You are on page 1of 13

Laporan Praktikum ke-11 Hari/Tanggal : Kamis, 12 Mei 2016

Teknik Dasar Nekropsi Waktu : 08.00-11.00 WIB


Dosen : Drh. Vetnizah Juniantito. Ph.D
Drh. Eva Harlina, M.Si. ApVet
Drh. Heryu Dianto Vibowo

TATA LAKSANA NEKROPSI IKAN


Disusun Oleh:
Kelompok 2:
Harta Milah J3P114024
Zul Ulfa J3P114030
Saut T.R Lumbantoruan J3P114044
Wiwid Rhuwaida J3P214054
Zavira Aysianindita J3P214057
Yudha Mukti J3P214069

PROGRAM KEAHLIAN PARAMEDIK VETERINER


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2016
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar
yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di
Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang
terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa,
Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya"
merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10
ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik
morfologisnya.
Perkembangan zaman yang semakin pesat mengantarkan nekropsi
kedalam ilmu perikanan. Nekropsi amat berperan dalam dunia perikanan,
karena dapat membandingkan dengan tepat ikan yang sehat atau sakit
melalui jaringan – jaringan ikan tersebut. Hal tersebut sangat membantu
sektor perikanan yang kini terlalu mengeksploitasi lingkungan untuk
kegiatan budidaya. Eksploitasi yang berlebihan tersebut menyebabkan
munculnya bakteri dan virus yang dapat menyerang organisme budidaya,
sehingga menurunkan hasil produksi. Nekropsi memiliki peran sebagai
sentral, karena dengan metode kerja ilmu ini dapat melihat kedalam
struktur jaringan. Sehingga dengan ilmu ini dapat menyimpulkan bakteri
atau virus yang menyerang biota budidaya dan megetahui solusi untuk
penyembuhannya (Alifia, 2003).
Nekropsi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk
mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui perubahan struktur yang terjadi
pada organ-organ yang menjadi sasaran utama dari bahan pencemar seperti
insang, hati, ginjal dan sebagainya. Dampak lain dari kepentingan manusia
yaitu pencemaran lingkungan perairan essensial dan nonessensial yang
dapat terjadi pada badan air dalam lingkungan perairan. Hasil pencemaran
yang paling berbahaya untuk ikan adalah logam berat di atas ambang batas
pada perairan. Adanya logam berat diperairan akan secara langsung
mempengaruhi kesehatan ikan terutama pada insang. Karena ikan selalu
melakukan kontak langsung dengan air melalui insang pada saat respirasi.
Setelah itu, organ lain juga akan ikut mengalami kerusakan (Alifia,2003).
1.2 Tujuan
Praktikum teknik dasar nekropsi bertujuan mahasiswa diharapkan
mampu mengetahui teknik nekropsi pada ikan mas dan dapat
melakukannya dengan baik dan benar. Mahasiswa mampu
mengidentifikasi organ-organ pada tubuh ikan mas. Mahasiswa mampu
mengetahui keadaan abnormal yang tardapat pada ikan mas.
METODELOGI
2.1 Tempat dan Waktu Praktikum
Praktikum mengenai teknik nekropsi ikan dilasanakan pada hari
kamis, 12 Mei 2016, pukul 08.00 - 12.00 yang bertempat di GG Klinik.
2.2 Alat dan Bahan
Praktikum yang dilakukan yakni teknik Nekropsi Ikan dan
didahukui dengan teknik pengambilan darah pada ikan. Digunakan
beberapa alat yang berfungsi untuk mempermudah proses nekropsi.
Beberapa alat dan bahan yang dapat digunakan yakni gunting (runcing-
runcing ataupun tumpul-runcing), Spoit, dan Jarum.
2.3 Prosedur Pengambilan Darah Intravena
1. Ikan dipegang menggunakan tangan Kiri dengan posisi miring ke
kanan ataupun ke kiri sehingga sisi kanan atau kiri tubuh ikan berada
di bagian atas.
2. Gurat sisi (garis tengah badan ikan secara vertikal) dicari dan diraba
bagian Vena dari ikan, lalu dipersiapkan untuk pengambilan darah
(handling yang baik agar ikan tidak lepas). Pengambilan darah
sebaiknya dilakukan di bagian paling caudal atau dekat ekor, karena
vena pada ikan semakin caudal semakin besar.
3. Tusukkan jarum 22 G - 23 G pada bagian gurat sisi dengan sudut
kemiringan sekitar 30 derajat. Jarum diarahkan ke cranial dengan
lubang jarum terbuka keatas.
4. Jarum di aspirasi sedikit dan jika sudah terdapat darah pada syringe,
lanjutkan aspirasi sampai jumlah darah yang diinginkan. Jika belum
ada, jarum digeser ke depan (jika jarum sedikit masuk) atau ke
belakang (jika jarum terlalumasuk ke dalam).
2.4 Prosedur Pengambilan Darah Intracardiac
1. Ikan dipegang dengan kuat agar tidak terlepas. Ikan dipegamg dengan
tangan kiri dan diposisikan secara dorso-ventral/dorsal recumbency
Pastikan bagian sekitar kepala dan insang mudah dilakukan
pengambilan darah.
2. Posisi jantung dicari dan diraba disekitar bagian bawah insang. Jantung
ikan berada di sebelah kiri jika ikan diposisikan secara dorso ventral.
Dipastikan terasa denyutan agar tidak salah lokasi pengambilan darah.
3. Jarum dengan ukuran 25 G ditusukkan sekitar 45 derajat kearah
jantung, jarum jangan ditusukkan terlalu dalam. Jika jarum sudah
ditusukkan, dilakukan aspirasi sedikit untuk menentukan darah sudah
masuk atau tidak.
4. Jika sudah ada darah yang keluar, aspirasi dilanjutkan sampai jumlah
darah yang diinginkan.
2.5 Prosedur Nekropsi Pada Ikan
1. Alat dan bahan disiapkan.
2. Sebelum dinekropsi, pemeriksaan keadaan umum luar pada ikan
dilakukan.
3. Kemudian, dilakukan euthasia pada ikan dengan cara memukul bagian
kepala ikan disekitar otak dengan menggunakan gunting.
4. Setelah ter-euthanasia, ikan diinsisi ke arah cranial mulai dari lubang
anus sampai 1/4 bagian dari spekulum ikan.
5. Dilanjutkan insisi ke atas dari 1/4 bagian dari spekulum ikan sampai ke
batas os costae cranial.
6. Dilanjutkan insisi ke atas dari bagian anus ke batas os costae caudal.
7. Insisi dilanjutkan kembali ke arah cranial dari batas os costae caudal
sampai ke batas akhir insisi os costae cranial.
8. Dilakukan pengamatan organ abdomen dan thoraks sebelum
dikeluarkan dari ruang abdmen dan thorax dan juga setelah
dikeluarkan.
9. Dilanjutkan pemeriksaan bagian kepala, pertama insisi dilakukan pada
1/2 bagian spekulum melakukan pemeriksaan insang, kemudian insang
dikeluarkan.
10. Dilanjutkan pemeriksaan otak. Untuk pemeriksaan otak, maka terlebih
dahulu dilakukan pembukaan kepala. Bagian caudal kepala dipotong
secara melintang kurang lebih 2 cm.
11. Kemudian begitu pula dibuat irisan/potongan melintang di daerah
bagian cranial kepala di dekat aperturalfossa nasi kurang lebih 0,5 cm,
12. Kemudian kedua ujung irisan tersebut dihubungkan dengan irisan,
sehingga seluruh bagian atas kavitas kranialis dapat diangkat dan otak
dapat diperiksa.
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Pemeriksaan Keadaan Umum

Gambar 3.1 Pemeriksaan keadaan umum ikan mas


Sebelum dilakukan nekropsi ikan dilakukan, pemeriksaan keadaan
umum luar tubuh ikan diamati. Pemeriksaan keadaan umum ikan
meliputi pemeriksaan sisik, pemeriksaan mulut, pemeriksaan sirip sirip
ikan dan pemeriksaan insang pada ikan. Karena beberapa penyakit dapat
terlihat diluar tubuh ikan seperti virus,parasit,jamur dan bakteri.
Beberapa jenis bakteri yang umum menyerang ikan air tawar seperti
Aeromonas sp, dan streptococcus sp, ( Post, 1987: Austin dan Austin
1993). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri memperlihatkan gejala-
gejala seperti kehilangan nafsu makan, luka- luka pada permukaan tubuh,
perdarahan pada insang, perut membesar berisi cairan,sisik lepas, sirip
ekor lepas. (Post, 1987: Austin dan Austin 1993).Pada saat pemeriksaan
keadaan umum luar pada ikan, lesio ditemukan pada daerah mulut,daerah
insang bagian bawah dan bagian abdomen.

3.2 Pengambilan Sampel Darah

Gambar 3.2.1 Pengambil darah pada gurat sisi ikan mas


Gambar 3.2.2 Pengambilan darah pada intracardia
Setelah pemeriksaan keadaan umum luar dilakukan, pengambilan
darah pada ikan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pengambilan
darah pada ikan dapat dilakukan pada gurat sisi atau intrakardial yang
kemudian darah tersebut dibuat ulas darah untuk pemeriksaan.

3.3 Teknik Euthanasi Ikan


Teknik euthanasia pada ikan dilakukan sebelum nekropsi
dilakukan, euthanasia dilakukan untuk mengurangi rasa sakit pada ikan.
Terdapat 2 teknik euthanasia pada ikan, yang pertama memukul kepala
ikan hingga ikan mati dan cara yang kedua dengan merusak cerebro
spinal dengan bantuan sonde. Pada saat praktikum cara euthanasia yang
dilakukan adalah dengan cara memukul kepala ikan.

3.4 Nekropsi Regio Abdomen Ikan

Gambar 3.4 Regio abdomen ikan mas


Nekropsi ikan dilakukan dengan membuka cavum abdomen
menggunakan gunting bedah yang dimulai memotong lewat kloaka kea
rah depan sampai belakang operculum, dilanjutkan pemotongan ke arah
depan sampai belakang operculum, dilanjutkan pemotongan kea rah
dorsal sampai kloaka lagi sehingga terlihat organnya. Untuk melepaskan
dinding perut maka dilakukan irisan yang menghubungkan ujung-ujung
irisan pertama dan rongga badan dapat diperiksa.
3.5 Pemeriksaan Organ Abdomen

Gambar 3.5.1 Gelembung udara pada ikan mas


Organ yang pertama kali di periksa adalah gelumbung renang.
Gelembung renang pada terdiri dari dua kantung gas yang terletak pada
bagian dorsal.gelembung reang merupakan organ internal yang dipenuhi
oleh gas yang berfungsi member kemampuan ikan untuk mengendalikan
daya apung sehingga mampu menghemat energi untuk berenang. Fungsi
lain gelembung renang adalah digunakan sebagai ruang beresonansi
untuk memproduksi atau menerima suara.pada saat nekropsi ikan,
kantung gelembung terlihat tidak ada perubahan.

Gambar 3.5.2 Hati, pankreas dan empedu pada ikan mas


Pada ikan, hati dan pancreas menyatu menjadi hepatopankreas.
Pengertian hepato pancreas adalah kelenjar pencernaan yang dibangun
dari sel-sel kelenjar hati dan sel-sel kelenjar pancreas. Pada hati terdapat
kantung empedu yang berfungsi untuk menyalurkan cairan empedu.
Pemeriksaan hati dan kantung empedu dilakukan saat nekropsi
ikan, pada keadaan normal hati ikan berwarna kemerahan, kantung
empedu ikan berwarna hijau tua terletak sebelah ventral dari lobus
dekster hepar.
Usus adalah tempat penyerapan utama dari makanan yang telah
diolah dilambung pada ikan. Saat nekropsi usus dan lambung di gunting
untuk melihat keadaan dari mukosa usus dan lambung. Hasil yang
terdapat adalah mukosa usus dan lambung usus tidak memiliki kelainan.
Pada keadaan tertentu usus mengalami perdarahan yang disebut enteritis.

Gambar 3.5.3 Gonad pada ikan mas


Gonad ikan dapat terlihat ketikan nekropsi dilakukan, cara
membedakan gonad ikan mas jantan dengan gonad ikan mas betina dapat
terlihat bahwa gonad ikan mas jantan lebih memanjang jika dibanding
dengan gonad betina. Dan apabila gonad ikan mas betina sudah matang,
telur telur ikan mas dapat terlihat dengan jelas.

Gambar 3.5.4 Otak pada ikan mas


Pemeriksaan otak dilakukan dengan cara tulang bagian dorsal
caput dibuka dengan menyayat memakai scalpel. Otak akan tanmpak
pada cavum cranium.

Gambar 3.5.5 Insang pada ikan mas


Pemeriksaan terakhir adalah pemeriksaan insang, insang ikan
berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu
lembap terdapat 4 lembar insang pada ikan mas. Tiap lembaran insang
terdiri dari sepasang filament dan tiap filament mengandung banyak
banyak lapisan lamella. Agen patologi seperti protozoa,jamur,cacing
dapat ditemukan di insang.
DAFTAR PUSTAKA
Alifia, F dan M.I Djawad. 2003. Kondisi histologi insang dan organ dalam juvenil
ikan masJ. Sains & Teknologi.
Austin B,Austin DA. 1993. Bacterial fish Pathogens. In Diasease in Farmed and
wild fish, Ellis Horwood Ltd, Publisher, Chichester,England.

Post G.1987.Textboook of Fish Health. T.FH. Publication Inc, New York.

You might also like