Professional Documents
Culture Documents
1, 2014
Suharjo
Universitas Esa Unggul
suharjosuharjo666@gmail.com
Abstract. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Boiler Departement is apart of production
departement which produces steam that can not be separated from issues that
corresponded with the Effectiveness of the machine caused by six big losses.
Hence, some effeetive and effecient steps are needed to overcome and prevent the
issue. The purpose of this research were to find out everall equipment
effectiveness (OEE) value of the Boiler machines to analyze the six big losses
factors, and to purpose improvement efforts based on total productive
maintenance (TPM) concept this research used OEE measurement method six big
losses, calculation analysis and cause effeect diagram to examine existing
problem to give solution improvement for the problem. The results shower that
the average OEE value of three boiler machine is not meeting standards of base
target companies. The most effecting factors of OEE value were reduced speed
losses and breakdowns losses. The proposed action for improve boiler machine
effectiveness were by utilizing autonomous maintenance according to TPM
concept.
Keyword: Total productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, six
big losses.
Abstrak. Departement Boiler PT Indah Kiat Pulp & Paper Merupakan
departement yang bergerak dalam bidang proses menghasilkan uap panas yang
bertekanan (Steam) yang tidak terlepas dari masalah yang berhubungan dengan
efektivitas mesin yang diakibatkan oleh six big losses. Oleh karena itu dibutuhkan
langkah-langkah efektif dan efisien dalam pemeliharaan mesin untuk
menanggulangi dan mencegah masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui nilai efektivitas mesin Boiler, analisis terhadap faktor six big
losses, dan untuk memperoleh solusi perbaikan berdasarkan konsep Total
Productive Maintenence (TPM). Penelitian ini menggunakan metode pengukuran
Overall Equipment Effectiveness (OEE), analisis perhitungan six big losses, dan
diagram sebab akibat untuk mencari masalah yang ada dan memberikan solusi
perbaikan masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa OEE rata-rata
tiga mesin Boiler tidak memenuhi base target OEE yang ditentukan perusahaan.
Faktor terbesar yang mempengaruhi rendahnya efektivitas mesin adalah reduced
speed losses dan breakdown losses sehingga tindakan perbaikan yang diusulkan
adalah menerapkan autonomous maintenance sesuai konsep TPM.
Kata Kunci:Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, Six
Big Losses.
79
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
PENDAHULUAN
PT. Indah Kiat Serang (IKS) adalah salah satu perusahaan besar di indonesia
yang memproduksi kertas sebagai produk utamanya. Dan memiliki plant yang
tersebar di beberapa lokasi yaitu di serang, tangerang, dan perawang. Ada
beberapa mesin yang digunakan pada perusahaan ini khususnya di PT. IKS yang
memproduksi kertas kardus dan karton dan tentuya mesin yang dimiliki sesuai
dengan kebutuhan produksi yang telah direncanakan. Mesin yang digunakan
antara lain yaitu Boiler,Wire Part, Press Part, Main Drier, Size Press. Dengan
banyaknya mesin yang sangat canggih dan banyak tersebut tentunya dibutuhkan
suatu tindakan agar mesin tersebut berjalan atau berfungsi dengan baik guna
melakukan proses produksi. Meskipun penggunaan mesin ini sangat membantu
perusahaan, tapi mesin ini pun dapat menjadi suatu penghambat bagi perusahaan
apabila penggunaan dan perawatannya tidak baik dan optimal. Mesin dapat
mudah rusak, dan jika rusak maka otomatis kegiatan produksi pun akan terhambat
yang akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan dan akan menimbulkan
kerugian tersendiri bagi perusahaan.
Seringnya terjadi hambatan dalam proses produksi kertas di PT. IKS, hal
tersebut merupakan suatu masalah bagi perusahaan. Salah satu contoh, sering
ditemukan adanya kerusakan pada boiler sehingga terjadi hambatan dalam supply
uap panas (steam) dan mengakibatkan terhambatnya proses produksi kertas
kardus dan karton.
Permasalahan yang terjadi pada unit Boiler PT. IKS adalah sering terjadinya
kerusakan pada tiga mesin utama (critical) antara lain mesin Coal Feeder, Chain
Grate dan Bfwp secara tiba-tiba atau tanpa rencana sehingga dalam produksi uap
panas (steam) terhambat.
Permasalahan mesin boiler yang dihadapi PT. IKS, adalah sering terjadinya
shutdown pada 3 mesin utama pada boiler (Coal Feeder, Chain Grate dan Bfwp)
yang tidak terencana yang diakibatkan oleh kerusakan mesin yang terjadi secara
tiba-tiba.
Berdasarkan Standar nilai OEE di boiler PT. IKS (2013) adalah 0,92%,
dengan kriteria sebagai berikut: Availability Rate lebih dari 95%, Performance
Efficiency lebih besar dari 98%, Quality Rate lebih besar dari 99%. Nilai rata-rata
OEE terendah pada mesin boiler tahun 2013 yaitu BFWP sebesar 71,72%
(menurun 18,28% dari base target 92%) dan nilai tertinggi pada mesin boiler
tahun 2013 yaitu Coal Feeder sebesar 93,76% (Melebihi 1,76% dari base target
92%).
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah melakukan analisis terhadap
faktor six big losess yang menjadi prioritas utama melalui diagram sebab akibat
dan memperoleh solusi perbaikan pada pelaksanaan sistem pemeliharaan mesin
dengan memberikan usulan perbaikan masalah dengan konsep TPM.
KAJIAN TEORI
Overall Equipment Effectiveness (OEE). Borris (2010) menyatakan OEE
merupakan pengukuran kritis yang dilakukan dalam penerapan TPM untuk
mengevaluasi kemampuan sebuah mesin/peralatan dalam sebuah sistem produksi.
OEE terdiri dari tiga ratio utama antara lain availability, performance, dan
quality. Ketiga ratio utama tersebut harus diketahui terlebih dahulu nilainya, lalu
80
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
dengan mengalikan ketiga ratio tersebut maka akan memperoleh nilai OEE nya.
metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan yang digunakan untuk
alat ukur (metric) dalam penerapan TPM guna menjaga peralatan pada kondisi
ideal dengan menghilangkan six big losses pada peralatan.
Total Productive Maintenance. Total Productive Maintenance (TPM) bertujuan
memaksimalkan efektifitas dari peralatan yang di gunakan di industri, yang tidak
difokuskan pada perawatan akan tetapi pada semua aspek dari operasi termasuk
untuk meningkatkan motivasi para pekerja di perusahaan (Anthara, 2011). Total
Productive Maintenace (TPM) adalah konsep perawatan yang melibatkan semua
pekerja di perusahaan. Tujuannya yaitu untuk mencapai efektifitas pada
keseluruhan sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan
produktif, dalam TPM ditekankan keterlibatan semua orang.
Pilar Pilar TPM adalah: Pilar 5 S (TPM di mulai dari 5S), Pilar 2-
JishuHozen (Autonomous maintenance), Pilar 3-Kaizen, Pilar 4-Planned
Maintenance, Pilar 5-Quality Maintenance, Pilar 6-Training, Pilar 7-TPM in
office, dan Pilar 8-Safety, Healthy and Environment.
Six Big Losses. Masalah yang sering diatasi oleh TPM di kenal dengan sebutan
―Six Big Losses‖, TPM membantu mengeliminasi waste yang dikategorikan
kedalam 6 jenis losses. Adapun enam kerugian besar Six Big Losses (Pakpahan,
2013) adalah:Equipment Failure/Break downs, Set-up and adjusment Losses,
Idling and Minor Stoppages Losses, Reduced Speed Losses, Process Defect
Losses, danReduced Yield Losses.
Fishbone Diagram. Root cause analysis yang salah satunya adalah fishbone
diagram, sebagai sebuah alat analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui
akar masalah penyebab suatu masalah. Sharma (2011) menyatakan, team
implementasi TPM harus melakukan analisa setiap peralatan dan melakukan
perbaikan yang diperlukan. Untuk menganalisa sebab akibat kita akan melakukan
analisa dengan menggunakan fishbone diagram yang mana melalui diagram ini
akan dapat diketahui akar permasalahan dan penyebab rendahnya efektivitas
boiler di PT. IKS.
Bentuk umum diagram sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 1.
81
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Kerangka Pemikiran
Secara umum kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti pada
Gambar 2.
METODE
Jenis dan Sumber Data. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan 4M&1E, melalui pendekatan ini bisa dijadikan panduan
untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam proses pembuatan fishbonediagram
untuk mengetahui akar masalah penyebab suatu masalah. Sedangkan data
sekunder yaitu data yang merupakan dokumentasi perusahaan, Laporan bulanan
operasional boiler, laporan bulanan maintenance, Data ini diperlukan untuk
menghitung variabel atau faktor-faktor efektivitas mesin selama kurun waktu 5
tahun dimulai dari November 2011 sampai dengan November 2013 di Boiler PT.
IKS.
Populasi Dan Sampel Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
rekaman data produksi Boiler (Bfwp, Chain Grate, Coal Feeder). Sedangkan
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah rekaman produksi Boiler PT.
IKS selama periode November 2011-November 2013.
82
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Teknik Analisis Data. Tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah base
target OEE yang tidak tercapai di Boiler PT. IKS adalah sebagai berikut:
Menghitung OEE. Di bawah ini adalah formula untuk melihat nilai OEE pada
suatu unit kerja dalam suatu proses produksi di boiler.
Breakdown Losses.
Total Breakdown Time
Breakdown Losses = X 100 % . (5)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
Setup & Adjusment.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑋 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(6)
Idling & Minor Stoppage.
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐 𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 & 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(7)
Reduced Speed.
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 −(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 )
X 100 % (8)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
Defect in process
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑟𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘
𝑅𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(9)
Reduced Yield
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(10)
Melakukan analisis root cause (diagram sebab akibat).Terdapat lima faktor
penyebab utama yang perlu diperhatikan antara lain: (1) Penyebab dikarenakan
Manusia (Man) (2) Penyebab dikarenakan metode kerja (Work Method). (3)
Penyebab dikarenakan mesin/peralatan kerja lainnya (Machine/Equipment) (4)
Penyebab dikarenakan Bahan baku (Material). (5) Penyebab di karenakan
lingkungan kerja (Environment).
83
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
84
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Lanjutan Tabel 2
Nov-14 509760 429830 4298,30 429,83
Nov-15 506880 429823 4298,23 429,82
TOTAL 2541600 2149143 19342 2149
Sumber: Laporan Produksi Boiler Indah Kiat Serang, 2011-2013
85
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
496797 − 3477,58
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = x 100 % = 99,3 %
496797
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Quality Rate sampai
periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler dapat dilihat pada Grafik pada
Gambar 5.
86
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
87
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa nilai OEE tidak tercapai disebabkan
adanya pengaruh yang lebih dominan adalah dari aspek manusia (man), aspek
manusia dapat menghambat efektivitas mesin sebagian besar dikarenakan tidak
adanya kepedulian operator terhadap perawatan dan pemeliharaan mesin Boiler,
sehingga pada saat mesin Boiler mengalami kerusakan kondisi kerusakannya
menjadi bertambah besar karena dalam pencegahan dan perbaikan mesin operator
belum dilibatkan dalam melakukan perbaikan. Maka dari itu dibutuhkan
penerapan Total productive maintenance (Tpm) seperti Autonomous maintenance
sebagai solusi untuk dapat melibatkan operator dalam melakukan pencegahan dan
perbaikan pada mesin Boiler.
88
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
Maintenance), melakukan analisis terhadap faktor six big losses yang menjadi
prioritas utama untuk dieliminasi melalui diagram sebab akibat dan untuk
memperoleh solusi perbaikan pelaksanaan sistem pemeliharaan mesin dengan
memberikan usulan perbaikan masalah berdasarkan konsep TPM.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pencapaian nilai OEE dari ketiga
mesin Boiler (Coal Feeder, Chain Grate, dan Bfwp), ada dua mesin boiler yaitu
mesin Chain grate dan Bfwp yang secara rata-rata sangat rendah dibandingkan
dengan standarisasi OEE mesin boiler PT. IKS, rendahnya nilai OEE kedua mesin
Boiler ini dikarenakan rendahnya nilai performance efficiency sebagai faktor
penyebab rendahnya nilai performance efficiency adalah tingginya nilai reduced
speed losses dan breakdown losses.
Reduced Speed Losses. Dapat dilihat dari Gambar 8 diagram sebab akibat
Reduced speedlosses terjadi disebabkan adanya pengaruh yang lebih dominan
adalah dari aspek manusia (man), seperti operator kurang memahami gejala
kerusakan pada mesin dikarenakan skill masih kurang sehingga dibutuhkan
pelatihan mengenai kerusakan mesin Boiler dan operator kurang fokus terhadap
mesin dikarenakan keterbatasan jumlah operator sehingga disaat operator ada
keperluan tidak ada operator penggantinya.
89
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
90
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
496797 − 3477,58
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = x 100 % = 99,3 %
496797
PENUTUP
Kesimpulan. Data diatas dapat kita simpulkan bahwa nilai OEE mesin Boiler
(Coal Feeder, Chain Grate, dan Bfwp) dapat dikategorikan dalam kondisi
memenuhi standar yang ditetapkan. Nilai OEE perusahaan bisa dikatakan
memenuhi BaseStandard perusahaan 0,92%, apabila sudah sesuai dengan kriteria
sebagai berikut: Availability Rate lebih dari 95%, Performance Efficiency lebih
besar dari 98%, Quality Rate lebih besar dari 99% dan OEE nya lebih besar dari
92%,
91
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014
DAFTAR PUSTAKA
92