You are on page 1of 2

8.

Bagaimanakah Penatalaksanaan

a. Eliminasi
Tindakan menghindari adalah paling baik dan paling dianjurkan. Tindakan
ini adalah paling dapat dilakukan untuk alergen yang berhubungan dengan
rumah tangga dan pekerjaan , seperti debu rumah, zat yang berasa dari
hewan dan hasil pertanian (Sylvia dan Lorraine, 1995).
1) Kontak tepung sari dapat dikurangi dengan tetap tinggal dalam rumah
dengan jendela ditutup, atau strategi dengan memerlukan penyejuk
ruangan agar berhasil
2) Menghindari debu rumah dengan membersikan bagian-bagian rumah
(misalkan lantai,meja, dan bagian atas lemari), selain itu bagian tempat
tidur diselubungi dengan plastik dan perabotan dibungkus dengan kain
pelapis, lantai non karpet, perabotan jang berukir, dan mebersihkan
dengan menggunakan masker dengan gunakan lap basah atau sedotan
debu.
3) Bila sudah dipastikan adanya kepekaan terhadapap zat yang berasal dari
hewan, bijaksana bila sama sekali menghindari sumbernya. hewan
peliharaan adalah sumber. Maka jangan pelihara dalam rumah.
4) Jamur dalam rumah pertumbuhannya dihambat dengan menjaga
kelembaban dan kebersihan (Sylvia dan Lorraine, 1995).
b. Kebugaran
Menjaga keseimbangan antara oksigen dan karbodioksida sehingga
membuat saluran pernapasan menjadi optimal (Sylvia dan Lorraine,
1995).
c. Imunoterapi Spesifik
Tindakan ini dilakukan bila semakin memberat dan tidak optimal dengan
medikamentosa. Tindakan ini yaitu terus memberikan alergen spesifik
yang penting untuk pengobatan alegi, untuk melakukan tindakan ini maka
perlu pemberian suntikan subkutan ekstra alergen yang sudah dikenal
dengan dosis yang terus menerus bertambah untuk jangka waktu yang
lama dalam usaha untuk memodifikasi reaktivitas klinis.setelah mencapai
suatu kadar empiris “maksimal” yang dianjurkan maka dosis
dipertahankan sambil menunggu evaluasi dari gejala-gejala, kemudian
dilakukan penyesuaian program (Sylvia dan Lorraine, 1995).
d. Medikamentosa
1) Antihistamin
Berguna untuk menetralkan pelepasan histamin sehingga mengurangi
simtom gatal,bersindan rinore. Antihistamin generasi baru yang tidak
dapat melintasi sawar darah otak yang telah terbukti tidak atau sedikit
menyebabkan efek sedasi contohnya seperti cetirizine, levocetirizine,
fexofenadine, loratadin dll.
2) Dekongestan
Untuk rinitis akibatkan adanya sumbatan oleh karena vasodilatasi
pembuluh darah. Bisa topikal seperti oxymetazine, xylometazine dll
dan oral seperti efedrin, pseudoefedrin dll.
3) Kortikosteroid
Digunakan jika benar diperlukan seperti pada kasus-kasus yang berat
karena efek sampingnya yang banyak dibandingkan manafaatnya.
4) Mukolitik
Untuk mengecerkan mukus seperti gliseril glikolad, ambroksol dll
(Sylvia dan Lorraine, 1995).

DAFTAR PUSTAKA

Sylvia, A.P., Lorraine, M.W., 1995. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Prose


Penyakit Edisi 4. Jakarta: EGC.

You might also like