You are on page 1of 6

Kusumawati/Galenika

GALENIKA Journal of Pharmacy Vol. 1 (2) : 73 - Journal


78 of Pharmacy ISSN : 2442-8744
October 2015

FORMULASI TABLET EKSTRAK DAUN SAMBILOTO


(Andrographis paniculata N.) SECARA KEMPA LANGSUNG DENGAN KOMBINASI
MANITOL – SORBITOL SEBAGAI BAHAN PENGISI

TABLETS FORMULATION OF CREAT (Andrographis paniculata N.) LEAVES


EXTRACT BY DIRECTLY COMPRESSED WITH COMBINATION OF MANITOL-
SORBITOL AS FILLER MATERIALS

Lutfiana Kusumawati1*
1
Akademi Farmasi Tadulako Farma, Palu

Received 01 Juli 2015, Accepted 14 September 2015

ABSTRAK

Telah dilakukan penelitian tentang Formulasi Tablet Ekstrak Daun Sambiloto (Andrographis paniculata
N.) secara kempa langsung dengan kombinasi manitol – sorbitol sebagai bahan pengisi. Hasil uji menunjukkan
bahwa semua formula memenuhi persyaratan uji keseragaman ukuran, bobot, kerapuhan dan kekerasan tablet
seperti yang dipersyaratkan dalam Farmakope Indonesia dan Monografi lainnya. Uji statistik menggunakan
Ansira (Analisis Sidik Ragam) menunjukkan bahwa penggunaan kombinasi bahan pengisi manitol – sorbitol
pada formula I, II dan III yaitu berturut-turut 50% : 50%, 75% : 25% dan 25% : 75%, memberikan pengaruh
yang tidak signifikan terhadap sifat fisik tablet.

Kata Kunci : Tablet, Ekstrak Daun Sambiloto, Kempa Langsung, Manitol-Sorbitol.

ABSTRACT

It has been conducted research about Tablets Formulation of Creat (Andrographis paniculata N.)
Leaves Extract in Directly Compressed with Combination of Manitol-Sorbitol as Filler Materials. The result of
test shows that every formula fulfills test conditions of quality for uniformity of weight, brittleness, size measure
and hardness, such as those which qualified by Farmacope Indonesia and other monographs. Statistical test
using Ansira (Variance Design Analysis) indicates that usage of filler materials combinations mannitol –
sorbitol for formula I, II and III respectively 50% : 50%, 75% : 25% dan 25% : 75%, yield no significant effect
for physical quality tablet.

Keywords : Tablets, Creat Leaves Extract, Directly Compressed, Mannitol – Sorbitol.

*Corresponding author : Lutfiana Kusumawati, evhy_luthfi @yahoo.co.id (ph: +62-853-3624-2345)

73
Kusumawati/Galenika Journal of Pharmacy

PENDAHULUAN METODE PENELITIAN


Pemanfaatan berbagai bahan alam dari Bahan yang digunakan adalah Cab-O-
tumbuh-tumbuhan untuk pengobatan Sil (Brataco), Ekstrak Daun Sambiloto
tradisional khususnya di Indonesia, merupakan (Adrographis Folium), etanol (Brataco), talk
upaya meningkatkan kemampuan masyarakat (Brataco), manitol (Brataco), pati jagung
untuk hidup sehat dan mampu mengatasi (Brataco), Polivinilpirolidon (Brataco) dan
masalah kesehatannya sendiri tanpa bantuan sorbitol (Brataco).
tenaga kesehatan. Upaya pengobatan secara Sebelum dilakukan formulasi, terlebih
tradisional merupakan suatu alternatif yang dahulu dilakukan pengolahan simplisia dari
tepat sebagai pendamping pengobatan modern Daun Sambiloto (Andrographis paniculata N.)
(Siswadi, 2006). dan diekstraksi secara maserasi dengan
Bahan alam yang dapat digunakan menggunakan pelarut etanol 96%. Ekstrak
untuk pengobatan salah satunya adalah yang diperoleh dipekatkan dengan rotary
Sambiloto (Andrographis paniculata N.). vaccum evaporator sampai diperoleh ekstrak
Sambiloto yang memiliki rasa sangat pahit ini, kental bebas pelarut, dan siap untuk
telah dikenal berkhasiat dan efektif untuk diformulasikan.
pengobatan; misalnya sebagai obat batuk, Penyiapan Formulasi Ekstrak daun
antipiretik, diabetes mellitus, darah tinggi, Sambiloto dimodifikasi dari formula standar
demam dan sebagainya. Menurut penelitian paracetamol sebagai tablet (Gennaro, A.R.
terdahulu. Daun sambiloto digunakan oleh 1990):
masyarakat dengan cara yang masih Acetaminofen 300 mg
tradisional yaitu dengan merebus tanaman ini Polivinilpirolidon 22,5 mg
kemudian diminum airnya, namun cara ini Laktosa 61,75 mg
dinilai kurang aman dan dosisnyapun tidak Alkohol l4,5 ml
seragam (Winarto, W.P, 2003). Asam Stearat 9 mg
Berdasarkan hal ini, maka mendorong Talk 13,5 mg
untuk dilakukan pengembangan dari bentuk Starch Jagung 43,25 mg
tradisional ke bentuk modern yang lebih
menyenangkan yaitu tablet. Tablet merupakan Tabel 1. Formula Ekstrak Daun Sambiloto
sediaan farmasi yang praktis dalam hal dengan kombinasi manitol-sorbitol sebagai
penyimpanan dan pemakaiannya, mudah bahan pengisi.
dibawa kemana-mana, stabilitas obatnya lebih Bahan Fungsi FI FII FIII
terjamin dan dapat memberikan takaran dosis (mg) (mg) (mg
zat aktif yang lebih seragam (Lachman, L, et Ekstrak daun
al, 1994). Sambiloto Zat Aktif 25 25 25
Hampir semua tablet memerlukan 5%
penambahan komponen atau eksipien untuk Manitol 180 270 90
berbagai tujuan dengan zat aktif agar Pengisi
Sorbitol 180 90 270
memenuhi persyaratan resmi (Farmakope PVP Pengikat 25 25 25
Indonesia). Salah satu eksipien yang Pati jagung Penghancur 15 15 15
digunakan adalah bahan pengisi yang dapat Talk Lubrikan 25 25 25
ditambahkan bila zat aktif jumlahnya sedikit. Cab-O-Sil Absorben 50 50 50
Bahan pengisi ini selain berfungsi untuk
memperbesar volume tablet, juga menjamin A. Prosedur Pembuatan Tablet
tablet mempunyai ukuran yang seragam serta 1. Penimbangan Bahan
untuk memperbaiki daya kohesi sehingga Menimbang bahan untuk masing-masing
dapat dikempa langsung atau untuk memacu formula I, II dan III, yaitu : ekstrak daun
aliran. Jumlah bahan pengisi yang dibutuhkan sambiloto 25 mg, Cab-O-Sil 50 mg, pati
bervariasi, berkisar 5-80% dari bobot tablet jagung 15 mg, PVP 25 mg, talk 25 mg,
(tergantung jumlah zat aktif dan bobot tablet manitol untuk FI = 180 mg, FII = 270 mg, FIII
yang diinginkan). Tablet dengan bahan aktif = 90 mg dan sorbitol untuk FI = 180 mg, FII =
berdosis kecil, maka sifat tablet (campuran 90 mg, dan FIII = 270 mg.
massa yang akan dibuat tablet) secara
keseluruhan ditentukan oleh sifat bahan 2. Pencampuran
pengisi (Ansel, M. 1993).

74
Kusumawati/Galenika Journal of Pharmacy

Mencampurkan bahan aktif ekstrak daun C. Analisa Hasil


sambiloto dengan Cab-O-Sil, PVP, pati jagung Data yang diperoleh dianalisis melalui dua
dan pengisi (manitol – sorbitol) hingga pendekatan yaitu secara teoritis dan statistik.
homogen, selanjutnya tambahkan Talk Secara teoritis, hasil yang diperoleh
kemudian digerus untuk memperoleh dibandingkan dengan persyaratan yang
campuran yang homogen. tercantum dalam Farmakope Indonesia dan
pustaka lainnya.
3. Kompresi Tablet Secara pendekatan statistik, hasil dari uji
Campuran bahan untuk masing – masing mutu fisik tablet diolah menggunakan uji
formula I, II dan III ditabletasi dengan metode ansira (Uji F). Jika F hitung lebih kecil dari F
kempa langsung menggunakan mesin tablet tabel, maka tidak ada perbedaan yang
single punch hingga terbentuk tablet oral signifikan. Jika F hitung lebih besar dari F
dengan bobot rata-rata 500 mg per tablet. tabel maka dilakukan uji lanjut berdasarkan
Selanjutnya tablet oral tersebut diuji sifat Koefisien Keragaman (KK) yang diperoleh.
fisiknya.
HASIL DAN PEMBAHASAN
B. Pengujian Sifat Fisik Tablet Hasil penelitian
1. Keseragaman ukuran Uji keseragaman ukuran tablet
Sejumlah 10 tablet, diukur ketebalannya dimaksudkan untuk menguji keseragaman
satu persatu memakai jangka sorong yang ukuran tablet dari masing–masing formula
melengkung. Kecuali dinyatakan lain, yang dibuat, kemudian dibandingkan dengan
diameter tablet tidak lebih dari 1 ⅓ tebal persyaratan keseragaman ukuran tablet yang
tablet. Perbedaan ketebalan tablet harus tidak tertera pada monografi. Hasil uji keseragaman
dapat dibedakan hanya dengan melihat tanpa ukuran dari masing- masing formula dapat
mengukur. dilihat dalam tabel 2.

2. Keseragaman bobot tablet Tabel 2. Hasil uji keseragaman ukuran


Sejumlah 10 tablet ditimbang, kemudian tablet ekstrak daun sambiloto dengan
dihitung rata – rata bobotnya, untuk tablet kombinasi manitol-sorbitol sebagai bahan
yang bobotnya lebih dari 300 mg, jika pengisi.
ditimbang satu persatu maka tidak lebih dari Ulangan
Jumlah Rata-rata
Formula (mm)
satu tablet yang masing – masing bobotnya 1 2 3
(mm) (mm)
menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata FI 2,50 2,77 2,50 7,77 2,59
sebesar 5 % dan tidak satu tablet pun yang FII 2,86 2,82 2,85 8,56 2,85
FIII 2,86 2,78 2,82 8,46 2,82
menyimpang lebih besar dari bobot rata – rata Jumlah 8,22 8,47 8,17 24,79 8,26
sebesar 10 %.
Uji keseragaman bobot dimaksudkan untuk
3. Kerapuhan tablet menguji keseragaman bobot tablet dari masing
Sejumlah 10 tablet dibebas debukan, – masing formula yang dibuat kemudian
kemudian ditimbang (M1 gram) dan dijatuhkan dibandingkan dengan persyaratan
dari ketinggian 1 meter. Tablet dibebas keseragaman bobot yang tertera dalam
debukan lagi dan ditimbang kembali (M2 monografi. Hasil uji keseragaman bobot dari
gram). masing – masing formula dapat dilihat pada
M1 – M2 tabel 3.
Kerapuhan Tablet = X 100%
M1
Tabel 3. Hasil uji keseragaman bobot tablet
estrak daun sambiloto dengan kombinasi
4. Kekerasan tablet manitol–sorbitol sebagai bahan pengisi
Sejumlah 10 tablet, diletakkan satu persatu Ulangan Rata-
Jumlah
dengan posisi tegak lurus pada alat hardness Formula (mm)
(mm)
rata
1 2 3 (mm)
tester, tekanan ditinggikan hingga tablet pecah
FI 499,99 498,68 497,73 1496,40 498,8
dan hancur. Tekanan dibaca pada skala yang FII 498,57 497,80 496,65 1493,02 497,67
tertera pada alat tersebut yang dinyatakan FIII 498,65 498,62 498,38 1495,65 598,55
dalam satuan kg. Jumlah 1497,65 1497,1 1492,76 4485,07 1495,02

75
Kusumawati/Galenika Journal of Pharmacy

Uji kekerasan tablet dimaksudkan untuk kompresibilitas tablet sehingga setelah massa
mengetahui kekerasan tablet formula yang ekstrak daun sambiloto dicampurkan bahan
dibuat, kemudian dibandingkan dengan pengisi tersebut, maka akan menghasilkan
persyaratan kekerasan yang tertera dalam tablet yang lebih kompak pada saat dikempa.
monografi. Hasil uji kekerasan dari masing- Uji kualitas terhadap tablet yang
masing formula dapat dilihat pada tabel 4. dihasilkan, mutlak harus dilakukan. Hal ini
terkait dengan kualitas/mutu tablet yang
Tabel 4. Hasil uji kekerasan tablet ekstrak diharapkan. Pengujian untuk kontrol kualitas
daun sambiloto dengan kombinasi manitol – tablet cukup banyak dan beragam tergantung
sorbitol sebagai bahan pengisi pada jenis tabletnya (Sulaiman, 2007)
Ulangan Rata-
Formula (mm)
Jumlah
rata Uji yang perlu dilakukan untuk
(mm)
1 2 3 (mm) sediaan tablet menurut Farmakope Indonesia
FI 4,35 4,17 4,04 12,56 4,18 sebagai buku standar resmi, diantaranya adalah
FII 4,12 4,34 4,04 12,50 4,17
FIII 4,15 4,01 4,03 12,19 4,06
uji keseragaman ukuran, uji keseragaman
Jumlah 12,62 12,52 12,11 37,25 12,41 bobot, uji kekerasan tablet, dan uji kerapuhan
tablet.
Uji kerapuhan tablet dimaksudkan untuk Hasil uji keseragaman ukuran tablet
menguji kerapuhan tablet dari masing – ekstrak daun sambiloto pada tabel 2
masing formula yang dibuat, kemudian menunjukkan bahwa semua formula
dibandingkan dengan persyaratan kerapuhan memenuhi persyaratan uji keseragaman ukuran
yang tertera dalam monografi. Hasil uji sesuai yang tertera dalam Farmakope
kerapuhan dari masing – masing formula dapat Indonesia Ed.III yang menyatakan bahwa
dilihat pada table 5. diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak
kurang dari 1 1/3 tebal tablet. Keseragaman
Tabel 5. Hasil uji kerapuhan tablet ekstrak ukuran tablet berhubungan dengan kemudahan
daun sambiloto dengan kombinasi manitol – tablet digunakan. Bentuk dan diameter tablet
sorbitol sebagai bahan pengisi ditentukan oleh bentuk cetakan tablet yang
Ulangan
Jumlah
Rata- digunakan untuk mengkompresi tablet,
Formula (mm) rata
1 2 3
(mm)
(mm)
demikian ketebalan tablet juga dipengaruhi
FI 0,30 0,48 0,49 1,27 0,42 oleh jumlah massa/serbuk yang dapat diisikan
FII 0,39 0,67 0,34 1,40 0,46 ke dalam cetakan dan sejumlah tekanan ketika
FIII 0,43 0,43 0,55 1,41 0,47 dilakukan kompresi. Keseragaman bobot tablet
Jumlah 1,12 1,58 1,62 4,08 1,35
merupakan keseragaman dari bobot tiap-tiap
tablet, yang ditentukan berdasarkan banyaknya
Pembahasan
penyimpangan bobot tiap-tiap tablet terhadap
Pada penelitian ini dilakukan
bobot rata-rata dari seluruh tablet.
pembuatan tablet dari ekstrak Daun Sambiloto
Keseragaman bobot menurut Farmakope
dengan menggunakan metode kempa
Indonesia Ed.III yaitu jika 10 tablet dengan
langsung. Kempa langsung merupakan
bobot lebih dari 300 mg ditimbang satu
metode pembuatan tablet yang paling tepat
persatu, maka tidak satu tabletpun yang
karena metode ini menggunakan penanganan
bobotnya menyimpang dari bobot rata –
bahan-bahan paling sedikit dan tidak
ratanya lebih besar dari yang ditetapkan 5%
melibatkan tahap pengeringan atau
dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
pemanasan. Oleh karena itu, metode ini paling
menyimpang lebih besar dari 10%.
efisien energi, prosesnya singkat dan dapat
Keseragaman bobot yang dihasilkan pada tabel
digunakan untuk zat yang bersifat lembab.
3 menunjukkan semua formula telah
Pemilihan kombinasi manitol – sorbitol
memenuhi persyaratan farmakope yaitu tidak
sebagai bahan pengisi pada metode kempa
satu tabletpun yang menyimpang lebih besar
langsung, dapat dilihat dari sifat manitol yang
dari bobot rata-rata 5% dan 10%.
memiliki sifat alir yang kurang baik sedangkan
Kekerasan tablet merupakan parameter
sorbitol sifat alirnya baik (Sulaiman, S., 2007).
yang menunjukkan kekuatan atau ketahanan
Kombinasi manitol-sorbitol selain
tablet terhadap berbagai guncangan mekanik
ditujukan untuk mencukupkan bobot tablet
pada saat pembuatan, pengepakan dan
juga untuk menutupi sifat alir yang tidak baik
pendistribusian ke konsumen. Umumnya
dari manitol tersebut dan meningkatkan
semakin besar tekanan yang diberikan pada

76
Kusumawati/Galenika Journal of Pharmacy

saat pengempaan, maka semakin keras tablet sorbitol, 75% manitol : 25% sorbitol dan 25%
yang dihasilkan. Kekerasan tablet yang baik manitol : 75% sorbitol) bahan pengisi yang
berdasarkan Farmakope Indonesia adalah digunakan, tidak mempengaruhi keseragaman
tablet yang memiliki kekerasan antara 4 – 8 bobot tablet ekstak daun sambiloto karena
Kg. bobot rata-rata yang diperoleh relatif sama.
Hasil penelitian pada tabel 4, Hal ini disebabkan karena pencampuran
menunjukkan bahwa kekerasan tablet yang serbuk yang homogen dan penimbangan yang
diperoleh pada formula I, II dan III memenuhi seragam untuk tiap tabletnya, sehingga bobot
syarat Farmakope Indonesia yaitu dengan nilai tablet yang diperolehpun seragam dan
rata-rata kekerasan berturut-turut 4,18 kg, 4,16 memenuhi persyaratan.
kg dan 4,06 kg. Kerapuhan adalah persen Hasil perhitungan statistik uji F
bobot yang hilang setelah tablet diguncang dan terhadap uji kekerasan tablet didapatkan nilai
ditandai dengan massa partikel yang Fhitung sebesar 1 dengan nilai Ftabel pada
berjatuhan atau terlepas dari tablet melalui taraf 1% (0,01) yaitu 10,92. Nilai tersebut
pengujian mekanis. Pada umumnya apabila menunjukkan bahwa nilai Fhitung kurang dari
tablet memiliki kekerasan yang cukup, maka nilai Ftabel, dengan demikian kombinasi
kerapuhannya mungkin berkurang. bahan pengisi manitol-sorbitol pada tablet
Hasil uji kerapuhan yang tertera pada ekstrak daun sambiloto tidak memberikan
tabel 5 menunjukkan bahwa semua formula pengaruh yang signifikan terhadap kekerasan
memenuhi standar Farmakope Indonesia yang tablet ekstrak daun sambiloto.
menyatakan bahwa kehilangan berat lebih Perhitungan uji F untuk uji kerapuhan
kecil dari 0,5% sampai 1% masih dapat tablet ekstrak daun sambiloto diperoleh nilai
diterima. Fhitung sebesar 0,45 dengan nilai Ftabel pada
Berdasarkan hasil perhitungan statistik taraf 1% (0,01) yaitu 10,92. Hal ini berarti
dengan menggunakan analisis sidik ragam (uji nilai Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga
F) terhadap keseragaman ukuran tablet, dapat disimpulkan bahwa perbandingan
diperoleh nilai Fhitung sebesar 0,04 dengan kombinasi bahan pengisi manitol-sorbitol
nilai Ftabel pada taraf 1% (0,01) yaitu 10,92. memberikan pengaruh yang tidak signifikan
Nilai tersebut menunjukkan bahwa nilai terhadap kerapuhan tablet ekstrak daun
Fhitung kurang dari Ftabel, sehingga sambiloto.
penambahan kombinasi pengisi manitol- Berdasarkan hasil perhitungan dengan
sorbitol pada tablet ekstrak daun sambiloto menggunakan uji F untuk uji kekerasan dan
tidak memberikan perbedaan yang signifikan kerapuhan tablet, maka dapat diketahui bahwa
terhadap keseragaman ukuran tablet ekstrak tidak terdapat perbedaan yang signifikan
daun sambiloto. terhadap keduanya. Hal ini memberi arti
Hal ini berarti bahwa kombinasi bahan bahwa perbedaan kombinasi yang diberikan
pengisi manitol-sorbitol yang ditambahkan, yaitu 50% manitol : 50% sorbitol,
tidak mempengaruhi keseragaman ukuran menghasilkan kekerasan dan kerapuhan tablet
tablet yang diperoleh pada masing-masing yang relatif sama dengan penambahan
formula, disebabkan karena adanya kombinasi manitol-sorbitol 75% : 25% dan
keseragaman diameter alat kempa dan 25% : 75%. Hal ini disebabkan karena adanya
keseragaman massa atau serbuk yang mengisi keseragaman ukuran partikel massa serbuk
lubang kempa (die) serta tekanan yang yang akan dikempa dan tekanan pengempaan
seragam pada saat pengempaan. yang diberikan. Semakin keras tekanan
Perhitungan uji ansira (Uji F) untuk uji pengempaan maka semakin keras tablet yang
keseragaman bobot, diperoleh nilai Fhitung dihasilkan dan semakin kurang kerapuhannya.
sebesar 1,41 dengan nilai Ftabel pada taraf 1% Penambahan kombinasi pengisi yang berfungsi
(0,01) yaitu 10,92. Nilai tersebut menujukkan untuk memperbaiki sifat alir dan
bahwa nilai Fhitung kurang dari Ftabel, maka meningkatkan kompresibilitas tablet, dapat
dapat disimpulkan bahwa perbandingan membentuk tablet yang lebih kompak
kombinasi pengisi manitol-sorbitol sehingga menghasilkan tablet yang lebih baik
memberikan pengaruh yang tidak signifikan dengan kekerasan dan kerapuhan yang
terhadap keseragaman bobot tablet ekstrak memenuhi persyaratan.
daun sambiloto. Artinya, bahwa dengan
kombinasi berapapun (50% manitol : 50%

77
Kusumawati/Galenika Journal of Pharmacy

DAFTAR PUSTAKA Industri. Ed. III, Terjamahan: Suyatmi,


S., UI Press. Jakarta.
Ansel, M. (1993). Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi, Ed.IV, Universitas Indonesia Siswadi. (2006). Budi Daya Tanaman Obat,
Press, Jakarta. Citra Ali Parama, Yogyakarta.

Gennaro, A.R. (1990). Remington: The Sulaiman, S. (2007). Teknologi dan Formulasi
Science and Practice of Pharmacy 20th Sediaan Tablet. Pustaka Laboratorium
Ed. University of The Sicience in Teknologi Farmasi Fakultas Farmasi,
Philadelphia Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta.

Lachman, L., Liebermean, H.A., dan Kanig, Winarto, W.P. (2003). Sambiloto Bididaya
J.L. (1994). Teori dan Praktik Farmasi dan Pemanfaatan untuk Obat. Penebar
Swadaya, Jakarta.

78

You might also like