You are on page 1of 28

Nama: AmeliaAgustiningrum

NIM: G41151152
D4 REKAM MEDIK
Jurusan kesehatan

Politeknik Negeri Jember


Anatomi fisiologi

1. Anatomi fisiologi tulang wajah

Sistem rangka manusia adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik
pada makhluk hidup khususnya manusia. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi
tiga bagian yaitu eksternal, internal, dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun
sistem rangka hidrostatik dapat pula dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis
lainnya karena tidak adanya struktur penunjang. Rangka manusia dibentuk dari
tulang tunggal atau gabungan (seperti tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain
seperti ligamen, tendon, otot, dan organ lainnya. Rata-rata manusia dewasa
memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat bervariasi antara individu.
Kerangka tubuh manusia terdiri dari susunan berbagai macam tulang yang satu
sama lainnya saling berhubungan, terdiri dari 8 buah tulang kepala, 25 buah tulang
kerangka dada, 14 buah tulang wajah, 26 buah tulang belakang dan pinggul, 6 buah
tulang telinga dalam, 64 buah tulang lengan, 1 buah tulang lidah dan 62 tulang kaki.
Fungsi kerangka bagi tubuh kita antara lain menahan seluruh bagian-bagian tubuh
agar tidak rubuh, melindungi alat tubuh yang halus seperti otak, jantung, dan paru-
paru, tempat melekatnya otot-otot, untuk pergerakan tubuh dengan perantaraan
otot, tempat pembuatan sel-sel darah terutama sel darah merah, memberikan bentuk
pada bangunan tubuh buah.

A. Anatomi fisiologi tulang tengkorak bagian wajah


Tulang tengkorak bagian wajah terdiri dari:

 a.Rahang bawah: menempel pada tulang tengkorak bagian temporal. hal


tersebut merupakan satu-satunya hubungan antar tulang dengan gerakan
yang lebih bebas dan menyusun sebagian dari hidung, dan langit-langit
 b.Palatinum (tulang langit-langit): menyusun sebagian dari rongga hidung
dan bagian atas dari atap rongga mulut
 c.Zigomatik terdapat pada tulang pipi
 d.Tulang hidung
 e.Tulang lakrimal merupakan sekat tulang hidung.

B. Anatomi tulang paha


Femur dalam bahasa latin berarti paha, adalah tulang terpanjang, terkuat dan
terberat dari semua tulang pada rangka tubuh. Bentuk dari tulang femur menyerupai
bentuk silinder yang memanjang. Femur terbagi atas tiga bagian yaitu bagian
proximal, medial, dan distal (Sloane, 2003).
a. Proximal femur
Adalah bagian tulang femur yang berdekatan dengan Pelvis. Terdiri atas :
kepala (caput), leher (collum), trochanter mayor, dan minor.
1) Kepala (Caput)
Bentuk kepala femur membulat dan berartikulasi dengan accetabulum.
Permukaan lembut dari bagian caput femur mengalami depresi, fovea kapitis untuk
tempat perlekatan ligamen yang menyangga caput agar tetap di tempatnya dan
membawa pembuluh darah ke kepala femur tersebut.
Femur tidak berada pada garis vertikal tubuh. Caput femur masuk dengan pas ke
accetabulum untuk membentuk sudut sekitar 1250 dari bagian Collum femur.
2) Leher (Collum)
Collum femur menyerupai bentuk piramida memanjang, serta merupakan
penghubung antara Caput femur dengan trochanter.
3) Trochanter Mayor dan Minor.
Trochanter mayor Adalah prominance besar yang berlokasi di bagian superior
dan lateral tulang femur. Trochanter minor merupakan prominance kecil yang
berlokasi di bagian medial dan posterior dari leher dan corpus tulang femur.
Trochanter mayor dan minor berfungsi sebagai tempat perlekatan otot untuk
menggerakan persendian panggul.
b. Medial Femur
Adalah bagian tulang femur yang membentuk corpus dari femur menyerupai
bentuk silinder yang memanjang. Bagian batang permukaannya halus dan memiliki
satu tanda saja, linea aspera yaitu lekuk kasar untuk perlekatan beberapa otot.
c. Distal Femur
Bagian anterior dari distal femur merupakan lokasi tempat melekatnya tulang
patella, terletak 1,25 cm di atas knee joint. Bagian posterior dari distal femur
terdapat dua buah condilus, yaitu condilus lateral dan condilus medial. Kedua
condilus ini dipisahkan oleh forsa intercondilus.

Salah satu fungsi penting kepala tulang paha adalah tempat produksi sel darah
merah pada sumsum tulangnya (Sloane, 2003).

C. Anatomi tulang punggung


Vertebra torakalis atau ruas tulang punggung lebih besar daripada yang
servikal dan di sebelah bawah menjadi lebih besar. Ciri khas vertebra
torakalis adalah sebagai berikut: badannya berbentuk lebar-lonjong (bentuk
jantung dengan faset atau lekukan kecil di setiap sisi untuk menyambung
iga; lengkungnya agak kecil, prosesus spinosus panjang dan mengarah ke
bawah, sedangkan prosesus transversus, yang membantu mendukung iga
adalah tebal dan kuat serta membuat faset persendian untuk iga

D. Anatomi kulit
Kulit merupakan pembatas tubuh dengan lingkungan sekitar karena
posisinya yang terletak di bagian paling luar. Luas kulit dewasa 1,5 m2
dengan berat kira-kira 15% berat badan.

Klasifikasi berdasarkan:

Warna :

terang (fair skin), pirang, dan hitam

merah muda : pada telapak kaki dan tangan bayi

hitam kecokelatan : pada genitalia orang dewasa

Jenisnya :

Elastis dan longgar : pada palpebra, bibir, dan preputium

Tebal dan tegang : pada telapak kaki dan tangan orang dewasa

Tipis : pada wajah

Lembut : pada leher dan badan

Berambut kasar : pada kepala

Anatomi kulit secara histopatologik

Lapisan Epidermis (kutikel)


Stratum Korneum (lapisan tanduk)

=> lapisan kulit paling luar yang terdiri dari sel gepeng yang
mati, tidak berinti, protoplasmanya berubah menjadi keratin (zat
tanduk)

Stratum Lusidum

=> terletak di bawah lapisan korneum, lapisan sel gepeng tanpa


inti, protoplasmanya berubah menjadi protein yang disebut eleidin.
Lapisan ini lebih jelas tampak pada telapak tangan dan kaki.

Stratum Granulosum (lapisan keratohialin)

=> merupakan 2 atau 3 lapis sel gepeng dengan sitoplasma


berbutir kasar dan terdapat inti di antaranya. Butir kasar terdiri dari
keratohialin. Mukosa biasanya tidak mempunyai lapisan ini.

Stratum Spinosum (stratum Malphigi) atau prickle cell layer


(lapisan akanta )

=> terdiri dari sel yang berbentuk poligonal, protoplasmanya


jernih karena banyak mengandung glikogen, selnya akan semakin
gepeng bila semakin dekat ke permukaan. Di antara stratum
spinosum, terdapat jembatan antar sel (intercellular bridges) yang
terdiri dari protoplasma dan tonofibril atau keratin. Perlekatan antar
jembatan ini membentuk penebalan bulat kecil yang disebut nodulus
Bizzozero. Di antara sel spinosum juga terdapat pula sel Langerhans.

Stratum Basalis

=> terdiri dari sel kubus (kolumnar) yang tersusun vertikal


pada perbatasan dermo-epidermal berbaris seperti pagar (palisade).
Sel basal bermitosis dan berfungsi reproduktif.

Sel kolumnar => protoplasma basofilik inti lonjong besar, di


hubungkan oleh jembatan antar sel.

Sel pembentuk melanin (melanosit) atau clear cell => sel


berwarna muda, sitoplasma basofilik dan inti gelap, mengandung
pigmen (melanosomes)
Lapisan Dermis (korium, kutis vera, true skin) => terdiri dari
lapisan elastik dan fibrosa pada dengan elemen-elemen selular dan
folikel rambut.

Pars Papilare => bagian yang menonjol ke epidermis, berisi


ujung serabut saraf dan pembuluh darah.

Pars Retikulare => bagian bawah yang menonjol ke subkutan.


Terdiri dari serabut penunjang seperti kolagen, elastin, dan retikulin.
Dasar (matriks) lapisan ini terdiri dari cairan kental asam hialuronat
dan kondroitin sulfat, dibagian ini terdapat pula fibroblas. Serabut
kolagen dibentuk oleh fibroblas, selanjutnya membentuk ikatan
(bundel) yang mengandung hidroksiprolin dan hidroksisilin.
Kolagen muda bersifat elastin, seiring bertambahnya usia, menjadi
kurang larut dan makin stabil. Retikulin mirip kolagen muda.
Serabut elastin biasanya bergelombang, berbentuk amorf, dan
mudah mengembang serta lebih elastis.

Lapisan Subkutis (hipodermis) => lapisan paling dalam, terdiri


dari jaringan ikat longgar berisi sel lemak yang bulat, besar, dengan
inti mendesak ke pinggir sitoplasma lemak yang bertambah. Sel ini
berkelompok dan dipisahkan oleh trabekula yang fibrosa. Lapisan
sel lemak disebut dengan panikulus adiposa, berfungsi sebagai
cadangan makanan. Di lapisan ini terdapat saraf tepi, pembuluh
darah, dan getah bening. Lapisan lemak berfungsi juga sebagai
bantalan, ketebalannya berbeda pada beberapa kulit. Di kelopak
mata dan penis lebih tipis, di perut lebih tebal (sampai 3 cm).
Vaskularisasi di kuli diatur pleksus superfisialis (terletak di bagian
atas dermis) dan pleksus profunda (terletak di subkutis)

Adneksa Kulit

Kelenjar Kulit => terdapat pada lapisan dermis

Kelenjar Keringat (glandula sudorifera)

Keringat mengandung air, elektrolit, asam laktat, dan glukosa.


pH nya sekitar 4-6,8.

Kelenjar Ekrin => kecil-kecil, terletak dangkal di dermis


dengan secret encer.
Kelenjar Ekrin terbentuk sempurna pada minggu ke 28
kehamilan dan berfungsi 40 minggu setelah kelahiran. Salurannya
berbentuk spiral dan bermuara langsung pada kulit dan terbanyak
pada telapak tangan, kaki, dahi, dan aksila. Sekresi tergantung
beberapa faktor dan saraf kolinergik, faktor panas, stress emosional.

Kelenjar Apokrin => lebih besar, terletak lebih dalam,


secretnya lebih kental.

Dipengaruhi oleh saraf adrenergik, terdapat di aksila, aerola


mammae, pubis, labia minora, saluran telinga. Fungsinya belum
diketahui, waktu lahir ukurannya kecil, saat dewasa menjadi lebih
besar dan mengeluarkan secret

Kelenjar Palit (glandula sebasea)

Terletak di seluruh permukaan kuli manusia kecuali telapak


tangan dan kaki. Disebut juga dengan kelenjar holokrin karena tidak
berlumen dan sekret kelenjar ini berasal dari dekomposisi sel-sel
kelenjar. Kelenjar palit biasanya terdapat di samping akar rambut
dan muaranya terdapat pada lumen akar rambut (folikel rambut).
Sebum mengandung trigliserida, asam lemak bebas, skualen, wax
ester, dan kolesterol. Sekresi dipengaruhi oleh hormon androgen.
Pada anak-anak, jumlahnya sedikit. Pada dewasa menjadi lebih
banyak dan berfungsi secara aktif.

Kuku => bagian terminal lapisan tanduk (stratum korneum) yang


menebal. Pertumbuhannya 1mm per minggu.

Nail root (akar kuku) => bagian kuku yang tertanam dalam
kulit jari

Nail Plate (badan kuku) => bagian kuku yang terbuka/ bebas.

Nail Groove (alur kuku) => sisi kuku yang mencekung


membentuk alur kuku

Eponikium => kulit tipis yang menutup kuku di bagian


proksimal

Hiponikium => kulit yang ditutupi bagian kuku yang bebas


Rambut

Akar rambut => bagian yang terbenam dalam kulit

Batang rambut => bagian yang berada di luar kulit

Jenis rambut

Lanugo => rambut halus pada bayi, tidak mengandung pigmen.

Rambut terminal => rambut yang lebih kasar dengan banyak


pigmen, mempunyai medula, terdapat pada orang dewasa.

Pada dewasa, selain di kepala, terdapat juga bulu mata, rambut


ketiak, rambut kemaluan, kumis, janggut yang pertumbuhannya
dipengaruhi oleh androgen (hormon seks). Rambut halus di dahi dan
badan lain disebut rambut velus.

Rambut tumbuh secara siklik, fase anagen (pertumbuhan) b


erlangsung 2-6 tahun dengan kecepatan tumbuh 0,35 mm perhari.
Fase telogen (istirahat) berlangsung beberapa bulan. D antara kedua
fase tersebut terdapat fase katagen (involusi temporer). Pada suatu
saat 85% rambut mengalami fase anagen dan 15 % sisanya dalam
fase telogen.

Rambut normal dan sehat berkilat, elastis, tidak mudah patah, dan
elastis. Rambut mudah dibentuk dengan memperngaruhi gugusan
disulfida misalnya dengan panas atau bahan kimia.

FUNGSI KULIT

Fungsi Proteksi

Kulit punya bantalan lemak, ketebalan, serabut jaringan


penunjang yang dapat melindungi tubuh dari gangguan :

fisis/ mekanis : tekanan, gesekan, tarikan.

kimiawi : iritan seperti lisol, karbil, asam, alkali kuat

panas : radiasi, sengatan sinar UV


infeksi luar : bakteri, jamur

Beberapa macam perlindungan :

Melanosit => lindungi kulit dari pajanan sinar matahari dengan


mengadakan tanning (penggelapan kulit)

Stratum korneum impermeable terhadap berbagai zat kimia dan


air.

Keasaman kulit kerna ekskresi keringat dan sebum =>


perlindungan kimiawo terhadap infeksi bakteri maupun jamur

Proses keratinisasi => sebagai sawar (barrier) mekanis karena


sel mati melepaskan diri secara teratur.

Fungsi Absorpsi => permeabilitas kulit terhadap O2, CO2, dan


uap air memungkinkan kulit ikut mengambil fungsi respirasi.
Kemampuan absorbsinya bergantung pada ketebalan kulit, hidrasi,
kelembaban, metabolisme, dan jenis vehikulum. PEnyerapan dapat
melalui celah antar sel, menembus sel epidermis, melalui muara
saluran kelenjar.

Fungsi Ekskresi => mengeluarkan zat yang tidak berguna bagi


tubuh seperti NaCl, urea, asam urat, dan amonia. Pada fetus, kelenjar
lemak dengan bantuan hormon androgen dari ibunya memproduksi
sebum untuk melindungi kulitnya dari cairan amnion, pada waktu
lahir ditemui sebagai Vernix Caseosa.

Fungsi Persepsi => kulit mengandung ujung saraf sensori di


dermis dan subkutis. Saraf sensori lebih banyak jumlahnya pada
daerah yang erotik.

Badan Ruffini di dermis dan subkutis => peka rangsangan


panas

Badan Krause di dermis => peka rangsangan dingin

Badan Taktik Meissner di papila dermis => peka rangsangan


rabaan

Badan Merkel Ranvier di epidermis => peka rangsangan rabaan


Badan Paccini di epidemis => peka rangsangan tekanan

Fungsi Pengaturan Suhu Tubuh (termoregulasi) => dengan cara


mengeluarkan keringat dan mengerutkan (otot berkontraksi)
pembuluh darah kulit. Kulit kaya pembuluh darah sehingga
mendapat nutrisi yang baik. Tonus vaskuler dipengaruhi oleh saraf
simpatis (asetilkolin). Pada bayi, dinding pembuluh darah belum
sempurna sehingga terjadi ekstravasasi cairan dan membuat kulit
bayi terlihat lebih edematosa (banyak mengandung air dan Na)

Fungsi Pembentukan Pigmen => karena terdapat melanosit (sel


pembentuk pigmen) yang terdiri dari butiran pigmen (melanosomes)

Fungsi Keratinisasi => Keratinosit dimulai dari sel basal yang


mengadakan pembelahan, sel basal yang lain akan berpindah ke atas
dan berubah bentuknya menjadi sel spinosum, makin ke atas sel
makin menjadi gepeng dan bergranula menjadi sel granulosum.
Makin lama inti makin menghilang dan keratinosit menjadi sel
tanduk yang amorf. Proses ini berlangsung 14-21 hari dan memberi
perlindungan kulit terhadap infeksi secara mekanis fisiologik.

Fungsi Pembentukan Vitamin D => kulit mengubah 7 dihidroksi


kolesterol dengan pertolongan sinar matahari. Tapi kebutuhan vit D
tubuh tidak hanya cukup dari hal tersebut. Pemberian vit D sistemik
masih tetap diperlukan.

Operasi plastik pada wajah


A. Pengertian

Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-
tajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang/lepas, atau rusak. (Al-Mausu’ah at-Thibbiyah al-Haditsah,
3/454).

Bedah Plastik merupakan suatu cabang Ilmu Bedah yang mengerjakan


operasi Rekonstruksi dan Estetik. Istilah ”Plastik” sendiri berasal dari bahasa
Yunani yaitu plasticos yang berarti dapat diubah/dibentuk, bukan dengan
menggunakan bahan dari plastik, tetapi dengan menggunakan bahan dari tubuh
sendiri (lemak, tulang rawan, kulit, dll) atau bahan artificial (implant) seperti silikon
padat untuk memancungkan hidung atau silikon gel untuk membesarkan payudara.

Tindakan pembedahan ini dilakukan berdasarkan ilmu pengetahuan


kedokteran khususnya di bidang bedah plastik, sehingga pembedahan ini harus
dilakukan oleh seorang dokter spesialis bedah plastik. Operasi plastik ini dapat
dilakukan untuk mempercantik atau memperbaiki anggota badan. Selain itu operasi
plastik juga dilakukan dengan tujuan kesehatan, misalnya pada kasus luka bakar,
sehingga ada bagian tubuh yang rusak. Maka untuk memperbaiki kerusakan
tersebut dianjurkan melakukan operasi plastik.

B. Jenis-jenis Operasi Plastik


1. Jenis-jenis bedah plastik berdasarkan tujuan dan prosedur;

a. Operasi rekonstruksi

Pada operasi rekonstruksi diusahakan mengembalikan bentuk / penampilan


serta fungsi menjadi lebih baik atau lebih manusiawi setidaknya mendekati kondisi
normal.

Jenis-jenis pembedahan rekonstruksi :


- Rekonstruksi kelainan bawaan seperti sumbing bibir dan langitan, hipospadi (alat
kelamin pria melengkung), hemangioma (kelainan pembuluh darah pada kulit).
- Cacat akibat trauma/kecelakaan seperti luka bakar, kontraktur akibat luka bakar,
pengangkatan tumor, ablati payudara.
- Cacat karena Infeksi seperti noma, dimana penderita mengalami disfigurasi yang
memprihatinkan.
- Bedah Kraniofasial dan bedah maksilofasial, khusus menangani kelainan bawaan
bentuk kepala dan muka (patah tulang muka akibat kecelakaan).
- Bedah mikro (seperti traumatik amputasi jari yang memerlukan penyambungan
pembuluh darah).

b. Bedah estetik

Pada operasi estetik, pembedahan dilakukan pada pasien-pasien normal (sehat),


namun menurut norma bentuk tubuh kurang harmonik (misalnya, hidung pesek),
maka diharapkan melalui operasi bedah plastik estetik didapatkan bentuk tubuh
yang mendekati sempurna. Pembedahan Estetika dibedakan dalam 2 kategori yaitu
:

- Pembedahan yang disebabkan proses penuaan, bertujuan memperbaiki struktur


otot maupun kulit yang sedang mengalami proses degenerasi (kehilangan elastisitas
sehingga kendur), seperti facelift (pengencangan muka) atau blepharoplasti
(perbaikan kelopak mata).

- Tindakan bedah estetik yang bukan karena proses penuaan tetapi untuk kelainan
bentuk anatomi tubuh yang kurang harmonis seperti pembuatan kelopak mata,
bedah estetik hidung, dagu, payudara. Tindakan bedah estetik lainnya antara lain
body contouring/reshaping dengan membuang lemak yang berlebihan (liposuction)
atau tummy tuck (operasi pada dinding perut) dan bedah kraniomaksilofasial untuk
tujuan estetik (operasi rahang dan dagu).
2. Jenis-jenis bedah plastik berdasarkan tempat pembedahan.

a. Cosmetic surgery/bedah kosmetik


Bedah kosmetik adalah bagian dari bedah plastik yang lebih ditujukan untuk
nilai estetika dari pada fungsinya. Bedah kosmetik biasanya dilakukan untuk
menunjang penampilan para wanita agar terlihat semakin menarik.

b. Face lift
Face lift adalah operasi untuk mengencangkan kulit. Tidak hanya itu, face
lift juga dapat menghilangkan kerutan pada wajah. Tapi perlu diketahui tidak semua
face lift berhasil dengan baik pada setiap wanita. Face lift akan berhasil dengan baik
untuk wanita dengan struktur tulang wajah sempurna dan mempunyai kulit yang
tipis, selain itu harus mematuhi saran dokter agar face lift behasil dengan baik.

c. Rhinoplasty
Rhinoplasty adalah operasi untuk memperbaiki hidung yang bengkok
menjadi lurus sesuai dengan keinginan. Selain merubah penampilan, rhinoplasty
dapat membantu jalan nafas yang terhambat.

d. Eyelid surgery
Eyelid surgery dibuat untuk mengangkat lemak serta mengencangkan kulit
dan otot sekitar mata. Indikasi dilakuan eyelid adalah jika mempunyai kelopak mata
kecil dan turun atau mempunyai kantung mata.

e. Cheek implant
Operasi ini berguna untuk menambah tinggi tulang pipi. Operasi ini
dilakukan dengan memasukkan silikon lewat rongga mulut.

f. Liposuction
Suatu cara menghilangkan lemak tubuh dengan cara mebuat lubang kecil
pada kulit dan mengeluarkan lemak tersebut dengan vakum. Setelah melakukan
operasi ini pasien diharapkan menjaga dan mengontrol lemaknya.

g. Breast augmentation
Breast augmentation adalah operasi untuk merubah ukuran payudara
dengan menggunakan silikon. Hal ini bisa mengembalikan bentuk payudara setelah
melahirkan atau merubah ukuran payudara sesuai keinginan.

h. Lip augmentation
Lip augmentation digunakan untuk merekonstruksi bibir. Banyak wanita
yang sudah kehilangan volume bibirnya dan mulai mendapat kerutan di bibir.

i. Botox
Botulinium toxin atau biasanya disebut botox adalah injeksi tanpa operasi
yang bersifat sementara untuk mengurangi kerutan pada dahi, seputar mata dan
kerutan pada bagian leher. Banyak wanita juga melakukan botox untuk mengurangi
migrain dan keringat berlebih. Proses botok memakan waktu sekitar 20 menit, dan
hasilnya akan terlihat dalam 2 sampai 7 hari. Botox biasanya bertahan hingga 4
bulan. Botox cosmetic dapat digunakan oleh berbagai wanita segala umur. Botox
disarankan pada pasien yang mempunyai kerutan wajah dan leher, punya motivasi
untuk mempunyai penampilan yang lebih baik, punya harapan yang realistis dan
sebaiknya tidak merokok, mengkonsumsi alkohol atau menggunakan obat-obatan
terlarang. Botox mempunyai beberapa efek samping seperti garis kecil atau kulit
menjadi kemerahan setelah melakukan injeksi, tapi biasanya hal ini akan hilang
dalam beberapa hari. Sakit kepala ringan juga akan di alami pasien yang melakukan
injeksi di bagian dahi. Beberapa injeksi bahkan bisa menyebabkan sakit otot ringan
atau pegal-pegal, namun hal ini juga bersifat sementara (1 sampai 3 minggu).

C. Indikasi Bedah Plastik

1. Rekonstruksi mutilasi pascabedah, pascatrauma, dan pasca infeksi.


a. Rekonstruksi cacat bawaan
b. Pengelolaan cedera jaringan lunak wajah
c. Pengelolaan luka bakar dini dan lambat
d. Replantasi jari dan ekstremitas
e. Bedah kosmetik sikatriks, payudara, wajah, kelopak mata dan hidung
f. Isap – lemak

2. Resiko Bedah Plastik

a. Efek samping anastesi


Pembedahan merupakan prosedur invasif, yang berarti tidak menyakitkan.
Hal ini membutuhkan obat penenang atau anastesi untuk menjaga kenyamanan
pasien. Resiko yang menyertai anastesi meliputi denyut jantung yang abnormal,
serangan jantung, kerusakan otak, kerusakan saraf, stroke, lumpuh sementara,
pembekuan darah dan penyumbatan saluran napas.

b. Pendarahan
Pendarahan adalah fenomena biasa untuk beberapa jam setelah operasi dan
kadnag-kadang dapat mengakibatkan komplikasi. Pembekuan darah dan akumulasi
di bawah kulit dapat menyebabkan kondisi yang sering disebut hematoma sehingga
warna kulit berubah menjadi biru atau ungu. Daerah warna ini mengalami
karakteristik rasa sakit tetapi rasa sakit akan berkurang secara bertahap setelah
antibody kita membaik. Namun, jika kondisi tetap dan hematoma tumbuh
berkesinambungan, maka memampatkan jaringan sekitarnya dan mengganggu
aliran oksigen melalui darah dari beredar di area tersebut. Hal ini dapat
menyebabkan mati rasa, pembengkakan, radang dan kematian kulit. Selain itu
adanya hematoma besar dapat meningkatkan resiko masalah lain seperti infeksi,
pemisahan luka, dan nekrosis.

c. Infeksi
Sebuah efek samping yang sangat jarang namun sangat serius, infeksi sangat
jelas pada hari-hari setelah operasi.

d. Nekrosis
Nekrosis ini adalah kematian jaringan karena kekurangan pasokan oksigen
ke daerah yang dioperasikan. Resiko ini sangat jarang terjadi di operasi kosmetik
normal, tetapi di operasi plastik yang melibatkan face lift, pengurangan payudara,
meliputi perut, ada kemungkinan nekrosis. Perokok sangat rentan terhadap
kemungkinan ini sebagai penyempitan pembuluh darah dan suplai oksigen relatif
kurang.

e. Jaringan parut
Pada akhirnya jaringan parut tidak bisa dihindari. Ahli bedah plastik
mencoba memotong kulit di daerah-daerah yang dapat dengan mudah tersembunyi
atau kurang jelas, seperti di bawah payudara untuk pembesaran payudara. Namun,
pemotongan masih mengakibatkan luka permanen.

f. Kerusakan syaraf
Kerusakan syaraf merupakan kasus yang ekstrim dan dapat terjadi itandai
oleh mati rasa dan kesemutan. Pada umumnya kerusakan saraf dapat berlangsung
tidak lebih dari 1 tahun. Kelemahan atau kelumpuhan otot tertentu mungkin dialami
jika syaraf yang berkaitan dengan gerakan otot terganggu. Hal ini dapat diobati
dengan operasi rekonstruksi.

Skin graft pada paha


PENDAHULUAN
Kulit menutupi seluruh permukaan tubuh manusia dan merupakan bagian tubuh
yang terpapar dengan dunia luar. Kulit memiliki fungsi yaitu melindungi jaringan
bagian dalam tubuh dari trauma, radiasi, infeksi, mengatursuhu tubuh dengan cara
berkeringat, vasokonstriksi atau vasodilatasi. Luka yang tidak dapat ditutup secara
primer, dapat dilakukan penutupan dengan berbagai cara diantaranya dengan
melakukan skin graft. Skin graft telah dilakukan di India sejak 2000 tahun yang
lalu tetapi tidak mengalami perkembangan hingga abad ke-19. Pada abad ke-19
skin graft mulai diperkenalkan di dunia barat. Selama 100 tahun terakhir, alat dan
metode yang digunakan mengalami banyak perubahan. Beberapa nama
berhubungan dengan
perkembangan awal skin graft yaitu Bunger tahun 1823 melakukan pemindahan
kulit dari paha ke hidung. Reverdin tahun 1869 melakukan eksisi kulit kecil dan
tipis (epidermic graft) yang diletakkan
pada permukaan granulasi. Ollier (1872) dan Thiersch (1874) mengemukakan dan
mengembangkan tentang thin split thickness skin graft.

a. Definisi skin graft


Skin graft yaitu tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya kulit dari
satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut dan
dibutuhkan suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin kelangsungan
hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
b. Indikasi Operasi

Skin graft merupakan salah satu cara rekonstruksi dari defek kulit, yang
diakibatkan oleh berbagai hal. Paling sering, skin graft digunakan untuk
rekonstruksi setelah operasi pengangkatan keganasan kulit. Selain itu skin
graft juga digunakan untuk menutup ulkus kulit yang kronik dan sulit sembuh,
menggantikan hilangnya jaringan pada luka bakar, dan mengembalikan
rambut pada daerah yang mengalami alopecia.

c. Kontra indikasi operasi

Kontra indikasi dari STSG meliputi daerah yang memerlukan penampilan


kosmetik yang baik dan ketahanan yang cukup atau daerah-daerah yang
dengan adanya kontraksi luka yang cukup signifikan akan menurun
fungsinya.

FTSG dikontraindikasikan bila daerah resipien graft memiliki vaskularisasi


yang kurang baik sehingga graft tidak dapat bertahan.

d. Diagnosis banding (tidak ada)

e. Pemeriksaan Penunjang

Darah lengkap, tes fungsi hati, tes fungsi ginjal, serum albumin, serum
elektrolit, gula darah acak, faal pembekuan darah

Teknik Operasi

Pilihan lokasi donor tergantung dari penggunaan graft tersebut. Terdapat


beberapa hal yang harus dipertimbangkan diantaranya tekstur, warna,
ketebalan, dan pertumbuhan rambut. 2

Terdapat 3 fase dari skin graft yaitu: imbibition, inosculation, dan


revascularization. Pada fase imbibition terjadi proses absorpsi nutrient ke
dalam graft yang nantinya akan menjadi sumber nutrisi pada graft selam 24-
48 jam pertama. Fase kedua yaitu inosculation yang merupakan proses
dimana pembuluh darah donor dan resipien saling berhubungan. Selama
kedua fase ini, graft saling menempel ke jaringan resipien dengan adanya
deposisi fibrosa pada permukaannya. Pada fase ketiga yaitu revascularization
terjadi diferensiasi dari pembuluh darah pada arteriola dan venula.

Prosedur eksisi seringkali diikuti penyulit seperti perdarahan. Dengan


perdarahan dan berkumpulnya hematom, perlekatan STSG juga akan
terganggu. Oleh karenanya pengendalian perdarahan sangat mutlak. Beberapa
alternatif dalam upaya hemostatik :

· Penggunaan kauter, biasanya tidak efektif karena selang beberapa waktu


pasca bedah akan terjadi perdarahan ualang (rembesan)

· Aplikasi vasokonstriktor pada kasa lembab yang diletakkan sementara


pengambilan donor

Full Thickness Skin Graft

Full Thickness Skin Graft (FTSG) merupakan skin graft yang menyertakan
seluruh bagian dari dermis.2 Karena komponen dermis dipertahankan selama
proses graft, karakteristik kulit normal dapat terjaga setelah proses graft
selesai. Hal ini disebabkan karena jumlah kolagen, pembuluh darah dermis,
serta komponen epitelial yang lebih banyak jika dibandingkan dengan Split
Thickness Skin Graft (STSG).

FTSG jarang digunakan dalam penanganan luka bakar yang baru. Hal ini
disebabkan FTSG cukup membebani jaringan resipien karena memerlukan
vaskularisasi yang cukup banyak dan adanya kontaminasi bakteri. Indikasinya
terbatas pada luka bakar yang kecil dan berbatas tegas yang memiliki fungsi
cukup penting misalnya wajah dan jari-jari tangan. Donor pada daerah wajah
sering diambil dari post-aurikuler, dan daerah supraklavikula karena kulit
pada daerah tersebut lebih serupa dengan daerah resipien. FTSG juga
mengalami kontraksi lebih sedikit pada saat penyembuhan dibandingkan
STSG. Hal ini penting untuk daerah wajah, tangan dan daerah sendi.

Teknik operasi perlu dilakukan dengan berhati-hati untuk menjaga


kelangsungan hidup graft tersebut. Setelah pemberian anestesia yang tepat,
luka dipersiapkan untuk proses grafting. Hal ini diawali dengan
membersihkan luka dengan betadine yang diencerkan atau normal saline,
debridement dengan lembut, dan hemostasis yang cermat. Hemostasis dapat
dilakukan dengan ligasi, penekanan perlahan, penggunaan vasokonstriktor
topikal (misal epinefrin), atau elektrokauter. Penggunaan elektrokauter harus
diminimalisasi karena dapat mengakibatkan jaringan mati. Penggunaan
epinefrin pada lokasi donor atau resipien tidak mempengaruhi keberhasilan
graft.4

FTSG diambil dengan skalpel. Pola luka ditandai pada lokasi donor dan
diperluas kira-kira 3-5% untuk mengatasi kontraktur primer yang akan
muncul akibat komponen elastic fiber dari graft dermis. Lokasi donor
kemudian diinfiltrasi dengan anestesi lokal dengan atau tanpa epinefrin.
Infiltrasi dilakukan setelah menandai graft untuk menghindari distorsi kulit
akibat volume infiltrasi.

Setelah pola diinsisi, kulit dinaikkan dengan skin-hook, sisi epidermis dari graft
ditahan oleh jari tangan non-operasi. Hal ini menghasilkan tekanan dan kesadaran
akan ketebalan graft saat tangan yang lain melakukan diseksi untuk melepaskan
graft dari jaringan lemak subkutan. Jaringan adiposa yang tersisa pada bagian
bawah dari graft harus dilepaskan karena lemak ini hanya memiliki vaskularisasi
yang sangat sedikit dan akan mencegah kontak langsung antara graft pada dermis
dan lokasi resipien. Proses trimming dari lemak sisa tersebut paling baik
dilakukan dengan gunting tajam dimana graft direntangkan di atas tangan yang
non-operasi hingga yang tertinggal adalah lapisan dermis yang putih bercahaya.
Lokasi donor kemudian ditutup dengan eksisi dog-ears sebanyak yang diperlukan.

Bila graft telah berhasil diambil, periksa kembali lokasi resipien untuk melakukan
hemostasis. Bila hemostasis sudah terjaga graft dapat langsung diletakkan pada
daerah luka. Perhatikan jangan sampai terjadi kerutan atau peregangan berlebihan
dari graft. Graft harus dipertahankan stabil pada tempatnya selama perlekatan
awal dan proses penyembuhan. Hal ini dapat dilakukan dengan penjahitan atau
stapling graft pada lokasi resipien. Stapling graft sebaiknya dihindari karena nyeri
saat dilepaskan dan dapat

mengganggu perlekatan graft pada luka bila dilepaskan kurang dari 7


hari pascaoperasi. Jahitan dengan benang yang dapat diserap lebih dipilih,
sehingga tidak memerlukan pelepasan jahitan.4

Biasanya jahitan simpul 4 sudut dilakukan untuk menahan graft pada


posisi yang stabil. Kemudian jahitan diteruskan sepanjang bagian perifer.
Memasukkan jarum pertama melalui bagian graft terlebih dahulu baru ke
jaringan sekitar luka dapat mencegah graft lebih tinggi dari jaringan
sekitarnya. Aproksimasi epidermis ke epidermis yang tepat dapat memberi
hasil kosmetik yang memuaskan, dan simpulnya harus dekat, jangan sampai
melilit tepi kulit.4
Balutan yang dipilih bertujuan untuk memberi tekanan yang sama pada
seluruh permukaan melalui bahan-bahan yang tidak lengket, semi-oklusif, dan
dapat menyerap. Bahan-bahan ini digunakan untuk menahan graft, mencegah
lepas, dan mencegah terbentuknya seroma dan hematoma di bawah graft. Tie-
over bolster dressing dapat berguna pada daerah sendi, atau daerah dimana
pergerakan sulit untuk dihindari, serta pada luka dengan kontur ireguler.4

Pilihan lain untuk balutan pada daerah yang permukaannya ireguler atau
luka yang banyak menghasilkan eksudat adalah dengan sponge VAC
(Vacuum Assisted Closure). Sponge ini melekat pada permukaan luka dengan
daya hisap dan membantu perlekatan skin graft dengan menghilangkan
eksudat dan edema dari jaringan sekitar. Graft yang digunakan
padaekstremitas sebaiknya dilakukan elevasi dan kompresi dengan balutan
untuk seluruh ekstremitas yang terletak distal dari graft untuk mencegah
terjadinya edema yang dapat mengganggu perlekatan graft.4

Bidai dapat juga berguna pada pasien yang kurang kooperatif dan pada
kasus-kasus grafting pada permukaan yang mobile untuk mencegah
pergerakan yang dapat mengganggu perlekatan graft.

Split Thickness Skin Graft

Graft pada STSG meliputi seluruh bagian epidermis dan dermis dengan
ketebalan yang berbeda-beda. STSG diklasifikasikan menjadi 3 kelompok
yaitu thin STSG (0,005-0,012 inchi), intermediate (0,012-0,018 inchi) atau
thick STSG (0,018-0,030 inchi), berdasarkan ketebalan dari graft yang
diambil.

Bila STSG terpilih sebagai metode skin grafting, defek pada kulit yang
akan diperbaiki harus diukur dengan akurat. Bila memungkinkan, purse string
suture dapat dilakukan pada sekitar defek kulit agar dapat mengurangi ukuran
keseluruhan, yang nantinya akan mengurangi kebutuhan graft dari lokasi
donor.

Pemilihan lokasi donor yang tepat harus mempertimbangkan ukuran graft


yang akan diambil, dapat tidaknya disembunyikan lokasi donor, dan
kemudahan mengakses daerah donor untuk follow up. Bila sudah ditentukan,
lokasi donor dipersiapkan secara steril dan diinfiltrasi dengan anestesia lokal,
dengan atau tanpa epinefrin.
STSG sering digunakan pada area yang luas. Lokasi paling sering dari
donor STSG adalah diambil dari paha bagian atas, bokong, dan dinding perut.
Dalam memilih ketebalan graft pada pasien luka bakar, perlu
mempertimbangkan beberapa hal. Daerah donor ditentukan dengan lokalisasi
dan perluasan dari luka bakar. Bila lokasi tersebut perlu digunakan lebih dari
satu kali, misalnya pada pasien dengan luka bakar yang luas, maka perlu
dilakukan STSG yang tipis.

Dengan keterbatasan donor maupun sarana, pengambilan donor tidak


harus selalu menggunakan Humby knife. Namun dapat menggunakan pisau
bedah ukuran 22.

Alat-alat yang dipergunakan untuk melakukan STSG dapat dibagi


menjadi freehand dan powered dermatome. Freehand dermatomes, misalnya
pisau skalpel, pisau tajam dua sisi (Gillete), Weck knives dan lain-lain dapat
dimanfaatkan untuk mencangkok STSG yang berukuran kecil. Namun, alat-
alat freehand ini tidak digunakan secara umum dalam mencangkok STSG
yang lebih besar, karena membutuhkan keahlian khusus untuk memperoleh
ketebalan yang sama dalam area yang luas. Powered dermatome misalnya
Davol dermatome atau Padgett dermatome dan compressed water-pumped
nitrogen-driven Zimmer air dermatome sering digunakan untuk mencangkok
daerah yang lebih luas.

STSG tidak memerlukan kondisi yang terlalu ideal seperti halnya FTSG.
Lokasi donor dapat membaik secara spontan karena karena adanya komponen
epidermis yang tersisa dan dapat dicangkok ulang bila sudah sembuh
sempurna.

Namun, STSG memiliki beberapa kelemahan yang harus


dipertimbangkan. STSG bersifat lebih rentan, dan biasanya terapi radiasi yang
terus menerus. Selain itu STSG juga mengalami kontraksi selama proses
penyembuhan dan tidak ikut tumbuh sesuai usia. STSG juga cenderung
mengalami pigmentasi abnormal (baik pucat atau keputihan) atau
hiperpigmentasi. Kelemahan-kelemahan ini yang menyebabkan STSG lebih
membantu dalam hal fungsional daripada estetik. Bila digunakan untuk
menutupi luka bakar yang luas pada daerah wajah, STSG dapat memberika
hasil yang kurang memuaskan yaitu penampakan menyerupai topeng
(masklike).

STSG dapat dicangkok dengan berbagai cara. Yang cukup sering


digunakan adalah teknik yang menggunakan dermatome, yang menghasilkan
graft yang cukup lebar dengan ketebalan yang sama. Anestesia yang cukup
harus diberikan, karena proses graft sangat nyeri. Lidokain dan epinefrin
disuntikkan dilokasi donor dapat mengurangi darah yang hilang dan
memberikan tegangan jaringan yang cukup besar yang akan membantu dalam
proses pencangkokan.

Cara lain untuk mencangkok STSG secara freehand yaitu dengan


menggunakan pisau. Walaupun prosedur ini dapat dilakukan dengan
mempergunakan skalpel, alat-alat lain (misalnya Humby knife, Weck Blade,
Blair knife) dapat juga digunakan.

Proses pencangkokan dapat dimulai saat blade diarahkan dengan


ketebalan dan kedalaman yang sudah diatur. Bersihkan lapangan operasi
dengan betadine, dan dapat juga kulit dilumasi dengan mineral oil atau
phisohex (sabun hexachlorophene) untuk mempermudah penggunaan
dermatome diatas kulit. Bahan-bahan ini mudah dibersihkan dan tidak
membahayakan daya tahan graft.

Dermatome dipegang oleh tangan yang dominant dengan sudut 30-45


derajat dari permukaan kulit. Semakin besar sudut yang dibentuk oleh
dermatome, maka dapat mengakibatkan tertariknya kulit pada lokasi donor.
Tangan yang tidak aktif membantu memberikan tarikan dibelakang
dermatome, sementara asisten memberi tarikan di depan dermatome. Bila
panjang yang dibutuhkan telah berhasil diambil, dermatome dilepaskan dari
kulit dan tepinya dipotong. Graft sudah siap untuk digunakan dengan atau
tanpa mesh.

Biasanya pada lokasi donor terdapat banyak bintik-bintik perdarahan kecil


pada graft dengan ketebalan thin hingga intermediate. Graft yang lebih tebal
akan menunjukkan titik-titik perdarahan yang lebih sedikit namun
mengeluarkan darah lebih banyak. Adanya lemak menunjukkan eksisi graft
terlalu dalam, kemungkinan akibat kesalahan dalam penggunaan dermatome.

Setelah dicangkok, STSG dapat diberi mesh dengan meletakkan graft


pada carrier dan dimasukkan pada alat meshing mekanik. Alat ini
memungkinkan pelebaran dari permukaan graft hingga 9 kali dari lebar
permukaan lokasi donor.

Setelah graft diletakkan, perhatikan kembali lokasi resipien untuk


hemostasis. Proses pelekatan serupa dengan FTSG. Lokasi donor dari STSG
sembuh spontan dari sel epitel yang ditinggalkan pada dermis dan tepi luka.
Proses penyembuhan dimulai dalam 24 jam setelah pencangkokan. Kecepatan
penyembuhan sebanding dengan jumlah sisa epitel yang ditinggalkan dan
berbanding terbalik dengan ketebalan yang ditinggalkan. Epidermis dapat
tumbuh kembali dan dapat dicangkok ulang, namun setiap kali dicangkok
mengurangi jumlah dermis yang tidak dapat tumbuh kembali.
Hiperpigmentasi dapat bertahan hingga beberapa bulan pada lokasi donor, dan
pada individu yang berkulit gelap dapat mengalami parut hipertropik.

Komplikasi Operasi

Terdapat beberapa hal yang dapat mengakibatkan kegagalan dari skin graft.
Diantaranya adalah :

· Adanya cairan baik hematom maupun seroma sehingga graft sulit


menempel pada resipien. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan
mesh atau pembuatan insisi multipel sehingga terjadi drenase dan graft
dapat diperlebar sehingga dapat menutup defek yang lebih luas. Namun
insisi ini memberikan hasil yang kurang estetik, terutama didaerah
wajah.

· Infeksi. Bila lokasi donor memiliki lebih dari 105 mikroorganisme, graft
akan sulit menempel.

· Pergerakan dari graft itu sendiri. Pergerakan dari graft dapat mencegah
perlekatan fibrosa dan revaskularisasi. Seringkali digunakan tie over
atau balut tekan sehingga graft tidak bergerak.

Mortalitas

Seringkali terjadi pada penderita dengan keadaan umum jelek, seperti anemia,
hipoalbumin, sepsis.

Perawatan pasca prosedur skin graft

Penilaian hasil prosedur skin graft ditentukan oleh langkah-langkah yang


dilakukan pada prosedur itu sendiri. Diantaranya adalah penentuan timing
operasi, hemostasis, donor tipis, balut tekan, kasa adsorben,dsb.

Perlekatan graft maksimal dalam 8 jam pertama setelah proses graft, namun
balutan awal harus dipertahankan selama 3-7 hari, kecuali timbul rasa sakit,
berbau, basah dan komplikasi lain yang dapat muncul. Ketika melepaskan
balutan, perlengketan diatasi dengan normal saline untuk mengurangi
perlengketan dengan graft. Apabila terdapat hematoma atau seroma pada saat
ganti balutan, atasi dengan membuat insisi kecil pada daerah yang paling
menonjol dan keluarkan isinya. Hindari mendorong cairan keluar melalui tepi
graft, karena hal ini dapat mencegah perlekatan seluruh graft bukan saja pada
daerah hematoma atau seroma.

Follow-Up

Bila proses eksudasi tidak berlebihan, biasanya penilaian hasil, sekaligus


penggantian balutan dapat dikerjakan dalam waktu 5-7 hari pasca bedah.
Sebaliknya, dengan eksudasi yang berlebihan; terlihat sebagai balutan yang
jenuh, dalam 24-48 jam pertama pasca bedah dapat dilakukan pergantian
balutan.

Skin lab pada punggung


Tes alergi merupakan salah satu pemeriksaan dasar untuk mengetahui alergi. Tes
tersebut dapat membantu dokter memastikan alergi yang mungkindimiliki oleh
seseorang. Berikut beberapa jenis tes alergi yang dapat dilakukan.

I. TES KULIT

TES TUSUK KULIT (Skin Prick Test)

memeriksa keadaan alergi terhadap alergen/penyebab alergi yang dihirup (seperti:


tungau debu, serpih kulit binatang dan lain-lain) dan alergen makanan (seperti:
udang, telur, susu, coklat dan lain-lain ), yang jumlahnya ada sekitar 33 jenis
alergen.

Tes ini diperuntukkan untuk penyakit alergi seperti mata gatal dan merah, pilek,
batuk berulang, asma, kulit gatal, dan eksim.

Tes ini dapat dilakukan pada usia 3-50 tahun, harus dalam keadaan sehat dan tidak
sedang minum obat yang mengandung antihistamin (anti alergi) selama 3-7 hari
(tergantung pada jenis obatnya).

Tes dilakukan di kulit lengan bawah sisi dalam dengan menggunakan jarum khusus
sehingga tidak menimbulkan sakit. Hasil tes akan diketahui dalam 15-20 menit. Bila
hasil positif (+) alergi terhadap alergen tertentu, maka akan timbul bentol merah
yang gatal di kulit.

Prosedur tes kulit cara tusuk adalah sebagai berikut:

 Kulit lengan dibersihkan dengan alkohol;


 Kulit ditusuk dengan jarum kecil yang steril yang telah mengandung
sejumlah ekstrak alergen/penyebab alergi (tusukan sedemikian dangkal
sehingga tidak menimbulkan rasa sakit atau pendarahan); dan
 Sekitar 15-20 menit kemudian dokter akan membaca hasil tes.

TES TEMPEL (Patch Test)

Patch Test berguna untuk mengetahui alergi yang disebabkan karena kontak
terhadap bahan kimia, misalnya pada dermatitis kontak atau eksim karena sabun
atau logam.

Tes ini dapat dilakukan minimal pada usia 3 tahun. Syarat pemeriksaan antara
lain dua hari sebelum tes dilakukan tidak boleh minum obat yang mengandung
kortikosteroid (anti radang), dan daerah punggung harus bebas dari obat oles, krim
atau salep.

Tes dilakukan di kulit punggung, dengan menempelkan alergen yang diletakkan


pada tempat khusus (fin chamber). Hasil tes didapat setelah 48 jam, dan selama
waktu itu tidak boleh melakukan aktivitas yang berkeringat. Bila hasilnya positif
(+) terhadap bahan kimia tertentu, maka di kulit punggung akan timbul bercak
kemerahan atau melenting.
TES KULIT INTRAKUTAN (Skin Test)

Skin Test berguna untuk mengetahui alergi terhadap obat yang disuntikkan.
Dilakukan pada usia minimal 3 tahun. Tes dilakukan di kulit lengan bawah dengan
cara menyuntikkan obat yang akan di tes di lapisan bawah kulit. Hasil tes dapat di
baca setelah 15 menit. Bila hasil positif (+), maka akan timbul bentol, merah dan
gatal.

II. TES DARAH

TES ALERGEN – ANTIBODI IgE SPESIFIK

Dulu tes IgE Specifif dikenal dengan metode RAST (Radioallergbsorbent Assay).
Sejalan dengan perkembangan teknologi diagnostik, metode RAST telah
digantikan dengan metode ELISA (Enzym Linked Immuno Assay).

Tes IgE Spesific berguna untuk mengetahui alergi terhadap berbagai macam
alergen yakni alergen hirup, spora, pollen, serpih kulit dan makanan, misalnya pada
dermatitis atopik, rinitis alergi, asma, biduran/kaligata. Test dapat dilakukan pada
usia berapapun dan kapan saja, karena tidak dipengaruhi oleh obat-obatan.

Pada tes ini, menggunakan sampel serum darah sebanyak 2 cc, lalu diproses dengan
alat autoanalyzer terkomputerisasi khusus (salah satunya adalah Phadia
ImunnoCAP™). Hasilnya dapat diketahui setelah 4 jam.

TES PROVOKASI dan ELIMINASI

Tes ini berguna untuk mengetahui alergi terhadap makanan dan obat-obatan
tertentu. Tes ini dapat dilakukan pada usia berapapun.

Untuk memastikan makanan atau obat penyebab alergi, digunakan metode


provokasi DBPCFC (Double Blind Placebo Control Food Chalenge) atauDBPC
(Double Blind Placebo Control) atau uji samar ganda, yang merupakan standar
baku untuk tes alergi makanan dan obat.
Kesimpulan
1. Skin graft merupakan tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya
kulit dari donor ke resipien yang membutuhkan revaskularisasi untuk
menjamin kelansungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
2. Pelaksanaan skin graft bergantung kepada tebal / tipisnya skin graft yang akan
dipindahkan dari donor ke resipien.
3. Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus selalu dievaluasi.
4. Operasi plastik (plastic surgery) atau dalam bahasa Arab disebut jirahah at-
tajmil adalah operasi bedah untuk memperbaiki penampilan satu anggota tubuh
yang nampak, atau untuk memperbaiki fungsinya, ketika anggota tubuh itu
berkurang, hilang/lepas, atau rusak.
5. Jenis-jenis bedah plastik berdasarkan tempat pembedahan.
Cosmetic surgery/bedah kosmetik, Face lift, Rhinoplasty, Eyelid surgery,
Cheek implant, Liposuction, Breast augmentation, Lip augmentation, Botox
6. Resiko Bedah Plastik antara lain:
Efek samping anastesi, Pendarahan, Infeksi, Nekrosis, Jaringan parut,
Kerusakan syaraf

7. skin lab merupakan salah satu pemeriksaan dasar untuk mengetahui alergi.

8. jenis – jenis skin lab


a. tes kulit : tes kulit dibagi menjadi tes tusuk kulit, tes tempel dan tes kulit
intrakutan

b. tes darah dibagi menjadi: tes allergen dan tes provokasi dan eliminas

Daftar Pustaka

1. http://www.klinikdrindrajana.com/asma-dan-alergi/alergi
2. Catatan mahasiswafk.2012.anatomi dan fisiologi kulit
3. Bedah umum.2008.tandur alih kulit skin graft
4. Biologimu.2015.operasi plastic
5. Sahabat aftergo.2013.femur
6. Ithinkeducation.2014.tulang belakang anatomi fisiologi
7. Dinismkkeperawatanpelita.2013.anatomi fisiologi rangka manusia

You might also like