Professional Documents
Culture Documents
BriAcc - Simades Aplikasi Android Guna Transparansi Dana Desa
BriAcc - Simades Aplikasi Android Guna Transparansi Dana Desa
1. Pendahuluan
Akuntansi pemerintah merupakan salah satu akuntansi sektor publik yang mengalami
perkembangan dengan cepat seiring perkembangan jaman. Adanya tuntutan akuntabilitas atas dana-
dana masyarakat yang dikelola pemerintah mendorong kebutuhan atas penggunaaan akuntansi dalam
mencatat dan melaporkan kinerja pemerintah. Akuntansi pemerintah dilakukan guna terselenggaranya
pemerintahan yang baik (good governance). Penyelenggaraan akuntansi pemerintah tidak hanya
diterapkan pada pemerintah pusat, namun juga di pemerintah daerah hingga pemerintah desa.
Pemerintah desa diberi kewenangan dalam mengatur dan mengelola wilayahnya dengan
mendayagunakan potensi serta kemampuan yang dimiliki masyarakat demi peningkatan kesejateraan.
Desa guna pembangunan desa. Dana Desa merupakan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara (APBN) kemudian ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk
serta pemberdayaan masyarakat. Pemerintah menganggarkan Dana Desa secara nasional dalam APBN
setiap tahun. Pada tahun 2017 Pemerintah Pusat mengeluarkan Dana Desa sebesar 60 triliun rupiah.
Rata-rata per desa mendapatkan dana sebesar 800 juta rupiah sampai 1 miliar rupiah bergantung
dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya. Sebagian besar Pemerintah Desa yang belum siap
menerima Dana Desa yang cukup besar jumlahnya sehingga sebagian kepala desa masih belum
optimal dalam pengelolaan Dana Desa dengan tidak menerapkan 3E (Ekonomis, Efektif, dan Efisien)
menimbulkan penggunaan Dana Desa rawan terhadap penyelewengan oleh pihak-pihak yang
mengelolanya. Indonesia Corruption Watch (ICW) merilis terdapat 110 kasus penyelewengan dana
desa dan alokasi dana desa sepanjang tahun 2016-10 Agustus 2017 dimana rata-rata dilakukan oleh
kepala desa. Jumlah kerugian negara atas kasus tersebut mencapai 30 miliar rupiah. Adapun bentuk
penyelewangan Dana Desa yang dilakukan pemerintah desa diantaranya yaitu penggelapan,
anggaran, dan suap. Dari sejumlah bentuk korupsi tersebut, terdapat 5 titik rawan penyelewengan dana
desa dalam proses pengelolaan dana desa yaitu dari proses perencanaan, proses pertanggungjawaban,
monitoring dan evaluasi, pelaksanaan, dan pengadaan barang dan jasa dalam hal penyaluran dan
pengelolaan Dana Desa. Ada beberapa cara untuk melakukan penyelewengan dana desa yang dipantau
ICW antara lain membuat rancangan biaya di atas harga pasar, mempertanggungjawabkan
pembiayaan bangunan fisik dengan dana desa padahal proyek tersebut bersumber dari sumber lain,
meminjam sementara dana desa untuk kepentingan pribadi namun tidak dikembalikan, lalu
pemungutan atau pemotongan dana desa oleh oknum pejabat kecamatan atau kabupaten,
penggelembungan atau mark up pembayaran honor perangkat desa dan mark up pembayaran alat tulis
kantor (ATK), pembelian inventaris kantor dengan dana desa namun diperuntukkan secara pribadi,
pemangkasan anggaran publik kemudian dialokasikan untuk kepentingan perangkat desa, dan
melakukan konspirasi proyek yang didanai dana desa, serta membuat kegiatan proyek fiktif yang
Oleh karena itu, perlu adanya suatu sarana transparansi kepada masyarakat secara luas dari
penggunaan dana desa tersebut. Guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik
yang dilakukan pemerintah desa di Kabupaten Pasuruan dapat melalui penggunaan aplikasi berbasis
Android yang bernama Simades (Sistem Manajemen Dana Desa). Simades merupakan aplikasi yang
memiliki fitur dapat membantu dalam transparansi dan akuntabilitas dari pelayanan publik pemerintah
desa serta memberikan edukasi tentang Dana Desa. Dengan adanya aplikasi ini masyarakat desa di
pembangunan serta kegiatan pengembangan desa. Tujuan dari adanya aplikasi Simades adalah
mengoptimalkan pengelolaan Dana Desa lebih transparan dan akuntabel sehingga dapat
memaksimalkan penggunaan Dana Desa guna meningkatkan pembangunan Infrastruktur desa hingga
kesejahteraan masyarakat, serta dapat mencapai terselenggaranya pemerintahan yang baik (good
governance).
2. Tinjauan Pustaka
Android adalah sistem operasi dengan sumber terbuka, dan Google merilis kodenya di bawah
Lisensi Apache. Kode dengan sumber terbuka dan lisensi perizinan pada Android memungkinkan
perangkat lunak untuk dimodifikasi secara bebas dan didistribusikan oleh para pembuat perangkat,
operator nirkabel, dan pengembang aplikasi. Selain itu, Android memiliki sejumlah besar komunitas
pengembang aplikasi (apps) yang memperluas fungsionalitas perangkat, umumnya ditulis dalam versi
kustomisasi bahasa pemrograman Java. Pada bulan Oktober 2013, ada lebih dari satu juta aplikasi
yang tersedia untuk Android, dan sekitar 50 miliar aplikasi telah diunduh dari Google Play, toko
aplikasi utama Android. Sebuah survei pada bulan April-Mei 2013 menemukan bahwa Android adalah
platform paling populer bagi para pengembang, digunakan oleh 71% pengembang aplikasi bergerak.
Di Google I/O 2014, Google melaporkan terdapat lebih dari satu miliar pengguna aktif bulanan
Aplikasi Android dikembangkan dalam bahasa pemrograman Java dengan menggunakan kit
pengembangan perangkat lunak Android (SDK). SDK ini terdiri dari seperangkat perkakas
pengembangan, termasuk debugger, perpustakaan perangkat lunak, emulator handset yang berbasis
QEMU, dokumentasi, kode sampel, dan tutorial. Didukung secara resmi oleh lingkungan
pengembangan terpadu (IDE) Eclipse, yang menggunakan plugin Android Development Tools
(ADT). Perkakas pengembangan lain yang tersedia di antaranya adalah Native Development Kit untuk
aplikasi atau ekstensi dalam C atau C++, Google App Inventor, lingkungan visual untuk pemrogram
pemula, dan berbagai kerangka kerja aplikasi web seluler lintas platform.
2.2. Peran Sistem Informasi Dalam Menyusun Laporan Keuangan Yang Akuntabel
Penyajian informasi keuangan pemerintah desa masih secara manual sehingga dapat
memperlambat pengguna untuk mengakses informasi tersebut sebagai dasar pengambilan keputusan.
Oleh sebab itu, seiring berjalannya waktu IT (Information Technologi) semakin canggih. Penyajian
informasi keuangan desa dapat menggunakan media internet/WEB atau bahkan berbasis Android.
Penyajian keuangan berbasis Android juga dapat dilakukan dengan lebih fleksibel dan disesuaikan
dengan kebutuhan pengguna untuk mendukung setiap keputusan yang dibuat. Penyajian Informasi
keuangan pemerintah desa dituntut untuk lebih cepat dan akurat sehingga tidak terdapat salah saji
yang material. Kegiatan tersebut merupakan salah satu bentuk akuntabilitas pemerintah desa atas
Konsep akuntabilitas oleh Stewart (Nurcholis, 2000) yang merinci tingkatan akuntabilitas
menjadi lima jenis, yakni: (1) Accountability for Probity and Legality; (2) Process Accountability; (3)
Accountability for Probity berkaitan dengan penghindaran terhadap kejahatan jabata khususnya untuk
meyakinkan bahwa dana telah digunakan dengan benar dan dengan cara yang benar. Sistem Informasi
Dana Desa ini merupakan bentuk upaya dalam mewujudkan akuntabilitas yang memadai, sehingga
tidak ada celah bagi pengelola anggaran untuk melakukan penyelewengan anggaran. Sedangkan
Accountability for Legality menekankan bahwa kekuasaan yang diberikan oleh undang-undang tidak
melampaui batas. Hal ini berkaitan dengan apakah terdapat prosedur-prosedur yang diterapkan untuk
dilakukan sesuai dengan yang telah ditetapkan sebelumnya. Performance, programme, dan policy
accountability berturut-turut menekankan pada kinerja, program, dan kebijakan dari suatu entitas yang
disampaikan kepada publik. Sistem informasi berbasis Android ini memberikan dampak yang
signifikan terhadap akuntabilitas pengelolaan dana desa yang mana akan memperkecil peluang
terjadinya manipulasi data keuangan publik serta akan meningkatkan aksesibilitas masyarakat dan
pemangku kepentingan dalam mendapat informasi berkaitan dengan pengelolaan dana desa tersebut.
Keakuratan dan kecepatan merupakan hal penting dalam penyajian informasi keuangan, sehingga
dengan dengan adanya sistem informasi ini akan mampu mengatasi permasalahan akurasi dan
Siklus akuntansi merupakan gambaran tahapan proses akuntansi yang meliputi pencatatan,
penggolongan, pengikhtisaran, dan pelaporan yang dimulai pada saat terjadi sebuah transaksi.
a. Tahap Pencatatan
Tahap ini merupakan langkah pertama dari siklus akuntansi. Hal yang dilakulan yaitu mengumpulkan
b. Tahap Penggolongan
Tahap penggolongan merupakan tahap mengelompokkan catatan bukti transaksi ke dalam kelompok
buku besar sesuai dengan nama akun dan saldo-saldo yang telah dicatat dan dinilai ke dalam kelompok
c. Tahap Pengikhtisaran
Pada tahap ini dilakukan pembuatan neraca saldo dan kertas kerja. Laporan Kekayaan Milik Desa
berisi saldo akhir akun-akun yang telah dicatat di buku besar utama dan buku besar pembantu. Laporan
Kekayaan Milik Desa dapat berfungsi untuk mengecek keakuratan dalam memposting akun ke dalam
debit dan kredit. Di dalam Laporan Kekayaan Milik Desa jumlah kolom debit dan kredit harus sama
atau seimbang.
d. Tahap Pelaporan
Tahap ini merupakan tahap terakhir dari siklus akuntansi. Kegiatan yang dilakukan pada tahap ini :
Laporan ini berisi jumlah anggaran dan realisasi dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan dari
Laporan yang berisi posisi aset lancar, aset tidak lancar, dan kewajiban pemerintah desa per 31
Proses
penyusunan dan SPP/SPM/SPD/SP2
RAPBD/RKA/DPA
penetapan APBD D/Bukti Transaksi
RAPBD
Laporan
Buku Besar Neraca Saldo Keuangan
Pemerintah Desa
2.4. Konsep 3E
Konsep 3E ini merupakan suatu pengukuran kinerja pengelolaan sektor publik antara lain Ekonomi,
Efisien, dan Efektif. Ekonomi merupakan suatu hubungan antara pasar dan masukan (cost of input).
Dengan kata lain ekonomi merupakan implementasi praktik pembelian barang dan jasa input dengan
tingkat kualitas tertentu pada harga terbaik yang memungkinkan. Dalam kaitan dengan dana desa yaitu
pembeliam barang dan jasa yang dilakukan oleh perangkat desa. Efisiensi berhubungan erat dengan
antara output yang dihasilkan terhadap input yang digunakan (cost of output). Dalam hal ini apakah
output yang dihasilkan sebanding atau lebih besar dari input. Efektivitas, pada dasarnya berhubungan
dengan pencapaian tujuan atau target kebijakan. Indikator efektivitas yaitu jangkauan akibat dan
dampak (outcome) dari keluaran (output) program dalam mencapai tujuan program.
Dari uraian diatas, maka dapat kita simpulkan bahwa ketiga pokok bahasan dalam value for
money sangat terkait dengan yang lainnya, ekonomi membahas input, efisiensi
membahas input dan output, dan efektivitas membahas output dan outcome.
3. Metode Penelitian
Objek penelitian ini adalah Kabupaten Pasuruan. Output dari penelitian ini berupa aplikasi berbasis
Android ini diharapkan dapat membantu perangkat desa terutama Kepala Desa dalam mengelola serta
Menurut Indriantoro dan Supomo (2011:146), data primer merupakan data penelitian yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli atau pihak pertama (tidak melalui media perantara). Data sekunder
merupakan data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui media perantara atau
diperoleh dan dicatat oleh pihak lain (Indriantoro dan Supomo, 2011:147). Kami menggunakan dua
Studi kepustakaan merupakan cara untuk memperoleh data dengan mempelajari buku, jurnal,
3.3.2. Observasi
Metode observasi merupakan teknik pengumpulan data melalui pengamatan langsung atau
peninjauan secara cermat dan langsung di lapangan atau lokasi penelitian.Dalam hal ini, peneliti dengan
berpedoman kepada desain penelitiannya perlu mengunjungi lokasi penelitian untuk mengamati
langsung berbagai hal atau kondisi yang ada di lapangan. Penemuan ilmu pengetahuan selalu dimulai
dengan observasi dan kembali kepada observasi untuk membuktikan kebenaran ilmu pengetahuan
tersebut.
3.3.3. Dokumentasi
Cara dokumentasi biasanya dilakukan untuk mengumpulkan data sekunder dari berbagai sumber,
baik pribadi maupun kelembagaan (Anwar Sanusi, 2011:114). Penelitian ini menggunakan teknik
keuangan desa.
Dalam menganalisis data, penulis menggunakan metode deskriptif kualitatif yaitu dengan
keterangan yang benar dan lengkap untuk pemecahan masalah yang dihadapi.
Dalam analisis deskriptif kualitatif dengan mengacu pada model analisis data yang telah
dikembangkan oleh Huberman dan Miles menggunakan model interaktif dengan tiga prosedur yaitu :
reduksi data, penyajian data, dan menarik kesimpulan. Secara rinci bahwa alur teknik analisis data yang
Reduksi data ini dimana peneliti merangkum dan memilih informasi inti yang sesuai dengan fokus
penelitian. Pemilihan dan perangkuman data dilakukan apabila data yang diperoleh dari narasumber
terlalu banyak dan tidak semua data tersebut relevan dengan rumusan masalah. Reduksi data dilakukan
untuk menghasilkan data yang lebih tepat dan jelas, mempermudah peneliti untuk melakukan
pengumpulan data yang selanjutnya, dan mencari kembali ketika dibutuhkan oleh peneliti.
Penyajian data yang dilakukan dalam bentuk uraian singkat sehingga dapat memudahkan peneliti
untuk memahami kondisi yang terjadi dan dapat menentukan tahap selanjutnya yang akan dikerjakan.
Data yang dapat disajikan oleh peneliti dalam penelitian ini berupa analisis perencanaan pengelolaan
keuangan desa.
Teknik ini dimana kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan terbaru yang belum
pernah ada sebelumnya. Verifikasi didasarkan pada penyajian data dan reduksi data serta menjawab
4. Hasil
Akuntansi pemerintah merupakan salah satu akuntansi sektor publik yang mengalami
perkembangan dengan cepat seiring perkembangan jaman. Adanya tuntutan akuntabilitas atas dana-
dana masyarakat yang dikelola pemerintah mendorong kebutuhan atas penggunaaan akuntansi dalam
mencatat dan melaporkan kinerja pemerintah. Penyelenggaraan akuntansi pemerintah tidak hanya
diterapkan pada pemerintah pusat, namun juga di pemerintah daerah hingga pemerintah desa. Demi
meningkatkan kesejahteraan masyarakat desa, Pemerintah Pusat mengalokasikan Dana Desa guna
pembangunan desa.
Dana Desa merupakan dana yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)
kemudian ditransfer melalui APBD kabupaten/kota dan digunakan untuk membiayai penyelenggaraan
pemerintahan hingga pemberdayaan masyarakat. Pada tahun 2017 Pemerintah Pusat mengeluarkan
Dana Desa sebesar 60 triliun rupiah. Rata-rata per desa mendapatkan dana sebesar 800 juta rupiah
sampai 1 miliar rupiah bergantung dengan luas wilayah dan jumlah penduduknya. Pemerintah Desa
yang belum siap menerima Dana Desa yang cukup besar jumlahnya sehingga sebagian kepala desa
masih belum optimal dalam pengelolaan Dana Desa dengan tidak menerapkan 3E (Ekonomis, Efektif,
dan Efisien) menimbulkan penggunaan Dana Desa rawan terhadap penyelewengan oleh pihak-pihak
yang mengelolanya.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu sarana transparansi kepada masyarakat secara luas dari
penggunaan dana desa tersebut. Guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik
yang dilakukan Desa Karang Jati Kabupaten Pasuruan dapat melalui penggunaan aplikasi berbasis
Android yang bernama Simades (Sistem Manajemen Dana Desa). Simades merupakan aplikasi yang
memiliki fitur dapat membantu dalam transparansi dan akuntabilitas dari pelayanan publik pemerintah
desa serta memberikan edukasi mengenai penggunaan Dana Desa. Dengan adanya aplikasi ini,
masyarakat desa di Desa Karang Jati Kabupaten Pasuruan dapat melakukan pemeriksaan dan
Terdapat beberapa menu utama aplikasi simades yang membantu pengelolaan dana desa lebih
1. Edukasi
Menu Edukasi berisi tentang edukasi penggunaan dana desa dan pengelolaan dana desa yang tepat
sasaran
2. Rencana Kegiatan
Selanjutnya terdapat menu Rencana Kegiatan yang dimana terdapat 2 sub menu yaitu rencana
kegiatan dan anggaran. Sub menu Rencana Kegiatan mengenai rencana-rencana kepala desa dalam
penggunaan dana desa serta terdapat Sub Menu Anggaran yang digunakan untuk menampilkan
3. Realisasi Kegiatan
Kemudian terdapat menu Realisasi kegiatan yang dimana terdapat 2 sub menu yaitu Rencana
Kegiatan dan Laporan Anggaran. Sub Menu Realisasi Kegiatan akan menampilkan realisasi kegiatan
kepada masyarakat atas rencana kepala desa serta sub menu Laporan Anggaran yang menampilkan
anggaran yang telah dipakai untuk merealisasikan rencana kegiatan kepala desa.
Masyarakat desa dapat menyampaikan saran maupun kritik atas program dan anggaran yang telah
5. Bantuan
Menu bantuan berisi mengenai panduan singkat mengenai penggunaan aplikasi supaya pengguna
6. Tentang
Menu yang terakhir merupakan menu tentang, pada menu tentang terdapat profil pengguna serta
terdapat contact person guna pengaduan apabila terjadi error pada aplikasi
Dengan adanya aplikasi simades, kepala desa lebih mudah memahami cara pengelolaan dana desa
yang efektif dan tepat sasaran serta masyarakat dapat mengawasi penggunaan dana desa supaya lebih
transparan. Aplikasi tersebut juga membantu kepala desa dalam pelaporan transaksi yang telah terjadi
sehingga lebih akuntabel dalam pelaporan dana desa pada masa akhir periode serta sebagai sarana
5. Penutup
5.1. Kesimpulan
Akuntansi Pemerintah telah menjadi bidang yang sangat diperlukan dalam pengelolaan keuangan
pemerintah baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah tak terkecuali pemerintah desa.
governance). Pemerintah desa diberi kewenangan dalam mengatur dan mengelola sendiri
demi kesejahteraan dan kemajuan masyarakat desa. Dana Desa merupakan dana yang berasal dari
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) kemudian ditransfer melalui APBD kabupaten/kota
Pada tahun 2017 Pemerintah Pusat mengeluarkan Dana Desa sebesar 60 triliun rupiah. Rata-rata per
desa mendapatkan dana sebesar 800 juta rupiah sampai 1 miliar rupiah bergantung dengan luas wilayah
dan jumlah penduduknya. Pemerintah Desa yang belum siap menerima Dana Desa yang cukup besar
jumlahnya sehingga sebagian kepala desa masih belum optimal dalam pengelolaan Dana Desa dengan
tidak menerapkan 3E (Ekonomis, Efektif, dan Efisien) menimbulkan penggunaan Dana Desa rawan
terhadap penyelewengan oleh pihak-pihak yang mengelolanya. Dari studi pustaka yang dilakukan
penyelewengan yang terjadi dikategorikan dalam beberapa bentuk yaitu penggelapan, penyalahgunaan
anggaran, penyalahgunaan wewenang, mark up anggaran, laporan fiktif, pemotongan anggaran, dan
suap.
Oleh karena itu, perlu adanya suatu sarana transparansi kepada masyarakat secara luas dari
penggunaan dana desa tersebut. Guna meningkatkan transparansi dan akuntabilitas pelayanan publik
yang dilakukan di Kabupaten Pasuruan dapat melalui penggunaan aplikasi berbasis Android yang
bernama Simades (Sistem Manajemen Dana Desa). Simades merupakan aplikasi yang memiliki fitur
dapat membantu dalam transparansi dan akuntabilitas dari pelayanan publik pemerintah desa serta
5.2. Saran
Berdasarkan hasil penelitian, penulis bermaksud mengajukan beberapa saran yang berkaitan dengan
a. Pemerintah Desa
1) Meningkatkan kompetensi sumber daya manusia di Pemerintah Desa dengan cara adanya
pengelolaan keuangan desa dengan cara menyediakan fasilitas teknologi informasi yang
memadai dan pelatihan pelatihan terkait penggunakaan teknologi infomasi kepada Pemerintah
Desa. Dalam hal ini, dapat menggunakan aplikasi Simades ini dalam proses pengelolaan
keuangan desa.
b. Masyarakat Desa
Diharapkan adanya peran dari masyarakat desa terutama yang tergabung ke dalam Badan
Permusyawaratan Desa (BPD) untuk turut serta dalam pengelolaan keuangan desa, seperti
memantau dan mengawasai kebijakan-kebijakan yang diambil Pemerintahan Desa untuk program-
Referensi