Professional Documents
Culture Documents
1. Ketentuan keseimbangan
Suatu batang yang lurus, berbentuk prisma dan langsing akan mengubah
bentuknya sampai gaya menjadi seimbang dengan gaya lainnya. Kejadian
keseimbangan akan kita perhatikan dengan ketentuan agar perubahan bentuknya itu
kecil sekali dan pengaruhnya atas titik tangkap gaya luar dan jurusannya begitu kecil
agar pada perhitungan kita abaikan pengaruhnya.
Dengan suatu potongan tegak lurus paga garis sumbu kita membagi batang
yang kita perhatikan atas dua potongan. Pada potongan seluas F ini kita
memperhatikan bagian yang sebelah kiri. Sebagai gaya luar timbul :
Dalam Azas potongan dasar yang disampaikan oleh Jakob Bernaulli (1654-1705)
dan Louis Navier (1785-1836) menyatakan “Potongan dari suatu batang yang
datar harus juga menjadi datar sesudah mengalami perubahan bentuk ”. Azas
ini hanya bisa diterapkan pada batang dari bahan bangunan yang seragam atau
homogen, seperti besi atau baja. Sedangkan untuk batang-batang yang tidak seragam
seperti kayu dan beton bertulang, azas ini hanya cocok pada perhitungan tegangan
linear.
Ketentuan perubahan bentuk pada prakteknya berbunyi : “Suatu bagian batang
z yang dipotong mengubah panjangnya x dan y oleh beban sebesar z. Jika
potongan ini datar sesudah dan sebelum mengalami perubahan bentuk maka regangan
() dapat ditentukan sebagai berikut :
= A + B.x + C.y
a, b dan c adalah suatu nilai sembarang yang belum diketahui nilainya dan akan
ditentukan sebagai berikut :
N = (a + b.x + c.y).dF = a.dF + b.x.dF + c.y.dF
= a. dF + b. x.dF + c.y.dF
Jika kita memilih pusat salib sumbu pada titik berat mengakibatkan Sx dan Sy bernilai 0
(nol) dan persamaan di atas disederhanakan menjadi :
N = a.F
N.xA = b.Iy + c.Zxy
N.yA = b.Zxy + c.Ix
Dan dengan menyelesaikan persamaan simultan 3 persamaan di atas masing-masing
nilai a, b, c di dapat yaitu :
N N ( x A .Ix y A .Zxy ) N ( y A .Iy x A .Zxy )
a ; b ; c
F Ix.Iy Zxy 2 Ix.Iy Zxy 2
Zxy dapat dibuat bernilai 0 (nol) jika kita memilih sistem koordinat terkonyungsi
sehingga persamaan tegangan normal dapat ditulis :
N N .x A N(yA)
+ .x + .y
F Iy Ix
Dimana :
= Tegangan Normal (gaya dibagi satuan luas; kg/cm 2, t/m2)
N = Gaya normal/aksial (Tekan ; Tarik)
xA, yA = Koordinat titik tangkap gaya Normal
x, y = Koordinat titik yang akan dihitung tegangan normalnya
Ix, Iy = Momen Inersia terhadap sumbu X dan Y
F = Luas Penampang
Contoh Soal :
Diketahui penampang segi empat dengan dimensi 30x60 cm 2, setelah dihitung
dengan mekanika ternyata batang tersebut memikul gaya aksial sebesar 10 ton (tarik),
dengan titik tangkap ada 2 kemungkinan pada titik berat dan pada titik A (lihat
gambar). Tentukan besarnya tegangan normal pada Titik J, K dan L untuk masing-
masing kemungkinan titik tangkap gaya normal.
Penyelesaian :
B. Tegangan Normal titik tangkap gaya normal pada titik O (pada titik berat)
N N .( x A ) O N ( y A )O
J + .xJ + .yJ
F Iy Ix
10000 10000.(0) 10000(0)
J + .(-15) + .(-30) = +5,6 kg/cm2
1800 135000 540000
(Teg. tarik)
N N .( x A ) O N ( y A )O
K + .xK + .yK
F Iy Ix
10000 10000.(0) 10000(0)
K + .(-10) + .(5) = +5,6 kg/cm2
1800 135000 540000
(Teg. tarik)
N N .( x A ) O N ( y A )O
L + .xL + .yL
F Iy Ix
10000 10000.(0) 10000(0)
L + .(0) + .(30) = +5,6 kg/cm2
1800 135000 540000
(Teg. tarik)
Jika gaya normal atau gaya aksial mempunyai titik tangkap pada titik berat
penampang akan memberikan besarnya tegangan normal pada penampang adalah
sama ini disebut Gaya Normal Centris dan lawannya adalah Gaya Normal Eksentris
(tidak bekerja pada titik berat penampang).
Untuk menambah pemahaman saudara, cobalah menghitung tegangan normal
pada titik-titik lain dan titik tangkap gaya normal pada koordinat yang lain.
Jika N = 0 berlaku :
My Mx
Iy
.x - .y
Ix
Jika My = 0 berlaku :
N Mx
- .y
F Ix
Jika N = 0 ; My = 0 berlaku :
Mx
- .y
Ix
Jika N = 0 ; Mx = 0 berlaku :
My
Iy
.x
Jika suatu penampang mempunyai sumbu simetri maka besarnya tegangan pada serat
terluar sejajar sumbu simetris dapat ditulis :
a. Sumbu simetris sejajar sumbu X (horisontal)
Mx
+
Wx
Dengan Wx = momen tahanan terhadap sumbu X (cm3)
Wx = Ix/y
b. sumbu simetris sejajar sumbu Y (Vertikal)
My
+ Wy
Titik berat
Ya
X X
Tegangan Yb
Tarik Mx(+)
=+ Mx.Yb/Ix=+Mx/Wx
Contoh soal :
Diketahui penampang seperti gambar berikut :
100 cm
12 cm
48 cm
30 cm
Penyelesaian :
Rumus Umum :
N My Mx
+ Iy .x - .y
F Ix
Untuk My = 0 berlaku :
N Mx
- .y
F Ix
Satuan akhir tegangan : kg/cm2
Diketahui :
N = -15 ton = -15000 kg (tekan)
Mx = 150 tm = 15000000 kgcm
F = 1800 cm2
Ix = 879971 cm4
O(30,91 ; 37,64) ---------------> Yb= 37,64 cm ; Ya = 60-37,64 = 22,36 cm
N Mx
F
-Ix
.y
15000 0
a b
1800
- Ix
.y = -8,333 kg/cm2 (tegangan tekan)
100 cm a =8,333
kg/cm2
12 cm
48 cm
b =8,333
30 cm kg/cm2
N Mx
F
- Ix
.y
0 15000000
a
F
- 879971
.22,36 = -381 kg/cm2 (tegangan tekan)
0 15000000
b
F
- 879971
.(-37,64) = +641 kg/cm2 (tegangan tarik)
100 cm a =381
kg/cm2
12 cm
48 cm
+
b =641
30 cm kg/cm2
N Mx
F
- Ix
.y
15000 15000000
a
1800
- 879971
.22,36
= -389,5 kg/cm2 (tegangan tekan)
15000 15000000
b
1800
- 879971
.(-37,64)
= 372,8 kg/cm2 (tegangan tarik)
100 cm a =389,5
kg/cm2
12 cm
48 cm
b =372,8
30 cm kg/cm2
=N/F
Sebagai latihan cobalah bentuk penampang di bawah ini. Beban dapat ditentukan
sendiri
t2=13 mm
t1 = 8 mm
h=400+n/2 mm
t2 = 13 mm
b =200+n/2 mm
1 d
e
b y dz
yz ..dF
sehingga :
Qy.Sx
yz
b.Ix
dan secara umum tegangan geser ditulis sebagai berikut :
Q.Sx
b.Ix
Dimana :
= tegangan geser
Q = Gaya Lintang/Gaya Geser
Sx = Statis momen bidang di atas atau di bawah serat yang ditinjau
b = lebar serat pada penampang
Ix = Momen Inersia penampang terhadap sumbu X
Contoh soal :
Diketahui penampang seperti gambar berikut :
100 cm
12 cm
48 cm
30 cm
Sudah didapat : F = 1800 cm2 ; Ix = 879971 cm4; Titik berat : O(30,91 ;
37,64), Jika penampang di atas direncanakan memikul Gaya Lintang sebesar (Q) = 15
ton, hitung dan gambar diagram tegangan geser penampang di atas.
Penyelesaian
Langkah awal penyelesaian soal ini adalah dengan memberi notasi pada setiap
sudut penampang sebagai berikut :
Q.Sx
b.Ix
Telah diketahui :
Gaya lintang (Q) = 15 ton = 15000 kg
Momen Inersia terhadap sumbu X (Ix) = 879971 cm4
Jadi :
ab 0 ; (Sab = 0)
15000.21252
oo 12,08 kg/cm2
30.879971
15000.19632
cd 11,15 kg/cm2
30.879971
15000.19632
ce 3,35 kg/cm2
100.879971
gf 0 ; (Sgf = 0)
5. Gambar diagram tegangan geser (harus pakai skala)
gf = 0
ce = 3,35 kg/cm2
ab = 0
Sebagai latihan cobalah bentuk penampang di bawah ini. Beban gaya Geser
dapat dipakai sama dengan contoh di atas atau ditentukan sendiri
t2=13 mm
t1 = 8 mm
h=400 mm
t2 = 13 mm
b =200 mm
Q = F = r/c.max.F
T = rQ = max/c.r2.F
Sehingga total Torsi yang ditimbulkan oleh gaya geser dan harus seimbang dengan
Torsi Dalam sebesar :
T) = max/c.r2.F) = T
T = max/c.r2.F)
r2.F) = ( r2.dF) = Ip (Inersia Polar)
sehingga :
T .c
max
Ip
T = max/c.Ip. --
Dimana :
= Tegangan geser akibat Torsi
T = Torsi
r = Radius titik yang ditinjau dari titik berat
= (x2 +y2) ; x,y = Koordinat titik tinjau dengan pusat salib sumbu pada
titik berat penampang
Ip = Inersia polar = Ix + Iy
max .L
Busur QQ’ = max.L = c. -----
c
Untuk distorsi elastis pada batang yang mengalami puntiran, gaya geser
maksimum dalam batas elastis dan menurut Hukum Hook berlaku :
max T .c
max ; dengan G = Modulus Geser
G Ip.G
Dengan mensubstitusikan nilai max ke persamaan didapat :
max .L T .c . L T .L
= Ip.G c
c Ip.G
Untuk Torsi yang bekerja sepanjang L dari Suatu titik tetap akan berlaku :
T T
Ip.G .L Ip.G
L ; L=L
Sehingga :
T .L
Ip.G
Dimana :
= Putaran sudut pada lokasi torsi dalam radian
T = Torsi
L = Panjang Batang dari ujung batang yang dianggap tetap
(perletakan) ke lokasi Torsi
Ip = Inersia Polar
G = Modulus geser (tergantung jenis bahan)
Gbaja = 8,1.105 kg/cm2
Gkayu = 6.104 kg/cm2
Contoh Soal:
Diketahui sebuah konsol kayu seperti gambar :
h =12cm
b=8cm
L = 2m
Hitunglah :
1.Tegangan geser maksimum yang terjadi akibat puntir sebesar T = 20 kgm
2. Besarnya sudut puntiran pada ujung konsol
Penyelesaian :
1. diselesaikan dengan rumus :
T .r
Ip
T .rmax
max
Ip
diketahui :
L = 2 m = 200 cm
T = 20 kgm = 2000 kgcm
rmax = (42 + 62) = 7,21 cm (koordinat pada sudut penampang)
Ip = Ix + Iy = 1/12.b.h3 + 1/12.h.b3
= 1/12.8.123 + 1/12.12.83 =1664 cm4
A B
5m
80 cm
12 cm
38 cm
35 cm
Diminta :
a. Hitung besaran penampang dan besaran Inersia penampang tersebut di atas
b. Hitung dan Gambar Diagram Tegangan akibat momen Lentur pada tengah
bentang
c. Hitung dan Gambar Diagram Tegangan akibat gaya lintang sejauh 1 m di kanan
A
PENYELESAIAN
a. Menghitung Besaran Penampang
1. Menghitung Luas Penampang (F)
F1 = 80 x 12 = 960 cm2
F2 = 35 x 38 = 1330 cm2 +
F = 2290 cm 2
Ys
(F .y ) F .y
i i 1 1 F2 . y 2 960.54 1330.24
36,58 cm
F i F 1 F2 2290
Jadi Koordinat penampang majemuk adalah O(Xs;Ys) = O(53,07 ; 36,58)
Ix 789799
ix 18,57 cm
F 2290
Iy 902262
iy 19,85 cm
F 2290
Ip 1692061
ip 27,18 cm
F 2290
N My Mx
+ Iy .x - .y
F Ix
Tegangan lentur yang diminta dihitung adalah di tengah bentang. Gaya Dalam yang
memberi kontribusi tegangan lentur yaitu :
N = 0 (Tidak ada Gaya Normal atau Gaya Aksial)
My = Momen lentur terhadap sumbu Y penampang
= 0 (Tidak ada beban luar yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu Y
penampang dalam hal ini adalah beban yang tegak lurus bidang gambar)
Mx = Momen lentur terhadap sumbu X penampang
≠ 0 (ada beban luar yang bekerja tegak lurus terhadap sumbu X penampang
dalam contoh soal ini adalah beban merata sebesar q=2 t/m)
Mx
- .y
Ix
Menghitung Mx
+
+
Menghitung Iy
Sebetulnya langkah ini adalah menghitung atau menentukan koordinat setiap titik pada
penampang yang diperlukan untuk menentukan tegangan yang nantinya membantu
untuk memudahkan dalam menggambar diagram tegangan. Dalam kondisi
pembebanan hanya momen lentur tehadap sumbu-X, maka Nilai y atau ordinat saja
yang diperlukan dimana untuk titik yang berada diatas sumbu X akan bernilai positif (+)
dan yang dibawah sumbu X akan bernilai negatif (-). Lihat gambar di bawah.
Selengkapnya koordinat titik-titik pada penampang adalah sebagai berikut :
Untuk nilai y pada serat paling atas selanjutnya disebut Ya = (+23,42) cm dan nilai y
untuk serat paling bawah selanjutnya disebut Yb = (-36,58) cm
Menghitung tegangan ditengah bentang ()
Tegangan yang terjadi akibat Beban Gaya Lintang adalah Tegangan Geser ()
Q.Sx
dengan rumus umum
b.Ix
Menghitung Ix
Ix sudah dihitung saat menghitung besaran penampang, dimana hasil
perhitungan mendapatkan nilai Ix = 789799 cm4
Menghitung Sx
Sx adalah statis momen penampang diatas atau dibawah serat yang ditinjau,
oleh karena itu sebelum menghitung statis momen kita harus menentukan serat-
serat yang harus ditinjau (ditinjau yang perlu saja untuk memudahkan dalam
menggambar Diagram Tegangan Geser).
Serat-serat penampang yang harus ditinjau adalah : serat a-b, o-o, c-e, d-e dan
f-g
3000.0 3000.20071
ab = 0 kg/cm2 ; 00 = 2,54 kg/cm2
30.789799 30.789799
3000.16723 3000.16723
ce = 0,79 kg/cm2 ; de = 2,12 kg/cm2
80.789799 30.789799
3000.0
fg = 0 kg/cm2
30.789799
Menggambar Diagram Tegangan Geser