PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2016 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Ikan mas atau Ikan karper (Cyprinus carpio) adalah ikan air tawar yang bernilai ekonomis penting dan sudah tersebar luas di Indonesia. Di Indonesia, ikan mas mulai dipelihara sekitar tahun 1920-an. Ikan mas yang terdapat di Indonesia merupakan ikan mas yang dibawa dari Cina, Eropa, Taiwan dan Jepang. Selain itu "ikan mas punten" dan "ikan mas majalaya" merupakan hasil seleksi di Indonesia. Sampai saat ini sudah terdapat 10 ikan mas yang dapat diidentifikasi berdasarkan karakteristik morfologisnya. Perkembangan zaman yang semakin pesat mengantarkan nekropsi kedalam ilmu perikanan. Nekropsi amat berperan dalam dunia perikanan, karena dapat membandingkan dengan tepat ikan yang sehat atau sakit melalui jaringan – jaringan ikan tersebut. Hal tersebut sangat membantu sektor perikanan yang kini terlalu mengeksploitasi lingkungan untuk kegiatan budidaya. Eksploitasi yang berlebihan tersebut menyebabkan munculnya bakteri dan virus yang dapat menyerang organisme budidaya, sehingga menurunkan hasil produksi. Nekropsi memiliki peran sebagai sentral, karena dengan metode kerja ilmu ini dapat melihat kedalam struktur jaringan. Sehingga dengan ilmu ini dapat menyimpulkan bakteri atau virus yang menyerang biota budidaya dan megetahui solusi untuk penyembuhannya (Alifia, 2003). Nekropsi dapat digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui kondisi kesehatan ikan melalui perubahan struktur yang terjadi pada organ-organ yang menjadi sasaran utama dari bahan pencemar seperti insang, hati, ginjal dan sebagainya. Dampak lain dari kepentingan manusia yaitu pencemaran lingkungan perairan essensial dan nonessensial yang dapat terjadi pada badan air dalam lingkungan perairan. Hasil pencemaran yang paling berbahaya untuk ikan adalah logam berat di atas ambang batas pada perairan. Adanya logam berat diperairan akan secara langsung mempengaruhi kesehatan ikan terutama pada insang. Karena ikan selalu melakukan kontak langsung dengan air melalui insang pada saat respirasi. Setelah itu, organ lain juga akan ikut mengalami kerusakan (Alifia,2003). 1.2 Tujuan Praktikum teknik dasar nekropsi bertujuan mahasiswa diharapkan mampu mengetahui teknik nekropsi pada ikan mas dan dapat melakukannya dengan baik dan benar. Mahasiswa mampu mengidentifikasi organ-organ pada tubuh ikan mas. Mahasiswa mampu mengetahui keadaan abnormal yang tardapat pada ikan mas. METODELOGI 2.1 Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum mengenai teknik nekropsi ikan dilasanakan pada hari kamis, 12 Mei 2016, pukul 08.00 - 12.00 yang bertempat di GG Klinik. 2.2 Alat dan Bahan Praktikum yang dilakukan yakni teknik Nekropsi Ikan dan didahukui dengan teknik pengambilan darah pada ikan. Digunakan beberapa alat yang berfungsi untuk mempermudah proses nekropsi. Beberapa alat dan bahan yang dapat digunakan yakni gunting (runcing- runcing ataupun tumpul-runcing), Spoit, dan Jarum. 2.3 Prosedur Pengambilan Darah Intravena 1. Ikan dipegang menggunakan tangan Kiri dengan posisi miring ke kanan ataupun ke kiri sehingga sisi kanan atau kiri tubuh ikan berada di bagian atas. 2. Gurat sisi (garis tengah badan ikan secara vertikal) dicari dan diraba bagian Vena dari ikan, lalu dipersiapkan untuk pengambilan darah (handling yang baik agar ikan tidak lepas). Pengambilan darah sebaiknya dilakukan di bagian paling caudal atau dekat ekor, karena vena pada ikan semakin caudal semakin besar. 3. Tusukkan jarum 22 G - 23 G pada bagian gurat sisi dengan sudut kemiringan sekitar 30 derajat. Jarum diarahkan ke cranial dengan lubang jarum terbuka keatas. 4. Jarum di aspirasi sedikit dan jika sudah terdapat darah pada syringe, lanjutkan aspirasi sampai jumlah darah yang diinginkan. Jika belum ada, jarum digeser ke depan (jika jarum sedikit masuk) atau ke belakang (jika jarum terlalumasuk ke dalam). 2.4 Prosedur Pengambilan Darah Intracardiac 1. Ikan dipegang dengan kuat agar tidak terlepas. Ikan dipegamg dengan tangan kiri dan diposisikan secara dorso-ventral/dorsal recumbency Pastikan bagian sekitar kepala dan insang mudah dilakukan pengambilan darah. 2. Posisi jantung dicari dan diraba disekitar bagian bawah insang. Jantung ikan berada di sebelah kiri jika ikan diposisikan secara dorso ventral. Dipastikan terasa denyutan agar tidak salah lokasi pengambilan darah. 3. Jarum dengan ukuran 25 G ditusukkan sekitar 45 derajat kearah jantung, jarum jangan ditusukkan terlalu dalam. Jika jarum sudah ditusukkan, dilakukan aspirasi sedikit untuk menentukan darah sudah masuk atau tidak. 4. Jika sudah ada darah yang keluar, aspirasi dilanjutkan sampai jumlah darah yang diinginkan. 2.5 Prosedur Nekropsi Pada Ikan 1. Alat dan bahan disiapkan. 2. Sebelum dinekropsi, pemeriksaan keadaan umum luar pada ikan dilakukan. 3. Kemudian, dilakukan euthasia pada ikan dengan cara memukul bagian kepala ikan disekitar otak dengan menggunakan gunting. 4. Setelah ter-euthanasia, ikan diinsisi ke arah cranial mulai dari lubang anus sampai 1/4 bagian dari spekulum ikan. 5. Dilanjutkan insisi ke atas dari 1/4 bagian dari spekulum ikan sampai ke batas os costae cranial. 6. Dilanjutkan insisi ke atas dari bagian anus ke batas os costae caudal. 7. Insisi dilanjutkan kembali ke arah cranial dari batas os costae caudal sampai ke batas akhir insisi os costae cranial. 8. Dilakukan pengamatan organ abdomen dan thoraks sebelum dikeluarkan dari ruang abdmen dan thorax dan juga setelah dikeluarkan. 9. Dilanjutkan pemeriksaan bagian kepala, pertama insisi dilakukan pada 1/2 bagian spekulum melakukan pemeriksaan insang, kemudian insang dikeluarkan. 10. Dilanjutkan pemeriksaan otak. Untuk pemeriksaan otak, maka terlebih dahulu dilakukan pembukaan kepala. Bagian caudal kepala dipotong secara melintang kurang lebih 2 cm. 11. Kemudian begitu pula dibuat irisan/potongan melintang di daerah bagian cranial kepala di dekat aperturalfossa nasi kurang lebih 0,5 cm, 12. Kemudian kedua ujung irisan tersebut dihubungkan dengan irisan, sehingga seluruh bagian atas kavitas kranialis dapat diangkat dan otak dapat diperiksa. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Pemeriksaan Keadaan Umum
Gambar 3.1 Pemeriksaan keadaan umum ikan mas
Sebelum dilakukan nekropsi ikan dilakukan, pemeriksaan keadaan umum luar tubuh ikan diamati. Pemeriksaan keadaan umum ikan meliputi pemeriksaan sisik, pemeriksaan mulut, pemeriksaan sirip sirip ikan dan pemeriksaan insang pada ikan. Karena beberapa penyakit dapat terlihat diluar tubuh ikan seperti virus,parasit,jamur dan bakteri. Beberapa jenis bakteri yang umum menyerang ikan air tawar seperti Aeromonas sp, dan streptococcus sp, ( Post, 1987: Austin dan Austin 1993). Penyakit yang disebabkan oleh bakteri memperlihatkan gejala- gejala seperti kehilangan nafsu makan, luka- luka pada permukaan tubuh, perdarahan pada insang, perut membesar berisi cairan,sisik lepas, sirip ekor lepas. (Post, 1987: Austin dan Austin 1993).Pada saat pemeriksaan keadaan umum luar pada ikan, lesio ditemukan pada daerah mulut,daerah insang bagian bawah dan bagian abdomen.
3.2 Pengambilan Sampel Darah
Gambar 3.2.1 Pengambil darah pada gurat sisi ikan mas
Gambar 3.2.2 Pengambilan darah pada intracardia Setelah pemeriksaan keadaan umum luar dilakukan, pengambilan darah pada ikan dilakukan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Pengambilan darah pada ikan dapat dilakukan pada gurat sisi atau intrakardial yang kemudian darah tersebut dibuat ulas darah untuk pemeriksaan.
3.3 Teknik Euthanasi Ikan
Teknik euthanasia pada ikan dilakukan sebelum nekropsi dilakukan, euthanasia dilakukan untuk mengurangi rasa sakit pada ikan. Terdapat 2 teknik euthanasia pada ikan, yang pertama memukul kepala ikan hingga ikan mati dan cara yang kedua dengan merusak cerebro spinal dengan bantuan sonde. Pada saat praktikum cara euthanasia yang dilakukan adalah dengan cara memukul kepala ikan.
3.4 Nekropsi Regio Abdomen Ikan
Gambar 3.4 Regio abdomen ikan mas
Nekropsi ikan dilakukan dengan membuka cavum abdomen menggunakan gunting bedah yang dimulai memotong lewat kloaka kea rah depan sampai belakang operculum, dilanjutkan pemotongan ke arah depan sampai belakang operculum, dilanjutkan pemotongan kea rah dorsal sampai kloaka lagi sehingga terlihat organnya. Untuk melepaskan dinding perut maka dilakukan irisan yang menghubungkan ujung-ujung irisan pertama dan rongga badan dapat diperiksa. 3.5 Pemeriksaan Organ Abdomen
Gambar 3.5.1 Gelembung udara pada ikan mas
Organ yang pertama kali di periksa adalah gelumbung renang. Gelembung renang pada terdiri dari dua kantung gas yang terletak pada bagian dorsal.gelembung reang merupakan organ internal yang dipenuhi oleh gas yang berfungsi member kemampuan ikan untuk mengendalikan daya apung sehingga mampu menghemat energi untuk berenang. Fungsi lain gelembung renang adalah digunakan sebagai ruang beresonansi untuk memproduksi atau menerima suara.pada saat nekropsi ikan, kantung gelembung terlihat tidak ada perubahan.
Gambar 3.5.2 Hati, pankreas dan empedu pada ikan mas
Pada ikan, hati dan pancreas menyatu menjadi hepatopankreas. Pengertian hepato pancreas adalah kelenjar pencernaan yang dibangun dari sel-sel kelenjar hati dan sel-sel kelenjar pancreas. Pada hati terdapat kantung empedu yang berfungsi untuk menyalurkan cairan empedu. Pemeriksaan hati dan kantung empedu dilakukan saat nekropsi ikan, pada keadaan normal hati ikan berwarna kemerahan, kantung empedu ikan berwarna hijau tua terletak sebelah ventral dari lobus dekster hepar. Usus adalah tempat penyerapan utama dari makanan yang telah diolah dilambung pada ikan. Saat nekropsi usus dan lambung di gunting untuk melihat keadaan dari mukosa usus dan lambung. Hasil yang terdapat adalah mukosa usus dan lambung usus tidak memiliki kelainan. Pada keadaan tertentu usus mengalami perdarahan yang disebut enteritis.
Gambar 3.5.3 Gonad pada ikan mas
Gonad ikan dapat terlihat ketikan nekropsi dilakukan, cara membedakan gonad ikan mas jantan dengan gonad ikan mas betina dapat terlihat bahwa gonad ikan mas jantan lebih memanjang jika dibanding dengan gonad betina. Dan apabila gonad ikan mas betina sudah matang, telur telur ikan mas dapat terlihat dengan jelas.
Gambar 3.5.4 Otak pada ikan mas
Pemeriksaan otak dilakukan dengan cara tulang bagian dorsal caput dibuka dengan menyayat memakai scalpel. Otak akan tanmpak pada cavum cranium.
Gambar 3.5.5 Insang pada ikan mas
Pemeriksaan terakhir adalah pemeriksaan insang, insang ikan berbentuk lembaran-lembaran tipis berwarna merah muda dan selalu lembap terdapat 4 lembar insang pada ikan mas. Tiap lembaran insang terdiri dari sepasang filament dan tiap filament mengandung banyak banyak lapisan lamella. Agen patologi seperti protozoa,jamur,cacing dapat ditemukan di insang. DAFTAR PUSTAKA Alifia, F dan M.I Djawad. 2003. Kondisi histologi insang dan organ dalam juvenil ikan masJ. Sains & Teknologi. Austin B,Austin DA. 1993. Bacterial fish Pathogens. In Diasease in Farmed and wild fish, Ellis Horwood Ltd, Publisher, Chichester,England.
Post G.1987.Textboook of Fish Health. T.FH. Publication Inc, New York.