You are on page 1of 14

Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No.

1, 2014

USULAN PENINGKATAN EFEKTIVITAS PADA MESIN BOILER PT.


INDAH KIAT SERANG DENGAN KONSEP TOTAL PRODUCTIVE
MAINTENANCE

Suharjo
Universitas Esa Unggul
suharjosuharjo666@gmail.com

Abstract. PT. Indah Kiat Pulp & Paper Boiler Departement is apart of production
departement which produces steam that can not be separated from issues that
corresponded with the Effectiveness of the machine caused by six big losses.
Hence, some effeetive and effecient steps are needed to overcome and prevent the
issue. The purpose of this research were to find out everall equipment
effectiveness (OEE) value of the Boiler machines to analyze the six big losses
factors, and to purpose improvement efforts based on total productive
maintenance (TPM) concept this research used OEE measurement method six big
losses, calculation analysis and cause effeect diagram to examine existing
problem to give solution improvement for the problem. The results shower that
the average OEE value of three boiler machine is not meeting standards of base
target companies. The most effecting factors of OEE value were reduced speed
losses and breakdowns losses. The proposed action for improve boiler machine
effectiveness were by utilizing autonomous maintenance according to TPM
concept.
Keyword: Total productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, six
big losses.
Abstrak. Departement Boiler PT Indah Kiat Pulp & Paper Merupakan
departement yang bergerak dalam bidang proses menghasilkan uap panas yang
bertekanan (Steam) yang tidak terlepas dari masalah yang berhubungan dengan
efektivitas mesin yang diakibatkan oleh six big losses. Oleh karena itu dibutuhkan
langkah-langkah efektif dan efisien dalam pemeliharaan mesin untuk
menanggulangi dan mencegah masalah tersebut. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui nilai efektivitas mesin Boiler, analisis terhadap faktor six big
losses, dan untuk memperoleh solusi perbaikan berdasarkan konsep Total
Productive Maintenence (TPM). Penelitian ini menggunakan metode pengukuran
Overall Equipment Effectiveness (OEE), analisis perhitungan six big losses, dan
diagram sebab akibat untuk mencari masalah yang ada dan memberikan solusi
perbaikan masalah tersebut. Hasil penelitian menunjukan bahwa OEE rata-rata
tiga mesin Boiler tidak memenuhi base target OEE yang ditentukan perusahaan.
Faktor terbesar yang mempengaruhi rendahnya efektivitas mesin adalah reduced
speed losses dan breakdown losses sehingga tindakan perbaikan yang diusulkan
adalah menerapkan autonomous maintenance sesuai konsep TPM.
Kata Kunci:Total Productive Maintenance, Overall Equipment Effectiveness, Six
Big Losses.

79
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

PENDAHULUAN
PT. Indah Kiat Serang (IKS) adalah salah satu perusahaan besar di indonesia
yang memproduksi kertas sebagai produk utamanya. Dan memiliki plant yang
tersebar di beberapa lokasi yaitu di serang, tangerang, dan perawang. Ada
beberapa mesin yang digunakan pada perusahaan ini khususnya di PT. IKS yang
memproduksi kertas kardus dan karton dan tentuya mesin yang dimiliki sesuai
dengan kebutuhan produksi yang telah direncanakan. Mesin yang digunakan
antara lain yaitu Boiler,Wire Part, Press Part, Main Drier, Size Press. Dengan
banyaknya mesin yang sangat canggih dan banyak tersebut tentunya dibutuhkan
suatu tindakan agar mesin tersebut berjalan atau berfungsi dengan baik guna
melakukan proses produksi. Meskipun penggunaan mesin ini sangat membantu
perusahaan, tapi mesin ini pun dapat menjadi suatu penghambat bagi perusahaan
apabila penggunaan dan perawatannya tidak baik dan optimal. Mesin dapat
mudah rusak, dan jika rusak maka otomatis kegiatan produksi pun akan terhambat
yang akan mengurangi jumlah produk yang dihasilkan dan akan menimbulkan
kerugian tersendiri bagi perusahaan.
Seringnya terjadi hambatan dalam proses produksi kertas di PT. IKS, hal
tersebut merupakan suatu masalah bagi perusahaan. Salah satu contoh, sering
ditemukan adanya kerusakan pada boiler sehingga terjadi hambatan dalam supply
uap panas (steam) dan mengakibatkan terhambatnya proses produksi kertas
kardus dan karton.
Permasalahan yang terjadi pada unit Boiler PT. IKS adalah sering terjadinya
kerusakan pada tiga mesin utama (critical) antara lain mesin Coal Feeder, Chain
Grate dan Bfwp secara tiba-tiba atau tanpa rencana sehingga dalam produksi uap
panas (steam) terhambat.
Permasalahan mesin boiler yang dihadapi PT. IKS, adalah sering terjadinya
shutdown pada 3 mesin utama pada boiler (Coal Feeder, Chain Grate dan Bfwp)
yang tidak terencana yang diakibatkan oleh kerusakan mesin yang terjadi secara
tiba-tiba.
Berdasarkan Standar nilai OEE di boiler PT. IKS (2013) adalah 0,92%,
dengan kriteria sebagai berikut: Availability Rate lebih dari 95%, Performance
Efficiency lebih besar dari 98%, Quality Rate lebih besar dari 99%. Nilai rata-rata
OEE terendah pada mesin boiler tahun 2013 yaitu BFWP sebesar 71,72%
(menurun 18,28% dari base target 92%) dan nilai tertinggi pada mesin boiler
tahun 2013 yaitu Coal Feeder sebesar 93,76% (Melebihi 1,76% dari base target
92%).
Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah melakukan analisis terhadap
faktor six big losess yang menjadi prioritas utama melalui diagram sebab akibat
dan memperoleh solusi perbaikan pada pelaksanaan sistem pemeliharaan mesin
dengan memberikan usulan perbaikan masalah dengan konsep TPM.

KAJIAN TEORI
Overall Equipment Effectiveness (OEE). Borris (2010) menyatakan OEE
merupakan pengukuran kritis yang dilakukan dalam penerapan TPM untuk
mengevaluasi kemampuan sebuah mesin/peralatan dalam sebuah sistem produksi.
OEE terdiri dari tiga ratio utama antara lain availability, performance, dan
quality. Ketiga ratio utama tersebut harus diketahui terlebih dahulu nilainya, lalu

80
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

dengan mengalikan ketiga ratio tersebut maka akan memperoleh nilai OEE nya.
metode pengukuran efektivitas penggunaan suatu peralatan yang digunakan untuk
alat ukur (metric) dalam penerapan TPM guna menjaga peralatan pada kondisi
ideal dengan menghilangkan six big losses pada peralatan.
Total Productive Maintenance. Total Productive Maintenance (TPM) bertujuan
memaksimalkan efektifitas dari peralatan yang di gunakan di industri, yang tidak
difokuskan pada perawatan akan tetapi pada semua aspek dari operasi termasuk
untuk meningkatkan motivasi para pekerja di perusahaan (Anthara, 2011). Total
Productive Maintenace (TPM) adalah konsep perawatan yang melibatkan semua
pekerja di perusahaan. Tujuannya yaitu untuk mencapai efektifitas pada
keseluruhan sistem produksi melalui partisipasi dan kegiatan pemeliharaan
produktif, dalam TPM ditekankan keterlibatan semua orang.
Pilar Pilar TPM adalah: Pilar 5 S (TPM di mulai dari 5S), Pilar 2-
JishuHozen (Autonomous maintenance), Pilar 3-Kaizen, Pilar 4-Planned
Maintenance, Pilar 5-Quality Maintenance, Pilar 6-Training, Pilar 7-TPM in
office, dan Pilar 8-Safety, Healthy and Environment.

Six Big Losses. Masalah yang sering diatasi oleh TPM di kenal dengan sebutan
―Six Big Losses‖, TPM membantu mengeliminasi waste yang dikategorikan
kedalam 6 jenis losses. Adapun enam kerugian besar Six Big Losses (Pakpahan,
2013) adalah:Equipment Failure/Break downs, Set-up and adjusment Losses,
Idling and Minor Stoppages Losses, Reduced Speed Losses, Process Defect
Losses, danReduced Yield Losses.

Fishbone Diagram. Root cause analysis yang salah satunya adalah fishbone
diagram, sebagai sebuah alat analisa yang dapat digunakan untuk mengetahui
akar masalah penyebab suatu masalah. Sharma (2011) menyatakan, team
implementasi TPM harus melakukan analisa setiap peralatan dan melakukan
perbaikan yang diperlukan. Untuk menganalisa sebab akibat kita akan melakukan
analisa dengan menggunakan fishbone diagram yang mana melalui diagram ini
akan dapat diketahui akar permasalahan dan penyebab rendahnya efektivitas
boiler di PT. IKS.
Bentuk umum diagram sebab akibat dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1. Bentuk umum Diagram sebab akibat


Sumber: Data dari jurnal, (Hamzah, 2010)

81
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Kerangka Pemikiran
Secara umum kerangka pemikiran penelitian ini dapat digambarkan seperti pada
Gambar 2.

Gambar 2. Kerangka pemikiran


Sumber: Dari data sekunder yang diolah

METODE

Penelitian ini bersifat eksplanatif deskriptif dengan tujuan untuk


memperoleh gambaran mengenai pilar-pilar TPM yang mempunyai pengaruh
positif yang besar dalam menyebabkan kerusakan pada boiler.

Jenis dan Sumber Data. Adapun jenis dan sumber data dalam penelitian ini
adalah data primer dan data sekunder. Data primer dalam penelitian ini yaitu
menggunakan pendekatan 4M&1E, melalui pendekatan ini bisa dijadikan panduan
untuk merumuskan faktor-faktor utama dalam proses pembuatan fishbonediagram
untuk mengetahui akar masalah penyebab suatu masalah. Sedangkan data
sekunder yaitu data yang merupakan dokumentasi perusahaan, Laporan bulanan
operasional boiler, laporan bulanan maintenance, Data ini diperlukan untuk
menghitung variabel atau faktor-faktor efektivitas mesin selama kurun waktu 5
tahun dimulai dari November 2011 sampai dengan November 2013 di Boiler PT.
IKS.

Populasi Dan Sampel Penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
rekaman data produksi Boiler (Bfwp, Chain Grate, Coal Feeder). Sedangkan
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah rekaman produksi Boiler PT.
IKS selama periode November 2011-November 2013.

82
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Teknik Analisis Data. Tahapan yang dilakukan untuk memecahkan masalah base
target OEE yang tidak tercapai di Boiler PT. IKS adalah sebagai berikut:
Menghitung OEE. Di bawah ini adalah formula untuk melihat nilai OEE pada
suatu unit kerja dalam suatu proses produksi di boiler.

𝑂𝐸𝐸 = 𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑋 𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑋 𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 (1)


𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 −𝐷𝑜𝑤𝑛 𝑡𝑖𝑚𝑒
Availability = 𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 = (2)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 𝑋 𝑇𝑕𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑐𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒


𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝑟𝑎𝑡𝑒 = (3)
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖 𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒

𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡 − 𝐷𝑒𝑓𝑒𝑐𝑡 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑡


𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = (4)
𝑃𝑟𝑜𝑐𝑒𝑠𝑠𝑒𝑑 𝑎𝑚𝑜𝑢𝑛𝑡

Pengukuran Six Big losses

 Breakdown Losses.
Total Breakdown Time
Breakdown Losses = X 100 % . (5)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
 Setup & Adjusment.
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝑆𝑒𝑡𝑢𝑝 & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑚𝑒𝑛𝑡 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = 𝑋 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(6)
 Idling & Minor Stoppage.
𝑁𝑜𝑛 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐 𝑡𝑖𝑣𝑒 𝑇𝑖𝑚𝑒
𝐼𝑑𝑙𝑖𝑛𝑔 & 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(7)
 Reduced Speed.
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 =
𝑂𝑝𝑒𝑟𝑎𝑡𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒 −(𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑝𝑟𝑜𝑑𝑢𝑐𝑡𝑖𝑜𝑛 )
X 100 % (8)
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
 Defect in process
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑟𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘
𝑅𝑒𝑤𝑜𝑟𝑘 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(9)
 Reduced Yield
𝐼𝑑𝑒𝑎𝑙 𝑐𝑦𝑐𝑙𝑒 𝑡𝑖𝑚𝑒 𝑥 𝑆𝑐𝑟𝑎𝑝
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑌𝑖𝑒𝑙𝑑 = X 100 %
𝐿𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑇𝑖𝑚𝑒
(10)
Melakukan analisis root cause (diagram sebab akibat).Terdapat lima faktor
penyebab utama yang perlu diperhatikan antara lain: (1) Penyebab dikarenakan
Manusia (Man) (2) Penyebab dikarenakan metode kerja (Work Method). (3)
Penyebab dikarenakan mesin/peralatan kerja lainnya (Machine/Equipment) (4)
Penyebab dikarenakan Bahan baku (Material). (5) Penyebab di karenakan
lingkungan kerja (Environment).

HASIL DAN PEMBAHASAN

Mesin/peralatan yang menjadi objek penelitian yaitu Coal Feeder, Chain


Grate dan Bfwp yang merupakan mesin/peralatan utama dalam proses

83
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

pembuatan uap panas, dimana sering terjadi kerusakan sehingga dapat


menghentikan proses operasional boiler.
Tabel 1. Data Planned downtime,Breakdowns, Setup, dan Idle & Minor
Stoppages Mesin Boiler Periode November 2011-November 2013
TOTAL TOTAL IDLE &
TOTAL TOTAL
PLANNED MINOR
MESIN BULAN BREAKDOWNS SETUP
DOWNTIME STOPPAGES
(menit) (menit) (menit) (menit)
Nov-11 5000 4320 900 1140
Nov-12 6000 2880 780 1260
COAL
Nov-13 6200 2880 960 1620
FEEDER
Nov-14 7250 5760 840 1380
Nov-15 9500 7200 720 1200
TOTAL 28950 23040 4200 6600
Nov-11 9500 7200 1080 1320
Nov-12 13450 11520 1260 1500
CHAIN
Nov-13 32025 28800 900 1380
GRATE
Nov-14 15000 14400 780 1320
Nov-15 25000 24480 1020 1440
TOTAL 15000 86400 5040 6960
Nov-11 23500 2880 9300 10020
Nov-12 29000 8640 11760 7380
BFWP Nov-13 37000 18720 9540 8700
Nov-14 20200 8640 600 10080
Nov-15 15250 11520 300 900
TOTAL 124950 50400 31500 37080
Sumber: Laporan Monitoring maintenance Boiler PT. IKS, 2011-2013
Tabel 2. Data Produksi Mesin Boiler Periode November 2011-November 2013
Product
Available Rework Defect
MESIN BULAN processed
(menit) (Ton) (Ton) (Ton)
Nov-11 514080 496797 2483,99 993,59
Nov-12 515520 496798 4967,98 993,60
COAL
Nov-13 515520 496798 4967,98 993,60
FEEDER
Nov-14 512640 496796 4967,96 993,59
Nov-15 511200 496795 4967,95 993,59
TOTAL 2568960 2483984 22356 4968
Nov-11 511200 439915 2199,58 879,83
Nov-12 492480 439912 4399,12 879,82
CHAIN
Nov-13 489600 439900 4399,00 879,80
GRATE
Nov-14 504000 439910 4399,10 879,82
Nov-15 493920 439903 4399,03 879,81
TOTAL 2491200 2199540 19796 4399
Nov-11 515520 429838 2149,19 429,84
BFWP Nov-12 509760 429832 4298,32 429,83
Nov-13 499680 429820 4298,20 429,82

84
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Lanjutan Tabel 2
Nov-14 509760 429830 4298,30 429,83
Nov-15 506880 429823 4298,23 429,82
TOTAL 2541600 2149143 19342 2149
Sumber: Laporan Produksi Boiler Indah Kiat Serang, 2011-2013

Hasil Pengukuran Efektivitas Peralatan


Pengukuran Availability Peralatan Produksi. Formula untuk menghitung
availability adalah formula (4.2).
509080 − 6360
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = X 100% = 98,75%
509080
Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai periode
November 2013 untuk setiap mesin Boiler dapat dilihat pada Gambar 3.

100.00 99.03 98.93


98.75 98.42 98.18
98.00
98.09 97.02 96.63 97.41
96.00 95.49
94.00 94.22 96.05 94.25 COAL
93.21 FEEDER
92.00 92.01
CHAIN
90.00 GRATE
88.00 BFWP
November 2011 November November November November
2012 2013 2014 2015

Gambar 3. Grafik nilai availability rasio mesin Boiler


Sumber: Data sekunder yang diolah, periode 2011-2013.

Pengukuran Performance Efficiency


𝑇𝑜𝑛 1 𝐽𝑎𝑚
Ideal cycle time = 57 𝑥 = 0,96 menit/ton
𝐽𝑎𝑚 60 𝑀𝑒𝑛𝑖𝑡

Tabel 3.Ideal Cycle Time Mesin Boiler


Mesin Ideal Cycle time (menit)
Coal Feeder 0,96
Chain Grate 0,85
Bfwp 0,83
Sumber: Hasil Pengolahan data periode 2010-2013
Perhitungan nilai Performance Efficiency mesin Coal Feeder untuk bulan
November 2010:
496797 X 0,96
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 = x 100 % = 94,70 %
502720

Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency


sampai periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler dapat dilihat Gambar
4.

85
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Gambar 4. Grafik Nilai Performance Efficiency Mesin Boiler


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2010-2013

a. Pengukuran Rate of Quality


Untuk menghitung qualityrate adalah formula (4.4). Perhitungan nilai Quality
rate mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011:

496797 − 3477,58
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = x 100 % = 99,3 %
496797
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Quality Rate sampai
periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler dapat dilihat pada Grafik pada
Gambar 5.

Gambar 5. Grafik Rate of Quality Mesin Boiler


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2011-2013

Pengukuran overall Equipment Effectiveness. Nilai Availability x nilai


Performance Rate (%) x Nilai quality Rate (%) sesuai dengan formula OEE (4.1).
Perhitungan nilai OEE mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011:
OEE (%) = 98,75% x 94,70% x 99,30% = 92,86%
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung OEE sampai periode
November 2013 untuk setiap mesin Boiler dapat dilihat pada Gambar 6.

86
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Gambar 6. Nilai Overall Equipment Effectiveness Mesin Boiler


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2011-2013

Hasil Pengukuran Six–big losses


Equipment failure/Breakdowns losses.Besarnya persentase efektifitas mesin
yang hilang akibat Equipment failure dapat dihitung dengan formula (5).
Perhitungan nilai Breakdowns mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011:
4320
Breakdown Losses = X 100 % = 0,85%
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung breakdowns losses
sampai periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.

Set up & Adjusment Losses.Besarnya persentase efektifitas mesin yang hilang


akibat Set-up & Adjustment dapat dihitung dengan formula (6). Perhitungan nilai
Set-up & adjusment Losses mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011
900
Setup & 𝐴𝑑𝑗𝑢𝑠𝑡𝑖𝑛𝑔 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 % = 0,18
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Set up & adjusment
Losses sampai periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.
Idling and Minor Stoppages. Besarnya persentase efektifitas mesin yang hilang
akibat Idling and MinorStoppages dapat dihitung dengan formula (7).Perhitungan
Idling and Minor Stoppages Losses Mesin Coal Feeder untuk bulan November
2010
1140
Idling & 𝑀𝑖𝑛𝑜𝑟 𝑆𝑡𝑜𝑝𝑝𝑎𝑔𝑒 Losses = X 100 % = 0,22%
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Idling and Minor
Stoppages Losses sampai periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.

Reduced Speed Losses. Untuk mengetahui persentase besarnya reduced speed


lose yang hilang dapat di hitung dengan menggunakan formula (8). Perhitungan
Reduced Speed Losses mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011:
502720 − (0,96 𝑥 496797)
𝑅𝑒𝑑𝑢𝑐𝑒𝑑 𝑆𝑝𝑒𝑒𝑑 𝐿𝑜𝑠𝑠𝑒𝑠 = X 100 % = 5,23%
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Reduced Speed Losses
sampai periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.

87
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Rework Losses. Untuk mengetahui presentase faktor rework loss yang


mempengaruhi efektivitasmesin dengan menggunakan formula (9). Perhitungan
Rework Losses mesin Coal Feeder untuk bulan November 2011:
0,96 X 2484
Rework Losses = X100% = 0,47%
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Rework Losses sampai
periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.

Yield/Scrap Losses. Untuk mengetahui presentase factor yield/scrap loss yang


mempengaruhi efektivitas mesin dengan menggunakan formula (10). Perhitungan
Yield/Scrapp Losses mesin Coal Feeder untuk November 2011:
0,96 X 993,59
Yield Scrap Losses = x 100% = 0,19%
509080
Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Scrap Losses sampai
periode November 2013 untuk setiap mesin Boiler.

Analisis Diagram Sebab Akibat

Gambar 7. Diagram Sebab Akibat OEE Tidak Mencapai Base Target


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2010-2013

Pada Gambar 7 dapat dilihat bahwa nilai OEE tidak tercapai disebabkan
adanya pengaruh yang lebih dominan adalah dari aspek manusia (man), aspek
manusia dapat menghambat efektivitas mesin sebagian besar dikarenakan tidak
adanya kepedulian operator terhadap perawatan dan pemeliharaan mesin Boiler,
sehingga pada saat mesin Boiler mengalami kerusakan kondisi kerusakannya
menjadi bertambah besar karena dalam pencegahan dan perbaikan mesin operator
belum dilibatkan dalam melakukan perbaikan. Maka dari itu dibutuhkan
penerapan Total productive maintenance (Tpm) seperti Autonomous maintenance
sebagai solusi untuk dapat melibatkan operator dalam melakukan pencegahan dan
perbaikan pada mesin Boiler.

Pembahasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat efektivitas mesin


CoalFeeder,Chain Grate, dan Bfwp dari perhitungan availability, performance
efficiency,dan rate of quality product serta nilai OEE (Overall Equipment
Effectiveness) sebagai langkah awal penerapan TPM (Total Productive

88
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Maintenance), melakukan analisis terhadap faktor six big losses yang menjadi
prioritas utama untuk dieliminasi melalui diagram sebab akibat dan untuk
memperoleh solusi perbaikan pelaksanaan sistem pemeliharaan mesin dengan
memberikan usulan perbaikan masalah berdasarkan konsep TPM.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pencapaian nilai OEE dari ketiga
mesin Boiler (Coal Feeder, Chain Grate, dan Bfwp), ada dua mesin boiler yaitu
mesin Chain grate dan Bfwp yang secara rata-rata sangat rendah dibandingkan
dengan standarisasi OEE mesin boiler PT. IKS, rendahnya nilai OEE kedua mesin
Boiler ini dikarenakan rendahnya nilai performance efficiency sebagai faktor
penyebab rendahnya nilai performance efficiency adalah tingginya nilai reduced
speed losses dan breakdown losses.
Reduced Speed Losses. Dapat dilihat dari Gambar 8 diagram sebab akibat
Reduced speedlosses terjadi disebabkan adanya pengaruh yang lebih dominan
adalah dari aspek manusia (man), seperti operator kurang memahami gejala
kerusakan pada mesin dikarenakan skill masih kurang sehingga dibutuhkan
pelatihan mengenai kerusakan mesin Boiler dan operator kurang fokus terhadap
mesin dikarenakan keterbatasan jumlah operator sehingga disaat operator ada
keperluan tidak ada operator penggantinya.

Gambar 8. Diagram sebab akibat Reduced Speed Losses.


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2010-2013

Breakdown Losses. Dapat dilihat dari Gambar 9 diagram sebab akibat


Breakdownlosses terjadi disebabkan adanya pengaruh yang lebih dominan adalah
dari aspek manusia (man), seperti operator kurang peduli dengan perawatan dan
kurang komunikatif jika ada kerusakan mesin, operator sering mengganti
settingan pada mesin dan operator kurang fokus terhadap mesin.

89
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Gambar 9. Diagram sebab akibat Breakdown losses


Sumber: Data sekunder yang diolah periode 2010-2013

Solusi perbaikan sistem pemeliharaan dengan konsep TPM. Berdasarkan


analisis faktor-faktor dominan dari six big losses dalam hal ini reduced speed loss
dan breakdown losses, salah satu penyebab tingginya losses adalah dalam
kegiatan produksi di boiler PT. IKS operator mesin belum terlibat langsung dalam
menangani mesin-mesin, mereka masih berpegang pada konsep lama yaitu "Saya
memperbaiki mesin dan anda menjalankan mesin", artinya perawatan dan
perbaikan mesin masih dilakukan oleh mekanik dan petugas bagian Engineering,
hal ini sangat merugikan karena akan memerlukan waktu yang lama. Melihat dari
konsep diatas, oleh karena itu direkomendasikan penerapan konsep autonomous
maintenance terhadap operator pada mesin boiler (Coal Feeder, Chain Grate, dan
Bfwp). Autonomous maintenance menyajikan cara nyata dan layak dimana
ketersediaan dan karenanya profitabilitas organisasi dapat ditingkatkan.
Perusahaan didorong untuk mengadopsi tujuh langkah pelaksanaan autonomous
maintenance, dan ini harus ditopang oleh dukungan manajemen puncak.
Penerapan metode autonomous maintenance memiliki tujuh tahap
(Nakajima, 1988), yaitu:Tahap Initial Cleaning atau Pembersihan Awal, Tahap
Penanggulangan Pada Sumber Masalah, Tahap Mengembangkan Cleaning dan
Standard Lubrikasi, Tahap General Inspection (Inspeksi Umum) Pada Mesin dan
Alat Kerja, Tahap Autonomous Maintenance Inspection, Tahap Pengaturan dan
Penempatan yang Rapi, dan Penerapan Program Autonomous Maintenance.
Setelah dilakukan usulan penerapan autonomous maintenance terhadap
operator, pada Pengukuran efektivitas mesin boiler diperiode Desember 2013
sampai dengan Februari 2013 dengan menggunakan data yang bersumber dari
laporan produksi.
Hasil Pengukuran Efektivitas Peralatan. Formula untuk menghitung
availability adalah formula (2). Perhitungan nilai availability mesin Coal Feeder
untuk periode Desember 2013

𝑳𝑜𝑎𝑑𝑖𝑛𝑔 𝑡𝑖𝑚𝑒 = 44620 − 250 = 44370


44370 − 50
𝐴𝑣𝑎𝑖𝑙𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑦 = X 100% = 99,89%
44370

90
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Dengan perhitungan yang sama untuk menghitung availability sampai periode


Februari 2013 untuk setiap mesin Boiler. Berdasarkan nilai dari hasil perhitungan
avaibility diperoleh nilai availability untuk mesin Boiler yang berkisar diantara
99,88%-99,94%.

Pengukuran Performance Efficiency. formula yang dipakai untuk menghitung


nilai Performance Efficiency adalah formula (3). Perhitungan nilai Performance
Efficiency mesin Coal Feeder untuk bulan Desember 2013.
43848 X 0,96
𝑃𝑒𝑟𝑓𝑜𝑟𝑚𝑎𝑛𝑐𝑒 𝐸𝑓𝑓𝑖𝑐𝑖𝑒𝑛𝑐𝑦 = x 100 % = 94,81 %
44320

Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Performance Efficiency


sampai periode Februari 2013 untuk setiap mesin Boiler. Berdasarkan nilai dari
hasil perhitungan Performance Efficiency diperoleh nilai performance efficiency
untuk mesin Boiler yang berkisar diantara 95,01%-95,85%.

Pengukuran Rate of Quality. Formula yang dipakai untuk menghitung


qualityrate adalah formula (4). Perhitungan nilai quality rate mesin Coal Feeder
untuk bulan Desember 2013.

496797 − 3477,58
𝑄𝑢𝑎𝑙𝑖𝑡𝑦 𝑟𝑎𝑡𝑒 = x 100 % = 99,3 %
496797

Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung Quality Rate sampai


periode Februari 2013 untuk setiap mesin Boiler. Berdasarkan nilai dari hasil
perhitungan Quality Rate diperoleh nilai quality rate untuk mesin boiler yang
berkisar diantara 99,4%-98,8%.

Pengukuran overall Equipment Effectiveness. Nilai Availability x nilai


Performance Rate (%) x Nilai quality Rate (%) sesuai dengan formula OEE (1).
Perhitungan nilai OEE mesin Coal Feeder untuk bulan Desember 2013.

OEE (%) = 99,89% x 94,81% x 99,3% = 94,04%

Menggunakan perhitungan yang sama untuk menghitung OEE sampai periode


Februari 2013 untuk setiap mesin Boiler.

PENUTUP
Kesimpulan. Data diatas dapat kita simpulkan bahwa nilai OEE mesin Boiler
(Coal Feeder, Chain Grate, dan Bfwp) dapat dikategorikan dalam kondisi
memenuhi standar yang ditetapkan. Nilai OEE perusahaan bisa dikatakan
memenuhi BaseStandard perusahaan 0,92%, apabila sudah sesuai dengan kriteria
sebagai berikut: Availability Rate lebih dari 95%, Performance Efficiency lebih
besar dari 98%, Quality Rate lebih besar dari 99% dan OEE nya lebih besar dari
92%,

91
Suharjo 79–92 Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

DAFTAR PUSTAKA

Anthara, I.M.A. (2011). Analisa Usulan Penerapan Total Productive Maintenance


(TPM) Studi Kasus di Divisi Mekanik Perum Damri Bandung.
Majalah Ilmiah Unikom, 7(2), 167-180.
Borris, S. (2010). Total Productive Maintenance. New York: McGraw-Hill
Companies, Inc.
Hamzah, A. (2010). Fishbone Diagram/Cause Effect Diagram. Diunduh dari
http://bibinggo.wordprcss.com/.
Pakpahan, O. (2013). Analisa Produktivitas: Six Big Losess (Enam Kerugian
Besar). Diunduh dari http://kangom.blogspot.com/2013/03/analisa-
produktivitas-six-big-Iosses.html.
Sharma, R., & Trikha, V. (2011). TPM implementation in piston manufacturing
industry for OEE. International Journal of Current Engineering and
Technology, 1(1), 108-125.

92

You might also like