profesinya , maka kode etik profesi diperlukan

58.B – S Aspek yang berkaitan dengan Kode Etik Profesi adalah terdiri dari aspek profesionalisme aspek

akuntabilitas ,aspek mampu memegang rahasia dan aspek tidak tergantung (netral)

59.B – S Memperlakukan sesama anggota sebagai subjek yang ditandai oleh pengakuan atau hak dan

kewajiban yang sama, serta mengembangkan semangat kebersamaan serta saling mendorong untuk

meningkatkan kinerja pelayanan pada kepentingan umum adalah termasuk dalam etika kelembagaan .

60.B – S Menjaga, memelihara, dan meningkatkan rasa aman dan tentram bagi bangsa dan negara , serta
menunjukkan penghargaan dan kerja sama dengan sesama pejabat negara dalam pelaksanaan tugas adalah

merupakan bagian dalam etika kepribadian.

61.B – S Sidang komisi Kode Etik Polri tidak dapat memberikan putusan terperiksa jika tidak nadir dalam

persidangan .

62.B – S Pendamping adalah seorang anggota Polri yang bukan anggota komisi ataupun sebagai saksi yang

diajukan oleh terperiksa untuk memberikan dukungan.

63.B – S Saksi adalah setiap orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan tentang

suatu peristiwa yang berhubungan dengan perkara terperiksa / tersangka

64.B – S ................................................................................................................

65.B – S Kepala Bidang Profesi dan pengamanan (Kabid Progam) sebagai Ketua Komisi untuk memeriksa

pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh Bintara Polri

66.B – S Salah satu sanksi Moral dalam Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berupa

Tour Of Duty adalah dipindahkan tugas ke jabatan yang sama

67.B – S Salah satu sanksi Moral dalam Komisi Kede EtIK Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia berupa

Tour Of Area sdalah dipindahkan tugas ke wilayah yang berbeda

68.B – S Pemeriksaan atas pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negera Republik Indonesia dilakukan oleh

Komisi sidang disiplin dan peradilan umum

69.B – S Salah satu hak terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Kode Etik Profesi Kepolisian

Negara Republik Indonesia adalah memenuhi panggilan serta menjawab semua pertanyaan yang diajukan oleh

Ketua Komisi dan anggota Komisi.

70.B – S Salah satu kewajiban terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Komisi Kode Etik Profesi

Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah mengetahui susunan keanggotaan Komisi sebelum pelaksanaan

sidang serta menerima salinan putusan sidang 1 (satu) hari setelah putusan dibacakan

71.B – S Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 30 (tiga Puluh) hari kerja secara

berturut-turut dapat dituntut sesuai pasal 12 Peraturan Pemerintah RI Nomor I tahun 2003 tentang

Pemberhentian anggota Polri.

72.B – S Peraturan Pemerintah RI nomor 1 tahun 203 rentang pemberhentian anggota Polri pada pasal 12, 13

dan 14 serta pasal 13 Peraturan Pemerintan RI Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan Disiplin anggota Polri

tidak dapat disidangkan melalui Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia

73.B – S Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia akan dikenakan sanksi moral

yang terdiri 7 (tujuh) macam sanksi salah satunyo berupa mutasi bersifat demosi.

74.B – S Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menghapus tuntutan pidana

umum bagi anggota Kepolisian Negara Republik yang diduga kuat telah melakukan tindak pidana umum.

75.B – S Kewajiban pelanggar untuk meminta maaf secara terbatas ataupun secara langsung adalah salah satu

hukuman disiplin dalam peraturan pemerintah RJ Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan disiplin anggota Polri .
1. Dalam pasal 34 ayat 1 Undang-undang Nomor 2 tahun 2002, setiap dan perilaku Polri terkait dengan :

A. Catur Prasetya

B. Tribrata

C. Kode Etik Profesi Polri

D. Pembukaan UUD 45

2. Di dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 tahun 2003 tentang pemberhentian anggota Polri serta Peraturan

Pemerintah RI Nomor 2 tahun 2003 tentang peraturan Disiplin anggota Polri, di dalam penegakan Kode Etik

profesi dan dilakukan sidang Komisi Etik profesi Polri diatur dalam pasal berapa ?

A. Pasal 12 dan 13 PP. RI Nomor 1 Tahun 2003

B. Pasal 11 dan 14 PP. RI Nomor 2 Tahun 2003

C. Pasal 15 dan 16 PP. RI Nomor 3 Tahun 2003

D. Pasal 12, 12, 14 PP. RI No: 1 tahun 2003 serta psl 13 PP.RI No. 2 thn 2003

3. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polwiltabes /Polres / tro/

ta yang berpangkat Bintara adalah :

A. Kapolwil

B. Kapolres

C. Waka poltabes/ polres/tro/ta

D. Kabagmin.

4. Pemberhentian anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor

berapa :

A. Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003

B. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2003

C. Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2003

D. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2003

5. Peraturan disiplin anggota Kepolisian Negate Republik Indonesia diatur dalam

peraturan pemerintah RI Nomor berapa :

A. Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 Tahun 2003

B. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 Tahun 2003

C. Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2003

D. Peraturan Pemerintah RI Nomor 4 Tahun 2003

6. Organisasi dan tata kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur dalam Peraturan

Kapolri Nomor berapa :

A. Peraturan Kapolri No. Pol. : 6 Tahun 2006

B. Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006


C. Peraturan Kapolri No. Pol. : 8 Tahun 2006

D. Peraturan Kapolri No. Pol. : 9 Tahun 2006

7. Peraturan Kapolri No. Pol. : 7 Tahun 2006 tanggal 1 Juli 2006 tentang apa :

A. Peraturan Disiplin anggota Polri

B. Pemberhentian anggota Polri

C. Kode etik profesi Polri

D. Organisasi dan tata kerja Komisi Kode Etik Kepolisian Negara

8. Pelaksanaan teknis institusional peradilan umum bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diatur

dalam Peraturan Pemerintah RI Nomor berapa :

A. Peraturan Pemerintah RI Nomor 1 tahun 2003

B. Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 tahun 2003

C. Peraturan Pemerintah RI Nomor 3 Tahun 2003

D. Salah semuanya

9. Peraturan Kapolri No. Pol.: 07 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri serta Peraturan Kapolri No. Pol. :

08 tahun 2006 tentang Organisasi dan Tata kerja Komisi Kode Etik Profesi Polri, dikaitkan dengan ketentuan

pasal 34 ayat (3) undang-undang tahun 2002 tentang Kepolisian Negara Republik Indonesia perlu ditetapkan

peraturan Kapolri tentang Kode Etik Profesi Polri, kapan kedua peraturan tersebut berlaku :

A. Tanggal 1 Juli 2006

B. Tanggal 1 Juni 2006

C. Tanggal 1 Mei 2006

D. Tanggal 1 Agustus 2006

10. Proses penanganan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dimulai dengan

adanya laporan atau pengaduan dari :

A. Atasan ankum dan bawahan

B. Masyarakat serta anggota Polri

C. Sumber lain yang dipertanggungjawabkan

D. B dan c benar

11. Anggota Polri yang diduga terlibat tindak pidana sesuai dengan Peraturan Pemerintah RI. Nomor 3 tahun

2003 diproses dan disidangkan melalui :

A. Peradilan Militer

B. Peradilan tata Usaha

C. Peradilan Umum

D. Sidang Disiplin

12. Profesi Kepolisian adalah Profesi yang berkaitan dengan tugas Kepolisian baik di bidang operasional serta di

bidang apa? Sebagaimana yang dimaksud dalam Undang-undang Nomor 2 tahun 2002 tentang Kepolisian

Negara Republik Indonesia yang mencakup Profesi kepolisian :


A. Bidang Intelektual

B. Bidang pembinaan

C. Bidang Kemampuan

D. Bidang jasa serta agama

13. Setiap atasan tidak dibenarkan memberikan perintah yang bertentangan dengan norma hukum yang berlaku

dan bertanggung jawab atas pelaksanaan perintah yang diberikan kepada bawahannya diatur dalam pasal

berapa Peraturan Kapolri No. Pol : 07 Tahun 2006 Tentang Kode Etik Profesi Polri

A. Pasal 9 ayat (1)

B. Pasal 9 ayat ( 2 )

C. Pasal 7 ayat ( 1)

D. Pasal 7 ayat ( 2 )

14. Sikap moral anggota Polri yang menjunjung tinggi landasan ideologi dan konstitusional Negara Republik

Indonesia yaitu pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 termasuk etika apa

A. Etika Kelembagaan

B. Etika Kenegaraan

C. Etika kepribadian

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

15. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia menampilkan sikap kepemimpinan melalui :

A. Keteladanan

B. Kecermatan

C. Kemampuan

D. Ketegasan

16. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap profesinya didasarkan pada panggilan

ibadah sebagai ummat beragama termasuk dalam etika apa :

A. Etika Hubungan dengan masyarakat

B. Etika Kelembagaan

C. Etika Kenegaraan

D. Etika Kepribadian

17. Komisi Kode Etik Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah suatu wadah yang dibentuk dilingkungan

Polri bertugas melaksanakan pemeriksaan dalam persidangan :

A. Tindak Pidana Umum

B. Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri

C. Pelanggaran Disiplin

D. A, b, c benar semua

18. Etika Profesi Polri adalah kristalisasi nilai-nilai Tribrata yang dilandasi dan dijiwai oleh pancasila serta
mencerminkan jati diri setiap anggota Polri dalam wujud komitmen moral yang meliputi :

A. Etika Kepribadian dan Etika Kenegaraan

B. Etika Kelembagaan

C. Etika hubungan dengan masyarakat

D. A, b, c benar semua

19. Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dilaksanakan secara cepat dan

paling lambat berapa hari kerja sejak sidang Komisi dimulai sudah menjatuhkan putusan :

A. 30 (Tiga Puluh ) hari kerja

B. 20 ( Dua Puluh ) hari kerja

C. 21 ( Dua puluh satu) hari kerja

D. 25 ( Dua puluh lima ) hari kerja

20. Salah satu hak terperiksa sebelum dan sesudah pelaksanaan sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian

Negara Republik Indonesia antara lain, kecuali :

A. Mengetahui susunan keanggotaan Komisi sebelum pelaksanaan sidang

B. Menerima salinan putusan sidang 1 ( satu) hari setelah putusan dibacakan

C. Mengajukan keberatan dalam bentuk tertulis dengan batas waktu paling lambat 7 (tujuh) hari setelah

menerima salinan putusan dari sidang

D. Memenuhi panggilan serta menghadiri sidang.

21. Anggota Polri yang telah melakukan tindak pidana, kemudian diputuskan pidana dengan hukuman pidana

penjara minimum berapa bulankah, yang telah berkekuatan hukum tetap direkomendasikan oleh anggota Komisi

Kode Etik Profesi Polri tidak layak untuk dipertahankan sebagai anggota Polri.

A. 6 ( enam ) bulan

B. 10 ( sepuluh ) Bulan

C. 3 (tiga ) bulan

D. 1 ( satu) tahun

22. Setiap Pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dikenakan sanksi sebagaimana diatur dalam pasal 11, sanksi

Kode Etik Profesi Polri bersifat:

A. Hukuman Denda

B. Hukuman Materil

C. Hukuman pemecatan dari Dinas Polri

D. Hukuman Moral

23. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polda yang

berpangkat Pama adalah :

A. Kapolda

B. Waka Polda

C. Irwasda
D. Kabid Propam

24. Penjatuhan hukuman Disiplin bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia tidak menghapuskan :

A. Tuntutan Hakim

B. Tuntutan Tata Usaha

C. Tuntutan Pidana

D. Tuntutan Jaksa Umum

25. Setiap adanya pelanggaran Kode Etik Profesi Polri yang dilakukan oleh anggota Polri, kemudian yang

bersangkutan tidak hadir dalam sidang, apakah dapat diputuskan tanpa dihadiri oleh yang bersangkutan :

A. Tidak dapat diputuskan

B. Dapat diputuskan

C. Menunggu yang bersangkutan

D. Diputuskan perkara tersebut

26. Anggota Polri yang melakukan pelanggaran disiplin, pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran

disiplin anggota Polri adalah :

A. Hakim langsung

B. Jaksa langsung

C. Auditor militer

D. Ankum

27. Pejabat Kepolisian Negara. Republik Indonesia dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya harus

memiliki kemampuan apa ?

A. Kemampuan Profesi

B. Keterampilan Profesi

C. Kecerdasan Profesi

D. A dan b serta c salah semua

28. Serangkaian teguran lisan dan/atau tindakan fisik yang bersifat membina ,yang langsung dijatuhkan secara

langsung kepada anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia termasuk dalam kategori apa :

A. Hukuman disiplin

B. Tindakan disiplin

C. Tindakan ankum

D. Hukuman ankum

29. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia diberhentikan tidak dengan hormat dari dinas Kepolisian

Negara Republik Indonesia ,melalui sidang Komisi Kode Etik Profesi Polri ,apabila :

A. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 25 hari kerja secara berturut-turut.

B. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 28 hari kerja secara berturut-turut.

C. Meninggalkan tugasnya secara tidak s/ah dalam waktu lebih dari 30 hari kerja secara berturut-turut.

D. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah dalam waktu lebih dari 29 hari kerja
30. Dalam Persidangan Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia ada bentuk/ denah yaitu :

A. Bentuk U dan bentuk L

B. Bentuk U dan bentuk V

C. Bentuk U dan Bentuk sejajar

D. Bentuk U dan Bentuk segaris

31. Pejabat yang berwenang memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Polri pada tingkat Polda yang

berpangkat Pamen adalah :

A. KAPOLDA

B. Waka Polda

C. Irwasda

D. Kabid Propam

32. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diduga keras telah melakukan pelanggaran Kode

Etik Profesi Polri akan dikenakan sanksi administratif berupa, kecuali :

A. Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela

B. Kewajiban agar untuk meminta maaf secara terbatas atau secara langsung

C. Penempatan ditempat khusus

D. Kewajiban gar untuk mengikuti pembinaan ulang profesi, serta pelanggar dinyatakan tidak layak lagi

menjalankan profesi/fungsi kepolisian.

33. Pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah setiap perbuatan yang

dilakukan oleh anggota Polri yang bertentangan dengan :

A. Pancasila

B. Catur prasetya

C. Tribrata

D. Kode Etik Profesi Polri

34. Putusan sanksi administratif berupa rekomendasi untuk dapat atau tidaknya anggota Polri yang melakukan

pelanggaran diberhentikan tidak dengan hormat (PTDH) dan pemberhentian dengan hormat (PDH) diajukan oleh

Ketua Komisi Kepada Kasatker atau Kasatwil terperiksa paling lambat sampai berapa hari sejak putusan sidang

dibacakan :

A. 6 ( enam ) hari

B. 8 ( Delapan ) hari

C. 10 ( Sepuluh ) hari

D. 12 ( Dua belas ) hari

35. Setiap pelanggaran terhadap Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dikenakan sanksi

moral berupa :

A. Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan tercela.

B. Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan terpuji


C. Perilaku pelanggar dinyatakan sebagai perbuatan amoral

D. Jawaban a, b, c salah semua

36. Sejak kapan tugas dan tanggung jawab Komisi Kode Etik Profesi Polri dinyatakan telah berakhir :

A. Penyerahan hasil putusan sidang diserahkan Ke Kapolda

B. Penyerahan hasil putusan sidang diserahkan Ke Kabid Propam

C. Penyerahan hasil Putusan sidang diserahkan ke Karo Pers

D. Penyerahan hasil putusan sidang Kepada pejabat yang membentuk

37. Putusan sidang komisi kode etik Kepolisian Negara Republik Indonesia bersifat apa?

A. Bersifat Kumulatif

B. Bersifat Alternatif

C. Bersifat final

D. Bersifat Kwantitatif

38. Apakah pengertian Tour Of Duty Dalam pasal 11 ayat (2) huruf d Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun

2005 Tentang Kode Etik Profesi Polri.

A. Dipindahkan tugas ke jabatan yang berbeda

B. Dipindahkan tugas ke Wilayah yang berbeda

C. Pemberhentian tidak dengan hormat

D. Pemberhentian dengan hormat

39. Sanksi moral sesuai pasal 11 ayat 2 huruf (a),(b)/(c) berdasarkan Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun

2006 tentang Kode Etik Profesi Polri bersifat apa :

A. Bersifat mutlak

B. Bersifat Mengikat

C. Bersifat mutlak dan mengikat

D. Bersifat alternatif

40. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang senantiasa memberikan pelayanan terbaik

kepada masyarakat termasuk dalam Etika apa :

A. Etika hubungan dengan masyarakat

B. Etika Kenegaraan

C. Etika Kepribadian

D. Etika Kelembagaan

41. Setiap pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dikenakan sanksi moral sesuai pasal 11 ayat 2 Peraturan Kapolri

Nomor Polisi 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Polri, ada berapa sanksi moral peraturan tersebut :

A. 4 ( empat ) sanksi

B. 3 ( tiga ) sanksi

C. 2 ( dua ) sanksi

D. 1 ( satu ) sanksi
42. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang diberhentikan tidak dengan hormat apabila :

A. Melakukan tindak pidana

B. Melakukan Pelanggaran

C. Meninggalkan tugas atau hal lain

D. Semuanya benar

43. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia yang dijatuhi hukuman disiplin lebih dari 3 (Tiga) kali dan

dianggap tidak patut lagi dipertahankan statusnya sebagai anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia, dapat

diberhentikan tidak dengan hormat dari Dinas Polri melalui sidang apa:

A. Sidang disiplin

B. Sidang Komisi Kode Etik

C. Sidang Militer

D. Sidang Tata Usaha

44. Norma-norma atau aturan-aturan yang- merupakan kesatuan landasan etik atau filosofis dengan peraturan

perilaku maupun ucapan mengenai hal-hal yang diwajibkan, dilarang ,atau tidak patut dilakukan anggota Polri

termasuk dalam kategori apa :

A. Peraturan Disiplin

B. Peraturan Kode Etik Profesi Polri

C. Peraturan Pemerintah RI No. 1 Tahun 2003

D. Peraturan Pemerintah RI No. 2 Tahun 2003

45. Pelanggaran Peraturan Pemerintah RI Nomor 2 tahun 2003 tentang Peraturan disiplin anggota Polri

dikenakan sanksi/hukuman terdiri dan berapa jenis hukuman

A. 8 ( delapan ) jenis hukurnan

B. 7 ( tujuh ) jenis hukuman

C. 6 ( enam ) jenis hukuman

D. 5 ( Lima ) jenis hukuman

46. Memberikan keterangan yang benar dan tidak menyesatkan serta tidak melakukan pertemuan diluar

pemeriksaan dengan pihak-pihak yang terkait dengan perkara termasuk dalam Etika apa :

A. Etika Kenegaraan

B. Etika Kepribadian

C. Etika Kelembagaan

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

47. Menjunjung tinggi sumpah sebagai anggota Polri dari dalam hati nuraninya kepada Tuhan Yang Maha Esa,

serta melaksanakan tugas kenegaraan dan kemasyarakatan dengan niat murni, karena kehendak Tuhan Yang

Maha Esa sebagai wujud nyata amal ibadahnya termasuk dalam etika apa:

A. Etika Kenegaraan

B. Etika Kepribadian
C. Etika Kelembagaan

D. Etik hubungan dengan masyarakat

48. Apakah pengertian Tour Or Area Dalam pasal 11 ayat (2) huruf d Peraturan Kapolri Nomor Polisi 7 tahun

2006 Tentang Kode Etik Profesi Polri?

A. Pemberhentian tidak dengan hormat

B. Dipindahkan tugas ke jabatan yang berbeda

C. Pemberhentian dengan hormat

D. Dipindahkan tugas ke wilayah yang berbeda

49. Anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diberhentikan dengan hormat ( PDH ) kecuali :

A. Mencapai batas usia

B. Pertimbangan khusus untuk kepentingan dinas

C. Gugur/tewas, meninggal dunia atau hilang dalam tugas.

D. Meninggalkan tugasnya secara tidak syah

50. Apabila terjadi pelanggaran Kumulatif antara pelanggaran disiplin dengan Kode Etik Profesi Polri, maka

penyelesaiannya dilakukan melalui sidang apa :

A. Sidang Disiplin

B. Sidang Peradilan Umum

C. Sidang Kode Etik Profesi Polri

D. Sidang Disiplin atau sidang Kode Etik Profesi Polri

5l. Anggota Polri yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Polri dapat mengajukan keberatan

dalam bentuk tertulis dengan batas waktu paling lambat berapa hari setelah menerima salinan putusan dari

sidang?

A. 7 ( tujuh) hari

B. 9 ( Sembilan ) hari

C. 10 ( sepuluh) hari

D. 11 ( sebelas ) hari

52. Sikap moral anggota Polri terhadap institusi yang menjadi wadah pengabdian dan patut dijunjungi tinggi

sebagai ikatan lahir batin dari semua insan Bhayangkara dengan segala martabat dan kehormatannya termasuk

dalam etika apa :

A. Etika Kenegaraan

B. Etika Kelembagaan

C. Etika Kepribadian

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

53. Setiap anggota Polri wajib menampilkan sikap kepemimpinan melalui ……. Untuk melaksanakan …….. Cara-

cara yang berlaku guna tercapainya tujuan organisasinya termasuk dalam etika apa?

A. Etika Kelembagaan
B. Etika Kenegaraan

C. Etika Kepribadian

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

54. Siapakah sebagai Ketua Komisi untuk memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh Perwira menengah Polri pada tingkat Mabes Polri:

A. Kapolri

B. Waka Polri

C, Irwasum Polri

D. Kadiv Propam Polri

55. Menjunjung tinggi pancasila dan undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 sebagai

landasan ideologi dan konstitusi bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia termasuk dalam Etika apa ?

A. Etika Kenegaraan

B. Etika Kelembagaan

C. Etika Kepribadian

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

56 Siapakah sebagai Ketua Komisi Untuk memeriksa pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang dilakukan oleh Bintara pada tingkat Polda :

A. Kapolda

B. Waka Polda

C. Irwasda

D. Kabid Propam

57. Bersikap ikhlas dan ramah menjawab pertanyaan tentang perkembangan penanganan perkara yang

ditanganinya kepada semua pihak yang terkait dengan perkara yang dimaksud sehingga diperoleh kejelasan

tentang penyelesaiannya termasuk dalam Etika apa?

A. Etika dalam hubungan dengan masyarakat

B. Etika Kepribadian

C. Etika Kenegaraan

D. Etika Kelembagaan

58. Putusan Sidang Komisi Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia dapat diumumkan kepada :

A. Ankum

B. Atasan Ankum

C. Khalayak ramai/ masyarakat

D. Salah semua

59. Sikap moral anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia terhadap profesinya didasarkan pada panggilan

ibadah sebagai ummat beragama termasuk dalam Etika apa?

A. Etika dalam hubungan dengan masyarakat


B. Etika Kelembagaan

C. Etika Kenegaraan

D. Etika Kepribadian

60. Dalam melaksanakan tugas Komisi dan pengembang fungsi Profesi dan pengamanan (Propam) bekerja

dengan prinsip :

A. Prinsip pra duga bersalah

B. Prinsip pra duga tak bersalah

C. Prinsip mencari kesalahan anggota Polri

D. Salah semua

61. Salah satu perbuatan tercela bagi anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia dikaitkan dengan

Peraturan Kapolri No. Pol.: 7 Tahun 2006 tentang Kode Etik Profesi Negara Republik Indonesia adalah :

A. Bersikap tanggap dan tegas

B. Bersikap kalem dan cuek

C. Bersikap diam

D. Bersikap mencari-cari kesalahan masyarakat

62. Pejabat yang berwenang memberhentikan dari dinas Aktif bagi anggota Polri yang berpangkat Komisaris

Besar Polisi ( KOMBES POL ) atau yang lebih tinggi merupakan wewenang :

A. Presiden RI

B. Kapolri

C. DPR

D. MPR

63. Gugurnya penjatuhan hukuman disiplin kepada anggota Polri yang melakukan pelanggaran, karena si

pelanggar :

A. Menjalani pidana penjara

B. Melarikan diri dari Kesatuan

C. Meninggal dunia

D. Tugas keluar Negeri

64. Pejabat yang berwenang memberhentikan dari dinas Aktif bagi anggota Polri yang berpangkat Ajun

Komisaris Besar Polisi (AKBP) atau yang lebih tinggi merupakan wewenang:

A. Kapolri

B. Waka Polri

C. Irwasum Polri

D. Kadiv Propam Polri

65. Pengajuan surat keberatan atas penjatuhan hukuman disiplin oleh Ankum dapat diajukan kepada :

A. Bidang Pembinaan Hukum

B. Atasan Ankum
C. Kabid Propam

D. Kasubbid Provos

66. Memberikan pelayanan secepatnya terhadap pelapor atau korban tanpa berbelit-belit adalah termasuk :

A. Mengutamakan kemudahan dan tidak mempersulit.

B. Mendahulukan pelayanan terhadap yang dikenal dan menyepelekan yang belum dikenal.

C. Menerima cepat laporannya.

D. Menunggu keputusan pimpinan.

67. Penuntut tindak pidana di peradilan umum terhadap anggota Polri yang melakukan kejahatan dilakukan oleh

A. Perwira penuntut perkara

B. Ankum (atasan yang berhak menghukum)

C. Jaksa Penuntut Umum ( JPU )

D. Provos Polri

58. Penjatuhan hukuman disiplin dalam bentuk penempatan di tempat khusus paling lama 21 ( dua puiuh satu )

hari dan diperberat maksimal 7 ( tujuh ) hari, jika dilakukan anggota

A. Kondisi siaga

B. Melaksanakan Ops khusus Kepolisian

C. Negara/daerah tugas dalam keadaan darurat

D. Negara dalam keadaan aman dan damai

69. Tidak mengenal waktu istirahat selama 24 jam atau …… seorang anggota Polri yang sedang tidak bertugas

………… yang selalu siap ………… sehingga merupakan perbuatan yang terhormat apabila kepadanya

mengenyampingkan hak waktu istirahat atau hari libur dan mengutamakan panggilan tugas :

A. Memberikan pelayanan pada saat diperlukan

B. Memberikan pelayanan selama ……

C. Memberikan …..

D. Memberikan pelayanan atas adanya permintaan dari seseorang

70. Bila perbuatan Anggota Polri yang dalam pelaksanaan tugasnya tidak sesuai dengan peraturan yang berlaku

disebut :

A. Melanggar peraturan

B. Keluar dari rel

C. Menyimpang dari prosedur tugas

D. Menyimpang dari prosedur tugas kepolisian

71. Setiap anggota Polri yang terbukti melakukan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik

Indonesia dikenakan/menjatuhkan sanksi secara :

A. Secara alternative atau komulatif

B. Secara Komulatif
C. Secara kwantitatif

D. Secara Alternatif

72. Setiap anggota Polri dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya ……. Terpengaruh oleh istri/suami, anak

dan orang-orang lain ……. Atau pihak lain yang tidak ada hubungannya dengan kedinasan termasuk dalam etika

apa?

A. Etika

B. Etika Kepribadian

C. Etika Kelembagaan

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

73. Setiap anggota Kepolisian Negara Republik Indonesia wajib memegang teguh garis komando dan mematuhi

jenjang kewenangan, dan bertindak berdasarkan aturan dan tata cara yang berlaku termasuk dalam etika apa ?

A. Etika Kelembagaan

B. Etika Kenegaraan

C. Etika Kepribadian

D. Etika Hubungan dengan masyarakat

74. Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama adalah sikap dan tindakan yang dilakukan untuk

menyelamatkan jiwa seseorang melalui tindakan kepolisian sehingga nyawanya dapat tertolong dapat disebut :

A. Tindakan pertama di TKP

B. Menyelamatkan jiwa seseorang pada kesempatan pertama.

C. Menangkap pelaku pada kesempatan pertama.

D. Memberikan pertolongan atas permintaan korban.

75. Dalam pemeriksaan pelanggaran Kode Etik Profesi Kepolisian Negara Republik Indonesia terperiksa dapat

didampingi oleh siapa yang ditunjuk oleh diperiksa :

A. Keluarga terdekat

B. Jaksa Penuntut

C. Jaksa /advokasi dari umum

D. Anggota Polri yang yang bukan anggota komisi sidang

76. TRIBRATA telah diadopsi ke dalam bahasa Indonesia menjadi satu kata yang artinya sebagai berikut ;

A. Dua azas kewajiban *Kepolisian Negara RI yang dilambangkan dengan rantai.

B. Tiga azas kewajiban Kepolisian Negara RI yang dilambangkan bintang.

C. Tiga azas kewajiban Kepolisian Negara RI yang dilambangkan padi dan kapas

D. Dua azas kewajiban Kepolisian Negara RI yang dilambangkan beringin

77. Sebutkan salah satu makna yang terkandung dalam rumusan TRIBRATA antara lain :

A. Menunjuk Kepala Polisi sebagai lembaga maupun sebagai individu anggota polri.

B. Menunjuk atas langsung sebagai Kepala Polisi sebagai lembaga maupun sebagai individu anggota polri.

C. ……. Maupun sebagai individu anggota Polri


D. Menunjuk Presiden sebagai lembaga maupun sebagai individu anggota Polri

78. Sebagai pelindung, memberikan bantuan kepada warga masyarakat yang merasa ……….. Tanpa perbedaan

perlakuan tercamtum dalam BRATA berapa?

A. BRATA I

B. BRATA II

C. BRATA III

D. A, B, C dan D salah semua

79. Rumusan TRIBRATA baru hakekat makna yang menggambarkan dimensi Yang semula hanya 3 (tiga)

dimensi sekarang dikembangkan menjadi berapa dimensi.

A. 4 ( Empat ) Dimensi

B. 5 ( lima ) Dimensi

C. 6 ( Enam) Dimensi

D. 7 ( tujuh ) Dimensi

80. TRIBRATA dalam makna baru secara resmi diberlakukan di seluruh jajaran Kepolisian Negara Republik

Indonesia yang diatur dalam Keputusan Kapolri No. Pol berapa ?

A. No. Pol. : Kep/ 15 / VI / 2002 tanggal 24 Juni 2002

B. No. Pol. : Kep/ 16 / VI / 2002 tanggal 24 Juni 2002

C. No. Pol. : Kep/ 17 / VI / 2002 tanggal 24 Juni 2002

D. No. Pol. : Kep/ 18 / VI / 2002 tanggal 24 Juni 2002

81. BRATA pertama yaitu Kami Polisi Indonesia berbakti Kepada Nusa dan Bangsa dengan penuh ketaqwaan

terhadap Tuhan Yang Maha Esa mengandung makna antara lain :

A. Pernyataan setiap individu Polri sebagai insan utama

B. Pernyataan setiap individu Polri sebagai Yana Sana Darma

C. Pernyataan setiap individu Polri sebagai hamba-Nya

D. Pernyataan setiap individu Polri sebagai hamba Tuhan

82. Mengandung nilai-nilai …… sebagai perekat bangsa Indonesia yang harus dibela dan dipertahankan

keutuhannya ………

A. BRATA KE 4

B. BRATA KE 3

C. BRATA KE 2

D. BRATA KE 1

83. Kami Polisi Indonesia menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dan kemanusiaan dalam menegakkan

hukum Negara kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar tahun

1945 mengandung makna ……

A. ……… untuk mempertanggung jawabkan pelaksanaan tugasnya kepada ……

B. ……… tugasnya kepada atasan Ankum


C. Kesanggupan anggota Polri untuk mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugasnya kepada atasa.

D. Semuanya salah.

E. brata ke 2

84. BRATA ketiga yaitu kami Polisi Indonesia senantiasa melindungi, mengayomi masyarakat dengan keikhlasan

untuk mewujudkan keamanan dan ketertiban mengandung makna salah satunya adalah ?

A. Masyarakat menjadi beban pengabdian Polri.

B. Masyarakat menjadi kendala pengabdian Polri

C. Masyarakat menjadi sentral/pusat pengabdian Polri

D. Masyarakat menjadi penguasa pusat pengabdian Polri

85. Anggota Polri yang memiliki kemampuan memberikan perlindungan bagi warga masyarakat sehingga

terbebas dari rasa takut, bebas dari ancaman atau bahaya serta merasa tentram dan damai mengandung makna

yaitu ……..

A. Selaku penegak hukum.

B. Selaku pelayan

C. Selaku pengayom

D. Selaku pelindung

86. Anggota Polri yang dalam setiap langkah pengabdiannya dilakukan secara ….. Beretika, sopan, ramah dan

proporsional terkandung makna ……..

A. Selaku pelayan.

B. Selaku pelindung

C. Selaku pengayom

D. Selaku penegak hukum

87. Kedudukan TRIBRATA yang kita telah mengenal TRIBRATA yang dijadikan sebagai pedoman hidup bagi

anggota kepolisian ….…….. Anggota Polri itu sendiri dalam mengemban tugasnya …….

A. Tanggal 1 Juli 1945.

B. Tanggal 1 Juli 1950

C. Tanggal 1 Juli 1955

D. Tanggal 1 Juli 1960

88. Anggota Polri yang dijatuhi hukuman disiplin dan ditempatkan di tempat khusus paling lama : (peraturan

pemerintah RI No. 2 Pasal 9)

A. 21 hari.

B. 14 hari

C. 7 hari

D. 10 hari

89. Pemberitahuan yang disampaikan oleh seorang kepada pejabat Polri yang berwenang tentang telah atau
sedang diduga terjadi pelanggaran disiplin maupun pelanggaran kode etik polri disebut :

A. Surat pengaduan

B. Laporan tuntas

C. Laporan

D. Semuanya

90. Anggota Polri berbakti kepada nusa dan bangsa sebagai wujud pengabdian tertinggi dengan:

A. Rela berkorban harta untuk bangsa dan negara

B. Rela ditempatkan dan ….. Dimana saja

C. Rela berkorban jiwa dan raga untuk bangsa Indonesia

D. Rela berkorban demi kepentingan pribadi

91. Pemberitahuan …… :

A. Laporan Polisi

B. Surat pengaduan

C. Laporan khusus

D. Laporan tuntas

92. Seseorang / orang yang memiliki ……..yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan

yang berkaitan dengan pelanggaran Kode Etik Profesi ………

A. Saksi Mankota

B. Saksi korban

C. Saksi mata

D. Saksi ahli

93. Setiap orang yang dapat memberikan keterangan guna kepentingan pemeriksaan tentang suatu peristiwa

yang berhubungan dengan suatu perkara pelanggaran/kejahatan disebut apa?

A. Terperiksa

B. Saksi

C. Korban

D. Pendamping/advokat

94. Penanganan Pelanggaran………

A. Atasan terperiksa kepada ….

B. Permintaan…..

C. Bawahan terperiksa…..

D. Semuanya benar

95. Sebutkan salah satu kewajiban terperiksa pada saat melakukan pelanggaran disiplin dan pelanggaran Kode

Etik Profesi Polri adalah:

A. Melakukan negosiasi terhadap Komisi

B. Melarikan diri/mangkir
C. Memenuhi semua panggilan

D. Salah semuanya

96. Sebutkan salah satu kewajiban anggota Komisi Kode Etik Profesi Polri berdasarkan peraturan Kapolri No.

Pol….08 Tahun 2006

A. Mengajukan pertanyaan kepada terperiksa, saksi dan ahli untuk kepentingan pemeriksaan

B. Mengajukan …..

C. Mengajukan saran kepada terperiksa

D. Salah semuanya

You might also like