Professional Documents
Culture Documents
HASIL PEMBAHASAN
Saat ini PT. Harita Prima Abadi Mineral telah melakukan kegiatan penambangan
Bauksit yang dimulai dari tahun 2009, pada rencana penambangan triwuan dari
Bulan Maret sampai dengan April 2016 dengan target produksi sebesar
±43.000ton/bulan dan striping ratio maksimum ≤ 1,5:1. Dari hasil eksplorasi PT.
Harita Prima Abadi Mineral pada daerah penelitian, dijumpai Mineral Bauksit
yakni dengan kadar rata-rata 𝐴𝐿2 𝑂3 54,73; 𝑆𝑖2 𝑂 13,59; 𝐹𝑒2 𝑂3 4,68; Concresi
factor 47,81 % yang nantinya akan dilakukan perancangan teknis penambangan
pada daerah tersebut. Sebelum membuat rancangan teknis penambangan diperlukan
beberapa hal yang perlu diidentifikasi dan diamati, sehingga rencana teknis
penambangan dapat dikerjakan secara realistis dan berkesinambungan dengan
pekerjaan–pekerjaan penambangan baik yang sudah maupun yang akan
dilaksanakan.
58
59
5_10o. Data topografi diperoleh dengan melakukan pemetaan topografi. Hasil dari
pemetaan topografi berupa titik-titik koordinat dan ketinggian, kemudian dilakukan
interpolasi menggunakan perangkat lunak surfer 11, sehingga membentuk garis-
garis kontur (lihat Lampiran T), dilanjutkan dengan pemodelan bentuk dua dimensi,
dengan pembuatan isopach 𝐴𝐿2 𝑂3 , 𝐹𝑒2 𝑂3, 𝑆𝑖2 𝑂. kemudian di overlay dengan
kontur sehingga diketahui sebaran kadar dari bauksit.
Setelah dilakukan pemodelan dua dimensi dari bentuk surface topografi daerah
penelitian, maka diperoleh bidang yang kemudian akan digunakan sebagai
pembatas dalam penaksiran cadangan maupun proyeksi model struktur geologi
Bauksit di daerah penelitian. Penaksiran cadangan menggunakan metode influence
area berdasarkan test pit dengan jarak 50m.
PT. Harita Prima Abadi Mineral telah melakukan test pit sebanyak 61 lubang test
pit dengan jarak antar titik 50m, untuk menganalisis lapisan endapan Bauksit di pit
pesanggaran venus (lihat Lampiran R). Pemodelan dari endapan tersebut dilakukan
dengan mengkorelasi dan memproyeksikan data test pit menggunakan perangkat
lunak surfer 11. Data test pit yang dibutuhkan untuk pemodelan dibagi menjadi dua
yakni:
1) Data collar.
Data collar, meliputi: kode titik test pit, koordinat titik test pit, ketinggian titik
test pit, dan kedalaman lubang test pit. Data survei berguna untuk memberikan
informasi tentang lokasi titik-titik test pit, sehingga dapat digambarkan pada
lokasi penelitian. Data collar akan dikorelasikan dengan data pemboran litologi
dengan indeks penghubung pada kolom nama lubang bor (lihat lampiran A.1).
2) Data litologi.
60
Data litologi meliputi: kode titik test pit, batas kedalaman lapisan titik awal
(from)dan titik akhir (to), dan kode litologi. Pada data litologi test pit, terdapat
tebal lapisan serta kadar dari bauksit yang akan diinterpretasikan hingga
mendapatkan model geologi struktur endapan bauksitnya (lihat lampiran A.2).
Berdasarkan data collar dan litologi yang diperoleh, dapat ditentukan arah
penyebaran Bauksit dan dilakukan pembatasan area penaksiran cadangan Bauksit.
Dalam penelitian kali ini, pemodelan geologi Bauksit menggunakan perangkat
lunak surfer 11, dan akan dihasilkan pemodelan berupa penampang 3 dimensi dari
endapan bauksit laterit (lihat Lampiran X).
Berikut adalah salah satu contoh bentuk model endapan Bauksit yang berada di
Blok Pesanggaran (lihat Gambar 4.1).
Gambar 4.1
Bentuk Model Endapan Bauksit
Penaksiran cadangan Bauksit, dibatasi oleh pit limit penambangan dan pit bottom
penambangan yang menghasilkan penaksiran cadangan terbukti (proved bauxite
resource). Untuk memenuhi standar sebagai cadangan terbukti harus dilakukan
kajian kelayakan terhadap semua faktor terkait dan apabila telah terpenuhi maka
hasil kajian dapat dinyatakan layak.
Blok yang membatasi daerah penaksiran cadangan dibagi lagi menjadi blok-blok
kecil berukuran 50mx50m, untuk menghasilkan perhitungan yang lebih detil.
Penamaan blok-blok ini diurutkan dari arah barat ke timur menyesuaikan dengan
arah front penambangan untuk menuju alan hauling. Penamaan blok ini, secara
otomatis terbentuk pada saat pembuatan panel, strip dan block. Pada daerah
penelitian, penamaan panel dimulai dari P01-P10, dan penamaan strip dimulai dari
S01-S07, sedangkan block merupakan perpotongan antara strip dan panel, sehingga
nama block pertama kali ialah: S01P01, dan nama block kedua ialah S01P02 dan
seterusnya (lihat Lampiran). Penentuan elevasi batas bawah sebesar 44,5mdpl,
sedangkan batas atas pada 54,5mdpl yang merupakan topografi tertinggi. Perangkat
lunak autocad dibantu dengan microsoft excel mengakumulasi jumlah cadangan
Bauksit berdasarkan blok dan elevasi sehingga penjadwalan produksi Bauksit dapat
dibuat dengan terperinci berdasarkan blok dan elevasi (lihat lampiran P).
Abadi Mineral, jenjangan penambangan yaitu untuk tinggi jenjang 1m, lebar
jenjang kerja 20m, lebar jenjang tumpukan overburden 10m, tinggi tumpukan
overburden 2m, single slope ≤80o (lihat Gambar 4.2).
Gambar 4.2
Dimensi Lereng Penambangan
sedang langsung dilakukan penggalian dan penumpukan disisi kiri dan kanan
jenjang kerja setinggi maksimal 2meter.
3) Penggalian Bauksit (bauxite getting).
Penggalian Bauksit akan dilakukan pada area yang terlebih dahulu telah
dilakukan pengupasan lapisan tanah penutupnya. Penggalian Bauksit dilakukan
sesuai dengan target produksi bauksit tercuci yaitu ±43.000ton/bulan
menggunakan excavator.
4) Pengangkutan.
Pengangkutan Bauksit dilakukan dengan menggunakan dump truck yang
kemudian dibawa menuju lokasi pengolahan bauksit (Bauxite processing plant)
atau stockpile area yang berada didekat (Bauxite processing plant) milik PT
Harita Prima Abadi Mineral.
4.3.5 Superelevasi.
Superelevasi merupakan kemiringan jalan yang terbentuk oleh batas antara tepi
jalan terluar dengan tepi jalan terdalam karena perbedaan ketinggian. Berdasarkan
pada kondisi jalan kering, nilai superelevasi merupakan angka maksimum yaitu
90mm/m (lihat lampiran F).
yang melewati jalan yang menanjak dapat melaju dengan baik maka besarnya
kemiringan jalan maksimum yang digunakan adalah 10% (lihat lampiran F).
Nilai stripping ratio (SR) maksimum yang ditetapkan untuk penambangan Bauksit
PT Harita Prima Abadi Mineral adalah 1,5:1. Nilai ini ditentukan berdasarkan
perhitungan break even stripping ratio (BESR) yang dilakukan PT. Harita Prima
Abadi Mineral.
Tabel 4.1
Penjadwalan Produksi Bauksit dan Overburden
THICK (m) VOL OB ORE TONNES (Ton)
LUAS
BULAN PIT
AREA
OB ORE (Bcm) ORE MGB
CUMMULAT4E MARET-MEI
15.25 1.44 1.13 219,750 274,000 130,989
2016
*Keterangan : MGB (Metallurgical grade bauxite)
Peralatan mekanis yang digunakan pada bulan pertama ini adalah 1 unit excavator
PC 400LCSE-7 dan 1 unit bulldozer Komatsu D85 ESS untuk keperluan
pengupasan dan penggusuran overburden pada area tumpukan overburden disisi
samping jenjang kerja, 1 unit excavator PC 400LCSE-7 melayani 7 dump truck
Hino Fm260Ti untuk penggalian serta pengangkutan Bauksit, dan 1 unit bulldozer
Komatsu D85 ESS untuk keperluan backfilling overburden (lihat Tabel 4.13). Jarak
angkut rata-rata menuju bauxite processing plant / stockpile milik PT. Harita Prima
Abadi Mineral adalah 8,8km.
69
Tabel 4.2
Jumlah Bauksit dan Overburden Terbongkar pada Bulan 1
Peralatan mekanis yang digunakan pada bulan kedua ini adalah 1 unit excavator PC
400LCSE-7 dan 1 unit bulldozer Komatsu D85 ESS untuk keperluan pengupasan
dan penggusuran overburden pada area tumpukan overburden disisi samping
jenjang kerja, 1 unit excavator PC 400LCSE-7 melayani 7 dump truck Hino
Fm260Ti untuk penggalian serta pengangkutan Bauksit, dan 1 unit bulldozer
Komatsu D85 ESS untuk keperluan backfilling overburden. Jarak angkut rata-rata
menuju bauxite processing plant / stockpile milik PT. Harita Prima Abadi Mineral
adalah 8,8km.
Tabel 4.3
Jumlah Bauksit dan Overburden Terbongkar pada Bulan 2
Tabel 4.4
Jumlah Bauksit dan Overburden Terbongkar pada Bulan 3
Peralatan mekanis yang digunakan pada bulan ketiga ini adalah 1 unit excavator
PC 400LCSE-7 dan 1 unit bulldozer Komatsu D85 ESS untuk keperluan
pengupasan dan penggusuran overburden pada area tumpukan overburden disisi
samping jenjang kerja, 1 unit excavator PC 400LCSE-7 melayani 7 dump truck
72
Hino Fm260Ti untuk penggalian serta pengangkutan Bauksit, dan 1 unit bulldozer
Komatsu D85 ESS untuk keperluan backfilling overburden. Jarak angkut rata-rata
menuju bauxite processing plant / stockpile milik PT. Harita Prima Abadi Mineral
adalah 8,8km.
Tabel 4.5
Jenis Peralatan Tambang
Tabel 4.6
Waktu Kerja Alat/Bulan
Parameter Satuan Hasil
Jam Kerja
Jumlah hari/bulan hari/bulan 28
Jumlah shift/hari shift/hari 2
Jumlah jam/shift jam/shift 11
Total jam kalender/bulan 616
Kehilangan jam kerja direncanakan
Istirahat makan jam/hari 0.5
Persiapan kerja jam/hari 0,5
Sholat jum’at jam/bulan 4
Total kehilangan jam kerja direncanakan/bulan 32
Tabel 4.7
Produksi dan Kebutuhan Peralatan Mekanis
Bauksit Bulan Maret April Mei
Komatsu PC 400LCSE-7
N = TVp………..............……………………………………………..…. (4.1)
Kp
keterangan :
N = jumlah alat
Tvp = target volume pekerjaan
Kp = kapasitas produksi alat
Batasan ekonomis dari rancangan ini merujuk dari nilai maksimal stripping ratio
yang ditentukan PT. Harita Prima Abadi Mineral yaitu sebesar 1,5:1.
Secara teknis penambangan bauksit dapat dilakukan pada seluruh wilayah yang
menjadi area penambangan. Setelah dilakukan penentuan blok-blok yang dapat
dilakukan penambangan, maka didapat batasan daerah penaksiran cadangan dan
diperoleh total cadangan Bauksit sebesar 274.000ton/unwashed, dengan jumlah
overburden sebesar 219.750bcm, dengan stripping ratio 1,28:1.
Tabel 4.8
Rencana Produksi Bauksit dan Overburden
Rencana produksi Bauksit dan overburden tiap bulannya bervariasi, hal ini
dipengaruhi oleh nilai topografi awal, kedalaman Bauksit dan ketebalan Bauksit
pada blok yang dilakukan penambangan. Seperti terlihat pada (Tabel 4.8) rencana
produksi bulan ke-1 dan bulan ke-3 terdapat, hal ini dikarenakan:
1) Bulan ke-1 Luas area batas penambangan (pit limit) pada bulan pertama sebesar
5,50Ha, dengan elevasi topografi awal memiliki ketinggian maksimum
51,5mdpl, dan elevasi topografi minimum sebesar 45,5mdpl, kegiatan
penambangan dilakukan hingga elevasi 42,4mdpl. Kegiatan penambangan
dilakukan di 22 blok penambangan dari mulai S01P01– S01P04, S02P01-
S02P04, S03P01-S03P04, S04P04-S04P04, S05P01-S05P04, S06P01-S06P02.
Jumlah rencana produksi Bauksit tertambang pada bulan pertama sebesar
94.400ton/unwashed, dengan jumlah volume overburden yang harus dibongkar
sebesar 84.750bcm, maka diperoleh nilai stripping ratio 1,28:1. Ketebalan rata-
rata overburden sebesar 1,54m dan Bauksit 1,07m. Bulan ke-1 memiliki jumlah
Bauksit relatif besar yaitu 94.400ton/unwashed. Jika dikalikan dengan concresi
factor rata-rata yaitu 46,20% akan menghasilkan bauksit tercuci sebesar
43.613ton sehingga didapat jumlah Bauksit yang melebihi dari target produksi.
2) Bulan ke-2 Luas area batas penambangan (pit limit) pada bulan kedua sebesar
4,50Ha, dengan elevasi topografi awal memiliki ketinggian maksimum
78
3) Bulan ke-3 Luas area batas penambangan (pit limit) pada bulan pertama sebesar
5,25Ha, dengan elevasi topografi awal memiliki ketinggian maksimum
54,5mdpl, dan elevasi topografi minimum sebesar 49,5mdpl, kegiatan
penambangan dilakukan hingga elevasi 47,1mdpl. Kegiatan penambangan
dilakukan di 21 blok penambangan dari mulai S01P08– S01P10, S02P08-
S02P10, S03P08-S03P10, S04P07-S04P10, S05P07-S05P10, S06P06-S06P08,
S07P03. Jumlah rencana produksi Bauksit tertambang pada bulan pertama
sebesar 89.200ton/unwashed, dengan jumlah volume overburden yang harus
dibongkar sebesar 72.500bcm, maka diperoleh nilai stripping ratio 1,31:1.
Ketebalan rata-rata overburden sebesar 1,38m dan Bauksit 1,06m. Bulan ke - 3
memiliki jumlah Bauksit relatif besar yaitu 89.200ton/unwashed. Jika dikalikan
dengan concresi factor rata-rata yaitu 49,04% akan menghasilkan bauksit
tercuci sebesar 43.746ton sehingga didapat jumlah Bauksit yang melebihi dari
target produksi.
79
Tabel 4.9
Hubungan Kebutuhan Alat Mekanis dan Match Factor
Bauksit
Rencana
Bulan Alat Alat
Produksi MF
Muat Angkut
(ton)
1 94.400 1 7 0,80
2 90.400 1 7 0,76
3 89.200 1 7 0,75
Seperti terlihat pada Tabel 4.9 yang merupakan hasil perhitungan produksi dan
kebutuhan peralatan (lampiran K) menunjukkan kebutuhan alat muat dan angkut
Bauksit dari awal hingga akhir penambangan tidak ada perubahan, hal ini
dikarenakan jumlah produksi dan jarak angkut tiap bulannya relatif seragam
sehingga tidak terdapat perubahan jumlah kebutuhan alat. untuk jarak angkut tiap
bulannya relatif seragam jadi tidak terlalu berpengaruh pada kebutuhan alat.
Hasil perhitungan Alat muat (Komatsu PC 400LCSE-7) dan alat angkut (dumptruck
Hino Fm 260Ti) untuk penggalian dan pengangkutan Bauksit didapatkan nilai
match factor (MF) seragam antara 0,75-0,80 Nilai MF<1 ini artinya dumptruck
Hino Fm 260 Ti bekerja 100%, sedangkan Komatsu PC 400LCSE-7 bekerja kurang
dari 100%, sehingga terdapat waktu tunggu pada alat muat Komatsu PC 400LCSE-
7. Hal ini disebabkan produksi dari alat muat berupa Komatsu PC 400LCSE-7
80