You are on page 1of 25

LAPORAN

PERSENTASE KASUS HALUSINASI

DI RUMAH SAKIT JIWA Dr. RADJIMAN WEDIODININGRAT

LAWANG JAWA TIMUR

Di susun oleh:

KELOMPOK 5
MUHAMAD HASRUL FAJRI NIM : 032001D11071
MUHAMAD HARIS NIM : 032001D11070
FAUZUL AZIM NIM : 032001D11051
L. M. SOFIAN HADI NIM : 032001D11098
L. M. IRWAN NIM : 032001D11097
DIANTI NIM : 032001D11090
WAHYU NURMALIYAN NIM : 032001D11118

AKADEMI PERAWAT KESEHATAN

PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

2014
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

GANGGUAN PERSEPSI SENSORI : HALUSINASI

A. PENGERTIAN
Halusinasi adalah suatu persepsi sensori dari berbagai modalitas sensorik yang timbul
tampa adanya ransang eksternal yang sesuai (WHO, 2003).
Persepsi adalah merupakan daya mengenal barang, kwalitas atau hubungan serta
perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati, mengetahui dan mengartikan setelah
panca-indranya mendapat ransang (maramis. 2005).
Halusinasi merupakan persepsi sensori yang di mana tidak terdapat stimulus sensorik
yang berkaitan denganya. Halusinasi dapat terwujud pengindraan kelima indra yang keliru,
tetapi yang paling sering adalah halusinasi dengar (auditory) dan halisinasi penglihatan
(visual), (imam stiadi, 2006).
Halusinasi adalah hilangnya kemampuan manusia dalam membedakan ransangan
internal (pikiran) dan ransangan eksternal (dunia luar) klien memberi persepsi atau pendapat
tentang lingkungan tanpa ada objek atau ransangan yang nyata (Farida dan Yudi, 2010).
Jadi dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi terhadap rangsang dari luar
yang tidak nyata dan meskipun rangsangan tidak ada, pasien seolah merasakan dalam
keadaan sadar.

B. FAKTOR PREDISOSISI DN PPRESIPITASI


Menurut Stuart dan Sunndeen (1995), halusinasi pada seseorang muncul akibat
adanya dua macam macam faktor, yaitu faktor predisposisi dan presipitasi.
1. Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan gangguan orientasi realitas
adalah aspek biologis, psikologis dan sosial.
a. Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak/SSP dapat menimbulkan gangguan seperti:
 Hambatan perkembangan khususnya korteks frontal, temporal dan limbik. Gejala
yang mungkin timbul adalah: hambatan dalam belajar, berbicara dan daya ingat.
 Pertumbuhan dan perkembangan inndividu pada pranatal, perinatal, neonatus dan
kanak-kanak.
b. Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis
dari klien, sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi gangguan orientasi realitas
adalah penolakan atau kekerasan dalam kehidupan klien. Penolakan dapat dirasakan
dari ibu, pengasuh atau teman yang bersikap dingin, cemas, tiidak sensitif atau
bahkan terlalu melindungi. Pola asuh usia kanak-kanak yang tdak adekuat misalnya
tidak ada kasih sayang, diwarnai kekerasan, ada kekosongan emosi. Konflik dan
kekerasan dalam keluarga merupakan lingkungan resiko gangguan orientasi realitas.
c. Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi gangguan orientasi realitas
seperti kemiskinan, konflik sosial budaya, kehidupan terisolasi disertai stress yang
menumpuk.

2. Faktor Presipitasi
Umumnya sebelum timbul gejala klien mengalami hubungan yang bermusuhan, tekanan,
isolasi, pengangguran yang disertai perasaan tidak berguna, tidak berdaya dan putus asa.

RENTANG RESPON

Respon Adaptif Respon Maladaptif

 Solitut  Kesepian  Manipulasi


 Otonomi  Menarik diri  Impulsif
 Bekerjasama  Ketergantungan  Narsisme
 Saling tergantung

a. Manipulasi
Orang lain diberlakukan sebagai objek, hubungan terpusat pada masalah
pengendalian, individu berorientasi pada diri sendiri/tujuan bukan pada orang lain.
b. Impulsif
Tidak mampu merencanakan/belajar dari pengalaman, penilaian yang buruk dan tidak
dapat diandalkan.
c. Narsisme
Harga diri rapuh, terus menerus, berusaha mendapatkan penghargaan/pujian, bersikap
egosentris, pencemburu dan marah apabila orang lain tidak mendukungnya.

C. JENIS HALUSINASI SERTA DATA OBYEKTIF DAN SUBYEKTIF

JENIS HALUSINASI DATA OBJEKTIF DATA SUBJEKTIF


Halusinasi dengar (klien  Bicara/tertawa sendiri  Mendengar suara atau
mendengar bunyi yang  Marah tanpa sebab kegaduhan
tidak ada hubungannya  Mmendekatkan telinga  Mendengar suara yang
denga stimulus yang kearah tertantu mengajak bercakap-cakap
nyata)  Menutup telinga  Mendengar suara yang
menyuruh melakukan
sesuatu yang berbahaya
Halusinasi penglihatan  Menunjuk kearah Melihat bayangan, sinar,
(klien melihat gambaran tertentu bentuk geometris, kartun,
yang jelas/samar terhadap  Ketakutan pada sesuatu hantu, atau monster
adanya stimulus yang yang tidak jelas
nyata dari lingkungan dan
orang lain tidak
melihatnya)
Halusinasi penciuman  Mengendus seperti Membaui bau bauan
(klien mencium sesuatu sedang membaui bau seperti bau darah, urine,
yang bau yang muncul dari tertentu dan terkadang bau
sumber tertentu tanpa  Menutup hidung tersebut menyenangkan
stimulus nyata) bagi klien
Halusinasi pengecap (klien  Sering meludah Merasakan seperti darah,
merasakan sesuatu yang  Muntah urine atau feses
tidak nyata, biasanya
merasakan rasa makanan
yang tidak enak)
Halusinasi perabaan (klien Menggaruk permukaan  Mengatakan ada seangga
merasakan sesuatupada kulit dipermukaan kulit
dirinya tanpa ada stimulus  Merasa seperti tersengat
nyata) listrik
Halusinasi kinestetik Memegang kakinya yang Mengatakan bahwa
(klien merasa badannya diannggap bergerak badannya melayang di
bergerak dalam suatu sendiri udara
ruangan atau anggota
badannya bergerak)
Halusinasi visual Mengatakan bahwa
(perasaan tertentu timbul perutnya mengecil setelah
dalam tubuhnya) minum

D. PROSES TERJADINYA HALUSINASI


Menurut G.W Stuart dan S.Z Sunden (1998: 328):
a. Fase I
Perasaan terpisah, cemas, kesepian, stress mengakibatkan melamun dengan fokus
menyenangkan, untuk sementara masih dapat mengontrol kesadarannya mengenai
pikiran tetapi intensitas meningkat.
b. Fase II
Cemas meningkatkan hubungan pengalaman tentang internal dan eksternal, pikiran
internal menonjol mengakibatkan halusinasi berupa bisikan yang tidakk jelas, ketakutan
orang lain mendegar, ketidakmampuan mengontro pikiran.
c. Fase III
Halusinasi menonjol, pengalaman halusinasi tidak dapat ditolak, perhatian terhadap
lingkungann berkuranng, klien menyerah dan menerima pengalaman sensorinya.
d. Fase IV
Ancaman, perintah marah yang menimbulkan rasa takut, tidak berdaya, hilang kontrol
sehingga, dapat menyebabkan putus hubungan dengan orang lain.
POHON MASALAH

Risiko tinggi perilaku kekerasan


Effect

Perubahan persepsi sensori:


halusinasi
Core problem

Isolasi sosial
Causa

Harga diri rendah kronis

MASALAH KEPERAWATAN

a. Risiko tinggi perilaku kekerasan


b. Perubahan perssepsi sensori: halusinasi
c. Isolasi sosial
d. Harga diri rencah kronis

E. DATA YANG PERLU DIKAJI

Masalah Keperawatan Data yanng perlu dikaji


Perubahan persepsi sensori : Subjektif:
halusinasi  Klien mengatakan mendengar
sesuatu
 Klien mengatakan melihat bayangan
putih
 Klien mengatakan kepalanya
melayang diudara
 Klien mencium bau bauan yang
tidak sedap
 Klien mengatakan bahwa dirinya
merasakan ada sesuatu yang berbeda
pada dirinya

Objektif:
 Klien terlihat berbicara atau tertawa
sendiri saat dikaji
 Bersikap seperti mendenarkan
sesuatu
 Berhenti bicara ditegah kalimat
untuk mendengarkan sesuatu
 Disorientasi
 Konsentrasi rendah
 Pikiran cepat berubah-ubah
 Kekacauan alur pikiran

F. DIAGNOOSA KEPERAWATAN
Perubahan persepsi sensori : halusinasi

G. RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN


1. Bina hubungan saling percaya
 Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nnverbal
 Perkenalkan diri dengan sopan
 Tanyakan nama lengkap dan nama panggilan
 Jelaskan tujuan pertemuan
 Jujur dan menepati janji
 Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apa adanya
 Berikan perhatian kepada klien dan memperhatikan kebutuhan dasar klien
2. Bantu klien mengenal halusinasinnya yang meliputi isi, waktu terjadinya halusinasi,
frekuensi, situasi pencetus, dan perasaan saat terjadi halusinasi.
3. Latih klien mengontrol halusinasinya dengan cara menghardik. Tahapan tindakan yang
dapat dilakukan adalah sebagai berikut :
 Jelaskan cara menghardik halusinasi
 Peragakan cara menghardik halusinasi
 Minta klien memperagakan ulang
 Pantau penerapan cara ini dan berikan penguatan pada perilaku klien yang sesuai
 Masukkan dalam jadwal kegiatan klien
ASUHAN KEPERAWATAN JIWA

PADA KLIEN DENGAN GANGGUAN PERSEPSI SENSORI HALUSINASI


PENDENGARAN DAN PENGELIHATAN DI RUANG CAMAR RSJ Dr. RADJIMAN
LAWANG JAWA TIMUR

Tanggal MRS : 20 Maret 2014

Tanggal pengkajian : 24 Maret 2014

I. PENGKAJIAN
Nama : Tn “D”
Umur : 30 tahun
Alamat : Mojokerto
Pendidikan : SMA
Agama : Kristen
Status : Belum menikah
Pekerjaan : -
Jenis kelamin : laki-laki
No RM : 89167

II. ALASAN MASUK


a. Data primer
Klien mengatakan sering mendengar bisikan aneh seperti menyuruhnya mengeluarkan
sperma dan melihat ada orang yang melambai-lambaikan tangan padanya.
b. Data sekunder
Keluarga klien mengatakan klien sering merusak barang, ngomong sendiri, nyanyi-
nyanyi sendiri, dan tertawa sendiri.

III. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG DAN FAKTOR PRESIPITASI


Sebelumnya klien pernah di bawa ke RSJ Lawang dan ini kali ke 3 klien di bawa kesini
setelah sebelumnya pada 2012 dan 2013, klien di rumah putus obat di karenakan pamannya
melarangnya minum obat lagi, pamannya beranggapan dia sudah sembuh total akan tetapi
setelah kurang lebih 1 bulan klien putus obat penyakitnya kambuh lagi.
IV. FAKTOR PREDISPOSISI
a. Riwayat penyakit dahulu
klien pernah di bawa ke RSJ Lawang dan ini kali ke 3 klien di bawa kesini setelah
sebelumnya pada 2012 dan 2013, klien putus obat di karenakan pamannya melarangnya
minum obat lagi.
b. Pengobatan sebelumnya
Pengobatan bisa di katakan kurang berhasil karena keluarga klien tidak memperhatikan
terapi obat yang di anjurkan.
c. Pernah mengalami penyakit fisik (termasuk gangguan tumbuh kembang)
Menurut pengakuan klien, klien tidak pernah mengalami penyakit fisik maupun
gangguan tumbuh kembang.
d. Riwayat NAPZA
Menurut pengakuan klien, klien tidak pernah menggunakan ataupun mengkonsumsi
obat-obat terlarang, dan minum-minuman beralkohol.
e. Riwayat psikososial
Berdasarkan rekam medis klien suka menghancurka barang dan terakhir klien
menghancurkan barang milik tetangganya.

Diagnosa keperawatan : ( point 1 dan 3 terkait dengan faktor predisposisi)


1. Resiko prilaku kekerasan
2. Regimen terapeutik inefektif

a. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan


Klien mengatakan pernah ingin menikah dan meminta kepada kepada di carikan
sepupunya yang perempuan tapi tidak ada yang menanggapi keinginannya tersebut.

Diagnosa keperawatan : respon pasca trauma


b. Riwayat penyakit keluarga
Menurut pengakuan klien tidak ada anggota keluarga yang menderita gangguan jiwa
selain dia sendiri.

V. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan umum : cukup
b. TTV
TD: 90/70 mmHg
N : 88x/menit
S : 36,50 C
RR : 20X/menit
c. Ukur :
TB : 178cm
BB : 69 Kg
d. Keluhan fisik
Klien merasa gatal-gatal di daerah punggung tangan dan selangkangan.
e. Pemeriksaan head to too
Kepala : bentuk normal, rambut lurus, tidak ada masalah, keadaan cukup bersih,
ketombe(-)
Mata : anemis (-), tidak ada gangguan pengelihatan, ikterik (-)
Mulut : mukosa bibir lembab, bibir berwarna kecoklatan, gigi kurang bersih.
Hidung : simetris, tidak mengluarkan sekret.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid.
Dada : simetris, pergerakan dinding dada normal, nyeri (-)
Perut : simetris, lesi (-)
Ekstremitas : edema (-), kekuatan otot , lesi (+) pada punggung tangan, dan
pangkal paha.

Diagnosa keperawatan : kerusakan integritas kulit

VI. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL


a. Konsep diri
Citra tubuh : klien mengatakan tidak ada masalah dengan anggota tubuhnya.
Identitas : klien mengatakan nama saya “D” saya laki-laki umur saya 30 tahun saya dari
mojokerto.
Peran : klien mengatakan di rumah sering bekerja di sawah sebagai buruh cangkul
dengan upah 30-50 ribu perhari.
Ideal diri : klien mengatakan ingin menikah dan mempunyai anak seperti teman-
temannya yang lain.
Harga diri : klien mengatakan hampir frustasi dan malu dengan keadaannya yang sampai
saat ini belum juga ada seorang wanita yang mau menkah dengannya.

Dagnosa keperawatan : harga diri rendah


b. Genogram

Keterangan gambar : : Pria dan Wanita


: Telah Meninggal
: Garis Perkawinan
: Garis Keturunan
: Kllien

Keterangan : klien adalah anak tunggal dan kini dia tinggal seorang diri di rumah yang
telah di tinggalkan kedua orang tuanya, ibu dan bapaknya telah meninggal, dia
cenderung dekat dengan pamannya yang sangat menyayanginya.
c. Hubungan sosial
- Hubungan terdekat : klien mengatakan bahwa semua aggota keluarganya sangat
berarti namun klien cenderung dekat dengan pamannya.
- Peran serta daam kelompok/masyarakat : klien mengatakan tidak pernah ikut
bergotong royong karena klien jarang sekali bergaul dengan penduduk setempat.
- Di RS : klien mengikuti kegiatan dengan bimbingan dari petugas dan sebagian
waktunya di gunakan untuk diam dan menyendiri.
- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain
Kllien mengatakan selama di rumah sakit jarang berinteraksi dengan teman ruangan
ataupun perawat, dia lebih sering duduk-duduk sendiri.

Diagnosa keperwatan : isolasi sosial


d. Spiritual dan kultural
- Nilai dan keyakinan
Klien mengatakan agamanya kristen dan mengatakan tuhannya adalah yesus
- Konflik nilai
Klien tidak mempunyai masalah antara keyakinan beragama dengan budaya sekitar
- Kegiatan ibadah
Di rumah klien mengatakan sering ke gereja setiap hari jum’at dan minggu.

VII. STATUS MENTAL


a. Penampilan
Kurang rapi, penggunaan pakaian sesuai, rambut pendek rapi, kuku pendek, gigi kurang
bersih.
Diagnosa keperawatan : defisit perawatan diri
b. Pembicaraan
Intonasi pelan,frekuensinya lambat,isi pembicaraan kadang ngelantur dibuktikan saat
ditanya,apakah klien rutin ontrol setelah pulang,klien menjawab kemudian mengatakan
‘’oww tidak tau.
Diagnosa keperawatan:kerusakan interaksi sosial

c.Aktivitas motorik
Tidak ada peningkatan motorik,dibuktikan ketik berada diluar ruangan klien tiak pernah
melakukan aktivitas yang sia-sia.
Diagnosa keperawatan: -
d.Afek emosi
Emosi: ketika ditanya bagaimana perasaan mas ketika ibu meninggal?
Klien menjawab: Sedih
Afek: Datar,terbukti klien menampilkan raut wajah tanpa ekspresi ketika ditanya tentang
kematian ibunya.
Diagnosa keperawatan: kerusakan komunikasi verbal
e.Interaksi selama wawancara
Klien kooperatif saat diajak bicara dan berkomunikasi,terbukti saat kontak mata (-)
F.Persepsi sensori
Mengalami gangguan halusinasi dan pendengaran.
Klien mengatakan sering mendengar bisikan yang menyuruhku mengeluarkan sperma
(onani).Suara itu berupa suara perempuan sering muncul dan sewakt-waktu.
Peri hasil observasi:Klien sering mengikuti halusinasinya terbukti ketika berada
diruangan klien memegang alat kelaminnya.Klien juga mengatakan sering mendengar
bayangan orang yang melambai-lambai padanya,hingga pasien nyanyi sendiri,ngomong
sendiri.
Diagnosa keperawatan: Halusinasi pendengaran dan penglihatan.
G.Proses fikir
-Arus fikir: Asosiasi longgar,terkadang menjelaskan suatu cerita dengan benar namun
terkadang tiba-tiba ngelantur kemana-mana.
-Isi fikir: tidak ditemuan gangguan isi fikir seperti waham,obsesi dan lainnya.
-bentuk fikir: Tidak ditemukan masalah masalah fikir
h.Kesadaran
-kuantitatif: Composmentis,terbuktui dengan GCS:456
-Kualitatif: Berubah,dibuktikan dengan ketidakampuan klien melakukan relasi atau
hubungan dan limitasi atau batasan dengan realita dan non realita didukung dengan dari
segi kognitif,ofektif,dan fsikomotor klien yang terganggu.
Pasien mengatakan “aku mendengar suara orang yang menyuruhku melakukan onani.
Diagnosa keperawatan: gangguan proses fikir
I.Orientasi
-Klien tidak mampu menyebutkan ini hari apa dan tidak ampu menyebutkan ini tanggal
berapa,hanya mampu menyebutkan jam.
-Saat klien ditanya ia berada dimana,klien menjawab “aku berada di ruang RSJ Lawang.
-Saat ditanya siapa yang berada didepannya,klien menjawab “mahasiswa keperawatan
NTB.
Dapat disimpulkan bahwa klien mengalami disorientasi waktu.
j.Memori
-Ingatan jangka panjang
Klien bisa mengingat kejadian dimasa lalu,klien mengatakan saya dibawa ke RSJ sudah
3x ditahun 2012,2013,dan 2014.
-Ingatan jangka panjang
Klien bisa mengingat jadwal terapi musik,dibuktikan dengan klien mengatakan “rehab
musik harirabu dan jumat,klien bisa nyanyi dan joget.
-ingatan saat ini
Klien ditanya apa kegiatan yangpagiini dilakukan,klien menjawab “tadi pagi saya
mandi,makan kemudian merapikan tempat tidur,dan menyapu ruangan
Dapat disimpulkan bahwa klien tidak mengalami kerusakan memori
Diagnosa keperawatan: -

K.Tingkat konsentrasi dan berhitung


-Tingkat konsentrasi: baik,terbukti saat klien dapat fokus dalam pembicarransaat diaajak
bicara.
-kemampuan berhitung:klien mampu berhitung terbukti dengan klien menjawab dengan
benar ketika diberi pertanyaan: 10+3-2:11? Klien menjawab “satu”
Diagnosa keperawatan: -
L.Kemampuan penilaian
Ketika ditanya apakahsuara yang ia dengar tentang orang yang menyuruh onan iitu tidak
nyata, apakah ia masih mengikuti atau tidak,klien menjawab “kadang saya mengikutnya
mas.
Diagnosa keperawatan: Gangguan poroses pikir
M.Daya tilik diri atau insight.
Klien mengatakan dirinya berada di RSJ Lawang karena merasa sering mendengar suara-
suara aneh dan sering melihat bayangan-bayangan aneh sehingga dibawa ketempat ini
untuk berobat.
Diagnosa keperawatan; -

8. Kebutuhan Persiapan Pulang


A.Makan
-Bantuan minimal
Klien makan 3x sehari,ditambah kacang hijau setiap hari jam 11.00 yang sudah
disiapkan oleh perawat.
b.BAB/BAK
Klien BAB dab BAK secara mandiri pada tempatnya.
c.Mandi
Klien mengatakan mandi2-3 kali seharitapi jarang gosok gigi.
D.Berpakaian
Klien mampu berpakian sendiri,memakai seragam RSJ Lawang dengan benar setiap
ada jadwal ganti baju.
e.istirahat dan tidur
klien mengatakan tidur siang: 3 jam/hari (14.00-17.00),kalau malam: dari selesai
magrib sampai pagi jam 05.00.
f.Penggunaan obat
klien minum obat rutin sesuai jadwal,dan klien mengerti manfaat dari obat tersebut
g.Pemeliharran kesehatan
klien mengatakan akan memelihara kesehatannya setelah klien krs dengan bantuan
keluarga dan periksa sesuai jadwal kontrolkenpoli atau kepuskesmas.
h.Aktivitas didalam rumah
klien mengatakan kalau dirumah tidk ada aktivitas
i.Aktivitas diluar rumah
klien mengatakan:kadang mencakul disawah orang dan mendapat upah.

9.Mekanisme koping
-Adaptif; mengepel,menyapu.
-Mal adaptif; kalau ada masalah pasien cendrung marah-marah,merusak barang.
Diagnosa keperawatan: kopinh individu tidak efektif.

10.Masalah psikososial dan lingkungan


a.Maslah dengan dukungan kelompok spesifiknya
Klien berinteraksi seperlunya dengan sesama, klien lebih sering menyendiri

b.Masalah berhubungan dengan lingkungan


klien hanya tidur dikamar.
c.Masalah dengan pendidikan spesifiknya
Klien mengatakan lulusan SMA,tidak ada masalah
d.Masalah dengan perumahan: tidak ada
e.Masalah dengan ekonomi
Menurut pengakuan klien,klien tidak punya untuk memperbaiki motornya yang rusak
g.Masalah dengan pelayanan kesehatan
Pada tahun 2012 dan 2013 pernah dibawa ke RSJ Lawang
Diagosa keperawatan: menarik diri
11.Pengetahuan kurang tentang
-Penyakit jiwa (belum bisa membedakan halusinasi dengan realita)
Terbukti dengan klien mengatakan “ia mas,saya masih sering mengikuti suara-suara itu.
-Faktor presipitasi: RM,klien tidak mengkomsumsi obat selama 8 bulan
-koping: maladaptif (klien suaka menyendiri,jarang berkomunikasi dengan orang lain)/.
-Sistem pendukung
Menurut pengakuan klien,keluarga sangat mendukung pengobatan klien,namun karena
kendala ekonomi yang membuat klien tidakpernah kontrol.
-Obat-obatan
Klien tidak mengkomsumsi obat selama 8 bulan
Diagnosa keperawatan: perilaku mencari bantuan kesehatan

12.Aspek Medik
Diagnosa medik: F20.13
Terapi medik: Rispiridone 2mg 1-0-1
ANALISA DATA

No.Dx Data Diagnosa


keperawatan
Ds :
1
 Klien mengatakan mendengar suara-suara Gangguan persepsi
aneh atau bisikan tanpa wujud yang sensori : halusinasi
menyuruhnya onani,suara tersebut datang pendengaran
pada setiap waktu dan lebih sering bila dia
mengikuti perintah bisikan itu.

Do:

 Klien biasanya melakukan onani sampai


spermanya keluar,ngomong sendiri,nyanyi
sendiri.
 Saat bicara klien tiba-tiba diam untuk
mendengar halusinasinya.
 Klien terlihat nyanyi sendiri, ngomong
sendiri.

Ds :
2
 Klien mengatakan sering melihat orang Gangguan persepsi
laki-laki / perempuan melambai-lambai sensori : halusinasi
padanya dan menyuruhnya yang aneh- penglihatan
aneh
 Saat di ajak mengobrol tiba-tiba ia
menunjuk kearah tertentu dan mengatakan
ada bayangan
 Tiba-tiba ketakutan pada sesuatu yang
tidak jelas saat mengobrol.
Ds :
3
 Klien mengatakan selama dirumah tidak Ketidakefektifan
pernah kontrol lagi. penatalaksanaan
regimen trapeutik
Do :

 Klien pernah masuk RSJ sebelumnya pada


tahun 2012,2013 dan ini yang ke-3
kalinya.
Ds :
4
 Klien mengatakan sering malu pada Harga diri rendah
dirinya sendiri dan teman-temannya
karena belum menikah sampai saat ini

Do :

 Klien sering menyendiri


 Klien lebih sering menundukan kepala dan
lebih sering diam daripada ngobrol dengan
teman-temannya.

Ds :
5
 Klien mengatakan di rumah dan di rumah Isolasi sosial :
sakit jiwa tidak suka / jarang bergaul dan menarik diri
lebih nyaman jika menyendiri

Do :

 Klien lebih sering menyendiri


 Klien jarang berkomunikasi dengan teman-
teman maupun perawat

14. Daftar Diagnosa Keperawatan

a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran

b. Gangguan persepsi sensori : halusinasi penglihatan

c. Menarik Diri : Perubahan proses pikir


d. Harga diri rendah : Koping individu in efektif

e. Isolasi sosial : kerusakan komunikasi verbal

15. Pohon Masalah

Resiko PK ........efek

Gangguan persepsi sensori halusinasi..............core problem

Isolasi sosial............penyebab

Harga diri rendah

Koping individu inefektif, regimen terapeutik inefektif, respon pasca penolakan

Daftar Diagnosa Keperawatan


( Berdasarkan Prioritas )

Ruang : Camar
Inisial Klien : Tn.”D”
No.Registrasi : 89167
a. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi pendengaran
b. Gangguan persepsi sensori : Halusinasi penglihatan
c. Menarik Diri
d. Harga Diri Rendah
e. Isolasi Sosial

IMPLEMENTASI & EVALUASI

Tanggal/jam Diagnosa Implementasi Evaluasi

25-03-2014 Gangguan persepsi - BHSP S:


sensori : halusinasi - Mengidentifikasi
Pkl: 15.30 - Ya mas saya
pendengaran & jenis halusinasi
sering
penglihatan - Mengidentifikasi isi
mendengar
halusinasi
suara-suara
- Mengidetifikasi
terkadang juga
frekuensi dan waktu
melihat
halusinasi
bayangan
- Mengidentifikasi
orang laki-laki.
respon klien saat
- Suara-suara itu
halusinasi
menyuruh saya
onani dan
membuang
sperma.

O:

- Klien terlihat
menyanyi dan
tersenyum
sendiri
- Klien lebih
sering
menyendiri

26-03-2014 A : MT

Pkl:09.25 P : lanjut SP 1 poin


SP 1 : ke-3

1. Mengajari klien S : iya mas saya


mengontrol mengerti kalau
halusinasi dengan caranya saya harus
cara menghardik menutup telinga dan
2. Meminta klien mengatakan pergi 3x
mempraktekkan
O : klien mampu
cara mengontrol
mempratekkan seperti
halusinasi dengan
yang diajarkan
menghardik
A : klien sudah bisa
mengontrol
halusinasinya dengan
27-03-2014
menghardik

Pkl: 10.00
P : lanjutkan cara
mengontrol halusinasi
dengan cara bercakap
SP 2 :
–cakap
1. Mengevaluasi yang
telah diajarkan
perawat kemarin S : iya mas saya
yaitu dengan mengerti
menghardik
2. Mengajari klien O : klien memahami
mengontrol dan mulai mau
halusinasi dengan berintraksi dengan
bercakap-cakap orang lain( teman-
3. Mengajarkan klien temannya & perawat)
28-03-2014
memasukkan dalam
A : klien mulai
Pkl: 09.40 jadwal kegiatan
bercakap-cakap
harian klien

P : ulangi intervensi

1. Mengevaluasi
kemampuan klien S :iya mas saya sudah
dalam bercakap- bisa
cakap
O : klien bisa
mempraktekkan cara
29-03-2014 yang diajarkan
perawat
Pkl: 10.00

A : MTS

P : lanjutkan cara yang


ke-3 yaitu mengontrol
halusinasi dengan
1. Mengajarkan klien
beraktifitas.
memasukkan dalam
jadwal kegiatan S : iya mas pagi ini
harian klien saya ikut merapikan
TT,mengepel,mencuci
alat makan,mencabuti
rumput

O : klien sudah
terbiasa mengikuti
jadwal yang dibuat
perawat

A : klien sudah
mengerti jadwal
hariannya setiap hari
P : ulangi intervensi

Klien pindah ruang


ke ruang Cucakrowo
DAFTAR PUSTAKA

 Keliat budi,Anna,peran serta keluarga dalam perawatan klien Gangguan


jiwa,EGC.1995
 Maramis,W.F,Ilmu kedokteran jiwa,erlangga Universitas press,1990
 Rasmun,keperawatan Kesehatan Mental Psikiatri Terintegrasi dengan
keluarga.CV.Sagung seto,2001
 Residen Bagian Psikiatri,EGC 1997
 Stuart & Sunden,Pocket Guide to Psychiatric Nursing,EGC,1998

You might also like